LAPORAN PRAKTIKUM GEMORFOLOGI DAN ANALISIS LANDSCAP
Praktikum ke Judul Praktikum
: :
Hari/Tanggal Lokasi Praktikum Kelas Kelompok
: : : :
5 (Lima) Identifikasi Bentang Lahan Pada Foto Udara Kamis, 20 November 2014 Lab. Survei Lahan B (Genap) 5 ( Lima ) Disusun oleh :
1. Adi Pramono 2. Hanif Fikriyantito 3. Amelia Novita Sari 4. Asmoro Pribadi Dewo 5. Anoem Gafar 6. Ditha Mustika Putri
(NIM F1D213014) (NIM F1D213016) (NIM F1D213018) (NIM F1D213020) (NIM F1D213022) (NIM F1D213024)
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI SEMESTER GANJIL 2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
NO
NAMA
NIM
1.
Adi Pramono
F1D213014
2.
Hanif Fikriyantito
F1D213016
3.
Amelia Novita Sari
F1D213018
4.
Asmoro Pribadi Dewo
F1D213020
5.
Anoem Gafar
F1D213022
6.
Ditha Mustika Putri
F1D213024
Dosen Penanggung Jawab
(Yudhi Achnopha, SP., M.Si. ) NIP. 19620701198902 1 001
TANDA TANGAN
1. Dasar Teori Macam-macam bentang lahan di permukaan bumi antara lain: 1. Bentuk lahan Vulkanik Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik. Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya. Bentuk lahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi 2, yaitu: a. Bentuk-bentuk eksplosif (krater letusan, ash dan cinder cone) dan b. Bentuk-bentuk effusif (aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya). Yang membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan, lereng bahkan kadang sampai kaki lereng. Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan effusif, yang dalam hal ini terbentuk volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin sekali akan merusak dan membentuk kaldera yang besar. Kekomplekkan terrain vulkanik akan terbentuk bila proses-proses yang non-vulkanik berinteraksi dengan vulkanisme. Proses patahan yang aktif akan menghasilkan erupsi linier dan depresi volkano-tektonik. Satuan bentuklahan vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, dan sebagai contoh penyimbulannya antara lain : 1.
Satuan kepundan (VK)
2.
Satuan kerucut parasiter (VKp)
3.
Satuan lereng vulkan (VL)
4.
Satuan kakilereng gunung api (VLk)
5.
Satuan dataran fluvial gunung api (VDk). Proses erosi vertikal yang kuat pada bagian hulu akibat aliran lava/lahar
dan curah hujan yang tinggi membentuk lembah-lembah sungai yang curam dan rapat serta dibatasi oleh igir-igir yang runcing dengan pola mengikuti aliran sungai-sungainya. Proses erosi dan denudasional yang bekerjasama menyebabkan terbentuknya relief yang kasar dan topografi yang tinggi dengan kemiringan lereng yang curam pada bagian lereng atas, kemudian terdapat tekuk lereng (break of slope) yang mencirikan munculnya mataair membentuk sabuk mataair (spring belt). Pola aliran sungai terbentuk akibat proses geomorfologi yang bekerja pada batuan di permukaan, sehingga terbentuk pola yang relatif annular sentrifugal dengan anak-anak sungai utama relatif sejajar, kemudian bertemu pada tekuk lereng pertama. Beberapa sungai bertemu kembali pada tekuk lereng kedua, dan seterusnya. Kerapatan aliran umumnya tinggi pada lereng atas dan tengah, yang semakin menurun kerapatannya ke arah lereng bawah dan kaki lereng. Pola-pola kelurusan yang ada umumnya berupa igir-igir curam di kanankiri sungai, pola kelurusan kontur yang melingkar serta break of slope yang berasosiasi dengan spring belt. Vegetasi umumnya rapat berupa hutan lindung di bagian atas, hutan penyangga di tengah dan akhirnya menjadi lahan budidaya pertanian di bagian kaki lereng sampai dataran fluvialnya. Permukiman dapat dijumpai mulai pada lereng tengah dengan kerapatan jarang ke arah bawah yang mempunyai kerapatan semakin padat. Kenampakan dari foto udara, tekstur umumnya kasar tetapi seragam pada ketinggian atau klas lereng sama, semakin ke bawah semakin halus; rona agak gelap sampai gelap; pola agak teratur dan umumnya kenampakan fisik mempunyai pola yang kontinyu. Kenampakan yang khas adalah bahwa pada pusat kepundan akan terlihat suatu kerucut yang di sekitarnya terdapat hamparan hasil erupsi tanpa vegetasi penutup sedikitpun. Bekas-bekas aliran lava cair akan tampak berupa garis-garis aliran di sekitar kepundan dan berhenti membentuk blok-blok dinding terjal akibat pembekuan di luar.
2. Bentang lahan asal marine Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan hasil kegiatan gelombang air laut/samudra dan organisme laut. Contoh bentuk lahan marine diantaranya pantai, tebing pantai, beach ridge, swales, marine terrace, atol, coral reef, dan lagoon. 3. Bentang lahan asal struktural Bentuk lahan asal proses struktural ini terbentuk karena adanya tenaga endogen yang mendorong lempeng samudra menunjam lempeng benua. Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural. Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya. Dapat juga dikatakan bahwa bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen yaitu proses tektonik atau diastropisme yang meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi yaitu lipatan dan patahan. Selain itu, terdapat pula struktur horizontal, yang mana dengan adanya tenaga endogen maka terjadi deformasi sikap perlapisan batuan (dip dan strike) yang menjadi miring atau bahkan tegak dan membentuk lipatan. Selain itu juga, disebabkan tekanan dari lapisan yang ada di
atasnya tebal ke arah vertikal (bawah) sehingga massa sedimen yang lemah dan lunak di bawahnya tertekan. Beberapa contoh Bentuk lahan asal struktural antara lain: -
Perbukitan antiklinal
-
Perbukitan sinklinal
-
Perbukitan monoklinal
-
Pegunungan antiklinal
-
Pegunungan sinklinal
-
Pegunungan
4. Bentang lahan asal fluvial Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan. Bentuk lahan yang terbentuk karena adanya proses -
Erosi
-
Transportasi
-
Deposisi/Sedimentasi
Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan sehingga dikenal dengan istil ah ”Three Phases O Single Activity” dengan tenaga geomorfologis yang utama adalah air. Berbagai contoh bentuk lahan asal fluvial adalah sebagai berikut:
a. Dataran aluvial b. Dasar sungai c. Rawa belakang d. Dataran banjir e. Tanggul alam f. Lakustrin g. Ledok fluvial h. Gosong lengkung dalam (ponit bar) 9. i. Teras fluvial j. Kipas alluvial k. Crevasse splaye l. Delta dengan berbagai tipenya m.Igir fluvial 8.
BENTUK LAHAN ASAL AEOLEAN (ANGIN)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS). Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak.
Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.
Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
Bentang lahan daerah kering terjadi oleh bentukan yang asalnya karena proses angin (aeolian) dan gabungan pelapukan dengan aliran air. Adapun ciri-ciri alam yang bisa menyebabkan terbentuknya daerah aride/aeolian:
Curah hujan rendah, aride ≤ 250 mm/tahun, semi aride = 250-500 mm/tahun.
Fluktuasi temperatur harian besar (10 – 40)
Langit cerah, sehingga terjadi periode kering yang panjang.Penguapan tinggi, yang menyebabkan terjadinya pelapukan mekanik di daerah bayangan hujan.
Vegetasi jarang, sehingga gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi.
2. Tujuan -
Mahasiswa dapat mengetahui jenis bentang lahan yang ada di foto udara Mengetahui ciri dan karakteristik dari suatu bentang lahan.
3. Alat dan Bahan A. Alat 1. Stereoskop cermin 2. Alat tulis B. Bahan
-
Foto udara: 1. Foto Udara 12 2. Foto Udara 14 3. Foto Udara 5 4. Foto Udata 15 5. Foto Udara 1 6. Foto Udara 19
4. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan stereoskop cermin dan foto udara 2. Mengambil salah satu pasang foto udara untuk dilihat di bawah stereoskop cermin 3. Meletakkan foto udara kanan dan kiri di bawah stereoskop cermin. 4. Melihat foto udara dari lensa stereoskop cermin. 5. Mengamati tampilan 3 dimensinya yang terlihat dan identifikasikan bentuk lahannya. 6. Mengamati foto udara seperti langkah 3 sebanyak 6 foto udara 7. Catat hasilnya dan buat sketsa bentuk lahan tersebut
5. Hasil No
Kode foto
1
Gambar 1
Foto Udara
Sketsa gambar
Bentuk Lahan Eolian
Jenisnya yaitu bukit pediment
2
Gambar 5
Vulkanik
jenisnya yaitu aliran lava
3
Gambar
Vulkanik
12
jenisnya kerucut cinder Fluvial
jenisnya danau tapal kuda 4
Gambar
Vulkanik
14
jenisnya yaitu kaldera
5
Gambar
Fluvial
15
jenisnya yaitu sungai bersirat
6
Gambar
Marine
19
jenisnya yaitu paparan erosi gelombang
6. Analisis Pada pratikum kali membahas tentang “Identifikasi Bentang Alam Pada Foto Udara”. Pada pratikan ini diberikan 6 buah foto udara pada setiap kelompok dan berbeda-beda setiap 2 kelompok. Identifikasi pada foto udara ini dilakukan dengan memperhatikan foto udara mulai dari tekstur, tinggi rendahnya wilayah, hingga pola pola yang terdapat pada foto udara tersebut. Pada foto pertama adalah foto udara dengan kode 1 termasuk kepada bentang alam hasil proses eolian. Jenisnya yaitu bukit pediment. Hal ini disebabkan karena terlihatnya bekas pengikisan oleh angin dan wilayah memiliki vegetasi yang rendah, dan pada umumnya wilayah ini berpasir. Pada foto kedua adalah foto udara dengan kode 5 termasuk kepada bentang alam hasil proses vulkanik. Jenisnya yaitu aliran lava. Hal ini disebabkan karena berada pada wilayah gunung berapi. Terlihatnya puncak dan lereng pada foto udara tersebut. Pada foto ketiga adalah foto udara dengan kode 12 termasuk kepada bentang alam hasil proses vulkanik. Jenisnya yaitu kerucut cinder. Hal ini disebabkan karena berada gunung berapi. Terlihatnya puncak dan lereng pada foto udara tersebut.
Pada foto udara keempat adalah foto dengan udara kode 14 termasuk kepada bentang alam hasil proses vulkanik. Jenisnya yaitu Kaldera. Terlihat dari danau vulkanik pada gunung berapi yang terdapat pada foto udara. Pada foto udara kelima adalah foto udara dengan kode 15 termasuk bentang alam hasil proses fluvial. Jenisnya yaitu sungai bersirat. Hal ini disebabkanya pola fluvial yang terlihat pada foto udara tersebut. Terlihatnya pola aliran air dari dataran tinggi ke rendah menandakan sungai dari pegunungan yang diteruskan hingga ke muaranya. Pada foto udara keenam adalah foto udara dengan kode 19 termasuk bentang alam marine. Jenisnya yaitu paparan erosi gelombang. Hal ini disebabkan karena di tepi laut daratannya berbentuk tebing-tebing yang terjal.
7. Kesimpulan Setelah melakukan pratikum ini dapat disimpulkan bahwa:
Di muka bumi terdapat beberapa jenis bentang alam. Dari praktikum yang telah di lakukan mahasiswa dapat mengidentifikasikan beberapa bentang alam diantaranya bentang alam vulkanik (aliran lava, kerucut cinder, kaldera) ,eolian (bukit pediment) ,fluvial (danau tapal kuda, sungai bersirat), dan marine (paparan erosi gelombang). Setiap jenis bentang alam memiliki ciri khusus antara bentang alam yang satu dengan yang lainnya, seperti bentang alam vulkanik biasanya pada daerah pegunungan atau dataran tinggi. Bentang alam marine biasanya pada posisi dekat perairan/lautan. Eolian biasanya pada daerah padang pasir dan Fluvial biasanya pada daerah yang banyak terdapat sungai atau daerah muara sungai.
DAFTAR BACAAN http://triegeography.blogspot.com/2012/04/macam-macam-bentuk-lahan dipermukaan.html (diakses pada tanggal 24 November 2014 pukul 17:20) http://sekerasbatu.blogspot.com/2009/04/konsep-dasar-dan-pengertiabentang.html (diakses pada tanggal 25 November 2014 pukul 14:55) www.vale.com/indonesia/BH/aboutvale/sustainability/land-use/Pages/default.aspx bentang lahan (diakses pada tanggal 25 November 2014 pukul 20:22).
Lampiran
Gambar 1
Gambar 5
Gambar 12
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 19