MIFTHAHUL JANNAH.S
15020130085ANDI NURSING S.Farm
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME
KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara mengisolasi bakteri dan jamur dengan metode tuang, sebar, tabur, dan gores. Dan menginokulasi bakteri dan jamur dengan metode cair, agar miring, dan agar tegak.
KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat menjelaskan cara mengisolasi bakteri dan jamur dengan metode tuang, sebar, tabur, dan gores. Dan menginokulasi bakteri dan jamur dengan metode cair, agak miring, dan agar tegak.
PRINSIP
Mengisolasi mikroorganisme dengan metode tuang, sebar, tabur, dan gores serta mengamati bentuk koloni, elevasi dan tepi dari lingkungan.
Menginokulasi mikroorganisme dengan metode cair, agar miring dan agar tegak. Serta mengamatai bentuk koloni, elevasi dan tepinya.
KAJIAN TEORI
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik. Bakteri memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 - 15µ. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan sitoplasma (Dwyana, 2014).
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Bakteri ada dimana-mana, di tanah, air, bahkan di dalam tubuh makhluk hidup (Gana, 2008).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa mikroorganisme di alam terdistribusi dimana-mana dalam jumlah yang besar dan sangat kompleks. Beratus-ratus spesies mikrorganisme yang menghuni bermacam-macam pada bagian tubuh kita, seperti di dalam mulut, saluran pencernaan dan kulit, dan mereka dalam jumlah yang banyak. Penelitian perlu dilakukan, terutama apabila akan memisahkan populasi campuran mikroorgansime dari alam (Djide, 2003).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator (Buckle, 2007).
Teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain (Ghoni, 2013).
Inokulasi penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Medium umum untuk mengisolasi fungi umumnya menggunakan Potato Dextrosa Agar (PDA), Malt extract Agar (MEA), Czapek Dox Agar (CDA), Carrot Agar (CA), Oat Meal Agar (OA), Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar (DRBCA), Taoge Extract 6% Sucrosa Agar (TEA). Medium khusus mempunyai komposisi yang khusus sesuai dengan fungi yang akan diisolasi. Ada yang dibuat sendiri ada yang sudah tersedia komersial (Gandjar, 2006).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu (Pelczar, 1986). :
Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet.
Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
Pemindahan dengan kawat inokulasi
kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. ujungnya boleh lurus jugaboleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala.
Di lingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami bakteri akan ditemukan dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut terdapat banyak macam dan jenis bakteri. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat-sifat biakan, morfologi dan sifat faalinya maka mikroba yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam bakteri (Djide, 2003).
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni (Oetomo, 1990).
Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan, dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, benang, serupa akar, serupa kumparan. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berkisar bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan pedang, seperti duri, serupa tasbih, serupa titik, serupa batang, dan serupa akar (Volk,1998).
METODE KERJA
Alat
Alat-alat yang digunakan adalah Bunsen, cawan petri, erlenmeyer, enkas, korek api, ose lurus dan ose bulat, penangas air, rak tabung dan tabung reaksi.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah bakteri candida aldican, bakteri vibria collera, bakteri salmonella tiposa, bakteri pseudomonas aeruginosom, bakteri S.D, bakteri S.A dan kapas.
Cara Kerja
Inokulasi
Metode agar tegak
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien agar, didiamkan hingga mememadat
Ditambahkan 1 ose lurus suspesi bakteri
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
Metode agar miring
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien agar, diletakan dalam posiisi miring dan didiamkan hingga mememadat
Ditambahkan satu ose bulat susupensi bakteri, digores zig-zag
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
Metode agar cair
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien broth,
Ditambahkan satu ose bulat susupensi bakteri
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
Isolasi
Metode tuang
Cawan petri ditambahkan sampel 10 air
Ditambakan 10 ml medium TEA, dihomogenkan
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur.
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
Metode Gores
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Ditambakan sampel menggunakan cotton swab.
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur.
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
Metode Sebar
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Ditambakan sampel menggunakan Trigalsky
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur.
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
Metode Tabur
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Ditambakan sampel tanah menggunakan Trigalsky
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur.
Setelah diinkubasi di amati dan dicatat
HASIL PRAKTIKUM
Data Pengamatan
Table pengamatan isolasi bakteri
Klp
Metode
Sampel
Bentuk Koloni
Bentuk Koloni
Elevasi
Tepi
I
Tuang
Air got
Circular
Flat
Entire
Sebar
yakult
Filamentous
Flat
Undulate
Tabur
Tanah
Ireguler
Raised
Lobate
Gores
Kotoran hidung
Circular
Flat
Entire
II
Tuang
Air got
Irregular
Flat
Undulate
Tabur
Tanah
Rhicoid
Raised
Lobate
Sebar
yakult
Irregular
Flat
Lobate
Gores
Kotoran hidung
Circular
Flat
Lobate
III
Tabur
Tanah
Rhizoid
Flat
Serate
Gores
Kororan hidung
Circular
Raised
Entire
Tuang
Air got
Irregular
Flat
Lobate
Sebar
Yakult
filamentous
Raised
Lobate
IV
Tabur
Tanah
Ireguler
Umbunate
Undulate
Gores
Kotoran hidung
Circular
Umbonate
Lobate
Sebar
Yakult
Irregular
Raised
Lobate
Tuang
Air got
Ireegular
flat
Entire
Table pengamatan inokulasi bakteri
KLP
Bakteri
Medium
Agar tegak
Agar Miring
Cair
I
Shigella dysentri
Beaded
Effuse
Sedimen
II
Candida albicans
Beaded
Effuse
Sediment
Salmonela Thypii
Beaded
-
-
Kotoran hidung
-
Spreading
Sediment
III
Vibria collera
Aerob
-
Sediment anaerob
IV
Pseudomonas aeruginosa
Filiform
Enchinulate
Uniform furbidity
Shigella dysentri
Filiform
Enchinulate
Uniform furbidity
Tabel pengamatan isolasi jamur
Klp
Metode
Sampel
Bentuk koloni
Bentuk koloni
elevasi
Tepi
I
Tuang
Air got
irregular
raised
undulate
Sebar
Yakult
Filamentous
Flat
Serrate
Tabur
Tanah kuburan
Irregular
Umbonate
Lobate
Gores
Kotoran hidung
Irregular
flat
lobate
II
Tuang
Air got
Circular
Convex
Entire
Sebar
Yakult
Filamentous
Flat
Lobate
Tabur
Tanah kuburan
Irregular
Convex
Entire
Gores
Kotoran hidung
Irregular
Convex
Lobate
III
Tuang
Air got
Irregular
Convex
Curied
Sebar
Yakult
Filamentous
Umbonate
Serrate
Tabur
Tanah kuburan
Irregular
Umbonate
Lobate
Gores
Kotoran hidung
Circular
Convex
Entire
IV
Tuang
Air got
Irregular
flat
Undulate
Sebar
Yakult
Irregular
Umbonate
Lobate
Tabur
Tanah kuburan
Irregular
Raised
Curried
Gores
Kotoran
hidung
Irregular
Raised
Serrate
Tabel pengamatan inokulasi jamur
Klp
Jamur
Medium
Agar tegak
Agar miring
I
Candida albicans
Papillate
Echinulate
II
KotoranHidung
Beaded
Spreading
Candida albicans
Beaded
Spreading
III
Candida albicans
Echinulate
Spreading
Beaded
Spreading
IV
Candida albicans
Papilliate
Spreading
Foto pengamatan
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Metode Tabur LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Metode Sebar Isolasi Bakteri
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Tabur
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Sebar
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Metode Tuang LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Metode Gores
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Tuang
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Gores
Inokulasi bakteri
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMedium Tegak LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMedium Miring
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium Tegak
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium Miring
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMedium Cair
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium Cair
Isolasi Jamur
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMetode gores LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMetode Sebar
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode gores
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Sebar
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMetode Tuang LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMetode Tabur
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Tuang
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Metode Tabur
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMedium miring LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMedium Tegak Inokulasi Jamur
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium miring
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium Tegak
VII. PEMBAHASAN
Isolasi dan inokulasi perlu untuk mengidentifikasi ada dan banyaknya mikroorganisme di sekitar lingkungan kita. Isolasi itu sendiri untuk memperlihatkan berbagai macam mikroorganisme dalam lingkungan sekitar sedangkan inokulasi yaitu proses untuk memindahkan mikroorganisme dari medium lama ke medium baru.
Proses mengisolasi harus dilakukan dengan cara yang aseptis karena untuk menghindari adanya kontaminasi antara mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni dengan cara memindahkannya lalu menanamnya kembali pada medium baru.
Pada pengujian isolasi bakteri menggunakan 4 metode dengan sampel yang berbeda-beda pula, yaitu metode tuang dengan sampel air got, metode sebar dengan sampel yakult, metode gores dengan sampel kotoran hidung dan metode tabur dengan sampel tanah. Masing-masing pengujian ini memberikan bentuk koloni bakteri yang berbeda-beda, yaitu circular, filamentos, irreguler dan rhizoid.
Pengujian isolasi pada jamur dengan menggunakan metode yang sama pada isolasi bakteri sekaligus penggunaan sampel yang sama, maka diperoleh hasil dari metode tuang dengan sampel air got, metode sebar dengan sampel yakult, metode gores dengan sampel kotoran hidung dan metode tabur dengan sampel tanah adalah menghasilkan bentuk koloni yang berbeda-beda, yakni irregular, filomentous, irregular, dan irregular.
Pada pengujian inokulasi jamur, menggunakan C.A sebagai jamurnya maka diperoleh hasil agar mring yang sama yaitu bentuk speading dan agar tegak diperoleh hasil yang berbeda, yakni papillate.
Pada pengujian inokulasi bakteri dengan menggunakan bakteri yang berbeda-beda, yaitu bakteri Shigella dysentri.
Hasil yang diperoleh untuk masing-masing perlakuan yaitu pada percobaan inokulasi dengan sampel bakteri vibria collera, bentuk koloni yang dihasilkan untuk medium agar miring memiliki bentuk koloni effuse, medium agar tegak bentuk koloninya adalah beaded, dan untuk medium cair bentuk koloninya adalah Sedimen.
Untuk percobaan isolasi diperoleh hasil, untuk metode tuang dengan sampel air got jl.tupai , bentuk koloninya adalah circular, elevasi adalah Flat, dan tepi adalah entire. Untuk metode tabur dengan sampel tanah kuburan, bentuk koloninya adalah irregular, elevasi adalah raised, dan tepi adalah lobate. Untuk metode sebar dengan sampel Yakult, bentuk koloninya adalah filamentous, elevasi adalah flat, dan tepi adalah undulate. Sedangkan untuk metode gores dengan sampel kotoran hidung, bentuk koloninya adalah circular, elevasi adalah flat, dan tepi adalah entire.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan inokulasi dan isolasi terhadap bakteri dan jamur dengan menggunakan metode yang berbeda, maka diperoleh hasil pada pengujian isolasi bakteri menggunakan 4 metode dengan sampel yang berbeda-beda pula, yaitu metode tuang dengan sampel air got, metode sebar dengan sampel yakult, metode gores dengan sampel kotoran hidung dan metode tabur dengan sampel tanah. Masing-masing pengujian ini memberikan bentuk koloni bakteri yang berbeda-beda, yaitu circular, filamentos, irreguler dan rhizoid.
Pengujian isolasi pada jamur dengan menggunakan metode yang sama pada isolasi bakteri sekaligus penggunaan sampel yang sama, maka diperoleh hasil dari metode tuang dengan sampel air got, metode sebar dengan sampel yakult, metode gores dengan sampel kotoran hidung dan metode tabur dengan sampel tanah adalah menghasilkan bentuk koloni yang berbeda-beda, yakni irregular, filomentous, irregular, dan irregular.
Pada pengujian inokulasi jamur, menggunakan C.A sebagai jamurnya maka diperoleh hasil agar mring yang sama yaitu bentuk speading dan agar tegak diperoleh hasil yang berbeda, yakni papillate.
Pada pengujian inokulasi bakteri dengan menggunakan bakteri yang berbeda-beda, yaitu bakteri Shigella dysentri.
Hasil yang diperoleh untuk masing-masing perlakuan yaitu pada percobaan inokulasi dengan sampel bakteri vibria collera, bentuk koloni yang dihasilkan untuk medium agar miring memiliki bentuk koloni effuse, medium agar tegak bentuk koloninya adalah beaded, dan untuk medium cair bentuk koloninya adalah Sedimen.
Untuk percobaan isolasi diperoleh hasil, untuk metode tuang dengan sampel air got jl.tupai , bentuk koloninya adalah circular, elevasi adalah Flat, dan tepi adalah entire. Untuk metode tabur dengan sampel tanah kuburan, bentuk koloninya adalah irregular, elevasi adalah raised, dan tepi adalah lobate. Untuk metode sebar dengan sampel Yakult, bentuk koloninya adalah filamentous, elevasi adalah flat, dan tepi adalah undulate. Sedangkan untuk metode gores dengan sampel kotoran hidung, bentuk koloninya adalah circular, elevasi adalah flat, dan tepi adalah entire.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Buchanan dan E. Gibbons.,1974,"Determinative Bacteriology",The Williams and Wilkins Company.
Buckel, KA. 2007. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia : Jakarta.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
Dwiyana zaraswati. 2014. Buku Ajar Biologi Sel dan Molekular. Universitas Hasanuddin. Makassar
Dwidjoseputro.1998. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Gana D, Mahata. 2008. Rahasia Bakteri. PT. Gramedia ; Jakarta.
Gandjar, I., dkk. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia : Jakarta.
Garrity. 2004. Taxonomi Outline Of The Prokaryotes. Spinger New York.
Ghoni,Achmad.2013."Isolasi dan Inokulasi Bakteri". Inokulasi bakteri/2007/com.(4 Juni 2013).
Djide, N., Sartini., 2003., "Mikrobiologi Farmasi Dasar., Universitas Hasanuddin., Makassar.
Oetomo hadi, Ratna sari., 1990., "Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek"., PT.Gramedia., Jakarta
Pelczaer Jr, ECS Chan., 1986., "Dasar-Dasar Mikrobiologi"., Universitas Indonesia., Jakarta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.
X. LAMPIRAN
Skema Kerja
Inokulasi
Metode agar tegak
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien agar, didiamkan hingga mememadat
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien agar, didiamkan hingga mememadat
Ditambahkan 1 ose lurus suspesi bakteri
Ditambahkan 1 ose lurus suspesi bakteri
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Amati dan Catat
Amati dan Catat
Metode agar miring
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien agar, diletakan dalam posiisi miring dan didiamkan hingga mememadat
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien agar, diletakan dalam posiisi miring dan didiamkan hingga mememadat
Ditambahkan satu ose bulat susupensi bakteri, digores zig-zag
Ditambahkan satu ose bulat susupensi bakteri, digores zig-zag
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Diamati dan dicatat
Diamati dan dicatat
Metode agar cair
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien broth
Tabung reaksi ditambahkan medium Nutrien broth
Ditambahkan satu ose bulat susupensi bakteri
Ditambahkan satu ose bulat susupensi bakteri
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Diinkubasi di incubator selama 1x24 jam
Diamati dan dicatat
Diamati dan dicatat
Isolasi
Metode Tuang
Cawan petri ditambahkan sampel 10 ai
Cawan petri ditambahkan sampel 10 ai
Ditambakan 10 ml medium TEA, dihomogenkan
Ditambakan 10 ml medium TEA, dihomogenkan
Diinkubasi 1-3 x 24 jam
Diinkubasi 1-3 x 24 jam
Diamati
Diamati
Metode gores
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Ditambakan sampel menggunakan cotton swab
Ditambakan sampel menggunakan cotton swab
Diinkubasi 1-3 jam
Diinkubasi 1-3 jam
Diamati dan dicatat
Diamati dan dicatat
Metode Sebar
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Ditambakan sampel menggunakan Trigalsky
Ditambakan sampel menggunakan Trigalsky
Diinkubasi, 1-3 jam
Diinkubasi, 1-3 jam
Dicatat dan diamati
Dicatat dan diamati
Metode tabur
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Cawan petri ditambahkan 10 ml medium TEA, didiam hingga memadat.
Diamati dan dicatatDiinkubasi 1-3 x 24 jam
Diamati dan dicatat
Diinkubasi 1-3 x 24 jam
Ditambahkan sampel tanah menggunakan Drigalsky
Ditambahkan sampel tanah menggunakan Drigalsky
B. Uraian bahan
Alkohol 70 % (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Sinonim : Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai aseptis
Aquades ( Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua destillata
Sinonim : Aquades, air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
C. Uraian Mikroba Uji
Staphyllococcus aureus (Garrity ; 2004)
Domain Bacteria : Procaryotae
Divisi : Schyzophyta
Kelas : Schycomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Suku : Micrococaceae
Marga : Staphyllococcus
Jenis : Staphylococcus aureus
Morfologi (Buchanan, 1974)
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada sediaan langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek. Susunan gerombol yang tidakk teratur biasanya ditemukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat, sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif gram. Hanya kadang-kadang yang gram negative dapat ditemukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah difagositopsis dan pada biakan tua yang hampir mati.
Candida albicans
a. Klasifikasi (Pelczar, 1986)
Kingdom : Eukariotik
Divisio : Eumycota
Sub Divisio : Deuteromycotina
Class : Blastomycetes
Ordo : Cryptococcaceae
Familia : Candidoidea
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
b. Morfologi (Pelczar, 1986)
Pada sediaan mikroskopik eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram positif, ukurannya 2-3 x 4-6 nm, dan sel-sel bertunas, gram positif, yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa).Pada agar Saboraud yang dieramkan pada suhu kamar, terbentuk koloni-koloni lunak yang berwarna krim yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri dari sel-sel bertunas yang lonjong. Pertumbuhan yang tertutup terdiri dari pseudomiselium. Ini terdiri dari pseudohifa yang membentuk blastospora pada nodus-nodus dan kadang-kadang khlamidospora dan ujung-ujungnya. Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa, dan tidak bereaksi dengan laktosa.
[Type the document title]