BAB I PENDAHULUAN I. LATA LATAR R BE BELA LAKA KANG NG
Psikos Psikosaa secara secara sederh sederhana ana dapat dapat didefi didefinis nisika ikan n sebai sebai suatu suatu ganggu gangguan an jiwa jiwa deng dengan an kehi kehila lang ngan an rasa rasa keny kenyat ataa aan n (sen (sense se of real realit ity) y).. Kead Keadaa aa ini ini dapa dapatt digambarkan bahwa psikosa ialah gangguan jiwa yang serius, yang timbuk karena penye penyebab bab organi organik k ataupun ataupun emosio emosional nal (fung (fungsio sional nal)) dan yang yang menunj menunjukk ukkan an gang ganggu guaa
kema kemamp mpua uan n
berp berpik ikir ir,,
bere bereak akas asii
seca secara ra
emos emosio iona nal, l,
meng mengin inga gat, t,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu. Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak sesuai , berkurangnya pengawasan terhadap impuls-impuls serta waham dan halusinasi. Sindro Sindrom m klinis klinis akut akut dan sejena sejenak k dengan dengan ciri ciri penuru penurunan nan taraf taraf kesada kesadaran ran,, gangguan kognitif, gangguan persepsi, termasuk halusinasi & ilusi, khas adalah visual juga di pancaindera lain, dan gangguan perilaku, seperti agitasi. Delirium bisa timbul pada segala umur, tetapi sering pada usia lanjut. Sedikitnya 10% dari pasie pasien n lanjut lanjut usia usia yang yang dirawat dirawat inap inap mender menderita ita deliriu delirium; m; 15-50% 15-50% mengal mengalami ami delirium sesaat pada masa perawatan rumah sakit. Delirium juga sering dijumpai pada pada panti panti asuhan asuhan.. Bila Bila deliri delirium um terjadi terjadi pada pada orang orang muda muda biasan biasanya ya karena karena penggunaan obat atau penyakit yang berbahaya mengancam jiwanya.
II. TUJUAN TUJUAN PEMBUA PEMBUATAN TAN A. TUJU TUJUAN AN UMUM UMUM
Untuk memahami dan mengetahui tentang Delirium pada lansia mencakup Teorits maupun Asuhan Keperawatan
B. TUJU TUJUAN AN KHU KHUSU SUS S
1. Untuk Menget Mengetahui ahui Teoritis Teoritis dari dari Delirium Delirium ( Defeenisi, Defeenisi, Etiolo Etiologi, gi, Patofisio Patofisiologi, logi, Manifestasi Klinis, dan Terapi) 2. Untuk Untuk Mengetah Mengetahui ui pemberia pemberian n Asuhan Asuhan Keperaw Keperawata atan n pada pada pender penderita ita (lansia) (lansia) Delirium 3. Untuk memenuhui memenuhui tugas tugas yang diberikan diberikan oleh oleh dosen Keperawatan Keperawatan Jiwa Jiwa II
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFENISI
Deliri Delirium um adalah adalah keadaa keadaan n yang yang yang yang bersif bersifat at sement sementara ara dan biasan biasanya ya terjadi secara mendadak, dimana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih. Sindrom klinis akut dan sejenak dengan ciri penurunan taraf kesadaran, gangguan kognitif, gangguan persepsi, termasuk halusinasi & ilusi, khas adalah visual juga di pancaindera lain, dan gangguan perilaku, seperti agitasi. Gangguan ini berlangsung pendek dan ber-jam hingga berhari, taraf hebatnya berfluktuasi, hebat di malam hari, kegelapan membuat halu halusi sina nasi si visu visual al & gang ganggu guan an peril perilak aku u meni mening ngka kat. t. Bias Biasan anya ya reve revers rsib ibel. el. Penyebabnya termasuk penyakit fisik, intoxikasi obat (zat). Diagnosis biasanya klinis klinis,, dengan dengan labora laborator torium ium dan pemeri pemeriksa ksaan an pencit pencitraan raan (imagi (imaging) ng) untuk untuk menemu menemukan kan penyeb penyebabn abnya. ya. Terapi Terapinya nya ialah ialah memper memperbaik baikii penyeb penyebabn abnya ya dan tindakan suportif. Delirium juga disebut Kondisi bingung akut (Acute Confusional State) dan demensia merupakan penyebab yang paling sering dan gangguan atau hendaya kognitif, walaupun gangguan afektif (seperti depresi) juga bisa mengganggu kognisi. Delirium dan demensia merupakan dua gangguan yang berbeda, namun sering sering sukar sukar dibeda dibedakan kan.. Pada Pada keduan keduanya, ya, fungsi fungsi kognit kognitif if tergan terganggu ggu,, namun namun deme demens nsia ia bias biasan anya ya memo memori ri yang yang terg tergan angg ggu, u, seda sedang ngka kan n deli deliri rium um daya daya perhatiannya yang terganggu. Beberapa ciri khas membedakan kedua gangguan tersebut (lihat tabel I). Delirium Delirium biasanya biasanya disebabkan disebabkan oleh penyakit akut atau keracunan keracunan obat (kadang (kadang mengancam jiwa orang) dan sering reversibel, sedangkan demensia secara khas disebabkan oleh perubahan anatomik dalam otak, berawal lambat dan biasanya tidak reversibel. Delirium bisa timbul pada pasien dengan demensia juga. Gambaran
Delirium
Demensia
Riwayat
Penyakit akut
Penyakit kronik
Awal
Cepat
Lambat laun
Sebab
Terdapat penyakit lain Biasanya Biasanya penyakit penyakit otak kronik kronik (infeksi, (spt Alzheimer, er, demen emens sia dehidrasi, guna/putus obat vaskular)
2
Lamanya
Ber-hari/-minggu
Ber-bulan/-tahun
Perjalanan sakit
Naik turun
Kronik progresif
Taraf kesadaran
Naik turun
Normal
Orientasi
Terganggu, periodik
Intak pada awalnya
Afek
Cemas dan iritabel
Labil tapi tak cemas
Alam pikiran
Sering terganggu
Turun jumlahnya
Bahasa Bahasa
Lamban, Lamban, inkoheren, inkoheren, inadekuat inadekuat Sulit Sulit menemukan menemukan istilah istilah tepat
Daya ingat
Jangka nyata
Persepsi
Halusinasi (visual)
Halusinasi sundowning
Psikomotor
Retardasi, agitasi, campuran
Normal
Tidu Tidurr
Terga Tergang nggu gu sikl siklus usny nya a
Sediki Sedi kitt tidurnya
Atensi kesadaran
pendek
terganggu Jangka pend endek terganggu
& Amat terganggu
&
panjang
jarang
kecuali
terga tergang nggu gu
sikl siklus us
Sedikit terganggu
Reversibilitas
Sering reversibel
Umumnya tak reversibel
Penanganan
Segera
Perlu tapi tak segera
pasien pasien dengan dengan demens demensia ia amat amat rentan rentan terhad terhadap ap deliri delirium, um, dan deliri delirium um yang bertumpang tindih dengan demensia adalah umum
Catatan:
II.
ETIOLOGI
Penyebab delirium: 1.
Alkoho Alkohol, l, obat-o obat-obat batan an dan dan bahan bahan beracu beracun n
2. Efek Efek toks toksik ik dari dari pen pengo goba bata tan n 3.
Kada Kadarr elek elektr trol olit it,, gara garam m dan dan mine minera rall (mis (misal alny nyaa kals kalsiu ium, m, natr natriu ium m atau atau magnesium) yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu
4.
Infe Infeks ksii akut akut dise diserta rtaii dema demam m
5.
Hidros Hidrosefal efalus us bertekan bertekanan an normal, normal, yaitu suatu suatu keadaan keadaan dimana dimana cairan cairan yang yang membantali otak tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak
6.
Hema Hemato toma ma subd subdur ural al,, yait yaitu u peng pengum umpu pula lan n dara darah h di bawa bawah h tengk tengkor orak ak yang yang dapat menekan otak.
7.
Meningitis, Meningitis, ensefal ensefalitis, itis, sifilis sifilis (penyak (penyakit it infeksi infeksi yang menyera menyerang ng otak) otak)
8.
Kekura Kekuranga ngan n tiami tiamin n dan dan vitam vitamin in B12 B12
9.
Hipoti Hipotiroi roidis disme me maupun maupun hipo hipotir tiroid oidism ismee
3
10. 10. Tumo Tumorr otak otak (beb (bebera erapa pa dian diantar taran anya ya kada kadang ng meny menyeb ebab abka kan n ling linglu lung ng dan dan gangguan ingatan) 11. Patah tulang panggul panggul dan tulang-tulang panjang 12. Fungsi jantung atau paru-paru paru-paru yang buruk dan menyebabkan rendahnya kadar kadar oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah 13. Stroke Stroke..
III. III. PATO PATOFI FISI SIOL OLOG OGII
Banyak Banyak kondisi kondisi sistemik dan obat bisa menyebabk menyebabkan an delirium, delirium, contoh anti antiko koli line nerg rgik ika, a, psik psikot otro ropi pika ka,, dan dan opio opioid ida. a. Meka Mekani nism smaa tida tidak k jela jelas, s, tetap tetapii mungkin terkait dengan gangguan reversibilitas dan metabolisma oxidatif otak, abnormalitas neurotransmiter multipel, dan pembentukan sitokines (cytokines). Stress dari penyebab apapun bisa meningkatkan kerja saraf simpatikus sehingga mengganggu fungsi kolinergik dan menyebabkan delirium. Usia lanjut memang dasarnya rentan terhadap penurunan transmisi kolinergik sehingga lebih mudah terjadi delirium. Apapun sebabnya, yang jelas hemisfer otak dan mekanisma siaga (arousal mechanism)dari talamus dan sistem aktivasi retikular batang otak jadi terganggu. Terdapat Terdapat faktor faktor predisposis predisposisii gangguan gangguan otak organik: organik: seperti seperti demensia, demensia, stroke stroke.. Penyak Penyakit it parkin parkinson son,, umur umur lanjut lanjut,, ganggu gangguan an sensor sensorik, ik, dan ganggu gangguan an multipel. Faktor presipitasi termasuk penggunaan obat baru lebih dan 3 macam, infeks infeksi, i, dehidr dehidrasi asi,, imobil imobilisa isasi, si, malagi malagizi, zi, dan pemaka pemakaian ian katete kateterr buli-b buli-buli uli.. Pengg Pengguna unaan an aneste anestesia sia juga juga mening meningkat katkan kan resiko resiko deliri delirium, um, terutam terutamaa pada pada pembedahan yang lama. Demikian pula pasien lanjut usia yang dirawatdi bagian ICU beresiko lebih tinggi.
IV. IV. MANI MANIFE FEST STAS ASII KLI KLINI NIS S
Ciri Ciri utama utama dari dari deliri delirium um adalah adalah tidak tidak mampu mampu memusa memusatka tkan n perhat perhatian ian.. Penderita tidak dapat berkonsentrasi, sehingga mereka memiliki kesulitan dalam mengolah informasi yang baru dan tidak dapat mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. Hampir semua penderita mengalami disorientasi waktu dan bingung
4
dengan tempat dimana mereka berada. Fikiran mereka kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia. Pada kasus yang berat, penderita penderita tidak mengetahui mengetahui diri mereka sendiri. sendiri. Beberapa Beberapa penderita penderita mengalami mengalami paranoia paranoia dan delusi (percaya (percaya bahwa sedang terjadi hal-hal yang aneh) Respon penderita terhadap kesulitan yang dihadapinya berbeda-beda; ada yang sangat tenang dan menarik diri, sedangkan yang lainnya menjad menjadii hiperak hiperaktif tif dan mencob mencobaa melawa melawan n halusinasi maupun delusi yang dialaminya. Gejala utama ialah kesadaran menurun. Kesadaran yang menurun ialah suatu suatu keadaa keadaan n dengan dengan kemamp kemampuan uan persep persepsi si perhat perhatian ian dan pemiki pemikiran ran yan berku berkuran rang g secara secara keselu keseluruh ruhan an (secara (secara kuanti kuantitati tatif). f). Gejala-g Gejala-geja ejala la lainnya lainnya : Delirium ditandai oleh kesulitan dalam: 1. Kons Konsen entr tras asii dan dan memf memfok okus us 2. Memper Mempertah tahank ankan an dan mengal mengalihk ihkan an daya perha perhatian tian 3. Kesa Kesada dara ran n naik naik-t -tur urun un 4. Disori Disorient entasi asi terhad terhadap ap waktu, waktu, tempa tempatt dan orang orang 5. Halusi Halusinas nasii biasanya biasanya visua visual, l, kemudi kemudian an yang yang lain 6. Bingun Bingung g mengha menghadap dapii tugas tugas se-harise-hari-har harii 7. Perubah Perubahan an keprib kepribadi adian an dan afek 8. Piki Pikira ran n menj menjad adii kaca kacau u 9. Bica Bicara ra ngaw ngawur ur 10. Disartria Disartria dan bicara bicara cepat cepat 11. Neolog Neologism ismaa 12. Inkohe Inkoheren ren Gejala termasuk: 1. Peril Perilak aku u yang yang inad inadek ekua uatt 2. Rasa ta takut 3. Curiga 4. Muda Mudah h ters tersin ingg ggun ung g 5. Agitatif
5
6. Hiperaktif 7. Siag Siagaa ting tinggi gi (Hyp (Hyper eral alert ert))
Atau sebaliknya bisa menjadi: 1. Pendiam 2. Mena enarik rik di diri 3. Mengantuk 4. Banyak Banyak pasien pasien yang yang berfluk berfluktuasi tuasi antara diam dan dan gelisah gelisah 5. Pola Pola tidu tidurr dan dan makan makan tergang terganggu gu 6. Gangguan Gangguan kogniti kognitif, f, jadi daya daya mempertimb mempertimbangka angkan n dan tilik-diri tilik-diri tergang terganggu gu
V.
PEME EMERIKS RIKSAA AAN N DIAG DIAGNO NOSI SIS S
Biasan Biasanya ya klinis klinis.. Semua Semua pasien pasien dengan dengan tanda tanda dan gejala gejala ganggu gangguan an fungs fungsii kognitif kognitif perlu dilakukan pemeriksaan pemeriksaan kondisi kondisi mental formal. Kemampuan Kemampuan atensi bisa diperiksa dengan: 1. Pengul Pengulang angan an sebuta sebutan n 3 benda benda 2. Pengulanga Pengulangan n 7 angka angka ke depan depan dan dan 5 angka angka ke ke belakang belakang (mundu (mundur) r) 3. Sebutkan Sebutkan nama nama hari dalam dalam seminggu seminggu ke depan depan dan dan ke belakang belakang (mundu (mundur) r) 4. Ikuti kriteria kriteria diagnos diagnostik tik dari dari lCD-10 lCD-10 atau DSM-IV-TR DSM-IV-TR 5. Confus Confusion ion Assess Assessmen mentt Method Method (CAM) (CAM) 6. Wa Wawa wanc ncara araii anggo anggota ta kelua keluarg rgaa 7. Penggunaan Penggunaan obat obat atau atau zat psikoakti psikoaktiff overdosis overdosis atau penghe penghentian ntian mendad mendadak. ak.
VI. PROGNOSIS
Morbid Morbidita itass dan mortal mortalitas itas lebih lebih tinggi tinggi pada pada pasien pasien yang yang masuk masuk sudah sudah dengan delirium dibandingkan dengan pasien yang menjadi delirium setelah di Rumah Sakit. Beberapa Beberapa penyebab penyebab delirium delirium seperti seperti hipoglikem hipoglikemia, ia, intoxikasi intoxikasi,,
6
infeksi, infeksi, faktor iatrogenik, iatrogenik, toxisitas toxisitas obat, gangguan keseimbangan keseimbangan elektrolit. elektrolit. Biasanya cepat membaik dengan pengobatan. Beberapa pada lanjut usia susah untuk diobati dan bisa melanjutjadi kronik
VII. VII. PENATA PENATALA LAKSA KSANAA NAAN N MEDIS MEDIS
Terapi api
diawal awalii
dengan
memperba rbaiki
kondisi
penyaki akitnya
dan
menghilangkan faktor yang memberatkan seperti: 1. Menghe Menghenti ntikan kan penggu penggunaa naan n obat obat 2. Obat Obatii infe infeks ksii 3. Suport Suport pada pada pasie pasien n dan dan kelu keluang angaa 4. Mengurangi Mengurangi dan dan menghent menghentikan ikan agitasi agitasi untuk untuk pengamanan pengamanan pasien pasien 5. Cuku Cukupi pi cai caira ran n dan dan nutr nutris isii 6. Vita Vitami min n yang yang dib dibut utuh uhka kan n 7. Segala Segala alat pengeka pengekang ng boleh diguna digunakan kan tapi tapi harus harus segera segera dilepas dilepas bila sudah sudah membaik, alat infuse sesederhana mungkin, lingkungan diatur agar nyaman. 8. Obat: a. Haloperidoi Haloperidoi dosis rendah dulu 0,5 1 mg per per os, os, IV atau atau IV b. Risper Risperido idone0 ne0,5 ,5 3mg 3mg perost perostiap iap l2ja l2jam m c. Olanza Olanzapin pinee 2,5 15 mg mg per per os 1 x sehari sehari d. Lorazep Lorazepam am 0,5 1mg per Os atau parente parenteral ral (tak tersedi tersediaa di Indone Indonesia sia), ), Perlu Perlu diinga diingatt obat obat benzod benzodiaze iazepin pinee mi bisa bisa memper memperbur buruk uk deliri delirium um karena efek sedasinya.
7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
I.
PENGKAJIAN
1. Identitas Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat. 2. Kelu Keluh han utama tama Keluhan utama atau sebab utama yang menyebbkan klien datang berobat (menurut klien dan atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran menurun. 3. Fakt Faktor or pred predis ispo posi sisi si Menemukan gangguan jiwa yang ada sebagai dasar pembuatan diagnosis serta menentukan tingkat gangguan serta menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin dapat menerangkan riwayat dan perkembangan gangguan jiwa yang terdapat. Dari gejala-gejala psikiatrik tidak dapat diketahui etiologi penyakit badaniah itu, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan intern dan nerologik yang teliti. Gejala tersebut lebih ditentukan oleh keadaan jiwa premorbidnya, mekanisme pembelaaan psikologiknya, keadaan psikososial, sifat bantuan dari keluarga, teman dan petugas kesehatan, struktur sosial serta ciri-ciri kebudayaan sekelilingnya. Gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan jaringan fungsi otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak (meningoensephalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumur otak dan sebagainya) atau yang terutama diluar otak atau tengkorak (tifus, endometriasis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi dan sebagainya). 4. Peme Pemeri riks ksaa aan n fis fisik ik Kesadran yang menurun dan sesudahnya terdapat a mnesia. Tensi menurun, takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan. 5. Psik Psikos oso osial sial a. Genogram Genogram Dari Dari hasil hasil penelitia penelitian n ditemukan ditemukan kembar kembar monozigot monozigot memberi memberi pengaruh lebih tinggi dari kembar dizigot . 8
b. Konsep diri
−
Ganbaran diri, tressor yang menyebabkan berubahnya gambaran diri karena proses patologik penyakit.
− Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan individu. − Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit, ketidak sesuaian antara satu peran dengan peran yang lain dan peran yang ragu dimana individu tidak tahun dengan jelas perannya, serta peran berlebihan sementara tidak mempunyai kemmapuan dan sumber yang cukup.
− Ideal diri, keinginann yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kemampuan yang ada.
− Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien merasa harga dirinya rendah karena kegagalannya. c. Hubu Hubung ngan an sos sosia iall Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang disingkirkan atau kesepian, yang selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi. Konsep diri dibentuk oleh pola hubungan sosial khususnya dengan orang yang penting dalam kehidupan individu. Jika hubungan ini tidak sehat maka individu dalam kekosongan internal. Perkembangan hubungan sosial yang tidak adeguat menyebabkan kegagalan individu untuk belajar mempertahankan komunikasi dengan orang lain, akibatnya klien cenderung memisahkan diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Keadaa ini menimbulkan kesepian, isolasi sosial, hubungan dangkal dan tergantung. d. Spiritual Keyakina klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuat.a tetapi tidak atau kurang mampu dalam melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 6. Stat Status us menta entall a. Penampila Penampila klien klien tidak tidak rapi rapi dan dan tidak tidak mampu mampu utnuk utnuk merawat dirinya dirinya sendiri. b. Pembic Pembicaraa araan n keras, keras, cepat cepat dan dan inkohe inkoheren ren..
9
c.
Aktivitas Aktivitas motorik motorik,, Perubahan Perubahan motorik motorik dapat dapat dinmani dinmanifestas festasikan ikan adanya adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisah, impulsif, manerisme, otomatis, steriotipi.
d. Alam Alam peras erasaa aan n Klien nampak ketakutan dan putus asa. e. Afek Afek dan dan emo emosi. si. Perubahan afek terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan perasaan tertentu karena jika langsung mengalami perasaa tersebut dapat menimbulkan ansietas. Keadaan ini menimbulkan perubahan afek yang digunakan klien untukj melindungi dirinya, karena afek yang telah berubahn memampukan kien mengingkari dampak emosional yang menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin tampak bizar dan tidak sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah berubah. Perubahan afek adalah tumpul, datar, tidak sesuai, berlebihan dan ambivalen. f. Inte Intera raks ksii sela selama ma wawa wawanc ncara ara Sikap klien terhadap pemeriksa kurawng kooperatif, kontak mata kurang. g. Persepsi Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek. Perubahan persepsi dapat terjadi pada satu atau kebiuh panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat ringan, sedang dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering ditemukan adalah halusinasi. h. Pros Proses es berp berpik ikir ir Klien yang terganggu pikirannya sukar berperilaku kohern, tindakannya cenderung berdasarkan penilaian pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan penilaian yang umum diterima. Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan dengan orang, benda atau kejadian yang tidak logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan proses pikir yang dapat dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi, pemikiran magis, delusi (waham), perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan pola pikir abstrak sehingga tampak 10
klien regresi dan pola pikir yang sempit misalnya ekholali, clang asosiasi dan neologisme. i.
Ting ingkat kat kesad esadar aran an Kesadran yang menurun, bingung. Disorientasi waktu, tempat dan orang.
j.
Memori Gangguan daya ingat yang baru saja terjadi )kejadian pada beberapa jam atau hari yang lampau) dan yang sudah lama berselang terjadi (kejadian beberapa tahun yang lalu).
k. Ting Tingka katt kons konsen entr tras asii Klien tidak mampu berkonsentrasi l.
Kem Kemampu ampuan an pen penil ilai aian an Gangguan ringan dalam penilaian atau keputusan.
7. Kebu Kebutu tuha han n klien klien sehar seharii-ha hari ri a. Tidur, Tidur, klien klien sukar sukar tidur tidur karena karena cemas, cemas, gelisah, gelisah, berbarin berbaring g atau duduk duduk dan gelisah . Kadang-kadang terbangun tengah malam dan sukar tidur kemabali. Tidurnya mungkin terganggu sepanjang malam, sehingga tidak merasa segar di pagi hari. b. Selera makan, makan, klien klien tidak tidak mempuny mempunyai ai selera selera makan atau makanny makannyaa hanya hanya sedikit, karea putus asa, merasa tidak berharga, aktivitas terbatas sehingga bisa terjadi penurunan berat badan. c. Eliminasi Klien mungkin tergnaggu buang air kecilnya, kadang-kdang lebih sering dari biasanya, karena sukar tidur dan stres. Kadang-kadang dapat terjadi konstipasi, akibat terganggu pola makan. 8. Meka Mekani nism smee kop kopin ing g Apabila klien merasa tridak berhasil, kegagalan maka ia akan menetralisir, mengingkari atau meniadakannya dengan mengembangkan berbagai pola koping mekanisme. Ketidak mampuan mengatasi secara konstruktif merupakan faktor penyebab primer terbentuknya pola tiungkah laku patologis. Koping mekanisme yang digunakan seseorang dalam keadaan delerium adalah mengurangi kontak mata, memakai kata-kata yang cepat dan keras (ngomel-ngomel) dan menutup diri.
11
9. Damp Dampak ak mas masal alah ah a. Individu Perilaku, klien muningkin mengbaikan atau mendapat kesulitan dalam
−
melakukan kegiatas sehari-hari seperti kebersihan diri misalnya tidak mau mandi, tidak mau menyisir atau mengganti pakaian.
− Kesejahateraan dan konsep diri, klien merasa kehilangan harga diri, harga diri rendah, merasa tidak berarti, tidak berguna dan putus asa sehingga klien perlu diisolasi. Kemadirian , klien kehilangan kemandirian adan hidupketergantungan
−
pada keluarga atau oorang yang merawat cukup tinggi, sehingga menimbulkan stres fisik.
II.
RUMUSAN DIAGNOSA
RESIKO
:
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Cord Problem
: Gangguan Persepsi Sensorik : HALUSINASI
ETIOLOGI
:
ISOLASI SOSIAL
Jadi diagnosa pada delirium ini adalah : 1. Gangg Gangguan uan Pers Perseps epsii Sensor Sensorik ik : Halusi Halusinas nasii 2. Resi Resiko ko Per Peril ilak aku u keke kekeres resan an 3. Iso Isolas lasi So Sosial sial
12
DAFTAR PUSTAKA
http://karyatulisilmiahkeperawatan.blogspot.com/2009/05/delirium-pada-lansia.html http://www.lenterabiru.com/2010/02/delirium.htm http://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-prevention/mentalillness/delirium/Nursing-Care-Acute-Agitated-Elderly-Delirium.html http://www.idijakbar.com/prosiding/delirium.htm
13