Gabriella Daviena 240210160053 V.
Pembahasan
5.1
Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium yang dapat dipergunakan berulang – ulang ulang (Widhy, 2009). Pengenalan alat pada praktikum mikrobiologi pangan bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal, menggunakan dan mengerjakan peralatan-peralatan di Laboratorium Mikrobiologi. Pada praktikum kali ini dikenalkan peralatan-peralatan yang digunakan
dalam praktikum
mikrobiologi. Berikut
ini hasil
pengamatan alat laboratorium yang diamati pada praktikum mikrobiologi pangan pengenalan alat-alat laboratorium: No 1.
Nama Alat Autoclave
Fungsi Mensteril basah alat dan bahan yang membutuhkan sterilisasi basah
2.
Ball Pipet
Menyedot dan Mengeluarkan larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur
Gambar
Gabriella Daviena 240210160053 3.
Beaker
Wadah untuk
Glass
mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan
4.
Cawan Petri Memelihara dan menumbuhkan mikroorganisme
5.
Erlenmeyer
Medium pertumbuhan mikroorganisme dan larutan
Gabriella Daviena 240210160053 6.
Gelas Ukur
Mengukur volume suatu cairan
7.
Inkubator
Menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol
8.
Lemari Es
Tempat menyimpan reagen
Gabriella Daviena 240210160053 9.
Mikroskop
Melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
10.
Mikropipet
Alat untuk mentransfer / memindahkan cairan yang bervolume kecil (µ l)
11.
Object
Tempat untuk
Glass
meyimpan objek yang akan dilihat dengan mikroskop
12.
Cover Glass Untuk menutup objek yang berada pada object glass
13.
Ose
Alat untuk memindahkan
Gabriella Daviena 240210160053 kultur mikroorganisme
14.
Pipet Tetes
Untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil
15.
Pipet Ukur
Untuk memindahkan kultur (zat cair) secara steril
16.
Rak Tabung Untuk tempat alatalat laboratorium
17.
Spatula
Untuk mengambil
Gabriella Daviena 240210160053 bahan kimia yang berbentuk padatan dan mengaduk larutan
18.
Tabung
Untuk mengetahui
Durham
tumbuhnya mikroba dengan media cair melalui tabung reaksi
19.
Tabung Reaksi
- Untuk
menyimpan mikroorganisme dalam medium cair (broth) atau padat - Untuk alat
pengenceran - Untuk pengujian
mikrobiologis 20.
Water bath
Alat untuk menyimpan kultur mikroba
Gabriella Daviena 240210160053 21.
Oven
Untuk sterilisasi atau pembersihan dengan menggunakan udara kering
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2017 1. Autoclave Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121ºC (250ºF) selama kurang lebih 15 menit. 2. Bulb Pipet Bulb pipet berfungsi untuk menyedot larutan pada pipet ukur (sebagai alat sedot pada pipet ukur). Prinsip kerjanya adalah dengan menempelkan atau memasang alat inipada pangkal pipet ukur, untuk mengambil larutan tekan bagian bundar padaalat ini. Pada alat ini terdapat 3 saluran yang masing-masing saluran memilikikatup. Katup yang bersimbol A ( aspirate) berguna untuk mengeluarkan udaradari gelembung. Bersimbol S ( suction) merupakan katup yang juka ditekanmaka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian bersimbol E (exhaust ) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari dalam pipet ukur. 3. Beaker Glass / Gelas Kimia Gelas kimia merupakan alat yang tahan terhadap panas dan memiliki banyak fungsi, dapat digunakan sebagai tempat larutan atau zat cair, untuk preparasi media, untuk mengukur volume, untuk mencampurkan larutan, untuk memanaskan larutan, dan lainlain. Ukuran gelas ini bermacam-macam mulai dari 50 ml sampai
Gabriella Daviena 240210160053 1000 ml. Pada prinsip kerjanya yaitu dengan larutan
atau
zat
kimia
secara
menuangkan
langsung dengan hati-hati.
(Wahab, 2009) 4. Cawan Petri Cawan
petri
banyak
digunakan
sebagai
tempat
untuk
menumbuhkan dan memelihara mikroorganisme. Cawan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian petri untuk medium dan bagian penutup yang ukurannya lebih besar. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Untuk pemakaian rutin laboratorium digunakan cawan berdiameter 15 cm. Harus diingat bahwa pada masa inkubasi cawan tersebut harus disimpan secara terbalik. Hal ini untuk mencegah kondensasi uap yang terbenuk saat agar memadat untuk tidak jatuh ke permukaan agar. (Debby M. Sumanti,dkk, 2008) 5. Tabung Elenmeyer Labu erlemeyer terbuat dari kaca yang tahan panas dengan dinding yang tipis untuk memudahkan pemindahan panas dan mengurangi tegangan. Labu erlenmeyer berfungsi
untuk
membuat atau
menaruh media, menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan
untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain. Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya. (Wahab, 2009) 6. Gelas Ukur Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu Erlenmeyer. Gelas ukur memiliki beberapa pilihan
Gabriella Daviena 240210160053 berdasarkan skala volumenya. Pada saat
mengukur
volume
larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. Jangan digunakan untuk larutan/ pelarut yang panas atau digunakan untuk memanaskan cairan. (Wahab, 2009) 7. Inkubator Berbagai mikroorganisme tumbuh pesat pada suhu optimumnya. Untuk mempertahankan temperature tersebut biasanya digunakan incubator sebagai tempat penyimpanan kultur. Incubator bekerja seperti oven (panas kering) dengan suhu yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. (Debby M. Sumanti,dkk, 2008) 8. Lemari Es Lemari es digunakan untuk menyimpan media steril yang siap pakai agar isi dan mutu media tersebut tidak berubah, menyimpan untuk sementara waktu bahan/spesimen yang belum sempat diperiksa agar tidak mengalami perubahan dan menyimpan cakram antibiotik/antibiotic disk yang belum dipakai agar tidak mengalami perubahan. (FFUSD, 2016) 9. Mikroskop Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkalikali lipat. Bayangan benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali, dan perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fungsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail, contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis saja. Bagian
Gabriella Daviena 240210160053 Mikroskop terbagi menjadi bagian Optik dan bagian mekanik (Non Optik). (Saktiyono, 2004) 10. Mikropipet Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1.000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1-20 µl atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume ( fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. Penggunaan mikropipet memerlukan tip. Cara penggunaan yaitu sebagai berikut: i.
Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.
ii.
Tip
bersih
dimasukkan
ke
dalam
Nozzle/ujung
mikropipet. iii.
Thumb Knob ditekan sampai hambatan pertama/first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
iv.
Tip dimasukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
v.
Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian tekanan dari Thumb Knob dilepaskan maka cairan akan masuk ke tip.
vi.
Ujung tip dipindahkan ke tempat penampung yang diinginkan.
vii.
Thumb Knob ditekan sampai hambatan kedua/second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
viii.
Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar. (Widodo, 2006)
11. Objek glass
Gabriella Daviena 240210160053 Jika ingin melihat suatu objek dengan mikroskop, objek tersebut harus diletakkan pada suatu wadah yang steril dan berbentuk kecil. Object glass adalah tempat yang tepat untuk menempatkan objek
tersebut. Object glass terbuat dari kaca bening tipis berbentuk persegi panjang. 12. Cover Glass Cover glass bertujuan sebagai penutup dari object glass. Cover glass berbentuk persegi dan berukuran lebih kecil dari object glass.
Selain itu cover glass lebih tipis dari object glass. 13. Jarum Inokulasi Jarum inokulasi atau loop (Öse) digunakan sebagai alat untuk memindahkan kultur mikroorganisme. Terbuat dari logam inert seperti nichrome atau platina sehingga dapat berpijar jika terkena panas. (Debby M. Sumanti,dkk, 2008) Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut Öse atau inoculating loo p atau transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle atau transfer needle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar
tegak. (Wahab, 2009) 14. Pipet Tetes Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya. Digunakan untuk memindahkan sedikitnya zat cair/larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi atau untuk mengambil cairan di atas endapan dari dalam tabung reaksi atau tabung sentrifuge. (labdasUNTAD, 2014) 15. Pipet Ukur Alat ini berfungsi untuk memindahkan larutan dari volume tertentu (secara
kuantitarif).
Namun
mengukur
dengan
pipet
ini
menunjukkan angka yang kurang tepat dengan tingkat kesalahan
Gabriella Daviena 240210160053 0,01%. Cara menggunakan pipet ukur adalah pertama selongsong logam dipegang dengan tangan kiri, lalu selongsong logam dimiringkan. Selongsong logam dibuka tutup dengan tangan kanan. Lalu pipet steril diambil dari selongsong logam dengan tangan kanan dengan bantuan jari kelingking yang menjepit ujung pipet. Selongsong logam ditutup kembali. Cara memegangnya adalah dengan ibu jari, jari tengah, dan jari kelingking. Jari telunjuk berfungsi sebagai pembuka dan penutup lubang pada ujung pipet. 16. Rak Tabung Rak tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan tabung reaksi pada lubang yang tersedia, yang berisi medium atau pada saat tabung tersebut kosong. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan tabung reaksi pada lubang yang tersedia. (Wahab, 2009) 17. Spatula Spatula merupakan sebuah alat seperti sendok panjang dengan ujung atasnya datar. Spatula mirip sekali dengan sendok kecil bergagang panjang. Spatula dapat terbuat dari stainless steel , kayu, nikel, glass ataupun alumunium. Spatula berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan mengaduk larutan. 18. Tabung Durham Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara). Selain itu juga memiliki fungsi untuk mengetahui tumbuhnya mikroba dengan media cair melalui tabung reaksi.
Gabriella Daviena 240210160053 Tabung durham juga berasal dari bahan yang sama seperti tabung reaksi yaitu kaca. 19. Tabung Reaksi Tabung reaksi adalah suatu alat yang sering digunakan dalam praktikum mikrobiologi pangan. Kegunaan utamanya yaitu untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair (broth) atau padat (agar miring), untuk alat pengenceran, serta untuk beragam pengujian mikrobiologis lainnya (Debby M. Sumanti,dkk, 2008). Umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai macam ukuran. Cara menggunakan: a. Tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan sedikit 60º lalu diisi dengan larutan yang akan diujikan dengan pipet tetes. b. Bila tabung beserta isinya akan dipanaskan, tabung dipegang dengan alat pemegang tabung dan pemanasan dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan dari bawah mulut tabung harus diarahkan ke tempat yang aman (jangan arahkan pada diri sendiri atau ke orang lain). (labdasUNTAD, 2014) Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi, dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar
resiko kontaminasi.
Untuk alasan efisiensi,
media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung. (Wahab, 2009) 20. Waterbath
Gabriella Daviena 240210160053 Waterbath merupakan alat untuk menyinpan kultur mikroba. Waterbath kocok ( shaking waterbath) mempunyai kelebihan dibandingkan dengan inkubator, karena dapat menyalurkan panas lebih cepat dan merata ke kultur. Selain itu terjadi pula proses aerasi
selama
pengocokan
sehingga
dapat
merangsang
pertumbuhan mikroorganisme. Salah satu kekuranganya adalah hanya dapat digunakan unuk menumbuhkan organisme pada medium cair. (Debby M. Sumanti,dkk, 2008) 21. Oven Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa
kelembaban.
Cara
menggunakannya
yaitu
dengan
memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian memanaskannya diatas api. (Wahab, 2009) 5.2
Teknik Laboratorium Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Plummer,
1987).
Pentingnya
dilakukan
pengenalan
teknik
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Cara sterilisasi [pemusnahan mikroorganisme termasuk bakteri, kapang, dan virus yang sifatnya resisten] yang benar juga akan meminimalisir kesalahan saat praktikum. Berikut ini teknik pemakaian beberapa alat laboratorium: 1. Pada Tabung Reaksi Cara membuat sumbat pada tabung reaksi:
Gabriella Daviena 240210160053 a. Siapkan tabung reaksi dalam keadaan bersih, lalukan bagian mulutnya diatas api. b. Siapkan kapas dan kain kassa steril untuk membuat sumbat. c. Pertama-tama letakkan kapas diujung kain kassa, gulung hingga tersisa sedikit di bagian ujungnya. d. Masukkan bagian ujung kanan dan kiri kain kassa ke bagian tengah serapat mungkin, selipkan sisa kassa sehingga terlihat rapih tanpa ada benang yang tersisa. e. Sumbatkan pada tabung reaksi. Dalam sterilisasi tabung reaksi, kepadatan kapas untuk dijadikan sumbat perlu diperhatikan. Kapas harus dibuat sepadat mungkin diusahakan tanpa rongga agar tabung reaksi tidak terkontaminasi oleh lingkungan luar yang dapat masuk merusak media yang telah dibuat walaupun akan dibungkus oleh kassa. Indikator bahwa sumbat kapas yang digunakan kepadatannya sesuai dengan prosedur adalah terdengar bunyi “pook” saat sumbat
tersebut dicabut dari mulut tabung reaksi. Pembungkusan kapas dengan kasa juga harus dilakukan dengan rapi dengan tujuan untuk meminimalisir kemungkinan kasa dapat terbakar ketika sterilisasi. 2. Pada Pipet Ukur Cara pembungkusan pipet ukur: a. Siapkan pipet ukur dalam keadaan bersih, lalukan terlebih dahulu pipet diatas api bagian ujung-unjungnya. b. Bungkus pipet ukur dengan menggunakan kertas putih dengan membagi kertasnya menjadi persegi panjang dan melilitkannya pada pipet. Perlu diperhatikan bahwa jika terdapat tinta di salah satu sisi kertasnya, bagian yang bertinta harus menghadap ke luar sehingga yang melilit pada pipet adalah bagian yang tidak bertinta. Hal ini
Gabriella Daviena 240210160053 bertujuan agar tinta yang luntur tidak mengenai pipet ukur yang sedang disterilisasikan. c. Lalu buat lagi lilitan di bagian pangkal hingga pipet tertutup seluruhnya. 3. Pada Cawan Petri Cara membungkus cawan petri: a. Pertama-tama siapkan cawan petri dalam keadaan bersih. b. Pegang pinggiran cawan dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, sedangkan jari manis dan kelingking menahan bagian bawah cawan kemudian lalukan pinggiran cawan di atas api. c. Tutup cawan dan letakkan dalam keadaan terbalik dengan maksud menghindari timbulnya uap yang agar tidak menetes ke dalam medium yang telah dibuat. [sterilisasi dalam inkubator] d. Bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas putih, letakkan ditengah-tengah kertas. e. Lipat bagian tengah kertas, buat segitiga di bagian ujungujungnya kemudian lipatkan ke belakang cawan hingga terbungkus rapih. Cara pembungkusan cawan petri memiliki teknik yang khusus. Cawan petri harus terbungkus rapat, tidak boleh longgar dan atau terdapat ruang. Jika terdapat tinta di kertas yang akan digunakan untuk membungkus cawan petri, sebaiknya bagian yang berada di dalam (kontak dengan cawan petri) adalah bagian yang tidak terdapat tinta dikarenakan akan menimbulkan noda tinta pada cawan petri. Cawan petri disterilisasi dengan cara di oven. Sebelum disterilisasi didalam oven, cawan petri tidak perlu dibalik. Tetapi jika cawan petri ingin diletakan didalam inkubator, pada saat pembungkusan cawan dibalik sehingga
Gabriella Daviena 240210160053 tutupnya berada di bawah. Hal ini dilakukan agar uap panas bahan yang disterilisasi tidak menetes ke dalam bahan (karena dapat merusak bahan). 5.3
Pengenalan Media Mikroorganisme seperti organisme yang lain memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan media/medium
untuk
pertumbuhan
mikroorganisme.
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Machmud, 2008). Persyaratan yang
harus
dipenuhi
dalam
penyiapan
medium
supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah: 1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba. 2. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai. 3. Tidak mengandung zat-zat penghambat. 4. Steril Ketepatan komposisi medium tergantung pada kebutuhan species yang akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi. Medium yang digunakan dalam Mikrobiologi sangat beraneka macam. Medium dapat dibuat secara alami maupun membeli sudah dalam bentuk kemasan jadi. Pembuatan medium menggunakan bahan bahan alami selain lebih murah juga dapat untuk mengantisipasi jika tidak ada stok dari pabrik. Medium dapat dibedakan berdasarkan:
Gabriella Daviena 240210160053 1. Berdasarkan komposisi kimiawi komponen penyusun medium, maka medium dibedakan menjadi 2 kategori yaitu i.
Medium kompleks (complex) Medium kompleks tersusun atas bahan-bahan dengan macam dan komposisi tidak semua diketahui dengan pasti. Contoh medium Penyiapan media mikroorganisme kompleks adalah Nutrien Agar (NA).
ii.
Medium sintetik (defined ). Medium sintetik tersusun atas bahan macam dan komposisinya diketahui dengan pasti. Misalnya medium untuk menumbuhkan Escherichia coli.
2. Berdasarkan konsistensinya yaitu i.
Medium cair Medium cair (liquid broth) hanya mengandung nutrientnutrien yang dilarutkan dalam aquades. Contoh medium cair adalah Nutrient Broth (NB), glukosa broth, dan lainlain. Medium ini dapat digunakan untuk perbanyakan (propagasi) mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbagai uji lain.
ii.
Medium padat Medium padat ( solid ) mengandung nutrient-nutrien yang dilarutkan dalam aquades ditambah bahan pemadat atau media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat. Kriteria bahan pemadat yang baik yaitu tidak digunakan oleh mikroorganisme,
tidak
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme, dan tidak mencair pada temperatur kamar. Medium padat sering digunakan untuk isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimia, perhitungan jumlah mikroorganisme dan lain-lain.
Gabriella Daviena 240210160053 iii.
Medium semipadat Medim semipadat sama dengan medium padat tetapi konsentrasi bahan pemadat (agar atau gelatin) lebih sedikit sehingga konsistensinya seperti jeli.
3. Berdasarkan kegunaannya i.
Medium selektif Medium selektif merupakan medium yang ditambah zat kimia
tertentu
bersifat
selektif
untuk
mencegah
pertumbuhan mikroorganisme lain sehingga hanya mikroorganisme tertentu yang dapat tumbuh. Contohnya medium MacConkey Agar untuk mendeteksi E. coli. ii.
Medium diferensial Medium diferensial merupakan medium yang dapat digunakan untuk membedakan jenis mikroorganisme yang satu dengan yang lain ditandai dengan adanya suatu reaksi atau ciri khas misalnya Blood Agar.
iii.
Medium Pengayaan Medium diperkaya merupakan medium yang ditambah zat-zat
tertentu
(serum,
darah,
ekstrak
tumbuh-
tumbuhan,dll). (Rakhmawati, 2012) Berikut ini hasil pengamatan media praktikum pengenalan media Nama Media Plate Count Agar (PCA)
Warna Putih susu bubuk
Nutrien Agar (NA)
Kuning keemasan
NaCl
Putih
Tetratheonate Broth Base
Hijau Terang
Fungsi Medium untuk pertumbuhan bakteri, kapang, khamir Medium untuk pertumbuhan mikroorganisme, (bakteri padat) Pengenceran larutan buffer Untuk melkutivasi bakteri Salmonella
Komposisi 0,5% trypton 0,25% ekstrak ragi 0,1% glukosa 1,5% agar-agar Beef extract 3g Pepton 5g Bacto agar 15 g Akuades 1L M = 58,44 g / mol Lab-temco Power 0,9 g
Gabriella Daviena 240210160053 (TTB)
sp
Potato Dedrose Kuning Agar (PDA) Keruh
Menumbuhkan dan mnegidentifikasi East dan kapang serta untuk enumerasi East dan kapang dalam satu sampel. Memperkaya adu memperbanyak bakteri
Lactose Brothe Kuning (LB) orange
Pepton 4,5g Yeast 1,8 g Sodium Chloride 4,5 g Calium Carbonate 25 g Sodium thiosulphat 4 g Potato Infucion 4g Glucose 20 Agar-agar 15
Lab-temco Power 3g Pepton 5g Lactose 5g
Sumber: dokumentasi pribadi, 2017 1. Plate Count Agar (PCA) Plate Count Agar (PCA) pertama kali dikembangkan oleh Buchbinder, Baris, dan Goldstein pada tahun 1953 atas permintaan dari American Public Health Association (APHA). Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard Methods
Agar
(SMA)
merupakan
sebuah
media
padat
pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu, air limbah dan sampel-sampel lainnya, juga digunakan untuk media menumbuhkan bakteri, kapang, dan khamir. Komposisi Plate Count Agar (PCA) dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung : 0,5% trypton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agar-agar.
Gabriella Daviena 240210160053 Plate Count Agar (PCA) mengandung glukosa dan ekstrak ragi yang digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate Count Agar (PCA) mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi, dan glukosa yang digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme sehingga mendukung pertumbuhan dari bakteri. Plate Count Agar (PCA) bukan merupakan media selektif karena media ini tidak hanya ditumbuhi oleh satu jenis mikroorganisme tertentu melainkan bias ditumbuhi oleh semua jenis bakteri, kapang, dan khamir. (USU, t.th.) 2. Nutrient Agar (NA) Nutrient Agar (NA) merupakan suatu media yang berbentuk padat, berwarna coklat kemerahan yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup yang dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan untuk penghitungan mikroorganisme dalam air, limbah, kotoran dan bahan lainnya. Komposisi Nutrient Agar (NA) terdiri dari ekstrak daging sapi 3 gram, peptone 5 gram dan agar 15 gram. Formula ini tergolong relatif simpel untuk menyediakan nutrisi-nutrisi
yang
dibutuhkan
oleh
sejumlah
besar
mikroorganisme. Pada Nutrient Agar (NA), ekstrak daging sapi dan peptone digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Ekstrak daging sapi mengandung senyawa-senyawa yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organik dan juga garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang sebagian merupakan asam amino dan peptida rantai panjang. Dalam hal ini agar digunakan sebagai bahan pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. (USU, t.th.) 3. Sodium Chloride (NaCl)
Gabriella Daviena 240210160053 Menurut Hadioetomo dan R. Siri (1993), NaCl yang berupa larutan pengencer atau larutan fisiologi adalah larutan yang digunakan untuk
mengencerkan
contoh
pada
analisis
mikrobiologi.
Pengenceran dilakukan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30 sampai 300 sel mikroba per mL. 4. Tetrathionate Broth Base (TTB) Tetrathionate Broth Base (TTB) merupakan medium cair yang berfungsi untuk memperkaya mikroorganisme pada uji MPN (pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada makanan dan minuman). Komposisi dari Tetrathionate Broth Base (TTB) adalah „Lab-Lemco‟ Powder 0.9g/l; Peptone 4.5g/l; Yeast extract 1.8g/l;
Sodium chloride 4.5g/l; Calcium carbonate 25.0g/l; Sodium thiosulphate 40.7g/l; iodine solution: iodine 6g; Potassium iodide 5g; Distilled water 20ml. 5. Potato Dextrose Agar (PDA) Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media padat berwarna kuning coklat yang merupakan media yang tepat untuk menumbuhkan kapang dan khamir. Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Komposisi PDA adalah potato ekstrak 4 g/L, dextrose 20 g/L, agar 5 g/L dan aquadest. Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA yang pertama adalah Kentang yaitu sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energy. Komposisi kedua yaitu Dextrose sebagai sumber gula dan energy. Ketiga yaitu agar yang berfungsi untuk memadatkan medium PDA, dan aquadest berfungsi untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak
Gabriella Daviena 240210160053 kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. 6. Lactose broth (LB) Lactose broth digunakan untuk mendeteksi adanya coliform, menjadi
preenrichment
broth
untuk
Salmonella,
untuk
menumbuhkan laktobasillus, juga sebagai bahan pembelajaran fermentasi laktosa pada bakteri secara umum. Komposisi dari lactose broth ini adalah 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. Kegunaan atau manfaat dari masing-masing komponen pada lactose broth yaitu peptone dan beef extract merupakan sumber nutrisi esensial untuk metabolisme bakteri. Sedangkan fungsi dari laktosa yaitu sumber karbohidrat untuk bakteri melakukan fermentasi. Jika terbentuk gas, maka proses fermentasi telah terjadi. Hal itu menandakan adanya coliform di dalam sample tersebut.
Gabriella Daviena 240210160053 VI.
Kesimpulan
6.1
Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Dari praktikum ini kesimpulan yang didapat:
Tabung reaksi digunakan untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair (broth) atau padat (agar miring), untuk alat pengenceran, serta untuk beragam pengujian mikrobiologis lainnya.
Cawan petri digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan dan memelihara mikroorganisme.
Jarum inokulasi atau loop (Öse) digunakan sebagai alat untuk memindahkan kultur mikroorganisme.
Pipet tetes digunakan untuk memindahan ciran secara kualitatif.
Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan dari volume tertentu (secara kuantitarif).
Bulb pipet berfungsi untuk menyedot larutan pada pipet ukur (sebagai alat sedot pada pipet ukur).
Mikropipet digunakan untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1.000 µl.
Labu erlenmeyer berfungsi untuk membuat/menaruh media.
Gelas kimia digunakan untuk mencampurkan larutan, membuat larutan, dan memanaskan larutan.
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan.
Rak tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan tabung reaksi pada lubang yang tersedia.
Tabung durham digunakan untuk uji MPN.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan
yang
digunakan
dalam
menggunakan uap air panas bertekanan.
mikrobiologi
Gabriella Daviena 240210160053
Waterbath digunakan untuk memanaskan media.
Inkubator digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dengan mengatur suhunya.
Lemari es digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dan menyimpan kebutuhan.
Mikroskop digunakan untuk melihat mikroorganisme.
Spatula berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan mengaduk larutan.
Object glass adalah tempat yang tepat untuk menempatkan
objek tersebut. Object glass terbuat dari kaca bening tipis berbentuk persegi panjang.
Cover glass bertujuan sebagai penutup dari object glass..
Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas.
6.2
Teknik Laboratorium Dari praktikum teknik laboratorium, kesimpulan yang didapat:
Saat membuat sumbat tabung reaksi, kapas harus padat hingga tidak ada rongga dan terdengar bunyi „pook‟ saat dilepas.
Saat membungkus cawan petri atau pipet ukur, jika salah satu bagian kertas ada yang bertinta ditaruh diluar sehingga noda tinta tidak mengenai cawan petri atau piprt ukur. Selain itu bungkusan haruus rapat hingga tidak ada rongga.
6.3
Pengenalan Media Dari praktikum pengenalan media, kesimpulan yang didapat adalah
Lactose Broth (LB) adalah media cair yang digunakan untuk menumbuhkan lactobasillus.
Nutrient Agar (NA) adalah media padat berwarna coklat kemerahan berfungsi untuk menumbuhkan bakteri.
Plate Count Agar (PCA) adalah media padat yang dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri, kapang, dan khamir.
Gabriella Daviena 240210160053
Potato Dextrose Agar (PDA) adalah media padat berwarna kuning coklat yang merupakan media yang tepat untuk menumbuhkan kapang dan khamir.
Sodium Chloride (NaCl) digunakan untuk pengenceran.
Tetrathionate Broth Base (TTB) adalah media cair yang berfungsi untu emperkaya miroorganisme untuk uji MPN.
Gabriella Daviena 240210160053 Daftar Pustaka
Sumanti D, dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Anonim. 2014. Pengenalan Alat Laboratorium. Labdas UNTAD. Widhy,Purnawanti..
2009.
Pelatihan
Penggunaan
Alat
Laboratorium
IPA.
Yogyakarta:UNY
Farmasi,F. 2016. Panduan Praktikum Mikrobilogi 2016. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma Widodo,Drs.Lestanto Unggul. t.th. Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi. Dapat diakses di: http://repository.ut.ac.id/4486/1/BIOL4445-M1.pdf (diakses pada 25 Maret 2017 jam 16.44) Wahab, Abdul. 2009. Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi. Gowa:t.p Saktiyono. 2004. IPA Biologi 1 Untuk Kelas VII. Jakarta : Erlangga. USU.
t.th.
Pengenalan
Mikroorganisme.
Dapat
diakses
di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 27 Maret 2017 pukul 09.38) Hadioetomo, R. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta: Gramedia. Rakhmawati,
Anna.
2012.
Penyiapan
Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta
Media
Mikrooeganisme.