MAKALAH SEMINAR ASUHAN ASUH AN KEPERAW KEPE RAWA ATAN JIWA J IWA PADA Tn. F DENGA D ENGAN N RESIKO PERILAKU KEKERASAN
OLEH: KEOLOMPOK 3 1. . 3. 4. 5. 6.
AINA HAN HANDAYANI !INDY SUKMA DESWITA LI"A IMELDA NO#Y ISNI ROHIMIN
151 1511164847 4847 1511167653 1511167438 1511167416 1111364 151116744
P$%&'%&'n( : N). "*'&*+, S.K$-, MM N). U'* N$%*, S.K$-
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNI#ERSITAS RIAU PEKAN/ARU 017
/A/ I PENDAHULUAN A. P$n*+22*n Pembangunan di semua bidang, pergeseran pola masyarakat dari masyarakat
agricultural menjadi masyarakat industry dan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, serta tekanan arus globalisasi/informasi yang dipercepat dengan krisis ekonomi, sosial dan politik, selain membawa kemajuan dan peningkatan taraf hidup masyarakat juga telah menimbulkan berbagai masalah. Masalah yang ditimbulkan antara lain terjadinya pergesaran nilai moral, kesenjangan keadaan sosial ekonomi, proposi penduduk miskin yang makin besar, angka penganguran yang makin tinggi, serta berbagai masalah sosial lain dan politik, sementara pemenuhan kebutuhan untuk bertahan hidup makin sulit dilakukan. Kondisi ini mendukung peningkatan tindakan kekerasan (Hamid, !!"#. Perilaku kekerasan menjadi masalah di banyak negara sepeti $merika, $ustralia, dan negara maju lainnya. %entuk kekerasan yang sering terjadi seperti perkelahian, pemukulan, penyerangan dengan senjata, tawuran, perampokkan, perkosaan, penganiayaan, dan pembunuhan (&'ans, !!! dalam Purba dkk, !!"#. Masalah agresi dan perilaku kekerasan juga terjadi di pusat pelayanan kesehatan. Perawat dan dokter juga seringkali mendapat pukulan dari pasien yang dirawat di ruang operasi dan unitunit psikiatri. )indakan yang dilakukan oleh pasien tersebut sangat membahayakan bahkan mengancam kehidupan petugas kesehatan (%reakwell, !! dalam Purba dkk, !!"#. Perilaku kekeraan adalah tingkah laku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan indi'idu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, !!"#. Menurut *tuart dan +araia (--"# perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh#,
1
psikologis (emosional, marah, mudah tersinggug dan menentang#, spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral#. Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. H menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia yang mengalami masalah mental. H memperkirakan ada sekitar 01! juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. 2ata H tahun !3 mengungkapkan bahwa 41 juta orang terkena depresi, 3! juta orang terkena bipolar, juta terkena ski5ofrenia dan 06,1 terkena demensia. 2i 7ndonesia menimbang dari berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk di 7ndonesia, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produkti'itas manusia untuk jangka panjang. Pada masyarakat umum terdapat !, !,"8 penderita ski5ofrenia dan dari ! juta penduduk di 7ndonesia terdapat kirakira .0!!.!!! orang anak yang mengalami gangguan jiwa (Maramis, !!0 dalam 9*9#. %erdasarkan hasil :iset Kesehatan 2asar (:iskesdas# Kemenkes tahun !4, pre'alensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejalagejala depresi dan kecemasan untuk usia 1 tahun keatas mencapai 0 juta orang atau 38 dari jumlah penduduk 7ndonesia. *edangkan pre'alensi gangguan jiwa berat, seperti ski5ofrenia mencapai sekitar 0!!.!!! orang atau sebanyak ,6 per .!!! penduduk. Peran perawat membantu pasien perilaku kekerasan adalah dengan memberikan asuhan keperawatan perilaku kekerasan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan pasien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat dkk, ---#. %erdasarkan standar yang tersedia, asuhan keperawatan pada pasien perilaku kekerasan dilakukan dalam lima kali pertemuan. Pada setiap pertemuan pasien memasukkan kegiatan yang telah dilatih untuk mengatasi masalah kedalam jadwal
2
kegiatan. 2iharapkan pasien akan berlatih sesuai jadwal kegiatan yang telah dibuat dan akan die'aluasi oleh perawat pada pertemuan berikutnya. %erdasarkan e'aluasi yang dilakukan akan dinilai tingkat kemampuan pasien dalam mengatasi masalahnya yaitu mandiri, bantuan, atau tergantung. )ingkat kemampuan mandiri, jika pasien melaksanakan kegiatan tanpa dibimbing dan tanpa disuruh; bantuan, jika pasien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dan dengan bantuan pasien dapat melaksanakan dengan baik; tergantung, jika pasien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada bimbingan perawat (Keliat, !!#. :umah *akit
$suhan Keperawatan Pada )n. ? dengan Masalah 9tama Perilaku Kekerasan di :uang *iak :umah *akit
kekeraan adalah tingkah laku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan indi'idu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 3
!!"#. Menurut *tuart dan +araia (--"# perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh#, psikologis (emosional, marah, mudah tersinggug dan menentang#, spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral#. 2i 7ndonesia menimbang dari berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk di 7ndonesia, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produkti'itas manusia untuk jangka panjang. 2ata dari :*< )ampan Pekanbaru menunjukkan angka resiko perilaku kekerasan yaitu sebanyak 4,0-8 dan termasuk dalam 1 kasus terbanyak di :*< )ampan. Maka rumusan masalah makalah ini yaitu >%agaimana $suhan Keperawatan
mengembangkan
wawasan
mahasiswa
keperawatan
dalam
bidang
keperawatan jiwa terkhusus tentang masalah gangguan jiwa perilaku kekerasan. . %agi 7nstitusi Pelayanan Makalah ini dapat dijadikan sumber informasi bagi perawat dan tenaga kesehatan lain. 4
4. %agi Masyarakat Makalah ini dapat bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat yang memiliki anggota keluarga penderita masalah gangguan jiwa perilaku kekerasan dalam merawat penderita di rumah maupun lingkungan masyarakat.
/A/ II TINJAUAN PUSTAKA A. D$'n')' P$'*2 $$*)*n Kekerasan atau violence merupakan bentuk dari perilaku agresi, yang mana
agresi ini merupakan respon dari kemarahan, perasaan dendam, kekecewaan atau ancaman yang merangsang rasa marah. :espon untuk melawannya dihasilkan suatu perilaku kekerasan, dapat berupa tindakan merusak, menyerang sampai membunuh serta melukai psikologis. )indakan yang ditimbulkan ini dapat menyakiti diri sendiri, orang lain sampai menyebabkan penderitaan, dapat juga terjadi pada hewan atau bendabenda (penyalahgunaan obat# (Muhith, !!#. Kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan kehilangan control diri. 7ndi'idu dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. $pabila marah tidak terkontrol sampai respon maladapti'e (kekerasan# maka indi'idu dapat menggunakan perilaku kekerasan. 7ndi'idu merasa perilaku kekerasan merupakan cara yang dirasakan dapat menyelesaikan. Perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencedera diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh#, psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang#, spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral# (*tuart B +aria, --"#.
5
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku indi'idu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan indi'idu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. $da 0 faktor yang mencakup perilaku tersebut yaitu= tujuan untuk melukai atau mencelakakan, indi'idu yang menjadi pelaku, indi'idu yang menjadi korban dan ketidakinginan korban menerima tingkah laku indi'idu (Purba dkk, !!"#. Morrison (--4 dalam Purba dkk, !!"# menambahkan bahwa perilaku kekerasn seperti perilaku mencederai orang lain dapat berupa ancaman melukai diri sendiri; perilaku merusak lingkungan beupa seperti perabotan rumah tangga, membanting pintu; ancaman 'erbal berupa katakata kasar, nada suara tinggi dan bermusuhan. /. R$n*n( R$)-n :espon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif maladaptif, seperti rentang respon kemarahan di bawah ini (Cosep, !!6#. $daptif
$sertif
Maladaptif
?rustasi
Pasif
$gresif
$muk / PK
. $sertif adalah kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain, akan memberi kelegaan pada indi'idu dan tidak akan menimbulkan masalah. . ?rustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. 2alam keadaan ini tidak ditemukan
alternatif
lain.
*elanjutnya
indi'idu
merasa
tidak
mampu
mengungkapkan perasaan dan terlihat pasif. 4. Pasif adalah indi'idu tidak mampu mengungkapkan perasaannya, klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang mampu.
6
0. $gresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontol, perilaku yang tampak dapat berupa = muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan. 1. $muk adalah perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan kontrol diri. 7ndi'idu dapat merusak diri sendiri orang lain dan lingkungan.
!. P)$) T$*'n9* M*)**+ *tress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari D hari yang harus
dihadapi oleh setiap indi'idu.
*tress dapat
menyebabkan
kecemasan
yang
menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam, kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. :espon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 4 cara yaitu = # Mengungkapkan secara 'erbal, # Menekan, 4# Menantang. 2ari ketiga cara ini, cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara lain adalah destruktif. 2engan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terusmenerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai depresi psikomatik atau agresi dan ngamuk. Kemarahan diawali oleh adanya stressor yang berasal dari internal atau eksternal. *tressor internal seperti penyakit hormonal, dendam, kesal sedangkan stressor eksternal bisa berasal dari ledekan, cacian, makian, hilangnya benda berharga, tertipu, penggusuran, bencana dan sebagainya. Hal tersebut akan mengakibatkan kehilangan atau gangguan pada sistem indi'idu ( Disruption & Loss#. Hal yang terpenting adalah bagaimana seorang indi'idu memaknai setiap kejadian yang menyedihkan atau menjengkelkan tersebut ( Personal meaning #. %ila seseorang memberi makna positif, misalnya = macet adalah waktu untuk istirahat, penyakit adalah sarana penggugur dosa, suasana bising adalah melatih 7
persyarafan telinga (ner'us auditorius# maka ia akan dapat melakukan kegiatan secara positif (Compensatory act # dan tercapai perasaan lega ( Resolution#. %ila ia gagal dalam memberikan makna menganggap segala sesuatunya sebagai ancaman dan tidak mampu melakukan kegiatan positif (olah raga, menyapu atau baca puisi saat dia marah dan sebagainya# maka akan muncul perasaan tidak berdaya dan sengsara ( Helplessness#. Perasaan itu akan memicu timbulnya kemarahan ( Anger # . Kemarahan yang diekpresikan
keluar
( Expressed
outward #
dengan
kegiatan
yang
konstruktif
(Contruktive action# dapat menyelesaikan masalah. Kemarahan yang diekpresikan keluar ( Expressed outward # dengan kegiatan yang destruktif ( Destruktive action# dapat menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal (Guilt #. Kemarahan yang dipendam ( Expressed inward # akan menimbulkan gejala psikosomatis ( Poinul symptom# (Cosep, !!6#. D. F* P$')-)')' ?aktor prediposisi merupakan faktor yang jika dialami oleh indi'idu dapat memungkinkan terjadinya perilaku kekerasan namun bisa juga tidak memungkinkan terjadinya perilaku kekerasan, beberapa yang termasuk dalam faktor ini yaitu (Keliat, --3 dalam Muhith, !!#= a. ?aktor psikologis 2alam faktor ini terdapat teori yaitu psyc!oanalytical t!eory dan rustration"agression t!eory. )eori psikoanalitik membahas tentang instinctual drives, dimana perilaku agresif dipengaruhi oleh insting hidup yaitu seksualitas dan insting kematian yaitu agresi'itas. )eori frustasi membahas bahwa perilaku agresif disebabkan karna indi'idu mempunyai riwayat perilaku agresif sebelumnya. Kedua teori ini ditambah dengan pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif, yang mana mengatakan bahwa manusia mampu memilih mekanisme koping yang sifatnya tidak merugikan. Eontohnya= . $danya kerusakan atau retardasi mental
8
. $danya kerusakan hubungan saling percaya dan harga diri yang disebabkan severe emotional deprivation atau penolakan berlebihan pada masa kanak kanak atau seduction parental# 4. Mengalami kekerasan seperti c!ild a$use atau sering terpapar kekerasan dalam keluarga selama masa perkembangan akan memebentuk koping atau pola pertahanan. b. ?aktor sosial budaya %ocial learning t!eory menjelaskan bahwa agresi bisa terjadi karena adanya penguatan atas apa yang dilakukannya atau apa yang dipelajarinya melalui obser'asi atau imitasi. Pembelajaran yang didapat dapat berupa interal dan eksternal, contoh pembelajaran internal yaitu seorang anak marah karena tidak dipenuhi keinginannya, kemudian sang ibu memberikan apa yang anak inginkan. $nak akan menganggap ketika dia marah, ia akan mendapatkan apa yang dia mau. Eontoh pembelajaran eksternal yaitu didapat dari lingkungan sekitar anak, misalnya seorang anak yang melihat orang dewasa memukul dan melakukan tindakan agresif lainnya pada sebuah boneka. c. ?aktor biologis %eberapa penelitian mengatakan bahwa adanya pengaruh neurobiologi terhadap perilaku kekerasan. Pemberian stimulus elektris pada hipotalamus terutama pada nucleus perifoniks kucing, meyebabkan kucing mengeluarkan cakarnya, mengangkat ekornya, bulunya berdiri, menggeram, matanya terbuka lebar, dan hendak menerkam tikus atau objek yang ada disekitarnya. Kejadian ini menunjukkan terjadinya kerusakan fungsi limbik (untuk emosi dan perilaku#, lobus frontal (untuk pemikiran rasional#. Feurotransmiter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif yaitu serotonin, dopamine, norepinefrin, asetilkolin dan asam amino G$%$. ?aktorfaktor yang mendukung untuk terjadinya peningkatan pengaruh neurobiologi yaitu adanya masa kanakkanak yang tidak menyenangkan,
9
sering mengalami kegagalan, kehidupan yang penuh tindakan agresif, dan lingkungan yang tidak kondusif (bising, padat#. d. Perilaku Kekerasan dapat terjadi karena adanya reinorcement yang diterima saat seseorang melakukan kekerasan dan sering mengobser'asi kekerasan di rumah atau di lingkungan luar lainnya. E. F* P$)'-'*)' ?aktor presipitasi disebut juga dengan faktor pencetus. Perilaku kekerasan bisa timbul karena adanya suatu ancaman pada konsep diri seseorang. $ncaman ini dapat berupa internal (indi'idu# dan eksternal (lingkungan#. )ermasuk stressor eksternal yaitu kehilangan hubungan yang dianggap bermakna, serangan secara psikis, dan adanya kritikan dari orang lain. *tressor internal yaitu merasa kehilangan orang yang dicintai, ketakutan terhadap penyakit yang diderita, merasa gagal dalam bekerja (Muhith, !!#. . 7ndi'idu (klien#= kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang percaya diri (gagal dalam bekerja, ketakutan karna adanya penyakit kronis#. . +igkungan= ribut, kehilangan sesuatu yang berharga, konflik interaksi sosial (lingkungan yang penuh penghinaan dan kekerasan serta kehilangan pekerjaan#. F. G$** P$'*2 K$$*)*n :entang respon perilaku kekerasan berakhir pada rentang kemarahan. Kemarahan dapat diungkapkan dalam bentuk pengrusakan atau diam seribu bahasa. $dapun gejala yang timbul yaitu (Muhith, !!#=
. Perubahan fisiologis )ekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, tonus otot meningkat, kadangkadang konstipasi, mual, frekuensi buang air besar meningkat, dan refleks tendon tinggi. . Perubahan emosional )idak sabaran, frustasi, bila mengamuk kehilangan kontrol diri, ekspresi wajah tampak tegang. 4. Perubahan perilaku
10
$gresif pasif, bermusuhan, menarik diri, curiga, nada suara keras dan kasar, mengamuk dan sinis. 0. Perilaku $da beberapa perilaku yang berkaitan dengan kekerasan yaitu= a. Menyerang atau menghindar ( ig!t o lig!t #, keadaan ini dipengaruhi oleh respon fisiologis dari kegiatan sistem saraf otonom yang bereaksi terhadap
sekresi
epinephrin
sehingga
menyebabkan
terjadinya
peningkatan tekanan darah, wajah memerah, pupil melebar, peristaltik gaster menurun, sekresi HE+ meningkat, konstipasi, pengeluaran urin dan saliva meningkat, ketegangan otot dan reflek yang cepat. b. Menyatakan secara asertif (assertiveness#, dalam menampilkan kemarahannya seorang indi'idu mengekspresikannya dengan suatu bentuk perilaku yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. $ntara ketiga perilaku tersebut, perilaku asertif merupakan perilaku yang terbaik untuk memperlihatkan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain baik fisik maupun psikologis serta baik untuk pengembangan diri klien. c. Memberontak (acting out # , perilaku ini disebabkan karena adanya perilaku acting out yang mana digunakan untuk menarik perhatian orang lain. d. Perilaku kekerasan, perilaku amuk yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. G. 1. P+n M*)**+
:esiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perilaku Kekerasan/amuk
Gangguan Harga 2iri = Harga 2iri :endah 11
(%udiana Keliat, ---#
.
M*)**+ K$-$***n *n ** 9*n( -$2 '*' *.
M*)**+ $-$***n:
#. :esiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan #. Perilaku kekerasan / amuk 4#. Gangguan harga diri = harga diri rendah &.
D** 9*n( -$2 '*':
. :esiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan #. 2ata *ubyektif =
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
:iwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
#. 2ata bjektif =
Mata merah, wajah agak merah. Fada suara tinggi dan keras, bicara menguasai= berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
&kspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barangbarang.
. Perilaku kekerasan / amuk #. 2ata *ubyektif = Klien mengatakan benci atau kesal pada
seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika
sedang kesal atau marah. :iwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya. #. 2ata byektif Mata merah, wajah agak merah. Fada suara tinggi dan keras, bicara menguasai. &kspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. 12
Merusak dan melempar barangbarang. 4. Gangguan harga diri = harga diri rendah #. 2ata subyektif= Klien mengatakan= saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. #. 2ata obyektif= Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup. H. D'*(n)* K$-$***n
a. :esiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/amuk. b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan harga diri= harga diri rendah. I. R$n;*n* T'n**n
a. )ujuan 9mum= Klien tidak mencederai dengan melakukan manajemen kekerasan b. )ujuan Khusus= . Klien dapat membina hubungan saling percaya. )indakan= a# %ina hubungan saling percaya = salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi. b# Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai. c# %icara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang. . Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. )indakan= a# %eri kesempatan mengungkapkan perasaan. b# %antu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal. c# 2engarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang. 4. Klien dapat mengidentifikasi tandatanda perilaku kekerasan. )indakan = a# $njurkan klien mengungkapkan yang dialami jengkel/kesal. 13
dan dirasakan saat
b# bser'asi tanda perilaku kekerasan. c# *impulkan bersama klien tandatanda jengkel/kesal yang dialami klien. .
Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. )indakan= a# $njurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. b# %antu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. c# )anyakan $pakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai A
1. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. )indakan= a# %icarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan. b# %ersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan. c# )anyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat. 3. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon thd kemarahan. )indakan = a# %eri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat. b# 2iskusikan cara lain yang sehat.*ecara fisik = tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal/kasur. c# *ecara 'erbal = katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung. d# *ecara spiritual = berdoIa, sembahyang, memohon kepada )uhan untuk diberi kesabaran. 6. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan. )indakan= a# %antu memilih cara yang paling tepat. b# %antu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih. c# %antu mensimulasikan cara yang telah dipilih. d# %eri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi. e# $njurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah. ". Klien mendapat dukungan dari keluarga. )indakan = a# %eri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melaluit pertemuan keluarga. b# %eri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga. 14
-. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program#. )indakan= a# 2iskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping#. b# %antu klien mengpnakan obat dengan prinsip 1 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu#. c# $njurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, $.C. (!!"#. %unga rampai asuhan keperawatan kesehatan jiwa.
15