)ambar ". Otot-otot 'ata Pergerkan bola mata dapat digambarkan se%ara gra&ik menyerupai *uru& H se*ingga u+i klinis yang digunakan untuk mengu+i gerakan bola mata disebut sebagai H test. Penyebab penting timbulnya mata berdeiasi adala* ekstraokuler yang paresis atau lema* atau paralisis. Paralisis otot-otot ditentukan dengan memeriksa enam posisi utama pandangan mata. Pegang dagu pasien dengan tangan kanan dan memintanya untuk mengikuti tangan kiri anda seaktu menulis *uru& H besar di udara. ari telun+uk kiri anda diletakkan lebi* kurang /0 %m didepan *idung pasien. Dari garis tenga*, gerakan +ari itu 12 %m ke kanan pasien ber*enti, kemudian /2 %m ke atas ber*enti, kebaa* se+au* 32 %m dan ber*enti dan kemudian se%ara perla*an kembali ke garis tenga*. Lintasi garis tenga* dan ulangi gerakan serupa pada sisi sebela* itu. Inila* keenam posisi utama pandangan mata.
Anda per*atikan gerakan kedua mata, yang *arus mengikuti +ari itu se%ara mulus. Perlu pula diper*atikan gerakan paralel kedua mata ke segala ara*. !"# 4adang- kadang bila menatap ke sisi ekstrim, mata akan bergerak ritmik yang disebut dengan nistagmus titik ak*ir. 5er+adi gerak %epat ke ara* tatapan, yang diikuti gerak balik yang lambat. U+i ini membedakan nistagmus titik ak*ir dari nistagmus patologik, yang meng*asilkan gerakan %epat selalu keara* yang sama, tidak tergantung ara* pandangan. ika mata dan kelopak mata tidak bergerak bersam, terdapat 6lid lag7.!/# 8ayangan yang +atu* pada retina akan diinterpretasikan ole* otak dengan sala* satu dari tiga %ara ini yaitu9 &usi, diplopia atau supresi. Pada anak-anak, strabismus meng*asilkan diplopia, yang berakibat keka%auan, kemudian supresi dari bayanyan, dan ak*irnya ambliopia. Ambliopia adala* *ilangnya ta+am pengli*atan, sekunder ter*adap supresi. Ambliopia masi* reersibel sampai retina tela* berkembang se%ara sempurna, pada usia lebi* kurang : ta*un. Ambliopia iala* &enomena yang timbul *anya pada anak-anak. $eorang deasa yang mendapatkan strabismussekunder ter*adap apapun penyebabnya tidak dapat mensupresi bayangan mata yang berdeiasi dan akan berakibat diplopia. !1#
)ambar /. Pemeriksaan gerakan bola mata II. 5u+uan 8ela+ar Pemeriksaan gerakan bola mata bertu+uan untuk memeriksa &ungsi gerak otot penggerak bola mata. Dengan mempergunakan suatu obyek dili*at kemampuan pergerakan otot pada posisi yang dibuat untuk mendapatkan nilai kemampuan pergerakan otot pada saat mengikuti ob+ek tersebut. 8ila ternyata otot tertentu tidak tidak mampu mengikuti gerakan obyek, maka mungkin terdapat parese otot tersebut.!3-0# III. Penerapan klinis $etela* melakukan pemeriksaan gerakan bola mata ma*asisa mampu
". 'ampu melakukan atau menger+akan se%ara benar pemeriksaan gerakan bola mata /. Dapat mengeninterpretasikan dan menyimpulkan *asil pemeriksaan se%ara benar dan akurat 1. Dengan melakukan pemeriksaan gerakan bola mata kita dapat mengeta*ui +enis-+enis penyakit apa sa+aka* yang diindikasikan untuk dilakukan pemeriksaan ini 3. Dengan mempela+ari pemeriksaan gerakan bola mata dapat mengeta*ui apa sa+a tu+uan dari dilakukannya pemeriksaan ini I;. $arana dan alat yang diperlukan • •
Pen lig*t< sentolop Pensil
•
;. Prosedur 4eterampilan a. elaskan maksud dan prosedur pemeriksaan b. Pemeriksa duduk ber*adapan dengan penderita dengan +arak +angkauan tangan !12-02 %m# %. 'intala* kepada pasien untuk memandang lurus kedepan d. Ara*kan senter pada bola mata dan amati pentulan sinar pada kornea, kemudian gerakan senter dengan membentuk *uru& H dan ber*enti se+enak pada aktu senter berada di lateral dan lateral atas dan lateral baa* ! mengikuti si= %ardinal o& ga>e# e. Posisi dan gerakan kedua bola mata diamati selama senter digerakkan &. Letakkan pensil pada +arak 12 %m didepan mata penderita kemudian diminta untuk mengikuti atau meli*at u+ung pensil yang digerakkan mendekat keara* *idung penderita g. Hasil interpretasi di%atat dalam status.