BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud • •
Membagi peta dalam tiga zona yang berbeda. Menghitung persentasi kelerengan dan beda tinggi pada suatu
topografi. Menentukan tata guna lahan. • 1.2 Tujuan Mampu membagi peta dalam tiga zona yang berbeda. • Mampu menghitung persentasi kelerengan dan beda tinggi pada • suatu topografi. Mampu menentukan tata guna lahan. • 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari %am +okasi
!amis" 2# Maret 2$13 1&.$$ W'( ) 1*.3$ W'( ,uang - 2$1 -edung Pertamina uko/ati
BAB II METODOLOGI
2.1 0lat dan (ahan 2.1.1 0lat • • • • • • • •
Penggaris 0lat tulis !ertas kalkir 03 !ertas milimeter blok 03 'solasi !ertas H Pensil /arna !alkulator
2.1.2 (ahan Peta topografi aerah 4ngaran • 2.2 5ara !erja Pengelompokan kontur" menurut kerapatannya. • Pembuatan & sayatan yang memotong & kontur pada tiap satuan. • Pembuatan sayatan yang mele/ati Punak -unung 4ngaran sepanjang • 3$ m. Perhitungan persentase kelerengan setiap sayatan. Pembuatan pola pengaliran dan jalan. • 2.3 iagram alir Pembuatan delinasi • •
Mulai
Menentukan Peta Topografi
Merekatkan !ertas !alkir di atas Peta Topografi
Menentukan satuan kontur rapat dan renggang pada peta topografi
Menentukan batas6batas dan memberi gradasi /arna merah dari kontur yang rapat hingga kontur yang renggang" mulai dengan /arna merah tua hingga merah muda
elesai
•
Perhitungan morfometri untuk menentuan kelerengan Mulai
Membuat & sayatan di tiap satuan delinasi yang berbeda dan memotong & garis kontur yang berurutan
Menghitung 7 lereng tiap kontur pada tiap satuan dengan rumus Menghitung beda tinggi pada tiap satuan ∆h Lerengyang berbeda × 100 kontur elesai =
d
Mengklasifikasikan rerata persen kelerengan dan beda tinggi yang diperoleh dengan !lasifikasi an 8uidam 91:#3;
BAB III PERHITUNGAN MORFOMETRI
KlasifikasiRelief atar (ergelombanglandai (ergelombanguram (erbukit bergelombang (erbukitterjal
%Relief 2 ) $ 3)= #)13 1> ) 2$ 21)&&
Pegunungan terjal Pegunungan sangat terjal
BedaTinggi
&$< &)&$ 2&)=& &$ ) 2$$ 2$$)&$$
&* )1>$ ?1>$
&$$ )1$$$ ?1$$$
Tabel 3! Klasifikasi "an #$ida
3.1 !ontur sangat rapat ,umus
∆ h 5 × 12,5 62,5
% Lereng =
=
=
∆h IK
=
1 2000
× 25000 12,5 =
d
a. n @ $"> m
=
n× 2500
$
$$6ayatan
d @ $"> A 2&.$$$@ 1$.$$$ m @ 1$ $m Lereng
=
62,5 100
× 100
=
62,5
b. n @ $": m d @ $": A 2&.$$$ @ 22.&$$ m @ 22& m
1. 2. 3. >. &.
*2"& 7 2="=# 7 *2"& 7 &$ 7 &$ 7 %umlah @ 2&2"=# 7 ,ata ) rata @ 252,78 5
@ &$"&* 7
Lereng
=
62,5 225
× 100
=
27,78
. n @ $"> m d @ $"> A 2&.$$$ @ 1$.$$$ m @ 1$$ m Lereng
=
62,5
× 100
=
62,5
100
d. n @ $"& m d @ $"& A 2&.$$$ @ 12.&$$ m @ 12& m
Lereng
=
62,5 12,5
× 100
=
50
e. n @ $"& m d @ $"& A 2&.$$$ @ 12.&$$ m @ 12& m
Lereng
=
62,5 12,5
× 100
=
50
7 +ereng sebesar &$"&* 7 @ (erbukit terjal 9 an 8uidam" 1:#3; (eda tinggi 9 2$&$ ) 1$&: @ ::1; Pegunungan sangat terjal 9 an 8uidam" 1:#3;. 3.2 !ontur ,apat ,umus
∆ h 5 × 12,5 62,5
% Lereng =
=
=
∆h IK
=
1 2000
× 25000 12,5 =
d n× 2500 =
ayatan a. n @ 1"3 m d @ 1"3 A2&.$$$@ 32.&$$ m @ 32& m Lereng
=
62,5 325
× 100
=
19,23
b. n @ 1"2 m d @ 1"2 A 2&.$$$ @ 3$.$$$ m @ 3$$ m
1. 2. 3. >. &.
1:"23 7 2$"#3 7 22"=3 7 2="=# 7 22.=3 7 %umlah @ 113"3 7 113,3
,ata ) rata @
5
@ 22"**7
Lereng
=
62,5 300
× 100
=
20,83
. n @ 1"1 m d @ 1"1 A 2&.$$$ @ 2=.&$$ m @ 2=& m
Lereng
=
62,5
× 100
=
22,73
275
d. n @ $": m d @ $": A 2&.$$$@ 22"&$$ m@ 22& m
Lereng
=
62,5 225
× 100
=
27,78
e. n @ 1"1 m d @ 1"1 A 2&.$$$ @ 2=.&$$ m @ 2=& m
Lereng
=
62,5 275
× 100
=
22,73
7 +ereng sebesar 22"** 7 @ (erbukit terjal 9 an 8uidam" 1:#3; (eda tinggi 9 11:2 ) =>* @ >>*; (erbukit terjal 9 an 8uidam" 1:#3;
3.3 !ontur ,enggang ,umus
∆ h 5 × 12,5 62,5
% Lereng =
=
=
∆h IK
=
1 2000
× 25000 12,5 =
a. n @ 1"> m d @ 1"> A 2&.$$$@ 3&.$$$ m@ 3&$ m
Lereng
=
62,5 350
× 100
=
17,86
b. n @ 1"= m d @ 1"= A 2&.$$$ @ >2.&$$m @ >2& m
d n× 2500 =
ayatan 1. 2. 3. >. &.
1="#* 7 1>"=$ 7 #"*2 7 :"* 7 1$ 7 %umlah @ *$"=# 7 60,78
,ata ) rata @
5
@ 12"1* 7
Lereng
=
62,5 425
× 100
=
14,70
. n @ 2": m d @ 2": A 2&.$$$ @ =2.&$$ m @ =2& m
Lereng
=
62,5
× 100
=
8,62
725
d. n @ 2"* m d @ 2"* A2&.$$$ @ *&.$$$m @ *&$ m
Lereng e.
=
62,5 650
× 100
=
9,6
n @ 2"& m d @ 2"& A 2&.$$$@ *2.&$$ m@ *2& m
Lereng
=
62,5 625
× 100
=
10
7 +ereng 12"1* 7 @ (ergelombang landai 9 an 8uidam" 1:#3; (eda tinggi 9 :#$ ) :># @ 32; (ergelombang miring 9 an 8uidam" 1:#3;
BAB I" PEMBAHA&AN -unung 4ngaran adalah gunung berapi yang terletak di Pulau %a/a" tepatnya di daerah %a/a Tengah. -unung 4ngaran ini memiliki ketinggian 2.$&$ meter di atas permukaan laut. (entang alam pada daerah ini dipengaruhi oleh aktiBitas Bulkanik gunung tersebut. Pada peta topog rafi benta ng alam Bulkanik ini memili ki iri ) iri berupa pola konturnya yang radier dan pola penyalurannya yang radial. -unung ini tidak hanya memiliki satu namun memiliki tiga punak yaitu -endol" (otak" dan 4ngaran. Punak tertinggi adalah 4ngaran.ulkanisme dari -unung 4ngaran ini memiliki tipe Bulkanisme ampuran karena dipengaruhi oleh magma yang bersifat intermediet. Hasil dari Bulkanisme tipe ini adalah gunungapi strato. -unung 4ngaran ini memiliki laBa yang bersifar kental dengan dapur magma yang sangat dangkal dan tekanan gas yang rendah. ari iri6iri tersebut" -unung ungaran termasuk ke dalam tipe merapi berdasarkan klasifikasi gunungapi Escher (1952). >.1 !ontur sangat rapat Pada /ilayah delinasi bentang alam Bulkanik ini menakup daerah -unung -ajahmungkur" -unung (otak" -unung 4ngaran" -unung (along" -unung !aligesik" -unung uralaya" daerah -ebugan. Wa rna merah tua menunjukkan dataran pada peta topografi tersebut adalah daerah Bulkanik dengan kontur yang sangat rapat. Pada daerah ber/arna merah tua tersebut dibuat & sayatan yang memotong lima kontur yang berurutan. ari setiap sayatan dihitung persentase kelerengannya dengan menggunakan perhitungan morfometri. etelah itu dihitung juga presentase rataan nya dari satu delinasi. etelah dihitung rata6rata presentasenya adalah &$"&* 7. edangkan untuk beda tingginya didapat tophill dengan ketinggian 2$&$ meter" sedangkan
do/nhill nya dibaa pada angka 1$&: meter. ehing ga setelah dihitung dari rumus tophill ) do/nhill didapat beda tinggi sebesar ::1 meter. (erdasarkan klasifikasi Van Zuidam" daerah dengan kontur sangat rapat ini termasuk ke dalam satuan daerah berbukit terjal hingga pegunungan sangat terjal. Pada peta topografi" satuan berkontur sangat rapat ini menunjukkan daerah bentang alam Bulkanik berupa punak gunung. Hal tersebut disebabkan karena bentang alam Bulkanik tersebut tergolong tipe bentang alam dimana proses ) proses membangun atau konstruktif yang jauh lebih aktif dan mendominasi daripada proses destruktifnya. an bagian yang memiliki kontur yang sangat rapat dapat dikatakan sebagai bagian yang paling muda dan aktif dalam sekuens proses konstruksi6destruksi bentang alam Bulkanik. Proses konstruktif meliputi tenaga endogen yang membentuk gunung dan atau pegunungan itu sendiri. edankan proses destruktif meliputi proses erosi dan pelapukan. !arena punak gunung merupakan titik keluar aktifitas tenaga endogen dari dalam. elineasi pola pengaliran di bentang alam Bulkanik menunjukkan bah/a aliran air dalam /ujud sungai terpetakan seara teratur membentuk pola pengaliran radial" yaitu pola pengaliran yang arah6arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari suatu pusat. 4mumnya berkembang pada daerah dengan struktur kubah stadia muda" pada keruut gunungapi" dan pada bukit6bukit yang berbentuk keruut. Hal ini dikarenakan sifat dari air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pada daerah berkontur sangat rapat ini jarang ditemukan jalan kendaraan. Hal ini disebabkan karena morfologi daerah punak yang sulit dijangkau dan kurang ideal dalam lingkup tata ruang sebagai pusat aktiBitas manusia. Tata guna lahan pada daerah berkontur sangat rapat ini adalah pertanian. aerah ini memi liki potensi positif
sebagai agar alam . elain
memiliki potensi positif" daerah ini juga memiliki potensi negatif yaitu longsor.
>.2 !ontur rapat Pada /ilayah delinasi bentang alam Bulkanik ini menakup daerah aerah +angenarja " aerah Munding" aerah -eblog" aerah -unungsari" aerah %imbaran" aerah ikendil" aerah ,umpakbayon" aerah umber. Warna merah menunjukkan dataran pada peta topografi tersebut adalah daerah Bulkanik dengan kontur yang rapat. Pada daerah ber/arna merah ini tersebut dibuat & sayatan yang memotong lima kontur yang berurutan. ari setiap sayatan dihitung persentase kelerengannya dengan menggunakan perhitungan morfometri. etelah itu dihitung juga presentase rataan nya dari satu delinasi. etelah dihitung rata6rata presentasenya adalah 22"** 7. edangkan untuk beda tingginya didapat tophill dengan ketinggian 11:2 meter" sedangkan do/nhill nya dibaa pada angka =>* meter. ehingga setelah dihitung dari rumus tophill ) do/nhill didapat beda tinggi sebesar >>* meter. (erdasarkan klasifikasi Van Zuidam" daerah dengan kontur rapat ini termasuk ke dalam satuan daerah berbukit terjal. Pada peta topografi" satuan berkontur rapat ini menunjukkan daerah bentang alam Bulkanik berupa punak gunung. Hal tersebut disebabkan karena bentang alam Bulkanik tersebut tergolong tipe bentang alam dimana proses ) proses membangun atau konstruktif yang jauh lebih aktif dan mendominasi daripada proses destruktifnya. an bagian yang memiliki kontur yang rapat dapat dikatakan sebagai bagian yang paling muda dan aktif dalam sekuens proses konstruksi 6destruksi bentang alam Bulkanik. Proses konstruktif meliputi tenaga endogen yang membentuk gunung dan atau pegunungan itu sendiri. edankan proses destruktif meliputi proses erosi dan pelapukan. !arena punak gunung merupakan titik keluar aktifitas tenaga endogen dari dalam. elineasi pola pengaliran di bentang alam Bulkanik menunjukkan bah/a aliran air dalam /ujud sungai terpetakan seara teratur membentuk pola pengaliran radial" yaitu pola pengaliran yang arah6arah pengalirannya
menyebar ke segala arah dari suatu pusat. 4mumnya berkembang pada daerah dengan struktur kubah stadia muda" pada keruut gunungapi" dan pada bukit6bukit yang berbentuk keruut. Hal ini dikarenakan sifat dari air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Tidak seperti pada daerah berkontur sangat rapat yang hampir tidak ditemukan sama sekali jalan kendaraan" pada kontur yang rapat ini ditemukan banyak badan jalan yang menunjukkan bah/a daerah ini sudah dekat dengan aktifitas manusia pada umumnya" seperti adanya pemukiman dan perkebunan /arga. Hal ini turut dipengaruhi oleh morfologi daerah kaki gunung yang sudah mulai mudah dijangkau dan ukup ideal dalam tata ruang lingkup sebagai pusat aktiBitas manusia. Tata guna lahan pada daerah berkontur rapat ini adalah pertanian dan tempat /isata. aerah ini memi liki potensi positif
sebagai agar alam . elain
memiliki potensi positif" daerah ini juga memiliki potensi negatif yaitu longsor. >.3 !ontur renggang Pada /ilayah delinasi bentang alam Bulkanik ini menakup aerah %imbaran" aerah umo/ono" aerah -ondangsari" aerah a/ahgondang" aerah (umen. Warna merah muda menunjukkan dataran pada peta topografi tersebut adalah daerah Bulkanik dengan kontur yang renggang. Pada daerah ber/arna merah muda tersebut dibuat & sayatan yang memotong lima kontur yang berurutan. ari setiap sayatan dihitung persentase kelerengannya dengan menggunakan perhitungan morfometri. etelah itu dihitung juga presentase rataan nya dari satu delinasi. etelah dihitung rata6rata presentasenya adalah 12"1* 7. edangkan untuk beda tingginya didapat tophill dengan ketinggian :#$ meter" sedangkan do/nhill nya dibaa pada angka :># meter. ehing ga setelah dihitun g dari rumus tophill ) do/nhill didapat beda tinggi sebesar 32 meter. (erdasarkan klasifikasi Van Zuidam" daerah deng an kontur sangat rapat ini
termasuk ke dalam satu an daerah
bergelombang landai hingga bergelombang miring.
Pada peta topografi" satuan berkontur lebih renggang ini menunjukkan daerah bentang alam Bulkanik berupa perbukitan di kaki gunung. Hal ini dapat disebabkan karena bentang alam Bulkanik ini tergolong tipe bentang alam di mana proses ) proses membangun atau konstruktif yang jauh lebih aktif dan lebih mendominasi daripada proses destruktifnya. an bagian yang memiliki kontur yang renggang sudah terjadi sedikit keseimbangan dalam sekuens
proses
konstruksi6destruksi
bentang
alam
Bulkanik.
Proses
konstruktif meliputi tenaga endogen yang membentuk gunung dan atau pegunungan itu sendiri. edankan proses destruktif meliputi proses erosi dan pelapukan. an di kontur yang renggang ini dapat dilihat sudah adanya pengaruh erosi dan pelapukan. Hasil
deliniasi
pola
pengaliran
di
bentang
alam
Bulkanik
menunjukkan bah/a aliran air dalam /ujud sungai terpetakan seara teratur membentuk pola pengaliran radial" yaitu pola pengaliran yang arah6arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari suatu pusat. Merupakan kelanjutan dari pola pengairan daerah yang berkontur lebih rapat. 4mumnya berkembang pada daerah dengan struktur kubah stadia muda" pada keruut gunungapi" dan pada bukit6bukit yang berbentuk keruut. Hal ini dikarenakan sifat dari air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah" sedangkan morfologi gunung itupun sendiri memusat pada satu ketinggian" yaitu punak 2$&$ meter. Pola pengaliran radial seperti ini sesuai dengan fungsi gunung sebagai daerah reserBasiC pembagi hujan di daerah sekitarnya dan sebagai daerah pengisian air tanah bagi daerah 6 daerah di sekitarnya. engan kata lain" morfologi gunung seara tidak langsung membagi debet air dari punak menyebar ke daerah di lereng dan di kaki gunung melalui pola pengaliran radial ini sehingga air dapat terdistribusi seara merata. ama seperti daerah yang berkontur rapat" pada kontur yang renggang ini ditemukan banyak badan jalan yang menunjukkan bah/a daerah ini sudah dekat dengan aktifitas manusia pada umumnya" seperti adanya pemukiman dan perkebunan /arga. Hal ini turut dipengaruhi oleh morfologi daerah kaki
gunung yang sudah mulai mudah dijangkau dan ukup ideal dalam tata ruang lingkup sebagai pusat aktiBitas manusia. Tata guna lahan pada daerah berkontur renggang ini adalah pertanian dan pemukiman. aerah ini memiliki potensi positif sebagai agar alam dan te mpat /isata. elain memiliki potensi positif" daerah ini juga memiliki potensi negatif yaitu longsor.
>.> !orelasi perbedaan kontur (entang alam Bulkanik dalam peta topografi ditandai dengan adanya kontur yang menunjukkan relief yang meruning. emakin tinggi kontur akan menunjukkan kerapatan yang tinggi" kontur yang rapat juga menunjukkan bentang alam struktural yang lebih kompleks atau justru lebih nampak dan dibandingkan dengan daerah dengan kontur yang lebih renggang. !emudian maksud dari pendelineasian adalah untuk memisahkan dan membedakan seara relatif ketiga Bariasi kelerengan. ari ketiga daerah delineasi kontur tersebut dapat diketahui bah/a setiap kontur tersebut memiliki kemiringan lereng yang berbeda6beda antara kontur yang satu dengan kontur yang lainnya. emakin rapat suatu kontur daerah maka akan semakin besar tingkat kemiringan lerengnya. ebaliknya" semakin renggang suatu kontur daerah maka akan semakin keil tingkat kemiringan lerengnya. Pola pengaliran pada ketiga daerah delineasi tersebut sama. Hal tersebut menunjukkan bah/a aliran air dalam /uju d sungai tergambarkan seara teratur membentuk pola pengaliran radial" yaitu pola pengaliran yang arah6arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari suatu pusat. 4mumnya berkembang pada daerah dengan struktur kubah stadia muda" pada keruut gunungapi" dan pada bukit6bukit yang berbentuk keruut. Hal ini dikarenakan sifat dari air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah" sedangkan morfologi gunung itupun sendiri memusat pada satu ketinggian" /alaupun memiliki beberapa punak.
BAB " PENUTUP
'! Kesi($lan
etelah melakukan pengamatan" sayatan" morfometri dari peta topografi di atas" dapat disimpulkan &.1.1
dan
perhitungan
!emiringan lereng kontur sangat rapat sebesar &$"&*7 dengan beda tinggi ::1 meter. Morofologi berbukit terjal hingga pegunungan sangat terjal 9 an 8uidam" 1:#3;. Tataguna lahan pertanian. Potensi positif
&.1.2
agar alam. Potensi negatif longsor. !emiringan leren g kontur rapat sebesar 22"**7 deng an beda tinggi >>* meter. Morfologi berbukit terjal 9 an 8uidam" 1:#3;. Tataguna
&.1.3
lahan pertanian. Potensi positif agar alam. Potensi negatif longsor. !emiringan lereng kontur renggang sebe sar 12"1*7 dengan beda tinggi 32 meter. Morfologi bergelombang miring hingga bergelombang miring 9 an 8uidam" 1:#3;. Tataguna lahan pertanian dan pemukiman. Potensi positif agar alam dan tempat /isata. Potensi
&.1.>
negatif longsor. emakin rapat suatu kontur daerah maka akan semakin besar tingkat kemiringan lerengnya. aerah ini memiliki pola pengaliran radial.
') &a*an ')! ebaiknya tidak mendirikan bangunan di daerah yang memiliki kontur
rapat karena ra/an longsor. ')) Potensi6potensi yang menyangkut
bentang
alam
Bulkanik
seperti
geothermal dan konserBasi alam perlu dikembangkan lebih baik lagi.
DAFTAR PU&TAKA
taff 0sisten -eomorfologi dan -eologifoto. 2$12. Buku Panduan Praktikum
Geomorfologi dan Geologi foto Edisi – ! emarang Teknik -eologi 4ndip. -eologi asar" Tim 0sisten Praktikum. 2$11. (4!4 P0D40D P,0!T'!4M -EF+F-' 00,. emarang 4niBersitas iponegoro. -raha" oddy etia. 1:#=. B"#$"% dan &'%E". (andung DoBa.