BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon dan ketinggiannya dapat mencapai 24 m. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil, apabila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Agar kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai minyak secara maksimal, maka perlu dilakukan proses pengolahan kelapa sawit dari TBS (Tandan Buah Segar) hingga dihasilkan CPO ((Crude ). Hasil sebagi CPO dapat Crude Palm Oil ). dimanfaa dimanfaatka tka n sebagai seb agai min minyak yak goreng, sabun s abun dan lilin. lilin.
Proses pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk memperoleh minyak dengan kualitas yang baik. Dalam pengolahan TBS, proses perebusan merupakan salah satu sat u proses pro ses yang paling paling mendasar. endas ar. Pros P roses es pereb pe rebusan usan yang yang optim opt imal al akan memu memudahka dahkan n proses selan selanju jutn tny ya, seperti seperti pemi pemipil pilan dalam dalam efesi efesien ensi si,, kual kualiitas dan peroleh perolehan an rendem rendemen en minyak CPO. Dalam proses perebusan selalu terjadi kehilangan minyak. Setiap pabrik kelapa sawit berusaha untuk memperkecil kehilangan minyak pada setiap stasiun, salah satunya adalah stasiun perebusan. Angka kehilangan minyak pada pabrik pengolahan kelapa sawit merupakan ukuran efisiensi ekstraksi pabrik. Oleh karena itu, setiap sisa buan buang gan dari proses peng pengolah olahan an harus arus
dian dianal aliisa
deng dengan teli teliti untuk tuk memasti emastikan kan
peng pengutipan tipan minyak berjalan berjalan optim optimal. al.
PT Anugerah Energitama merupakan perusahaan yang mengolah buah kelapa sawit menjadi CPO (Crude (Crude Palm Oil ) dan kernel. PT Anugerah Energitama memiliki Pabrik peng pengolah olahan an kelapa kelapa sawit sawit (PKS) yaitu aitu Tepi Tepian Lan Langsat Mil Mill (TLSM (TLSM)) yang ang merupakan erupakan salah satu pabrik dengan sistem perebusan horizontal dan menerapkan sistem FI-FO (first in- first out). Selain itu lokasi pabrik yang tidak jauh dari pelabuhan malloy mempermuda empermudah h transportasi untuk untuk pengang pengangkuta kuta n CPO CP O (Crude Palm Oil ) dan kernel.
1
1.2 Tujuan Prakt P raktek ek Kerja er ja Lapangan Lapangan
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai beriku berikut: t: 1. Mengetahui kapasitas kap asitas prod p roduksi uksi dan hasil produks pr oduksii di PKS PK S PT Anugerah Anugerah Energita Energitama ma 2. Mengetahui proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) hingga menjadi produk CPO (Crude (Crude Palm Oil ) dan kernel ker nel di PKS PK S PT Anugerah Anugerah Energita Energitama. ma. 3. Mengetahui analisa-analisa yang dilakukan di Laboratorium PKS PT Anugerah Energitama.
1.3 Ruang Lingkup Praktek kerja Lapangan
Manfaat Manfaat yang yang dicapai dicapa i dari Praktek Prakte k Kerja Ke rja Lapangan Lapangan melip elip uti: 1. Bagi mahasiswa a. Memperoleh pengalaman kerja dan mengenal lebih jauh relevansi ilmu yang diterima selama kuliah, dimana merupakan pengembangan dari teori-teori yang diterima selama kuliah, serta lebih mengenal sistem proses dan produksi PKS PT Anugerah Energitama.
2. Bagi Perguruan Tinggi a. Sebagai masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana mahasiswa Teknik Kimia memahami dan mempraktikkan apa yang telah diterima diperkuliahan untuk untuk diapli diaplikasika kas ikan n atau digun digunaka aka n diperusa diperusahaan. haan. b. Sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Universitas Mulawarman Samarinda, khususnya mengenai rekruitmen tenaga kerja. c. Mencetak
sarjana
yang
terampil,
kreatif,
dinamis,
profesional,
jujur
dan
bertang bertanggung jawab jawab dalam melakuk melakukan an suatu suatu pekerjaan. pekerjaan.
3. Bagi Perusahaan a. Memperoleh gambaran mengenai calon sumber daya manusia yang memiliki kompetisi kompet isi dan da n kemampuan bagi masa masa depan de pan perusahaan. per usahaan.
2
1.2 Tujuan Prakt P raktek ek Kerja er ja Lapangan Lapangan
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai beriku berikut: t: 1. Mengetahui kapasitas kap asitas prod p roduksi uksi dan hasil produks pr oduksii di PKS PK S PT Anugerah Anugerah Energita Energitama ma 2. Mengetahui proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) hingga menjadi produk CPO (Crude (Crude Palm Oil ) dan kernel ker nel di PKS PK S PT Anugerah Anugerah Energita Energitama. ma. 3. Mengetahui analisa-analisa yang dilakukan di Laboratorium PKS PT Anugerah Energitama.
1.3 Ruang Lingkup Praktek kerja Lapangan
Manfaat Manfaat yang yang dicapai dicapa i dari Praktek Prakte k Kerja Ke rja Lapangan Lapangan melip elip uti: 1. Bagi mahasiswa a. Memperoleh pengalaman kerja dan mengenal lebih jauh relevansi ilmu yang diterima selama kuliah, dimana merupakan pengembangan dari teori-teori yang diterima selama kuliah, serta lebih mengenal sistem proses dan produksi PKS PT Anugerah Energitama.
2. Bagi Perguruan Tinggi a. Sebagai masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana mahasiswa Teknik Kimia memahami dan mempraktikkan apa yang telah diterima diperkuliahan untuk untuk diapli diaplikasika kas ikan n atau digun digunaka aka n diperusa diperusahaan. haan. b. Sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Universitas Mulawarman Samarinda, khususnya mengenai rekruitmen tenaga kerja. c. Mencetak
sarjana
yang
terampil,
kreatif,
dinamis,
profesional,
jujur
dan
bertang bertanggung jawab jawab dalam melakuk melakukan an suatu suatu pekerjaan. pekerjaan.
3. Bagi Perusahaan a. Memperoleh gambaran mengenai calon sumber daya manusia yang memiliki kompetisi kompet isi dan da n kemampuan bagi masa masa depan de pan perusahaan. per usahaan.
2
b. Sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Universitas Mulawarman Samarinda, khususnya mengenai rekruitmen tenaga kerja.
1.4 Ruang Lingkup Lingkup Prakt Praktik ik Ke rja rja Lapangan (PKL)
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi : a. Mempelajari dan memahami proses pembuatan CPO dan kernel di PKS PT Anugerah Energitama. b. Mempelajari dan memahami sistem pengendalian dan peralatan penunjang lainnya yang berhubungan dengan pengolahan CPO kernel di PKS PT Anugerah Energitama.
3
BAB II ORGANISASI PERUSAHAAN
2.1
Profil PTAnugerahEnergitama
2.1.1
SejarahPerkembangan Perusahaan
Sejarah berdirinya PT Anugerah Energitama diawali pendirian PT Anugerah Bara Kaltim sebagai perusahaan tambang batubara pada tahun 1997, dengan tingkat produksi terbesar
di
Indonesia.
PT
Anugerah
Bara
Kaltim
mulai
melakukan
eksplorasi
pertamban pertambang gan batubara batubara di Kali Kalimantan antan tim timur. Sampai Sampai deng dengan akhi akhir tahu tahun 2007. Pada tahun 2008, pimpinan dan manajemen PT Anugerah Bara Kaltim memutuskan untuk melakukan investasi dengan mendirikan PT Anugerah Energitama sebagai perusahaan perkebun perkebunan kelapa kelapa sawit sawit dan menjadi enjadi bagi bagian dari PT Palm Palma Serasih Serasih Group. Group. Hin Hinggakin akini, PT Anugerah Energitama telah memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yaitu Tepian Langsat Mill (TLSM) yang didirikan pada maret 2013 dan diresmikan pada 2 desember 2014.
2.1.2
Lokasi Perusahaan
Perkebunan
PT
Anugerah
Energitama
terletak
di
desa
tepian
langsat,
gunung
kudungdan kabupaten Berau serta memiliki pabrik pengolahan kelapasawit yang terletak di desa tepian langsat kecamatan Bengalon, Kalimantan Timur. PT Anugerah Energitama memiliki beberapa estate dengan luas kebun masing
– masing dapat dilihat
pada Tabel Tabel 2.1 Tabe Tabe l 2.1 Total are are a ke bun PT Anugerah Ene Ene rgitama rgitama Total Area (H ectares )
Estate
Tepian Tepian Langsat Estate (TLSE) Gunun Gunung g Karunia Alfa Estate ( GKAE) Gunun Gunung g Karunia Omega Estate (GKOE) Sungai Bengalo Benga lon n Estate Esta te (SBGA) Gunung Gunung Kudung Aifa (GKNA) (GKNA ) Sumber: Sumber: PT Anugerah Energitama, Energitama, 2015 20 15
4.085 2.154 1.682 2.449 699
4
2.1.3
Untuk
Fasilitas Pendukung
mendukung
kegiatan
produksi
di
PTAnugerahEnergitamaterdapat
beberapa
fasilitas pendukung, antara lain: 1. Kantor Besar yang terletak di Jakarta. 2. Kantor Cabangterletak diSamarinda, Bengalon, danSangatta. 3. Helipad untuk mendukung jalur
transportasi petinggi perusahaan terutama yang
berasal dari luar daerah ke lokasi kerja.
2.1.4
Struktur Organisasi TLSM
Adapun struktur organisasi di PT Anugerah Energitama khususnya di pabrik Tepian Langsat Mill dapat dilihat pada Gambar 2.1. STRUKTUR ORGANISASI PT. ANUGERAH ENERGITAMA - TEPIAN LANGSAT MILL TAHUN 2015 MANAGER PABRIK RIDWAN SALAMPESSY
ASISTEN KEPALA TONY D. SITUMORANG
ASISTEN PEMELIHARAAN / BENGKEL MAINTENANCE A ANANG F ELEKTRIK
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
HENDRI JHON S
KARY. BENGKEL Supervisor Mandor Maintenance Grade 1 Fitter Grade 2 Fitter Grade 3 Fitter Maintenance Helper Operator mesin bubut Grease/Oil Man Foreman Electrick Grade 1 Fitter Electrick Grade 2 Fitter Electrick Grade 3 Fitter Electrick Shift Fitter Maintenance Clerk Civil Engineering SUB TOTAL 1
JLH 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 19
DRIVER Manager Driver Askep Driver Logistic Pool Driver Dump Truck Driver Pool Driver Loader Operator Tanki Hino 1
1 1 1 1 1 2 1
Tanki Hino 2 Tanki Hino 3 Tanki Hino 4 Tanki Hino 5 Tanki Hino 6 Tanki Hino 7 Tanki Hino 8 Truck Bak Kayu 1 Truck Bak Kayu 2 SUB TOTAL 2 Total
1 1 1
ASISTEN PROSES / PENGOLAHAN 1. SLAMET MA'RUF
ASISTEN LAB / QC & LINGKUNGAN EVI ARDINA RITONGA
ASISTEN FFB & LOGISTIC ASNA NASTOLIH
ASISTEN GRADING MAHDIYANTO
2. ROFIANTO
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
2. MASRIANI
KARY. PROSES JLH Mandor Proses 1 2 Ramp top 4 Ramp Bottom 0 R am p C ap st an / T ro ll ey 0 Sterilizer Operator 2 Sterilizer Attendant 0 Tippler 2 Transfer Cariage Operator 2 Press Operator 4 Clarification Operator 4 Kernel Operator 4 UnStripped Bunch Recycling 2 Empty Bunch Hopper Opr. 0 Boiler 8 Engine Room 3 Power Supply 2 Water Supply 2 Effluent Treatment 2 Oil Despatch Attendant 2 Kernel Despatch/Pengarungan 2 Kerani Proses 1 Spare man 2 TOTAL
KTU & KASIE 1. CHOERUDIN YUSUF
50
No 1 2 3 4
KARY. LAB / QC Analyst Sampel Boy Kerani Produksi / Sorter Mill Compound Total
JLH 1 4 1 6 12
KARYAWAN STAFF 1. Manager Pabrik 2. Asisten Kepala 3. Asisten Pemeliharaan 4. Asisten Proses 5. Asst Lab / QC 6. Asst Logistik 7. Asst Grading 8. KTU & Kasie T otal
Jlh
KARYAWAN NON STAFF 1. Proses/Operasional 2. Laboratorium 3. Bengkel & Driver 4. Kantor & Keamanan
Jlh
5. Pengiriman 6. Grading Total Budget Karyawan
1 1 2 2 1 1 1 2 11
KARY. PENGIRIMAN No 1 Jaga Dermaga 2 Opr Tug Boat 3 Sopir Truk Tangki TOTAL
JLH
0
No GRADING 1 Mandor 2 Grader TOTAL
JLH 1 10 11
KARY. KANTOR & UMUM Pembukuan Payroll / Personalia Kasir Kepala Gudang Kerani Gudang Operator Timbangan Office Boy SUB TOTAL 1 SECURITY 1 Danru 2 Anggota SUB TOTAL 2 TOTAL
No 1 2 3 4 5 6 7
50 12 36 20 0 11 129
1 1 1 1 1 1 17 36
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Anugerah Energitama-Tepian Langsat Mill Sumber : PT Anugerah Energitama
5
JLH 1 1 1 1 1 2 1 8 1 11 12 20
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sejarah Kelapa Sawit
Kelapa Sawit ( E. guineensis) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil. Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tepatnya Brasila. Di Brasilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar di sepanjang tepi sungai. Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili Cocoaideae adalah tanaman asli Afrika. Zeven (1965) memastikan asal E.guineensis berdasarkan hasil deskripsi para ahli botani sebelumnya dan para penjelajah bahasa daerah di kedua sisi lautan Atlantik mengacu pada nama Afrika (Pahan, 2010).
Awal mulanya, di Indonesia, kelapa sawit sekadar berperan sebagai tanaman hias langka di Kebun Raya Bogor, dan sebagai tanaman penghias jalanan atau perkarangan. Itu terjadi mulai tahun 1848 hingga beberapa puluh tahun sesudahnya. Ketika itu, tahun 1848, Pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan empat batang bibit kelapa sawit dari Mauritius dan Amsterdam (masing-masing mengirimkan dua batang) yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor. Selanjutnya hasil anakannya dipindahkan ke Deli, Sumatera Utara. Di tempat ini, selama beberapa puluh tahun, kelapa sawit yang telah berkembangbiak hanya berperan sebagai tanaman hias di sepanjang jalan di Deli sehingga potensi yang sesungguhnya belum kelihata n (Tim Penulis PS, 1997).
3.2 Tanaman Minyak Sawi t
Tanaman kelapa sawit (Elais guinensisJacq.) adalah tanaman berkeping satu. Kelapa sawittermasuk genus Elais, family Palmae, kelas divisio Monocotyledonae, sub divisio Angiospermaedengan divisio Spermatophyta. Elaeis berasal dari Elaionyang berarti minyak, dalam bahasa Yunani, guinensisberasal dari Guinea (Pantai Barat Afrika), dan
6
Jacqberasal dari nama botanisAmerika yang menemukannya, yaitu Jacquin (Lubis, 1992).
Varietas kelapa sawit dibedakan berdasarkan warna kulit buah dan bentuk buah. Varietas berdasarkan warna kulit buah setelah masak yaitu varietas nigrescensberwarna merah
kehitaman,varescens
Sedangkan
berdasarkan
dura(bentuk buah tempurung
berwarna
bentuk buahnya
tidak teratur
tebal),
merah terang,
dan albescensberwarna
varietas kelapa sawit
dan tempurungtebal),
tenera(penampang
bulat
terdiri
delidura(penampang dan
hitam.
dari varietas bulat
tempurungtipis),
dan serta
pisifera(penampangbulat dan inti kecil).Buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (perikarp) dan inti (kernel). Serabut buahkelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang disebut perikarp, lapisansebelah dalam disebut mesokarp atau pulp, dan lapisan paling dalam disebut endokarp. Intikelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesokarp mengandungkadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti(kernel) mengandung minyak sebesar 44%, danendokarp tidak mengandung minyak (Pasaribu, 2004).
Panen
kelapa
sawit
dilakukan
pada
saat
kadar
minyak
mesokarp
maksimum
dankandungan asam lemak bebas minimum. Pembentukan minyak mulai terjadi pada buah berumur 10 minggu dan akan maksimum pada saat buah berumur 16 minggu (tua/matang). Kadar lemak akan menurun sampai umur 20 minggu. Jadi, sebaiknya panen dilakukan pada saat buah berumur 15-16 minggu karena kadar lemak sudah menurun dan tidak terjadi peningkatan asam lemak bebas (Muchtadi, 1992).
Kriteria kematangan dapat dilihat dari warna kulit buah dan jumlah buah yang rontokpa datiap tandan. Kenaikan jumlah buah yang rontok 5-74% menunjukkankenaikan kandungan minyak pada mesokarp sebesar 5% dan kadar asam lemak bebas meningkatdari 0.5% menjadi 2.9% (Ketaren, 1986).
7
3.3 Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit berasal daribuah tanaman kelapa sawit yang didapat dengan caramengekstraksi buah tersebut. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berlainansifatnya, yaitu Crude Palm Oil atau CPO dan Palm Kernel Oil atau PKO. CPO adalah minyak yang berasal dari sabut (mesokarp) kelapa sawit, sedangkan PKO adalah minyak yang berasaldari inti (kernel) kelapa sawit (Somaatmadja, 1981).
Perbedaan kedua jenis minyak ini terletak pada kandungan asam lemaknya. Minyak inti sawit mengandung asam kaproat dan asam kaprilatyang tidak terdapat dalam minyak sawit (Muchtadi, 1992).
Seperti jenis minyak yang lain, minyak sawit tersusun dari unsur-unsur C, H dan O. Minyak sawit ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat (1%), asam palmitat (45%) dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa. Secara lebih terinci, komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam ketiga jenis minyak nabati tersebut, akan disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Komposisi beberapa asam lemak dalam tiga je nis minyak nabati Asam Lemak
Jumlah Atom C
Asam lemak jenuh Oktanoat 8 Dekanoat 10 Laurat 12 Miristat 14 Palmitat 16 Stearat 18 Asam lemak tidak jenuh Oleat 18 Linoleat 18 Linolenat 18 Sumber : Tim Penulis, 1997
Minyak Sawit (%)
Minyak Inti Sawit (%)
Minyak Ke lapa (%)
1
1 – 2 32 – 47 4 – 10
2 – 4 3 – 7 41 – 55 14 – 19 6 – 10 1 – 4
8 7 48 17 9 2
38 – 50 5 – 14 1
10 – 20 1 – 5 1 – 5
6 3 -
8
Menurut Choo et al., (1989) minyak sawit kasar terdiri dari gliserida yang tersusun oleh serangkaian asam lemak. Komponen utamanya adalah trigliserida dengan sebagian kecil digliserida dan monogliserida. Minyak sawit kasar juga mengandung komponen minor lain seperti asam lemak bebas dan komponen nongliserida. Komponen non trigliserida pada minyak sawit kasar menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada minyak, berpengaruh terhadap warna minyak, dan mempercepat proses ketengikan minyak. Oleh karena itu, kandungan komponen non trigliserida yang terlalu tinggi pada minyak dapat mempersingkat umur simpan minyak. CPO mengandung lebih kurang 1% komponen minor yang terdiri dari karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol-sterol, fosfolipid dan glikolipid, terpen dan gugus hidrokarbon alifatik, serta kotoran. Komponen terbesar dari karotenoid
adalahβ-karoten dan α- karoten yang mencapai 90% dari total karotenoid
(Ong et al., 1990). Komposisi komponen-komponen minor dalam minyak sawit secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2Komponen minor dari minyak sawit kasar (CPO) Kompone n Minor Karotenoid Tokoferol dan tokotrienol Sterol Fosfolipid Triterpen alkohol Metil sterol Squalen Alkohol alifatik Hidrokarbon alifatik
Kandungan (ppm) 500-700 600-1000 326-527 5-130 40-80 40-80 200-500 100-200 50
Sumber: Choo et al., (1989)
Bentuk semi padat minyak sawit mentah disebabkan oleh kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Sekitar 50% asam lemak pada minyak sawit merupakan asam lemak jenuh dengan komponen utama asam palmitat, sekitar 40% asam lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dansekitar 10% asam lemak tidak jenuh jamak (asam linoleat). Kandungan asam palmitat yang tinggi ini membuat minyak sawit lebih tahan terhadap oksidasi (ketengikan) dibandingkan jenis minyak lain. Asam palmitat yang berbentuk bebas dan berbentuk terikat sebagai monopalmitin, dipalmitin dan tripalmitin memiliki titik leleh yang relatif tinggi (diatas 60o C), sehingga pada suhu ruang senyawa tersebut berbentuk padat. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dengan panjang
9
rantai C18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair asam oleat lebih rendah dibandingkan asam palmitat yaitu 14 o C (Ketaren, 1986).
Secara alami minyak sawit berwarna kemerahan karena kandungan karotena yang tinggi, termasuk alfa-karotena, beta-karotena, dan likopen. Nutrisi yang sama juga memberikan warna merah pada tomat, wortel dan buah serta sayur lainnya. Minyak sawit murni mengandung setidaknya 10 jenis karotena, bersama dengan
tokoferol dan
tokotrienol (anggota famili vitamin E),fitosterol dan gikolipid.
Ada 3 parameter yang menentukan kualitas dari minyak sawit: 1. Asam Lemak Bebas (FFA), Kandungan asam lemak bebas pada minyak sawit adalah salah satu penentu utama mutu minyak sawit yang diperdagangkan, Terbentuknya asam lemak bebas ini pada minyak sawit adalah aktifitas enzim Lipase. enzim ini pada umumnya terdapat pada produk - produk pertanian penghasil minyak atau lemak, salah satunya buah kelapa sawit. Pada waktu buah sawit masih di pohon, enzim ini berperan dalam pembentukan minyak tetapi setelah buah sawit tersebut dipanen enzim ini akan memecah
minyak/lemak
yang
dikandungnya,
perombakan
ini
disebut
reaksi
hidrolisa. Reaksi Hidrolisa Minyak/Lemak(Trigliserida) + air
Gliserol + Asam Lemak Bebas.........(3.1)
Hal – hal yang perlu diperhatikan agar menjaga kadar FFA adalah: 1. Mengusahakan agar buah yang dipanen diminima lkan kerusakannya. 2. Buah yang dipanen segera mungkin untuk direbus dan diolah. 3. Diusahakan minyak yang dihasilkan tetap dalam kondisi panas (suhu sekitar 50o C). 2. Moisture Moisture adalah viskositas (density) air yang dibutuhkan untuk menilai kandungan zat menguap dalam minyak. 3. Dirt, Dirt adalah kadar kotoran pada minyak produksi berupa zat organik yang tidak larut dalam pelarut organik yang telah ditentukan.
10
3.4 Pengolahan Minyak
Ketaren (1986) menggambarkan pengolahan minyak sawit secara umum dengan beberapa
tahap,
yaitu
ekstraksi, pemurnian, dan winterisasi
adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau
lemak
dari
(fraksinasi). bahan
Ekstraksi
yang
diduga
mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi yaitu rendering, mechanical expression, dan solvent extraction. Tujuan utama dari proses pemurnian adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Pada umumnya minyak untuk tujuan bahan pangan dimurnika n melalui tahapan proses sebagai berikut: 1. Pemisahan bahan berupa suspensi dan dispersikoloid dengan cara penguapan, Degumming dan pencucian dengan asam; 2. Pemisahan asam lemak bebas dengan cara netralisasi; 3. Dekolorisasi dengan pemucatan; 4. Deodorisasi, dan 5. Pemisahan gliserida jenuh (stearin) dengan cara pendinginan (chilling).
Winterisasi adalah bagian dari pemurnian
minyak
hasil
ekstraksi.
Winterisasi
yaitu
proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi dari trigliserida bertitik cair rendah. Pada suhu rendah, trigliserida padat tidak dapat larut dalam trigliserida cair (Ketaren, 1986).
11
BAB IV TUGAS KHUSUS
4.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi CPO ( Crude Palm Oil ) pada PT Anugerah Energitama adalah berupa buah kelapa sawit atau Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh dari kebun sendiri dan ada
pula dari kebun masyarakat sekitar, adapun
pembelian Tandan Buah Segar yang dimaksud adalah buah kelapa sawit yang dibeli dari koperasi desa. Produk akhir yang dihasilkan oleh pabrik
kelapa sawit PT Anugerah
Energitama adalah Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Selain itu, cangkang, tandan kosong, fiber, yang merupakan produk sampingan yang masih digunakan. Fiber dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar pada boiler sedangkan tandan kosong dimanfaatka n menjadi pupuk bagi perkebunan PT Anugerah Energitama.
4.2 Proses Penerimaan dan Sortasi
Tanda
Buah
Segar
denganmenggunakan
yang truk
berasal
pengangkut
dari untuk
kebun-kebun diolah.
diangkut
Pengangkutan
ke
pabrik
secepatnya
dilakukan setelah pemanenan (diterima di pabrik maksimum 24 jam setelah dipanen). Hal ini bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) karena keterlambatan pemprosesan.
4.2.1
Timbangan
Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah, bertujuan untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk baik dari kebun sendiri maupun pembelian TBS. Timbangan juga berguna untuk mengetahui produksi keluar (pengiriman Crude Palm Oil dan Kernel). Jenis timbangan yang digunakan adalah merek indodacin weight bridge
dengan jenis
timbangan jembatan elektronik berkapasitas 40.000 kg dengan menggunakan sistem Indikator/load cell dan sistem komputer.Adapun prosedur penimbangannya adalah
12
menimbang berat truk masuk (bruto) yang akan dikurangi berat truk kosong keluar (tarra) maka akan diperoleh berat bersihnya (netto). Dengan kata lain (bruto – tara = netto). Barang yang ditimbang di jembatan penimbangan mulai dari penerimaan FFB, pengiriman CPO dan kernel.
4.2.2
Sortasi Buah (Grading)
Setelah dilakukan penimbangan, truk TBS yang telah melakukan penimbangan di weight
bridgeakan
dibongkar
muatannya
di grading
areas sebelum
akhirnya
dimasukkan kedalam loading ramp. Grading merupakan perlakuan awal terhadap TBS, yaitu dengan melakukan pensortiran TBS sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan perusahaan yang dimuat dalam standard operating procedure (SOP).
Kualitas hasil dari proses sangat dipengaruhi oleh bahan baku yang diolah, yaitu : TBS (tandan buah segar). Untuk itulah ada kriteria-kriteria khusus yang diberlakukan untuk TBS yang masuk dipabrik. Dengan adanya perlakuan grading ini diharapkan bahan baku yang diolah sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Grading haruslah selektif dan mewakili.
Kriteria tandan buah segar di PT Anugerah Energitama : a) Buah matang Buah dengan berondolan lepas mencapai standar minimum (dalam 1 kg buah terdapat 1yang berondol) b) Buah lewat matang Buah dengan berondolan lepas dari janjangan 25%-50%. c) Buah Partenocarpi Terdapat 50% berondolan kecil-kecil, dan buah tidak memiliki nut. d) Janjang kosong Buah dengan berondolan dalam jajangan tinggal tersisa hanya 50%-0% perjanjang. e) Tangkai panjang Apabila tangkai pada janjang lebih dari batas lebar permukaan janjangan (maksimal 2,5 cm.)
13
f) Buah mentah Buah tidak ada yang membrondol. g) Buah kecil Buah kecil adalah buah yang memiliki berat TBS < 3 kg / buah pasir.
h) Buah batu Ujung berondolan berwarna hitam dan pecah-pecah (terbelah empat). Brondolan susah lepas dari janjangan.
4.3 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk dijadikan minyak sawit melalui proses pengolahan yang sesuai dengan standar operasi prosedur pabrik dan bahan baku (raw material ) yang sesuai mutu kriteria panen yang baik. Selain itu, perlu instalasi yang baik dan memadai untuk memperoleh minyak sawit yang bermutu baik. Untuk mendapatkan CPO dari kelapa sawit ada beberapa tahap yang dilakukan dibeberapa stasiun utama yaitu: 1. Stasiun Penerimaan buah ( Loading Ramp Station) 2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station) 3. Stasiun Penebah (Treshing Station) 4. Stasiun Pelumatan &Pengepresan ( Digester &Presser Station) 5. Stasiun Pemurnian (Clarification Station) 6. Stasiun Pengolahan nut ( Nut and Kernel Station)
4.4 L oadi ng Ramp Stati on
Loading Ramp station berfungsi sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukkan kedalam lori buah ( fruit cages). Loading ramp di PT Anugerah Energitama terdiri dari 24 pintu dengan masing-masing berkapasitas 15 ton dengan kemampuan penampungan
360
ton. Loading
rampdidesain dengan kemiringan
27 o untuk
memudahkan TBS meluncur masuk kedalam FFB ( Fresh FruIt Bunch) conveyor. Tandan Buah Segar dari Loading Ramp ini kemudian dimasukkan kedalam lori-lori yaitu tempat meletakkan buah kelapa sawit untuk proses perebusan,yang berkapasitas
14
15 ton TBSper lorinya. Tandan Buah Segar dimasukkan kedalam lori dengan membuka PintuLoading yang diatur dengan sistem hidrolik. Empat lori yang diisi penuh dengan total 60 ton Tandan Buah Segar dimasukkan kedalam Sterilizer , dengan menggunakan indexer yang berfungsi untuk mengerakkan lori masuk dan keluar dari Sterilizer
4.4.1 Bagian-bagian loading ramp dan fungsinya
a) Pintu Loading bekerja dengan sistem hidrolik berfungsi sebagai pintu keluar TBS b) Lori Berfungsi sebagai penampungan TBS saat di rebus dalam bejana sterilizer c) FFB conveyor 1 Berfungsi untuk mentransfer TBS dari loading ramp menuju FFB conveyor 2 berfungsi untuk mendistribus ikan TBS ke dalam lori d) Feeding door Berfungsi sebagai tempat keluarnya TBS ke dalam lori yang dapat diatur buka tutupnya. e) Panel Berfungsi sebagai pengerak / pengontrol indexer, transfer carriage secara manual maupun automatis f) Hydraulic power pack Berfungsi sebagai pembuka atau penutup pintu sliding door g) Transfer carriage Berfungsi untuk memindahkan lori dari lajur loading ramp menuju lajur sterilizer
4.5 Stasiun Perebusan (Steri l i zer Stati on )
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana uap bertekanan yang disebut dengan
bejanasterilizer.
Terdapatdua
unit
sterilizer
di
PT
Anugerah
Energitama,
dimana tiap sterilizerdapat memuat empat lori, satu lori dapat menampung 15 ton TBS. Sehingga kapasitas sterilizer adalah 60 ton. Proses perebusan tandan buah segar (TBS) menggunaka n uap panas (steam) dilakukan selama 90 menit.
15
4.5.1
Tujuan Perebusan
Adapun proses perebusan bertujuan antara lain untuk: a. Menonaktifkanenzim Buah kelapa sawit mengandung enzim Lipase yang terus bekerja dalam buah kelapa sawitsebelum enzim tersebut dinonaktifkan. Enzim Lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas(ALB),pada umumnya enzim lipase tidak aktif lagi pada suhu 50 0 C. Oleh karena itu,perebusan pada suhu tinggi akan menghentikan aktivitas enzim tersebut. b. Mempermudah
pelepasanbuah dari tandan
Zat-zat Polisakarida yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang bersifat sebagai perekat, apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah menjadi Monosakarida yang larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buat saat menjadi buah matang dan proses hidrolisa ini dipercepat dalam proses perebusan. c. Memudahkan pemisahan minyak dari daging buah Daging buah yang telah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah pada proses pengepresan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging buah dapat dipisahkan dengan mudah. d. Menurunkan kadar air dalam buah Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air dalam buah dan inti buah, yaitu dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun sebelum pemipilan.
Penurunan
kandungan
air
buah
menyebabkan penyusutan buah
sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah yang mempermudah proses pengepresan. e. Memudahkan penguraian serabut pada nut Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut dari nut dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan nut lebih sulit dalam Ripple Mill . f. Memisahka n antara inti dan cangkang Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air pada nut hingga 15% yang menyebabkan intisusut dan cangkang nut tetap, sehingga inti akan lepas dari cangkang.
16
4.5.2
Proses perebusan
a) Lori yang telah dimuat dengan TBS dimasukkan ke dalam bejana sterilizer. b) Pintu sterilizer ditutup dan dikunci dengan baik. c) Tiap sterilizer dapat mengolah 4 lori dengan kapasitas 60 ton. d) Waktu perebusan selama 90 menit (sistem normal) dengan sistem 3 peak dan 16 step.
Adapun langkah-langkah dalam proses perebusan secara aktual dapat dilihat pada tabel 4.1
Table 4.1 Langkah-langkah dalam pros es pere busan buah
Peak I
Peak II
Peak III
4.5.3
Step
Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3 menit 11 menit 1 menit 5 menit 1 menit 15 menit 1 menit 6 menit 1 menit 13 menit 1 menit 11 menit 1 menit 12 menit 3 menit 5 menit
Condens ate
Exhaust
─
─ ─ ─ ─ ─ ─
─
─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
─ ─ ─
Main Inlet
─
─
─
Tekanan (bar) 0 1,50 1,00 0,10 0,10 2,50 2,00 0,10 0,10 3,00 2,50 3,00 2,50 3,00 2,00 0
Metode Perebusan
Untuk mendapatkan hasil terbaik, maka perlu diperhatikan cara perebusan. Metode perebusan yang digunakan oleh PT Anugerah Energitama ini adalah sistem tiga puncak (Triple Peak ).Adapun prinsip Triple Peak adalah tiga kali pemasukan uap (uap basah) ke dalam sterilizer dan tiga kali pembuangan uap (blow down).Sistem perebusan Triple peak ( tiga puncak ), terdiri dari : a) Pembuangan uap awal
:
3 menit
17
b) Pemasukan uap puncak I (0 – 1.5 kg/cm2)
:
11 menit
c) Pembuangan uap I
:
7 menit
d) Pemasukan uap puncak II (0 – 2.5 kg/cm2)
:
15 menit
e) Pembuangan uap II
:
8 menit
f) Pemasukan uap puncak III (0 – 2.9 kg/cm2)
:
13 menit
g) Masa penahanan tekanan 3 kg/cm2
:
25 menit
h) Pembuangan uap terakhir
:
8 menit
Total waktu perebusan
:
90 menit
Tahap perebusan dengan pola Triple Peak adalah tahap pencapaian puncak IIIyang dapat diatur secara manual atau otomatis. Adapun tujuan
I, II dan
– tujuan pada setiap
puncak yaitu: 1. Puncak pertama ( Daerasi ) Puncak pertama berfungsi sebagai daerasi, udara merupakan penghantar panas yang lambat dan berpengaruh negatif terhadap perebusan. Udara yang terdapat dalam rebusan akan dapat memperlambat pencapaian tekanan. 2. Puncak Kedua ( kondensasi ) Uap air yang terkondensasi berada didasar bejana rebusan, hal ini merupakan penghambat
proses
perebusan.
Air
yang
terdapat
dalam
rebusan
akan
mengabsorbsi panas sehingga jumlah air semakin bertambah. Pertambahan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha steam untuk mencapai tekanan puncak. 3. Puncak Ketiga ( Holding / pematangan) Pada puncak ketiga ini adalah masa penahanan atau pematangan buah. Lama perebusan yang akan menjadi penentudan
berpengaruh terhadap efisiensi
ekstraksi serta mutu minyak. Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga ke bagian yang paling dalam buah. Penetrasi uap semakin cepat apabila tekanan uap semakin tinggi
18
4.5.4
Bagian – bagian sterilizer beserta fungsinya:
1.
Bagian dalam a) Steam spreader Berfungsi untuk membagi steam secara merata kedalam sterilizer. b) Strainer Berfungsi
sebagai
penyaring
brondolan
agar
tidak
terikut
kedalam
kondensat 2.
Bagian luar a) Inlet valve / katup masuk steam Merupakan katup untuk
memasukan steam, katup ini berada di dalam pipa
pemasukan dengan ukuran pipa 8”. b) Condensate valve / katup pembuangan air kondensat Merupakan katup yang digunakan untuk membuang kondensat. Di dalam pabrik ini memiliki 4 pipa kondensat
dengan ukuran masing
– masing 8”
dan ukuran header 12”. c) Exhaust valv e / katup pembuangan steam Merupakan katup yang berada dalam exhaust pipe yang berfungsi untuk membuang steam dari sterilizer d) Preassure gauge Merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur besarnya tekanan steam yang ada dalam sterilizer e) Safety valve/ katup pengaman Katup yang berfungsi sebagai pengaman dari tekanan berlebih. Valve ini di setting dengan tekanan 3,2 bar. f) Door lock / pengunci pintu Merupakan pengunci pintu sterilizer g) Control panel Merupakan panel yang berfungsi untuk mengatur jalannya sterilizer dan semua unit alat yang terpasang pada sterilizer. h) Exhaust chamber Cerobong pembuangan steam
19
i) Blowdown chamber Cerobong
keluaran
kondensat,
berfungsi
menerima
kondensat
hasil
perebusan dari semua sterilizer untuk selanjutnya dibuang ke condensate pit. j) Purge valve open Untuk memastikan tekanan di dalam sterilizer dalam keadaan nol. k) (draw bridge) / jembatan Berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan keluarnya lori buah
4.5.5
Hal – yang perlu diperhatikan dalam pengoprasian Sterilizer antara lain:
a) lamanya waktu perebusan, karena jika terlalu lama merebus maka kehilangan minyak dalam kondensat semakin tinggi. Jika terlalu sebentar, maka buah akan kurang matang. b) Perhatikan waktu deaerasi agar tekanan yang diinginkan tercapai c) Lakukan pembuangan air kondensatpada saat proses pencapaian puncak satudandua. d) Lakukan pembuangan uap sesuai dengan sistem yang dilakukan. e) Pengangkutan buah rebus harus segera dilakukan jika buah telah matang agar kapasitas olah sterilizer tetap terjaga, dan kapasitas produksi pabrik dapat tercapai.
4.6 Stasiun Penebah (Tr esher Stat i on )
Setelah proses perebusan TBS selama ± 90 menit di sterilizer, TBS yang sudah matang di dalam lori diarahkan menuju ke tippler. Kemudian di tippler dilakukan penuangan dengan cara membalikkan tippler secara bertahapagar buah didalam lori keluar jatuh ke hopper tidak terlalu banyak yang bisa membuat beban conveyor terlalu berat. Estimasi 1 lori selama 15 menit. KemudianTBR (Tandan Buah Rebus)tersebut dibawa dengan sterilized fruit bunch(SFB) conveyor1 menuju ke SFB conveyor 2 lalu TBR masuk kethresher, selanjutnya lori yang sudah kosong didorong kembali ke Loading Ramp.
20
Buah yang ditransfer dari SFB conveyor 2, jatuh kedalam thresher drum. Drum ini berbentuk silinder yang dibentuk dari platestrip yang disusun dengan jarak ± 4 cm sehingga membentuk kisi
– kisi dansiku pelempar yang memanjang sepanjang drum.
Dengan bantuan kisi-kisi dan siku pelempar ini buah terangkat dan jatuh terbanting, sehingga brondolan buah terlepas dari tandannya. Prinsip kerjanya adalah dengan adanya gayasentrifugal akibat putaran drum (±23rpm). Tandan yang masuk akan terbanting pada dinding drum yang sedang berputar. Kemudianjatuh karena adanya gravitasi.
Bantingan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan brondolan terlepas dari tandannya, kemudian brondolan jatuh melalui celah-celah drumkebagian bawah drum yaitu ke Under Cross Cenveyor . Sedangkan tandan kosong akan terlempar keluar dan jatuh kehorizontal
Empty
Bunch
Conveyor,
laludibawa ke inclinedBunch
conveyor dan dibuang ke empty bunch area.
Brondolan yang berada pada Under Cross Conveyor dikirim ke Bottom Cross Conveyor setelah itu brondolan dibawa ke atas dengan Fruit Elevator kemudian diteruskan ke Fruit Distribution Conveyor untuk dibagi dalam tiap-tiap digester. Didalam proses perontokan buah, terkadang dijumpai brondolan yang tidak lepas dari tandannya, hal ini disebabkan TBS masih mentah karena kurangnya lama perebusan, terutama jika TBS disusun sangat rapat dan padat sehingga uap tidak dapat mencapai kebagian dalam tandan.
4.6.1
Bagian-bagian stasiun thresher dan fungsinya
Pada stasiun ini terdapat beberapa alat beserta fungsinya masing-masing, yaitu: a)
Tippler Berfungsi untuk menuang buah yang sudah direbus ke hopper.
b)
Hopper Merupakan tempat penampungan tandan buah rebus yang di tuangkan dari lori sebelum masuk ke sterilized fruit bunch conveyor 1.
c) Auto Feeder
21
Untuk mengatur banyaknya buah yang masuk ke SFB conveyor 1, sehingga coveyor tidak kelebihan beban. d) Drum thresher Thresher merupakan peralatan utama dalam proses pemisahan berondolan dari janjangannya dengan sistem bantingan. e) Conveyor Pada dasarnya conveyor merupakan peralatan bantu untuk sarana transportasi buah
dan
janjangan.
Sehubungan
dengan
situasi dan
kondisi konstruksi
peralatan-peralatan utama dari rangkaian proses maka conveyor mempunyai fungsi/kegunaan masing-masing. Kegunaan dari conveyor antara lain:
Sterilizer fruit bunch (SFB) conveyor Terdapat 2 SFB, yang mana berfungsi untuk mendistribusikan tandan buah rebus dari hooper ke dalam tresher drum
Under cross conveyor Menampung berondolan yang jatuh dari thresher drum dan mentransfer menuju ke bottom cross conveyor.
Bottom Cross Conveyor Menampung dan memindahkan berondolan menuju ke fruit elevat or .
Horizontal
Empt y bunch conveyor
berfugsi membawa tandan kosong menuju ke inclined empty buch conveyor Inclined
Empty bunch conveyor
Berfungsi untuk membawa tandan kosong menuju ke penampungan janjang kosong.
4.7 Stasiun Pelumatan dan Pengepresan(Digester and Press Stat i on ) 4.7.1
Digester
Brondolan dari bottom cross conveyor akan ditransferkan ke fruit elevator. Dari fruit elevator , brondolan akan dibagikan ke digester dengan fruit distributing conveyor . Dari fruitdistributing conveyor inilah brondolanakan dibagikan untuk masuk ke dalam tabung digesteruntuk kemudian dilakukan proses pelumatan. Tujuan pelumatan agar mesocarp terlepas dari nut dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak,
22
sehingga mesocarp dapat diperas pada proses pengepresan. Pelumatan dilakukan dalam digester yang berbentuk silinder.Pada PT Anugerah Energitama terdapat 5 unit Digester, masing-masing berkapasitas 4.000 L.
Didalam digesterterdapat enam pisau pengaduk, lima pisau pengaduk stirring arm (long arm dan short arm) dan satu pisau pelempar (expeller arm). Brondolan diaduk dan dilumatkan oleh long arm dan short arm di digester .Long arm dan short arm bekerja dengan fungsi yang berlawanan, yaitu mengangkat dan menekanbrondolan di dalam digesteragar bisa terlumat. Proses pengoperasian pada digesterpun harus terkontrol dan tabung digesterpun harus terisi minimal ¾ dari volume digester.Hal ini bertujuan agar brondolan mendapatkan efek pelumatan yang maksimal. Expeller arm pada dasar tabung digesterberfungsi pada proses pengumpanan brondolan yang sudah lumat ke mesin press. Pada pengadukkan dilakukan pemanasan untuk memudahkan pelumatan buah dengan menggunakan steam bersuhu sekitar 90- 95 0 C.
4.7.1.1 Tujuan pengadukan 1. Memisahka n mesocarp (daging buah) dengan nut. 2. Mempermudah proses pengepresan di pressing agar minyak mudah dipisahkan dengan mesocarpnya. 3. Memecahkan sel-sel minyak dari mesocarpnya.
4.7.1.2 Bagian-bagian digester dan fungsinya a) Stirring arm Stirring arm ada dua jenis yaitu long arm dan short arm berfungsi untuk melumatkan brondolan pada digester b) Expeller arm Berfungsi untuk mengumpankan brondolan yang sudah lumat ke mesin press untuk di kempa c) Elektromotor Berfungsi sebagai alat pengerak pada stirer d) Oil gutter
23
Berfungsi sebagai penampung minyak yang keluar dari digester untuk di alirkan ke sand trap tank e) Gear box Berfungsi untuk menurunkan putaran pada gear box ke putaran yang diinginkan untuk memutar stirer
4.7.1.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pelumatan adalah sebagai berikut: a) Tabung digester harus berisi minimal ¾ dari volume agar proses pelumatan lebih sempurna karena tekanan yang ditimbulkan lebih besar sehingga lebih mampat. b) Suhu digester harus dijaga 90 – 95o C c) Drain digester secara kontinyu, untuk mengalirkan minyak yang keluar pada saat proses pelumatan sehingga tidak terbawa ke mesin press. d) Kontrol ampere motor pada digester.
4.7.2
Presser
Hasil dari proses pelumatan dalam digester masuk kedalam mesin press yang bertujuan untuk memeras daging buah sehingga dihasilkan minyak kasar. Pada mesin press, hasil pelumatan diekstraksi dengan mengunakan sistem tekanan. Tekanan tersebut didapat dari gerakan doublescrew press yang berputar berlawanan arah serta dibantu oleh tekanan adjusting cone yang berasal dari hydraulic pack yang dapat
digerakkan maju
mundur secara sistem hidrolik. Tekanan hidrolik dapat disetel berdasarkan hasil visual dari press cake pada proses pengepresan.
Tekanan pengepresan sangat berpengaruh pada proses ini, karena tekanan pengepresan terlalu
tinggi
dapat
menyebabkan
nut
pecah
(hancur),
sebaliknya
jika
tekanan
pengepresan terlalu rendah akan mengakibatkan losses (kerugian) minyak pada ampas press akan bertambah.Pada PT Anugerah Energitama terdapat 5 unit Screw Press yang berkapasitas 15 ton dengan tekanan pengepresan 50 - 60 Kg/cm2 . Minyak yang keluar dari hasil pengepresanakan mengalir ke oil gutter dan ditambahkan air panas dari water dilution untuk menurunkan viskositas dan mempermudah proses pemisahan minyak
24
Hasil pengepresan adalah minyak kasar yang keluar dari pori-pori press cage, melaluioil gutter akan menuju ke sandtrap tank untuk awal pengendapan minyak kasar.Hasil lain adalah ampas press (terdiri dari nut dan serabut).
4.7.2.1 Bagian-bagian press dan fungsinya a) Press Cage Berfungsi sebagai tempat keluarnya minyak b) Worm Screw Terdapat dua screw press yang berfungsi sebagai pengempa yang bekerja dengan cara yang memutar berlawanan arah c) Adjusting Cone Adjusting cone dapat bergerak maju mundur secara sistem hidrolik yang berfungsi untuk menekan press cake pada proses pengempaan d) Elektomotor Berfungsi sebagai pengerak screw press e) Gear Box Berfungsi untuk menurunkan putaran pada elektromotor yang di atur sesuai kebutuhan putaran pada mesin press f) Coupling Berfungsi sebagai pengaman pada elektomotor pada saat beban terlalu berat g) Pulley Berfungsi sebagai bantalan pada belting, dapat juga mengatur besarnya putaran h) V-belt Berfungsi sebagai karet penghubung antara elektromotor dengan gear box i) Hydrolic Cilinder Berfungsi sebagai mesin penghubung antara hydrolic power pack dengan adjusting cone, agar dapat digerakkan maju mundur
25
4.7.2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pengepressan adalah sebagai berikut: 1. Tekanan pengepresan harus diperhatikan, karena tekanan pengepresan terlalu tinggi dapat
menyebabkan
inti
pecah
(hancur),
losses (kerugian)
inti
tinggi,
dan
mempercepat terjadi keausan pada Screw Press. Sebaliknya jika tekanan pengepresan terlalu rendah akan mengakibatkan losses (kerugian) minyak pada ampas pressakan bertambah. 2. Kontrol ampere motor 39 – 41 A. 3. Kontrol tekanan hidrolik cone 4. Kontrol kualitas press cake secara visual.
4.8 Stasiun Pemurnian (Clari fi cation Station )
Stasiun klarifikasi atau biasa disebut sebagai stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memurnikan minyak kasar hasil ekstraksi dari stasiun digester & presser.Minyak kasar dari stasiun pengepresan masih banyak mengandung kotoran
– kotoran yang berasal dari
daging buah seperti pasir, sludge, air dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan minyak mudah mengalami penurunan mutu. Dalam mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi.
Untuk memurnikan minyak agar sesuai dengan standar mutu, terdapat beberapa prinsip kerja yang digunakan, seperti: penyaringan, pengendapan, sentrifugasi, penurunan kadar air, dan pemurnian.
4.8.1 Sand Tr ap Tank
Minyak kasar hasil pengepressan dialirkandari oil gutter di masukkan ke sand trap tank . Sand trap tank berfungsi untuk memisahkan minyak kasar hasil ekstraksi pada mesin press dari pasir serta benda-benda lain yang terikut dalam minyak kasar. Proses pemisahan berlangsung dengan menggunakan prinsip perbedaan berat dari minyak dan pengotor,minyak yang lebih ringanakannaik keatas dan keluar melalui pipa over flow
26
menuju crude oilvibrating screen.Temperatur pada sand trap tank adalah 90o -95 o C dengan bantuan steam coil dan steam inject . Kapasitas sand trap tank 20 m3 , lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1Sand trap tank PT Anugerah Energitama
4.8.2
Crude Oil Vi bratin g Screen
Setelah dipisahkan dari pasir,crude oil dialirkan ke crude oil vibrating screenuntuk dipisahkan lagi minyak dengan kotoran-kotoran seperti fiber halus (ampas) yang terikut ke vibrating screen. Di vibrating screen pemisahan terjadi dengan adanya getaran dimana fase yang lebih berat akan terdorong ke pinggir screen kemudian akan dimasukkan kembali ke digester, sedangkan minyak mentah ( crude oil ) fase yang lebih ringan akan turun ke bawah. Vibrating screen (saringan getar) model bulat terdiri dari dua buah saringan dengan 20 mesh dan 40 mesh yang terbuat dari bahan stainless steel. Bentuk aktual dari vibrating screensepeti ditunjukka n pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Vibrating scree n PT Anugerah Energitama
27
4.8.3
Crude Oil Tank
Setelah proses sentrifugasi di vibrating screen minyak mentah dialirkan ke crude oil tank . Crude oil tank (tangki minyak mentah) berfungsi untuk mengendapkan pasir dan serat-serat halus (non oil solid) yang masih terikut di vibrating screen. Crude oil tank adalah tempat penampungan sementara sebelum dipompakan ke CST (Clarifier Settling Tank ). Pada Crude oil tank terdapat dua sekat sehingga membentuk tiga kolom.Crude oil akanoverflow melewati sekat. Temperatur pada crude oil tank adalah 90o -95 o C dengan bantuan steam yang diijeksikan kedalam tanki. Kapasitas crude oil tank 20 m3 . Bentuk aktual dari crude oil tank seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Crude oil tank PT Anugerah Energitama
4.8.4
CST (Conti nuous Settl i ng Tank)
Dari Crude Oil Tank, crude oil dipompakan ke
Continuous Settling Tank dengan
kapasitas 240 m3 untuk pemisahanminyak dengan sludge dan kotoran berdasarkan perbedaan massa jenis serta pengadukan dengan stirring arm (3 rpm) secara perlahan untuk mempercepat proses pemisahan. Massa jenis yang lebih besar (lumpur, pasir, dan lain-lain)akan mengendap ke dasar tangki, sedangkan minyak yang mempunyai massa jenis yang lebih ringan akan naik ke permukaan bagian atas CST.Minyak dikutip melalui bantuan oil skimmer (corong) yang bisa diatur naik turun, minyak masuk kedalamnya menuju ke Oil Tank , sedangkan sludge (masih mengandung minyak) yang massa jenis lebih berat turun ke bagian bawah keluar secara under flow di alirkan
28
ke sludge vibrating screen.Temperatur pada CST adalah 90 o -95 o C dengan bantuan steam coil dan steam inject. Bentuk aktual dari CST seperti ditujukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Continuous settling tank PT Anugerah Energitama
4.8.5
Pure Oil Tank
PureOil Tank dapat dilihat pada Gambar 4.5. Minyak dari CST menuju ke PureOil Tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum dialirkan ke purifier . Minyak dialirkan ke purifier secara overflow. Dalam PureOil Tank juga terjadi pemanasan (90950 C). Kapasitas pure oil tank 40 m3 .
Gambar 4.5 Pure o il tankPT Anugerah Energitama
4.8.6
Purifier
Purifier berfungsi
untuk
mengurangi
kadar
kotoran.Didalam
purifier
dilakukan
pemurnian berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal dengan kecepatan putarannya 3.000 rpm.Kotoran yang memiliki densitas yang besar
29
akantertahan pada disk-disk yang ada di dalam purifier , flushing dilakukan setiap 10menit sekali untuk membuang kotoran-kotoran yang melekat pada disk secara otomatis. Kotoran dibuang ke fat pit untuk dikutip kemungkinan ada minyak yang terikut terbuang.Sedangkan minyak yang densitasnya lebih kecil akan mengumpul ditengah dan akan dipompakan ke luar menuju ke vacum drier . Kapasitas purifier 10 m3 . Bentuk aktual Purifier dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Purifier PT Anugerah Energitama
4.8.7 Vacuum Dr i er
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak melalui pompa purifier dipompakan ke vacum drier . Disini minyak masuk ke float tank , kemudian mengalir keluar melalui nozzle yang ada di dalam tabung vacuum drier. Campuran butir-butir air dan minyak tersebut akan pecah, hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak. Kapasitas vacuum drier 15 m3 , untuk vacuum drier PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7Vacuum drier PT Anuge rah Energitama
30
4.8.8
Sl udge Vi brati ng Screen
Sludge yang masih mengandung minyak pada bagian CST di kutip dengan sludge skimmer kemudian alirkan ke sludge vibrating screen. Pada sludge vibrating screen dilakukan pemisahan antara sludge padat dengan sludge cair. Sludge padat akan dibuang ke effluent pit melalui sludge waste conveyor , sedangkan sludge cair yang mengandung minyak masuk ke dalam sludge tank .
4.8.9
Sl udge Tank
Sludge cair yang masih mengandung minyakakanmasuk ke sludge tank . Sludgetank ini berfungsi sebagai tempat penampungan sludge sementara sebelum dialirkan ke sludge sentrifuge. Tangki ini dipanaskan dengan suhu 90 – 950 C dengan menggunakan steam inject . Kapasitas sludge tank 30 m3 . Untuk sludge tank PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8Sludge tankPT Anugerah Energitama
4.8.10
Sl udge Sent ri fu ge
Sludge sentrifuge berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terkandung dalam sludge. Pada sludge sentrifuge ini terjadi dua fase pemisahan yaitu minyak kasar dan sludge. Sludge sentrifuge mengunakan prinsip gaya sentrifugal. Fase berat ( heavy phase) akan terlempar keluar melalui nozzl e dengan ukuran 1,9 mmmelalui saluran pembuangan menuju effluent pit, sedangkan minyak/fase ringan (light phase) akan
31
terkumpul ditengah bowl dan dialirkan melalui
discharge pipe untuk dikirim ke
collection oil tank . Kapasitas sludge centrifuge 6.000 L. Bentuk aktual dari Sludge sentrifuge seperti pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9Sludge sentrifuge PT Anugerah Energitama
4.8.11 Col lecti on Oil Tank
Minyak hasil pemisahan di sludge sentrifuge ditampung sementara di collection oil tank dengan kapasitas 4,5 m3 sebelum dipompakan kecrude oil tank .
4.8.12 F at Pit
Fat-Pit adalah bak penampungan terakhir seluruh buanganair-air hasil pencucian lantai PKS, sludge hasil drain( sand trap tank , crude oil tank, clarifier settling tank , reclaimed oil tank, collection oil tank ), dan buangan purifier . Kemudian dipanaskan dengan steam untuk
mempermudah
proses
pemisahan
minyak
dengan kotoran
dengan cara
pengendapan. Minyak yang terapung pada bagian atas yang ada di permukaan kemudian dikutip ke sludge pit , kemudian di pompa ke reclaimed oil tank untuk dikirim ke sand trap tank.
32
4.8.13 Recl aimed Oi l Tank
Minyak dari sludge pit kemudian dipompakan ke reclaimed oil tank untuk ditampung sementara sebelum dipompakan ke sand trap tank . Reclaimed oil tank juga berfungsi untuk menampung drain dari sludge tank dan pure oil tank . Kapasitas reclaimed oil tank 15m3 .
4.8.14 H ot pr ocess water tank
Hot process water tank adalah penyuplai air panas yang dibutuhkan sludge sentrifuge, purifier, water dilution, dan vacuum drier, dimana air dalam tangki ini dipanaskan sampai temperatur 90-95o . Kapasitas hot water tank 3,5 m3 .
4.8.15 Hot Water Tank
Hot water tank berfungsi untuk mensuplai air panas ke hot process water tank . Hot water tank memdapatkan air dari turbin cooling water dan treated tank. Hot water tank memiliki kapasitas 10 m3 .
4.8.16 Effl uent pi t
Final effluent adalah tempat penampungan limbah cair hasil pengolahan yang tidak digunakan lagi. Limbah tersebut berasal dari sludge dari penampungan fat pit dan juga dari sludge waste conveyor . Pada proses selanjutnya limbah dari effluent pit akan dikirimkan ke kolam limbah.
4.8.17 Stor age Tan k
Minyak setelah melalui vacum drier dipompa melalui oil transfer pump ke Storage Tank (tangki timbun), dengan suhu 45-60 o C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu minyak sawit untuk mengetahuikadar FFA, moisture, dan dirt . Pada PT Anugerah Energitama terdapat dua unit storage tank dengan kapasitas 2.000 ton per unit.
33
4.9 Stasiun Nu t and Kernel
Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk memisahkan inti ( kernel ) dari cangkangnya. Pengolahan nut pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1.
Pemisahan serabut dari nut
2.
Pemeraman nut
3.
Pemisahan inti cangkangnya.
4.
Pengeringan
4.9.1Cake B reaker C onveyer (CBC)
Ampas pengepresan dari mesin pressyang terdiri dari serat dan nut yang masih menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan conveyor yang berbentuk Ribbon Blade yang
berputar
pada
porosuntuk
mempermudah
pemisahan
nut
dan
serat
dan
membawanya ke Depericarper .
4.9.2 Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dengan nut serta memisahkan nut dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada nut. Seperti pada Gambar 4.10alat ini terdiri dari separating columndan fibre cyclone. Ampas dan nut dari CBC masuk dari separating column. Disini material ringan berupa fiber akan terhisap dan masuk ke fibre cyclone, melalui air lock jatuh ke fibre and sheel conveyor sebagai bahan bakar boiler. Sedangkan material yang lebih berat seperti nutataupun batu yang terikut turun kebawah masuk ke polishing drum.
34
Gambar 4.10DepericarperPT Anugerah Energitama
4.9.3 Pol ishi ng Dru m
Polishing Drum berputar dengan kecepatan 26 rpm, dilengkapi lubang berukuran kecil dan besar. Akibat dari perputaran,nut yang kecil akan jatuh melewati lubang kecil kemudian ditransfer ke nut hopper dengan crackedmixture transport Fan, nut yang berukuran lebih besar akan jatuh melalui lubang yang besar menuju nut auger conveyor, sedangkan material seperti batu dan material lain yang tidak dibutuhkan yang tidak lewat lubang akan terdorong keujung polishing drum, kemudianakan diambil dan dibuang.
4.9.4
Nut
Destoner
yang
lewat
dari
lubang
besar
di polishing
drum
kemudian
menuju
destoner melaluinut auger conveyor . Destoner berfungsi untuk memisahkan nut dari material-material yang terikut melewati lubang di polishing drum (batu, besi, dll). Disini material yang ringan berupa nut akan terhisap naik oleh cyclone fan dan melalui nut separating colom, nut jatuh masuk ke nut grading . Sedangkan material yang lebih berat seperti nut yang besar, batu, ataupun potongan besi akan jatuh kebawah kemudian akan dibuang. Bentuk aktual destoner PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.11.
35
Gambar 4.11Destoner PT Anugerah Energitama
4.9.5 Nut grading
Nut grading berfungsi untuk memilah / menyortir nut sesuai ukuran. Pada nut grading, nut diklasifikasikan menjadi 4 ukuran. Nut dipisahkan menurut ukurannya melalui drum berputar, yang pada drumnya terdapat lubang-lubang dari kecil sampai besar menurut pengklasifikasiannya.
Kemudian nut tersebut ditampung pada
nut
hopper sesuai
klasifikasinya. Bentuk aktual nut grading PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.12
Gambar 4.1 2Nut grading PT Anuge rah Energitama
4.9.6 Nu t hopper
Nut hopper berfungsi penampungan sementara sebelum nut dipecah di ripple mill . Nut hopper dibagi 4 klasifikasi ukuran pada nut. Pada nut hopper terdapat air lock , air
36
lock berfungsi sebagai pengatur keluaran nut agar pengumpanan kontinyu dan stabil. Bentuk aktual nut hopper PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.13
Gambar 4.13Nut hopper PT Anuge rah Energitama
4.9.7 Ripple Mill
Nut dari Nut hopper masuk ke Ripple Mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang. Nut masuk ke ripple mill akan tergilas, efek penggilasan didapat dari stator bar dan perputaran rotor bar. Disini terdapat 4 unit Ripple Mill . Setelah dipecahkan, kernel dan cangkang yang masih bercampur dibawa ke LTDS ( Light Tenera Dry Separation) 1melalui cracked mixture conveyor dan cracked mixture elevator. Bentuk aktual Ripple Mill PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.14
Gambar 4.14 Ripple mill PT Anuge rah Energitama
37
4.9.8 LTDS (L i ght T enera Dr y Separati on )1
Hasil dari pemecahan nut di ripple mill berupa cangkang, kernel utuh, kernel pecah, dan cangkang halus. Kemudian campuran tersebut dipisahkan di LTDS 1. Pada LTDS 1 kernel utuh ataupun kernel pecah yang massanya lebih berat akan jatuh ke wet kernel elevator , sedangkan massa yang lebih ringan akan terhisap oleh LTDS 1 cyclone fan dan jatuh ke fiber and shell conveyor untuk bahan bakar boiler. Material yang tidak terpisah di LTDS 1 akan masuk ke LTDS 2 melalui separating coloumn untuk dipisahkan lebih lanjut. Bentuk aktual dari LTDS PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.15
Gambar 4 .15LTDS 1& 2PT Anugerah Energitama
4.9.9
LTDS(L i ght T enera Dr y Separator )2
Kernel pecah, cangkang, dan cangkang halus yang tidak terpisah dari LTDS 1, kemudian dipisahkan lagi di LTDS 2 menurut massanya. Massa yang lebih berat yaitu kernel pecah akan
jatuh ke wet kernel conveyor , dan material yang lebih ringan jatuh
ke fiber and shell conveyor untuk bahan bakar boiler. Material yang tidak terpisah di LTDS 2 akan masuk ke claybath melalui separating coloumn untuk dipisahkan lebih lanjut.
38
4.9.10 Claybath
Kernel pecah dan cangkang
yang masuk ke dalam claybath akan dipisahkan menurut
specific gravity menggunakan larutan kalsium karbonat (CaCO 3 ). Kernel memiliki specificgravity 1,06
– 1,09 sedangkan cangkang 1,16 – 1,25, sehingga specific gravity
larutan kalsium karbonat 1,12
– 1,14. Ketika dilakukan pemisahan, kernel akan
mengapung dan cangkang akan tenggelam. Kernel akan jatuh ke vibrating screen untuk diambil kembali larutannya dengan ukuran mesh 10, begitu pula dengan cangkang. Kernel yang telah disaring akan jatuh ke wet kernel elevator , dan cangkang akan masuk ke
wet
shell
conveyor menuju
karbonatdigunakan
ke
bak
cangkang.
Setelah
larutan
kalsium
dalam beberapa waktu, larutan akan mengalami kejenuhan. Indikasi
larutan jenuh adalah kernel losses tinggi meskipun SG larutan sudah tercapai 1,12
–
1,14. Jenuhnya larutan kalsium karbonat disebabkanoleh tercampurnya kontaminan kedalam larutan sehingga menyebabkan kernel dan cangkang tidak terpisah. Contoh kontaminan
adalah
kandungan
minyak
dalam
kernel
dan
cangkang,
fiber
yang
menempel pada cangkang. Jenuhnya larutan menyebabkan tidak terpisahnya kernel dan cangkang, oleh sebab itu larutan perlu diganti dengan cara membuat larutan baru. Claybat PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.16. Selama operasional, SG larutan harus dikontrol menggunakan SG meter.
Gambar 4.16ClaybathPT Anugerah Energitama
39
4.9.11 Kernel Silo
Kernel silo digunakan untuk menampung kernel produksi untuk dipanaskan dengan tujuan mengurangi kadar air di kernel. Kapasitas kernel silo adalah 50 m 3 . Pengeringan di kernel silo menggunakan udara panas dengan cara meniupkan udara panas yang dialirkan melalui elemen panas (heating element ). Temperature di kernel silo dijaga dengan suhu 60 – 80o C. kemudian kernel yang sudah kering akandiumpankan ke dried kernel conveyor kemudian dikirim ke kernel bunker dengan dried kernel transport fan.Bentuk aktual dari kernel silo PT Anugerah Energitama dapat dilihat pada Gambar 4.17
Gambar 4.17Ke rnel siloPT Anugerah Ene rgitama
4.9.12 Kernel bunker
Kernel yang telah kering dari kernel silo kemudian dikirim ke penampungan
kernel
(kernel bunker) untuk disimpan sebelum dijual. Kapasitas kernel bunker adalah 250 ton per bunker .
4.10 Laboratorium
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan analisa atau kontrol terhadap proses produksi. Kontrol yang dilakukan mulai dari kualitas minyak, kualitas kernel, limbah, losses sampai kualitas air sebagai kebutuhan pokok produksi. Untuk peningkatan proses produksi, diperlukan analisa selama proses produksi berlangsung, maka dari itu perlu
40
diambil sampel baik padatan maupun cairan dan dilakukan analisa, dimana hasil analisa akan dijadikan sebagai dasar bagi operasional untuk melakukan perbaikan.
Pada divisi laboratorium Tepian Langsat Mill terdapat manpower berjumlah 7 orang yang terdiri dari 2 orang analyst shift I dan II, 4 orang sample boy shift I dan II serta 1 orang
kerani
produksi.
Dalam
kegiatan
sehari-hari
divisi
laboratorium
bertugas
menganalisa dan mengontrol mutu proses produksi meliputi :
4.10.1 Mutu Air
Merupakan analisa yang dilakukan untuk memastikan kualitas air yang digunakan masih berada pada batas control yang telah ditetapkan terutama kualitas air boiler. Hasil analisa tersebut sangat berpengaruh terhadap penggunaan dosis chemical dengan tujuan untuk menghasilkan air dengan baku mutu yang diharapkan baik untuk kebutuhan domestic maupun air boiler.
Tabel 4.3 Analisa sample air No. Nama sampe l 1. raw water 2. Clarifier water tank 3. Send filter 4. Cation 5. Anion 6. Boiler feed waater tank 7. Boiler water
Analisa pH, TDS, turbidity, total hardness pH, TDS, turbidity. pH, TDS, turbidity. pH,TDS, total hardness pH, TDS, Silika pH. TDS, Total hardness, Silika dan Fe pH, TDS, Total hardness, Sulfite, Phospat, Cloride, PAlkalinity, M-Alkalinity, O-Alkalinity
4.10.2 Kerugian (L osses ) dalam prose s pengolahan
Analisa losses ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak kehilangan minyak dan kernel selama produksi. 1. Analisa losses minyak a) USB Merupakan janjang kosong yang masih ada brondolannya > 30%. Brondolan yang terdapat pada janjang kosong mengandung minyak yang tidak dapat lagi
41
dikutip. Sampel ini dari 1.000 janjang, sehingga berdasarkan perhitungan sebagai berikut dapat diketahui presentasi USB yang ada.
..........................(4.1)
Contoh: USB = 3, sehingga (3/1000) x 100% = 0,3 % USB. b) Empty bunch Janjang kosong yang akan dibuang ke limbah padat.Untuk mengetahui kadar minyak di dalamnya, dilakukan analisa denga mengambil sampel secara acak sebanyak 5 janjang. Sampel diambil 1 janjang dari 10 janjang. Sampel dihitung beratnya
lalu
diekstraksi untuk
mengetahui kadar
minyak
yang terdapat
didalamnya. c) Fiber press Merupakan fiber yang berasal dari mesin press. Sampel fiber diambil tiap dua jam selama proses dan dicampur menjadi satu dan diekstraksi untuk mengetahui kadar minyak didalamnya d) Nut press Merupakan nutyang berasal dari mesin press. Sampel nut diambil tiap dua jam selama proses dan dicampur menjadi satu dan diekstraksi untuk mengetahui kadar minyak didalamnya. e) FinalEffluent Final effluent merupakan limbah hasil buangan yang tidak dapat dikutip lagi minyaknya, final effluent berasal dari sludge waste. Tujuan menganalisa final effluent untuk mengetahui berapa banyak minyak yang terbuang.
2. Analisa losses kernel a. USB Merupakan janjang kosong yang masih ada brondolannya > 30%. Brondolan yang terdapat pada janjang kosong mengandung kernel yang ikut terbuang ke limbah padat. b. LTDS 1 &2
42
Merupakan sampel yang diambil dari output LTDS 1 dan LTDS 2, berupa kernel dan cangkang. Sampel diambil 1kg setiap dua jam lalu disortasi untuk mengetahui losses kernel yang ada pada sampel. c. Claybath Merupakan sampel yang diambil dari outputclaybath, berupa kernel dan cangkang. Sampel diambil 1kg setiap dua jam lalu disortasi untuk mengetahui losses kernel yang ada pada sampel. d. Fiber cyclone Sampel berupa fiber hasil pemisahan di unit fiber cyclone. Sampel diambil seberat 1kg setiap dua jam, lalu disortasi untuk mengetahui losseskernelyang terdapat pada sampel.
4.10.3 Mutu Produksi
Produk akhir dari pengolahan kelapa sawit berupa Crude Palm Oil (CPO) akan dianalisa mutunya, yaitu terhadap; FFA ( Free Faty Acid ),moisture (kadar air), dan dirt (kotoran). Tujuan analisa sampel ini adalah untuk mengetahui kualitas minyak yang nantinya siap untuk dipasarkan, tentunya agar minyak yang diproduksi di PT. Anugerah Energitama memenuhi standar dan
memiliki kualitas yang baik. Adapun sampel yang
dianalisa untuk mengetahui mutunya, adalah: a. Pure oil tank Sampel minyak yang diambil sebelum melewati proses pemurnian di unit purifier . Sampel diambil dan di campur tiap dua jam. Lalu di analisa untuk mengetahuimoisture (kadar air) dan dirt atau kotoran yang terdapat dalam minyak yang tersimpan didalamnya. b. Exhaust purifier Sampel minyak yang diambil setelah melewati proses pemurnian di unit purifier . Sampel
diambil
dan
di
campur
tiap
dua
jam.
Lalu
di
analisa
untuk
mengetahuimoisture (kadar air) dan dirt atau kotoran yang terdapat dalam minyak yang tersimpan didalamnya. c. Minyak produksi
43
Sampel minyak yang diambil sebelum dimasukkan ke dalam storage tank . Sampel diambil dan di campur tiap dua jam. Lalu di analisa untuk mengetahui kadar FFA (asam lemak bebas), moisture (kadar air) dan dirt atau kotoran yang terdapat dalam minyak produksi. d. Storage tank Sampel CPO yang terdapat di storage tank dan siap dipasarkan. Sampel diambil satu kali setiap hari. Tujuan menganalisa adalah untuk mengetahui kualitas dari CPO yang ada di storage tank dengan menguji tingkat FFA (asam lemak bebas) ,moisture (kadar air) serta dirt atau kotoran yang terkandung dalam minyak. e. Kernel silo Sampel berupa kernel yang diambil dari unit kernel silo. Sampel diambil 1kg tiap dua jam selama proses berlangsung, kemudian dihitung kandungan moisture nya agar memenuhi standar dari kualitas pada kernel.
4.10.3 Komposisi minyak
Merupakan analisa dari sampel minyak yang diambil pada sand trap tank , dan COT, CST dan sludge tank . Sampel tersebut diuji untuk mengetahui komposisinya, yaitu; minyak, emulsi (busa), moisture, dan NOS (non oil solid ).
4.10.4 Mutu limbah cair
Merupakan analisa dari sampel yang diambil pada kolam limbah cair pabrik. Sampel diambil satu kali setiap harinya. Tujuan menganalisa adalah untuk mengetahui nilai dari pH dan total alkalinity yang terkandung dalam air limbah. Karena syarat limbah baru dapat dibuang ke lingkungan harus memiliki nilai total alkalinity <2000 dan pH =7.
44
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah megikuti program PKL yang dilaksanaka n di PT Anugerah Energitama Tepian Langsat Mill antara lain: 1. Kapasitas olah di PKS PT Anugerah Energitama adalah 60 ton TBS/jam dan produk akhir berupa Crude Palm Oil dan Kernel 2. PT Anugerah Energitama memiliki tujuh stasiun utama dalam produksi CPO dan kernel yaitu: Stasiun Penerimaan buah ( Fruit Reception Station), Stasiun Rebusan (Sterilizer Station) Stasiun Penebah (Threshing Station), Stasiun Pelumatan dan Pengepresan ( Digester and Presser Station), Stasiun Pemurnian (Clarification Station) dan Stasiun Pengolahan kernel ( Nut and Kernel Plant Station). 3. Analisa yang dilakukan di Laboratorium PKS PT Anugerah Energitama meliputi: Mutu air, Mutu produksi, Kerugian (losses), Minyak komposisi dan Mutu limbah cair
5.2
Saran
Setelah mengikuti dan mengamati jalannya proses pengolahan saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Keamanan atau safety dalam bekerja hendaknya perlu ditingkatkan seperti pemakaian helm dan earplug 2. Hendaknya
dapat
melakukan
pengembangan
terhadap
pengolahan
limbah
produksi kususnya limbah cair. Sebagai contohnya pengolahan limbah cair untuk dijadikan biogas yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan energi listrik.
45