MAKALAH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK (POLA ASUH TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DALAM KELUARGA)
Disusun Oleh: Isyana Darmastuti Raras Anindyasari, SIP., S.Pd.
T.P PKK DESA TANGKIL KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN 2015
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK (Pola Asuh Terhadap Kepribadian Anak Di Dalam Keluarga)
A. PENDAHULUAN
Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Anak dilahirkan di dunia dalam keadaan tidak berdaya, meskipun sebenarnya sudah memberikan sejumlah potensi sebagai bekal untuk melangsungkan hidup di dunia di masa yang akan datang. Orang tua diharapkan mampu memberikan pengaruh yang baik dan bermakna demi perkembangan selanjutnya. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagao pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak mulia. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak mereka tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orangtuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka. Pola asuh anak akan diawali dalam kandungan sampai dewasa agar anak berkembang dengan baik. Untuk mengetahui perkembangan anak ada beberapa azas yang harus diperhatikan yaitu : mendidik anak dengan agama, kasih sayang, perkembangan anak, situasi kondusif, pembentukan kebiasaan, keteladanan, motivasi, bimbingan dan komunikasi.
B. PEMBAHASAN
Pola asuh anak adalah cara pengasuhan anak yang merupakan kegiatan dalam usaha pemeliharaan, membimbing, membina dan melindungi anak untuk kelangsungan hidupnya, atau pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.
Secara garis besar terdapat 4 macam pola asuh orang tua terhadap anaknya yaitu antara lain: 1. Pola Asuh Demokratis Adalah pola asuh yang memperioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua tipe ini juga bersikap realistic terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan. Pengaruh pola asuh demokratis yaitu akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temanya. 2. Pola Asuh Otoriter Adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Orang tua mungkin berpendapat bahwa anak memang harus mengikuti aturan yang ditetapkannya. Pola asuh ini biasanya berdampak buruk pada anak. Menghasilkan karakterikstik anak yang penakut, tertutup, gemar menantang, suka melanggar norma dan kepribadian lemah. 3. Pola Asuh Permisif Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak yang tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri (egois), dan kurang percaya diri. 4. Pola asuh Penelantar Orang tua tipe ini umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereja, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak yang agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, sering bolos dan bermasalah dengan teman.
Pengaruh Pola Asuh Orang tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
Keluarga adalah kelompok sosial pertama dan utama bagi kehidupan anak, anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kelompok keluarga daripada dengan kelompok sosial lainnya. Anggota keluarga merupakan orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama proses pembentukan kepribadian anak, dan pengaruh keluarga jauh lebih luas dibandingkan pengaruh lainnya, bahkan sekolahpun. Berapa besar pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian anak yang berdampak sebagai berikut: 1. Bila dia hidup dalam permusuhan, dia belajar berkelahi 2. Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakut 3. Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihi dirinya 4. Bila dia hidup dalam toleransi, dia belajar bersabar 5. Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi malu Pengaruh pola asuh dan latar belakang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak: 1. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dan Yang Tidak Bekerja terhadap Perkembangan Kepribadian Anak Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang adalah berkurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya karena keduanya sama-sama bekerja. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya interaksi orang tua dengan anaknya, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang yang menyebabkan anak bersifat manja, kurangnya perhatian dari orang tua akan mengakibatkan anak mencuri perhatian dari luar, baik di lingkungan sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan orang tua pada saat mereka di rumah. Sedangkan orang tua yang tidak bekerja di luar rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan pekerjaan rumah lainnya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri, karena terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan pengawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak bekerja sebaiknya juga tidak terlalu over protektif, sehingga anak mampu bersikap mandiri. 2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Berpendidikan Tinggi dan berpendidikan Rendah terhaap Pembentukan Kepribadian Anak Latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap
perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mereka umumnya mengetahui bagaimana anak khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak, seperti mengajarkan sopan santun, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain. Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah. Dalam pengasuhan anak, umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan anak. Bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa an ak pada saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak dengan pola asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang kurang baik. 3. Pengaruh Pola Asuh Orang tua dengan Tingkat Ekonomi Menengah Keatas dan Menengah Kebawah Orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah ke atas dalam pengasuhannya biasanya orang tua memanjakan anaknya. Apapun yang diinginkan oleh anak dipenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak dapat terpenuhi dengan kekayaan yang dimiliki orang tua. Pengasuhan anak sebagian besar hanya sebatas dengan materi. Perhatian dan kasih sayang orang tua diwujudkan dalam materi atau pemenuhan kebutuhan anak. Anak yang terbiasa dengan pola asuh demikian, maka akan membentuk suatu kepribadian yang manja, serta menilai sesuatu dengan materi dan tidak menutup kemungkinan anak akan sombong dengan kekayaan yang dimiliki orang tua serta kurang menghormati orang yang lebih rendah darinya. Sedangkan pada orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah ke bawah dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan anak yang benar-benar penting bagi anak. Perhatian dan kasih sayang orang tualah yang dapat diberikan. Anak yang hidup dalam perekonomian menengah kebawah terbiasa hidup dengan segala kekurangan yang dialami keluarga. Sehingga
akan
terbentuk
kepribadian
anak
yang
mandiri,
mampu
menyelesaikan permaslahaan dan tidak mudah stress dalam menghadapi suatu permasalahan dan anak dapat menghargasi usaha orang lain.
C. PENUTUP
Pengaruh pola asuh orang tua dengan tingkat ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah memilki pengaruh yang berbeda pada perkembangan kepribadian anak. Anak yang berada pada keluarga yang tingkat ekonominya menengah ke atas biasanya memiliki sifat yang kurang baik, kurang menghormati dan menghargai orang lain, memandang orang lain dari sisi materinya saja, dan bersikap sombong. Perilaku tersebut lahir karena pola asuh orang tua yang salah, pola asuh pada kasus seperti ini biasanya menggunakan model permisif yaitu selalu menajakan anaknya, memenuhi segala kebutuhan yang selalu diinginkan oleh anaknya, kurangnya berinteraksi antara orang tua dan anak mungkin karena keadaan orang tua yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya. Sedangkan pada anak yang berada pada lingkungan keluarga d engan tingkat ekonomi menengah ke bawah biasanya memiliki sifat yang mampu berdiri sendiri, membentuk kepribadian yang kuat dan tangguh, lebih menghormati dan menghargai orang lain, selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya dan bersikap baik. Perilaku yang seperti lahir atas pola asuh yang benar, pola asuh, pola asuh pada kasus ini biasanya menggunakan model pola asuh demokratis dimana komunikasi dan interaksi anatara anak dan orang tua berjalan baik, perhatian dan kasih sayang dari orang tua yang selalu hangat diberikan setiap saat, dan pendidikan formal serta pendidikan agama yang baik yang diajarkan sedari dini. Dampak yang terjadi akibat penerapan pola asuh yang salah pada keluarga akan menyebakan pembentukan kepribadian yang salah pada anak. Diharapkan setiap orang tua harus mampu dan teliti untuk memilih jenis pola asuh yang baik yang akan diterapkan dalam proses pengasuhan orang tua pada anaknya.