1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kepada pasien di rumah sakit sudah selayaknya merupakan pelayanan yang holistic, pelayanan yang paripurna. Mulai pasien datang, melakukan pendaftaran, pemeriksaan, hingga pasien pulang. Akan tetapi beberapa kejadian di rumah sakit kadang tidak diperhatikan, yaitu pasien jatuh pada saat mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Pasien disini dapat sebagai pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
Dalam pelaksanaan program patient safety di rumah sakit, kejadian pasien jatuh merupakan salah satu indikator berjalan tidaknya pelaksanaan program ini. Mendefinisikan pasien jatuh pun memiliki tantangan tersendiri. Miake-Lye at al. (2013) dalam National Database of Nursing Quality Indicators mendefinisikan jatuh sebagai “an unplanned descent to the floor with or without injury” , sedangkan World Health Organization (WHO) mendefinisikan jatuh s ebagai “ an event which results in a person coming to rest inadvertently on the ground or floor or some lower level ”.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh rumah sakit dalam mengurangi atau mencegah kejadian pasien jatuh. Pencegahan pasien jatuh adalah masalah yang kompleks, yang melintasi batas-batas kesehatan, pelayanan sosial, kesehatan masyarakat dan pencegahan kecelakaan. Dalam buku “ Preventing Falls in
Hos pita pitals : A toolki oolki t for for I mproving mproving Qualit Qualityy of C are ” (2013), menyebutkan bahwa di Inggris dan Wales, sekitar 152.000 jatuh dilaporkan di rumah sakit akut setiap tahun, dengan lebih dari 26.000 dilaporkan dari unit kesehatan mental dan 28.000 dari rumah sakit masyarakat. Beberapa kasus berakibat pada kematian, luka berat atau sedang dengan perkiraan biaya sebesar £ 15 juta per tahun.
Bahkan
dalam
akreditasi
Joint
Commission
International
(JCI),
upaya
penanggulangan kejadian pasien jatuh di rumah sakit mendapatkan perhatian khusus. Hal ini seperti disebutkan dalam section 1, chapter 1 yaitu International Patient Safety Goals (IPSG), khususnya Sasaran 6 yaitu Reduce the Risk of Patient Harm Resulting from Falls.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
2 B. TUJUAN PANDUAN
Sebagai panduan Rumah Sakit dalam : 1.
Menilai risiko pasien jatuh
2.
Mengurangi risiko pasien jatuh dan mengurangi risiko cedera akibat jatuh.
3.
Menetapkan program mengurangi risiko terjatuh berdasarkan berdasarkan kebijakan dan atau prosedur yang tepat. Program ini memantau baik konsekuensi yang diinginkan maupun tidak diinginkan dari tindakan yang diambil untuk mengurangi jatuh.
C. SASARAN PANDUAN
Semua tenaga kesehatan (medis, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang rawat, staf administratif dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.
D. RUANG LINGKUP PANDUAN
1.
Panduan ini diterapkan kepada semua pasien pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat Gawat Darurat (IGD) dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur
2.
Pelaksana panduan ini adalah semua semua tenaga kesehatan (medis, (medis, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang rawat, staf administratif dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
3 BAB II PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
A. Konsep Pasien Jatuh
1.
Pengertian a.
Jatuh Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat
kejadian
mengakibatkan
seseorang
mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah, dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo, 2004).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subjek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kehilangan kesadaran kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab penyebab spesifik spesifik yang jenis dan konsekuensinya konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006)
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat/dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke, pingsan dan lainnya.
b.
Cedera Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
2.
Faktor Risiko a.
Faktor Intrinsik Faktor intrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh (Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal, misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstrimitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
4 berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing (Lumbantobing, 2004).
b.
Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda (Nugroho, 2000). Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi mel iputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-obatan obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo, 2004).
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan ( anticipated ) dan tidak dapat diperkirakan ( unanticipated ). ). Faktor risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkiraka n dapat terjadi sebelum pasien jatuh.
Intrinsik (berhubungan dengan kondisi pasien) Dapat diperkirakan
Tidak dapat diperkirakan
Ekstrinsik (berhubungan dengan lingkungan)
Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas
Riwayat jatuh sebelumnya
Inkontinensia
Alas kaki tidak pas
Gangguan kognitif/psikologis
Dudukan toilet yang rendah
Gangguan keseimbangan/mobilitas
Kursi atau tempat tidur beroda
Usia > 65 tahun
Rawat inap berkepanjangan
Osteoporosis
Peralatan yang tidak aman
Status kesehatan yang buruk
Peralatan rusak
Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi
Reaksi individu terhadap obatobatan
Kejang
Aritmia jantung
Stroke atau Serangan Iskemik Sementara (Transient (Transient Ischaemic Attack - TIA)
Pingsan
Serangan jatuh (Drop Attack )
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
5 3.
Akibat Jatuh Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006).
4.
Komplikasi Menurut Kane (1996), yang dikutif oleh Darmojo (2004), komplikasi-komplikasi jatuh adalah adalah : a.
Perlukaan ( Injury ) Perlukaan ( injury ) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
b.
Disabilitas Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerak.
c.
Kematian
B. Tujuan
1.
Mendiskripsikan cara menilai pasien yang berisiko jatuh dan penanganannya.
2.
Mengurangi kejadian cedera pada pasien akibat jatuh.
C. Prinsip
1.
Semua pasien rawat jalan, rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus dinilai dengan benar skala risiko jatuh saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatan.
2.
Semua pasien rawat inap yang berisiko jatuh (skala jatuh sedang) sedang) harus memakai tanda identifikasi warna kuning.
3.
Tujuan utama tanda identifikasi ini (warna kuning) adalah untuk menjaga pemakainya agar tidak mengalami kejadian jatuh selama berada di rumah sakit.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
6 D. Kewajiban dan Tanggung Jawab 1.
SDM yang bertugas (Staf Admission/Perawat Admission/Perawat Penanggung Jawab Pasien)
a.
Memahami dan menerapkan prosedur tentang cara menilai risiko jatuh pada pasien.
b.
Bertanggung jawab memakaikan tanda identifikasi risiko jatuh serta memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan manfaat dari tanda identifikasi risiko jatuh tersebut.
c.
Menerapkan Prosedur Pencegahan Jatuh berdasarkan pada kategori risiko jatuh serta serta kebutuhan kebutuhan dan keterbatas keterbatasan an per-pasien. per-pasien.
d.
Melakukan penilaian ulang pada semua pasien yang berisiko jatuh pada saat setiap kali pergantian shift jaga.
e.
Mendokumentasikan hasil penilaian awal awal dan penilaian ulang risiko jatuh dalam rekam medis pasien.
f.
Memastikan tanda identifikasi risiko jatuh terpasang dengan baik.
g.
Melaporkan kejadian pasien jatuh dan cedera yang terjadi sesuai dengan Panduan Pelaporan Insiden.
2.
Kepala Instalasi/Kepala Ruang
a.
Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur tentang cara menilai risiko pasien jatuh dan menerapkannya.
b.
Menyelidiki semua insiden pasien jatuh dan dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut.
3.
Manajer
a.
Memantau dan memastikan panduan pengurangan risiko pasien jatuh dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi.
b.
Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan pengurangan risiko pasien jatuh.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
7 BAB III TATALAKSANA PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
jat uh pada pasien yang datang ke unit pelayanan rawat A. Lakukan penilaian awal risiko jatuh inap dengan menggunakan Mors (18 – 55 55 tahun), Mor s e F all all S cale untuk pasien dewasa (18 – ONTARIO MODIFIED STRATIFY – SYDNEY SCORING (Lansia > 56 tahun),
Humpty Dumpty Scale untuk pasien anak dan Modifi Modi fikk asi as i G et Up and G o Tes t untuk pasien di unit pelayanan rawat jalan.
B. Cara melakukan penilaian risiko pasien jatuh adalah dengan menggunakan : 1.
Rawat Inap : a.
Untuk Pasien Dewasa : MORSE FALL SCALE (18 – 55 Tahun)
No.
Variabel
Angka
1.
Riwayat jatuh segera atau dalam waktu 3 bulan
2.
Diagnosa sekunder (> 2 diagnosa sekunder), Pusing, Parkinson, Neuropaty, Osteoartritis, Hipertensi
3.
Ambulasi
4.
5.
Tidak
= 0
Ya
= 25
Tidak
= 0
Ya
= 15
a. Tidak ada ambulasi/Bed Rest/Kursi Roda
= 0
b. Menggunakan Cruch/Tongkat/Walker
= 15
c. Furniture
= 30
Skor
Gaya Berjalan a. Normal/Bed Rest/Kursi Roda
= 0
b. Lemah
= 15
c. Tidak berdaya
= 20
Status Mental a. Kemampuan orientasi baik
= 0
b. Keterbatasan daya ingat
= 15 Total
Kategori : Risiko Tinggi
= > 45
Risiko Sedang
= 25 – 44
Risiko Rendah
= 0 - 24
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
8 Petunjuk cara penilaian MORSE FALL SCALE 1)
Riwayat Jatuh : skor 25 diberikan jika pasien telah mengalami jatuh pada
saat masuk atau selama di rumah sakit, atau jika beberapa waktu yang lalu memiliki riwayat jatuh secara fisiologis seperti kejang atau gangguan gaya berjalan sebelum masuk rumah sakit. Jika pasien tidak pernah jatuh maka skor yang diberikan adalah 0. 2)
Diagnosis Sekunder : Skor 15 jika terdapat lebih dari 1 diagnosa medis
yang terdaftar pada status pasien, jika tidak ada skor yang diberikan adalah 0. 3)
Bantuan Berjalan : skor 0 jika pasien berjalan tanpa bantuan (bahkan jika
dibantu oleh perawat), menggunakan kursi roda atau bedrest (istirahat di tempat tidur/tidak bangun dari tempat tidur sama sekali). Jika pasien menggunakan kruk, tongkat atau walker diberikan skor 15. Jika pasien berpindah/berjalan dengan berpegangan pada benda-benda tertentu untuk dukungan berjalan maka diberikan skor 30. 4)
Terapi Intravena : diberikan skor 20 jika pasien menggunakan terapi
intravena, jika tidak skornya 0. 5)
Gaya Berjalan :
a)
Normal : skor 0 jika pasien berjalan dengan kepala tegak, lengan
berayun bebas di samping dan berjalan tanpa ragu-ragu. b)
Lemah : skor 10 jika pasien membungkuk tetapi mampu mengangkat
kepala sambil berjalan tanpa kehilangan keseimbangan, langkah yang pendek dan acak mungkin saja terjadi. c)
Dengan Bantuan : skor 20 jika pasien memiliki kesulitan bangkit dari
kursi, mencoba untuk bangun dengan menekan bagian bawah lengan kursi atau dengan menggunakan beberapa upaya untuk berdiri, kepala pasien menunduk dan mengamati lantai. Karena keterbatasan keseimbangan pasien, pasien harus berpegangan pada benda-benda tertentu, membutuhkan bantuan dari orang lain atau bantuan berjalan. 6)
Status Mental : diukur dengan memeriksa pasien dalam penilaian
kemampuan untuk melakukan ambulasi. Ta nyakan kepada pasien “apakah anda bisa pergi ke kamar mandi sendiri atau apakah perlu bantuan?”, jika jawaban pasien konsisten konsisten dengan yang sudah disarankan, disarankan, pasien dinilai normal dan diberi skor 0. Jika respon pasien tidak konsisten dengan intervensi keperawatan atau jika respon pasien tidak realistis, maka pasien dianggap melebih-lebihkan kemampuan sendiri dan memiliki keterbatasan dalam mengingat, dinilai dengan skor 15. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
9 Tindakan Pencegahan Risiko Jatuh Morse Fall Scale (MFS) untuk pasien Dewasa (18 – 55 Tahun) NO.
INTERVENSI
SKOR RENDAH
SKOR SEDANG
SKOR TINGGI
1.
Semua pasien masuk : Melaksanakan intervensi risiko rendah untuk semua pasien di rumah sakit
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
b. Informasikan pada pasien dan keluarga intervensi pencegahan jatuh.
Ya
Ya
Ya
c. Komunikasikan semua pasien berisiko jatuh setiap setiap kali pergantian pergantian shift jaga jaga
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
e. Pasang tanda “Program Pencegahan Risiko Jatuh” di pintu masuk kamar pasien dengan risiko jatuh
Kalau diperlukan
Ya
Ya
f. Berikan “Perawatan Kenyamanan” setiap 2 jam termasuk perubahan posisi, toileting, dan pastikan pasien tetap hangat dan kering.
Kalau diperlukan
Ya
Ya
g. Kolaborasikan fisioterapi
Kalau diperlukan
Kalau diperlukan
Ya
Komunikasi a. Orientasikan pasien dengan lingkungan dan rutinitas rumah sakit.
2.
Sangat penting untuk menunjukkan lokasi kamar mandi
Pastikan bel mudah digapai pasien dan pastikan pasien mampu menggunakannya.
Anjurkan pasien untuk meminta bantuan sebelum turun dari tempat tidur.
d. Rencana Perawatan
Berkolaborasi dengan anggota tim multi-disiplin dalam perencanaan perawatan.
Tim kesehatan harus menyesuaikan pasien khusus strategi pencegahan. Tidaklah cukup hanya dengan menulis “Risiko Jatuh”. Jatuh” .
dengan
dokter
untuk
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
10 b.
Untuk Pasien Lanjut Usia > 56 Tahun ONTARIO MODIFIED STRATIFY – SYDNEY SCORING (LANSIA)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Parameter
Riwayat Jatuh
Status Mental
Skrining
Jawaban
Apakah pasien datang rumah sakit karena jatuh?
ke
Ya / Tidak
Jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
Ya / Tidak
Apakah pasien pasien delirium? delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
Ya / Tidak
Apakah pasien disorientasi? disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat atau orang)
Ya / Tidak
Apakah pasien mengalami mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah dan cemas)
Ya / Tidak
Apakah pasien kacamata?
memakai
Ya / Tidak
Apakah pasien mengeluh mengeluh Penglihatan adanya penglihatan buram?
Ya / Tidak
Apakah pasien mempunyai mempunyai glaukoma, katarak atau degenerasi makula?
Ya / Tidak
Apakah terdapat terdapat perubahan perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)
Ya / Tidak
Mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
Memerlukan sedikit bantuan (1 orang/dalam pengawasan)
1
Memerlukan bantuan nyata (2 orang)
2
Kebiasaan Berkemih
Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)
Mobilitas
yang
Tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total
3
Mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
Berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik)
1
Menggunakan kursi roda
2
Imobilisasi
3
Keterangan Nilai
Skor
Salah Satu Jawaban Ya =6
Salah Satu Jawaban Ya = 14
Salah Satu Jawaban Ya =1
Ya = 2
Jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0 – 3, – 3, maka skor = 0. Jika nilai total 4 – 4 – 6, maka skor =7
Total Skor Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
11 Kategori : Risiko Rendah
= Skor 0 - 5
Risiko Sedang
= Skor 6 - 16
Risiko Tinggi
= Skor 17 – 30
Daftar Obat-obatan (tandai obat-obatan yang dikonsumsi pasien) :
Satu atau lebih penggunaan obat-obatan di bawah ini dapat meningkatkan risiko jatuh : □ Antihipertensi Antihipertensi
□ Pencahar
□ Opioid
□ Antikonvulsan Antikonvulsan
□ Antiparkinson Antiparkinson
□ Diuretik
□ Benzodiazepin
□ Psikotropika
□ Hipoglikemia
Strategi Penanganan Status Risiko Jatuh :
1.
Risiko Rendah (Skor 0 – 5) – 5) a.
Orientasi kamar kamar tidur dan lingkungan rawat inap, beserta staf rumah sakit.
b.
Posisikan tempat tidur pasien rendah. Pastikan rem tempat tidur berfungsi dengan baik.
c.
Alarm, tombol pemanggil dan meja samping dapat dijangkau tangan pasien, instruksikan pasien untuk memanggil bantuan jika memerlukan sesuatu.
d.
Pastikan penggunaan alas kaki yang aman saat mobilisasi.
e.
Sediakan brosur pemakaian alas kaki yang aman kepada pasien dan keluarga.
f.
Pakaian pasien berukuran pas (tidak terlalu besar / kecil).
g.
Amankan area dari perabot yang tidak stabil, ruangan yang berantakan.
h.
Sediakan brosur pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarga.
i.
Pastikan pasien memperoleh nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
j.
Peninjauan Peninjauan obat-obatan obat-obatan
k.
Obat-obatan untuk proteksi tulang : pertimbangkan suplementasi vitamin D dan kalsium.
l.
Pastikan pasien memakai kacamata dan alat bantu dengar (jika diperlukan).
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
12 2.
Risiko Sedang (Skor 6 – 16) – 16) a.
Semua hal di atas, ditambah
b.
Gunakan tanda pengenal untuk “risiko jatuh”.
c.
Awasi pasien saat mobilisasi
d.
Awasi pasien saat menggunakan kamar mandi
e.
Pantau nutrisi dan hidrasi pasien
f.
Gunakan karpet anti-licin di dekat tempat tidur
g.
Rujuk ke fisioterapi dan atau okupasional terapi untuk asesmen lebih lanjut.
3.
Risiko Tinggi (Skor 17 – 17 – 30) 30) a.
Semua hal di atas, ditambah :
b.
Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan pengawasan saat di kamar mandi atau mobilisasi.
c.
c.
Tempatkan kamar tidur pasien dekat dengan pos perawat.
d.
Pastikan tinggi tempat tidur sesuai dengan kebutuhan pasien.
e.
Pertimbangkan observasi konstan – terutama – terutama jika pasien delirium
f.
Pertimbangkan penggunaan protektor panggul.
Penilaian Risiko Jatuh Untuk Pasien Anak : HUMPTY DUMPTY SCALE
NO.
1.
2.
3.
4.
PARAMETER
Umur
Jenis Kelamin
Diagnosis
Gangguan Kognitif
KRITERIA
SCORE
Di bawah 3 tahun
4
3 tahun s/d 7 tahun
3
7 tahun s/d 13 tahun
2
13 tahun ke atas
1
Laki-laki
2
Perempuan
1
Diagnosa Neurologi
4
Perubahan dalam kebutuhan oksigenasi (diagnosa saluran pernafasan), dehidrasi, anemia, anorexia, sincope/pusing, dll
3
Diagnosa kejiwaan / kelainan prilaku
2
Diagnosa lain
1
Tidak menyadari keterbatasan
3
Lupa akan keterbatasan
2
Berorientasi pada kemampuan sendiri
1
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
13 Ada riwayat riwayat jatuh dari tempat tempat tidur
5.
6.
7.
Faktor-faktor lingkungan
Respon setelah operasi / anastesi / sedasi
Pemakaian obatobatan
4
Pasien menggunakan alat bantu atau bayi/balita yang ditempatkan di dalam box bayi
3
Pasien yang ditempatkan di tempat tidur
2
Pasien rawat jalan
1
Dalam waktu 24 jam
3
Dalam waktu 48 jam
2
Lebih dari 48 jam atau tidak ada sama sekali
1
Penggunaan beberapa obat penenang (termasuk pasien ICU, dalam pengaruh obat anastesi dan kelumpuhan), Barbiturates, fenothiazine, laxatives, diuretik, Narkotik
3
Menggunakan salah satu obat-obatan di atas
2
Penggunaan obat-obatan lainnya atau tidak ada sama sekali
1
Kategori : Risiko Rendah
= Skor 7 – 11
Risiko Tinggi
= Skor > 12
Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Anak 1.
Prosedur Standar Risiko Rendah (Score 7 – 11)
a.
Perkenalkan pasien dengan keadaan dan situasi kamarnya.
b.
Tempat tidur selalu dalam posisi yang rendah dan rem terpasang.
c.
Pasang pagar pengaman tempat tidur di kedua/ke empat sisi, perhatikan apakah ada celah yang memungkinkan kaki, tangan atau anggota badan pasien yang lain untuk terjepit.
d.
Gunakan alas kaki anti slip untuk mobilitas pasien, gunakan ukuran yang tepat untuk mencegah risiko tergelincir.
e.
Kaji kebutuhan eliminasi pasien dan dampingi jika diperlukan.
f.
Pastikan tombol darurat berada dalam jangkauan pasien dan ajari pasien/keluarga tentang kegunaannya.
g.
Lingkungan harus bebas dari alat-alat yang tidak terpakai dan furniture tetap berada di tempatnya untuk mengurangi risiko.
h.
Pastikan lampu di kamar pasien menyala.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
14 i.
Informasi tentang tindakan pencegahan jatuh selalu tersedia untuk orang tua dan pasien.
j.
Dokumentasikan Dokumentasikan tindakan tindakan pencegahan pencegahan jatuh jatuh dan masukkan masukkan dalam rencana perawatan.
2.
Prosedur Standar Risiko Tinggi (Score 12 atau Lebih)
a.
Identifikasi
pasien
dengan
menempelkan
sticker
“ HUMPTY
DUMPTY” pada pasien, di tempat tidur pasien dan di grafik catatan
pasien. b.
Beritahu
pasien
atau
keluarga
tentang
prosedur
tindakan
pencegahan jatuh. c.
Periksa keadaan pasien minimal setiap satu jam.
d.
Tempatkan pasien di tempat tidur yang sesuai/tepat.
e.
Pertimbangkan untuk memindahkan pasien ke tempat yang lebih dekat dengan tempat perawat.
f.
Nilai kebutuhan pasien, apakah diperlukan pengawasan 1 : 1 (1 pasien : 1 perawat).
g.
Evaluasi waktu pemberian obat.
h.
Keluarkan semua alat-alat yang tidak dipakai dari dalam kamar pasien.
i.
Gunakan alat pelindung pada tempat tidur (pagar pengaman).
j.
Jaga pintu kamar pasien tetap terbuka setiap saat, kecuali pasien dengan kasus yang mengharuskan dirawat di kamar isolasi.
k.
Posisikan tempat tidur pada posisi terendah dan rem terpasang.
l.
Dokumentasikan semua tindakan pencegahan dan masukkan dalam rencana perawatan.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
15 2.
Untuk Pasien di Unit Rawat Jalan : Teknik Modifi Modi fikk asi as i G et Up & G o Tes t
a.
Pengkajian risiko jatuh Modifikasi Get Up & Go Test
NO.
Penilaian
Ya
Tidak
Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih) 1.
1. Tidak seimbang/sempoyongan/li seimbang/sempoyongan/limbung mbung 2. Jalan dengan bantuan alat(Kruk, tripot, kursi roda atau dibantu orang lain
2.
Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau meja/benda lain sebagai penopang saat berdiri atau duduk. b.
Penilaian dan Tindakan a)
Bila tidak ditemukan 1 dan 2
Pasien
Tidak Berisiko Jatuh maka tidak
diberi tindakan pencegahan. b)
Bila ditemukan salah satu dari 1 dan 2
Risiko
Jatuh Rendah diberikan
edukasi. c)
Bila ditemukan 1 dan 2
Pasien Berisiko Jatuh Tinggi, diberikan
pin/bros risiko jatuh dan edukasi.
c.
Prosedur Pencegahan jatuh pada pasien di Instalasi Rawat Jalan a)
Siapkan wheelchair/Kursi roda sebagai alat mobilisasi pasien risiko jatuh selama proses pendaftaran, pemeriksaan dan pengambilan obat di Instalasi Rawat Jalan.
b)
Orientasikan pasien dan/atau keluarga tentang jalur-jalur yang aman untuk dilewati pasien risiko jatuh dalam proses pemeriksaan (jalur ke Poliklinik, Laboratorium, Radiologi dan Instalasi Farmasi).
c)
Jelaskan pada keluarga/pendamping pasien untuk tidak meninggalkan pasien risiko jatuh seorang diri selama proses pemeriksaan dan pengobatan di Instalasi Rawat Jalan.
d.
Prosedur penanganan pasien jatuh Instalasi Rawat Jalan a)
Perawat/petugas membantu evakuasi ketika pasien jatuh.
b)
Perawat/petugas melakukan Initial Assesmen pada pasien jatuh untuk mengetahui apakah diperlukan penanganan emergensi dan untuk menemukan adanya cedera/luka.
c)
Bila kondisi pasien tidak memerlukan penanganan emergensi, lanjutkan pemeriksaan dan pengobatan serta evaluasi apakah pasien perlu untuk dirujuk ke unit Rehabilitasi Medik. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
16 d)
Bila kondisi pasien memerlukan penanganan emergency bawa pasien ke Instalasi Gawat Darurat.
e)
Informasikan kepada dokter/perawat di IGD tentang kejadian jatuh pasien dan hasil Initial Assesmen Pasien.
f)
Catat/dokumentasikan Catat/dokumenta sikan kejadian jatuh di dalam catatan Rekam Medik Pasien.
g)
Laporkan
insiden
pasien
jatuh
ke
tim
Keselamatan
Pasien
menggunakan formulir insiden Keselamatan Pasien dalam waktu maksimal 2 x 24 jam ( lihat Panduan Pelaporan Insiden ).
C. Pengkajian Lanjutan Risiko Jatuh di Rawat Inap
1.
Pengkajian Risiko Jatuh Lanjutan Pasien Dewasa Dilakukan pengkajian risiko jatuh pada saat pasien masuk, terdapat perubahan kondisi pasien/terapi, pasien dipindahkan ke ruangan/departemen lain, pasien risiko tinggi setiap 48 jam atau sesaat setelah terjadi kasus jatuh (formulir pengkajian terlampir).
2.
Pengkajian Risiko Jatuh Lanjutan Pasien Anak Dilakukan pengkajian risiko jatuh pada saat pasien masuk, terdapat perubahan kondisi pasien/terapi, pasien dipindahkan ke ruangan/departemen lain, pasien risiko tinggi setiap 48 jam atau sesaat setelah terjadi kasus jatuh (formulir pengkajian terlampir).
3.
Pengkajian Risiko Jatuh Lanjutan Pasien Usia Lanjut Dilakukan pengkjian risiko jatuh pada saat pasien masuk, terdapat perubahan kondisi pasien/terapi, pasien dipindahkan ke ruangan/departemen lain, pasien risiko tinggi setiap 48 jam atau sesaat setelah terjadi kasus jatuh (Formulir Pengkajian Terlampir).
D. Pakaikan penanda risiko jatuh berwarna kuning (kancing/snap atau sticker) pada
gelang identitas yang sudah terpasang terp asang ditangan setiap pasien yang rawat inap, yang pada penilaian awal risiko jatuh didapatkan didapat kan skor risiko sedang dan tinggi pada pasien dewasa dan lansia, skor risiko tinggi pada pasien anak. Untuk pasien di unit rawat jalan tanda tanda identifikasi identifikasi risiko jatuh jatuh berupa berupa pin berwarna berwarna kuning yang yang dipasangkan dipasangkan di di lengan baju pasien sebelah kanan.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
17 E.
Berikan tindakan pencegahan jatuh pada semua pasien yang pada penilaian awal berisiko jatuh. Prosedur Pencegahan Jatuh untuk Semua Pasien
a.
Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
b.
Posisikan bel panggilan, pispot dan pegangan tempat tidur berada dalam jangkauan. jangkauan.
c.
Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak licin.
d.
Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien.
e.
Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya < 63,5 cm), dan pastikan roda terkunci.
f.
Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat tidur.
g.
Menggunakan sandal anti licin
h.
Pastikan pencahayaan adekuat
i.
Benda-benda pribadi berada dalam jangauan
j.
Bantu pasien pasien ke kamar kamar mandi, mandi, jika diperlukan. diperlukan.
k.
Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi, antihipertensi, diuretik, benzodiazepin dan sebagainya), konsultasikan dengan dokter atau petugas farmasi jika perlu.
l.
Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada pasien dengan gangguan keseimbangan/gaya berjalan/penurunan fungsional.
m. Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari. n.
Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan.
o.
Gunakan peninggi tempat dudukan toilet, jika diperlukan.
p.
Penggunaan alat bantu (tongkat, alat penopang), jika diperlukan.
q.
Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarganya.
F.
Prosedur Penanganan Pasien Jatuh 1.
Instalasi Rawat Jalan
a.
Perawat/petugas membantu evakuasi ketika pasien jatuh
b.
Perawat/petugas melakukan Initial Assesmen pada pasien jatuh untuk mengetahui apakah diperlukan penanganan emergency dan untuk menemukan adanya cedera/luka.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
18 c.
Bila kondisi pasien tidak memerlukan penanganan emergency, lanjutkan pemeriksaan dan pengobatan serta evaluasi apakah pasien perlu untuk dirujuk ke unit Rehabilitasi Medik.
d.
Bila kondisi pasien memerlukan penanganan emergency bawa pasien ke Instalasi Gawat Darurat.
e.
Informasikan kepada dokter/perawat IGD tentang kejadian jatuh pasien dan hasil Initial Assesmen pasien.
f.
Catat/dokumentasikan Catat/dokumentasi kan kejadian jatuh di dalam catatan Rekam Medik pasien.
g.
Laporkan insiden pasien jatuh ke tim Keselamatan Pasien menggunakan formulir insiden Keselamatan Kesel amatan Pasien dalam waktu maksimal 2 x 24 jam (lihat Panduan Pelaporan Insiden).
2.
Instalasi Rawat Inap
a.
Perawat/petugas membantu evakuasi ketika pasien jatuh
b.
Perawat/petugas melakukan penilaian awal pada pasien jatuh untuk menemukan adanya cedera/luka dan mengumpulkan informasi tentang kejadian jatuh.
c.
Dokumentasikan informasi tentang kejadian jatuh dalam catatan terintegrasi meliputi :
d.
1)
Tanggal dan jam kejadian jatuh.
2)
Pemeriksaan tanda vital, tingkat kesadaran dan skala nyeri
3)
Daerah/lokasi cedera (bila ditemukan adanya cedera)
4)
Faktor kemungkinan penyebab jatuh pasien.
5)
Penilaian ulang risiko jatuh
Dokter jaga/perawat melaporkan kondisi pasien kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
e.
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) melakukan pemeriksaan lanjutan dan evaluasi terhadap kondisi pasien jatuh dan membuat surat konsul ke Dokter Rehabilitasi Medik.
f.
Perawat/petugas melaporkan insiden pasien jatuh ke tim Keselamatan Pasien dalam waktu maksimal 2 x 24 jam (Lihat Panduan Pelaporan Insiden).
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
19 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI
A. Sistem Pelaporan Insiden Kejadian Pasien Jatuh
1.
Petugas yang yang menemukan adanya insiden kejadian pasien jatuh harus segera melakukan pemeriksaan dan penilaian secara menyeluruh pada pasien untuk menemukan ada atau tidak cedera/luka akibat kejadian jatuh tersebut.
2.
Petugas harus segera melaporkan kejadian pasien jatuh kepada petugas penanggung jawab pasien untuk menentukan tindakan lebih lanjut, kemudian petugas segera mengisi dan melengkapi formulir pelaporan insiden.
3.
Petugas harus berdiskusi dengan Kepala Instalasi atau Manajer mengenai pemilihan cara terbaik dan siapa yang memberitahukan kepada pasien/keluarga mengenai cedera yang terjadi akibat kejadian jatuh.
4.
Setiap insiden dilakukan proses penanganan untuk pencegahan berulangnya insiden melalui proses manajemen risiko.
B. Monitoring dan Evaluasi
1.
Monitoring dilakukan melalui proses audit sesuai profile indikator mutu Keselamatan Pasien IPSG 6 yaitu kelengkapan penilaian risiko jatuh pasien rawat inap, sesuai tahapan manajemen mutu PDCA (Format terlampir).
2.
Audit kelengapan penilaian risiko jatuh pasien rawat inap di fokuskan pada jumlah pasien pasien baru rawat inap inap yang dikaji risiko risiko jatuh lengkap lengkap dalam dalam 24 jam.
3.
Hasil
audit
disampaikan
melalui
jalur
komunikasi
untuk
mendapatkan
kesepakatan/rekomendasi yang diketahui Direktur. 4.
Setiap pelaporan insiden yang yang berhubungan dengan risiko jatuh, pasien akan dipantau dan ditindak lanjuti sesuai kesepakatan ketika dilakukan manajemen risiko.
5.
Evaluasi dilakukan setiap akhir tahun melalui rapat sesuai jalur komunikasi yang telah ditetapkan.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
20 ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT
Pasien Masuk Rumah Sakit
Skrining farmasi dan atau fisioterapi pada pasien dengan faktor risiko
Asesmen Risiko Risiko Jatuh Morse Dilakukan saat Pasien masuk RS bersamaan dengan asesmen awal
Orientasi kamar rawat inap kepada pasien
Tindakan Pencegahan Umum (semua Pasien)
Tempat tidur posisi rendah, roda terkunci, pegangan di kedua sisi tempat tidur terpasang baik. Ruangan Rapi Barang pribadi dalam jangkauan (telepon, bel pemanggil, air minum, kacamata, pispot) Pencahayaan adekuat Alat bantu dalam jangkauan (walker, cane, crutch) crutch) Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar Pantau efek obat-obatan Sediakan dukungan emosional dan psikologis Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh
Asesmen Ulang Ulang Risiko Jatuh Morse
Saat Transfer ke unit lain
Saat terdapat perubahan kondisi pasien
Adanya Kejadian Kejadian jatuh
Faktor Risiko
Tindakan pencegahan umum, ditambah :
Pencegahan Kategori Risiko tinggi (pasien dengan skor Morse > 45)
Beri tulisan di depan kamar pasien “RISIKO JATUH” Penanda berupa gelang berwarna kuning di pergelangan tangan Alas kaki anti licin Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot Kunjungi dan amati pasien setiap 2jam Nilai kebutuhan pasien akan : - Fisi Fisiot otera erapi pi dn dn tera terapi pi oku okupa pasi si - Alarm larm tem tempa patt tid tidur ur - Lokas okasii kama kamarr tidu tidurr - Berd Berdek ekat atan an deng dengan an pos pos perawat
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
21 BAB V PENUTUP
Memberikan keselamatan keselam atan kepada pasien merupakan hal yang sangat penting. Dan untuk mencapai Keselamatan Pasien diperlukan sasaran-sasaran Keselamatan Pasien, salah satunya adalah mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh. Bila risiko pasien cedera karena jatuh ini bisa dikurangi, maka proses penyembuhan pasien akan lebih cepat. Tanggung jawab sasaran ini terutama ada pada rumah sakit selaku penyedia fasilitas, namun segala komponen yang terkait juga punya tanggung jawab yang besar terhadap Keselamatan Pasien.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
22 DAFTAR PUSTAKA
Marie Boltz. (2007). Fall Risk Assesment for Older Adults : The Hendrich II Fall Risk Model.
Morse, Janice M. (2009). Preventing Patient Fall Establishing a Fall Intervention Program Preventing Patient Falls Establishing a Fall Intervention Program., New York : Springer
Publishing Company.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
23 1.
Area Pemantauan : Mengurangi Risiko Cedera Pasien akibat terjatuh
Standard
IPSG 6: Mengurangi Risiko Cedera Pasien akibat Terjatuh
Judul Indikator
Kelengkapan Penilaian Risiko Jatuh Pasien Rawat Inap
Tipe Indikator
Struktur
Dimensi mutu
Safety
Tujuan
Berkurangnya kejadian pasien jatuh selama perawatan
Definisi Operasional
Proses
Outcome
Proses
& Outcome
Kelengkapan penilaian risiko jatuh pasien rawat inap adalah terisinya dengan lengkap Formulir Penilaian Risiko Jatuh (Skala Humpty Dumpty untuk pasien anak, Skala Morse untuk pasien dewasa, Skala Geriatri untuk pasien geriatri) untuk seluruh pasien baru rawat onap (dalam 24 jam pertama). pertama).
Alasan / implikasi / rasionalisasi
JCI Accreditation Standard for Hospitals 4 th ed.
Frekuensi Pengumpulan data
Setiap bulan
Periode Analisa data & Pelaporan
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim Safety. Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisa oleh Tim Mutu setiap bulan, kemudian data akan dilaporan kepada Direktur. Secara umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh Tim Mutu.
Numerator
Jumlah pasien baru rawat inap yang dikaji risiko jatuh lengkap dalam 24 jam.
Denominator
Jumlah pasien baru rawat inap.
Formula
Jumlah pasien baru rawat inap yang dikaji risiko jatuh lengkap dalam 24 jam / jumlah pasien baru rawat inap x 100%
Standar
100% Medical Record (total sampling)
Sumber Data
Inklusi : Eksklusi :
Area
Instalasi Gawat Darurat, Unit Medikal/Surgikal (Rawat Inap)
Pelayanan
Penanggung Jawab Pengumpul data/PJ
Sub komite sasaran Keselamatan Pasien
Intensif
dan
Unit
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
24 Kertas Kerja Indikator
:
Rekapitulasi Kelengkapan Kelengkapan Penilaian Risiko Jatuh Pasien Rawat Inap
Ruang
:
..........................................
Bulan/Tahun Bulan/Tahun
:
..........................................
Target
:
100%
No
Variabel
1.
Jumlah pasien baru rawat inap yang dikaji risiko jatuh lengkap dalam 24 jam.
2.
Jumlah pasien baru rawat inap Hasil =
Jumlah No.1 Jumlah No. 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 13 14
15 16
17 18
19 20
21
22 23 24
25
26 27
28 29
30 31
X 100 = ............... %
Pengumpul Pengumpul Data Ruang ...............
(...........................................)
Pengurangan Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017
25
Jlh
25
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh RSUD Kotabaru 2017