POLA ASUH ASUH ORANG OR ANG TUA 1. Pengertian Pola Asuh Orang tua Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berarti model, sistem, cara kera, bentuk !struktur yang tetap", sedangkan kata asuh mengandung arti menaga, mera#at, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama sebelum anak memperoleh pendidikan di sekolah, karena dari keluargalah anak pertama kalinya belaar. $adi keluarga tidak hanya ber%ungsi terbatas sebagai penerus keturunan saa, tetapi lebih dari itu adalah pembentuk kepribadian anak. Menurut Kohn, pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak& anaknya. 'ikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan&aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. (arsis (armudi, menyatakan bah#a, pola asuh merupakan interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kede#asaan dengan norma&norma yang ada di masyarakat. ). $enis & $enis Pola Asuh Orang tua Indi*idu dalam melakukan tugas&tugas perkembangannya banyak dipengaruhi oleh peranan orang tua dan lingkungan lainnya. Peranan orang tua tersebut akan memberikan lingkungan yang memungkinkan anak dapat menyelesaikan tugas&tugas perkembangannya. a" Pola Asuh Permissi% +e%inisi pola asuh permissi% menurut beberapa ahli yaitu -urlock !)/" mengemukakan bah#a orang tua yang menerapkan pola asuh permissi% memperlihatkan ciri&ciri sebagai berikut orang tua cenderung memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua, tidak adanya hadiah ataupun puian meski anak berperilaku sosial baik, tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan. 0unarsa !)" mengemukakan bah#a orang tua yang menerapkan pola asuh permissi% memberikan kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut ke#aiban dan tanggung a#ab, kurang kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi %asilitas, serta kurang berkomunikasi dengan anak. +alam pola asuh ini, perkembangan kepribadian anak menadi tidak terarah, dan mudah mengalami kesulitan ika harus menghadapi larangan&larangan yang ada di lingkungannya. Prasetya dalam Anisa !)" menelaskan bah#a pola asuh permissi% atau biasa disebut pola asuh penelantar yaitu di mana orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri, perkembangan kepribadian anak terabaikan, dan orang tua tidak mengetahui apa dan bagaimana kegiatan anak sehari&harinya.
+ariyo dalam Anisa !)" uga menambahkan bah#a pola asuh permissi% yang diterapkan orang tua, dapat menadikan anak kurang disiplin dengan aturan&aturan sosial yang berlaku. 2amun bila anak mampu menggunakan kebebasan secara bertanggung a#ab, maka dapat menadi seorang yang mandiri, kreati%, dan mampu me#uudkan aktualitasnya. b" Pola Asuh Otoriter +e%inisi pola asuh otoriter menurut beberapa ahli yaitu -urlock !)/" mengemukakan bah#a orang tua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri&ciri sebagai berikut orang tua menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh orang tua, berorientasi pada hukuman !%isik maupun *erbal", dan orang tua arang memberikan hadiah ataupun puian. Menurut 0unarsa !)", pola asuh otoriter yaitu pola asuh di mana orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk berpendapat, ika anak tidak mematuhi akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak, inisiati% dan akti*itasnya menadi kurang, sehingga anak menadi tidak percaya diri pada kemampuannya. 'enada dengan -urlock, +ariyo dalam Anisa !)", menyebutkan bah#a anak yang dididik dalam pola asuh otoriter, cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu. c" Pola Asuh +emokratis +e%inisi pola asuh demokratis menurut beberapa ahli yaitu -urlock !)/" mengemukakan bah#a orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan ciri&ciri adanya kesempatan anak untuk berpendapat mengapa ia melanggar peraturan sebelum hukuman diatuhkan, hukuman diberikan kepada perilaku salah, dan memberi puian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar. 0unarsa !)" mengemukakan bah#a dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua, memberi penelasan secara rasional dan obekti% ika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. +alam pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung a#ab, mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada. +ariyo dalam Anisa !)" mengatakan bah#a pola asuh demokratis ini, di samping memiliki sisi positi% dari anak, terdapat uga sisi negati%nya, di mana anak cenderung merongrong ke#iba#aan otoritas orang tua, karena segala sesuatu itu harus dipertimbangkan oleh anak kepada orang tua. +iakui dalam prakteknya di masyarakat, tidak digunakan pola asuh yang tunggal, dalam
kenyataan ketiga pola asuh tersebut digunakan secara bersamaan di dalam mendidik, membimbing, dan mengarahkan anaknya, adakalanya orang tua menerapkan pola asuh otoriter, demokratis dan permissi%. +engan demikian, secara tidak langsung tidak ada enis pola asuh yang murni diterapkan dalam keluarga, tetapi orang tua cenderung menggunakan ketiga pola asuh tersebut. -al ini sealan dengan apa yang dikemukakan oleh +ariyo dalam Anisa !)", bah#a pola asuh yang diterapkan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh situasional, di mana orang tua tidak menerapkan salah satu enis pola asuh tertentu, tetapi memungkinkan orang tua menerapkan pola asuh secara %leksibel, lu#es, dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu. Indikator dari pola asuh orang tua terhadap anaknya dapat dikelompokkan sebagai berikut a" Pola asuh permissi%, antara lain mempunyai indikator 3 Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua 3 Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun puian meski anak berperilaku sosial baik 3 Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar peraturan 3 Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari&hari 3 Orang tua hanya berperan sebagai pemberi %asilitas. b" Pola asuh otoriter, antara lain mempunyai indikator 3 Orang tua menerapkan peraturan yang ketat 3 (idak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat 3 'egala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak 3 Berorientasi pada hukuman !%isik maupun *erbal" 3 Orang tua arang memberikan hadiah ataupun puian. c" Pola asuh demokratis, antara lain mempunyai indikator 3 Adanya kesempatan bagi anak untuk berpedapat 3 -ukuman diberikan akibat perilaku salah 3 Memberi puian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar 3 Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak kepada anak 3 Orang tua memberi penelasan secara rasional ika pendapat anak tidak sesuai 3 Orang tua mempunyai pandangan masa depan yang elas terhadap anak. +a%tar Pustaka Anisa, 'iti. ). Kontribusi Pola Asuh Orang tua terhadap Kemandirian 'is#a Kelas II 'MA 2egeri 1 Balapulang Kabupaten (egal (ahun Pelaaran )45) . 'kripsi. Uni*ersitas 2egeri 'emarang. http55etd.eprints.ums.ac.id !diakses pada tanggal 14 Agustus )11 pukul 1/.1" Anonim. Pola Asuh Orang (ua. http55###.+ep.+ik.2as50o.Id !diakses pada tanggal 14
Agustus )11 pukul 1.46" Atkinson, 7ita et.al. Pengantar Psikologi 8disi Kesebelas. Batam Interaksara 0unarsa, 'inggih. ). Psikologi Perkembangan. $akarta P( BPK 0unung Mulia -urlock, 8lisabeth. )/. Psikologi Perkembangan 8disi Kelima. $akarta 8rlangga
Pola Asuh Otoriter
Menurut 8d#ards !)/", pola asuh otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua tanpa banyak alasan. +alam pola asuh ini biasa ditemukan penerapan hukuman %isik dan aturan& aturan tanpa merasa perlu menelaskan kepada anak apa guna dan alasan di balik aturan tersebut. Orang tua cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya bersamaan dengan ancaman&ancaman. Misalnya kalau tidak mau menuruti apa yang diperintahkan orang tua atau melanggar peraturan yang dibuat orang tua maka tidak akan diberi uang saku. Orang tua cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua, maka orang tua tidak segan menghukum anaknya. Orang tua ini uga tidak mengenal kompromi dalam komunikasi biasanya bersi%at satu arah dan orang tua tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya. Faktor yang mempengaruhi pola asuh otoriter
Orang tua mungkin berpendapat bah#a anak memang harus mengikuti aturan yang ditetapkannya. Apa pun peraturan yang ditetapkan orang tua semata&mata demi kebaikan anak. Orang tua tak mau repot&repot berpikir bah#a peraturan yang kaku seperti itu ustru akan menimbulkan serangkaian e%ek !Mar%uah,)1". Dampak pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter biasanya berdampak buruk pada anak, seperti ia merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiati%, selalu tegang, tidak mampu menyelesaikan masalah !kemampuan problem sol*ing&nya buruk", kemampuan
komunikasinya buruk, kurang berkembangnya rasa sosial, tidak timbul kreati% dan keberanianya untuk mengambil keputusan atau berinisiati%, gemar menetang, suka melanggar norma, kepribadian lemah dan menarik diri. Anak yang hidup dalam suasana keluarga
yang
otoriter
akan
menghambat
kepribadian
dan
kede#asaannya
!Mar%uah,)1". Upaya dalam menyikapi pola asuh otoriter
Menurut 8d#ards !)/", 'eharusnya orang tua mengaari anak&anak mereka dengan empat cara 1. Memberi contoh. 9ara utama untuk mengaari remaa adalah melalui contoh. 7emaa sering kali mudah menyerap apa yang kita lakukan disbanding dengan apa yang kita katakana. $ika kita mengatakan untuk berbicara dengan sopan kepada orang lain, tetapi kita masih berbicara kasar kepada mereka, kita telah menyangkal diri kita sendiri. Perbuatan lebih berpengaruh dibandingkan dengan kata&kata. ). 7espon positi%. 9ara kedua untuk mengaari remaa adalah melalui respon positi% mengenai sikap mereka. $ika kita mengatakan kepada remaa betapa orang tua menghargai mereka karena telah mengikuti nasehat orang tua, mereka akan mengulangi sikap tersebut. 6. (idak ada respons. Orang tua uga mengaari remaa dengan cara mengabaikan sikap. 'ikap&sikap yang tidak direspon pada akhirnya cenderung tidak diulangi. +engan kata lain, mengabaikan perilaku tertentu bisa adi mengulani perilaku tersebut, khususnya ika perilaku&perilaku tersebut bersi%at mengganggu. 4. -ukuman. Menggunakan hukuman yang relati*e ringan secara konsisten, seperti menghilangkan hak istime#a atau melarang kegiatan yang sedang dilakukan, bisa adi cukup e%ekti% dalam menghadapi sikap yang sulit dikendalikan. 2amun bahkan hukuman ringan tidak boleh mengalahkan penggunaan pendekatan pengaaran yang lebih positi%. AAA 1. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak. +engan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. :1; 'edangkan cara mendidik secara langsung artinya bentuk&bentuk asuhan orang tua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang dilakukan dengan sengaa baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. +alam situasi seperti ini yang diharapkan muncul dari anak adalah e%ek&instruksional yakni respon&respon anak terhadap akti*itas pendidikan itu. Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh kehidupan sehari&hari baik tutur kata sampai kepada adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami istri. 'emua ini secara tidak sengaa telah membentuk situasi di mana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari&hari dari orang tuanya.:); ). Macam&macam Pola Asuh Untuk me#uudkan kepribadian anak, menadi manusia de#asa yang memiliki sikap positi% terhadap agama, sehingga perkembangan keagamaannya baik, kepribadian kuat dan mandiri, berperilaku ihsan, potensi asmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal, maka ada berbagai cara dalam pola asuh yang dilakukan oleh orang tua menurut -urluck sebagaimana dikutip 9habib (hoha, yaitu:6; a. Pola Asuh Otoriter Pola asuh ototriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak& anaknya dengan aturan&aturan ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya !orang tua", kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak arang diaak berkomunikasi dan diaak ngobrol, bercerita&cerita, bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua malah menganggap bah#a semua sikapnya yang
dilakukan itu dianggap sudah benar sehingga tidak perlu anak dimintai pertimbangan atas semua keputusan yang menyangkut permasalahan anak&anaknya. Pola asuh yang bersi%at otoriter ini uga ditandai dengan hukuman&hukuman tersebut si%atnya hukuman badan dan anak uga diatur yang membatasi perilakunya. Perbedaan seperti sangat ketat dan bahkan masih tetap diberlakukan sampai anak tersebut menginak de#asa. Ke#aiban orang tua adalah menolong anak dalam memenuhi kebutuhan hidup anak& anaknya, akan tetapi tidak boleh berlebih&lebihan dalam menolong sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri di masa yang akan datang.:4; Orang tua yang suka mencampuri urusan anak sampai masalah&masalah kecil misalnya am istirahat atau am tidur, macam atau enis bahkan urusan sekolah yang harus dimasuki, dengan demikian sampai menginak de#asa kemungkinan besar nanti mempunyai si%at&si%at yang ragu&ragu dan lemah kepribadian serta tidak mampu mengambil keputusan tentang apa pun yang dihadapi dalam kehidupannya, sehingga akan menggantungkan orang lain. b. Pola Asuh +emokratis +emokrasi merupakan proses dan mekanisme sosial yang dinilai akan lebih mendatangkan kebaikan bersama bagi orang banyak.:; 'edangkan bila dikaitkan dengan istilah pemimpin, maka pemimpin demokratis adalah pemimpin yang memberikan penghargaan dan kritik secara obek dan positi%. +engan tindakan&tindakan demikian, pemimpin demokratis itu berpartisipasi ikut serta dengan kegiatan&kegiatan kelompok. Ia bertindak sebagai seorang ka#an yang lebih berpengalaman dan turut serta dalam interaksi kelompok dengan peranan sebagai ka#an.:/; 'edangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan ke#aiban serta perlakuan yang sama bagi semua #arga negara.:<; +engan demikian pola asuh demokratis paling tidak mencerminkan pola asuh yang mencerminkan nilai&nilai demokrasi, antara lain kebebasan, maksudnya memberikan kebebasan kepada anak dalam hal yang bersi%at positi%. 'ementara itu bentuk pola asuh demokratik berdasarkan teori con*ergence yaitu bah#a perkembangan manusia itu bergantung pada %aktor dari dalam dan luar, maksudnya
bah#a pendidikan dalam hal ini mengasuh itu bersi%at maha kuasa dan mengasuh uga tidak dapat bersi%at tidak berkuasa.:=; Oleh sebab itu mengasuh anak harus seimbang, yaitu tidak boleh membiarkan dan memberi kebebasan sebebas&bebasnya dan uga angan terlalu menguasai anak, tetapi mengasuh harus bersikap membimbing ke arah perkembangan anak. Oleh karena itu yang dimaksud dengan pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggunga#ab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya.:>; Oleh karena itu dalam keluarga orang tua dalam hal ini pengasuh harus merealisasikan peranan atau tanggung a#ab dalam mendidik sekaligus mengasuh anak didik5anak asuhnya.Pola asuh demokratis ini merupaka kaian penulis dalam rangka mencari hubungan antara pola asuh demokratis dengan perkembangan keberagamaan anak. Adapun indikator&indikator pola asuh demokratis diantaranya adalah sebagai berikut 1" Kedisiplinan +alam kehidupan sehari&hari, ?disiplin@ sering dikaitkan dengan ?hukuman@, dalam arti displin diperlukan untuk menghindari teradinya hukuman karena adanya pelanggaran terhadap suatu peraturan tertentu. +alam pengertian yang lebih luas, disiplin mengandung arti sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, dan mentaati segala peraturan dan ketentuan yang berlaku.:1; +isiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunukkan nilai&nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.:11; +isiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat
membedakan hal&hal apa yang seharusnya dilakukan, yang #aib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan !karena merupakan hal&hal yang dilarang". Kata disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan latihan batin dan #atak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib !di sekolah atau kemiliteran", dan dapat pula berarti ketaatan pada aturan dan tata tertib.:1); +alam praktik sehari&hari dispilin biasanya diumpai pada anggota militer, para sis#a sekolah, para karya#an Instansi Pemerintah dan '#asta dan lain sebagainya. -ati merasa senang dan gembira melihat segala sesuatu yang dilakukan secara disiplin dan tertib. Keinginan untuk menegakkan disiplin adalah sealan dengan %itrah manusia.:16; 'edangkan pengertian disipilin menurut $.B. 'yke dalam buku ?(he 9oncise O%ord +ictionary o% 9urrent 8nglish@, mende%inisikan sebagai berikut ?Branch o% instruction or learning, mental and moral training ad*ersity as e%%ecting this system o% rules %or conduct, beha*iour according to astablished@.:14; ?Bagian dari pengaaran atau pembelaaran, latihan mental dan moral sebagai akibat sistem pranata untuk mengarahkan perilaku sesuai dengan yang ditetapkan@. +ari pengertian di atas dapat disimpulkan bah#a disiplin adalah upaya mengarahkan dan mengendalikan diri, yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan mengendalikan diri kepada kebiasaan&kebiasaan yang sesuai dengan norma&norma atau aturan&aturan yang ada. +isiplin sangat perlu ditanamkan pada anak, sebab disiplin adalah pendidikan untuk mengaarkan pengendalian diri, dengan peraturan, contoh dan teladan yang baik. +alam proses penanaman kedisiplinan orang tua uga harus membina hubungan baik dengan anak&anak, agar kedisiplinan yang diaarkan oleh orang tua benar&benar diterima dan dilaksanakan oleh anak. Mengingat anak itu butuh dihargai, diakui keberadaannya dan sebagainya. Untuk menadikan kedisiplinan itu e%ekti%, harus memenuhi tiga kriteria, yaitu a. Menghasilkan atau menimbulkan suatu keinginan perubahan atau pertumbuhan pada anak b. Memelihara harga diri anak c. Memelihara hubungan yang rapat !erat" antara orang tua dengan anak.:1;
+alam proses penanaman kedisiplinan ini orang tua uga harus bersikap dan bertindak dengan tegas dengan maksud agar aaran yang diberikan dapat diterima dan di%ahami oleh anak, sehingga tuuan disiplin tercapai. Adapun tuuan disiplin menurut 8llen 0. hite yang dikutip oleh 2y. Kholilah Marhianto mengatakan bah#a tuuan disiplin adalah mendidik anak untuk mengatur sendiri.:1/; +alam hal ini anak harus diaar percaya pada diri sendiri, mengendalikan diri dan tidak tergantung pada orang lain. +i samping itu, disiplin uga bertuuan untuk menolong anak memperoleh keseimbangan antar kebutuhan untuk berdikari dan penghargaan terhadap hak&hak orang lain.:1<; +engan ditanamkannya disiplin mungkin, diharapkan menambah kematangan dalam bertindak dan bertingkah laku, sehingga tidak akan teradi kekacauan yang diakibatkan oleh adanya perebutan hak dan kekuasaan. -al ini penting yang uga harus diingat dalam menerapkan kedisiplinan adalah adanya ketegasan dan ketetapan. Artinya kedisiplinan itu diberlakukan secara kontinu, bukannya hari ini disiplin besok sudah lain lagi. (uuan angka panang dari disiplin adalah perkembangan dari pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri, !sel%&controle and sel%&direction", yaitu dalam hal mana anak&anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman norma&norma yang elas, standar&standar dan aturan&aturan yang sudah menadi milik diri sendiri. Oleh karena itu orang tua haruslah secara kontinu atau terus menerus berusaha untuk makin memainkan peranan yang makin kecil dari pekeraan pendisiplinan itu, dengan secara bertahap mengembangkan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri itu pada anak.:1=; 'edangkan cara terbaik untuk membantu anak belaar disiplin diri adalah dengan membiarkan dia bertanggunga#ab di setiap bidang dalam hidupnya, bahkan ketika dia memilih untuk tidak melakukannya.:1>; $adi, disiplin yang kita tuntut dari anak&anak tidak boleh hanya dilihat sebagai sarana pemaksaan yang diperlukan, bila sudah tidak ada alan lain untuk mencegah perbuatan yang salah. +isiplin pada dirinya sendiri merupakan %aktor pendidikan sui generis.:);
Adapun peran kedisiplinan sedini mungkin penting, mengingat tanpa kedisiplinan tuuan pendidikan atau tuuan dari segala akti*itas yang dilakukan oleh orang tua sulit ter#uud. +alam hal ini sebagai orang tua harus menanamkan sikap disiplin sedini mungkin terhadap anaknya. )" Kebersamaan Kebersamaan di sini maksudnya adalah kerasama. Kerasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. (anpa kerasama tidak akan ada indi*idu, keluarga, organisasi atau masyarakat. (anpa kerasama dan tanpa rasa kebersamaan keseimbangan hidup akan terancam punah. +engan memiliki keahlian bekerasama kita akan mudah mengungkapkan apa yang kita inginkan tanpa menyinggung orang lain. 6" Kegotong&royongan Islam mengaarkan kita untuk hidup dalam kegotong&royongan. Apabila seak dini anak sudah ditanamkan sikap yang demikian itu, maka kelak akan terlatih dan bersikap hidup dalam penuh kegotong&royongan. Beban yang berat bisa terasa ringan ika dilakukan dengan gotong&royong, dan pada akhirnya kita tidak merasa berat dalam menalani hidup ini. +emikianlah yang menadi salah satu tugas orang tua, agar menanamkan sikap ini sebaik&baiknya kepada anak. c. Pola Asuh Caisses Dire Pola asuh ini adalah pola asuh dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang de#asa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas&luasnya apa saa yang dikehendaki.:)1; Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, uga tidak memberikan bimbingan pada anaknya. 'emua apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran. Arahan atau bimbingan.:)); -al itu ternyata dapat diterapkan kepada orang de#asa yang sudah matang pemikirannya sehingga cara mendidik seperti itu tidak sesuai dengan ika diberikan kepada anak&anak. Apalagi bila diterapkan untuk pendidikan agama banyak hal yang harus disampaikan secara biaksana. Oleh karena itu dalam keluarga orang tua dalam hal ini pengasuh harus merealisasikan peranan atau tanggung a#ab dalam mendidik sekaligus mengasuh anak didik5anak asuhnya.
6. $enis&enis Metode Pengasuhan Anak Adapun kerangka metodologis pengasuhan pasca kelahiran anak sebagaimana tertuang dalam aaran Islam adalah sebagai berikut a. Pola asuh anak dengan keteladanan orang tua +alam psikologi perkembangan anak diungkapkan bah#a metode teladan akan e%ekti% untuk dipraktikkan dalam pengasuhan anak. Oleh karena itu pada saat tertentu orang tua harus menerapkan metode ini yang memberi teladan yang baik. 9ara ini akan mudah diserap dan direkam oleh i#a anak dan tentu akan dicontohnya kelak di kemudian hari. b. Pola asuh anak dengan pembiasaan 'ebagaimana kita ketahui bah#a anak lahir memiliki potensi dasar !%itrah". Potensi dasar itu tentunya harus dikelola. 'elanutnya, %itrah tersebut akan berkembang baik di dalam lingkungan keluarga, manakala dilakukan usaha teratur dan terarah. Oleh karena itu pengasuhan anak melalui metode teladan harus dibarengi dengan metode pembiasaan. 'ebab, dengan hanya memberi teladan yang baik saa tanpa diikuti oleh pembiasaan beumlah cukup untuk menunang keberhasilan upaya mengasuh anak. Keteladanan orang tua, dan dengan hanya meniru oleh anak, tanpa latihan, pembiasaan dan koreksi, biasanya tidak mencapai target tetap, tepat dan benar. Orang tua, karena ia dipandang sebagai teladan, maka ia harus selalu membiasakan berkata benar dalam setiap perkataannya baik terhadap anggota keluarganya atau siapapun dari anggota masyarakat lainnya. +engan demikian Menurut Khairiyah sebagaimana dikutip oleh Ahmad (a%sir, orang tua harus menadi gambaran hidup yang mencerminkan hakikat perilaku yang diserukannya dan membiasakan anaknya agar berpegang teguh pada akhlak&akhlak mulia.:)6; Share this