BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN UMUM
2.1.1 Sejarah Singkat PT. Semen Bosowa Maros Secara umum PT. Semen Bosowa Maros merupakan perusahaan cabang dari Bosowa Group, di mana Bosowa Group itu sendiri pada bulan ebruari 1!"# masih bernama $%. Moneter &ang bergerak di bidang perdagangan umum berupa dealer mobil 'aihatsu. (emudian pada tahun 1!") nama $%. Moneter berubah nama nama menjadi menjadi (TB atau (arama& (arama&udha udha Tiga Tiga Berlian Berlian dan akhirn&a akhirn&a
menjadi menjadi
Bosowa. Pada tahun 1!!* PT. Semen Bosowa Maros mulai mengadakan mengadakan perintisan dan pembebasan tanah. +okasi pabrik di 'esa Baruga (ecamatan Bantimurung (abupaten (abupaten Maros, &aitu kurang lebih - km sebelah utara kota Makassar, dengan dengan luas lahan meliputi 1.*** a untuk bahan baku, /* a untuk lokasi pabrik dan * a untu untuk k peru peruma maha han n kar& kar&aw awan an.. Sete Setela lah h pene peneli liti tian an geol geolog ogii dan dan i0in i0ini i0i 0in n pendukung dari Pemerintah 'aerah (abupaten (abupat en Maros selesai, PT. Semen Bosowa Maros memulai pelaksanaan pelaksanaan pro&ek semen pada tanggal # pril pril 1!!-. (emudian (emudian pada tahun 1!!" pemasangan mesin teknologi canggih dari uller merika dan BB Swit0erland. PT. Semen Bosowa Maros memulai produksi perdanan&a pada tahun 1!!) tepatn&a pada bulan 3ktober. 'an pada saat ini PT. Semen Bosowa Maros telah
2-1
mendapatkan pengakuan internasional &aitu 4S3 !**1 tentang standar mutu dan 4S3 1**1 tentang lingkungan hidup. Pabrik semen ini telah dibangun dan dirancang dengan memperhitungkan seminim seminimum um mungkin mungkin bagi lingkung lingkungan. an. Pemasar Pemasaran an semen semen diperunt diperuntukka ukkan n bagi pasar dalam negeri sebesar sebe sar "*5 dan pasar luar negeri n egeri sebesar #*5.
2.1.2 (eadaan Geogra6i
2.1.2.1 +etak dan kesampaian lokasi Secara administrasi wila&ah pertambangan dan areal pabrik PT. Semen Bosowa Bosowa Maros Maros terletak terletak di 'esa 'esa Baruga Baruga (ecamat (ecamatan an Bantim Bantimurun urung g (abupate (abupaten n Maros. Posisi geogra6is daerah Maros berada pada koordinat 11!7 -8 BT sampai 12*7 -8 BT dan 7 +S sampai -7 +S. Secara umum daerah ini merupakan dataran rendah, perbukitan bergelombang dan perbukitan karst dengan ele9asi berkisar anta antara ra 2 mete meterr : ** ** mete meterr 'P+. 'P+. +oka +okasi si prak prakte tek k dapa dapatt dite ditem mpuh puh deng dengan an kendaraan darat kurang lebih 1 jam perjalanan dari (ota Makassar. ;Gambar 2.1<
2-2
mendapatkan pengakuan internasional &aitu 4S3 !**1 tentang standar mutu dan 4S3 1**1 tentang lingkungan hidup. Pabrik semen ini telah dibangun dan dirancang dengan memperhitungkan seminim seminimum um mungkin mungkin bagi lingkung lingkungan. an. Pemasar Pemasaran an semen semen diperunt diperuntukka ukkan n bagi pasar dalam negeri sebesar sebe sar "*5 dan pasar luar negeri n egeri sebesar #*5.
2.1.2 (eadaan Geogra6i
2.1.2.1 +etak dan kesampaian lokasi Secara administrasi wila&ah pertambangan dan areal pabrik PT. Semen Bosowa Bosowa Maros Maros terletak terletak di 'esa 'esa Baruga Baruga (ecamat (ecamatan an Bantim Bantimurun urung g (abupate (abupaten n Maros. Posisi geogra6is daerah Maros berada pada koordinat 11!7 -8 BT sampai 12*7 -8 BT dan 7 +S sampai -7 +S. Secara umum daerah ini merupakan dataran rendah, perbukitan bergelombang dan perbukitan karst dengan ele9asi berkisar anta antara ra 2 mete meterr : ** ** mete meterr 'P+. 'P+. +oka +okasi si prak prakte tek k dapa dapatt dite ditem mpuh puh deng dengan an kendaraan darat kurang lebih 1 jam perjalanan dari (ota Makassar. ;Gambar 2.1<
2-2
Gambar 2.1 Peta tunjuk lokasi kerja praktek ( PT. PT. Semen Bosowa Bosowa Maros )
LOKASI KERJA
2.1.2.2 4klim dan curah hujan =ila& ila&ah ah PT. PT. Semen Semen Bosow Bosowaa Maros Maros sama sama haln& haln&aa denga dengan n daerah daerah lain lain di 4ndonesia &aitu beriklim tropis &ang dipengaruhi oleh dua arah angin &aitu angin Barat Barat dan angin angin Timur Timur.. Pada Pada Bulan Bulan >o9embe >o9emberr sampai sampai pril pril setiap setiap tahunn&a tahunn&a musim musim hujan hujan,, selanj selanjut utn& n&aa pada pada Bula Bulan n Mei Mei sampai sampai 3kto 3ktober ber adal adalah ah musim musim
2-3
kemarau. 'ata curah hujan ratarata dari Tahun 2*1* sampai Tahun 2*1# adalah -)#,*" mm?tahun, sedangkan untuk hari hujan ratarata dalam tiap tahunn&a 11 hari?tahun, hasil ini diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geo6isika asanuddin Mandai (abupaten Maros pada Tahun 2*1* sampai Tahun 2*1#. ;+ihat Tabel 2.1<. Tabel 2.1 Data curah hujan an hari hujan aerah Baru!a "abupaten Maros Tahun 2#1$
No
Tahun 2016
Bulan
1. 2. #. . -. /. ". ).
Januari F!ruari Mar" A#ril Mi Juni Juli A$u%"u%
CH
HH
(mm) !"2,* /!,/2 2#,22#,!/ 22/,/) -,") /,* 12-,!/
22 1) 1 " ! # 2
Sumber% PT.Semen Bosowa Maros #1 &ebruari' 1 !ustus 2#1$ (eterangan @$
A
$urah ujan
dengan menggunakan satuan millimeter
;mm
2-4
Maros, men&ebar ke Ftara:Selatan. (eseluruhan luas pen&ebaran mencapai 1-5 dari luas (apubaten Maros.
2.1.# (eadaan Geologi 2.1.#.1 Geomor6ologi regional
tas dasar bentuk mor6ologin&a 'aerah Maros dan =atampone bagian Barat terdapat dua baris pegunungan &ang memanjang hampir sejajar pada arah Ftara : Barat +aut dan terpisahkan oleh lembah Sungai Maros. Pegunungan &ang tersusun menempati hampir setengah luas daerah, melebar di bagian Selatan ;km< dan men&empit di bagian Ftara ;2* km<. Puncak ketinggiann&a 1/-* m, sedangkan ketinggian ratarata 1-** m. 'i lereng Barat dan beberapa tempat di lereng Timur pencerminan adan&a batugamping dan napal. Pegunungan &ang di Timur relati6 lebih sempit dan lebih rendah dengan puncakn&a ratarata setinggi "** m, &ang tertinggi ")" m, bagian Selatann&a selebar 2* km dan lebih tinggi, tetapi ke Ftara men&empit dan merendah.
2.1.#.2 Geomor6ologi lokal
Geomor6ologi daerah ini terdiri dari satuan mor6ologi dataran rendah dan satuan mor6ologi DkarstE &aitu @ 1. Satuan Mor6ologi dataran rendah
Satuan mor6ologi ini terletak di bagian Barat men&ebar ke Ftara Selatan, menempati sekitar 2-5 dari luas daerah pen&elidikan. Mor6ologi ini dicirikan oleh bentuk to6ogra6i datar, relie6 rendah dan tekstur topogra6i halus, batuan
2-5
dasarn&a adalah endapan allu9ial dan sebagian tersusun oleh batuan sedimen laut ormasi $amba dan batugamping ormasi Tonasa, dan sebagian dari daerah ini terdiri dari lempung residu dari batugamping. Sungaisungai &ang berkembang pada bagian Ftara daerah pen&elidikan adalah berpola aliran Dtrellis subdendritikE. Sedangkan pada bagian Selatan daerah pen&elidikan, &aitu pada daerah aliran Sungai Maros, secara umum berkembang pola aliran Dparallel subdendritikE. Pada bagian Ftara dan Timur daerah pen&elidikan proses erosi sangat dominan dan e6ekti6 bekerja, terutama pada 0ona pen&ebaran batuan napal dan sedimen laut ormasi $amba. Pada bagian Tengah proses erosi &ang bekerja relati6 seimbang dengan proses sedimentasi. Sedangkan pada bagian Barat didominasi oleh proses sedimentasi membentuk dataran allu9ial sungai dan pantai, serta perkembangann&a.
2. Mor6ologi perbukitan DkarstE
Mor6ologi perbukitan DkarstE terletak di bagian Tengah dan Ftara, men&ebar ke arah Ftara Selatan. (eseluruhan luas pen&ebaran mencapai 1-5 dari luas daerah pen&elidikan. Mor6ologi ini dicirikan oleh bentuk topogara6i relie6 tinggi, kemiringan lereng sangat terjal dan sebagian berupa dataran. Batuan dasarn&a tersusun dari napal dan batugamping. Fmumn&a batugamping pada daerah ini keras dan kompak, sehingga batuan ini terdiri dari perbukitan curam dan terjal, sedangkan bagian batugamping &ang mengandung bahan rombakan ;tallus<, menempati perbukitan &ang berelie6 rendah dengan ditumbuhi 9egetasi &ang agak lebat ;+ihat Gambar 2.2<.
2-6
2.1.#.# Stratigra6i
tas dasar ciri litologin&a ab Sukamto ;1!)2<, membagi stratigra6i daerah penelitian dan sekitarn&a menjadi beberapa satuan &aitu ormasi Mallawa, ormasi Tonasa, Batuan Terobosan Trakit dan Hndapan llu9ium ;+ihat Gambar 2.#<.
ormasi Mallawa ormasi Mallawa terdiri dari batu pasir dan batu lempung, mengandung sisipan batubara dan lempung serta gamping, 6osil 6orni6era dan 6osil molluska &ang menunjukkan umur Hosen, diendapkan dalam lingkungan transisi.
ormasi Tonasa
ormasi Tonasa tersusun dari batugamping terumbu dan batu gamping klastik, sebagian besar sudah mengalami perubahan ;Batu marmeran<, disebabkan karena proses metamor6isme tingkat rendah sampai tingkat menengah sehingga berbentuk batu pualam ;Marmer<. Perubahan ini disebabkan karena adan&a pengaruh intrusi dari batuan beku trakit. pabila diteliti secara megaskopis batuan ini terdiri dari mineral karbonat, berwarna kuning gading, putih serta abuabu terkekarkan dan intensi6 rendah, kristalin juga dapat dijumpai 6osil 6orni6era dan molluska pada batugamping.
2-7
Batuan Terobosan Trakit
Batuan terobosan trakit, berwarna abuabu terang dan bila lapuk berwarna abuabu pudar, terkekarkan dengan intensitas rendah serta telah mengalami pelapukan lanjut tersusun dari mineralmineral ortoklas, plagioklas, biotit dan hornblende. Batuan ini menerobos satuan gamping marmeran.
Hndapan llu9ium Hndapan allu9ium tersusun dari material lepas berukuran lempung hingga bongkah men&ebar di bagian Barat dengan ketebalan antara ;*,-1*< meter. Struktur geologi daerah pen&elidikan berupa sesar dan kekar, &ang berarah Ftara Selatan hingga Barat +aut Tenggara.
Gambar 2.2 Peta !eolo!i "abupaten Maros Pro*insi S+,'S-,
Sumber%Dinas Pertamban!an an -ner!i "ab.Maros Pro*insi Sulawesi Selatan
2-8
Gambar. 2. "olom strati!rai aerah penelitian Fmur
ormasi
(warter
llu9ium
+ithologi
'eskripsi
Tanah penutup ka&a humus
Miosen Tengah Batugamping terumbu dan klastik &ang sebagian telah mengalami ubahan ;marmeran<
Tonasa Hosen tas
Hosen Tengah
Terobosan trakit ;d&ke dan sill<
Mallawa Batupasir
Batulempung Hosen Bawah
Sisipan Batubara
Batugamping bersilang batulempung Sumber % /ab. Sukamto0 12 2.2 PH>H+4T4> TH'F+F
2-9
'alam penelitian ini penulis memaparkan lima penelitian terdahulu &ang rele9an dengan permasalahan &ang diteliti tentang analisis perhitungan produksi peledakan dan estimasi bia&a produksi peledakan pada Iuarr&.
2.# (J4> TH34
2.#.1 (egiatan Persiapan (egiatan persiapan ini dimaksudkan agar kegiatan peledakan dapat berjalan dengan baik dimana jumlah batugamping &ang terbongkar sesuai dengan &ang direncanakan sehingga target produksi dapat tercapai. 'ari e9aluasi &ang dilakukan, bahwa untuk mendapatkan produksi peledakan &ang sesuai dengan target produksi dengan memperhitungkan keselamatan kerja sangat erat hubungann&a dengan perencanaan peledakan &ang dilakukan. Pelaksanaan peledakan &ang tidak terencana akan men&ebabkan halhal sebagai berikut @ 1. 2. #. .
Jumlah batuan &ang terbongkar sebagai hasil peledakan sangat sedikit. (emungkinan adan&a lubang &ang gagal ledak(Miss ire) lebih besar. Terjadi peledakan premature &ang membaha&akan keselamatan kerja. ragmentasi peledakan tidak sesuai dengan kemampuan alat muat dan alat
angkut serta tidak sesuai dengan kebutuhan dalam pengolahan selanjutn&a. -. Terjadi l3rock , dan airblash serta timbul gasgas beracun &ang membaha&akan. /. (ecelakaan kerja dan kerusakan alat. ". =aktu untuk pelaksanaan peledakan menurunkan produksi.
2-10
menjadi
lama
sehingga
dapat
(egiatan peledakan &ang tidak terencana men&ebabkan bia&a &ang besar untuk setiap ton batuan &ang dihasilkan. al ini akan merugikan perusahaan, sehingga dibutuhkan persiapan &ang terencana. (egiatan persiapan meliputi @ &.1.1 Pr%ia#an aral #l'aan 'aerah &ang akan diledakan harus diratakan dengan menggunakan Bulldo0er, untuk menghindari batuan &ang mela&ang akibat adan&a bongkahan batuan &ang menempel pada batuan &ang akan diledakan. Selain itu juga agar tidak terjadi kendala dalam melakukan pemboran untuk lubang tembak. &.1.2 Pr%ia#an lu!an$ l'a Sebelum melakukan pemboran, terlebih dahulu harus ditentukan titiktitik lubang ledak dengan burden dan spacing tertentu.
(emudian dilakukan pemboran
dengan tujuan agar lubang ledak dilapangan lebih teratur letakn&a sehingga pada akhirn&a akan mempengaruhi terhadap arah lemparan batu hasil peledakan. &.2 Pm!oran (rillin$) &.2.1
Tu*uan #m!oran
'i bidang pertambangan terutama &ang berkaitan dengan kegiatan peledakan, kegiatn pemboran bertujuan untuk men&iapkan lubang ledak. &.2.2
Pola #m!oran
Pola pemboran merupakan pengaturan jarak antara lubanglubang bor &ang sejajar bidang bebas ;spacing< atau jarak antara lubanglubang bor dengan bidang bebas ;Burden<. Pola pemboran &ang diterapkan adalah pola sejajar, dan kadangkadang digunakan pola 0ig0ag. a. Pola Pemboran Bujur Sangkar (S4uare Drill Pattern) Pada pola pemboran ini jarak burden dan spacing adalah sama. Perlu diperhatikan pola pemboran dan pola peledakan dengan dela& detonator untuk mendapatkan 6ragmentasi dan arah lemparan &ang diinginkan, ;lihat gambar #.1<.
2-11
+am!ar &.1 Pola Pm!oran Bu*ur%an$ar S*a*ar (Square Drill Pattern)
S B
Free face
Pola Pemboran Kig0ag (Stre!ret Pattern) Pola pemboran &ang menghubungkan antara sIuare pattern dan rectangular pattern &ang dibuat 0ig0ag.
+am!ar &.2 Pola Pm!oran ,i$-a$ (Straggred Pattern)
B
SS S
Free face
B
&.2.&
Prala"an #m!oran
latalat mekanis &ang tersedia dalam kegiatan penambangan batugamping ditinjau dari produksi pemboran dan produksi peledakan terdiri dari @
Satu unit mesin bor jenis FF(= $1-**H'44 dengan umur alat satu tahun.
2-12
Satu unit mesin bor jenis '' ;'own ole 'rill< T&pe $M /!- ' dengan umur alat kurang lebih lima tahun.
&.2./
P'oman #la%anaan #m!oran
pabila teori dasar &ang telah dipahami serta perencanaan &ang sudah matang, maka pedoman pelaksanaan harus dipahami, diuji dan dilaksanakan.
Setiap
pengalaman baru &ang didapat dari hari ke hari menjadi pedoman pelaksanaan dan dianggap sebagai suatu pengalaman baru untuk dipahami. Pedoman pelaksanaan berdasarkan pengalaman dan disesuaikan dengan jenis alat &ang digunakan, kondisi material serta keadaan lokasi tempat kerja harus memperhatikan halhal &ang meliputi
Sasaran produksi harus tercapai
'imensi bench dan pola pemboran harus diikuti sesuai dengan perencanaan.
pabila daerah &ang akan dibor relati6 kurang rata, dalam menjalankan alat bor harus hatihati.
pabila membor pada musim hujan agar tercapai sasaran produksi,maka lubang bor tersebut harus diledakan hari itu juga agar tidak terisi air atau cutting pemboran, hal ini dimaksudkan agar hasil ledakn&a lebih baik.
Penempatan posisi lubang bor harus tepat, agar dalam peledakan distribusi energi masingmasing
lubang tembak relati6
6ragmentasi &ang dikehendaki.
&.2.
Ham!a"an 'alam #m!oran
2-13
merata guna mencapai
ambatan dalam kegiatan pemboran umumn&a terjadi karena kondisi batuan,dan tempat kerja operasi di lapangan pemboran antara lain sebagai berikut @ a.
(ondisi batuan
'apat mempengaruhi akti9itas pemboran seperti adan&a rongga atau rekahan. ambatan ini terjadi pada saat mengangkat batang bor. b. +apangan pemboran ambatan &ang muncul dari lapangan pada saat pemboran dipengaruhi oleh cuaca terutama jika terjadi hujan &ang men&ebabkan medan basah dan adan&a genangan air &ang megakibatkatkan produksi pemboran menurun. 'imana material biasa sulit untuk dikompresor pada saat mencabut batang bor men&ita waktu &ang agak lama. c.
(erusakan alat (propert3 error) ataupun kesalahan manusia (human error).
.
lat bor ambatan &ang sering muncul dari alat bor adalah dari bit &ang sudah aus. al ini disebabkan kecepatan masukn&a bit tidak seimbang dengan 6lushing cutting, sehingga debu hasil pemboran tertumpuk di atas bit sekeliling rod &ang semakin lama semakin padat &ang akan mengakibatkan alat bor tidak dapat bergerak atau macet.
&.2.6
Pro'u"ii"a% #m!oran
3i%in%i Kr*a Pm!oran
2-14
Lang dimaksud dengan e6isiensi kerja alat bor adalah perbandingan antara waktu &ang digunakan oleh alat untuk produksi dengan waktu &ang tersedia dikali seratus persen,sehingga din&atakan dalam persen,untuk lebih jelasn&a dapat dirumuskan sebagai berikut @ T 1 T 2
H66 A 'imana @
1**5 NNNNNNNNNNN.
;#.1<
H66 A H6isiensi kerja ;5<
T1 A =aktu kerja e6ekti6 ;Jam< T2 A Total waktu &ang tersedia ;Jam< !. K4#a"an #m!oran
(ecepatan pemboran adalah kesanggupan alat bor untuk mencapai kedalaman tertentu dalam waktu siklus tertentu ;$&cle time<,dapat din&atakan dalam persamaan sebagai berikut @ H
%t A
'imana @
T
NNNNNNNNNNNNNN.
%t
A (ecepatan Pemboran ;meter?menit<
T
A waktu membor ;Menit<
A (edalaman +ubang bor ;Meter<
;#.2<
4. 5a"u 'ar Ala" Bor
$&cle time pemboran merupakan waktu &ang dihitung untuk setiap satu siklus kerja dari alat bor. Pada kegiatan pemboran dengan kedalaman dua steel ;batang bor<, c&cle time dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut @
2-15
Fntuk dua batang bor ''@ $T A = p O = b1 O =s1,2 O = b2 O =a1,2 O 5mNNNNNNNNNN;#.#< Fntuk dua batang bor FF(=@ $T A = p O = b1 O =s1,2 O = b2 O =a1,2 O 5mNNNNNNNNNN;#.< 'imana @ $t
.
A $&cle time
= p
A =aktu pindah alat bor
= b1
A =aktu Bor batang bor pertama
=s1,2
A =aktu men&ambung batang bor 1 dan 2
= b2
A =aktu bor batang bor kedua
=m
A =aktu melepas batang bor 1 dan 2
=a1,2,
A =aktu angkat batang bor
3i%in%i Pn$$unaan Ala" Bor
Fntuk mengetahui e6isiensi dari alat bor, beberapa pengertian &ang dapat menunjukan keadaan alat mekanis dan e6ekti6itas operatorn&a, antara lain sebagai berikut @ 1. H6isinsi 3perasional ;Ph&sical 9abilit&< dalah tingkat kemampuan alat untuk berproduksi &ang dipengaruhi oleh operator. W + S X 100 NNNNNNNNNNN........... ;#.-< P A T 2. H6isiensi Mekanis ;Mechanical 9abilit&< dalah tingkat kemempuan alat untuk berproduksi &ang dipengaruhi oleh 6actor mekanis seperti 6actor pengisian bahan bakar, dan perbaikan suku cadang. W X 100 M A W + R NNNNNNNNNN ;#./<
2-16
#. H6esiensi =aktu ;Fse 9abilit&< dalah tingkat penggunaan alat atau pemakaian alat dalam kondisi siap pakai atau untuk mengetahui alat mekanis &ang beroperasi pada saat alat mekanis itu dapat digunakan, &ang mana jumlah jam kerja produkti6 dan jumlah siap pakai dipandang sebagai jam kerja keseluruhan. W F A W + S X 100 NNNNNNNNNNNNN.
N
;#."<
. H6isisesi (erja ;H6ecti9e Ftili0ation< dalah tingkat produkti9itas alat ;jam kerja produkti6< atau waktu &ang digunakan alatalat mekanis untuk beroperasi dari waktu kerja &ang disediakan. W
HF A 'imana @
T
X 100
NNNNNNNNNNNNNNN
;#.)<
= A =aktu kerja S A waktu stanba& meliputi pemanasan mesin, dan persiapan
operator. A =aktu perbaikan alat meliuti pengisian bahan bakar,
pengecekan
min&ak pelumas dan penggantian suku cadang. T A watu total &ang tersedia
3. Kmam#uan Ala" Bor
(emampuan alat bor adalah jumlah lubang &ang dihasilkan selama alat bor bekerja, din&atakan daslam jam. 'apat dirumuskan sebagai berikut @
60 menit / jam
P A H66
CT
=aktu kerja ;T< NNN ;#.!<
'imana @ $T A $&cle Time ;menit< P
A (emampuan alat bor ;lubang?hari< 2-17
H66 A H6isieensi kerja alat bor ;5<
T A =aktu ;hari<
&.& Pl'aan (Bla%"in$)
Peledakan adalah merupakan salah satu akti9itas pemisahan, &aitu pekerjaan &ang dilakukan untuk membebaskan batuan dari batuan indukn&a &ang massi*e. Tujuan dari kegiatan peledakan adalah memecah atau membongkar batuan padat menjadi material &ang berukuran tertentu &ang cocok untuk proses produksi selanjutn&a. Selain itu
dapat
pula bertujuan
untuk membuat rekahan &ang umum
diperuntukkan dalam kegiatan penambangan lain seperti penambangan marmer.
&.&.1
M"o' #l'aan
Metode peledakan &aitu cara &ang digunakan untuk meledakkan suatu batuan, adapun metode peledakan &ang digunakan pada PT Semen Bosowa adalah dengan menggunakan 'etonator listrik ;Hlectrik detonator<. Jenis detonator ini pen&alaann&a dengan arus listrik &ang dihantarkan melalui kabel khusus. Pada kedua ujung kabel di dalam tabung detonator listrik dilengkapi dengan jenis kawat halus &ang telanjang &ang apabila dilewati arus listrik akan berpijar.
2-18
Setiap detonator listrik dilengkapi dengan kabel listrik &ang berhubungan langsung kedalam tabung detonator. Panjang kabel ini bermacammacam, sehinggga dapat disesuaikan dengan kedalaman lubang.
&.&.2
Pola #l'aan
Pola peledakan diperlukan dengan tujuan untuk mendapatkan ukuran 6ragmentasi dan arah lemparan batuan &ang diinginkan, pola peledakan terdiri atas@ a. Square Pattern
Pada umumn&a s4uare pattern digunakan dengan kombinasi % ela3 pattern ;Gambar #.< artin&a bahwa ketika peledakan berlangsung maka batuan hasil peledakan akan berkumpul ketengah berbentuk huru6 % sesuai dengan nomor ela3 &ang terkecil. dan&a detonator ela3 maka seorang blaster dapat membagi ledakan manjadi beberapa bagian &ang lebih kecil ledakann&a. 'engan detonator ela3 dapat memberikan penundaan di antara lubang tembak &ang terdekat. Beberapa keuntungan &ang diperoleh dari pengaturan nomor ela3 &akni@ a.
Mengurangi getaran b.
Mengurangi batu terbang ;6l& rock< /
c.
Mengurangi o*er break ;melewati batas porimeter<
+am!ar &./ 7 'la8 Pa""r 7
10
5
4
5
3
4
7
6
6
5
4
Recommended
6
Solid
Solid 5
4
4
3
3
2
2
3
4
1
2
3
Free2-19 face
5
4
b. Rectangular Pattern
ectangular pattern biasan&a dibuat dengan sistim staggered pattern untuk mendapatkan distribusi bahan peledak dengan baik. 'engan pola ini baris demi baris daripada dela& pattern lebih cocok seperti pada ;Gambar #.-< cara ini sering dipakai untuk memotong o9er burden dimana lemparan optimum diperlukan. Bila getaran menjadi batasan, pemboran diperban&ak dan tiap barisn&a juga dipasang dela& detonator &ang lebih ban&ak seperti pada ;Gambar #./<
Ga!ar 3"4 Pola Peleda#a$ Bari% &ei Bari% Free Free
1 3
7 )
)
)
10
( 10
Ga!ar 3"5 S*e++ered Peleda#a$ #e Ara, Po-o#
2-20
3
4
'
(
7
7
2
4
'
5
5
2
4
3
3
5
2
1
1
5
'
7
(
)
Solid
10
Pa**er$
&e$+a$
Free
7
'
)
5
2
4
'
7
(
10
(
10
10
5 2
3
5
7
4
)
'
(
Free
3 ) 4
5
7
Ga!ar 3"' Ara, Le.ara$ arroer T/.e dela/
DIRECTION
1
7
7
Solid
3
3
3 7
(
4
5
6
5
'
de$+a$ S/%*e
OF MOVEMENT
&.&.&
2
1
1
2
3
4
5
3
2
2
3
4
5
'
5
4
3
3
4
5
'
7
7
'
5
4
4
5
'
7
(
(
7(
'
5
5
4
'
5
7
5
( )
%ain #l'aan 10
3 4
5
'
7
)
6 Ga!ar 3"' S*re++ered Pa**er$ de$+a$ .eleda#a$ #ea )
()
7
'
'
7
(
10
6 Ga!ar 3"' S*re++ered Pa**er$ de$+a$ .eleda#a$ #ea
aktor6aktor &ang perlu dipertimbangkan dalam merancang peledakan antara lain @ Burden Burden adalah jarak tegak lurus dari lubang peledakan ke bidang bebas &ang
terdekat. Penentuan burden tergantung pada densitas batuan, densitas bahan peledak ;bahan peledak &ang digunakan<, diameter bahan peledak atau diameter lubang peledakan dan 6ragmentasi &ang dibutuhkan. ormula 9. :. A%h (The Mekanik 5 Breaka!e0 1$)
aktor penentu @ 2-21
(oreksi batuan &ang diledakkan ;6 1<
(oreksi bobot isi standar ;'std< A 1/* lb?cu6t
(oreksi bahan peledak &ang dipakai ;6 2<
SGstd A 1,2* %estd A %3'std A 12*** 6ps
'iameter lubang ledak atau bahan peledak ;'e<
"b6De
"b6De
12
#!,#
B A 'imana @
6eet
atau
B
B A
meter .....................
;#.1*<
A Burden ;meter<
'e A 'iameter lubang tembak A diameter dodol handak (b
A Burden ratio
(b
A (bstandart Q 6 1 Q 6 2 (bstandart
;inch<
A #*
1
6 1
A
Dst # D
SG67e2 SG 67e st
6 2
A
NNNN.........NNNN........ ;#.11<
'imana @6 1
st
1
# 2
NNNNNNN..N....
;#.12<
A (oreksi batuan &ang akan diledakkan
6 2
A (oreksi bahan peledak &ang digunakan
'std
A densit& batuan standar
'
A 'ensit& batuan &ang diledakkan
SG
A Berat jenis bahan peledak &ang digunakan
%e
A (ecepatan rambat bahan peledak &ang dipakai
SGstd
A 'ensit& bahan peledak standar
2-22
%estd
A (ecepatan rambat bahan peledak standar
Burden merupakan 9ariabel &ang sangat penting dalam mendesain peledakan. 'engan jenis bahan peledak &ang dipakai dan batuan &ang dihadapi, burden harus disesuaikan supa&a proses peledakan &ang diharapkan dapat terlaksana dengan baik ;Gambar #.)< memberikan ilustrasi e6ek 9ariasi jarak dengan jumlah bahan peledak 6ormasi &ang sama. a. Spacing Spacing adalah jarak di antara lubang tembak dalam baris ;row< &ang sama, tegak lurus terhadap burden, baik untuk nomor dela& &ang sama maupun beda waktu dela&n&a.
+am!ar &.; S4hma"i4 3 Jara Bur'n
(a). B < 1=
(!). B < 12=
(4). B < >=
2-23
('). B < ?=
(). B < &=
$ompletetel& contained, onl& 6ailure is pul9eri sation near the charge and radial tensile 6ailure running out 6rom it.
Start o6 sur6ace 6aillure. Burden not broken. Some doming o6 the sur6ace.
Sur6ace and subsur6ace 6aillure almost meet. There will be a shell o6 unbroken rock between the two. 'omming or sur6ace buiging.
ull $rater, burden completel& broken out. Sur6ace and subsur6ace 6aillures run through to the sur6ace.
ull $rater, lower 9olume than optimum 6ine 6ragmentation. >oise, 6l&rock, bowl shaped crater.
S B
(S A
S A B (S NNNNNNNNNNN
'imana @(S
.;#.1#<
A (oreksi spacing
S
A Spacing ;meter<
B
A Burden ;meter<
Besarn&a (S menurut waktu dela& &ang dipergunakan adalah @ +ong inter9al dela& (S A 1 Short period dela&
(S A 1 : 2
>ormal Period dela&(S A 1,2 1,) b. Stemming Stemming adalah penempatan material isian ;cutting pemboran< di atas bahan peledak pada lubang peledakan untuk menahan energi, mencegah terjadin&a gelombang tekanan udara ;air blast< dan batuan mela&ang ;l3 rock < &ang disebabkan tekanan gasgas hasil ledakan. Fkuran stemmin! secara umum dapat ditentukan dengan cara dimensi burden dikalikan dengan *,", stemmin! juga biasa disebut collar T B
(T A 'imana @
T A B (T ......................................;#.1< (T A (oreksi Stemming ;*,- 1< ratarata *,"
2-24
T
A Stemming ;meter<, bila kecil bisa timbul air blast
B
A Burden ;meter<
c. Sub 'rilling Subdrilling merupakan jarak pemboran lubang peledakan &ang berada di bawah dasar teras ;jenjang<. Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan ;toe< pada lantai, (arena di bagian ini merupakan tempat &ang paling sukar diledakkan. Peledakan dengan subdrilling memberikan tegangan tarik &ang cukup besar pada dasar jenjang, selain itu juga mengurangi keterikatan dengan bagian lainn&a &ang men&ebabkan bagian dasar mudah hancur dan tidak terjadi tonjolan ;toe<. Secara umum panjang subdrilling dapat ditentukan paling tidak *.# R *,- kali burden.
8 B
(J A 'imana @
J A B (J .....................................;#.1-< (J A (oreksi subdrilling A *,# untuk batuan massi9e
J
A Subdrilling ;meter<
B
A Burden ;meter<
d. (edalaman +ubang Bor (edalaman lubang ledak tidak kurang dari ukuran burden, hal ini untuk menghindari terjadin&a o*erbreak ataupun craterin! . (edalaman lubang
2-25
ditentukan dengan mempertimbangkan stiness ratio, &aitu perbandingan antara tinggi jenjang dengan jarak burden ;+?B< untuk menghindari e6ek samping &ang mungkin terjadi ;lihat tabel #.1<. Tidak boleh lebih kecil dari pada burden untuk mencegah o*erbreaks atau creatin. 9 B
(h A
A B (h ................................
'imana @
;#.1/<
(h A ole dept ratio ;1,- < ratarata 2,/
A (edalaman lubang bor ;meter<
B A Burden ;meter< e. 'iameter +ubang +edak Fntuk mencapai tingkat pen&ebaran energi &ang baik digunakan diameter lubang peledakan ;mm< &ang sebanding dengan ketinggian teras ;m< atau didasarkan pada ketersediaan alat bor &ang dipakai. Secara umum diameter lubang akan sedikit lebih besar daripada diameter mata bor &ang mengakibatkan kapadatan pengisian lebih tinggi.
+am!ar &.? Hu!un$an iam"r :u!an$ Bor n$an K"in$$ian Jn*an$
28 24 No Recommended 20 16
Tinggi Jenjang 12 (m) 8 No Recommended 4
25
38
51
64
76
2-26
89
102
115
127
140
152
165
Diameter Lubang Bor (mm) Sumber @ Surace Drillin! an Blastin!0 hal. 2
6.
Tinggi jenjang
(etinggian jenjang biasan&a ditentukan oleh parameter di lapangan misaln&a jangkauan oleh peralatan bor dan alat galimuat &ang tersedia. Tinggi jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter lubang, dimana jenjang &ang rendah dipakai diameter lubang kecil sedangkan diameter lubang bor besar untuk jenjang &ang tinggi. Penerapan jenjang tinggi di lapangan ber9ariasi, tergantung dari posisi endapan bahan galian.
Ta!l &.1 Hu!un$an S"i33n%% 9a"io (:@B) 'n$an 3 :'aan Sti66ness atio
1
2 # Sumber : Blast Design, hal. 80
g. rah +ubang Bor
2-27
'alam suatu peledakan &ang e6ekti6 dan e6isien arah lubang bor adalah salah satu 6aktor &ang menentukan hasil dari peledakan dimana pada masingmasing lubang bor memilki kelebihan dan kekurangan masingmasing. +ubang Bor %ertikal ;7ertikal Blastholes< Suatu jenjang apabila diledakkan dengan menggunakan lubang bor tegak, maka bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan besar, gelombang tekan tersebut bila sampai pada bidang bebas, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang.
(elebihan lubang tegak antara lain @
a.
=aktu pemboran dibutuhkan tidak lama
b.
+ebih mudah dalam pembuatann&a.
(ekurangan lubang tembak tegak antara lain @
a.
ragmentasi dan tumpukan hasil peledakan kurang baik
b.
Menimbulkan tonjolantonjolan pada lantai jenjang ;Toe< 2. +ubang Bor Miring (:ncline Blastholes< Pada lubang tembak miring gelombang tekan pada bagian bawah lubang besar, sedangkan gelombang tekan &ang diteruskan pada bagian bawah jenjang lebih kecil.
(elebihan +ubang Miring antara lain @ a.
'istribusi energi lebih besar
b.
Mengurangi o9er break
c.
(ontrol lantai lebih bagus
d.
Tingkat kestabilan dinding lebih bagus
2-28
(ekurangan dari +ubang tembak miring @ a.
Pen&etelan alat sangat perlu diperhatikan
b.
Fmumn&a umur mata bor pendek karena cepat aus
c.
Bia&a pemboran permetern&a lebih besar
d.
Membutuhkan tenaga ahli dalam pengeboran
e.
Membutuhkan jenjang &ang lebih luas.
Gambar di bawah ini menunjukkan perbedaaan antara arah pemboran dengan lubang bor tegak dan lubang bor miring. i. Jumlah Bahan Peledak H A P$ de > NNNNNNNNNNNNNNN..NNNN;#.1"< 'imana @ H
A Jumlah bahan peledak ;kg<
P$ A Tinggi isian bahan peledak ; T< ;meter< de
A loading densit& ;lb?6t atau kg?m<
>
A Jumlah lubang bor
Jika pola peledakan selang seling ;staggered pattern<, maka @ > A row n O 9ariable ;berdasarkan jumlah baris< %ariable adalah jumlah penambahan lubang pada baris tertentu +am!ar &. > Lubang Bor Vertikal Lubang Bor Miring
2-29
B. $. '. H. . G. .
(eterangan Gambar @ 'aerah terjadin&a DBack BreakE 'aerah terjadin&a bongkahan besar Gelombang tekanan &ang diteruskan Gelombang tekanan &ang dipantulkan Stemming Bahan peledak Primer
S
S
B
P S
Panjang ;P< A ;n 1< S
nA
O 1
$ontoh @ Jika n A #, jumlah baris # hitunglah > Jawab @ > A row n O 1
1 adalah 9ariable ?ber9ariasi sesuai jumlah baris.
A##O1
2-30
A 1*
j.
%olume Setara ;HIu9alen %olume<
Suatu angka &ang men&atakan setiap meter atau 6eet pemboran setara dan sejumlah 9olume atau berat tertentu material?batuan &ang diledakkan, din&atakan dalam m#?m, 6t#?6t, ton?6t.
< ;69
HI A 'imana @ HI >
NNNNNNNNNNNNNNNNN..;#.1)<
A %olume setara ;ton?m atau ton?6t< A (edalaman lubang bor ;meter< A Jumlah lubang bor
HI berguna untuk menaksirkan kemampuan alat bor &ang dipergunakan untuk lubang tembak dan sangat tergantung pola peledakan. k.
%olume asil +edakan
%olume hasil ledakan merupakan dimensi burden ;B< dikalikan dengan jarak lubang dalam satu row &ang sama ;S< serta dikalikan dengan ketinggian teras ;+<. Satuan 9olume hasil ledakan din&atakan dalam Bank $ubic Metric ;B$M< untuk mendapatkan 9olume dalam satuan Ton, dikalikan dengan densitas batuan.
%
A B S + > ' ...............................................;#.1!<
'imana @ % A %olume Batuan &ang Terbongkar ;Ton< B
A Burden ;meter<
S
A Spacing ;meter<
+
A Tinggi jenjang ;meter<
>
A Ban&akn&a +ubang
2-31
'
A 'ensit& Batuan ;ton?meterU<
l.
(epadatan Pengisian
(epadatan pengisian merupakan jumlah bahan peledak setiap satuan panjang, sama dengan *.***")- dikalikan dengan densitas bahan peledak dikalikan dengan kuadrat diameter bahan peledak. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut @ A *,***")- SG 'e2 ..............................................................;#.2*<
V
'imana @
V A (epadatan pengisian ;lb?6t<
SG
A Berat jenis bahan peledak ;kg<
'e A 'iameter bahan peledak ;inch< m.
Blasting atio
Blasting ratio adalah jumlah berat bahan peledak setiap 9olume hasil ledakan. Penerapan blasting ratio dilapangan jarang tepat karena pengaruh pengisian bahan peledak. B/
=
- <
NNNNNNNNNNNNNNNNNNNN..NNN.... ;#.21<
'imana @ H
B
A Blasting atio ;B$M?(g<
A Jumlah Pemakaian Bahan Peledak ;B$M<
=
n.
A Material asil Peledakan ;(g<
Powder aktor ;P<
Suatu bilangan &ang men&atakan jumlah material?batuan &ang diledakkan atau dibongkar oleh bahan peledak dalam jumlah tertentu, din&atakan dalam ton?lbs atau lbs?ton.
2-32
< -
P6 A
Ton?lbs NNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
'imana@
P6
;#.22<
A Powder actor ;(g?B$M<
=
A Material hasil peledakan ;(g<
H
A Jumlah bahan peledak ;B$M<
o.
(on6igurasi Pola +ubang Peledakan
al ini tergantung pada diameter lubang ledak, si6atsi6at batuan, si6atsi6at bahan peledak, tinggi jenjang dan hasil &ang diinginkan. Pada umumn&a ada tiga jenis pola peledakan &ang sering diterapkan, &aitu pola persegi panjang ;rectan!ler <, pola bujur sangkar ; s4uare<, dan pola selang seling ; sta!!ere <. p.
+etak Primer
Penempatan primer pada bagian bawah isian bahan peledak akan memberikan e6ek detonasi &ang lebih bagus terhadap isian bahan peledak dibanding penempatan primer pada bagian atas isian bahan peledak. Pada dasar isian, gelombang detonasi merambat sepanjang isian bahan peledak dengan baik karena berada pada daerah pengurungan &ang bagus. Jika stemming dipadatkan dengan bagus energi peledakn akan lebih bagus dan e6ek pelepasan batuan merata di sekitar lubang tembak. Selain gelombang detonasi merambat ke atas dalam kolom isian bahan peledak dengan tekanan tinggi, juga merambat kedalam batuan. +am!ar &.10 3 To# an Bo""om Primin$
2-33
&.&./
Hal-hal 8an$ mm#n$aruhi ran4an$an #l'aan
a.
(epekaan +okasi
(ondisi lokasi disekitar lokasi peledakan dalam hal perkiraan getaran dan tingkat getaran &ang diperbolehkan pada struktur terdekat. b.
Perpindahan Tumpukan Material asil +edakan ; Muckpile<
rah perpindahan tergantung pada jalur da&a tahan paling kecil &ang dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana urutan dela& dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan material hasil ledakan pada rancangan peledakan &ang tepat ; stemmin! &ang baik, distribusi energi &ang tepat, toe &ang kecil, dll<. c.
Pengendalian 'inding
4nter9al dela& &ang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan antar baris dapat men&ebabkan o*erbreak &ang berlebihan.
2-34
d.
Geologi
Batuan berlapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser sehingga men&ebabkan patahn&a bahan peledak. Sedangkan batuan besar &ang ban&ak retakann&a dapat mengalirkan gas bahan peledak ke semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadin&a cut o . e.
(ondisi ir
Batuan jenuh ;lubang peledakan &ang terisi air< dapat meneruskan tekanan air dari peledakan ke daerahdaerah di sekitarn&a ;water hammer <. Tekanan ini dapat men&ebabkan ecouplin! isi bahan peledak atau meningkatkan densitasn&a sampai ke titik &ang tidak memungkinkan terjadin&a ledakan. 6.
Bahan Peledak &ang digunakan
Produk bahan peledak dengan densitas &ang lebih besar ;W 1,2- g?cc< &ang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan, mudah ea pressin! dari lubang &ang berdekatan. g.
Sederhana
ancangan &ang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk menghubungkan dan menge9aluasi rangkaian ;dengan memeriksa pen&ambungan pada kon6igurasi ela3<. h.
Bia&a
'engan meningkatn&a kerumitan rancangan, bia&a biasan&a akan meningkat. Bia&a ini harus dipertimbangkan berdasarkan bia&a modi6ikasi rancangan lain agar diperoleh e6isiensi bia&a.
&.&.
Jni% !ahan #l'a
2-35
Bahan peledak adalah bahan sen&awa kimia tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campuran &ang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat, hasil reaksin&a sebagian atau seluruhn&a berbentuk gas dan disertai panas dan bertekanan sangat tinggi &ang secara kimia lebih stabil. Bahan
peledak
&ang
diperdagangkan
umumn&a
adalah
campuran
dari
persen&awaan &ang mengandung ;empat< elemen dasar &aitu @ $ ;$arbon<, ;idrogen<, 3 ;3ksigen<. (adangkadang ada persen&awaan lain dengan tambahan elemen seperti Sodium, luminium, $alcium dan sebagain&a &ang gunan&a untuk menghasilkan pengaruhpengaruh tertentu dari bahan peledak &ang dibentukn&a. Berdasarkan komposisin&a, bahan peledak dapat dibagi menjadi 2 ;dua< golongan, &aitu@ a.
Sen&awa tunggal, &aitu bahan peledak &ang terdiri dari satu macam sen&awa saja.
$ontoh @ PHT> ; Penta -r3thritol Tetra ;itrat <, T>T ;Tri ;itro Toluena< b.
$ampuran, &aitu bahan peledak &ang terdiri dari berbagai sen&awa tunggal.
$ontoh @ 'inamit, black power , ;&5 ; mmonium &uel 5il <. Berdasarkan kecepatan perambatan reaksin&a, bahan peledak dapat dibagi menjadi @ a.
,ow
-6plosi*e
@
adalah
bahan peledak &ang kecepatan perambatan reaksin&a rendah, ummn&a lebih
2-36
kecil dari 1.*** m?sec. $ontoh @ Black Power , Propellant , Puroteknik . Peristiwa perambatan reaksin&a disebut pembakaran sangat lambat dan ela!rasi ;agak cepat<. b.
9i!h -6plosi*e @ adalah bahan peledak &ang kecepatan perambatan reaksin&a tinggi umumn&a lebih besar dari 1.-** m?sec. $ontoh @ Dinamit0 T;T0 P-T; . Peristiwa perambatan reaksin&a disebut peledakan.
&.&.6
Pro%% #4ahn8a !a"uan
a.
Bahan peledak teretonasi menghasilkan stress dalam lubang batuan dan tekanan gas &ang tinggi ;>3 X 2)-* Mpa< dalam lubang tembak
b.
Batuan di sekitar lubang tembak ;2 sampai # kali diameter< pecah karena adan&a tekanan akibat peledakan dalam lubang ledak ;blasthole pressure< &ang sangat tinggi.
c.
ekahanrekahan &ang ditimbulkan oleh tekanan dalam Massa batuan, sejauh 2* sampai #* kali diameter.
d.
Tekanan gas &ang sangat tinggi bertindak sebagai kampak &ang memperbesar rekahan ;baik rekahan &ang ada sebelum peledakan maupun &ang terbentuk setelah peledakan<
e.
Batuan terdorong kearah bagian &ang mempun&ai tekanan &ang lebih kecil
6.
Gas bahan peledak lolos ke udara dengan tekanan &ang diakibatkan oleh ledakan &ang terjadi.
&./ Fra$mn"a%i Pl'aan
2-37
dalah istilah &ang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah peledakan. ragmentasi &ang dibutuhkan tergantung pada kegunaan dari pecahan batuan hasil peledakan tersebut. Fntuk mendapatkan 6ragmentasi batuan &ang diinginkan maka perlu mendesain suatu s&stem peledakan &ang lebih sempurna. *,.)
umus @ Y A
7o =
= *,1/"
NNNNNNNNNNN..N.N.....
;#.2#<
'imana @ Y
A Fkuran ragmnetasi ;meter<
A ock aktor (onstanta ;"<
%o
A ock %olume Lang Terbongkar ;(g?B$M<
V
A Jumlah ma penggunaan bahan peledak ;(g<
!. +om"ri Pl'aan mnuru" "ori Kon8a.
Menurut Kon8a, rancangan geometri peledakan adalah sebagai berikut @ Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenisbahan peledak &ang diekspresikan dengan densitasn&a. umusn&a ialah
√ 3
B A #,1- de
ρe ρr
'imana B A Burden;6t< de Adiameter lubang ledak ;4nchi<
bahan peledak dan
ρr
ρe A densit&
A densit& batuan.
Spacing ditentukan bedasarkan s&stem waktu tunda &ang direncanakandan kemungkinann&a adalah sebagai berikut @
Serentak tiap baris lubang ledak (:nstantaneous sin!le'row blast hole)
2-38