I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi Indonesia yang saat ini jumlah penduduknya mencapai lebih dari 220 juta jiwa dengan konsumsi kedelai 135 kg perkapita pertahun, swasembada kedelai memegang peranan penting bagi ketahanan pangan dan stabilitas nasional. Dalam rangka memenuhi kedelai produksi dalam negeri Pemerintah mencanangkan Program Peningkatan Kedelai Nasional (PZBN) yang diimplementasikan sejak tahun 2007. Melalui program ini produksi kedelai diharapkan diharapkan meningkat per tahun. Kebutuhan kedelai yang terus rneningkat seiring dengan pola konsumsi masyarakat indonesia pada umumnya, dimana produksi kedelai dalam negeri yang rendah dan harga tinggi yang mengganggu kelangsungan produksi pangan yang berbahan baku kedelai seperti tempe dan tahu yang telah populer dimasyarakat. Oleh karena itu, pemeritah terus berupaya meningkatkan produksi didalam negeri. Dalam rangka untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, pemerintah rnenyiapkan program Sekolah Lapang (SL), pelaksana dari kegiatan tersebut adalah kelompok tani yang dinyatakan layak dan memenuhi persyaratan sebagai pelaksana. Sekolah Lapangan (SL) adalah salah satu bentuk pendidikan informal, yang ruang kelas dan laboratoriumnya adalah penanaman yang dibudidayakan oleh kelompok tani atau peserta pelatihan. SL ini merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian yang dinilai efektif dan memberi dampak positif dalam mengingkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama dan pelaku usaha sehingga tahu, mau dan mampu untuk menerapkan teknologi usaha tani kedelai.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang (SL) kedelai adalah 1. Meningkatkan Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar para petani/pelaku utama. 2. Petani dapat menerapkan inovasi teknologi yang mereka terima.
1.3 Sasaran
Sasaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah : 1. Peningkatan kinerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan pendampingan kepada Petani; 2. Peningkatan kemampuan petani dalam meningkatkan pengelolaan poduksi, produktifitas dan pendapatan 3. Peningkatan kualitas petani dalam menerapkan teknologi terkini dalam budidaya Kedelai
1
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan sekolah lapang dilaksanakan di Kampung Sungai Nibung Kecamatan Dente Teladas. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sekolah Lapang ini dilakukan pada bulan November 2017.
2.2 Peserta
Peserta kegiatan sekolah lapang (SL) kedelai yaitu pengurus beserta anggota Kelompok Tani Makmur 1 Sungai Nibung yang berjumlah 20 Orang.
2.3 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang diterapkan dalam penyelenggaraan sekolah lapang (SL) adalah ceramah, diskusi dan praktek.
2.4 Materi
Materi yang diberikan pada sekolah lapang (SL) kedelai ini yaitu Budidaya Kedelai dari Asal usul kedelai sampai pasca panen kedelai
2.5 Fasilitator/Narasumber
Kegiatan Sekolah lapang (SL) kedelai difasilitasi oleh penyuluh di BP3K Dente Teladas sebagai narasumber
2
lIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan sekolah lapang (SL) yang dilaksanakan dikampung Sungai Nibung memberikan dampak positif bagi peserta sekolah lapang kedelai. Sekolah lapang kedelai membahas masalah Budidaya Kedelai dari awal tanam hingga pasca panen, dari hasil sekolah lapang tersebut terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi petani dalam budidaya kedelai adapun permasalahan yang dihadapi oleh petani kedelai yaitu:
Petani masih sulit diajak budidaya kedelai karena dianggap sulit dalam hal budidayanya
Petani kesulitan didalam hal budidaya kedelai terutama dalam pegendalian OPT
Petani belum mégetahui teknologi dalam hal penyimpanan benih kedelai untuk tanam berikutya.
Pemasaran hasil setelah panen kedelai
Dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi diatas maka diperlukan rencana tindak lajut yang dilakukan penyuluh untuk memecahkan masalah tersebut, adapun rencana tindak lanjutnya yaitu:
Penyuluh memberikan pembinaan dan penyuluhan agar petani mau merubah perilaku sikap, dan keterampilannya dalam hal budidaya kedelai Sehingga tidak dianggap sulit
Penyuluh memberikan penyuluhan tentang pengendalian OPT pada tanaman kedelai
Penyuluh menerangkan metode penyimpanan benih kedelai yang paling sederhana
agar dapat dimengerti dan dilaksauakan oleh petani
Perlu adanya kemitraan dalam hal penampung hasil panen kedelai
Materi yang disampaikan pada kegiatan sekolah lapang kedelai ini dapat diterima oleh peserta, karena pada prinsipnya materi tersebut mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh peserta. Dengan dilaksanakannya kegiatan sekolah lapang ini petani sudah mulai paham tentang pentingnya budidaya kedelai yang baik dan benar sehingga jika kegiatan budidaya tersebut dilakukan secara maksimal maka akan menghasilkan income tambahan bagi para petani untuk menambah pendapatan keluarga. Terdapat perubahan sikap dan prilaku yang ditunjukkan selama mengikuti kegiatan sekolah lapang kedelai tersebut yaitu dengan adanya sikap pro aktif dari peserta dalam setiap pembahasan materi. IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam rangka mewujudkan pencapaian target pembanguan pertanian diperlukan pelaku utama dan pelaku usaha yang berkualitas, handal serta berkemampuan managerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis sehingga mampu membangun usaha tani yang berdaya saing dan berkelanjutan di bidang pertanian terutama pada tanaman kedelai. 3
Dengan adanya kegiatan sekolah lapang kedelai ini diharapkan mampu meningkatkan peran Serta petani sebagai agen utama dalam pembangunan pertanian di daerahnya. Diharapkan metodesekolah lapang ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dalam menerapkan teknologi budidaya kedelai yang dianggap sulit menjadi lebih mudah, sehingga secara langsung memberikan dampak pada kenaikan produksi kedelai dan meningkatkan pendapatan keluarga petani.
4.2 Saran
Diharapakan untuk kegiatan Sekolah lapang sebelum kegiatan dilakukan evaluasi awal tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta tentang teknologi yang akan diterapkan melalui SL kedelai. Kemudian setelah selesai kegiatan dilakukan evaluasi akhir, selain itu perlu terus dikembangkan dengan mengedepankan prinsip-prinsip inovasi teknologi, efisiensi dan mampu diaplikasikan secara luas dimasyarakat.
4
V. PENUTUP
Dalam pembangunan pertanian, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya harus seiring dan saling mendukung untuk mencapai suatu tujuan, dengan tetap mempertimbangkan Sumber Daya Alam yang dimiliki agar pembangunan pertanian sesuai dengan harapan oleh semua pihak serta berkesinambungan. Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari keberhasilan petani dalam memenuhi kebutuhan dan dapat menyentuh langsung kepada kepentingan kalangan masyarakat bawah khususnya petani. Demikian laporan sekolah lapang (SL) kedelai yang dapat kami sajikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan sekolah lapang (SL) kedelai ini masih kurang lengkap dan banyak kekurangan, maka kritik dan saran sangat karni harapkan demi penyempumaan penyusunan yang akan datang. Semoga laporan sekolah lapang (SL) kedelai ini dapat bermanfaat dan dipergunakan terutama oleh Penyuluh Penanian dan Pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan pertanian.
5