BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Cedera Cedera kepala kepala merupa merupakan kan satu satu di antara antara kebany kebanyakan akan bahay bahayaa yang yang menimbulka menimbulkan n kematian kematian pada manusia manusia.. “No “No head head injury injury is so serio serious us that that should that it should be despaired of, nor so trivial as to be lightly igroned”. Menurut Hippocrattes bahwa tidak ada cidera kepala yang perlu dikhawatirkan serius yang bisa kita putus harapan dan tidak ada juga keluhan yang dapat kita abai abaika kan. n. Cede Cedera ra kepa kepala la meru merupa paka kan n salah salah satu satu peny penyeb ebab ab kema kemati tian an dan dan kecacat kecacatan an utama utama pada pada kelom kelompok pok usia usia produk produktif tif dan sebagi sebagian an besar besar terjad terjadii akibat kecelakaan lalu lintas. ( Mansjoer, 200! "#. $i dunia diperkiraka diperkirakan n sebanyak sebanyak %,2 juta jiwa nyawa melayang melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan sekitar 0,"&0,' meng mengal alam amii cede cedera ra kepa kepala la.. $i )ndo )ndone nesi siaa dipe diperk rkir irak akan an lebi lebih h dari dari *0 *0 pengendara kendaraan mengalami resiko kecelakaan. %* diantaranya meng mengal alam amii cede cedera ra kepa kepala la dan dan kece kecede dera raan an perm perman anen en,, ting tinggi giny nyaa angk angkaa kece kecelak lakaan aan lalu lalu lint lintas as tida tidak k terle terlepa pass dari dari maki makin n muda mudahn hnya ya oran orang g untu untuk k memiliki kendaraan bermotor dan kecelakaan manusia. (+hell, 200*#. $iperkirakan %00.000 orang meninggal setiap tahunnya dan lebih dari 00.000 mengalami cedera cukup berat yang memerlukan perawatan dirumah sakit, dua pertiga berusia dibawah "0 tahun dengan jumlah laki&laki lebih banyak dibandingkan jumlah wanita, lebih dari setengah semua pasien cedera kepala mempunyai signifikasi terhadap cedera bagian tubuh lainya.(+melter and -are, 2002 # $ari hasil penelitian penelitian menunjukan menunjukan bahwa pasien cedera kepala kepala ringan mengalami mengalami nyeri nyeri kepala, kepala, beberapa beberapa penelitian penelitian menemukan bahwa "* pasien cedera mengalami mengalami accute accute post post trauma traumatik tik headec headeche he (/ (/H# dengan dengan gejala paling sering pada daerah frontal dan tidak ada hubunganya hubunganya dengan berat luka cedera (1alter et al, 200'#, juga dikatakan oleh shinsky (2003# bahwa pasien trauma kepala ringan akan mengalami nyeri pada minggu pertama setelah trauma, %2 dari "" ("4#, dari hasil penelitian sebelumnya juga menunjukan
%
bahwa dari 23 pasien cedera kepala mengalami nyeri kepala " hari sampai s ampai % miinggu "". ( -ekkelund and +al5esen, 2002 #. 6yeri kepala pada pasien cedera kepala ringan disebabkan oleh perubahan neurokimia meliputi depolarisasi saraf, pengeluaran asam amino pada neuro transmiter yang berlebihan, disfungsi serotogenik , gangguan opiate endogen. 7ejala klinis nyeri pada pasien cedera kepala ringan terdapat beberapa tipe yaitu ! nyeri kepala migraine, nyeri kepala kluster, nyeri kepala cercicogenik dari hasil penelitian didapatkan hasil " pasien mengalami nyeri kepala tension, 2 migraine dan %* cercicogenik dan gejala nyeri akan terus dialami oleh pasien sampai % tahun. ( 8enaerts and Couch, 2009 #. $ari semua kasus cedera kepala di merika +erikat tahun %3*', 93 disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor, dan jatuh merupakan penyebab umum ke 2. $i )ndonesia cedera kepala paling sering ditemukan pada usia %'& 29 tahun. Cedera kepala pada anak, terutama bayi disebabkan oleh proses kelahiran, seperti pada tindakan 5akum dan forcep. /rauma kapitis merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai. 8ebih dari '0 penderita trauma adalah penderita trauma kapitis, bila multi trauma (cedera lebih dari % bagian tubuh#, maka '0 penderita adalah masalah trauma kapitis. :isiko utama pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan perdarahan atau pembangk pembangkakan akan otak sebagai respons respons terhadap terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. ada pasien cedera kepala mempunyai mempunyai signifikan signifikan terhadap terhadap cedera bagian tubuh tubuh lainnya. lainnya. danya danya sejak hipo5olemia pada pasien cedera kepala biasanya karena cedera bagian tubuh lainnya. -erdasarkan hal tersebut di atas, maka kelompok membuat makalah dengan judul ;suhan
Tujuan uan Umum mum
Mahasi Mahasisw swaa
menge mengeta tahu huii
tent tentan ang g
keperawatannya.
2
cede cedera ra
kepa kepala la
sert sertaa
asuha asuhan n
1.2. .2.2
Tujuan uan Khus Khusu us
a. Mahasis Mahasiswa wa menget mengetahu ahuii tentang tentang $efinis $efinisii Cedera Cedera
isiologi >isiologi Cedera Cedera
Mahasis Mahasiswa wa menget mengetahu ahuii tentang tentang
j.
Mahasiswa mengetahui tentang enatalaksanaan Cedera
k. Maha Mahasis siswa wa meng menget etah ahui ui tent tentan ang g eme emerik riksaa saan n $iag $iagno nost stik ik Cede Cedera ra
"
BAB II TINJAUAN TEOITI!
2.1 De"#ns# De"#ns# $e%era Ke&ala Ke&ala
Cedera Cedera kepala kepala adalah adalah +uatu +uatu ganggu gangguan an trauma trauma fungsi fungsi yang yang diserta disertaii pendarahan interstisial dalam sub stansi otak tampa diikuti terputusnya continuitas otak (:. +amsuhidayat, dkk, =7C, %33# . Cedera kepala merupakan merupakan adanya adanya pukulan?b pukulan?bentur enturan an mendadak mendadak pada kepala dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (+usan Martin, %334# . Cedera Cedera
tak tak merupa merupakan kan unsur unsur lembut lembut yang yang sangat sangat mudah mudah sekali sekali terkena terkena cedera cedera dan mengal mengalami ami kerusak kerusakan. an. Cidera Cidera atau atau kerusak kerusakan an ini timbul timbul tepat tepat diatas diatas tengko tengkorak rak yang yang mana mana terleta terletak k galea galea aponeu aponeurot rotika ika,, suatu suatu jaring jaringan an fibrosa, padat dapat digerakkan bebas. $iantara kulit dan galea terdapat suatu lapisan lemak dan lapisan membran dalam yang mengandung pembuluh A pembuluh besar. /epat /epat dibawah galea terdapat ruang sub aponeurotik yang mengandung 5ena emisaria dan diploika. ada orang dewasa, tengkorak merupakan ruangan keras yang tidak memungkinkan perluasan isi intrakranial. /ulang terdiri dari dua dinding atau tabula yang dipisahkan oleh tulang berongga. $inding luar disebut tabula eksterna dan bagian dalam disebut tabula interna. /abula /abula interna mangandung alur A alur yang berisikan arteria mengingea anterior, media dan posterior, sedangkan tabula eksterna merupakan tabula pelindung bagi tabula interna. eli elind ndun ung g lain lain yang ang mela melapi pisi si otak otak adal adalah ah meni mening ngen. en. Bang terd terdir irii dari dari duramater, araknoid dan piamater.
9
'
4
2.) Et#'l'g#
Menurut -arbara (%334# Cidera disebabkan oleh ! %. danya trauma oleh benda tajam /rauma
oleh benda tajam dapat menyebabkan cedera setempat dan
menimbulkan cedera lokal. 2. danya trauma oleh benda tumpul /rauma
oleh benda tumpul dapat menyebabkan cedera menyeluruh
(difus#.
a# 7C+ %"&%' b# $apat terjadi kehilangan kesadaran?amnesia tetapi kurang dari "0 menit c# /idak ada fraktur tengkorak d# /idak ada contusio serebral?hematoma e# /idak ada trauma sekunder f# /idak ada gangguan jaringan neurologis g#
a#
7C+ 3&%2
b#
/erjadi penurunan kesadaran antara "0 menit A 29 jam setelah kecelakaan
c#
$apat mengalami trauma sekunder
d# $apat mengalami fraktur tengkorak e#
da tanda&tanda gangguan neurologis sedang
. -$! )4 0e%era ke&ala +erat
a#
7C+ "&*
b#
c#
Cedera mungkin meliputi cedera sekunder e!
2./ $e%era !&es#"#k Otak Ke&ala 2./.1 (raktur Tengk'rak
>raktur 8inear
!
>raktur -asiler
!
ada dasar tengkorak atau pada tulang
sepanjang bagian >rontal atau temporak. >raktur ini cukup serius karena menimbulkan kontak antara C++ dan dunia luar melalui ruang subarachnoid @ sinus yang mengandung udara dari
wajah atau tengkorak, memungkinkan bakteri masuk @
mengisi drainase sinus. >raktur ini bisa melukai arteri dan 5ena yang kemudian mengalirkan drahnya ke dalam rongga di sekeliling jaringan otak. atah tulang di dasar tengkorak bisa merobek meningens (selaput otak#. Cairan serebrospinal (cairan yang beredar diantara otak dan meningens# bisa merembes ke hidung atau telinga. -akteri kadang memasuki tulang tengkorak melalui patah tulang tersebut, dan menyebabkan infeksi serta kerusakan hebat pada otak. +ebagian besar patah tulang tengkorak tidak memerlukan pembedahan, kecuali jika pecahan tulang menekan otak atau posisinya bergeser. 2./.2 -eger !ere+ral 0$'ntus#'
7egar otak (kontusio serebri# merupakan memar pada otak, yang biasanya disebabkan oleh pukulan langsung dan kuat ke kepala. :obekan otak adalah robekan pada jaringan otak, yang seringkali disertai oleh luka di kepala yang nyata dan patah tulang tengkorak. Hal ini
menandakan
menimbulkan
terjadinya
perdarahan pada otak yang
pembengkakan. -akteri ringan
dari
cedera
dapat otak
menyebar, disfungsi neurologis bersifat sementara dapat pulih. $isorientasi @ bingung sesaat dengan gejala sakit kepala, tak mampu konsentrasi gangguan memori sementara pusing, peka omnesia retrograde. Dika terjadi pembengkakan pada otak, maka bisa terjadi
*
kerusakan lebih lanjut pada jaringan otakE pembengkakan yang sangat hebat bisa menyebabkan herniasi otak . 2./.) 5emar 6 Laseras# ere+ral 0K'm's#'
yang tersebar, gejala bersifat neorologis
fokal, dapat berlangsung 2&" hari setelah cedera @ menimbulkan disfungsi luas akibat dari peningkatan edema serebral. ada scan tomografi terlihat masa @ menimbulkan perubahan /)< dengan jelas. /indakan terhadap komosio
meliputi mengobser5asi
pasien
terhadap adanya sakit kepala, pusing, peka rangsang, dan ansietas ( sindrom pasca-komosio#, yang dapat mengikuti tipe cedera. $engan memberi pasien informasi, penjelasan, dan dukungan pada pasien dapat mengurangi beberapa masalah sindrom pasca - komosio. 2./.* Hemat'm E%ural
dalah suatu akumulasi darah pada ruang antara tulang tengkorak bagian dalam @ lapangan meningens paling luar (dura#, terjadi karena robekan cabang kecil arteri meningeal tengah atau frontal. Hal ini terjadi karena patah tulang tengkorak telah merobek arteri. $arah di dalam arteri memiliki tekanan lebih tinggi sehingga lebih cepat memancar. /anda @ gejala berupa sakit kepala hebat yang bias segera timbul tetapi bias juga muncul beberapa jam setelah cedera dengan intensitas nyeri tidak tetap, penurunan kesadaran ringan, diikuti periode lucid, kemudian penurunan neurologi dari kacau mental sampai coma, bentuk dekortikasi @ deserebrasi, pupil isokor sampai anisokor. $iagnosis dini sangat penting dan biasanya tergantung kepada CT scan darurat.
3
Hematoma epidural diatasi sesegera mungkin dengan membuat lubang di dalam tulang tengkorak untuk mengalirkan kelebihan darah, juga dilakukan pencarian dan penyumbatan sumber perdarahan. 2././ Hemat'ma !u+%ural
dalah
akumulasi
darah
dibawah
lapangan
meningeal
duramater diatas lapangan arakhnoid yang menutupi otak. enyebabnya robekan permukaan @ lebih sering pada lansia @ alkoholik gejala sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang disfasia. Hematoma subdural berasal dari perdarahan pada vena di sekeliling otak. erdarahan bisa terjadi segera setelah terjadinya cedera kepala berat atau beberapa saat kemudian setelah terjadinya cedera kepala yang lebih ringan. Hematoma subdural pada bayi bisa menyebabkan kepala bertambah besar karena tulang tengkoraknya masih lembut dan lunak. Hematoma subdural yang kecil pada dewasa seringkali diserap secara spontan. Hematoma subdural yang besar, yang menyebabkan gejala& gejala neurologis biasanya dikeluarkan melalui pembedahan. etunjuk dilakukannya pengaliran perdarahan ini adalah! a. +akit kepala yang menetap b. :asa mengantuk yang hilang&timbul c. 8inglung d. erubahan ingatan e.
Hematoma subdural akut $ihubungkan dengan cedera kepala mayor yang meliputi kontusio atau laserasi. Hematoma subdural akut menimbulkan gejala neurologik yang penting dan serius dalam 29 A 9* jam setelah cedera. Cedera ini sering berkaitan dengan cedera deselerasi akibat kecelakaan kendaraan bermotor. -iasanya pasien dalam keadaan
%0
koma dan tanda klinis sama dengan hematoma epidural. /ekanan darah meningkat, frekuensi nadi lambat dan pernapasan cepat. 2.
Hematoma subdural sub akut Menyebabkan deficit neurologik bermakna dalam waktu lebih dari 9* jam setelah cedera. Hematoma ini disebabkan oleh perdarahan 5ena ke dalam ruang subdural. :iwayat klinis khas dari penderita hematoma subdural subakut adalah adanya trauma kepala yang menyebabkan ketidaksadaran, yang diikuti penurunan kesadaran, dan perbaikan status neurologik secara bertahap. 6amun setelah jangka waktu tertentu penderita memperlihatkan penurunan status neurologik. /ingkat kesadaran menurun bertahap, pasien tidak berespon, peningkatan /)<, lalu terjadi herniasi unkus atau sentral. ngka kematian tinggi pada pasien hematoma subdural akut dan sub akut, karena sering dihubungkan dengan kerusakan otak.
".
Hematoma subdural kronik /erjadi karena cedera kepala minor, terjadi paling sering pada lansia akibat atrofi otak karena proses penuaan. /ampaknya cedera kepala minor dapat mengakibatkan dampak yang cukup untuk menggeser isi otak secara abnormal dengan sekuela negati5e. 1aktu di antara cedera dan awitan gejala mungkin lama, sehingga akibat actual mungkin terlupakan. 7ejala dapat tampak beberapa minggu setelah
cedera
minor.
Hematoma subdural kronik
menyerupai kondisi lain dan mungkin dianggap sebagai stroke. /indakan terhadap hematoma subdural kronik ini dapat dilakukan melalui lubang burr ganda, atau kraniotomi dapat dilakukan untuk lesi massa subdural yang cukup besar yagn tidak dapat dilakukan melalui lubang burr. 2./.7 Hemat'ma Intrakran#al
dalah pengumpalan darah lebih dari 2' ml dalam parenkim otak, penyebabnya adalah fraktur depresi tulang tengkorak, cedera penetrasi peluru dan gerakan aselerasi&deserasi tiba&tiba tindakan bersifat kontro5ersial bedah atau medis, serta bias juga terjadi karena cedera
%%
atau stroke. erdarahan karena cedera biasanya terbentuk di dalam pembungkus otak sebelah luar (hematoma subdural # atau diantara pembungkus otak sebelah luar dengan tulang tengkorak (hematoma epidural #.
%2
kesulitan dalam bekerja, belajar dan bersosialisasi.
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi# terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi# adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah.
dengan
pengubahan
posisi
rotasi
pada
kepala,
yang
menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
%"
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. +ebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi
serebral
dikurangi
atau
tak
ada
pada
area
cedera.
yaitu!
cedera
akson
menyebar,
kerusakan
otak
hipoksia,
pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Denis cedera ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang otak, atau dua&duanya. 2.8 5an#"estas# Kl#n#s
a. ola pernafasan b.
6yeri kepala
g. Mual h. Muntah i.
using
j.
mnesia
%9
2.4 K'm&l#kas#
a. =pilepsi asca /rauma b. fasia c. praksia d. gnosis e. mnesia f.
>istel
g. $iabetes )nsipidus h.
j.
=dema serebral @ herniasi
k. $efisit 6eurologis @ sikologis 2.3 Penatalaksanaan Kl#n#s
a. Cedera kepala ringan! pasien dengan cedera kepala ini umumnya dapat dipulangkan ke rumah tanpa perlu dilakukan pemeriksaan C/ +can bila memenuhi kriteria berikut! a# Hasil pemeriksaan neurologis dalam batas normal. b# >oto ser5ikal jelas normal. c# danya orang yang bertanggung jawab untuk mengamati pasien selama 29 jam pertama dengan instruksi untuk segera kembali ke bagian gawat darurat jika timbul gejala perburukan. b. Cedera kepala sedang ! pasien dapat dipulangkan untuk obser5asi di rumah, meskipun terdapat nyeri kepala, mual, muntah, pusing atau amnesia, tidak perlu dirawat karena pemeriksaan C/ +can normal. a# Cedera kepala berat $engan penatalaksanaan klinisnya! %. enilaian ulang jalan nafas dan 5entilasi. 2. Monitor tekanan darah. ". emasangan alat monitor tekanan intrakranial pada pasien dengan skor 7C+ *, bila memungkinkan. 9. emberian obat anti kejang. '. emberian nutrisi.
%'
4. emberian antibiotik. . C/ +can lanjutan. 2.19 Pemer#ksaan D#agn'st#k.
a. C/ +can ! mengidentifikasi edema, hemorhagik, ukuran 5entrikuler, pergeseran jaringan otak. b. ==7 ! melihat adanya perubahan struktur tulang. c. M:) ! (bila
hasil C/ +can belum cukup#, digunakan untuk
mengidentifikasi pergeseran jaringan otak lanjutan d. +inar I ! untuk melihat, mengidentifikasi perubahan struktur tulang e. ngiografi serebral! menunjukkan kelainan sirkulasi srebral. f.
>ungsi lumbal C++ ! menduga kemungkinan perdarahan subarachnoid
g. nalisa gas darah! mengetahui masalah oksigenisasi yang dapat meningkatkan /)<. 2.11 Pen#la#an T#ngkat Kesa%aran 0-$!
%. Membuka mata (=#
6ilai
a. +elalu menutup walau dengan rangsangan nyeri
%
b. Membuka dengan rangsangan nyeri
2
c. Membuka bila diperintah
"
d. Membuka spontan
9
2. Motorik (M# a. /idak berespon dengan rangsangan nyeri
%
b. =kstensi dengan rangsangan nyeri
2
c. >leksi lengan dengan rangsangan nyeri
"
d. >leksi siku dengan rangsangan nyeri
9
e. -ereaksi dengan menyingkirkan nyeri
'
f. -ergerak sesuai perintah
4
". Jerbal (J# a. /idak ada suara? kata A kata
%
b. Merintih
2
c. $apat bicara tapi tidak mengerti
"
d. $apat diajak bicara tapi kacau
9
e. -erbicara orientasi baik
'
%4
BAB III A!UHAN KEPEA:ATAN TEOITI!
).1 Pengkaj#an
%. )dentitas klien 2. :iwayat kesehatan a. :iwayat kesehatan sekarang Baitu ! kesadaran menurun, anoreksia, nafas sesak, tidak ada kemampuan untuk menelan, inkotinensia urine, luka robek di kepala (post trauma kepala#, muntah, sakit kepala, wajah tidak simetris. b. :iwayat kesehatan dahulu Baitu ! apakah klien pernah mengalami trauma kepla baik langsng ataupun tidak, penyakit system persyaratan atau peyakit sistemik lainnya. c. :iwayat kesehatan keluarga Baitu! apakah anggota keluarga ada yang mempunyai penyakit infeksi, penyakit keturunan,
riwayat penyakit kardio5askuler (jantung dan
hipertensi# ". emeriksaan fisik a.
Hidung Baitu! apakah keluar darah, pernafasan cuping hidung, sianosis.
%
g. Mulut Baitu ! apakah ada perdarahan, pucat, sianosis pada membran mukosa. h. /elinga Baitu! apakah ada perdarahan i.
8eher? tengkuk yaitu! apakah terdapat kaku kudukK
j.
$ada yaitu! bentuk simetris, pergerakan apakah ada tulang iga yang patah dan adakah nyeri.
k. Dantung ! takikardi, mur A mur? bunyi tambahan. l.
aru A paru ! nafas sesak, refraksi otot A otot pernafasan
m. bdomen! adanya nyeri abdomen. n. =kstermitas ! akral sianosis, ada? tidak ada suka (fraktur# 9. $ata psikologis a. nak, bila sadar, anak akan stres dan cemas dengan sendirinya. pakah terjadi gangguan emosi atau apatis. b. rang tua? keluarga Baitu ! reaksi orang tua? keluarga terhadap penyakit sangat berfariasi. ).2 D#agn'sa Ke&era;atan
%. erubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan tekanan darah sistemik? hipoksia. 2. 6yeri berhubungan dengan hematom dan kerusakan sel darah ". ola nafas tidak efektif
berhubungan dengan herniasi batang otak dan
gangguan pernafasan 9. )ntoleransi
akti5itas
berhungan
hemiparase
%*
dengan peningkatan
hematom
dan
).) Inter
D#agn'sa Ke&era;atan Tujuan Kr#ter#a Has#l Inter
serebral
stabil
yang berhubungan dengan
inter5ensi.
dengan penghentian aliran kesadaran biasa dan tak ada tanda A
keadaan tertentu atau yang
tanda? gejala neurologis
darah oleh sol (hemaragi dan
men yeb ab kan
atau
dan
berhubungan tingkat
hematoma#.
serebral, tekanan
tanda
perbaikan tanda
=dema kognitif
5ital
as#'nal %. Menentukan pilihan
peningkatan
dan /)<
penurunan fungsi darah
sistemik? motorik?sensorik
koma?
enurunan
kegagalan
penurunan perfusi jaringan
pemulihannya
dan potensial
setelah
peningkatan
/)<.
hipoksia.
setelah
serangan
mungkin
dalam
awal
menunjukkan
bahwa pasien itu perlu dipindahkan
ke
perawatan intensif untuk memantau tekanan /)< dan? atau pembedahan. 2. 2. antau tekanan darah, catat 2. 6ormalnya autoregulasi
%3
adanya hipertensi sistolik
mempertahankan
secara terus menerus dan
darah otak yang konstan
tekanan nadi yang semakin
pada saat ada fluktiuasi
berat,
tekan
obser5asi
terhadap
darah
aliran
sistemik.
hipertensi pada pasien yang
mengalami trauma multipel.
dapat
autorgulasi mengikuti
kerusakan
5askularisasi
serebral
lokal
menyebar.
atau
eningkatan
tekanan darah sistemik yang
diikuti
oleh
penurunan tekanan darah diastolik tanda peningkatan
merupakan terjadinya /)<,
jika
diikuti penurunan tingkat kesadaran hipo5olemia? hiprtensi. ". ". =5aluasi keadaan pupil, catat ". :eaksi pupil diatur oleh ukuran ketajaman kesamaan
saraf kranial akulomotor
antara kiri dan kanan dan
())# dan berguna untuk
reaksiya terhada cahaya
menentukan
apakah
batang otak masih baik
20
ukuran?
kesamaan
ditentukan keseimbangan
oleh antara
persarafan simpatis dan sparasimpatis
respon
terhadap
cahaya
mencerminkan
fungsi
yang terkombinasi dari saraf kranial optikus ())# dan okulomotor ()))#. %. 2.
6yeri berhubungan dengan +etelah
a. 6yeri hilang
hematom dan kerusakan sel dilakukan
b. 6yeri berkurang
penatalaksanaan
darah
c.
tepat
tindakan keperawatan
%.
%. Memberikan yang
2. berikan posisi yang nyaman 2. klien merasa lebih baik
diharapkan
neri
dan aman (posisi kepala
dan
hilang
atau
sejajar dan tidak menekan#
cedera
berkurang
". ajarkan
teknik
dari
relaksasi ". mengurangi nyeri yang
dengan cara tarik
2%
terhindar
nafas
dirasakan klien
dalam 9. batasi
kunjungan
dari 9. klien akan lebih tenang
keluarga lain '. k olaborasi dokter
saat beristirahat dengan
dalam
analgetik
22
pemberian
yang
dengan indikasi
tim '. mengurangi nyeri
sesuia
".
ola nafas tidak efektif b?d +etelah
a. +ianosis
tekanan batang otak dan dilakukan gangguan pernafasan
tidak %. hitung
ada
tindakan
pernafasan
dalam satu menit
klien %. pernafasan yang cepat dari
klien
dapat
b. /anda&tanda
menimbulkan alkalosis
keperawatan
hypoia
respirasidan pernapasan
diharapkan pola
ada
lambat serta tekanan pa
efektif c. engunaan alat
co2 dan menyebabkan
nafas
tidak
melalui
bantu
asidosis respirasi
5entilator
pernapasan
2. cek pemasangan tube
tidak ada
2. memberikan yang
5entilasi
adekuat
dalam
pemberian 5olume tidal ". obser5asi ratio inspirasi dan ". pada ekspirasi
fase
biasanya
espirasi 2
lebih
panjang dari inspirasi tetapi
lebih
sebagai
panjang
konspensasi
terperangkapnya udara terhadap
gangguan
pertukaran gas 9. perhatikan kelembaban dan 9. keadaan dehidrasi dapat
2"
BAB I= A!UHAN KEPEA:ATAN PADA N>. D DEN-AN $EDEA KEPALA A. Pengkaj#an Hari?/anggal engkajian :uangan I%ent#tas Pas#en
! +elasa, %4 >ebruari 20%4 ! :uang )nap
6ama
! 6y. $
Fmur
! "3 /h
/empat /anggal 8ahir
! /alaok 24 $esember %34
Denis
! erempuan
gama
! )slam
+uku
! Minang
lamat
! /aluak 6agari ir Mangis 8ubuak +ikapiang
6o. M:
! 9"9%%%
$iagnosa Medis
! Cidera
/anggal Masuk :umah +akit ! %' >ebruari 20%4 Dam
! 22! '2 1)-
enanggung Dawab
! $inda
Hubungan dengan pasien
! nak
1. #;a,at Kesehatan a. Keluhan Utama
asien baru masuk 5ia )7$ tanggal %' >ebruari 20%4, keluarga kllien mengatakan pasien tidak sadarkan diri sejak 4 jam yang lalu karna kecelakaan motor, sebelum dirujuk ke :umah +akit $r hmad Mochtar -ukittinggi, sebelumnya klien mengalami muntah % kali di :+F$ 8ubuk +ikaping, dan adanya luka di kepala bagian kiri.
+. #;a,at Kesehatan !ekarang
29
+aat dilakukan pengkajian pada klien tanggal %4 >ebruari 20%4 pukul %0.00 1)- mengalamiklien mengalami cidera kepala pada bagian sebelah kiri , klien terpasang infus 6a C8 0.3 tangan sebelah kiri, terpasang kateter, terpasang oksigen " 8iter, klien tidak bisa berakti5itas mandiri. . #;a,at Kesehatan Dahulu
+aat
dilakukan
pengkajian
terhadap
klien,
keluarga
klien
mengatakan klien dulu juga pernah mengalami kecelakaan motor L 2 tahun yang lalu dan klien tidak ada memiliki riwayat penyakit generatif dan sistemik. %. Kesehatan Keluarga
+aat dilakukan pengkajian keluarga klien mengatakan keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit generatif dan sistemik. e. #;a,at Kesehatan L#ngkungan
+aat dilakukan pengkajian keluarga klien mengatakan klien tinggal didaerah yang bersih dan jauh dari debu. ". #;a,at Ps#k's's#al ersepsi diri ! Hal yang dipikirkan keluarga klien, keluarga ingin •
•
cepat sembuh Hubungan komunikasi ! -ahasa utama yang digunakan keluarga klien adalah bahasa minang dan keluarga mengatakan klien juga
•
menggunakan bahasa minang. +istem kepercayaan !
agama adalah kepercayaan yang paling penting untuknya. 2. Pengkaj#an Pen%ekatan (ungs#'nal %. ola ersepsi /erhadap
2. ola ktifitas dan 8atihan $+ !
sendiri !
". ola 6utrisi dan Metabolisme $+
!
$
!
9. ola =liminasi $+
!
$
!
'. ola /idur dan )stirahat $+
!
$
!
4. ola Hubungan dan eran $+
!
$
! nak klien tampak menemani klien selama klien di rumah
sakit . ola
!
klien
mengatakan
tidak
pendengaran, penciuman serta penglihatan $
! klien tampak mendengar dengan jelas
). Pemer#ksaan (#s#k a.
! +edang
24
ada
gangguan
! patis
b. /anda tanda 5ital /$
! %%*?*" mmHg
6
! *2 ? i
! 2" ?i
+
! "4,3 c
c.
!
/urgor
! /urgor kulit menurun
!
=dema
! /idak edema
d. :ambut 1arna
! Hitam
$istribusi
!
! 8urus
e.
! 6ormal
/anda radang
! /idak ada peradangan
=dema
! /idak ada edema
f.
! +imetris
:ambut
!
!
=dema •
! tidak ada edema
Mata upil
! )sokor "&9 mm
+clera
! /idak )kterik
! /idak anemis
2
•
•
•
/elinga Membran timphany
! da
Martoid
! +imetris kiri dan kanan
Hidung -entuk
! +imetris kiri dan kanan
/anda radang
! /idak ada peradangan
Mulut Mukosa bibir
! kering
7igi
! tampak kotor
g. 8eher Jena
! /idak ada peningkatan 5ena jugularis
! /idak ada pembesaran kelenjar tipoid
h. $ada ?thorak ostur
! baik
-entuk dada
! simetris kiri dan kanan
! simetris
i. aru )nspeksi
! +imetris
alpasi
! /eraba fremitus kiri dan kanan
erkusi
! +onor
uskultasi
! -ronko5esikuler
j. bdomen )nspeksi
! /idak ada pembesaran yang abnormal
alpasi
! +onor
uskultasi
! 6on timpani
k. =ksremitas /onus otot
! 8emah
! 8emah
2*
*. Tera ,ang D#+er#kan %. :anitidine 2I% amp ()J# 2. ndansentron "I% amp ()J# ". /erapi )J 6a Cl 0,3 20 tts?i, %
5ena. 2. )ntoleransi akti5itas b?d penurunan kesadaran. ".
23
68)+ $/ 6o %
$ata
atofisiologi /rauma benda tumpul
$s ! &
keluarga
mengatakan
Masalah
klien
mengalami penurunan
Cedera
kesadaran & keluarga klien mengatakan klien
Hematom =pidural
gelisah $o! &
Menekan lobus temporalis asien
tampak
mengalami
penurunan kesadaran $engan kesadaran! patis & asien tampak gelisah & asien tampak terpasang 2 "
Herniasi tentosiom serebral
7angguan cairan arteri dan 5ena
liter?i //J /$ ! %%*?*" mmHg 6 ! *2 ? i ! 2" ?i + ! "4,3 c 2
$s ! &
7angguan perfusi jaringan
/rauma benda tumpul
"0
)ntoleransi akti5itas
$o ! & &
klien tampak tidak sadarkan diri klien tampak susah menggerakan ekstremitas
Herniasi tentonium temporalis serebral
Hematom meluas
/)< meningkat
enurunan kesadaran
)ntoleransi akti5itas
"
$s !&
/rauma benda tajam
"%
$o ! & & &
tampak ada luka kepala bagian kiri pasien kulit kepala tampak sobek dengan 9 jahitan luka L ' cm, luka tidak ada pus
Cedera kepala
rteri meningea media rusak
8uka luar pada kepala
$. EN$ANA KEPEA:ATAN
6o %
$iagnosa keperawatan /ujuan 7ang guan perfusi jaring an Mempertahan kan
"2
)nter5ensi :asional %. antau //J klian per %. Mengetahui perk embang an klien
serebral b?d gangguan aliran arteri dan 5ena
dan memperbaiki & 7C+ %' jam dan dapat melakukan tindakan &
'. emberian
kadar
tepat,membantu
2
yang
memperbaiki
sel yang rusak 4. Membantu klien dalam proses 4.
dalam
penyembuhan
pemberian terapi obat klien
2
)ntoleransi
akti5itas
penurunan kesadaran
b?d danya peningkatan kesadaran
&
""
bantal
kepala
lebih rendah dari badan ". antau //J klien
9. -antu
klien
melakukan seperti makan '.
:esti terhadap infeksi b?d 8u ka semb uh luka pada bagian kepala kiri
dalam akti5itas,
9.
nutrisi
tetap
terpenuhi '. Membantu klien dalam proses
dalam
pemberian obat 8uka tidak infeksi %. -ers ihk an luka dengan prosedur pembersihan luka dengan benar 2. Miringkan dalam pemberian obat anti bakteri ".
"9
". Mengetahui perkembangan klien
penyembuhan %. Menghindari infeksi bakteri
2. gar luka tidak tertekan
". Menhindari? memperlambat perkembangan bakteri 9. -antal yang kotor menumpuk bakteri
akan
D. I5PLE5ENTA!I $ATATAN PEKE5BAN-AN
6ama $iagnosa N'
! 6y. $ ! 7angguan erfusi Daringan b?d 7angguan Cairan rteri $an Jena. D#agn'sa Im&lementas#
%. 7angguan perfusi jaringan %. Memantau //J pasien perjam b?d gangguan cairan arteri /$ ! %%*?*" mmHg dan 5ena. :: ! %*?i
"'
/anggal ! %4 >ebruari 20%4 E
+ !& ! &
asien tanpak gelisah
6 ! *?i
& &
2. Mengkaji tingkat kesadaran pasien
!&
". Mengkaji
&
9. Memberikan terapi 2 sesuai indikasi " liter?i '. Memantau cairan 2 pasien
asien tanpak tidak sadar asien terpasang 2 " liter?i 7angguan perfusi jaringan b?d gangguan aliran arteri dan 5ena. Masalah belum teratasi
! &
)nter5ensi lanjut % s?d 4
i !
)mplementasi lanjut % s?d 4
4. -erkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.
$ATATAN PEKE5BAN-AN
6ama ! 6y. $ $iagnosa ! 7angguan erfusi Daringan b?d 7angguan Cairan rteri $an Jena. N' D#agn'sa Ke&era;atan Im&lementas# 2. 7angguan perfusi jariangan b?d gangguan cairan arteri dan 5ena.
%. Memantau //J pasien ? jam /$ ! %%4?3' mmHg :: ! 2% ?i 6 ! ' ?i
/anggal ! % >ebruari 20%4 E
+ !& ! & &
"4
asien tanpak gelisah
&
asien terpasang 2 " liter?i
2. Mengkaji tingkat kesadaran pasien
!&
Masalah teratasi sebagian
". Mengkaji
! &
)nter5ensi lanjut % s?d 4
9. Memberikan terapi 2 sesuai indikasi " liter?jam
i !
)mplementasi lanjut % s?d 4
'. Memantau cairan 2 pasien 4. -erkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.
C//6 =:<=M-676
6ama ! 6y. $ $iagnosa ! 7angguan erfusi Daringan b?d 7angguan Cairan rteri $an Jena. N' D#agn'sa Ke&era;atan Im&lementas# ". 7angguan perfusi jaringan %. Memantau //J pasien ? jam b?d gangguan cairan arteri /$ ! %%0?' mmHg dan 5ena. :: ! 20 ?i 6 ! 4 ?i
"
/anggal ! %* >ebruari 20%4 E
+ !&
asien mengatakan sudah merasa sedikit nyaman
! &
&
asien terpasan 2
2. Mengkaji tingkat kesadaran pasien
!&
Masalah sudah teratasi sebagian
". Mengkaji
! &
)nter5ensi lanjut % s?d 4
) ! &
implementasi lanjut % s?d 4
9. Memberikan terapi 2 sesuai indikasi 2 liter?menit '. Memantau cairan 2 pasien 4. -erkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.
"*
&
asien dipindahkan dari icu ke ruang rawatan biasa
BAB = PENUTUP *.1 Kes#m&ulan
Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang serius
dan merupakan
proporsi epidemik sebagai hasil kecelakaan. $ua per tiga dari kasus ini berusia dibawah "0 tahun, dengan jumlah laki&laki lebi banyak dari wanita. danya kadar alkohol dalam darah terdeteksi lebih dari '0 pasien cedera kepala yang diterapi adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respons tehadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan inrtakranial.
*.2 !aran
+etelah pembaca memahami makalah ini kelompok berharap dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan askep pada cedera kepala semoga dapat berguna bagi mahasiswa +/)
"3