D
PENGETAHUAN TENTANG EFEK INDEKS EFEK DAN AKSI KORPORASI
Didukung
Modul WPPE | PTE
DAFTAR ISI INDEKS EFEK DAN AKSI KORPORASI ............. ......................... ......................... .......................... .......................... ................... ...... 1 I.
INDEKS EFEK ............. .......................... .......................... ......................... ......................... .......................... .......................... ................. .... 1 I.1. Jenis Indeks Efek ................................ ............................................. .......................... .......................... ....................... .......... 1 I.2. Metodologi Indeks................ ............................. .......................... .......................... .......................... ......................... ............2
II. AKSI KORPORASI ........... ........................ .......................... .......................... .......................... ......................... ......................... .............8 II.1. Equity Rights Issue ............ ......................... .......................... .......................... ......................... .......................... ................ 8 II.2. Waran ............. ......................... .......................... .......................... ......................... .......................... .......................... ................. .... 11 II.3. Stock Split dan Reverse Stock Split ............................. ......................................... ......................... ............. 11 II.4. Dividen ............ ......................... .......................... ......................... ......................... .......................... .......................... ................. .... 12 II.5. Shares Buyback ............. .......................... .......................... ......................... .......................... .......................... ................ .... 13 II.6. Obligasi Konversi dan Obligasi Tukar ............ ........................ .......................... .......................... .............. .. 14 II.7. Callable Bonds ............ ........................ ......................... .......................... .......................... .......................... ................... ...... 15 II.8. Kombinasi Bisnis........................... ........................................ ......................... .......................... .......................... .............. .. 15
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
i
Modul WPPE | PTE
INDEKS EFEK DAN AKSI KORPORASI
I.
INDEKS EFEK
Menurut wikipedia, indeks adalah sebuah pengukuran atas nilai dari sebagian dari pasar (wikipedia). wikipedia). Definisi serupa juga ditemui di investopedia, yaitu pengukuran secara statistik atas perubahan nilai dari suatu ekonomi maupun pasar (investopedia). Dalam konteks pasar modal, indeks efek adalah portfolio teoretis (imajiner) yang berisi sejumlah efek yang dikumpulkan atas tema dan kriteria tertentu, mengukur baik sebagian maupun keseluruhan dari sebuah pasar. Indeks Komposit adalah indeks yang mengukur pasar secara keseluruhan Indeks efek memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tolok ukur (benchmark) dan sebagai underlying dari produk pasar modal. 1.
2.
Tolok ukur. ukur. Sebagai portfolio imajiner, indeks efek dapat menjadi acuan kinerja portfolio investor. Indeks dapat menjadi alat yang membantu investor untuk menilai performa dari produk investasi. Untuk mengukur kinerja investasi secara akurat, investor perlu menggunakan alat ukur (indeks) yang tepat terhadap tema investasi yang diukur. Sebagai contoh, indeks saham perbankan kurang sesuai untuk mengukur portfolio yang berisi saham manufaktur. Indeks komposit dapat menjadi acuan atas performa ekonomi secara umum. Pengembangan produk. produk . Indeks dapat menjadi dasar dari pembentukan produk pasar modal, seperti produk investasi yang mengikuti indeks secara pasif, seperti Exchange Traded Funds (ETF) dan reksa dana indeks, maupun kontrak derivatif atas indeks, seperti Kontrak Berjangka Indeks Efek ( index futures) futures) dan Kontrak Opsi atas Indeks (index ( index options). options).
I.1. Jenis Indeks Efek Indeks Saham yang ada di Indonesia antara lain:
1. 2. 3. 4.
Indeks Komposit Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Indeks Papan Utama Indeks Papan Pengembangan
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Indeks Sektoral 1. Agrikultur 2. Pertambangan 3. Industri Dasar 4. Aneka Industri 5. Barang Konsumsi 6. Properti 7. Infrastruktur 8. Keuangan 9. Perdagangan dan Jasa 10. Manufaktur
Indeks Tematik 1. Jakarta Islamic Index (JII) 2. LQ45 3. IDX30 4. KOMPAS100 5. BISNIS-27 6. PEFINDO25 7. SRI-KEHATI 8. Infobank15 9. SMInfra18 10. MNC36 11. Investor33
1
Modul WPPE | PTE
I.2.
Metodologi Indeks
1. Penetapan universe/ tema
2. Kriteria seleksi efek
3. Pembobotan dan penyesuaian
6. Backtesting
5. Kalkulasi return
4. Tanggal dasar dan nilai dasar
7. Index maintenance
1. Penetapan universe /tema Indeks efek dibentuk dengan tema tertentu. Tema adalah gaya dari investasi (investment style) style) yang direplikasi dan diukur oleh indeks. Tema dari indeks memiliki keragaman, beberapa diantaranya: a. b. c. d. e. f. g. h.
Saham likuid Saham kapitalisasi pasar tertentu Saham syariah Saham berwawasan sosial/lingkungan Corporate governance Sektor tertentu Saham pembayar dividen tertinggi Saham dari Negara berkembang/ region tertentu, dll
2. Kriteria seleksi efek Setelah tema indeks ditentukan, langkah berikutnya dalam penyusunan indeks adalah menentukan kriteria seleksi efek konstituen indeks. Terdapat beberapa jenis kriteria, antara lain: a. b. c. d.
obyektif vs subyektif. kuantitatif vs kualitatif fundamental vs teknikal relatif vs absolut
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
2
Modul WPPE | PTE
Pemilihan Efek Konstituen
Obyektif
Kualitatif
Kriteria Obyektif Subyektif Kualitatif Kuantitatif Fundamental Teknikal Absolut Relatif
Subyektif
Kuantitatif
Teknikal
Fundamental
Relatif
Absolut
Contoh Pemilihan berdasarkan berdasarkan kriteria Pemilihan berdasarkan berdasarkan penilaian komite indeks Penerapan GCG Kapitalisasi pasar Pertumbuhan laba perusahaan, kapitalisasi pasar Likuiditas transaksi Kapitalisasi pasar >Rp10 triliun 10 saham berkapitalisasi pasar tertinggi ( ranking) ranking)
3. pembobotan dan penyesuaian Terdapat 3 metode dasar dalam pembobotan konstituen indeks, yaitu: a. Price weighted . Indeks price weighted dibentuk dengan asumsi setiap efek konstituen dalam portfolio indeks memiliki jumlah yang sama, yaitu 1 unit. Indeks saham pertama di dunia, Dow Jones Transportation Average (DJTA), dihitung sejak 3 Juli 1884, dihitung dengan metode ini. Indeks ini memiliki bias, yaitu lebih dipengaruhi oleh saham-saham berharga tinggi. Selain itu, setiap terjadi aksi korporasi yang mengubah harga saham seperti stock split dan dividen saham akan membuat penyebut dalam indeks (divisor) disesuaikan. disesuaikan. ∑ 1 1 =
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
∑ 0
3
Modul WPPE | PTE
b. Market capitalization weighted . Indeks market capitalization weighted dibentuk dengan bobot yang mencerminkan kapitalisasi pasar dalam portfolio indeks. Seluruh indeks di BEI saat ini merupakan market cap weighted index , demikian pula sebagian besar indeks efek di dunia. Pembobotan berdasarkan nilai kapitalisasi pasar adalah metode indeks yang paling mendekati kondisi di pasar dan mudah direplikasi oleh investor. Bias dalam indeks ini adalah indeks lebih dipengaruhi oleh saham berkapitalisasi besar. ∑ 1 1 =
∑ 0
c. Equal weighted . Indeks equal weighted dibentuk dengan asumsi sederhana, yaitu setiap efek konstituen memiliki bobot yang sama dalam portfolio indeks. Bias dari indeks ini adalah saham harga rendah maupun kapitalisasi kecil memiliki pengaruh secara relatif lebih tinggi. 1 = 0 + 0
Contoh: di Bursa A terdapat 3 saham. Jika indeks pada t 0 adalah 100, hitung indeks pada t 1 dengan 3 metode pembobotan!
Harga t0
Saham AAA BBB CCC
50 10 80
Saham beredar 10.000 5.000 5.000
Harga t 1 48 12 80
Jawaban: PW Index1 = 100
48+12+80
= 100
50+10+80
MW Index1 = 100 EW Index1 = 100 +
( 48 4810.000)+(12 +(125.000)+(80 5.000)+(805.000)
= 98,94
(50 (5010.000)+(10 10.000)+(105.000)+(80 5.000)+(805.000)
[(48⁄ 50)−1]+[(12⁄10)−1]+[(80⁄80)−1] 3
= 105,33
Ketiga metode pembobotan menghasilkan nilai i ndeks berbeda, dengan pergerakan yang berlawanan arah pula.
Selain pembobotan, terdapat juga penyesuaian atas bobot Penyesuaian diterapkan berdasarkan metode tertentu, misalnya:
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
efek
konstituen.
4
Modul WPPE | PTE
Metode Free float Weight cap Fundamental adjustment Dividend adjustment Sector equal weight
Penjelasan Penyesuaian bobot berdasarkan jumlah free float efek di pasar Bobot maksimum efek dalam indeks Penyesuaian bobot berdasarkan kondisi fundamental emiten Penyesuaian bobot berdasarkan pembayaran dividen historis Penyesuaian dari equal weighted index , dimana bobot setara diberikan pada tingkat sektor
4. Tanggal dasar dan nilai dasar a. Nilai dasar: nilai indeks yang telah ditetapkan (100, 1.000, dst), sebagai “awal” dari indeks. b. Tanggal dasar: tanggal pada saat indeks berada di nilai dasar. Tanggal dasar ≠ tanggal peluncuran
5. kalkulasi return Indeks dihitung dalam frekuensi tertentu, antara lain bulanan, harian, menitan, hingga real time. time. Indeks atas obligasi dihitung harian, yang disebabkan transparansi perdagangan obligasi lebih terbatas karena bersifat OTC. Dalam kalkulasi return, return , terdapat dua metode umum, yaitu price return dan total return index . Perbedaan dari price return dan total return adalah total return menghitung elemen perubahan harga ( price price return) return) dan income (pendapatan) dari suatu investasi. a. Price return index : hanya mengukur perubahan harga ( capital gain/loss). gain/loss). Seluruh indeks di BEI adalah price adalah price return return index . b. Total return index : mengukur perubahan harga dan income (dividen). Nilai dividen ditambahkan dalam penghitungan indeks pada tanggal pembayaran dividen. Variasi dari total return index adalah Net total return index yang menghitung porsi dividen sesudah pajak.
6. Backtesting Backtesting adalah penghitungan nilai indeks dengan metodologi konsisten sebelum tanggal peluncuran. Tujuan backtesting adalah untuk memberikan gambaran pergerakan historis atas indeks yang baru diluncurkan.
7. Index maintenance Untuk mengikuti dinamika pasar, dilakukan review atas i ndeks secara berkala. Review dilakukan secara periodik, baik tahunan, 6 bulanan, maupun 3 bulanan. Hasil dari
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
5
Modul WPPE | PTE
review adalah perubahan efek konstituen dan perubahan bobot efek konstituen. Terdapat jeda antara pengumuman dan implementasi review untuk memberikan kesempatan pada pelaku pasar untuk menyesuaikan portfolio sebelum perubahan indeks efektif. Informasi ringkas indeks di BEI Indeks Saham IHSG
Peluncuran 1 Apr 1983
Tanggall Dasar Tangga 10 Aug 1982
Keterangan Seluruh saham (terdapat pengecualian) 8 Apr 2002 28 Dec 2001 Papan Utama dan Seluruh saham berdasarkan berdasarkan Pengembangan papan pencatatan ISSI 12 May 2011 29 Dec 2007 Seluruh saham syariah Sektoral + 2 Jan 1996 28 Dec 1995 Seluruh saham dalam sektor Manufaktur tertentu LQ45 Feb 1997 13 Jul 1994 45 saham likuid IDX30 23 Apr 2012 28 Dec 2004 30 saham likuid JII 3 Jul 2000 2 Jan 1995 30 saham likuid syariah Kompas100 13 Jul 2007 2 Jan 2002 100 saham likuid Bisnis27 27 Jan 2009 28 Dec 2004 27 saham likuid PEFINDO25 18 May 2009 29 Dec 2005 25 saham SME SRI-KEHATI 8 Jun 2009 28 Dec 2006 25 saham berwawasan sosial lingkungan MNC36 28 Aug 2013 29 Dec 2007 36 saham likuid dengan performa keuangan baik SMinfra18 31 Jan 2013 30 Dec 2004 18 saham penunjang infrastruktur Infobank15 7 Nov 2012 30 Dec 2004 15 saham perbankan 33 saham dari 100 saham Investor33 21 Mar 2014 30 Dec 2008 terpilih majalah Investor Highlight hijau menunjukkan indeks yang pembentukannya bekerjasama dengan pihak ketiga. Informasi ringkas tentang indeks: a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks komposit, namun BEI berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat Tercatat dari perhitungan IHSG dengan pertimbangan tertentu b. Terdapat indeks sub-komposit atas 2 papan pencatatan, yaitu Papan Utama (MBX) dan Papan Pengembangan (DBX) c. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks komposit berbasis syariah, dibentuk dari Daftar Efek Syariah (DES) yang disusun Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) dan OJK d. Terdapat 9 indeks sektoral, yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, dan Perdagangan dan Jasa e. Indeks manufaktur adalah gabungan dari Industri Dasar, Aneka Industri, dan Barang Konsumsi
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
6
Modul WPPE | PTE
f.
Indeks IDX30 adalah subset dari LQ45, yaitu 30 saham ranking tertinggi dalam LQ45. Kriteria indeks LQ45 adalah: 1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan. 2) Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3) Jumlah hari perdagangan di pasar reguler 4) Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5) Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan perusahaan tersebut g. Kriteria indeks JII ( Jakarta Islamic Islamic Index ) adalah: 1) Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah (DES) yang berkapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir 2) Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir Kriteria saham yang masuk dalam DES adalah: a) Tidak melakukan kegiatan usaha yang mengandung unsur judi, riba, haram dan merugikan masyarakat masyarakat b) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu c) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut: i.
≤ 82%
ii. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue ( revenue)) tidak lebih dari 10% h. Kriteria indeks Kompas100: 1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan 2) Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3) Jumlah hari perdagangan di pasar reguler 4) Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5) Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan. i. Kriteria indeks BISNIS-27: 1) Kriteria Fundamental: Laba Usaha, Laba Bersih, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), DER, dan LDR dan CAR (khusus perbankan) 2) Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi: Nilai, volume dan frekuensi transaksi serta jumlah hari transaksi dan kapitalisasi pasar. 3) Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan: Anggota komite indeks tersebut memberikan opini dari sisi akuntabilitas, tata kelola perusahaan yang baik maupun kinerja saham. j. Kriteria indeks PEFINDO25: 1) Seleksi Awal 2) Total aset di bawah Rp1 triliun berdasarkan laporan keuangan tahunan auditan (emiten SME).
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
7
Modul WPPE | PTE
3) Memiliki ROE (Return (Return on Equity ) sama atau lebih besar dari rata-rata ROE emiten di Bursa Efek Indonesia. 4) Opini akuntan publik atas laporan keuangan Auditan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 5) Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 6 bulan. 6) Selanjutnya, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki oleh publik (free (free float ) k. Kriteria indeks SRI-KEHATI: 1) Seleksi Awal a) Total aset yang mempresentasikan ukuran dari Emiten SRI, yakni emiten-emiten yang memiliki total aset di atas Rp1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan. b) Price Earning Ratio (PER) emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki PER positif. c) Free Float Ratio atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10% 2) Dari seleksi awal dipilih 25 efek dengan mempertimbangkan 6 aspek: Lingkungan, Komunitas sekitar, Tata kelola, Hak Asasi Manusia, Perilaku Usaha, dan Praktek Kerja dan Perburuhan Perburuhan yang layak
II.
AKSI KORPORASI
Aksi Korporasi adalah tindakan strategis yang dilakukan oleh Emiten yang secara signifikan mempengaruhi jumlah dan harga Efek (saham atau obligasi) yang dikeluarkan oleh Emiten. Beberapa jenis dari aksi korporasi antara lain rights issue, issue, waran, stock split dan reverse stock split, dividen , shares buyback, buyback, obligasi konversi dan obligasi tukar, callable bonds, bonds, dan aktivitas Merger& Akuisisi. II.1. Equity Rights Issue Rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) merupakan pelaksanaan dari Pre-emptive right , yaitu hak yang memungkinkan para pemegang saham untuk menjaga porsi kepemilikan dan hak suara dalam RUPS berupa prioritas untuk membeli efek yang baru diterbitkan oleh emiten sebelum ditawarkan kepada pihak lain.
Tujuan rights issue 1. Menghimpun dana dari publik; 2. Memperkuat struktur permodalan; 3. Menambah jumlah saham beredar sehingga meningkatkan likuiditas. Landasan Hukum Peraturan Bapepam-LK No: IX.D.1 tentang HMETD, mengatur:
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
8
Modul WPPE | PTE
1. Persetujuan pemegang saham melalui RUPS 2. Informasi penting mengenai penawaran HMETD dalam bentuk prospektus wajib telah diumumkan kepada publik 28 hari sebelum RUPS 3. Mendapatkan pernyataan efektif dari OJK, pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukung wajib disampaikan 28 hari sebelum RUPS
Harga Teoretis
= =
( ) + ( ) ) ( + + )
Rasio = A : B, dimana sejumlah A saham lama mendapat hak untuk membeli sejumlah B saham baru. Harga Pelaksanaan HMETD (exercise ( exercise price) price) = X Harga Pasar sebelum tanggal pelaksanaan = P Harga Teoretis saham = HT Nilai intrinsik dari HMETD adalah selisih dari Harga Teoretis (HT) dengan Harga Pelaksanaan Pelaksanaan HMETD (X). Contoh: PT. FGHI Tbk. melakukan penawaran HMETD dengan rasio 1 : 2 (1 saham lama mendapat hak untuk membeli 2 saham saham baru) baru) dengan harga pelaksanaan pelaksanaan sebesar Rp100 per lembar. Saat ini saham PT FGHI Tbk. diperdagangkan di pasar seharga Rp1.000 per lembar. Berapakah harga teoretis saham perusahaan ABC setelah dilakukan HMETD dan berapakah nilai HMETD nya? Jawab: Harga teoretis atas penawaran HMETD FGHI adalah: HT = (1 x Rp1.000) + (2 x Rp100) = Rp400 per saham.
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
9
Modul WPPE | PTE
(1 + 2) Nilai HMETD FGHI adalah: HT – X = Rp400 - Rp100 = Rp300 Pembuktian: Investor Andi memiliki 1 lot saham FGHI dan mendapatkan 2 lot HMETD FGHI. Jika Andi tidak berniat melaksanakan HMETD tersebut, maka Andi harus menjual HMETD di pasar sekunder dengan harga yang mengkompensasi Andi atas potensi kerugian akibat penurunan harga saham ABC (Rp1.000) menjadi harga teoretis (Rp400). Nilai portfolio awal: 1 x 100 x Rp1.000 = Rp100.000 Nilai teoretis portfolio: 1 x 100 x Rp400 = Rp40.000 Potensi kerugian (HMETD tidak dilaksanakan) = Rp100.000 – Rp40.000 = Rp60.000 Rp60.000
Nilai HMETD =
2 x 100
= Rp30
Dilusi Efek Dalam rights issue, issue, investor berhak untuk melaksanakan HMETD maupun tidak. BEI menyediakan sarana bagi investor yang tidak berniat untuk melaksanakan HMETD dan menjual HMETD tersebut di pasar sekunder. HMETD disebut efek dilutif karena pelaksanaan dari HMETD dapat menyebabkan dilusi kepemilikan efek. Pembeli siaga (stand-by (stand-by buyer ) adalah pihak yang membeli efek baru ji ka tidak diminati oleh investor yang sudah ada. Umumnya pembeli siaga adalah investor strategis maupun perusahaan sekuritas yang menjadi underwriter . Potensi dilusi HMETD dan efek dilutif lain (obligasi konversi, waran, dan opsi saham) dapat dilihat dari perbedaan harga teoretis dan harga cum. cum. Jika harga teoretis lebih tinggi dari pada harga cum, cum, efek tersebut menjadi antidilutif, dengan asumsi bahwa konversi efek menjadi saham tidak akan dilakukan. Sebelum Rights Issue Pemegang Saham Pemegang Saham Utama Masyarakat Masyarakat
Jumlah
%
Jumlah
%
Dilusi
2,720,000,000
40%
2,720,000,000
33%
-7%
4,070,411,860
60%
4,070,411,860
50%
-10%
-
0%
1,358,082,372
17%
17%
6,790,411,860
100%
8,148,494,232
100%
0%
Pembeli Siaga Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Setelah Rights Issue
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
10
Modul WPPE | PTE
Pengaruh rights issue terhadap harga saham Rights issue merupakan sinyal bahwa perusahaan membutuhkan dana tambahan dari investor. Maka dari itu, tanggapan dari investor dalam setiap transaksi rights issue beragam, tergantung dari latar l atar belakang dan pelaksanaan rights issue sendiri. Investor memperhatikan beberapa kondisi relevan, seperti: 1. Kondisi kesehatan keuangan perusahaan pada saat melakukan melakukan rights issue. issue. 2. Tujuan penggunaan dana hasil rights issue, antara lain: a. Jika untuk pendanaan proyek, apa potensi dari proyek tersebut? b. Apakah tujuan rights issue untuk restrukturisasi utang? 3. Apakah harga pelaksanaan rights terlampau tinggi/rendah dibandingkan harga pasar? II.2. Waran Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang waran untuk memesan saham dari perusahaan perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih sejak diterbitkannya waran tersebut. Waran diterbitkan sebagai sweetener dalam penawaran umum (IPO), karena waran adalah opsi bagi investor untuk membeli saham perusahaan dengan harga yang telah ditetapkan. Menurut Peraturan Bapepam IX.D.1: Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, jumlah waran yang diterbitkan dan waran yang beredar tidak dapat melebihi 35% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Menurut Peraturan bursa I-A tentang Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas, harga pelaksanaan hak atas waran ditetapkan setinggi-tingginya 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga saham terakhir (closing price) pada hari diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS Perusahaan Tercatat. Penghitungan saham baru akibat eksekusi waran menggunakan metode yang sama dengan penghitungan HMETD. Pada saat waran dikonversi menjadi saham, maka terdapat beberapa penyesuaian, antara lain: 1. Jumlah saham yang beredar bertambah 2. Dividen per saham menurun 3. Rasio price-to-earning Rasio price-to-earning (P/E) meningkat 4. Modal perusahaan bertambah Hal ini secara umum juga berlaku pada pelaksanaan rights dan aksi korporasi lain yang mengubah jumlah saham beredar (dilusi). II.3. Stock Split dan Reverse Stock Split Stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi saham dengan nominal yang lebih kecil dengan rasio tertentu, misalnya 1 unit saham nilai nominal Rp1.000 dipecah menjadi 2 unit saham nominal Rp 500. Reverse stock split adalah kebalikan dari stock
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
11
Modul WPPE | PTE
split , yaitu penggabungan beberapa saham menjadi saham dengan nominal lebih besar, dengan rasio tertentu. Stock Split dan reverse stock split mengubah jumlah saham yang beredar namun tidak mengubah stuktur permodalan dan nilai kapitalisasi pasar. Penggunaan rasio tertentu dapat membuat saham odd lot (di luar kelipatan 100). Harga teoretis dan penyesuaian jumlah saham beredar dihitung dengan mengalikan harga sebelum aksi korporasi dengan rasio split/reverse split yang dipakai. =
HT = harga teoretis sesudah split/reverse split HC = harga terakhir sebelum split/reverse split sb sl
= rasio saham baru terhadap saham lamaTujuan
Stock Split
Membuat saham mahal menjadi lebih terjangkau bagi investor retail Meningkatkan partisipasi investor Meningkatkan likuiditas
Reverse Stock Split
Memenuhi regulasi terkait harga minimum
II.4. Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham. Menurut UU PT no. 40/2007, dividen hanya dapat dibagikan emiten dengan saldo laba positif Berbagai bentuk dividen: 1. Dividen tunai dibagikan dalam bentuk tunai dan dikenakan pajak dividen. 2. Dividen saham dibagikan dalam bentuk saham, berasal dari reklasifikasi laba ditahan menjadi modal disetor. 3. Dividen properti dibagikan dalam bentuk aset perusahaan selain tunai atau saham, misalnya aktiva tetap. Jarang dilakukan di lakukan perusahaan publik. Perbedaan dividen tunai dan dividen di viden saham: Dividen tunai Dividen saham Terdapat pembayaran tunai Tidak ada pembayaran tunai Tidak mengubah jumlah saham beredar Menambah jumlah saham beredar, namun tidak mengubah kapitalisasi pasar. Mengurangi total aset perusahaan perusahaan Tidak mengubah total aset perusahaan Mengakibatkan perubahan struktur modal Tidak mengakibatkan perubahan struktur modal
Konsep dalam pembagian dividen: 1. Declaration date: Tanggal pengumuman pembagian dividen disampaikan oleh emiten
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
12
Modul WPPE | PTE
2. Cum dividend date: Tanggal terakhir perdagangan saham mengandung hak dividen 3. Ex dividend date: Tanggal sesudah cum date, date, dimana pembelian saham tidak lagi mengandung hak dividen 4. Recording date: Tanggal penentuan pemegang saham yang berhak mendapat dividen 5. Dividend payment date: Tanggal pembayaran dividen 6. Dividend payout ratio: Rasio pembayaran dividen terhadap l aba bersih 7. Dividend yield: Rasio pembayaran dividen terhadap harga saham 8. Interim dividend: Dividen yang dibayar pada tengah tahun berjalan Dividen saham 1. Dividen saham mengkibatkan mengkibatkan terjadinya peningkatan jumlah j umlah saham yang beredar 2. Seperti stock split , terjadi penyesuaian terhadap harga dan jumlah saham beredar, namun tidak terjadi dilusi kepemilikan
ℎ
=
Contoh:
ℎ ℎ1 =
ℎ + + ℎ
ℎ + + ℎ ℎ
ℎ ℎ0
PT ABC membagi dividen saham dengan rasio 10 saham lama berhak atas 1 saham baru. Harga saham PT ABC di Bursa pada tanggal cum adalah Rp1.100. dan jumlah saham sebelum dividen sebanyak 1 miliar. Berapakah harga teoretis dan jumlah saham saham ABC setelah dividen saham? = =
10
1.100 1.100 = 1.000 1.000 10 + 1 10 + 1 ℎ ℎ1 = 1 = = 1,1 10
II.5. Shares Buyback Shares Buyback/Stock Repurchase adalah pembelian kembali saham yang beredar di pasar oleh perusahaan penerbit. Kebijakan ini merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendistribusikan kas yang dimiliki oleh perusahaan kepada pemegang saham selain dalam bentuk dividen.
Alasan pelaksanaa pel aksanaan n shares buyback: 1. Memberikan sinyal optimisme ke pasar , terutama saat pasar crash 2. Sebagai bentuk alternatif pembagian keuntungan kepada pemodal 3. Untuk dibagikan kepada karyawan sebagai ESOP/MSOP 4. Penghematan pembayaran pembayaran dividen ke depan; saham yang dibeli kembali tidak mendapatkan hak dividen 5. Digunakan sebagai pengurangan modal
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
13
Modul WPPE | PTE
Aspek regulasi shares buyback 1. UU PT no. 40/2007 a. Pembelian kembali saham tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan < jumlah modal yang ditempatkan ditempatkan + cadangan cadangan wajib yang telah disisihkan; b. Saham yang telah dibeli kembali hanya boleh dikuasai paling lama 3 tahun. 2. Peraturan Bapepam no. XI.B.2 a. Wajib mendapatkan persetujan RUPS b. Pelaksanaan pembelian kembali saham paling lama 18 bulan sejak persetujuan RUPS; c. Dalam hal shares buyback dilakukan melalui Bursa, harga penawaran untuk membeli kembali saham harus lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya; d. Perusahaan wajib melaporkan hasil pembelian kembali saham kepada Bapepam dan LK secara berkala setiap 6 bulan, yaitu pada bulan Juni dan Desember. Penyampaian laporan tersebut paling lambat disampaikan pada tanggal 15 bulan berikutnya; e. Saham hasil pembelian kembali dapat dialihkan dengan cara, antara lain: 1) dijual baik di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek; 2) ditarik kembali dengan cara pengurangan modal; 3) pelaksanaan Employee Stock Option Plan atau Employee Stock Purchase Plan; Plan; dan/atau 4) pelaksanaan konversi Efek Bersifat Ekuitas. f. Emiten atau Perusahaan Publik yang sahamnya dicatatkan pada Bursa Efek dilarang membeli kembali sahamnya, jika akan mengakibatkan berkurangnya jumlah saham pada suatu tingkat tertentu yang mungkin mengurangi secara signifikan likuiditas saham di Bursa Efek. Efek.
II.6. Obligasi Konversi dan Obligasi Tukar Obligasi konversi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversi obligasi menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dengan rasio yang sudah ditentukan. Obligasi tukar memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar obligasi menjadi sejumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain. Keuntungan atas kedua bentuk obligasi tersebut adalah sebagai berikut: Bagi Penerbit Bagi Pemegang Kupon lebih murah dibandingkan obligasi Kupon lebih tinggi dibandingkan dividen biasa sebagai kompensasi atas hak konversi/tukar Proteksi penurunan nilai dibanding saham Tidak ada biaya penerbitan saham ji ka terjadi konversi Kesempatan capital gain, gain, ketika investor menukar obligasi menjadi saham
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
14
Modul WPPE | PTE
Risiko Risiko dilusi kepemilikan investor saham Wrong way risk : jika penerbit gagal bayar, existing jika existing jika terjadi konversi harga saham ikut turun Dampak obligasi konversi dan obligasi tukar, jika pemegang obligasi melakukan konversi atau tukar: Obligasi Konversi Obligasi Tukar Tidak terjadi perubahan total aset Terjadi penurunan total aset Perbaikan struktur modal Perbaikan struktur modal II.7. Callable Bonds Callable bond adalah obligasi yang dapat dilunasi lebih awal ( “call” ) oleh penerbit obligasi sebelum masa jatuh tempo obligasi. Callable bond memberikan hak kepada penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu (strike ( strike price/call price) price ) dalam periode tertentu. Umumnya call price merupakan harga premium / di atas par sebagai kompensasi bagi pemegang obligasi yang menanggung risiko pelunasan dipercepat.
Faktor yang mendorong penerbit, untuk melaksanakan opsi call antara lain adalah: 1. Terjadi penurunan suku bunga di pasar, sehingga terdapat kesempatan refinancing dengan bunga lebih rendah. 2. Perusahaan memiliki kas yang cukup besar yang dapat berasal dari penerbitan saham, penjualan aset atau anak perusahaan. II.8. Kombinasi Bisnis Merger/Penggabungan adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger tetap bertahan dan perusahaan yang di-merger (sasaran) berhenti beroperasi. Peleburan adalah bergabungnya 2 atau lebih perusahaan yang membentuk 1 perusahaan baru yang memiliki harta dan kewajiban dari seluruh perusahaan pembentuknya. Akuisisi/Pengambilalihan adalah pembelian saham/aset perusahaan sasaran akuisisi yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Divestasi/Pemisahan adalah pengalihan sebagian atau seluruh harta dan kewajiban perusahaan perusahaan kepada pihak lain. l ain. Alasan-alasan Alasan-alasan dilakukannya merger/akuisisi/peleburan: 1. Sinergi bisnis: merger akan menghasilkan keuntungan bisnis l ebih bagi kedua entitas dibandingkan tanpa merger, termasuk manfaat skala ekonomi. 2. Keuangan: perusahaan sasaran dalam kondisi yang menyebabkan perusahaan target tersebut diperdagangkan di bawah nilai wajarnya ( fair value), value), menjadikan perusahaan perusahaan tersebut menjadi target atraktif 3. Diversifikasi: dilakukan untuk mengurangi risiko bisnis. 4. Memasuki segmen pasar yang baru.
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
15
Modul WPPE | PTE
5. Terdapat kecenderungan konsolidasi dalam satu industri 6. Kewajiban regulasi 7. Meningkatkan market share
Alasan-alasan Alasan-alasan dilakukannya divestasi: 1. Kewajiban regulasi 2. Dissinergi bisnis: perbedaan kultur 2 perusahaan tidak dapat disatukan Jenis-jenis Merger 1. Horizontal merger , merger perusahaan yang merupakan kompetitor bisnis langsung. Contoh: a. Peleburan Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) menjadi Bank Mandiri pada 1999. b. Merger PT Bat Indonesia Tbk. (BATI) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) pada 2010. 2. Vertical merger , merupakan merger yang dilakukan untuk mengintegrasikan produksi dari hulu ke hilir. Contoh: Merger PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dengan PT Meadow Indonesia di tahun 2011, dimana PT Matahari Department Store Tbk. merupakan link retail sementara PT Meadow Indonesia merupakan konsultan produk yang memegang lisensi untuk produk-produk yang di jual Matahari. 3. Market-extension merger , dilakukan untuk memperluas pangsa pasar perusahaan. Contoh: Merger PT Bank NISP Tbk dengan PT Bank OCBC Indonesia yang menjadi PT Bank OCBC NISP Tbk pada 1 Januari 2011. OCBC melakukan merger selain untuk mematuhi peraturan pemerintah tentang single presence policy di Indonesia, juga untuk meningkatkan pertumbuhan khususnya kredit mikro di Indonesia. 4. Product-extension merger , dilakukan untuk memperbanyak produk-produk yang dapat dijual oleh perusahaan. Contoh: Broadcom merger dengan Mobilink Telecom, Inc. tahun 2002. Broadcom memproduksi chips untuk wireless LAN dan Bluetooth sementara Mobilink membuat chips dan desain produk untuk handset GSM (Global System for Mobile Communications) dan GPRS (General Packet Radio Service) 5. Konglomerasi, merger 2 perusahaan dalam industri berbeda Contoh: Akuisisi BCA oleh grup Djarum Metode Akuisisi 1. Akuisisi saham Akuisisi dengan cara membeli saham perusahaan, Akuisisi dilakukan dengan mengajukan penawaran terhadap perusahaan sasaran akuisisi. Penawaran Penawaran dapat diberikan langsung kepada pemilik perusahaan. Dalam peraturan IX.H.1, akuisisi saham wajib dilanjutkan dengan tender offer. Tender offer adalah penawaran perusahaan perusahaan pembeli kepada publik untuk
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
16
Modul WPPE | PTE
membeli saham perusahaan sasaran akuisisi, dengan harga minimum harga akuisisi. Dalam peraturan yang sama, tender offer dalam jumlah tertentu wajib dilanjutkan dengan refloating (pelepasan kembali saham perusahaan yang diakuisisi ke publik) dalam kurun tertentu. 2. Akuisisi aset Akuisisi dengan cara membeli semua aset perusahaan sasaran. Pada metode Ini ini, dibutuhkan suara pemegang saham perusahaan sasaran sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada akuisisi saham. Pembulatan harga teoretis Aksi korporasi seringkali menyebabkan perubahan harga efek, sehingga diperlukan penghitungan harga teoretis. Harga teoretis mengikuti fraksi harga yang berlaku. Jika harga teoretis tidak sesuai fraksi harga, maka akan diterapkan pembulatan atas harga teoretis. PT Bursa Efek Indonesia menetapkan 5 kelompok fraksi harga. Kelompok fraksi harga tersebut adalah: Rentang Harga
Fraksi Harga
Rp50-
Rp1
Rp200-
Rp2
Rp500-
Rp5
Rp2.000-
Rp10
Rp5.000 ke atas
Rp25
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
17