Inti Lestari (16309836) Teknik Sipil Sipil Universitas Universitas Gunadarma Gunadarma
BAB 5 MASALAH KHUSUS METODE KERJA BEKI KERJA BEKISTING STING ALUMA ALUMA SYSTEM SYSTEM PADA PADA BALOK PORTAL
5.1
URAIAN UMUM
Pada Pada proy proyek ek konst konstru ruksi ksi jalan jalan layang layang Anta Antasar sari-B i-Blo lok k M, pake pakett Taman Taman Brawijaya, Brawijaya, sebagian besar pekerjaan pekerjaan struktur terpusat pada pembuatan balok portal ( pier pier head ). ) . Ling Lingku kup p peke pekerj rjaa aan n dala dalam m balo balok k port portal al iala ialah h pemb pembek ekis isti ting ngan an,, pembesian, pembesian, pengecoran pengecoran yang dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan proses stressing kemudian grouting grouting . Dalam proses pengecoran, pengecoran, bekisting merupakan material penting untuk mencetak dan menghasilkan beton. Kualitas, penampilan dan bentuk beton sangat tergantung kepada tipe bekisting dan bekisting dan perancah yang digunakan. Pada konstruksi besar seperti proyek pembangunan jalan layang AntasariBlok M, paket Taman brawijaya ini sangat tidak mungkin bila balok portal harus didukung oleh bekisting konvensional, bentangannya yang luas dan panjang serta membut membutuhk uhkan an pekerja pekerjaan an pemasan pemasangan gan bekisting berulang-ulang berulang-ulang,, memerlukan memerlukan bekisting yang dapat langsung dibongkar pasang ditempat dengan cepat, kuat dan dengan ukuran yang dapat disetel sesuai kebutuhan. Selain itu diperlukan metode kerja yang tepat saat pemasangannya agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
75
5.2 5.2
TUJUA JUAN PE PEMBAHASA ASAN ME METO TODE DE KE KER RJA BEKISTIN JA BEKISTING G
Pembahasan Pembahasan mengenai metode kerja pemasangan pemasangan bekisting dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai tata cara pengerjaan pemasangan bekisting dilapangan. Walau bagaimanapun kualitas beton sangat bergantung pada bekisting yang digunakan, semakin baik tipe bekisting dan benar pelaksanaannya, semakin baik pula kualitas hasilnya. hasilnya. Selain itu metode metode kerja yang baik dapat memberikan memberikan kontribusi terhadap perkembangan suatu proyek. Dengan metode kerja yang tepat maka pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Bekisting Bekisting Aluma memiliki keunggulan keunggulan tersendiri dalam proses pengerjaannya pengerjaannya,, kecepatan, kecepatan, dan kemuda kemudahan han yang ditawarkan ditawarkan bekisting tipe bekisting tipe sistem ini dapat menjadi referensi yang baik bagi tipe pembangunan berskala besar.
5.3
DEFINISI DAN FUNGSI BEKISTING BEKISTING
Formwork Formwork atau atau bekisting merupakan bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton, sehingga bekisting harus mampu berperan sebagai struktur sementara yang bisa memikul memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan peralatan kerja. Fungsi Fungsi utama bekisting diantaranya: bekisting diantaranya: a) Untuk memberi bentuk pada sebuah konstruksi beton.
b) Untuk memperoleh memperoleh tekstur tekstur yang yang diharapkan. diharapkan. c) Untu Untuk k memiku memikull beban beban diata diatasny snyaa d) Mencegah rembesan air beton ( Bleeding Bleeding ) dari beton segar.
76
5.4
SYARAT-SYARAT BEKISTING DAN PERANCAH
Persyaratan Umum yang harus dipenuhi pada pekerjaan perancah dan bekisting adalah sebagai berikut : 1. Syarat Kekuatan, yaitu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja dan
bentuk penampang beton yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. 2. Syarat Kekakuan, yaitu tidak mengalami perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. 3. Syarat Stabilitas, yang berarti tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang
bekerja. Selain itu, perencanaan dan desain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan–pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi: a) Ekonomis b) Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar c) Tidak bocor, kerapatan harus terjamin ketika beton dicorkan.
77
5.5
JENIS-JENIS BEKISTING
Dewasa ini tipe bekisting yang dipakai di Indonesia adalah: 1. Tipe Tradisional Tipe Tradisional masih menggunakan bahan kayu kelas II dan III berupa papan alba, balok atau bentuk alami seperti dolken dan bambu. Kelemahan tipe ini adalah pemakaian yang biasanya hanya 1 kali pakai atau ulang kali pakai yang sedikit serta depresiasi bahan yang tinggi akibat pemotongan serta akibat mutu dipasaran yang jelek seperti sulitnya menemukan ukuran dan panjang yang sesuai serta adanya retak serta lengkung akibat usia kayu yang masih muda. 2. Tipe sistem
Tipe sistem merupakan perbaikan dari tipe tradisional. Bahan dasarnya merupakan hasil pabrikasi berupa logam seperti scaffolding dan shoring . material organis seperti panel plywood bahkan ada yang material plastik. Dalam pelaksanaannya, tipe sistem bisa di adjust ukurannya sesuai kebutuhan serta pabrikasi dilapangan dilakukan hanya 1 kali. Perancah ini karena digunakan untuk untuk berbagai tipe dan bentuk bangunan, sehingga dilapangan sudah tersedia gambar petuntuk kerja berupa gambar pabrikasi, install , pengangkatan dan pemasangan. Untuk mendukung percepatan sebuah proyek, tipe ini juga telah dilengkapi dengan alat bantu sesuai kebutuhan dilapangan
78
5.6
DASAR PEMILIHAN PERANCAH DAN BEKISTING
Untuk bangunan lantai banyak arah vertikal seperti apartement maupun horisontal seperti jembatan dan jalan layang. Pemilihan tipe perancah dan bekisting lebih ditentukan pada kemampuannya untuk dapat digunakan berulangkali dan kecepatan waktu bongkar pasang, sehingga dapat mengurangi biaya komponen pembetonan. Dalam memilih bekisting sistem harus diperhatikan hal hal sebagai berikut: 1. Pengalaman mengerjakan proyek, kualitas dari bentuk beton
pada proyek yang menggunakan bekisting sejenis ditentukan berdasar pengalaman. 2. Spesifikasi perancah dan bekisting , faktor kualitas perancah dan
bekisting harus tetap baik disesuaikan kebutuhan. 3. Gambar
detail
bekisting ,
untuk
menghindari
kesalahan
pemasangan yang dapat berakibat lendutan yang melampaui izin dan crack yang berlebihan. 4. Jumlah penyediaan, semakin banyak jumlah penyediaan semakin
mahal. 5. Metode bongkar bekisting . Bongkaran bekisting yang sekaligus
akan menimbulkan retakan beton yang ekstrim akibat lendutan tiba-tiba.
79
6. Waktu membongkar bekisting , Makin lama bekisting terpasang
setelah cor, tentunya makin baik. Akan tetapi harga sewa akan mahal. 7. Jenis proyek untuk gedung tinggi dan melebar seperti apartemen
dan jalan layang yang umumnya mempunyai tinggi dan bentuk lantai yang tipikal, tipe perancah dan bekisting sistem sangat ideal untuk digunakan, pabrikasinya yang cukup 1 kali tapi bisa digunakan berulang-ulang. 8. Ketersediaan
material
bahan.
Tipe
tradisional
sangatlah
tergantung pada ketersediaan material bahan untuk perancah dan bekisting . Faktor kecepatan pengadaan material tentunya sangat menentukan akan siklus pengecoran. Untuk bekisting tipe sistem maka diharapkan adanya kejelasan seperti perlunya pengadaan perancah atau tidak. 9. Alat bantu umumnya dalam suatu proyek tersedia alat bantu
seperti Mobile Crane. Dalam hal ini tentunya tipe perancah dan bekisting tersistem sangat cocok untuk digunakan sehingga keberadaan alat bantu crane untuk tercapainya efisiensi waktu diimbangi oleh kecepatan pabrikasi dan install dari perancah dan bekisting sistem.
80
5.7
BEKISTING ALUMA SYSTEM
Pada proyek Jalan layang Antasari –Blok M paket Taman Brawijaya, bekisting yang digunakan adalah bekisting sistem jenis Aluma. Aluma System merupakan bekisting sistem terpercaya yang telah biasa digunakan diluar negeri dengan sertifikasi dan standarisasi tinggi dari Canada, dan di Indonesia bekisting ini hanya dapat diperoleh dari kantor pusat PT.Totalindo saja. Komponen utama dan khas dari bekisting ini ialah Beam dan frame. Keunggulan bekisting Aluma antara lain: 1. Bekisting sistem Aluma
telah memiliki standar
desain,
pabrikasi,
pemasangan, dan pembongkaran sehingga memudahkan perencanaan dan pelaksanaannya. 2. Dimensi yang dapat disesuaikan, yaitu pada saat pekerjaan balok portal yang
memilki ketinggian dan ketebalan serta panjang yang bervariasi, panel-panel Aluma dapat diseting sesuai kebutuhan. 3. Keseluruhan Komponen Bekisting Aluma sistem pada balok portal memiliki
kekuatan yang tinggi. Satu buah frame shoring dengan ketinggian 0,65 m dapat menahan beban hingga 650 KN atau 66,287 ton beban, ketinggian perancah shoring ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 4. Pada pemasangannya yang tidak memerlukan perancah, bekisting Aluma
sistem dapat dikerjakan dengan cepat dan mudah.
5.7.1
Jenis-Jenis Bekisting Aluma Pada Proyek
81
Bekisting Aluma pada balok portal proyek ini terdiri atas: 1. Aluma beam
Aluma beam berfungsi sebagai tumpuan spreader beam yang menahan panel bekisting struktur balok portal. Dengan adanya Aluma beam biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk balok baja menjadi lebih ekonomis. Beam yang dipakai pada bekisting balok portal ini memiliki no item 14 dengan berat 29,3 Kg dan panjang 4,88 m. 2. Aluma frame
Aluma frame dalam proyek ini khususnya dalam pemasangan bekisting balok portal, berfungsi sebagai penyangga ( shoring ) bagi setiap komponen yang membebani diatasnya. Pemasangan shoring sebenarnya tidak sesuai dengan yang direncanakan. Shoring dipasang sebagai pengganti grade jack (perletakan untuk beban balok portal) yang tidak dapat dipakai ketika pelaksanaan dilapangan. Kebutuhan jumlah batang shoring dilapangan dijelaskan dalam contoh perhitungan balok portal P66 berikut : Beban yang bekerja pada balok portal P66 ialah : Beban mati : Berat beton : 18,6 x 2,4 x 2,5 x (2400+FK*=100) = 279000 kg *FK = Faktor Keamanan Berat tulangan : (dapat dilihat pada tabel 5.1 yang berdasar pada shop drawing penulangan pier head P66 dilampiran) Tabel 5.1 Perhitungan Berat Tulangan
82
No
Diameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9
32 32 32 32 32 22 22 22 16
Panjang Berat (mm) (kg/m') 25 6.31 6 6.31 25 6.31 24 6.31 26 6.31 12 2.98 2 2.98 3 2.98 2 1.58 Total Berat
Jumlah (pcs) 16 32 20 20 16 124 248 180 68
Total Berat (kg) 2473.52 1211.52 3091.9 3066.66 2604.768 4434.24 1773.696 1609.2 257.856 20523.36
Berat bekisting : Tabel 5.2 Panel-Panel Bekisting Aluma P66
Unit
689.77
689.77
16
Total Weight 11036.32
3246-F102 Bulkhead Panel 1.25x3m High
370.95
370.95
2
741.9
3
3246-F103
Soffit Form Panel 2.1x2.5m Wide
620.49
620.49
3
1861.47
4
3246-F104
Soffit Form Panel 0.3x2.5m Wide
137.13
137.13
1
137.13
5
3246-F106
Spreader Beam
326.37
326.37
2
652.74
6
3246-F107
Soffit Form Panel 0.45x2.5m Wide
162.76
162.76
3
488.28
7
3246-F108
Soffit Form Panel 2.1x4.5m Wide
1701.42
1701.42
4
6805.68
8
3246-F112
2.1m Long Corner Angle
48.78
48.78
4
195.12
9
3246-F113
Side form panel 2.1 mx3m High (At End Form) 3246-F116 0.43m Long Corner Angle
689.77
689.77
4
2759.08
12.16
12.16
3
36.48
3246-F118
252.98
252.98
4
1011.92
3246-F119 Pumbing Braces
44.63
44.63
2
89.26
3246-F120
Universal Strut Bracket
3.06
3.06
2
6.12
3246-F121
Catwalk Braket Asembly
45.51
45.51
8
364.08
3246-F127
Top Tie Angle
17.99
17.99
1
17.99
200.96
200.96
4
803.84
25.7
25.7
1
25.7
n o 1
3246-F101
2
1 0 1 1 12 1 3 1 4 1 5 1 6 1
Code no.
Tittle Side Form Panel 2.1 mx3m High
Stability Beam
3246-F128 Lifting Beam for 2.5m Wide (Pier Head Form) 3246-F129 Top of Form Diagonal Braces
Weight
83
7 1 8 1 9 20 21
3246-F134
Soffit Form Panel 1.2 x 2.5m Wide
3246-F138
Catwalk Bracket Asembly (For Bulkheads) 3246-F152 Steel Beam As-Subledger F-152(For Shoring) 3246-F154 Bar Brace F-154 (For Shoring Frames)
361.86
361.86
2
723.72
13.54
13.54
2
27.08
150.1
150.1
20
3002
1.626
1.626
24
39.024
Total Weight P66
30824.934
Berat = 30.824,924 kg (berdasar shop drawing bekisting P66). Beban hidup : Beban pekerja dan alat-alat = 2 ton (informasi kontraktor) Total beban : 279 ton + 20,524 ton + 30,825 ton + 2 ton = 332,349 ton Kemampuan 1 buah shoring sebesar 84 KN atau 8,57 ton. Pembebanan pada shoring tidak merata, menurut perhitungan subkon, Shoring pada single frame pembebanannya pada bagian yang dekat dengan beban menerima beban sebesar 80-90% ( shoring I). Pada bagian tengah menerima beban 10%-20% ( shoring II), dan yang paling jauh ( shoring III) menerima beban 0% ( shoring III digunakan sebagai stability shoring ). Maka Jumlah kebutuhan Shoring pada P66 : Beban shoring I
= 332,349 ton x 80% = 256,8792 ton
Beban shoring II
= 332,349 ton x 20% = 66,4698 ton
Beban shoring III
= 332,349 ton x 0%
=
0
ton
Kebutuhan Shoring : Jumlah shoring I
= 256,8792 ton : 8,57 ton = 29,97 buah ~ 30 buah
Jumlah shoring II
= 66,4698 ton: 8,57 ton = 7,77 buah ~ 8 buah
Jumlah shoring III
= hanya untuk stabilitas 1 buah tiap 1 single frame
84
Pembagian shoring : 1 buah balok portal membutuhkan 4 grade jack subtitutions, maka setiap grade jack subtitution dibutuhkan : 38 : 4 = 9,5 buah shoring ~ 10 buah 1 Single frame selalu terdiri dari 2 buah shoring maka : 1 grade jack subtitutions = 10 : 2 = 5 Single frame Kebutuhan Stability shoring : setiap grade jack substitution = 1 x 5 Single frame = 5 buah Total kebutuhan shoring P66 = 30 + 8 + (5 x 4 grade jack substitution)
5.8
= 58~60 buah shoring METODE KERJA PEMASANGAN BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK PORTAL
Untuk pelaksanaan pekerjaan Pierhead /Portal, maka digunakan formwork khusus yang dalam hal ini disuplai oleh PT. TOTALINDO sebagai perwakilan dari ALUMA SYSTEMS di Canada, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri pada pekerjaan formwork . Digunakan 2 (dua) set formwork , dimana 1 (satu) set formwork dipakai untuk Pierhead /Portal dengan bentang Standar = 17,6 m (11 Pierhead ). Sedangkan formwork lainnya khusus untuk bentang non standar > 17,6 m (9 Pierhead ). Balok portal/ pierhead dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut :
85
Gambar 5.1 Potongan Pierhead /Balok Portal
5.8.1
Bagan Alir Pekerjaan
86
P a b r i k& Pa sei n y e t e la n F o r m w o r k P i e r h /Pe ao dr t a l
P e k e r j a a n P e; nP ge nu yk iuar L a h a n K e r ja
E r e c t io n F o r m w /o r k P ie r h e a d P o r t a l S y(bs yt e Cmr )a n e
P e m a s a n g a n D u c& t in g T ePnedmo bn e s ia n /PP ieo r thael a d S h e a r K e y- o Bu lot c k System
P e m a s a n ga n a n g d u d u k a n L ift e r
P e n g e c o r a n P ie r h e a d S t Pa en nd ga er c o r a n P ie r h (1 T a h a p m e m) a k a i C P (2 T a h a p m e m) a k a Stressing Tendon (± 3 h a r i s e t e l~ 6 a h 0% t c oers b e) t o n
Bo n g k a r F o r m w o rk
Gambar 5.2 Flowchart / Bagan Alir Pekerjaan Pembekistingan
87
5.8.2
Perkiraan Kebutuhan Alat 1. Mobile Crane (80 Ton)
= 1 unit
2. Concrete Pump
= 1 unit
3. Vibrator
= 4 unit
(Listrik)
4. Bar Cutter/Bender
= 1 unit
5. Safety Net
= 1 unit
6. Batching Plant (Wet System)
= 1 unit
7. Truck Trailer (bila dibutuhkan)
= 1 unit
8. Truck Mixer
= 7 unit
9. Dongkrak Hidrolis (dengan Gauge) = 1 unit 10. Gurinda (alat potong tendon)
= 1 unit
11. Pompa Grouting
= 1 unit
12. Peralatan bantu
5.8.3
= 1 set
Tahapan Pelaksanaan
88
5.8.3.1 Pabrikasi dan Pemasangan Formwork Portal
Formwork untuk Pierhead /Portal akan dirakit langsung di lokasi proyek (P.63 L). Untuk itu dibutuhkan tempat yang relatif datar. Perakitan dilakukan secara manual karena formwork yang ada sudah dalam bentuk modular, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses perakitannya. Bentuk dan desain bekisting pierhead dapat dilihat pada gambar 5.3 dibawah ini :
89
Gambar 5.3 Desain Formork (General) Khusus di lokasi P65 yang mempunyai bentang 25,00m (jika kondisi memungkinkan bisa juga dipasangkan di lokasi P58 s/d P64), maka pada bagian tengah dipasang perkuatan (Shoring ), dapat dilihat pada gambar 5.4. Tumpuan Shoring memakai Sleeper beton.
90
Gambar 5.4 Shoring Formwork di Median (Potongan)
Gambar 5.5 Shoring Formwork di Median (Tampak Muka)
91
Gambar 5.6 Shoring Formwork di Median ( Plan)
Perletakan/dukungan formwork sudah terlebih dahulu disiapkan pada saat pekerjaan Pier Tahap 2, lihat gambar 5.7 dan 5.8. Perletakan/Dukungan ( Bracket ) ini berfungsi untuk menahan konstruksi formwork dan harus dipasang pada saat pembesian Pier /Kolom Tahap 2.
92
Gambar 5.7 Bracket Formwork di Pier ( Design)
Gambar 5.8 Bracket Formwork di Pier ( Detail )
93
Perakitan formwork untuk Pierhead /Balok Portal secara garis besarnya dilakukan dalam 10 (sepuluh) tahapan, yaitu: 1.Modul formwork dirakit di lokasi proyek dan diusahakan pada tempat yang
relatif luas dan datar. Balok kayu dipasang pada modul bagian bawah sebagai tumpuan saat perakitan. Untuk pemasangan tahap 1-5 lihat pada gambar 5.9. 2.Engsel dipasangkan/dibaut pada panel formwork . 3.Setelah engsel terpasang, maka selanjutnya adalah pemasangan formwork
samping arah memanjang pada bagian lain dari engsel dan selanjutnya didirikan. 4.Baut pada engsel dikencangkan secara manual. Panel samping yang sudah
berdiri selanjutnya ditahan oleh penahan sementara (temporary braces). Langkah tersebut diulangi sampai semua panel samping terpasang sesuai dengan gambar rencana dan lokasi Pierhead yang akan dikerjakan. 5. Formwork samping di sisi lainnya juga dipasang dengan cara yang sama.
Selanjutnya balok baja yang terpadu dengan proping /pengaku dipasang melintang di bagian atas. Balok baja tersebut selanjutnya dibaut di bagian atas formwork samping dan pada bagian tengah dari formwork samping.
94
Gambar 5.9 Pemasangan Formwork Tahap 1 s/d 5
6. Penutup formwork (bulkhead ) pada sisi samping arah melebar sedangkan
pengaku samping ( plumbing brace) yang menyatu dengan balok baja tersebut juga dipasang dan dikencangkan. Setelah terpasang, maka penahan sementara dapat dilepaskan ( lihat gambar 5.10 untuk tahap pemasangan 6 sampai 7). 7. Jacking/ dongkrak pada tumpuan kolom (bracket ) mulai dipasang. Balok
perata segera disiapkan untuk keperluan pengangkatan formwork yang sudah terangkai dengan Crane dan Sling . Dalam tahapan ini semua Catwalk/Platform kerja juga sudah harus terpasang.
95
Gambar 5.10 Pemasangan Formwork Tahap 6 s/d 7
Gambar 5.11 Pemasangan Formwork Tahap 8 s/d 10
8.Berat formwork sekitar 35 – 45 Ton diangkat dengan crane Kap. 80 ton dan
selanjutnya secara hati-hati ditempatkan di lokasi kerja. Balok pengaku (Spreader Beam) yang terpasang memanjang di bagian bawah formwork dan
96
selanjutnya disambungkan dengan penahan (Grade Jacks) yang sudah terpasang di Kolom/ Pier . Tahap 8-10 dapat dilihat pada gambar 5.11 dan 5.12.
Gambar 5.12 Pengangkatan Formwork ke lokasi memakai Crane
9. Setelah semua terpasang pada posisinya, maka dilakukan pengecekan dimensi
formwork agar sesuai dengan struktur yang akan dikerjakan. Selanjutnya material Filler /pengisi dipasang diseluruh bagian sambungan seperti pada gambar 5.13.
Gambar 5.13 Pemasangan Material Penutup ( Filler ) Memakai Plywood
97
10.
Pembesian Pierhead/ Balok Portal dapat mulai dikerjakan sesuai dengan
Shop Drawing . Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran, stressing kemudian grouting yang telah dijelaskan di bab empat, setelah itu diakhiri dengan pembongkaran formwork yang akan dibahas di bab ini.
5.8.3.2 Pembongkaran Formwork Balok Portal
Setelah Stressing Tendon, maka formwork sudah bisa dibongkar dan dipindahkan ke lokasi lainnya. Untuk grouting lubang tendon memakai campuran beton biasa dan air.
Pembongkaran formwork Pierhead /Balok Portal adalah
sebagai berikut: 1.Baut pengunci pada sudut terluar formwork samping dilepaskan, namun
sebelumnya formwork tersebut ditahan oleh Crane agar saat dilepasnya baut tidak meluncur jatuh. 2.Kendurkan baut pengunci balok baja pengaku di ke-dua sisi formwork
samping; Bulkhead , serta semua bagian yang menempel di beton. 3. Lepaskan penutup yang berada di dalam lingkaran Kolom Tahap 2. 4.Lepaskan pengunci di Plumbing Braces dan pendekkan menjauh dari
Pierhead/ Balok Beton dan secara perlahan pisahkan ikatan antara Formwork dengan beton yang ada.
98
5.Pasang besi/batang pengaku di keempat sudut formwork . Selanjutnya,
perlahan formwork diangkat ke atas kemudian diturunkan ke bawah untuk dibersihkan dari sisa-sisa kotoran dengan memakai material pembersih (releasing agent ). 6.Balok pengaku/pengunci; Plumbing Brace dan Bulkhead dirangkai ulang dan
dikunci dengan baut. Tahapan pembongkaran bekisting seperti yang tertera pada gambar 5.14.
Gambar 5.14 Pembongkaran Formwork Pierhead /Balok Portal
99
5.9
KECEPATAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PEMASANGAN
FORMWORK/BEKISTING BALOK PORTAL
Pada saat pemasangan braket/perletakan terjadi ketidakcocokan. sehingga diperlukan
pengadaan shoring .
Perbandingan
kecepatan
pekerjaan
antara
penggunaan braket dan shoring dapat dilihat pada perhitungan berikut : A. Dengan braket
: (pada P54 braket pada kedua sisi pier berhasil dipasang sepenuhnya) dimulai pukul 23.30-5.00 maka waktu yang dibutuhkan 6 jam
1 braket
: 4 orang, 2 buah braket maka 4x2 = 8 orang
Jumlah pekerja : 10 orang, 8 orang pasang braket, 2 orang mobilisasi B. Dengan shoring : 8-10 jam(1 hari kerja untuk 1 pier ) Shoring 1 pier : jumlah pekerja pada 1 pier 6-10 orang Untuk 2 buah pier maka butuh 12-23 orang dengan waktu 1-2 hari (tergantung bentang pier, untuk pier bentang non standar maka jumlah pekerja dan waktu maksimum pemasangan dibutuhkan). Secara garis besar perbandingan kecepatan pemasangan dan kebutuhan pekerja dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini : Tabel 5.3 Perbandingan Pekerjaan Bekisting dengan Braket dan Shoring
Jumlah pekerja waktu
Braket 10 orang 6 jam
Shoring 20-23 orang 1 hari
Target maks 23 orang 2 hari
Pencapaian 20-23 orang 1-2 hari
Dapat dilihat dari data diatas, bahwa pekerjaan ini masih memenuhi target. Sebagian besar lubang braket dapat dipakai pada salah satu sisi kolom/ pier , jika
100
teknologi braket Aluma system dapat diaplikasi pada seluruh pier maka dapat memberikan andil kecepatan pekerjaan hingga 2 kali lipat. Selain itu pekerjaan dengan braket dapat menekan kebutuhan pekerja dilapangan, yang dapat memberikan keuntungan faktor ekonomis dalam pemasangan bekisting .
5.10
KESIMPULAN MASALAH KHUSUS
1. Metode kerja pemasangan bekisting yang tepat dapat menghasilkan
pekerjaan yang cepat, ekonomis dan hasil mutu beton yang berkualitas. 2. Dalam menentukan jenis bekisting yang akan dipakai harus disesuaikan
kondisi lapangan. Untuk proyek jalan layang ini diperlukan bekisting system yaitu bekisting yang dapat dipakai berulang-ulang serta kuat. 3. Bekisting Aluma system memiliki kemampuan yang tinggi, dapat dirakit
dengan mudah dan pemakaiannya dapat langsung dipindah dan dipakai berulang-ulang. Dalam penggunaan shoring diperlukan shoring sebanyak 38 batang (menerima beban) dan 20 buah untuk stabilitas (tidak menerima beban). Untuk braket hanya diperlukan 2 buah braket. 4. Kecepatan bekisting Aluma system dapat memberikan andil 2 kali lipat
kecepatan pemasangan bila menggunakan braket. Perangkaian perancah shoring masih tetap memiliki kecepatan yang baik.
101