BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Tujuan percobaa percobaan n Dapat mengetahui cara kerja laksansia dan efeknya bagi tubuh 1.2 Latar belakang belakang Obat Obat pencah pencahar ar (laksans (laksansia) ia) adalah adalah at!at at!at yang yang dapat dapat memperc mempercepa epatt perist peristalit alitik ik didalam usus sebagai refleks dari rangsangan lansung terhadap dinding usus yang menyeba menyebabka bkan n defeka defekasi. si. "at!at "at!at ini mempen mempengar garuhi uhi atau atau merangs merangsang ang susuna susunan n syaraf syaraf otonom otonom parasim parasimpat patis is untuk untuk melaku melakukan kan gerak gerak perista peristaltat ltatik ik diusus diusus dan mendorong isinya keluar. Obat pencahar adalah obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembel sembelit. it. #iasan #iasanya ya obat obat ini hanya hanya diguna digunakan kan pada pada saat konsti konstipasi pasi atau atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui pada masyarakat luas termasuk disekitar kita. $enyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi% penderita panas dalam% stres dalam pekerjaan% akti&itas yang padat% pengaruh hormon dalam tubuh% usus kurang elastis (biasanya sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut)% kelainan anatomis pada sistem pencernaan% gaya hidup yang buruk% efek samping dari obat% kekurangan kekurangan asupan &it '% disebabkan disebabkan oleh penyakit% penyakit% menahan menahan rangsangan rangsangan buang air besar dalam dalam jangka aktu yang yang lama dsb. 1. *ipote *ipotesis sis Diduga hean coba yang telah diberikan laksansia dalam keadaan hipertonis akan meningkatkan isi usus dan meningkatkan pengeluaran feses.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
+akanan yang masuk kedalam tubuh akan di metabolisme menjadi energi. ,isa makanan yang tidak diserap akan di eksresikan dalam bentuk feses% eksresi ini sering mengalami gangguan berupa kesulitan dalam defekasi yang dikenal sebagai konstipasi. -onstipasi adalah kesulitan defekasi karena feses yang mengeras% otot polos yang lumpuh misalnya pada mega kolon kongenital dan gangguan refleks defekasi. (ganisara 1/). #erkaitan dengan masalah kontipasi tersebut% maka dalam dunia kedokteran dikenal kelompok obat laksansia atau pencahar. +ekanisme kerja laksansia masih belum bisa dijelaskan karena kompleknya faktor!faktor yang mempengaruhi fungsi kolon% transport air dan elektrolit% secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut0 1. ,ifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penaikan air dengan akibat massa% konsistensi dan transit tinja bertambah. 2. $encahar bekerja langsung ataupun tidak langsung terhadap mukosa colon dalam menurunkan (absorbsi) air dan a'l. . $encahar dapat meningkatakan motilitas usus dengan akibat menurunnya absorbsi garam dan air dan selanjutnya mengurangi mengurangi aktu transit. (ganisara 1/) Laksansia hanya digunakan untuk mengobati konstipasi fungsional dan tidak dapat mengobati kontiipasi patologis. Laksansia atau pencahar dapat digolongkan sebagai pencahar pembentuk massa% pencahar hiperosmotik% pencahar pelumas% pencahar perangsang% pencahar emolien dan at penurun tegangan permukaan. $encahar yang melunakan feses secara umum merupakan senyaa yang tidak diabsorpsi dalam saluran pencernaan dan bereaksi dalam meningkatkan &olume padatan feses dan melunakan
feses
supaya
lebih
mudah
untuk
dikeluarkan. $encahar bulk!forming
meningkatkan &olume feses dengan menarikair dan membentuk suatu hidrogel sehingga terbentuk peregangan dinding saluran cerna dan merangsang gerak peristalitik. ,aline catharitics merupakan garam anorganik yang mengandung ion!ion seperti +g% ,% $ dan sitrat% yang bekerja dengan mempertahankan air tetap dalam saluran cerna sehingga terjadi peregangan pada dinding usuus% yang kemudian merangsang pergerakan usus (peristaltik). ,elain itu% +g juga merangsang sekresi kolesitokinin% suatu hormon yang merangsang pergerakan usus besar dan sekresi cairan. (gangarosa seibertin% 233)
BAB III METODE KERJA
.1 Alat dan bahan
4lat ! #enang ! 5unting bedah ! ,puit injeksi ! Timbangan ! Toples ! ,topatch #ahan ! 46uadest ! +g,O7 1%/8 ! +g,O7 1.98 ! a'l fisiologis ! a'l 8 ! :rethran 3.2 Cara kr!a ! Disediakan hean coba tikus dan ditimbang bobot badannya. ! Dilakukan anestesi dengan urethran 2/8% pemberian dengan dosis 1%9/ gr;kg ## atau intra peritonial dengan dosis 1%2 gr;kg ## ! Dilakukan laparotomi pada linea alba ! Dikeluarkan usus halus% buat ikatan!ikatan dengan selang /cm. $embuluh darah jangan sampai terikat. ! Disetiap selang injeksikan berturut!turut larutan air% a'l fisiologis% a'l8% +g,O7 1%/8% +g,O 7 1%98. ! Dikembalikan usus ketempat semula% dan tunggu 1 jam. ! Dikeluarkan usus dan takar &olumenya dari setiap selang.
BAB I" HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1 *asil percobaan 7.1.1 Tabel pengamatan Kl#$%#k 1 2 7 /
Lar&tan 4ir a'l 3%8 acl 8 +g,O7 1%/8 +g,O7 1%98
"#l&$ a'al ml ml ml ml ml
"#l&$ akh(r 3% ml 3%2 ml 1% ml 3%2 ml 3% ml
< 9 =
a'l 8 +g,O7 1%/8 +g,O7 1%98
2%7 ml ml ml
3%2 ml 3% ml 3%2/ ml
7.1.2 $erhitungan Dosiskonversi =
X =
1,8 gram
X 1000 gram 165 gram
1,8 gramx 165 gram 1000 gram
Dosis Penyuntikan=
X
=
gram
25 gram
0,297 ml
1000 ml
X
0,297 ml x 100 ml 25 gram
=0,297
=
1,188 ml 1,2 ml
7.1. $embahasan $ada percobaan kali ini yaitu percobaan tentang pengaruh larutan pencahar untuk membantu melancarkan proses pencernaan dalam saluran cerna% pada praktikum kali ini yang dijadikan sebagain hean coba yaitu tikus dengan bobot badan 1 gram dan mendapatkan larutan a'l >isiologis atau a'l 3%8. $ercobaan pertama yaitu dengan membuat tikus menjadi tak sadarkan diri dengan pemberian urethane 2/8 (1%= gr;kg ##) dan didapat dosis penyuntikan sebanyak 1%2 ml yang diberikan dengan cara intra peritoneal dan diharapkan mengalami reaksi yang cepat namun sampai menit ke 1/ masih belum memberikan respon dari urethane tersebut% kondisi tikus masih aktif dan tanus otot pun masih baik. $ada saat itu di berikan lagi dosis urethane untuk yang kedua kalinya sebanyak 1%2 ml pada bagian sebelah kanan% dia mati dan belum menunjukan hasil yang maksimal% kesalahan pada kelompok kita yaitu tidak memberikan anastesi berupa pemberian larutan 'hloroform agar dapat membantu menurunkan kesadaran si tikus tersebut. -emudian setelah pemberian urethane yang kedua kalinya sehingga dosis penyuntikan menjadi dua kali lipat yaitu 2%7ml urethan. $ada beber apa menit hean coba mengalami penurunan kesadaran dengan berkurangnya refle? dan tanus otot. Tikus siap ditaruh di atas papan percobaan% kemudian mulai dibedah dari pembelahan bagian baah perut dengan ditarik sedikit kulitnya sampai dapat di jangkau untuk di lakukan
pembedahan% lalu dikeluarkan semua isi perut dari tikus tersebut dan di cari usus halus yang masih dalam keadaan bersih yang bertujuan agar dalam pemberian cairan tidak ada hambatan karena adanya sisa!sisa makanan dan langsung dapat diserap kedalam usus halus dan memberikan efek% namun hean coba yang kita pakai sepertinya belum mengalami puasa terlebih dahulu sehingga kami agak sulit untuk menemukan usus yang masih dalam keadaan bersih. #obot badan pada hean coba pun sangat menunjang ukuran usus% apabila hean coba beratnya kecil maka bentuk ususnya pun semakin kecil dibandingkan dengan berat badan tikus yang memang mempunyai bobot yang lebih besar. 4gar hean coba tetap dalam keadaan hidup maka setiap selang 1 menit ditetesi dengan larutan fisiologis yang bertujuan agar hean coba tidak mati dan fungsi jantung masih baik. $ada pemberian larutan a'l 3%8 sebanyak ml dilakukan dengan cara disuntikan kebagian usus halus dengan selang / cm% di bagian baah diikat dengan benang dan ikat mati% lalu dibagian atas diikat juga dengan benang yang sama% dan di bagian baah sekitar 1 cm diikat dengan benang namun tidak dengan ikat mati itu bertujuan agar cairan yang disuntikan tidak mengalir ke bagian usus yang lain. pada saat pengikatan harus dilakukan dengan hati!hati dan teliti karena apabila tidak hati!hati maka cairan yang disuntikan dapat keluar atau bocor ke tempat lain% sehingga &olume yang disuntikan aal ml akan berkurang sangat banyak. $ada pemberian cairan seharusnya dilihat juga dari kondisi fisiologis dari usus hean coba tersebut% pemberian larutan sebanyak ml tidak dapat dijadikan sebagai patokan. -arena apabila usus hean coba kecil maka larutan yang sebanyak itu tidak akan muat atau tidak efektif. *asil akhir pada percobaan sebanyak 3%2ml dari &olume aal ml% berarti pada saat percobaan cairan berkurang sebanyak 2%=ml dari hasil aal. ,eharusnya &olume yang didapatkan sama karena cairan yang dipakai yaitu larutan isotonis yang sesuai dengan suhu tubuh. >actor yang dapat mempengaruhi yaitu human eror atau alat dan bahan. ,ifat a'l yang polar tidak akan larut dalam saluran pencernaan jadi massa feses akan lembek dan tidak keras sehingga mempermudah untuk mengeluarkan feses tersebut. pada larutan +g,O7 mempunyai mekanisme kerja sebagai pencahar kuat karena sifat +g,O7 yang merupakan #asa kuat yang sesuai dengan suasana usus hean coba. acl 8 bersifat hipertonis dan seharusnya &olume yang didapatkan meningkat dan kenapa menurun dikarenakan percobaan yang kurang benar dan teliti. +g,O7 1%/8 bersifat hipertonis dan +g,O7 1%98 bersifat hipertonis dan seharusnya &olume cairan meningkat. ,esuai dengan data pengamatan didapat hasil yang bagus pada kelompok dengan a'l 8 &olume akhir yang didapat sebanyak 1%ml. pada saat pertengahan percobaan kondisi hean coba sudah dalam keadaan tidak bernyaa
dikarenakan pemakaian larutan urethane yang terlalu banyak. $ada percobaan kali ini tidak sesuai dengan literature atau teori yang ada.
BAB " KESIMPULAN
#erdasarkan pembahasan yang telah dibahas maka dapat disimpulkan baha 0 1. Larutan a'l 3%8 merupakan larutan isotonis% 4ir merupakan *ipotonis% dan +g,O7 1%/8% +g,O7 1%98 dan a'l 8 merupaka larutan *ipertonis. 2. *asil percobaan tidak sesuai dengan teori atau literature . >actor yang mempengaruhi adalah *uman eror atau bahan dan alat yang digunakan. 7. $encahar yang berkerja sebagai pelunak pada feses yang mengalami konstipasi sehingga dapat memperlunak pengeluaran fese tersebut.
/. *ipotesis diterima.
DA)TAR PUSTAKA
5anisara% ,ulistia 5.1/. Farmakologi dan Terapi. @akarta0 5aya #aru. 5oth% 4ndres. 1=7. Medical Pharmacology. :,40 The '.A. +osby 'ompany. *all% LB and 'lark% -B.1=. Aeterinary 4naesthesia. ,panish0 #ailliere Tindall Ltd. -arcmar% 45 and koppanyi% T. 1<. Experimental Pharmacodynamics. :,40 #urgess $ublishing 'ompany.