UNIVERSITAS INDONESIA
DAMPAK PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI
PROPOSAL PENELITIAN
MUHAMMAD FADLI PUTRA
1206237933
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI SARJANA SISTEM INFORMASI
DEPOK
JUNI 2015
ABSTRAK
Nama
: Muhammad Fadli Putra
Program Studi
: Sarjana S arjana Sistem Informasi
Judul
: Dampak Penggunaan E-Learning Penggunaan E-Learning terhadap terhadap Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi
E-Learning merupakan salah satu bentuk manfaat dari perkembangan teknologi informasi yang diterapkan dalam bidang pendidikan. Sejak pertama kali ditemukan, e-learning terus terus mengalami perkembangan hingga saat ini seiring dengan d engan berkembangnya berkembangn ya teknologi informasi dan penelitian di bidang e-learning tersebut. Begitu juga halnya dengan penulis sendiri, penulis tertarik melakukan sebuah penelitian mengenai bagaimanakah dampak dari penggunaan e-learning pada pada perguruan tinggi terhadap proses pembelajaran mahasiswa di sana. Penelitian yang akan penulis lakukan diharapkan dapat menjawab dua pertanyaan yang telah penulis tentukan agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak dari penggunaan e-learning terhadap proses pembelajaran di perguruan tinggi. Pertanyaan pertama yaitu bagaimanakah dampak penggunaan e-learning terhadap hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa pada perguruan tinggi. Kemudian pertanyaan kedua adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesuksesan dari penggunaan e-learning tersebut. tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Proses wawancara dan observasi akan dilakukan kepada mahasiswa dan dosen dari 4 perguruan tinggi negeri di Indonesia yang telah menerapkan sistem e-learning . Kemudian untuk lebih memantapkan proses penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian, penulis akan melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen penelitian sejenis yang telah ada sebelumnya Kata Kunci : E-Learning , perguruan tinggi, pembelajaran, dampak, mahasiswa, penelitian kualitatif, studi kasus 1
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………………… 1 DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… 2 BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………… ... 3 1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………… 3 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 8 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………. 8 1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………… ... 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………………... 9 1.6 Signifikansi Penelitian …………………………………………………………… . 9 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR ………………………………………………………… ... 10 2.1 Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi …………………………………… ……………………………………....... ....... 10 2.2 Metode Pembelajaran Konvensional …………………………………………… ……………………………………………... ... 10 2.3 Perkembangan Teknologi Informasi ……………………………………………… 12 2.4 Pengertian E-Learning ………………………………………………………… ..... 13 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………………………………… .. 15 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN …………………………………………………… ... 20 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ………………………………………………… ... 20 3.2 Tahapan Penelitian ……………………………………………………………… ... 20 3.3 Metode Pengumpulan Data ……………………………………………………… .. 24 3.4 Metode Analisis Data …………………………………………………………… ... 25 3.5 Instrumen Penelitian ………………………………………………………………. 25 BAB 4 HASIL YANG DIHARAPKAN …………………………………………………… .. 27 REFERENSI ………………………………………………………………………………… .. 28 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi terus mengalami perkembangan dan telah banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Perkembangan tersebut selalu membawa perubahan yang besar di setiap zamannya. Salah satu contoh aplikasi yang terlahir dari perkembangan tersebut adalah electronic learning atau yang lebih dikenal dengan istilah e-learning. E-Learning merupakan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan me nggunakan media elektronik atau memanfaatkan teknologi informasi yang ada sehingga menjadikan proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Dewasa ini penggunaan e-learning semakin banyak diminati oleh lembaga-lembaga pendidikan. Berdasarkan kepada hasil studi yang dilakukan oleh EDUCAUSE Center for Analysis and Research (ECAR) Research (ECAR) pada tahun 2013 [1], tampak bahwa hampir semua institusi (sekitar 98%) pada saat ini setidaknya memiliki satu departemen, unit, atau program studi yang memiliki minat yang besar terhadap e-learning (terlihat pada gambar 1). Minat terhadap e-learning memiliki arti bahwa institusi tersebut institusi tersebut telah menggunakan media online online sebagai konten pembelajaran di kelas atau bahkan telah memiliki suatu sistem kelas online online tersendiri. Lalu, ECAR juga menulis bahwa penggunaan e-learning pada perguruan tinggi akan memberikan sejumlah keuntungan baik bagi institusi atau pu n bagi mahasiswa sendiri.
Gambar 1 : Minat Institusi Pendidikan terhadap E-Learning terhadap E-Learning 3
Seiring dengan meningkatnya minat terhadap penggunaan e-learning , para saintis terus berupaya melakukan penelitian guna meningkatkan kinerja sistem e-learning terhadap hasil dari proses pembelajaran. Penelitian tersebut tidak terbatas kepada k epada pengembangan e-learning sebagai sebagai suatu sistem atau alat, akan tetapi penelitian juga dilakukan untuk mencari tahu mengenai dampak dari penggunaan e-learning terhadap proses pembelajaran dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan dari e-learning tersebut. tersebut. Meilun Shih, Jui Feng, dan Feng, dan Chin-Chung Chin-Chung Tsai dalam paper dalam paper mereka mereka [2] melakukan analisis konten terhadap pada 5 jurnal indeks sitasi ilmu sosial (yaitu: Computers and Education, British Journal of Educational Technology, Innova-tions in Education and Teaching International, Educational Technology Research & Development, dan Journal dan Journal of Computer Assisted Learning ) yang keluar pada tahun 2001 hingga 2005. Mereka ingin melihat bagaimanakah tren penelitian di bidangebidang elearning di kalangan para saintis. Hasilnya mereka menemukan bahwa 444 dari 1027 artikel yang diterbitkan memilki topik di bidang e-learning . Berikit tabel hasil rincian lebih lanjut dari dari analisis yang mereka lakukan serta gambar grafiknya. Tabel 1 : Banyaknya Artikel yang Memiliki Topik di Bidang E-Learning pada Tahun 2001-2005
Gambar 2 : Persentase dari Artikel yang Memiliki Topik di Bidang E-Learning pada Tahun 2001-2005 4
Di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang menerapkan e-learning, terutama pada kampus-kampus besar seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan lain-lain. Kebanyakan sistem e-learning yang ada pada kampus-kampus tersebut bersifat melengkapai perkuliahan tatap muka yang dilakukan di kelas. kel as. Sistem e-learning tersebut tersebut berisi materi-materi kuliah serta tempat pengumpulan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Pada Universitas Indonesia (UI), sistem e-learning tersebut tersebut dinamai dengan Student Centered E Learning Environment yang lebih dikenal dengan nama Scele (terlihat pada gambar 2). Kemudian di Institut Teknologi Bandung (ITB), sistem e-learning di sana dinamai dengan Blended Learning (terlihat pada gambar 3). Lalu pada Universitas Gadjah Mada (UGM), sistem e-learning di sana dinamai dengan E-Learning System for Academic Community atau yang dikenal dengan Elisa (terlihat pada gambar 4). Terakhir, pada Institut Pertanian Bogor (IPB), sistem e-learning di sana dinamai dengan Lecture Management System System (LMS) (terlihat pada gambar 5).
Gambar 2 : Tampilan situs e-learning Universitas Indonesia
5
Gambar 3 : Tampilan situs e-learning Institut Teknologi Bandung
Gambar 4 : Tampilan situs e-learning Universitas Gadjah Mada 6
Gambar 5 : Tampilan situs e-learning Institut Pertanian Bogor
Meskipun penggunaan e-learning semakin meningkat, sayangnya tidak semua institusi mampu menggunakan e-learning dengan dengan benar dan maksimal. Misalnya saja di kampus penulis sendiri (Universitas Indonesia) belum semua fakultas atau program studinya menggunakan sistem elearning yang yang telah dikembangkan untuk perguruan tinggi tersebut. Hal tersebut bisa saja terjadi dikarenakan masih kurangnya kesadaran dari sivitas akademikanya akan pentingnya penggunaan dari e-learning beserta beserta manfaatnya. Selain itu bisa jadi juga dikarenakan kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh dosen selaku tenaga pendidik di perguruan tinggi tersebut. Keadaan seperti di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian di bidang elearning . Penulis ingin turut serta dalam menyebarkan ide penggunaan e-learning pada pada lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya perguruan tinggi. Untuk itu penulis melakukan penelitian mengenai dampak penggunaan e-learning terhadap proses pembelajaran di perguruan tinggi. Diharapkan dengan penelitian ini semakin banyak masyarakat, khususnya sivitas akademika perguruan tinggi, yang menyadari akan pentingnya penggunaan e-learning pada saat sekarang serta manfaat yang akan diperoleh ketika menggunakan e-learning tersebut. tersebut.
7
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan penulis coba jawab pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah dampak penggunaan e-learning terhadap terhadap hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa pada perguruan tinggi? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang yang mempengaruhi kesuksesan dari dari penggunaan e-learning pada perguruan tinggi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan kepada rumusan masalah yang telah penulis ajukan, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana dampak dari penggunaan sistem sistem e-learning terhadap terhadap hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa pada perguruan tinggi. 2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesuksesan dari penggunaan e-learning pada pada perguruan tinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapatkan dari hasil penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan manfaat akademis. Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat diterapkan secara langsung pada lembaga atau instansi yang terkait, dalam penelitian ini instansi yang dimaksud adalah perguruan tinggi. Sedangkan manfaat akademis merupakan manfaat yang akan diperoleh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan gambaran kepada perguruan tinggi terhadap manfaat yang akan diperoleh jika menggunakan sistem e-learning pada proses pembelajaran di sana. Selain itu dari hasil h asil penelitian ini perguruan tinggi tin ggi juga akan mengetahui faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap kesuksesan dari penggunaan suatu sistem e-learning . Dengan mengetahui kedua hal tersebut, maka diharapkan nantinya perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan dan proses pembelajaran e-learning efektif, efisien, menarik, dan mudah untuk digunakan. 8
Adapun manfaat akademis dari penelitian ini adalah memberikan kontirbusi ilmu berupa dampak dari penggunaan e-learning terhadap terhadap proses pembelajaran di perguruan tinggi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesannya. Tentunya walau sekecil apa pun kontribusi tersebut tetap akan sangat berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan riset di masa mendatang.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan pada perguruan tinggi yang sudah menerapkan sistem sisteme-learning e-learning pada pada proses pembelajaran mereka. b. Responden merupakan mahasiswa serta dosen dari perguruan tinggi yang aktif dalam menggunakan sistem e-learning yang yang diterapkan pada perguruan tinggi tersebut. c. Penelitian dilakukan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
1.6 Signifikansi Penelitian
Penelitian yang ada dengan topik terkait kebanyakan masih menggunakan bahasa Inggris dan objek penelitiannya dilakukan pada perguruan tinggi di luar negeri. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab dari kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari sivitas akademika pada perguruan tinggi di Indonesia akan pentingyan e-learning dan dampaknya terhadap proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dengan kondisi seperti di atas, maka tentunya penelitian yang akan penulis lakukan ini memiliki peranan yang cukup penting agar semakin banyak perguruan tinggi di Indonesia yang mulai menerapkan sistem e-learning pada proses pembelajaran mereka. Selain itu, dengan adanya penulis juga meneliti mengani faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dari penerapan elearning , maka diharapkan agar sistem e-learning yang diterapkan oleh perguruan tersebut dapat lebih sukses dan berhasil memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran.
9
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
2.1 Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tingkat lanjut yang bertujuan untuk menghasilkan para akademisi atau praktisi yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Sebagai suatu lembaga pendidikan, tentunya perguruan tinggi tidak bisa terlepas dari proses pembelajaran yang terjadi di sana. Proses pembelajaran pada perguruan tinggi merupakan proses pembelajaran antara dosen selaku pendidik dengan mahasiswa selaku peserta didik. Meskipun merupakan lanjutan dari lembaga pendidikan sekolah menengah, akan tetapi proses pembelajaran di perguruan tinggi sedikit berbeda dengan proses pembelajaran yang terjadi di bangku sekolah sebelumnya. Hal ini dikarenakan cara belajar b elajar mahasiswa mah asiswa pada pad a perguruan tinggi dituntut untuk lebih aktif aktif dan mandiri mandiri sedangkan untuk cara belajar siswa sekolah kebanyakan masih bergantung kepada apa yang diberikan oleh gurunya saja. Dengan adanya perbedaan cara belajar tersebut, tentunya metode pembelajaran yang dipakai pun juga tidak bisa disamakan. Pada perguruan tinggi, metode pembelajaran yang dipakai haruslah metode pembelajaran yang dapat membuat mahasiwanya mampu untuk belajar secara mandiri tanpa harus bergantung kepada apa yang diajarkan oleh dosen saja. Metode pembelajaran di perguruan tinggi juga harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang kolaboratif sekaligus kompetitif diantara mahasiswanya. Hal ini penting dikarenakan hasil penelitian L.M Regueras, Elena Verdu, Maria F. Munoz, Maria A. Perez, Juan P. de Castro, dan Maria Jesus Verdu [3] telah menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang kolaboratif dan kompetitif memberikan hasil yang lebih baik terhadap proses pembelajaran mahasiswa.
2.2 Metode Pembelajaran Konvensional
Menurut Cotte dan Milis dalam paper nya nya Bellias Dimitros [4], metode pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang berpusat kepada pengajar dimana pembelajaran dilakukan dengan sistem kuliah, diskusi, dan problem solving . Metode 10
pembelajaran ini banyak dipakai pada jenjang sekolah dasar dan menengah dikarenakan sifat siswa pada jenjang pendidikan tersebut yang masih sangat bergantung kepada guru selaku pengajar dan siswa tersebut belum bisa melakukan pembelajaran secara mandiri. Selanjutnya menurut Djamara dalam [5], pembelajaran konvensional identik dengan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Metode ceramah atau kuliah merupakan metode pengajaran dengan cara guru menyampaikan materi secara langsung kepada muridnya di dalam kelas. Metode ini memungkinkan terjadinya interaksi dua arah antara guru dengan muridnya sehingga dengan demikian membuat murid menjadi lebih cepat memahami materi pelajaran. Meskipun demikian, metode ini memiliki kekurangan yaitu pengetahuan murid hanya akan terbatas kepada pengetahuan yang dimiliki oleh guru saja jika murid tidak bertindak aktif dan belajar secara mandiri lagi. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh murid. Pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas dan bertujuan untuk mengasah kembali pemahaman murid terhadap apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Metode tanya jawab biasanya diberikan setelah metode ceramah selesai dilakukan dan sifatnya bisa berupa pertanyaan mendadak sehingga murid dituntut untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan baik. Metode memberian tugas adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Pemberian tugas diberikan kepada murid sebagai bentuk evaluasi pemahaman terhadap apa yang disampaikan guru di dalam kelas. Selain itu dengan adanya tugas ini diharapkan juga dapat membuat murid untuk lebih menjelajahi lagi berbagai literatur yang ada untuk dapat memperkaya wawasannya dan menjadikannya terbiasa untuk melakukan proses pembelajaran secara mandiri. Dalam sumber yang sama dengan pendapat Djamara sebelumnya [5], Sudjana mengatakan bahwa metode pembelajaran konvensional memiliki dua buah karakteristik. Karakteristik yang pertama yaitu pengajaran berpusat kepada bahan pengajaran. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari pengajaran konvensional adalah pengembangan daya intelektual siswa, maka pengajaran berpusat pada usaha penyampaian pengetahuan. Selain itu merupakan tugas guru untuk menyampaikan semua bahan pengajaran yang baru. Kemudian karakteristik yang kedua dari 11
metode pembelajaran konvensional adalah pengajaran berpusat kepada guru. Hal ini dikarenakan menurut konsep pengajaran konvensional proses pengajaran yang baik dinilai berdasarkan sudut pandang guru. Maksud hal tersebut adalah proses pengajaran akan dilihat berdasarkan kepada apa yang dilakukan oleh guru, bukan berdasarkan kepada apa yang terjadi dengan murid. Dengan adanya perkembangan teknologi seperti zaman sekarang, maka penggunaan metode konvensional saja tidaklah cukup untuk diterapkan pada proses pembelajaran mahasiswa di perguruan tinggi. Hal ini dkarenakan materi perkuliahan pada perguruan tinggi merupakan materi yang mendalam dan lebih kompleks dibandingkan dengan materi pelajaran yang ada pada jenjang sekolah. Dengan demikian, tentu berharap kepada apa yang disampaikan oleh dosen di kelas saja tidak akan bisa untuk mencakup semua materu tersebut. Oleh karena hal tersebut, maka proses pembelajaran di perguruan tinggi membutuhkan metode pembelajaran yang lebih aktif, mandiri, kolaboratif, dan sekaligus kompetitif. Untuk mewujudkan metode pembelajaran yang aktif, mandiri, kolaboratif, dan kompetitif, maka diperlukan pemanfaatan teknologi informasi yang ada dengan sebaik mungkin. Pada zaman sekarang, telah dikenal istilah e-learning yang menggambarkan proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan teknologi informasi. E-learning mampu menicptakan lingkungan pembelajaran yang aktif, mandiri, kolaboratif, dan kompetitif bagi mahasiswa. Meskipun demikian, tentu saja peranan metode konvensional tetap tidak bisa dihapuskan. Hal ini karena meskipun e-learning mampu mampu untuk menjadikan mahasiswa belajar secara mandiri, namun tetap diperlukan adanya proses pembelajaran tatap muka antara dosen dengan mahasiswa agar dapat dipastikan bahwa mahasiwa tidak salah dalam memahami apa yang dipelajarinya tersebut. Dengan demikian, maka metode e-learning harus tetap dilakukan secara beriringan dengan metode konvensional.
2.3 Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi informasi terus mengalami perkembangan dan telah banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Perkembangan tersebut selalu membawa perubahan yang besar di setiap zamannya. Setidaknya kita dapat membagi perkembangan tersebut ke dalam lima masa, yaitu
12
masa ditemukannya surat kabar, masa ditemukannya radio, masa ditemukannya telepon, masa ditemukannya televisi, dan masa ditemukannya in ternet. Untuk penemuan teknologi internet, internet, tentunya kita tidak bisa melepaskannya dari ditemukannya konsep jaringan komputer. Pada awalnya jaringan komputer diciptakan untuk menghubungkan komputer pada beberapa universitas dengan komputer pada badan pertahanan di Amerika Serikat yang dikenal dengan istilah ARPANET. Proyek ini didanai oleh badan pertahanan Amerika Serikat dengan tujuan untuk kepentingan militer dan pendidikan di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1982 ketika PC sudah semakin banyak digunakan, istilah internet mulai bermunculan dan penggunaannya pun mulai disebarluaskan ke seluruh dunia. Pada saat sekarang penggunaan internet telah menjadi bagian dari akitifitas kehidupan sehar-hari kebanyakan manusia. Internet banyak memberikan kemudahan dan kebermanfaatan, misalnya untuk mengirim surat, saling bertukar file, untuk pembelajaran secara online ( online (e-learning e-learning ), ), untuk keperluan hiburan (multimedia), bahkan hingga untuk aktifitas bisnis perusahaan besar pun kini tidak bisa terlepas dari penggunaan internet. Terlepas dari pro dan kontra yang ada, teknologi internet akan terus berkembang dan penggunaannya pada saat sekarang telah menjadi suatu keharusan agar kita tidak tertinggal dari bangsa lainnya di dunia ini.
2.4 Pengertian E-Learning
Electronic learning atau atau e-learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media elektronik atau memanfaatkan teknologi informasi yang yang ada agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan efisien. E-Learning efisien. E-Learning merupakan merupakan salah salah satu bentuk bentuk dari manfaat perkembangan teknologi informasi terhadap kehidupan manusia. E-Learning disebut juga dengan istilah online learning atau distance learning, walaupun ada yang mengatakan ketiga hal tersebut sebenarnya tidaklah persis sama [6]. Meskipun demikian, ketiga hal tersebut dapat kita katakana sebagai suatu hal yang hampir (jika tidak boleh dikatakan persis) sama, hanya saja berbeda perspektif dalam melihatnya saja. Albert Sangrà, Dimitrios Vlachopoulos, dan Nati
Cabrera
dalam
paper
mereka
[7]
mengelompokkan pengertian e-learning ke ke dalam 4 kategori berdasarkan kepada sudut pandang para ahli. Dalam paper Dalam paper tersebut tersebut mereka melakukan tinjauan literatur dari jurnal, buku, disertasi, 13
maupun website para ahli di bidang e-learning . Hasilnya mereka mendapatkan 4 kelompok pengertian tentang e-learning, yaitu Technology Driven Definitions, Delivery System Oriented Definitions, Communication Oriented Definitions, dan Educational Paradigm Oriented Definitions. Definitions. Pertama, pengertian e-learning berdasarkan sudut pandang teknologinya (Technology (Technology Driven Definitions). Definitions). Menurut Guri-Rosenblit, e-learning merupakan penggunaan media elektronik untuk berbagai kegiatan pembelajaran dengan tujuan mulai dari melengkapi fungsi dari kelas konvensional hingga menggantikan secara total pertemuan langsung lewat pertemuan online. online. Senada dengan hal tersebut, Marques berpendapat bahwa e-learning merupakan pendidikan jarak jaruh melalui sumber daya remote (bisa remote (bisa diakses dari jauh). Kedua, pengertian e-learning berdasarkan sudut pandang proses penyampaian sumber daya pembelajarannya
(konten
materi). Menurut
Koohang & Harman, e-learning merupakan
penyampaian pendidikan melalui berbagai macam media me dia elektronik. Kemudian Lee mengatakan juga bahwa e-learning merupakan suatu pendidikan online yang didefenisikan sebagai penyampaian pelatihan dan pendidikan secara real-time lewat internet kepada end user device. device. Pendapat yang sema juga diberikan oleh Li , Lau, & Dharmendran. Mereka mengatakan bahwa e-learning merupakan proses penyampaian pembelajaran, pelatihan, atau program pendidikan melalui alat-alat elektronik. Ketiga, pengertian e-learning berdasarkan sudut pandang sudut pandang komunikasi yang terjadi. Bermejo mengatakan bahwa
e-learning merupakan pendidikan yang menggunakan
sistem komunikasi yang terkomputerisasi sebagai lingkungan untuk berkomunikasi, bertukar informasi, dan berinteraksi antara murid dengan guru. GonzálezVi degaray mengatakan elearning sebagai pembelajaran yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi interaksi pedagogis antara murid dengan konten, murid dengan guru, atau pun murid dengan murid lainnya melalui teknologi web. web. Seiringan dengan itu, menteri komunikasi dan teknologi New Zealand meyampaikan bahwa e-learning merupakan pembelajaran yang difasilitasi dengan penggunaan alat-alat digital dan konten yang melibatkan beberapa interaktifitas, yang mencakup interaksi online diantara online diantara murid dengan guru atau murid lainnya.
14
Terakhir, pengertian e-learning berdasarkan sudut pandang paradigma pendidikan. Alonso mengatakan bahwa e-learning merupakan penggunaan teknologi multimedia yang baru dan internet untuk meningkatkan kualitas dari pembelajaran dengan memfasilitasi akses terhadap sumber daya dan layanan, seperti pertukaran (informasi) dan kolaborasi yang dilakukan dari jarak jauh. Elliss, Ginns, dan Piggott berpendapat bahwa teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan pembelajarannya. Sama dengan hal tersebut, Jereb dan Smitek menyampaikan bahwa e-learning merupakan merupakan proses pendidikan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menengahi antara pembelajaran sinkronus dengan asinkronus dan aktivitas pengajaran.
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu
Sistem e-learning tentunya tentunya juga memiliki kelemahan dan kendala untuk menerapkannya. Untuk itu, ada baiknya sebelum menerapkan e-learning terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap kelebihan, kekurangan, peluang, dan hambatan atau yang lebih dikenal dengan analisis SWOT. Oleh hal itu, Venera-Michaela, Iulia Lazar, Valentin Nedeff, dan Gabriel Lazar melakukan tinjauan literatur dalam paper mereka [8] untuk menganalisi SWOT dari sistem e-learning . Analisis mereka difokuskan kepada SWOT dari penerapan e-learning pada pada lembaga pendidikan perguruan tinggi. Pertama analisis terhadap kelebihan dari e-learning . Kelebihan yang pertama yaitu e-learning merupakan suatu teknologi dan proses yang menjadi karakteristik dari para pembelajar pada milenium ketiga ini. Kemudian e-learning merupakan sistem yang fleksibel, mudah diakses, tidak bergantung kepada geografis, dan memberikan mobilitas bagi penggunanya. Selanjutya elearning memungkinkan kustomisasi dari pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dari murid. Lalu e-learning juga e-learning juga membuat materi pembelajaran lebih menarik, mena rik, seperti penambahan gambar, grafik, video, dan animasi. Setelah itu e-learning juga e-learning juga mampu meningkatkan motivasi dari murid untuk belajar melalui tugas, penilaian, feedback secara langsung, dan penilaian formatif. Terakhir, e-learning berfokus e-learning berfokus kepada murid yang melakukan pembelajaran, bukan kepada materi atau pengajarnya.
15
Selanjutnya analisis terhadap kelemahan dari e-learning . Kelemahan pertama yaitu e-learning memiliki desain teknologi yang tidak cocok dengan komponen psikologis dari proses pembelajaran. Kemudian sifat fleksibel dan otonomi dari e-learning ibarat pisau bermata dua yang mana selain memberikan kemudahan juga bisa menjadi jebakan(godaan) baik bagi murid atau pun pengajar. Selain itu kustomisasi pembelajaran pada e-learning juga bukan merupakan hal yang mudah untuk diwujudkan. Kemudian, e-learning bisa menyebabkan ketergantungan murid atau pun guru terhadap teknologi tersebut. Hal tersebut berarti ketika sistem e-learning mengalami kendala maka suatu proses pembelajaran menjadi tergannggu atau bahkan tidak dapat dilakukan. Terakhir, e-learning dapat menyebabkan kurangnya interaksi antara murid dengan pengajar atau dengan murid lainnya. Kurangnya interaksi tersebut dapat mengakibatkan sikap kurang mengenal di antara mereka sehingga menjadikan proses pembelajaran seperti suatu transaksi jual beli saja, bukan sebagai proses penyebaran ilmu pengetahuan. Kemudian analisis terhadap peluang dari e-learning . Peluang pertama yaitu perkembangan teknologi belakangan ini memungkinkan untuk menciptakan suatu sistem e-learning yang berkualitas. Kemudian yaitu terjadinya tranformasi yang radikal dari semua aspek pada pendidikan sebagai hasil dari dinamika teknologi. Selanjutnya yaitu adanya peningkatan minta para ahli untuk mengembangkan mengemban gkan sistem e-learning yang yang lebih baik. Setelah itu adanya tren pada berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia untuk mulai menerapkan e-learning . Terakhir yaitu penggunaan e-learning mengurangi biaya yang diperlukan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran, misalnya saja tidak perlu lagi biaya untuk mencetak dokumen materi, tugas, kuis, dan ujian. Terakhir yaitu analisis terhadap hambatan atau ancaman dari e-learning . Hambatan pertama adalah kurangnya infrastruktur yang memadai (perangkat komputer, koneksi internet, server, jaringan, dan lain-lain) akan mengganggu kelancaran proses e-learning . Selanjutnya yaitu adanya sifat resisten pada sebagian orang untuk beralih kepada suatu hal yang baru. Misalnya saja seorang pengajar yang sudah tua cenderung tidak mau belajar lagi hal-hal teknis terjait dengan teknologi yang belum dia kuasai. Kemudian hambatan lainnya adalah kurangnya motivasi dan dukungan dari pihak pengambil kebijakan di uiveristas untuk mengembangkan sistem e-learning . Lalu e-learning juga membuat sebagian murid yang yang pemalas menjadi
16
tidak konsisten dalam melakukan pembelajaran, yang pada akhirnya mengakibatkan buruknya hasil pembelajaran mereka. Selain itu hal di atas, hambatan dari e-learning juga bisa berupa besarnya biaya yang dibutuhkan untuk investasi proses awal pengembangan e-learning pada suatu universitas. universitas. Biaya tersebut tidak hanya terkait hardware atau hardware atau pun software pun software yang yang digunakan, akan tetapi juga berupa biaya pelatihan yang dibutuhkan terhadap karyawan atau pengajar pada universitas untuk bisa menggunakan sistem e-learning yang baru dikembangkan. Lalu, kurang jelasnya aturan hukum maupun aturan normatif terkait keberadaan dan penggunaan sistem e-learning pada beberapa negara juga menjadi hambatan dari penggunaan suatu sistem e-learning . Terlepas dari berbagai kekurangan yang telah ditemukan pada analisi SWOT terhadap sistem elearning , tidak dapat dipungkiri bahwa e-learning telah banyak memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui dampak tersebut telah banyak para ahli yang melakukan penelitian terhadap dampak atau pengaruh penggunaan sistem e-learning terhadap hasil pembelajaran mahasiswa di perguruan tinggi. Diantaranya yaitu L.M Regueras, Elena Verdu, Maria F. Munoz, Maria A. Perez, Juan P. de Castro, dan Maria Jesus Verdu yang dalam paper mereka [9] melakukan penelitian pada mahasiwa Universitas Valladolid di Spanyol. Kemudian juga ada Tomas Moravec, Petr Stepanek, dan Petr Valenta yang dalam paper dalam paper mereka mereka [10] melakukan penelitian pada mahasiswa Universitas Ekonomi Prague di Ceko. Lalu ada juga Salem Alkhalaf, Steve Drew, dan Thamer Alhussain yang dalam paper dalam paper mereka mereka [11] melakukan penelitian terhadap mahasiswa dari dua universitas di Arab Saudi. Pertama, dalam paper dalam paper [9] [9] L.M Regueras, Elena Verdu, Maria F. Munoz, Maria A. Perez, Juan P. de Castro, dan Maria Jesus Verdu ingin mengetahui pengaruh dari competitive e-learning terhadap hasil pembelajaran dari mahasiswa perguruan tinggi. Untuk itu, mereka melakukan penelitian dengan den gan cara studi st udi kasus terhdap peserta p eserta kuliah Jaringan Komunikasi pada mahasiswa jurusan teknik telekomunikasi Universitas Valladolid di Spanyol. Mereka menggunakan sistem QUEST (Quest (Quest Environment for Self-managed Training ) pada sebagian mahasiswa tersebut lalu membandingkan hasil belajarnya dengan sebagian lagi yang tidak menggunakan QUEST. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa nilai ujian akhir dari mahasiswa yang menggunakan QUEST lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakannya.
17
Berdasarkan hasil penelitian di atas, mereka kemudian menyimpulkan bahwa penggunaan dari competitive e-learning tools memberikan dampak yang bagus terhadap pembelajaran mahasiswa. Hal tersebut karena kepuasan mahasiswa terhadap competitive e-learning tools tools (QUEST) menunjukkan tanda positif serta nilai ujian akhir mahasiswa yang menggunakan sistem tersebut lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakannya. Kedua, dalam paper dalam paper [10] Tomas Moravec, Petr Stepanek, dan Petr Valenta meneliti pengaruh penggunaan e-learning terhadap hasil tes dari peserta kuliah Law basic basic pada mahasiswa Universitas Ekonomi Prague di Ceko. Untuk itu, mereka melakukan penelitian dengan cara membandingkan hasil tes mahasiswa pada bidang yang materinya disediakan pada e-learning dengan bidang yang materinya tidak tersedia pada e-learning . Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penyedian materi pada e-learning meningkatkan kebenaran jawaban tes mahasiswa dari 43.10% menjadi 62.33%. dengan rata pertumbuhan kebenaran sebesar 19.23%. Selain hasil di atas, mereka juga menemukan bahwa kebenaran jawaban tes pada soal yang materinya tersedia pada e-learning adalah lebih tinggi dibandingkan dengan pada soal yang materinya tidak tersedia pada e-learning . Selanjutnya mereka menemukan penggunaan elearning tidak memiliki dampak negatif terhadap mahaiswa yang bergantung kepada materi yang disediakan oleh e-learning . Akhirnya berdasarkan semua hasil penelitian tersebut mereka menyimpulkan bahwa penggunaan ketersediaan meteri suatu topik pada e-learning membuat mahasiwa memiliki hasil tes yang lebih baik dibandingkan dengan tidak tersedianya materi tersebut pada e-learning . Penelitian terakhir, dalam paper [11] Salem Alkhalaf, Steve Drew, dan Thamer Alhussain melakukan penelitian terhadap pengaruh e-learning pada mahasiswa di Arab Saudi. Untuk itu, mereka menyebarkan 528 kuisioner (328 laki-laki dan 200 perempuan) pada mahasiwa Universitas Qassim dan mahasiwa Universitas King Abdul Aziz. Kuisioner tersebut disusun berdasarkan IS berdasarkan IS measurement measure ment model . Kuisoner tersebut memiliki 37 pertanyaan dan mengukur 4 dimensi, yaitu kualitas sistem, sistem, kualitas informasi, pengatuh terhadap individual, dan pengaruh terhadap pendidikan. Hasil kuisioner mereka menunjukkan bahwa 72% mahasiswa setuju atau sangat setuju bahwa sistem sistem e-learning meningkatkan kesadaran akan kebutuhan dari proses pendidikan. Kemudian juga ditemukan bahwa 71% mahasiswa mengatakan bahwa sistem e-
18
learning meningkatkan produktivitas mereka. Selanjutnya didapatkan bahwa 60% mahasiswa merasa puas atau sangat puas dengan penggunaan sistem e-learning . Berdasarkan hasil kuisioner di atas, atas, mereka akhirnya menyimpulkan bahwa penggunaan sistem penggunaan sistem e-learning memberikan memberikan dampak yang yang positif terhadap proses pembelajaran mahasiswa. Mereka juga menambahkan bahwa sistem e-learning telah telah meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menafsirkan informasi secara akurat. Selain itu, e-learning membantu menyediakan informasi yang diperlukan mahasiswa dalam membuat keputusan dengan efektif dan akurat sehingga secara dapat meningkatkan produktifitas dari proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian para ahli pada ketiga paper tersebut [9], [10], dan [11], dapat diringkas bahwa sistem e-learning memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran mahasiswa pada perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan sistem e-learning dapat dikustomisasi sehingga mampu menciptakan lingkungan yang kompetitif dan kolaboratif yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar. Selain itu semua fitur dan layanan yang tersedia pada e-learning mempermudah proses kegiatan belajar mengajar baik dari sudut pandang mahasiswa selaku murid mau pun dosen selaku pengajar. Dengan demikian, maka penerapan e-learning merupakan merupakan suatu keharusan dan menjadi langkah strategis untuk diterapkan oleh perguruan tinggi karena telah terbukti memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran.
19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Peszynski dalam disertasinya [12], pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi pada suatu situasi tertentu. Sejalan dengan pendapat Penzynski, Ellet and Beausang dalam paper mereka [13] mengatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap suatu fenomena yang terjadi pada suatu situasi di dunia ilmiah. Kemudian, menurut Zimmer dalam [14] mengatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang berfokus untuk menjelajahi secara kontekstual pengalaman hidup dari individu dan kelompok sosial. Deengan menggunakan pendekatan kualitatif tersebut, penelitian ini memiliki tipe berupa studi kasus. Menurut Eisenhardt dalam [15], studi kasus merupakan penelitian yang berofokus terhadap pemahaman dinamika kekinian dalam suatu situasi manajemen. Eisenhardt juga berpendapat bahwa studi kasus biasanya menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data, seperti analisis arsip, wawancara, kuisioner, dan observasi. Dalam penelitian ini, saya akan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi , dan analisis dokumen. Dengan menggunakan studi kasus tersebut, diharapkan nantinya hasil penelitian ini dapat dapat mengeksplorasi dan mendeskripsikan jawaban atas rumusan permasalahan yang telah dirancang dalam penelitian ini.
3.2 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan delapan tahapan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Gambar berikut menjelaskan tahapan tersebut.
20
Gambar 6 : Tahapan Penelitian
3.2.1 Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan tahap pertama yang selalu dilakukan dalam setiap kegiatan penelitian. Pada tahap ini penulis mencoba menentukan topik yang akan diteliti. Kemudian setelah mendapatkan topik, penulis lalu mempersempit topik tersebut sehingga akhirnya diperoleh rumusan masalah yang ingin diteliti. Terakhir, pada laporan penelitian tahapan ini menghasilkan bagian pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan signifikansi penelitian.
21
3.2.2 Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahapan penelitian yang dilakukan untuk memahami konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian. Studi literatur juga berguna untuk melihat hasil-hasil penelitian terdahulu sehingga membuat penulis lebih paham dan mengerti akan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian ini. Pada laporan penelitian, tahapan ini menghasilkan bagian tinjauan literatur yang merupakan hasil dari proses sintesis yang penulis lakukan terhadap berbagai karya tulis ilmiah pada bidang terkait dengan topik yang diteliti.
3.2.3 Perancangan Metodologi
Pada tahap ini penulis menyusun metodologi yang akan dilakukan untuk melakukan penelitian ini. Metodologi merupakan sekumpulan metode, prosedur, dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu penelitian. Perancangan metodologi merupakan hal yang penting dalam setiap penelitian dikarenakan perancangan yang salah akan mengakibatkan kesalahan dari hasil penelitian yang didapatkan atau bahkan tidak bisa mendapatkan hasil sama sekali. Pada laporan penelitian, tahapan ini menghasilkan bagian metodologi penelitian yang berisi pendekatan dan tipe penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan instrumen penelitian.
3.2.4 Perumusan Instrumen
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, perlu dirumuskan instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, instrumen atau teknik yang akan penulis gunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pada tahapan ini, akan ditentukan outline dari daftar pertanyaan saat wawancara, rincian poin-poin yang akan diamati saat observasi, dan penyiapan terhadap dokumen-dokumen dari penelitian terdahulu yang akan dianalisis.
3.2.5 Pengumpulan Data
Setelah merumuskan instrumen yang akan digunakan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data dari sampel yang telah dipilih sebelumnya. Pada penelitian ini 22
sampel yang penulis pilih adalah mahasiswa dan dosen dari empat perguruan tinggi negeri di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Proses wawancara akan dilakukan secara tatap muka dan responden akan diberikan pertanyaan yang bersifat terbuka (open (open ended question). question). Responden yang dipilih untuk melakukan wawancara ini memiliki syarat yaitu (minimal) pernah menggunakan sistem e-learning yang yang ada di perguruan tinggi mereka. Diharapkan dari wawancara ini akan didapatkan sekitar 100 orang responden yang akan diambil datanya untuk masing-masing perguruan tinggi yang ditentukan sebelumnya. Proses observasi penulis lakukan dengan cara mengamati dan membandingkan hasil nilai ujian kelompok mahasiswa yang menggunakan sistem e-learning dalam dalam proses pembelajaran mereka dengan kelompok mahasiswa yang tidak menggunakan sistem e-learning . Diharapkan dari proses observasi ini akan diamati sekitar 40 orang mahasiswa yang akan diamati untuk u ntuk masingm asingmasing perguruan tinggi yang ditentukan sebelumnya.
3.2.6 Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya kemudian akan dianalisis agar dapat digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan menarik kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap analisis ini adalah pemeriksaan data, pengurangan jumlah data (reduksi), pembuatan satuan-satuan dan pengkodingan, lalu terakhir membuat penafsiran.
3.2.7 Analisis Dokumen Terdahulu
Setelah dilakukan analisis terhadap data yang telah dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap dokumen penelitian terdahulu. Hal ini dilakukan sebagai suatu proses triangulasi untuk menguji ketepatan dari hasil analisis data yang telah dilakukan. Dokumen-dokumen yang dianalisis bisa saja merupakan paper merupakan paper yang telah direview direview pada pada tinjauan literatur atau merupakan dokumen lain yang maish berkaitan dengan topik yang diteliti.
23
3.2.8 Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan analisis terhadap dokumen terdahulu, maka tahapan selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Pada tahap ini akan dihasilkan jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan yang muncul pada rumusan permasalahan. Proses penarikan kesimpulan yang digunakan adalah metode induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menuju kepada hal yang bersifat umum.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Sampel yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data ini adalah dosen dan mahasiswa pada empat perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Proses pemilihan sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik purposive teknik purposive dan convenience sampling , yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang bersifat non probabilistik dan sampel dipilih secara sengaja oleh peneliti. Alasan penulis sendiri memilih empat perguruan tinggi tersebut adalah dikarenakan keempat perguruan tingi tersebut sudah cukup berpengalaman dalam menggunakan sistem e-learning dan juga masing-masing dari keempat perguruan tinggi tersebut merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Proses wawancara penulis lakukan secara secara tatap muka langsung dengan responden. Pertanyaan yang diberikan kepada responden merupakan pertanyaan yang bersifat terbuka (open (open ended question). question). Proses pemilihan responden untuk wawancra ini dilakukan dengan syarat yaitu (minimal) responden pernah menggunakan sistem e-learning yang ada di perguruan tinggi mereka. Diharapkan dari wawancara ini akan didapatkan sekitar 100 orang responden yang akan diambil datanya untuk masing-masing perguruan tinggi yang ditentukan sebelumnya. Proses observasi penulis lakukan dengan cara mengamati dan membandingkan hasil nilai ujian kelompok mahasiswa yang menggunakan sistem e-learning dalam dalam proses pembelajaran mereka dengan kelompok mahasiswa yang tidak menggunakan sistem e-learning . Diharapkan dari proses observasi ini akan diamati sekitar 40 orang mahasiswa ma hasiswa yang akan diamati untuk u ntuk masingmasing masing perguruan tinggi yang ditentukan sebelumnya. 24
Terakhir proses analisis dokumen penulis lakukan terhadap dokumen-dokumen hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti diteliti pada penelitian ini. Dokumen yang dianalisis bisa saja merupakan dokumen yang direview direview pada tinjauan literatur atau merupakan dokumen lain dengan topik sama yang dicari kemudian.
3.4 Metode Analisis Data
Proses analisis data pertama kali dimulai dengan pemeriksan terhadap data yang telah didapatkan. Pada tahapan ini diperiksa apakah setiap data yang didapatkan sudah terisi secara sempurna oleh responden atau tidak. Jika ada data yang tidak terisi secara sempurna maka data tersebut akan dipisahkan dari data lainnya yang sempurna. Setelah dilakukan pemeriksaan data, langkah selanjutnya adalah melakukan abstraksi yaitu membuat rangkuman hal-hal penting atau inti dari data yang telah didapatkan. Abstraksi bertujuan untuk membuang hal-hal yang tidak penting dari data sehingga lebih mudah untuk diproses pada langkah analisis selanjutnya. Langkah berikutnya adalah pembuatan satuan-satuan data yang akan dikategorikan. Proses pengkategorian dilakukan dengan saat melakukan pengkodingan terhadap te rhadap satuan-satuan tersebut. Di sini penulis akan menggunakan bantuan software software komputer untuk melakukan proses pengkodingan, dalam hal ini pengulis menggunakan QDA Miner. Langkah terakhir dari proses analisis data adalah membuat penafsiran terhadap data yang telah diproses sebelumnya. Dari sini proses penarikan kesimpulan akan mulai dilakukan. Proses penafsiran dilakukan dengan menggunakan teknik analisis komponensial, yaitu suatu teknik analisis yang dilakukan dengan cara identifikasi elemen kontras dalam domain yang dijadikan fokus penelitian [16]. Dalam hal ini, penulis akan memeriksa keterkaitan antara hasil pengkodingan pada pad a langkah sebelumnya dengan domain berupa kebermanfaatan e-learning e -learning pada proses pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
25
Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Wawancara akan berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka (open (open ended question) question) terkait dengan dampak penggunaan e-learning yang dirasakan oleh mahasiswa atau dosen dalam proses belajar mengajar. Observasi akan dilakukan dengan cara mengamati dan membandingkan hasil nilai ujian kelompok mahasiswa yang menggunakan sistem e-learning dalam proses pembelajaran mereka dengan kelompok mahasiswa yang tidak menggunakan sistem e-learning . Kemudian analisis dokumen dilakukan terhadap dokumen-dokumen hasil penelitian terdahulu yang memiliki topik yang sama dengan penelitian ini. Berikut daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden mahasiswa saat melakukan wawancara : 1.) Apakah e-learning mempengaruhi mempengaruhi hasil belajar Anda? 2.) Bagaimanakah dampak penggunaan e-learning tersebut tersebut terhadap proses pembelajaran Anda? 3.) Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesuksesan dari penggunaan e-learning bagi bagi Anda? 4.) Faktor apa sajakah yang menyebabkan kegagalan dari penggunaan e-learning bagi bagi Anda? 5.) Apa perbedaan yang Anda rasakan ketika menggunakan dengan ketika tidak menggunakan sistem e-learning tersebut? tersebut? Sedangkan untuk dosen, berikut daftar pertanyaan yang akan diajukan saat melakukan wawancara : 1.) Apakah e-learning mempengaruhi mempengaruhi proses mengajar Anda? 2.) Bagaimanakah dampak penggunaan e-learning tersebut tersebut terhadap proses pengajaran Anda? 3.) Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesuksesan dari penggunaan e-learning bagi bagi Anda? 4.) Faktor apa sajakah yang menyebabkan kegagalan dari penggunaan e-learning bagi bagi Anda? 5.) Apa perbedaan yang Anda rasakan ketika menggunakan dengan ketika tidak menggunakan sistem e-learning tersebut? tersebut?
26
BAB 4 HASIL YANG DIHARAPKAN
Berdasarkan kepada rumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan literatur yang telah dilakukan, maka penulis berharap bahwa setelah melakukan penelitian ini penulis akan mendapatkan hasil berupa terjawabnya permasalahan diajukan pada rumusan masalah. Berikut dua jawaban yang penulis harapkan terhadap rumusan masalah yang diajukan. 1.) Penggunaan e-learning memiliki memiliki dampak yang positif terhadap proses pembelajaran p embelajaran mahasiswa pada perguruan tinggi. 2.) Infrastruktur, keahlian IT, kemudahan penggunaan, dan motivasi belajar merupakan faktor yang mempengaruhi kesuksesan dari penggunaan e-learning.
27
REFERENSI
[1]
Jacqueline Jacqueline Bichsel. “The State of E-Learning E-Learning in Higher Education : An Eye toward Growth and Increased Access”. EDUCAUSE Center for Analysis and Research, 2013.
[2]
Meilun Shih, Jui Feng, dan Feng, dan Chin-Chung Tsai. “Research and trends in the field of elearning from 2001 to 2005: A content analysis of cognitive studies in selected journals”. journals”. Computers & Education, Vol. 51, 2008.
[3]
L.M Regueras, Elena Verdu, Maria F. Munoz, Maria A. Perez, Juan P. de Castro, dan Maria Jesus Verdu. “Effects of Competitive E-Learning E-Learning Tools on Higher Education Students: A Case Study”. IEEE Transaction Transaction on Education, Vol. 52, No. 2, Mei 2009.
[4]
Bellias Dimitrios. “Traditional Teaching Methods VS Teaching Through The Application of Information and Communication Technologies in The Accounting Field: Field: Quo Vadis?”. European Scientific Journal, Vol. 9, No. 28, Oktober 2013.
[5]
Hilda Aini Siregar. “Pengaruh Model Explicit Instruction Instruction terhadap Hasil Belajar Akuntansi
Siswa
Kelas
X
di
SMK
N
1
Binjai
T.A
2011/2012”.
http://digilib.unimed.ac.id//pengaruhmodel-explicit-instruction-terhadap-hasil-belajarhttp://digilib.unimed.ac.id//pengaruh model-explicit-instruction-terhadap-hasil-belajarakuntansi-siswa-kelas-x-di-smk-negeri-1-binjait-a-20112012-22261.html. Diakses pada 4 April 2015. [6]
Joi L. Moore, Camille Dickson-Deane, and Krista Galyen. Galyen. “e-Learning, “e-Learning, online learning, and distance learning environments: Are they the same?”. Internet and Internet and Higher Education, Vol. 14, 2011.
[7]
Albert Sangrà, Dimitrios Vlachopoulos, and Nati Cabera. “Building an Inclusive Definition of ELearning: An Approach Approach to the Conceptual Framework”. The International Review of Research in Open and Distributed Learning, Vol. 13, No. 2, 2012.
[8]
Venera-Michaela, Venera-Michaela, Iulia Lazar, Valentin Nedeff, and Gabriel Lazar. “SWOT anlysis of eelearning educational services from the perspective perspective of their beneficiaries”. Procedia – Social and Behavioral Sciences, Vol. 116, 2014. 28
[9]
L.M Regueras, Elena Verdu, Maria F. Munoz, Maria A. Perez, Juan P. de Castro, and Maria Jesus Verdu. “Effects of Competitive E-Learning E-Learning Tools on Higher Education Students: A Case Study”. IEEE Transaction on Education, Vol. 52, No. 2, Mei Mei 2009.
[10]
Tomas Moravec, Petr Stepanek, and Petr Valenta.”The influence of using e-learning e-learning tools on the results of students at the tests”. Procedia – Social Social and Behavioral Sciences, Vol. 176, 2015.
[11]
Salem Alkhalaf, Steve Drew, dan Thamer Alhussain. “Assessing the impact of e-learning e-learning systems on learners: a survey study in the KSA”. Procedia – Social and Behavioral Sciences, Vol. 47, 2012.
[12]
Konrad Janusz Peszynski. “Power and Politics in a System Implementation”, Ph.D. Dissertation, Deakin University, 2005.
[13]
Ellet dan Beausang. Beausang. “Introduction to Qualitative Research”. Research”. Gastroenterology Nursing, Vol. 25, No. 1, 2002.
[14]
Zimmer L. “Qualitative “Qualitative meta-synthesis: a question of dialoguing with texts”. texts”. Journal of Advanced Nursing, Vol. 53, No. 3, 2006.
[15]
Eisenhardt. “Building theories from case study research”. Academy of Management Review, Vol. 14, No. 4, 1989.
[16]
James P. Spradley. “The Ethnographic Interview”. New Yor k : Holt, Rinehart, and Winston.1979.
29