5
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri 2015
Laboratorium Mikrobiologi Teknik
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
LAPORAN RESMI
INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP
Tujuan
I.1 InokulasiMikroorganisme
Mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
I.2 Mikroskop
Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme.
Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme.
Melatih membuat preparat.
Pengamatan
II.1 Inokulasi Mikroorganisme
II.1.1 Pengamatan menggunakan tabung reaksi
Tabel II.1 Hasil Pengamatan 24 jam Metode Gores dengan Tabung Reaksi
Hasil Pengamatan Tabung Reaksi
Lactobacillus plantarum
Aspergillus niger
NBA
PDA
Blanko
Blanko
Keterangan : Lactobacilus plantarum
Warna : putih
Kepekatan : Cukup pekat dan tipis
Keterangan : Aspergilus niger
Warna : garis putih
Kepektan : Cukup pekat dan tipis
Tabel II.2 Hasil Pengamatan 48 jam Metode Gores dengan Tabung Reaksi
Hasil Pengamatan Tabung Reaksi
Lactobacillus plantarum
Aspergillus niger
NBA
PDA
Blanko
Blanko
Keterangan : Lactobacillus plantarum
Warna : putih
Kepekatan : tinggi (semakin pekat) dibandingkan pengamatan 24 jam
Keterangan : Aspergilus niger
Warna : hitam
Kepekatan : tinggi dan menyebar
II.1.2 Pengamatan menggunakan Petridish
Tabel II.1.2.1 Hasil Pengamatan 24 jam Metode Gores dengan Petridish
Media
Hasil Pengamatan
PDA
Lactobacillus plantarum
Blanko
Keterangan :
Warna : putih
Diameter : 7 cm
Kepekatan : tidak terlalu pekat, berbentuk zig-zag dan ada bulatan menyebar di bagian samping
NBA
Aspergillus niger
Blanko
Keterangan :
Warna : putih
Diameter : 5 cm
Kepekatan : tidak terlalu pekat, tipis, bintik-bintik, berbentuk zig-zag.
Tabel II.1.2.2 Hasil Pengamatan 48 jam Metode Gores dengan Petridish
Media
Hasil Pengamatan
PDA
Lactobacillus plantarum
Blanko
Blanko
Keterangan :
Warna : putih
Diameter : 5 cm
Kepekatan : lebih pekat dibandingkan dengan hasil di tabung reaksi, berbentuk zig-zag ada bulatan disamping goresan.
NBA
Aspergillus niger
Blanko
Blanko
Keterangan :
Warna : Kecoklatan
Diameter : 4.5 cm
Kepekatan : tidak terlalu pekat, terlihat bentuk zig-zag, terlihat Aspergilus tumbuh menyebar di media.
II.3 Pengamatan dengan Mikroskop
II.3.1 Bakteri Lactobascillus plantarum dan Aspergillus niger
Tabel II.3.1 Hasil Pengamatan Bakteri L. plantarum dan A. niger menggunakan Mikroskop
Hasil Pengamatan
Bakteri Lactobacillus plantarum
Jamur Aspergillus niger
Keterangan :
Terlihat warna putih bentuk seperti bintik-bintik kecil
Keterangan :
Terlihat bulatan-bulatan kecil warna hitam, sebagian berkoloni
Pembahasan
III.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. Pada percobaan ini menggunakan tabung reaksi, petridish, kapas, dan kertas coklat.
Langkah pertama pada percobaan ini adalah menuliskan nama spesies mikroorganisme, tanggal, serta nama praktikan pada tabung reaksi yang digunakan. Lalu menutup tabung reaksi dengan kapas yang telah dibuat sebelumnya. Pada percobaan ini menggunakan empat tabung reaksi dan 4 buah petridish. Untuk percobaan di tabung reaksi media NBA (Nutrient Broth Agar) dengan bakteri Lactobacillus plantarum, untuk media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan Aspergillus niger, dan tabung reaksi ketiga dan keempat sebagai blanco. Untuk percobaan menggunakan petridish media NBA (Nutrient Broth Agar) menggunakan jamur Aspergillus niger, sementara media PDA (Potato Dextrose Agar) menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum. Dua buah petridish lainnya sebagai blanco. Agar ini adalah suatu karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae marin tertentu. Agar digunakan sebagai pemadat media, agar yang lebur dalam larutan cair akan membentuk gel bila suhu dikurangi sampai dibawah 45°C.
(Pelczar, 1986)
Media agar ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak sepertiga tabung reaksi, lalu tabung reaksi ditutup dengan kapas. Begitu juga dengan petridish, media dimasukkan ke dalam petridish lalu petridish dibungkus dengan kertas coklat. Langkah selanjutnya adalah memasukkan semua alat ke dalam autoclave untuk sterilisasi alat. Artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang akan mengganggu atau merusak media, ataupun mengganggu kehidupan mikroorganisme dan proses yang sedang dikerjakan. Proses sterilisasi di autoclave menggunakan suhu 121°C dan tekanan 15 psia selama 15 menit. Autoclave ini menggunakan suhu yang tinggi dengan tujuan agar alat benar benar steril.
(Suriawiria, 1990)
Setelah semua alat selesai disterilisasi, tabung reaksi dimiringkan 45°. Tujuannya adalah agar media lebih tersebar ke permukaan tabung memperbesar wilayah mikroorganisme untuk tumbuh dan memudahkan proses inokulasi. Peoses inokulasi dilakukan di incase. Langkah inokulasi pada tabung reaksi adalah, pertama tabung reaksi yang sudah dimiringkan tadi diletakkan di tangan kiri. Lalu memanaskan kawat ose sampai kawat ose berwarna merah yang merupakan indikasi bahwa mikroorganisme yang mungkin masih tersisa sudah mati, pemanasan kawat ose ini supaya tidak ada mikroorganisme yang terbawa, mikroorganisme dapat mati dengan cara pemanasan ini. Lalu tabung reaksi yang berisi biakan Lactobacillus plantarum dibuka kapasnya dengan tangan kanan. Memanaskan ujung tabung reaksi biakan, dan mengambil biakan dengan kawat ose yang sudah disterilisasi. Memanaskan ujung tabung reaksi biakan kembali, menutup dengan kapas. Lalu membuka tabung reaksi untuk percobaan, memanaskan ujungnya, dan menggoreskan kawat ose diatas media. Proses inokulasi ini harus dilakukan dengan ketelitian tinggi. Setelah proses inokulasi selesai, ujung tabung reaksi dipanaskan di bunsen lalu ditutup dengan kapas, dan memanaskan kembali kawat ose. Proses ini diulangi lagi untuk jamur Aspergillus niger. Langkah selanjutnya tabung reaksi dimasukkan ke incubator. Incubator ini berfungsi agar tabung reaksi dan petridish serta isinya tetap dalam keadaan steril tanpa mematikan mikroorganisme di dalamnya. Incubator ini berfungsi untuk memeram mikroba pada suhu terkontrol.
(Cappucino, 1998)
Percobaan selanjutnya menggunkan petridish. Petridish yang telah disterilisasi dibuka bungkus kertas coklatnya, lalu pada petridish dengan media NBA diinokulasi dengan Aspergillus niger. Langkah percobaan ini diawali dengan meletakkan petridish di tangan kiri. Lalu memanaskan kawat ose diatas bunsen. Tabung reaksi dengan biakan Aspergillus niger dibuka penutup kapasnya lalu memanaskan ujung tabung reaksi. Lalu dengan kawat ose biakan diambil. Sebelum memasukkan biakan ke petridish, pinggiran petridish dipanaskan terlebih dahulu, lalu membuka sedikit petridish dengan ibu jari. Langkah selanjutnya adalah menggoreskan ujung kawat ose diatas media, goresan yang dipilih adalah bentuk zig zag. Goresan zig zag ini bertujuan agar pada saat mikroorganisme digoreskan letaknya tidak terlalu menumpuk dan masih mempunyai rongga antar koloninya agar tumbuhnya tidak berdesakan. Lalu petridish ditutup dan pinggirannya dan kawat ose dipanaskan dibunsen. Setelah semua langkah selesai kita dapat membungkus petridish dengan kertas coklat lalu meletakkannya di incubator. Posisi petridish di incubator diletakkan secara terbalik, hal ini untuk menghindari terakumulasinya air di dalam cawan petri karena mikroorganisme juga melakukan proses respirasi. Jadi jika posisi petridish diletakkan secara terbalik maka uap air akan jatuh ke bawah, bukannya menggenangi permukaan media di petridish.
(Tortora, 2010)
Tabung reaksi dan petridish ini diletakkan di incubator selama 48 jam dalam kisaran suhu 30-37°C. Setiap mikroorganisme tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai psikrofil yang tumbuh pada 0-30°C, mesofil yang tumbuh pada 25-40°C, dan thermofil yang tumbuh pada suhu 50°C atau lebih. Pada percobaan ini A.niger dan L. plantarum termasuk dalam kategori mesofil karena tumbuh optimal pada suhu 30-37°C.
(Pelczar,1986)
Pengamatan pada tabung reaksi dan petridish dilakukan dua kali setiap 24 jam. Pada pengamatan pertama setelah tabung reaksi dan petridish berada di incubator selama 24 jam, tabung reaksi berisi Lactobacillus plantarum di pinggir medianya terdapat gumpalan putih, sudah mulai terlihat tumbuh melebar ke seluruh media di tabung reaksi. Sedangkan untuk Aspergillus niger hanya terlihat guratan putih panjang dan belum terlihat adanya bintik-bintik hitam berkoloni. Dari kedua tabung reaksi tersebut dapat dilihat bahwa bakteri dan jamur sudah mulai tumbuh dan masih memerlukan waktu untuk tumbuh secara sempurna. Sementara pada petridish, petridish berisi Lactobacillus plantarum hanya terlihat warna lebih putih pada goresan awalnya dan tidak terlihat sama sekali tanda-tanda bahwa L. plantarum akan tumbuh. Dan untuk A. niger di petridish hanya terlihat bintik-bintik putih diatas medianya, tersebar tidak merata diluar pola goresan zig zag. Selanjutnya tabung reaksi dan petridish ditutup kapas dan kertas coklat lalu dimasukkan kembali ke dalam incubator.
Gambar III.1.1 Lactobacillus plantarum tabung reaksi pada penagamatan 24 jamGambar III.1.2 Aspergillus niger tabung reaksi pada pengamatan 24 jam
Gambar III.1.1 Lactobacillus plantarum tabung reaksi pada penagamatan 24 jam
Gambar III.1.2 Aspergillus niger tabung reaksi pada pengamatan 24 jam
Gambar III.1.4 Aspergilus niger petridish pada pengamatan 24 jamGambar III.1.3 Lactobacillus plantarum petridish pengamatan 24 jam
Gambar III.1.4 Aspergilus niger petridish pada pengamatan 24 jam
Gambar III.1.3 Lactobacillus plantarum petridish pengamatan 24 jam
Pada pengamatan kedua setelah tabung reaksi dan petridish sudah berada di dalam incubator selama 48 jam, pada tabung reaksi berisi L. plantarum gumpalan pada media terlihat lebih tebal dan terlihat L. plantarum lebih banyak dari pengamatan pada hari pertama. Pada tabung reaksi berisi A. niger terlihat banyak bintik-bintik hitam bergumpalan, ini menandakan bahwa A. niger tumbuh dan membentuk koloni pada medianya. Pada petridish berisi L. plantarum terlihat goresan berwarna putih susu dan warnanya lebih pekat dibandingkan dengan pengamatan hari pertama dan tetap tidak terlihat ada tanda-tanda pertumbuhan L. plantarum. Dan pada petridish berisi A. niger terlihat bintik-bintik putih agak kehitaman tersebar di seluruh media, tidak hanya pada pola goresan zig zag. Sementara pada tabung reaksi dan petridish blanco tidak terlihat adanya pertumbuhan, hal ini sesuai dengan yang diharapkan. Karena blanco sebagai pembanding.
(Tortora,2010)
Gambar III.1.6 Aspergilus niger tabung reaksi pengamatan 48 jamGambar III.1.5 Lactobacillus plantarum tabung reaksi pengamatan 48 jam
Gambar III.1.6 Aspergilus niger tabung reaksi pengamatan 48 jam
Gambar III.1.5 Lactobacillus plantarum tabung reaksi pengamatan 48 jam
Gambar III.1.8 Aspergilus niger petridish pengamatan 48 jamGambar III.1.7 Lactobacillus plantarum petridish pengamatan 48 jam
Gambar III.1.8 Aspergilus niger petridish pengamatan 48 jam
Gambar III.1.7 Lactobacillus plantarum petridish pengamatan 48 jam
Pada petridish medium NBA diisi dengan jamur A. niger dan pada petridish medium PDA diisi bakteri L. plantarum. Pada petridish perlakuan media ke mikroorganismenya memang sengaja dibalik agar dapat diketahui apabila media ditukar mikroorganisme akan tetap hidup atau tidak. L. plantarum hanya bisa hidup di media NBA karena broth mengandung kaldu, kaldu ini sebagian besar kandungan nutrisinya adalah pepton yang sangat membantu pertumbuhan bakteri, hal inilah yang menyebabkan bakteri tidak tumbuh di media PDA. Sedangkan jamur juga dapat hidup di media NBA. Hal ini sesuai dengan literatur.
(Suriawiria, 1990)
III. 2 Mikroskop
Tujuan dari percobaan penggunaan mikroskop adalah melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme. Dan melatih membuat preparat. Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah suspensi bakteri, mikroskop, jarum ose, object glass, dan deck glass.
Langkah pertama pada percobaan ini adalah mengeluarkan mikroskop dan menempatkannya diatas meja. Lalu menyiapkan object glass dan deck glass. Object glass dan deck glass dibersihkan menggunakan alcohol 70%. Setelah object glass dan deck glass bersih, object glass ditetesi dengan air . Lalu menggambil suspensi bakteri menggunakan jarum ose yang sudah disterilisasi diatas pijar api bunsen dan jarum ose digoreskan ke object glass. Lalu object glass ditutup dengan deck glass. Metode ini dinamakan metode preparat basah karena menggunakan zat alir. Apabila preparat basah diperiksa dengan mikroskop medan-terang, amatlah penting untuk menyesuaikan sumber cahayanya dengan benar. Intensitas cahaya dapat dikurangi dengan menggunakan filter khusus. Pada mikroskop terdapat pengatur fokus yang terletak di sebelah kanan. Pengatur fokus ini digunakan untuk menggeser kaca preparat, memperbesar dan memperjelas bayangan mikroorganisme yang terbentuk. Pengatur fokus inilah yang terus diputar sampai bayangan mikroorganisme terlihat jelas dan dapat diamati. Mikroskop medan-gelap dan mikroskop kontras fase memberikan keuntungan khusus untuk pemeriksaan sel-sel mikroba yang tidak diwarnai dan tersuspensi dalam cairan. Lalu object glass dipasang di mikroskop dan diamati.
(Pelczar, 1986)
Gambar III.2.4 Mikroskop literatur
Gambar III.2.4 Mikroskop literatur
(Benson, 2001)
Setelah diamati di mikroskop, bakteri Lactobacillus plantarum terlihat bergerak, bentuknya seperti gumpalan-gumpalan berwarna terang berkoloni dan sangat kecil. Pada percobaan ini digunakan perbesaran mikroskop 400 dan 1000 kali. Sedangkan jamur Aspergillus niger yang terlihat adalah mikroorganisme yang berkoloni dan seperti memiliki serabut akar yang saling berkaitan satu sama lain. Di antara serabut-serabut akar tersebut terdapat bonggol-bonggol kecil berwarna hitam yang berjumlah cukup banyak. Pada percobaan ini digunakan perbesaran mikroskop 400 kali dan 1000 kali. Berdasarkan literatur, bentuk jamur Aspergillus niger memiliki tubuh yang terdiri dari benang yang bercabang-cabang yang disebut hifa, tidak memiliki klorofil dan hidup heterotrof. Berdasaekan literatur Lactobacillus plantarum bentuknya batang dan berwarna putih. Hasil pengamatan mikroorganisme dengan mikroskop sesuai dengan literatur.
Gambar III.2.1 Aspergillus niger literaturGambar III.2.1 Lactobacillus plantarum pada kaca preparat
Gambar III.2.1 Aspergillus niger literatur
Gambar III.2.1 Lactobacillus plantarum pada kaca preparat
Gambar III.2.3 Lactobacillus plantarum literarur`
Gambar III.2.3 Lactobacillus plantarum literarur
(Tortora, 2010)
Berikut adalah jenis-jenis mikroskop:
Mikroskop Medan Terang
Dalam mikroskop medan terang, daerah yang diamati diterangi dengan benderang sehingga obyek-obyek yang diamati tampak lebih gelap daripada latar belakannya. Pada umumnya, mikroskop macam ini menghasilkan perbesaran berguna maksimum sekitar 1000 diameter. Dengan sedikit modifikasi, termasuk lensa mata (ocular) yang berkekuatan tinggi, sampai 2000 diameter merupakan batas perbesaran bermanfaat yang dapat diperoleh dengan peralatan seperti itu.
Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop medan gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti yang digunakan untuk mikroskop medan terang kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah.
Mikroskop Fluoresensi
Mikroskop fluoresensi telah menjadi prosedur yang penting dan dipakai secara amat luas untuk laboratorium rumah sakit dan klinis. Digunakan untuk memeriksa spesimen yang telah diwarnai dengan zat pewarna fluorokrom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat.
(Pelczar, 1986)
IV. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana cara mold berkembang biak?
Jawab: Secara alamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari kedua induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya. Secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara, dan bila berada pada substrat yang cocok, maka spora tersebut tumbuh menjadi miselium baru.
(Kavanagh, 2005)
2. Sebutkan penggunaan/arti mold yang diperiksa di atas?
Jawab: Kapang Mold adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
(Kavanagh, 2005)
3. Apa yang disebut hypha?
Jawab: Hifa adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetativ berbagai fungi ("kerajaan jamur"). Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).
(Kavanagh, 2005)
4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan preparat
yang diamati?
Jawab: Kebanyakan ragi atau yeast dapat bereproduksi dengan cara pembentukan tunas. Beberapa jenis ragi dapat bereproduksi secara seksual dengan konjugasi dua askospora yang menghasilkan zygote atau sel diploid. Inti sel diploid ini kemudian membelah dengan cara meiosis, menghasilkan 4 inti haploid yang disebut askospora. Sel dimana askospora terbentuk disebut askus. Apabila askus matang dan pecah, askospora akan terlepas dan berkonjugasi untuk memulai siklus hidup yang baru.
(Kavanagh, 2005)
5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?
Jawab: Pertumbuhan yeast pada media bahan pangan sangat tergantung pada sifat fisiologisnya yaitu pada umumnya yeast tumbuh pada kondisi dengan persediaan cukup air artinya tidak yang berlebihan. Dibandingkan dengan bakteri, yeast dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya larutan gula atau garam lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai adanya oksigen. Yeast juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa yeast mempunyai sifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mold. Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan gula) maka dalam persaingannya dengan mikroba lain lebih bisa hidup normal.
(Kavanagh, 2005)
6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya?
Jawab: Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka berganda dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
Atrik, tidak mempunyai flagel.
Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
(Pelczar, 1986)
7. Apa tujuan pemakaian immersion oil?
Jawab: Tujuan pemakaian immersion oli adalah untuk mengarahkan cahaya dari mikroskop langsung ke kaca mikroskop dan menghentikan pembiasan cahaya.
(Tortora, 2010)
8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?
Jawab: Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
(Pelczar, 1986)
9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
Jawab: Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi
untuk pertumbuhan optimum adalah:
a. Suhu
b. Derajat keasaman atau pH
c. Konsentrasi garam
d. Sumber nutrisi
e. Zat-zat sisa metabolism
f. Zat kimia
Hal diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
(Suriawiria, U. 1990)
Kesimpulan
V.1 Inokulasi mikroorganisme
Teknik inokulasi bakteri Lactobacillus plantarum pada media NBA dan jamur Aspergillus niger pada media PDA menghasilkan bakteri pada media NBA dan jamur pada media PDA dengan metode gores pada medium steril.
V.2 Mikroskop
Dengan menggunakan mikroskop kita dapat melihat morphologi jamur dan bakteri.
Berdasarkan pengamatan dan literature bentuk Aspergilus niger bulat dan berwarna hitam, sedangkan Lactobacillus plantarum berbentuk batang.
Percobaan dengan menggunakan mikroskop ini terbukti melatih mahasiswa membuat preparat.
Daftar Pustaka
Benson. 2001. Microbiological Applications Lab Manual Eight Editions: McGraw-Hill, Inc.
Cappucino, James G. 1998. Microbiology A Laboratory Manual. San Francisco: Addison Longman, Inc.
Kavanagh, Kevin. 2005. Fungi Bilogy And Aplication. Tottenham: Cataloging-in-Publication Data
Pelczar, Michael J. 2013. Dasar-Dasar Mikrobiologi: UI-Press.
Suriawiria, U. 1990. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Penerbit Angkasa.
Totora, Gerard J. 2010. Microbiology an Introduction 10th edition. United States of America: Person Education, Inc.
Lampiran