BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3“Bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa Sumber Daya Alam yang tersedia di bumi Indonesia ini haruslah dimanfaatkan dengan maksimal oleh rakyat Indonesia. Akan tetapi hal itu juga harus diimbangi dengan perlindungan kelangsungan hidup tanaman beserta lingkungannya. Salah satu ciri mahluk hidup adalah tumbuh berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan. Pertumbuhan merupakam proses bertambahnya ukuran (diantaranya volume, massa, dan tinggi) pada mahluk hidup. Pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel yang terjadi akibat pembelahn mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal adalaah media tanam. Media tanam merupakan tempat dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan sejenis lainnya. Tapi, dalam kegiatan penelitian, disini kita memakai media tanah berpupuk kandang dan media tanah tanpa pupuk untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada tanaman. Serta untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi. Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul “Pengaruh tanah di bedeng dan tanah di polybag terhadap Pertumbuhan Terong Ungu”.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Adakah pengaruh tanah di bedeng dan polybag terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu ? 1.2.2 Apa perbedaan pertumbuhan tanaman terong ungu yang ditanam di bedeng dan polybag ? 1
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 1.3.2
Untuk mengetahui pengaruh tanah di bedeng dan di polybag terhadap tanaman terong ungu. Membandingkan pertumbuhan antara tanaman terong ungu di lahan bedengan dan di polybag.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Menambah pengetahuan tentang cara bertanam secara organik. 1.4.2 Memperoleh pengetahuan tentang pengaruh tanah bedeng dan polybag terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu. 1.4.3 Memperoleh pengetahuan tentang tata cara pemilihan bibit, penanaman, dan perawatan tanaman terong ungu. 1.4.4 Memperoleh pengetahuan tentang tata cara mengolah tanah. 1.4.5 Memperoleh pengetahuan tentang tata cara memasang mulsa pada tanah bedengan. 1.4.6 Memperoleh pengetahuan tentang tata cara pembuatan lubang pada tanah bedengan. 1.4.7 Memperoleh pengalaman tentang bercocok tanam khususnya tanaman terong ungu. 1.5 Hipotesis penelitian H(0) : Tidak ada pengaruh tanah di bedeng dan tanah di polybag terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu. H(1) : Ada pengaruh tanah di bedeng dan tanah di polybag terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu.
1.6 Batasan masalah 1. Media tanam yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah tanah di polybag dan di bedeng. 2. Tanaman terong ungu yang dipergunakan berasal dari varietas yang sama. 3. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yaitu pupuk dari kotoran burung puyuh. 4. Faktor pertumbuhan yang di ukur adalah tinggi tanaman terong ungu. 5. Frekuensi penyiraman air sebanyak 2 kali sehari dengan volume 200 ml (satu gelas cup aqua). 6. Waktu penyiraman dilakukan pada pagi dan siang hari.
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pertanian Organik Ada dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pasca panen tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya. Untuk mencapai 3
pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan. Kelebihan pertanian organik antara lain: a) Tidak menggunakan pupuk atau pestisida kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, serta produknya tidak mengandung racun. b) Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman non organik. Kekurangan dari pertanian organik antara lain: a) Kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan pengendalian penyakit. Umumnya, pengendalian hama dan penyakit masih dilakukan secara manual. b) Penampilan fisik tanaman organik kurang bagus (misalnya berukuran lebih kecil dan daun berlubang lubang) bila dibandingkan dengan tanaman yang dipelihara secara non organik 2.2 Klasifikasi Tanaman Terong Ungu Terung (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri Lanka. Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari terong ungu. Terung ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 1020 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam KLASIFIKASI TERONG UNGU
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 4
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Solanales Famili: Solanaceae (suku terung-terungan) Genus: Solanum Spesies: Solanum melongena L.
2.3 Media Tanam 2.3.1 Pengertian Media Tanam Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standart untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya. Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya 2.3.2 Jenis Media Tanam
5
a)
Berdasarkan bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi : Bahan Organik Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup , misalnya bagian dari tanaman, seeperti daun, bunga, buah, batang, atau kulit kayu. b) Bahan Anorganik Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi (Bayong T; 2008). Beberapa media tanam anorganik yang sering digunakan yaitu, gel,tanah, pasir, kerikil, pecahan batu bata,spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
2.3.3 Syarat Media Tanam Syarat media tanam yang baik : a.Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh. b. Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, guna menghindari risiko serangan penyakit. c. Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat. d. Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air. e. Lahan yang berupa polibag juga dapat digunakan dengan pertimbangan bahwa polibag tersebut tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar. f. Memiliki daya aerase(pertukaran udara) dan draenase(penyerapan air) yang baik. 2.4Cara Menanam Terong Ungu 2.4.1 Pengolahan Media Tanam Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan. Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap yaitu 1. Tahap pertama Membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan 6
kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman. 2. Tahap kedua Tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu. 3. Tahap ketiga Dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 1 karung. Pemberian pupuk dari kotoran Pupuk Kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk dari kotoran Pupuk Kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan. 2.4.2 Pembentukan Bedengan Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman terong ungu dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
Media tanam dengan polybag Keunggulan : 1. Perawatannya mudah 7
2. Pengontrolan/pengawasan pada tanaman dapat lebih jelas/mudah untuk memelihara tanaman agar terlindung dari serangan hama/penyakit. 3. Menghemat ruang dan tempat untuk penanaman. 4. Tanaman dapat di budidayakan hingga tidak mengenal musim
Kerugian :
1. Mempunyai daya tahan terbatas (2-3 kali pemakaian). 2. Kurang cocok untuk usaha skala besar. 3. Produktivitas tidak maksimal bila dibandingkan pada lahan. 4. Media tanam akan terkuras/berkurang unsur organiknya. 5. Berat jika dipindahkan ketempat yang jauh.
Media tanam dengan Bedeng
Keunggulan :
1. Mempunyai daya tahan yang lama. 2. Cocok untuk usaha skala besar. 3. Produktivitas tidak maksimal bila dibandingkan pada lahan. 4. Memudahkan proses pengairan. 8
Kerugian : 1. Harus di pasangi mulsa agar dapat menjaga suhu/kelembapan tanah.
2.4.3 Pemupukan
Sebelum tanaman terong ungu ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah ditabur secara merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang tercampur merata dengan tanah. 2. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam ± 15 cm dan bergaris tengah ± 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar. Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur rata.
4.4 Pemberian Mulsa Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami . Tujuan dan manfaat pemberian mulsa : 1.
Mengurangi penyiraman, karena penguapan air dari tanah menjadi berkurang.
2.
Menjaga suhu tanah lebih stabil.
3.
Pengendali gulma.
4.
Mengurangi erosi air atau angin
5.
Menambah keindahan lahan pertanian 9
2.4.5 Teknik Penanaman a.Penentuan Pola Tanam Terong ungu dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas. 1. Sistem dirempel Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang. 2. Sistem bebas Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm. Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segipanjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat juga dibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunastunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah. b.Pembuatan Lubang Tanam Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Rancangan penelitian Metode yang digunakan penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini adalah
metode eksperimen. Penulis membuat dua percobaan yaitu di untuk kelompok A di polybag dan (bedengan) untuk kelompok B. Penulis mengamati dan mengukur pertumbuhan tanaman Terong ungu setiap minggu dan hasilnya dimasukkan ke dalam tabel dengan kode A1, A2, dan A3 untuk tanaman terong ungu di polybag dan kode B4, B5, dan B6 untuk tanaman terong ungu yang di bedengan. Hasil akhir di rata-rata. 3.2Alat dan Bahan Penelitian Alat 1)Cetok
Bahan 1.Tanah
2)Cangkul
1)Pupuk kandang ( kotoran burung puyuh)
3)Timba 4)Kamera 5)Mulsa
1. 2)Air 2. 3)Bibit terong ungu dengan varietas yang sama
6)Tali rafia 7)Bambu tipis(Untuk menjepit mulsa) 8)Alat pelubang mulsa 9)Gayung
11
3.3
Waktu dan Tempat Penelitian 3.3.1 Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2014 – 2 September 2014 3.3.2 Tempat Perlakuan penanaman, pengamatan, serta pengolahan dan penyusunan data laporan tanaman terong ungu dilakukan di SMAN 1 SRENGAT Jl. Raya Bagelenan Kec.Srengat Kab. Blitar.
3.4 Variabel Penelitian Tanaman Terong Ungu Variabel Kontrol
: 1)Volume air 2)Waktu Penyiraman 3)Suhu 4)Intensitas Cahaya Matahari 5)Pemberian pupuk
Variabel Bebas
: 1)Media tanam (Polybag dan bedeng)
Variabel Terikat
: 1)Pertumbuhan tanaman terong ungu
Variabel Pengganggu
:1)Ketelitian mengukur tinggi tanaman terong ungu 2)Gulma
3.7
Prosedur Penelitian
1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Membersihkan lahan dari gulma. 3. Mengolah tanah dengan cara mencangkul dan membalik. 4. Membuat bedengan. 5. Mencampur tanah dengan pupuk dari kotoran burung puyuh (sebanyak 1 karung) 6. Diambil beberapa tanah yang telah dicampur pupuk dan ditaruh polybag 7. Memasang mulsa pada bedengan 8. Melubangi mulsa sebanyak 16 lubang dengan rincian 1 lubang untuk tanaman, 1 lubang untuk pengairan. 9. Menanam benih ke lubang yang telah disediakan dengan jarak tanam 30 cm
12
10.Mengelompokkan tanaman terong ungu menjadi 2 kelompok dan memberi kode A (A1, A2, A3) untuk di polybag dan kode B (B4, B5, B6) untuk di bedeng 11.Mengukur pertumbuhan tanaman terong ungu pada awal penelitian 12.Melakukan perawatan setiap hari . 13.Melakukan pengukuran dan pengamatan setiap 1 hari selasa seminggu satu kali 14.Memasukkan hasil pengamatan pada tabel yang telah dibuat.
3.5 Cara Pengambilan Data Data dari penelitian terong ungu ini diambil dengan cara pengukuran tinggi tanaman terong ungu setiap satu minggu sekali(pada hari selasa) mengunakan mistar/ penggaris. Berikut merupakan tabel rancangan hasil penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan 1.1Tabel hasil pengamatan Kelompok
Tanaman Terong ungu
I Pembanding) II (Polybag)
III (Bedeng)
Pertumbuhan tanaman terong ungu (cm) minggu ke0
1
2
3
Netral
8
9
13.5
15.5
A1
12
12,5
17,5
22
A2 A3 B4
10 12 12
14 13 16.5
16 16 20
18 20,5 30
B5
12
15
17,5
29
B6
12
15,3
19
27
13
Rata-Rata
Minggu Minggu Minggu III I II
Polybag
13,1
17,3
20,1
Bedeng
15.6
18,3
28,6
1.2Pembahasan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perbedaan media tanam akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman terong.Pertumbuhan tanaman terong ungu yang ditanam pada bedeng memiliki ukuran batang yang lebih tinggi daripada yang ditanam pada polybag.Hal ini dikarenakan di bedeng terong ungu mendapatkan nutrisi yang lebih banyak sehingga terong ungu tersebut dapat tumbuh lebih tinggi daripada terong ungu di polybag yang memiliki keterbatasan nutrisi.Serta aerasi di bedeng mendukung terong ungu untuk tumbuh daripada terong ungu di polybag yang aerasinya sangat kecil.
14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Pertumbuhan tanaman terong ungu yang ditanam dibedeng dan di polybag memiliki perbedaan yang cukup signifikat. 5.2 Saran 1. Penyiraman tanaman terong ungu sebaiknya dilakukan secara teratur dan tepat waktu. 2. Pupuk yang digunakan pada tanaman terong ungu sebaiknya berasal dari pupuk kandang karena bersifat ramah lingkungan. 3. Bila ada mulai ada gulma,cepat dihilangkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman terong ungu.
DAFTAR PUSTAKA www.polybag99.com/2013/08/kerugian-dan-keuntungan-dalam.html?m=1 15
informasipertanian.blogspot.com/2009/09/mulsa.html?m=1 http://bawiexzviano.blogspot.com http://novi-biologi.blogspot.com/2011/08/terong-ungu-solanum-melongena-l.html http://obatpertanian.com/cara-menanam-terongterung-yang-baik-dan-benar.html
LAMPIRAN
16
LAPORAN BIOLOGI PERTUMBUHAN TANAMAN TERONG UNGU
17
KELOMPOK II 1)EGATA DWI VEPTIYAN
(XII IPA 4/08)
2)ELVINA SHOFI KURNIASARI
(XII IPA 4/09)
3)FIKI ALFIAN ADITYA
(XII IPA 4/10)
4)HALIMATUS SA’DIYAH
(XII IPA 4/11)
5)IYOSSY ANGGARSARI
(XII IPA 4/13)
6)LELLY LUCKITASARI
(XII IPA 4/14)
7)MAYA DIKA WULANSARI
(XII IPA 4/15)
18