1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan pangan di Indonesia memang cukup besar, salah satunya adalah buah Terung Ungu Solanu m melon melon gena gena L yang dikonsumsi sebagai sayur. Terung Ungu sudah cukup populer di Indonesia. Hampir semua kalangan dari berbagai daerah di Indonesia mengkonsumsi buah ini. Dari catatan sejarah, daerah/Negara sebagai asal tanaman Terung Ungu terletak di Asia, yakni India dan Birma. Menurut penelitian, sejak ratusan tahun lalu, Terung Ungu mulanya hanya tumbuh liar. Namun kemudian setelah diketahui rasanya enak dan bermanfaat Terung Ungu kemudian dibudidayakan di daerah tersebut. Di Afrika juga ditemukan plasma ditemukan plasma nutfah (sumber genetik) tanaman Terung Ungu. Salah satunya satun ya adalah engkol ( solanum solanum marcrocarpon). marcrocarpon). Jadi hakikatnya, tanaman Terung Ungu merupakan tanaman asli daerah tropis.
Pada abad ke V, bersamaan dengan perdagangan jenis sayuran sub tropis lain, di daerah Cina sudah dibudidayakan tanaman Terung Ungu. Kemudian tanaman ini menyebar ke kawasan Asia lain seperti Malaysia, juga ke kawasan Afrika Timur, Afrika Tengah, Afrika Barat, Amerika Selatan, Karibia dan spanyol. Sedangkan di Indonesia tanaman Terung Ungu terpusat di Jawa dan Sumatera. Namun kini Terung Ungu sudah dibudidayakan di berbagai daearah di daerah di Indonesia, maupun daerah-daerah lain di berbagai belahan dunia.
Daerah peneyebaran di berbagai wilayah di Indonesia, juga menyebabkan penyebutan nama yang berbeda-beda. Tanaman Terung Ungu di daerah Sunda dan Madura dikenal dengan nama terong/cokrom. Sedangkan nama lain lain adalah encong tiung(Lampung),
roteng (Batak),
atau
terong
turung Ambon),
(Jawa),
trueng (Aceh),
bodong-bodong
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
(Makasar),
2
antibu
(Gorontalo)
,kaduwi (Bima/Sumabawa),
tuung atau cuung (Bali),
kaumenu(Timor), fofoki(Ternatete), papao atau turium (Irian Jaya). Sedangkan di Jepang,
Terung Ungu dikenal dengan nama nashubi, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan nama eggplant atau aubergin. Sedangkan nama ilmiahnya adalah Solanum melongena L.
Namun ada tigal hal yang membuat budidaya Terung Ungu ku rang berkembang. Yakni : 1. Benihnya masih banyak diimpor dari luar nengeri yang daya kecambahnya kurang dan harganya mahal. 2. Masih ada beberapa varietas yang kurang tahan panas. 3. Semua varietas banyak diserang hama busuk buah Untuk mengatasinya penulis melakukan penelitian cara budidaya Terung Ungu dan pengusahaan perawatan tanaman Terung Ungu sehingga menjadi produk yang berkualitas tinggi. Sementara itu prospek pengembangan usaha tanaman Terung Ungu bernilai tinggi, karena selain mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula. Tanaman Terung Ungu juga dikenal sebagai tanaman yang banayak menghasilkan (money maker). Pengenbangan budidaya tanaman Terung Ungu tentu saja dapat mendukung upaya petani dalam memperoleh hasil secara ekonomi yang memuaskan, pengembangan argo bisnis, peningkatan gizi masyarakat, perluasan tenaga kerja, serta peningkatan pendapata Negara dari pembatasan impor dan memacu pertumbuhan ekspor. Wilayah tropis di Indonesi merupakan keunggulan komperatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana cara membudidayakan Terung Ungu?
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
3
b. Apa saja manfaat dari buah Terung Ungu.
C. Identifikasi
a. Cara membudidayakan Terung Ungu.. b. Manfaat dari buah Terung Ungu
D. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1.
Tujuan umum Dikatahui cara budidaya tanaman Terung Ungu serta manfaatnya.
2.
Tujuan khusus Cara mengatasi penyakit dan hama pada buah Terung Ungu.
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
4
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Budidaya Terung Ungu
a. Syarat tumbuh tanaman Terung Ungu Tanaman Terung Ungu tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan kisaran pH 56. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat ditanami tanaman Terung Ungu C. -25 antara 11200 mdpl dengan suhu optimal 18
b. Persiapan teknis budidaya Terung Ungu Derajat keasaman tanah (pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian berfungsi untuk menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral. Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag c. Persiapan lahan Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15sebany qak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir. d. Persiapan pembibitan dan penanaman Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 literpupuk kandang, dan 150 g NPK halus.
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
5
Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat perkecambahan benih p ermukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab. Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktifsimoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan e. Penyulaman Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. f.
Perempelan dan pengikatan tanaman Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai dengan pembentukan cabang, baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi di atas cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif, dimana cabang-cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabang-cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
g. Sanitasi lahan dan pengairan
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
6
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian gulma atau rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit. Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan. h. Pemupukan susulan Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputipupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 30 hst berikan 3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml. Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 1515-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml. Pupuk daun dengan kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 hst dan 21 hst. Sedangkan kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi diberikan umur 30 hst dan 60 hst. i.
Penyakit pada tanaman Terung Ungu a. Rebah Semai Rebah semai biasa menyerang tanaman terong pada fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. b. Layu bakteri Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
7
c.
Layu fusarium Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman sertapenyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan.
d. Busuk Phytoptora Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. e. Bercak daun Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan. f.
Antraknosa Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
8
dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. j.
Hama pada tanaman terung a. Ulat tanah Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah
dengan
pemberian insektisida
berbahan
aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam b. Ulat grayak Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang
sangat
banyak,
ulat
hari. Pengendalian yang
ini
biasanya
dapat
menyerang
di
dilakukan
malam adalah
dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. c. Ulat buah Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya.
Buah
berlubang. Pengendaliannyadengan
yang
terserang
akhirnya
cara penyemprotan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
9
d. Kutu daun Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis (kuning), menggulung dan
mengeriting,
akhirnya
tanaman
kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida
menjadi berbahan
aktif abamektin, imidakloprid, tiametoksam, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. e. Kutu kebul Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. f.
Kumbang kuning Tanaman terong menjadi inang dari kumbang ini, kumbang berwarna
kuning
dengan
duri.Pengendaliannya dengan aktifsipermetrin,
deltametrin,
seluruh
tubuh
diselimuti
cara penyemprotan insektisida profenofos,
klorpirifos,
seperti berbahan metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan g. Lalat buah Lalat buah menyerang buah terong dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah terong sehingga buah menjadi
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
10
busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin,
profenofos,
klorpirifos,
metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
B. Manfaat Terung
a. Sumber vitamin Terong mengandung Vit B, termasuk Vit B1, B3 dan B6 yang membantu tubuh anda mengubah karbohidrat menjadi energi yang dapat membantu menghancurkan lemak dan protein. b. Mengurangi resiko serangan jantung Serat yang terkandung dalam terung mampu mengurangi resiko terserang penyakit jantung. Selain itu, kandungan beta karoten dan antioksidan juga merupakan kandungan yang mampu mencegah serangan jantung secara tiba-tiba. c. Mencegah Aterosklerosis Menurut salah satu ilmuan yang melakukan percobaan pada kelinci, bahwa kelinci yang diberi terung secara terus menerus terbukti dapat menurunkan lemak pada pembuluh arteri mereka sehingga dapat terhindar dari resiko Aterosklerosis. d. Menurunkan Hipertensi
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
11
Terung memiliki kadar atu jumlah kalium yang cukup tinggi yaitu sekitar 217mg/100gram.kandungan kalium yang cukup tinggi ini efektif mencegah hipertensi. e. Penurun Kolesterol Terung membantu membatasi kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh serta menjaga gula darah agar tetap normal. f. Mencegah Diabetes Ekstra terung dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dengan mengontrol penyerapan glukosa da menurunkan tekanan darah yang dapat menyebabkan Diabetes.
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
12
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang budidaya dan manfaat terung dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanaman terung dapat tumbuh disetiap jenis tanah dengan ketinggian tempat 11200mbpl dengan suhu optimalC dan derajat keasaman (Ph) 5-6. -25 18
2. Lahan yang akan ditanami perlu dipersiapkan dengan pembajakan dan pengairan dan penggaruan serta pembuatan bedengan kasar dan pemberian kapur pertanian untuk penyesuaian Ph tanah. Selajutnya pemasangan mulsa PHP dan pembuatan lubang tanaman. 3. Persiapan pembibitan membutuhkan media semai yang dimasukkan dalam polibag untuk mempecepat perkecambahan benih, permukaan benih ditutup dengan mulsa PHP. Setelah berkecamabah, benih disungkup menggunakan plastic transparan. Benih perlu disemprot dengan fungisida berbahan aktiv inidakloprid pada umur 15 hss.bibit yang sudah memiliki 4 daun siap dipindah kelahan. 4. Penyulaman dilakukan samapai dengan umur tanaman 2 minggu. Perempelan unas dilakukan sampai dengan pembentukan cabang. Cabang yang dipelihara adalah cabang produktif. 5. Sanitasi lahan meliputi pengendalian rumput dan air. Pengairan dilakukan seminggu sekali. Pemupukan meliputi pupuk akar dan pupuk daun.pupuk akar dilakukan pada umur 15,30,45,60 dan 75 hst. Pupuk daun dengan kandungan nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 dan 21 hst. Sedangakan kandungan phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan pada umur 30 dan 60 hst. 6. Penyakit pada tanaman terung meliputi rebah semai, layu bakteri, layu fosarium, busuk phyptotora, bercak daun dan antraknosa. Hama pada tanaman terung
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
13
antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, kembang kuning dan lalat buah. 7. Buah terung bermanfaat sebagai sumber vitamin, mengurangi resiko seranagn jantung, mencegah aterosklerosis, menurunkan hipertensi, penurun kolesterol dan mencegah diabetes
B. Saran
Berdasarkan penelitian budidaya dan manfaat terung yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan : 1. Perlu dilakukan penelitian tentang cara lain budidaya terung. 2. Perlu dilakukan penelitian tentang cara dan proses pemanfaatan terung. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan-pengobatan penyakit lain dengan menggunakan terung. 4. Dapat menjadi masukan pada masyarakat tentang budidaya dan manfaat terung.
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L
14
Daftar Pustaka 1. http://sejutacarasaya.blogspot.com/2013/05/mari-belajar-cara-menanam-terongungu.html 2. http://siapakahjuara.blogspot.com/2013/12/cara-budidaya-terung-ungu.html 3. http://www.langkahbisnis.com/cara-lengkap-budidaya-terong/
Terong Ungu | Kelompok 2 Solanum melongena L