MAKALAH
Teknologi dan Manajemen Kewirausahaan
Dampak Lingkungan dalam Industri Mineral di Indonesia
Disusun Oleh :
Ismail Halim
270110130158
GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga tulisan ini bisa selesai. Shalawat serta salam juga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta
umat islam hingga akhir zaman. Ucapan terima kasih juga penulis berikan
kepada kedua orang penulis karena tanpa keduanya penulis takkan bisa berada
di tempat penulis sekarang menyelesaikan tulisan ini.
Tulisan ini, Dampak Lingkungan dalam Industri Mineral di Indonesia,
akan membicarakan mengenai pengaruh kegiatan pertambangan dengan lingkungan
sekitar yang dieksploitasi.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat kedepannya serta dalam tulisan ini pula kritik
dan saran diterima agar penulis sendiri juga dapat menjadi lebih baik
kedepannya.
Bandung, 18 November 2014
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar...................................................................
.......................2
Daftar
Isi.........................................................................
..........................3
Bab 1.
Pendahuluan.................................................................
..................................4
1.1 Latar
Belakang....................................................................
............................4
1.2 Tujuan
Penulisan...................................................................
.........................4
1.3 Sistematika
Penulisan...................................................................
..................4
Bab 2.
Pembahasan..................................................................
..................................5
2.1 Kegiatan
Pertambangan................................................................
....... .......... 5
2.2 Dampak Lingkungan dalam Industri Mineral di
Indonesia.............................17
Bab 3.
Penutup.....................................................................
.......................................19
3.1
Kesimpulan.................................................................
......................................19
Daftar
Pustaka...................................................................
.....................................20
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa decade terakhir, Kegiatan industri mineral telah
menjadi tulang punggung perekenomian Indonesia baik dalam bidang pemasokan
energy maupun dalam bentuk kegiatan perputaran uang di dalamnya. Indonesia
dikenal baik dengan potensi sumber daya alamnya yang melimpah dan sangat
banyak baik di Indonesia barat maupun Indonesia timur. Bahkan terkhusus
untuk batubara, Indonesia menjadi pengekspor kedua terbesar kedua di dunia
setelah Australia (Kementrian ESDM, 2014). Dalam segi perekonomian, tak
dapat dipungkiri peran besar industry mineral untuk Indonesia.
Namun, perlu diketahui bahwasanya efek yang ditimbulkan dari kegiatan
industry mineral (terutama bagian eksplorasi) sangat merusak lingkungan.
Untuk kegiatan pertambangan saja, kegiatan eksplorasi nya dilakukan dengan
pembukaan lahan serta pengerukan yang otomatis menimbulkan
ketidakseimbangan ekosistem.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai dampak lingkungan apa saja
yang diakibatkan oleh kegiatan industry mineral di Indonesia serta
bagaimana kemungkinan untuk menanggulanginya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Makalah ini adalah:
1. Mengetahui kegiatan pertambangan secara umum
2. Mengetahui dampak lingkungan dalam industry mineral di Indonesia
3. Memenuhi tugas Teknologi dan Manajemen Kewirausahaan.
1.3 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan yang meliputi: BAB I
: PENDAHULUAN meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan; BAB II : PEMBAHASAN membahas tentang kegiatan
pertambangan secara umum, mengetahui dampak lingkungan dalam industry
mineral Indonesia. BAB III : PENUTUP meliputi kesimpulan.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Kegiatan Pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan
galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).
Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep
Pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :
Penyelidikan Umum (prospecting)
Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci
Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)
Persiapan produksi (development, construction)
Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)
Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
Pengolahan (mineral dressing)
Pemurnian / metalurgi ekstraksi
Pemasaran
Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengakhiran Tambang (Mine Closure)
Untuk detil kegiatan pertambangan sendiri akan dipaparkan sebagai
berikut:
1. Prospeksi
Prospeksi merupakan tahapan awal dalam mencari bijih-bijih metal atau
mineral berharga lainnya (batubara atau nonmetal). Mineral mineral berharga
ini berada dibawah permukaan bumi oleh karena itu diperlukan cara-cara
tertentu untuk menemukannya. Metode pencariannya terbagi menjadi dua yaitu
metode langsung dan tidak langsung.
Untuk metode langsung biasanya terbatas pada cadangan permukaan
(singkapan ditemukan). Berdasarkan dari penglihatan atau pengamatan
langsung, singkapan cadangan atau dari pecahan-pecahan lepas yang mengalami
pelapukan dari singkapan tersebut. Pada metode langsung biasanya dilakukan
studi geologi beberapa data tambahan dari foto udara maupun peta topograpi
daerah tersebut.
Untuk metode tidak langsung yang mana bahan galiannya tersebunyi
biasanya digunakan berupa metode geofisika. suatu metode yang mendeteksi
kejanggalan-kejanggalan yang disebabkan adanya cadangan mineral dibawah
permukaan bumi. Metode ini biasanya menggunakan analisa gravitasi, seismik
magnetik, elektrik, elektromagnetik dan ukuran radiometrik.
Prospeksi Merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan
endapan mineral berharga yang merupakan tahap awal eksplorasi pada suatu
daerah berdasarkan data geologi, geokimia dan geofisika. Secara umum aliran
kegiatan industri pertambangan dimulai dengan tahapan prospeksi yang
kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko yang
sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko geologi. Pada
saat memasuki tahapan pre-studi kelayakan (prefeasibility study) sampai
dengan tahapan studi kelayakan (feasibility study), resiko kegagalan mulai
diperkecil.
Kegiatan eksplorasi menurut UU No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan
geologi pertambangan, yang berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap
operasi penambangan. Dasar suatu operasi penambangan ialah kepastian
geologi dan ekonomi tentang adanya suatu kuantitas (tonase atau volume)
bahan galian, yang disebut sebagai cadangan.
Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :
1. Keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,
2. Perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan
geologi, dan
3. Kemungkinan geologinya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar
letakan yang sudah diketahui.
Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak terhadap ongkos
penambangan, ditentukan antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan
galian dipermukaan maupun bawah-permukaan, variasi kuantitas terhadap
kualitas, keanekaragaman sifat teknis batuan dan sifat aliran air-tanah,
serta daya dukung batuan terhadap limbah. Komoditas sumberdaya alam umumnya
dan khususnya komoditas sumberdaya mineral, merupakan barang nyata yang
dapat memenuhi segera permintaan pasar dan dapat diukur dengan nilai uang.
Sedangkan cadangan bijih atau mineral belum merupakan barang nyata,
meskipun informasi cadangan dalam prakteknya dapat diperdagangkan, dan
tidak termasuk komoditas sumberdaya mineral. Sesudah sumberdaya mineral
diambil dari kedudukan alaminya, maka ia menjadi komoditas sumberdaya
mineral. Contoh komoditas sumberdaya mineral misalnya ialah logam
aluminium, batubara bersih yang telah ditambang.
Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam UU tahun 1967
didahului oleh adanya suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan
Umum. Penyelidikan umum ini disebutkan sebagai penyelidikan secara geologi
umum atau geofisika, di daratan, perairan, dan dari udara, segala sesuatu
dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda
adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan galian yang
ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada
tahap eksplorasi.
2. Eksplorasi Tambang
Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah
penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan
bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh
urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :
1. Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan
tujuan mencari prospek,
2. Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang
Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi
perusahaan, lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah
eksplorasi untuk kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek
sampai menentukan besarnya cadangan mineral. Sebaliknya ada beberapa
negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yang
menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan
prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Peters, 1978).
Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti
keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai
menentukan cadangan insitu hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya istilah
eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan
kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan
insitunya.
Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat
ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan
dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 :
25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu),
catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang
akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya,
studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta
geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-
proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di
lapangan.
b. Survei Dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia,
maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya
sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000).
Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih
dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini
sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari
tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan
mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara
(sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas
batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi
sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada
peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer,
altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai,
jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau
dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan
dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan
model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto
dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan
(trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut
kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur,
teodolit, BTM, dll.).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik
(prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik
maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak
yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang
bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan
ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara
mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan
cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil
(<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi
lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal)
serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan
penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan
tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga
penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan
tambang maupun prioritas bantu lainnya.
3. Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan
melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan
pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang
bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak. Feasibility
Study Merupakan kegiatan untuk menghitung dan mempertimbangkan suatu
endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan secara menguntungkan.
Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan
study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi :
1. Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian
2. Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan,
transportasi, dll
3. Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu
dilindungi, reklamasi lahan, study khusus, perizinan.
4. Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan
petrografi.
5. Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian,
perhitungan jumlah cadangan, dan kadar rata-rata.
6. Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi
7. Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan
8. Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi
9. Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah
buangan, perumahan, dll
10. Karyawan : tenaga kerja dan staff
11. Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga
kontrak jangka panjang, lahan pengganti, dll
12. Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung
tidak langsung dan biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi,
peleburan, dll
13. Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber
daya alam
14. Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang
didasarkan pada kisaran COG dan harga
Tahap perencanaan tambang yaitu :
1. Pengumpulan data, pengolahan data utama dan penunjang
2. Perencanaan tambang
3. Perencanaan penunjang tambang
Tolak ukur teknikal yaitu :
1. Penyebaran geologi (stratigrafi, struktur, dll)
2. Mutu bahan galian (sebaran kadar, kadar yang ditambang, COG,
pencampuran)
3. Pembatas geoteknik/geomekanik (kuat tekan, kuat geser, kuat tarik)
4. Pembatas hidrologi, geohidrologi (air tanah, permeabilitas)
5. Pembatas topografi (keterjalan lereng bukit)
6. Pembatas geometri endapan (ketebalan, kedalaman, jarak dan tata ruang)
7. Pembatas cara penambangan dan peralatan yang digunakan
8. Manajemen (proyek, perencanaan, operasi)
9. Teknologi penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan
4. Mine Design
Mine Design Merupakan kegiatan untuk merencanakan dan merancang suatu
tambang berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir eksplorasi endapan
bahan galian. Menurut HL. Hartman dalam introductory mining engineering
1987, ada tiga faktor merancang tambang pada perencanaan open pit yaitu :
1. Faktor alam dan geologi : kondisi hydrologi, type endapan biji,
topografi dan karakter metallurgi dari bijih maupun batuan
2. Faktor ekonomi : kadar endapan bijih, jumlah endapan bijih, SR, COG,
biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang dikehendaki, produksi rata-
rata dan kondisi pasar
3. Faktor teknik : peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, tanjakan jalan,
batas KP dan batas pit
Diagram Alir mine planning :
mine planning
TAHAPAN DESAIN DAN PERENCANAAN TAMBANG
1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)
2. Model geologi à (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.)
3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit
4. Penentuan metoda Penambangan
5. Pembuatan Layout tambang & Design
6. Perhitungan Blok Cadangan
7. Pembuatan Schedule Produksi
8. Pemilihan Alat dan type alat yang "Suitable"
9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang
10. Penentuan System Drainase
11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi
DATA DAN MODEL GEOLOGI
1. Data Geologi
a. Topography Lapangan
b. Data Bor
c. Struktur geology
2. Model Geologi
a. Penampang Geologi (Section)
b. peta Struktur, Ketebalan Dan Kualitas (2 Dimensi)
c. Model Kualitas (3 Dimensi)
3. Data Geoteknik
a. Densitas Batuan (Wet And Dry)
b. Sudut Geser Dalam
c. Kohesi
d. Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)
4. Stabilitas Lereng
Optimalisasi :
a. Tinggi Bench
b. Kemiringan Lereng : Overall Slope dan Individual Slope
c. Safety Factor
d. Geotechnical data
5. Model Hydrologi & Geohydrologi
a. Curah Hujan (Air permukaan)
b. Permeabilitas Batuan
d. Catchment Area
e. Ground water (air tanah)
5. Development
Development Merupakan kegiatan persiapan untuk penambangan dan
pengangkutan yang antara lain meliputi pembuatan lubang-lubang bukaan
kearah dan didalam endapan yang sudah pasti ada, proses yang termasuk
disini adalah semua tahapan yang diperlukan suatu tambang menuju ke
penjadwalan produksi yang lengkap seperti persiapan peralatan penambangan,
pembuatan jalan hauling, infrastruktur, konstruksi, stockpile, pelabuhan,
dll.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan persiapan penambangan adalah :
1. Faktor lokasi
2. Faktor geologi dan alam seperti topografi, ukuran, bentuk, kedalaman
bijih, mineralogy, petrografi, struktur, genesa bahan galian, kekuatan
batuan, dll
3. Faktor social, ekonomi, politik, lingkungan : demografi, keterampilan
penduduk setempat, financial, pemasaran, dll
Tahapan pekerjaan penting dalam persiapan penambangan tambang terbuka
adalah :
1. Inisiasi (inisiatif) rencana reklamasi sebagai bagian dari persyaratan
dampak lingkungan
2. Penentuan tempat penimbunan tanah pucuk (top soil) dan limbah
3. Penentuan dari pengupasan tanah penutup untuk mendapatkan jalan ke
endapan
6. Eksploitasi Tambang
Eksploitasi Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana
(manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan
pengangkutan bahan galian. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara
garis besar adalah :
1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump)
Faktor-faktor dalam pemilihan system penambangan yaitu :
1. Sifat keruangan dari endapan bijih
a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)
2. Kondisi geologi dan hidrologi
a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam
batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi
3. Sifat geomekanik\
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas,
lengas bebas, lengas bawaan)
4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
2.2 Dampak Lingkungan dalam Industri Mineral di Indonesia
Sebagian besar dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan
pertambangan adalah dampak negative seperti kerusakan lingkungan dan
sebagainya. Dampak Negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan
dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertama, usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat
mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land impact),
sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem ekologi bagi daerah
sekitarnya;
Kedua, usaha pertambangan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan
antara lain; pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan
air, limbah air, tailing serta buangan tambang yang mengandung zat-zat
beracun. Gangguan juga berupa suara bising dari berbagai alat berat,
suara ledakan eksplosive (bahan peledak) dan gangguan lainnya;
Ketiga, pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan keselamatan
kerja dan kondisi geologi lapangan, dapat menimbulkan tanah longsor,
ledakan tambang, keruntuhan tambang dan gempa.
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena
perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan)
yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah
industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia,
sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula
(Susilo, 2003).
Setiap kegiatan penambangan baik itu penambangan Batu bara, Nikel dan
Marmer serta lainnya pasti menimbulkan dampak positif dan negatif bagi
lingkungan sekitarnya. Dampak positifnya adalah meningkatnya devisa
negaradan pendapatan asli daerah serta menampung tenaga kerja sedangkan
dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk
kerusakan permukaan bumi, ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi
udara, menurunnya permukaan bumi (land subsidence), dan kerusakan karena
transportasi alat dan pengangut berat.
Karena begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
penambangan maka perlu kesadaran kita terhadap lingkungan sehingga dapat
memenuhi standar lingkungan agar dapat diterima pasar. Apalagi kebanyakan
komoditi hasil tambang biasanya dijual dalam bentuk bahan mentah sehingga
harus hati-hati dalam pengelolaannya karena bila para pemakai mengetahui
bahan mentah yang dibeli mencemari lingkungan, maka dapat dirasakan
tamparannya terhadap industri penambangan kita.
BAB 3. Penutup
2.1 Kesimpulan
Kegiatan industry mineral di Indonesia pada dasarnya membawa pengaruh
yang positif dari sisi ekonomi. Terutama untuk warga daerah asli dan pusat
karena memberikan pendapatan devisa serta membuka lapangan kerja yang baru
bagi warga sekitar. Namun sayangnya, di Indonesia masih terjadi
ketidakpekaan terhadap kondisi lingkungan daerah sekitar penambangan.
Limbah penambangan yang masih dibuang sembarangan, serta kegiatannya yang
mengganggu warga asli sekitar.
Perlu kepekaan baik pemerintah, perusahaan penambang maupun warga
sekitar dalam melindungi lingkungan tempat penambangan. Perusahaan
penambang dapat membuat CSR yang baik dalam mengelola lingkungan hasil
tambang, pemerintah dapat membuat peraturan mengikat yang mengharuskan
perusahaan penambang tidak sembarangan melakukan kegiatan pertambangan,
serta warga sekitar yang perlu turut serta menjaga peraturan dan mendukung
kegiatan-kegiatan yang bersifat melestarikan lingkungan sekitar daerah
tambang.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertambangan
http://aneka-publish.blogspot.com/2011/12/tahapan-kegiatan-
pertambangan-prospeksi.html
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/02/dampak-
negatif-pertambangan.html
http://i-makalah.blogspot.com/2012/12/makalah-dampak-penambangan-
terhadap.html