LAPORAN GEOMORFOLOGI Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum geomorfologi dengan daerah “ Geologi daerah Sukamakmur dan sekitarnya, kecamatan Sukamakmur, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat”
Nama : Julio Dimas Pramadika NIM : 07209027
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membantu saya dalam menyusun laporan Geomorfologi ini. Laporan Geomorfologi ini saya buat sebagai tugas akhir dari praktikum Geomorfologi yang berjudul “Peta Geomorfologi” dengan daerah “Geologi daerah Sukamakmur dan sekitarnya, kecamatan
Sukamakmur,
kabupaten
Bogor,
provinsi
Jawa
Barat”
Penyusunan karya ilmiah ini dibantu oleh pihak – pihak yang selalu mendukung saya. Saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua yang selalu mendukung saya 2.
Para Asisten yang membimbing saya dalam pembuatan laporan ini 3. Teman – teman yang memberikan masukkan dan koreksi Saya berharap karya ilmiah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Diharapkan pambaca dapat memberikan saran yang membangun untuk laporan ini.
Jakarta, 29 November 2010
Julio Dimas Pramadika
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang…………………………………………………………1
1.2
Maksud dan Tujuan…………………………………………………….1
1.3
Letak Daerah Penelitian………………………………………………..2
Bab II Geomorfologi 2.1
Fisiografi Regional……………………………………………………..3
2.2
Fisiografi Daerah Penelitian……………………………………………4
2.3
Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian……………………………….5
2.3.1
Satuan Geomorfologi Dataran Fluvial…………………………6
2.3.2
Satuan Geomorfologi Bergelombang Struktural………………6
2.3.3
Sataun Geomorfologi Perbukitan Tersayat Tajam Vulkanik….6
2.4
Stadia Sungai Daerah Peneltian……………………………………….6
2.5
Stadia Daerah Penelitian………………………………………………10
Bab III Kesimpulan……………………………………………………………13 Lampiran………................................................................................................14 Daftar Pustaka…………………………………………………………………15
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam kenampakan alam yang ada, tiap – tiap
daerah memiliki relief yang berbeda – beda sesuai dengan kejadian – kejadian yang terjadi pada setiap daerah tersebut. Daerah Sukamakmur, Jonggol ini merupakan daerah yang cukup menarik bentang alamnya sehingga dapat digunakan untuk proses pembelajaran dalam mengetahui bentuk geomorfologi daerah tersebut.
1.2
Maksud dan Tujuan Penyusunan laporan ini dilakukan dengan maksud untuk memenuhi tugas
praktikum geomorfologi. Tujuan utama penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui geomorfologi bentang alam daerah Sukamakmur, kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Yang mencakup fisiografi regional, fisiografi daerah penelitian, satuan geomorfologi daerah penelitian, stadia sungai daerah penelitian dan stadia daerah penelitian.
1.3
Letak Daerah Penelitian Daerah Sukamakmur terletak di Jawa Barat, Kecamatan Sukamakmur dan
Kabupaten
Bogor.
Secara
geografis,
daerah
penelitian
ini
6o36’07.72’’LS - 6o37’31.75’’ dan 107o2’2.12’BT – 107o3’42.81’’BT.
Pulau Jawa
Lokasi Daerah Penelitian
terletak
pada
BAB II GEOMORFOLOGI
II.1
Fisiografi Regional
Berdasarkan pembagian daerah fisiografi oleh Van Bemmelen, 1949 (dalam martdjojo, 2003), daerah Jawa Barat dibagi menjadi enam zona yaitu: 1. Dataran aluvial utara jawa barat, lebarnya sekitar 40 km, terbentang mulai dari ujung barat pulau jawa sampai ke kota cirebon di sebelah timur, sepanjang pantai utara jawa barat. Daerah ini umumnya mempunyai morfologi yang datar, sebagian besar ditutupi oleh endapan sungai dan lahar gunung api muda
2. Antiklinorium bogor, merupakan suatu jalur kompleks yang terdiri atas perbukitan dan pegunungan dengan lebar sekitar 40 km membentang dari jasinga di sebelah barat menerus ke sungai pemali di bagian timur dan bumiayu di jawa tengah. Jalur ini terdiri atas endapan-endapan neogen yang terlipat kuat, membentuk suatu antiklinorium disertai dengan banyak intrusi
3. Zona depresi tengah jawa barat, merupakan suatu jalur pegunungan yang memanjang dari teluk pelabuhan ratu di sebelah barat menerus ke sukabumi melalui lembah cimandri, kemudian menerus ke arah cianjur, bandung, garut, tasikmalaya dan berakhir di segara anakan dengan kisaran lebar zona antara 20-40 km. Zona ini secara struktural merupakan bagian puncak geantiklin pulau jawa yang telah hancur selama akhir zaman tersier
4. Pegunungan selatan jawa barat, merupakan zona fisiografi yang paling selatan. Zona ini membentang mulai dari pelabuhan ratu hingga sampai ke pulau nusa kambangan di sebelah timur 5. Kubah dan pegunungan pada zona depresi tengah, meliputi pegunungan bayah dengan struktur lipatan tersier muda, diatasnya diendapkan tufa kuarter dan endapan aluvial
6. Gunung api kuarter
II.2
Fisiografi Daerah Penelitian
Daerah penelitian ini termasuk dalam Zona Antiklinorium Bogor. Daerah penelitian geomorfologi ini mengacu pada klasifikasi Van Zuidam (1978) dan dimodifikasi pembagian relief dan genetikanya berdasarkan klasifikasi Hidartan dan Agung Handaya (1994). Bentang alam ditinjau dari aspek relief dibedakan berdasarkan klasifikasi relief Van Zuidam (1978). Satuan Relief Dataran atau Hampir Datar
Sudut Lereng 0–2%
Beda Tinggi < 5M
Bergelombang / Miring Landai
3–7%
5 – 50M
Bergelombang / Miring
8 – 13 %
25 – 75M
Berbukit Bergelombang / Miring
14 – 20 %
50 – 200M
Berbukit Tersayat Tajam/Terjal
21 – 55 %
200 – 500M
Pegunungan Tersayat Tajam /
56 – 140 %
500 – 1000M
> 140 %
> 1000M
Sangat Terjal Pegunungan Sangat Curam
Klasifikasi Relief Van Zuidam (1978)
Sedangkan bentang alam ditinjau dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya), dapat dibedakan menjadi (Hidartan dan Handaya, 1994) : 1. Bentukan Asal Struktural. 2. Bentukan Asal Vulkanik. 3. Bentukan Asal Fluvial. 4. Bentukan Asal Marin. 5. Bentukan Asal Karst/Pelarutan. 6. Bentukan Asal Aeolean. 7. Bentukan Asal Glasial.
8. Bentukan Asal Denudasional.
II.3
Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian
Mengacu pada klasifikasi Van Zuidam (1978) dan Hidartan dan Handaya (1994), maka daerah pemetaan ini dapat dibagi menjadi 3 satuan geomorfologi, yaitu: 1. Satuan Geomorfologi Dataran Fluvial 2. Satuan Geomorfologi Bergelombang / Miring Struktural 3. Satuan Geomorfologi Perbukitan Tersayat Tajam / Terjal Vulkanik
II.3.1 Satuan Geomorfologi Dataran Fluvial Satuan geomorfologi dataran fluvial ini menutupi 2% dae rah penelitian. Dataran fluvial ini memanjang sepanjang sungai Cipamingkis. Pola kontur pada satuan geomorfologi ini renggang dan memiliki bentuk relief yang datar dengan pola relief yang sejajar.
II.3.2 Satuan Geomorfologi Bergelombang Struktural Satuan geomorfologi bergelombang struktural ini merupakan satuan yang paling dominan dalam daerah ini yang menutupi 94% daerah penelitian. Pola kontur pada satuan geomorfologi ini renggang dan memiliki bentuk relief yang bergelombang dengan pola relief yang sejajar.
II.3.3 Satuan Geomorfologi Perbukitan Tersayat Tajam Vulkanik Satuan geomorfologi perbukitan tersayat tajam vulkanik ini menutupi 4% daerah penelitian. Pola kontur pada satuan geomorfologi ini renggang dan memiliki bentuk relief yang membulat dengan pola relief yang sejajar.
II.4
Stadia Sungai Daerah Penelitian
Dalam pengelompokan stadia sungai ini, mengacu pada pengelompokan stadia sungai berdasarkan Bani Nugroho (2000). Pola aliran yang berkembang di daerah ini adalah pola aliran dendritik. Maka dari itu secara genetik, daerah ini memiliki stadia sungai dari dewasa hingga tua. Parameter Stadia Sungai (Bani Nugroho, 2001) STADIA EROSI SUNGAI
PARAMETER
MUDA
DEWASA
TUA
Besar
Relatif Kecil
Tidak ada
Kecepatan Aliran
Tinggi
Sedang
Rendah
Jenis Aliran air
Turbulent
Turbulent-Laminer
Laminer
Jenis Erosi
Vertikal
Vertikal-Horisontal
Horisontal
Proses yang bekerja
Erosi
Erosi-Deposisi
Deposisi
Bentuk/Pola sungai
Lurus
Lurus-Meander
Meander-Komplek
‘V’
‘V’ – ‘U’
Slope Gradient
Bentuk penampang ‘U’
sungai Sedang/Mulai
Kerapatan/Anak Sungai
Kecil/Jarang
Besar/Banyak banyak
Banyak Air Air terjun sedikit terjun
Kenampakan Lain
Tak ada air terjun Mulai ada dataran
Tidak ada
Dataran banjir luas banjir
dataran banjir
Pola aliran pada daerah penelitian ini termasuk dalam pola aliran dendritik. Secara genetik maka jenis aliran sungai yang ditemukan dalam daerah penelitian ini antara lain :
1. Jenis aliran sungai obsekuen yang ditemukan pada sungai induk yang mengalir berlawanan dengan kemiringan lapisan. Contoh : Sungai Cipamingkis. 2. Jenis aliran sungai subsekuen yang ditemukan pada anak – anak sungai yang mengalir searah dengan jurus perlapisan. 3. Jenis aliran sungai konsekuen yang ditemukan pada anak – anak sungai yang mengalir searah dengan kemiringan lapisan.
Peta Pola Aliran Sungai Daerah Pemetaan
II.5
Stadia Daerah Penelitian
Stadia daerah bias dilihat dari beberapa aspek seperti relief, stadia sungai, ciri – ciri sungai dan satuan geomorfologinya. Pada daerah penelitian ini memiliki stadia sungai dewasa sampai tua walaupun setiap satuan geomorfologi memiliki genetik dan kenampakan geomorfologi yang berbeda. Maka dapat ditafsirkan stadia daerah penelitian ini adalah dewasa karena reliefnya maksimum.
Parameter Stadia Daerah (Bani Nugroho, 2001)
PARAMETER
STADIA DAERAH MUDA
DEWASA
TUA
STADIA SUNGAI
Muda
Muda - Dewasa
Tua
RELIEF
Sedikit Bergelombang
Maksimum
Hampir Datar
V
U–V
BENTUK PENAMPANG
U - Datar
LEMBAH
Bentang KENAMPAKAN
Bentang alam
Bentang alam
alamnya
LAIN
umumnya datar –
umumnya
datar, hasil
dari proses bergelombang sampai pengendapan bergelombang. Tidak
mempunyai relief gawir yang
ada gawir, relief kecil /
maksimum, mulai sudah mulai
tidak ada
terbentuk gawir, relief rata, tidak ada sedang - maksimum relief
Satuan Relief
Dataran Fluvial Bergelombang / Miring Perbukitan Tersayat Tajam / Terjal
Luas (%)
2% 94% 4%
h
Δh
RELIEF Keleren Bentuk
(m) 30 - 0 1015 -
(m) 30
gan (%) 0 – 2%
619
8 – 13%
396 875 650
225
21 – 55%
Relief Datar Bergelomb
ang Membulat
Pola
Genetik
STADIA
Pola Aliran
Sungai
Daerah
Sejajar
Fluvial
Dendritik
Tua
Tua
Sejajar
Struktural
Dendritik
Dewasa
Dewasa
Sejajar
Vulkanik
Dendritik
Dewasa
Dewasa
Tabel Geomorfologi
BAB III KESIMPULAN
Daerah pemetaan yang termasuk dalam wilayah provinsi Jawa Barat, kabupaten Bogor, kecamatan Sukamakmur termasuk dalam zona Antiklinorium Bogor. Secara geografis, daerah penelitian terdapat pada koordinat 6o36’07.72’’LS 6o37’31.75’’ dan 107o2’2.12’BT – 107o3’42.81’’BT.
1. Daerah pemetaan memiliki 3 satuan geomorfologi yaitu : - Satuan geomorfologi dataran fluvial - Satuan geomorfologi bergelombang / miring struktural - Satuan geomorfologi perbukitan tersayat tajam / terjal vulkanik 2. Fisiografi daerah penelitian termasuk dalam Zona A ntikinorium Bogor 3. Pola aliran di daerah ini adalah dendritik 4. Stadia sungai di daerah ini adalah stadia dewasa – tua 5. Stadia daerah pada daerah ini adalah stadia dewasa
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/imglanding? q=fisiografi+regional+jawa+barat&um=1&hl=id&sa=N&biw=1366&bih=524&tbs=i sch:1&tbnid=Z8qo7kYDxDxMGM:&imgrefurl= Afiat Anugrahadi, 2002. Buku Pedoman Praktikum Geomorfologi dan Geomorfologi Foto, Jurusan Teknik Geologi FTKE – Universitas Trisakti
http://lh6.ggpht.com/_hX3k_OTDiTs/TL1wkADsj5I/AAAAAAAAABQ/smug2xA_ mgk/s640/Zona%252520fisografis%252520jawa %252520Barat.jpg&zoom=1&w=640&h=472 Google Earth