1
CASE PRESENTATION FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS DI PUSKESMAS BANGET AYU Periode 9 Agustus 2017 – 21 21 Agustus 2017 Laporan Kesehatan Masyarakat
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Bangetayu Periode Kepaniteraan 6 Agustus 2017 – 2017 – 26 26 Agustus 2017
Oleh : Jeffri Setiadi 30101306970
Pembimbing : Drs. Purwito Sugeng M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2017
FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS DI PUSKESMAS BANGET AYU Periode 9 Agustus 2017 – 21 21 Agustus 2017
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bangetayu Periodekepaniteraan 6 Agustus 2017 – 26 26 Agustus 2017
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Jeffri Setiadi 30101306970 Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai Puskesmas Bangetayu Semarang. Semarang, 26 Agustus 2017 Disahkan Oleh: Mengetahui
Pembimbing Puskesmas Bangetayu
Pembimbing Kepanitraan IKM
dr. Yuni Susanti
Drs. Purwito Sugeng M.Kes
Kepala Puskesmas Bangetayu
Kepala Bagian IKM FK Unissula
dr. Suryanto Setyo Priyadi
Dr. Siti Thomas Z., SKM, M.Kes
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus mengenaiManajemen Obat di Puskesmas Bangetayu Semarang. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data tentang Manajemen Obat Puskesmas Bangetayu Semarang. Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
dr. Suryanto Setyo Priyadi, selaku Kepala Puskesmas Bangetayu yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bangetayu Semarang.
2.
dr. Yuni Susanti selaku pembimbing di Puskesmas Bangetayu yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bangetayu Semarang.
3.
Ibu Nur Hasanah yang memberikan arahan pengerjaan laporan ini
4.
Mas M. Abu Hasan yang selalu memberikan data yang diperlukan
5.
Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Bangetayu atas bimbingan dan kerjasama yang telah diberikan.
iii
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Manajemen Obat di Puskesmas Bangetayu Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak. Semarang, 26 Agustus 2017
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined. PRAKATA ....................................................................................... ............................ iii DAFTAR ISI ................................................ ................................................................. v BAB I PENDAHULUAN .............................................. ............................................... 1 1.1
Latar Belakang ................................................... ............................................... 1
1.2
Rumusan masalah ............................................... ............................................... 2
1.3
Tujuan ............................................... ................................................................. 2
1.4
Manfaat............................................. ................................................................. 2 1.4.1
Bagi Dokter Muda ................................................................................... 2
1.4.2
Bagi Puskesmas Bangetayu................................ ..................................... 3
BAB II ANALISA SITUASI ........................................................................................ 4 2.1
2.2
Cara pengamatan ........................................................................... .................... 4 2.1.1
Tempat Pengamatan ............................................................ .................... 4
2.1.2
Waktu Pengamatan.................................................................................. 4
Hasil Analisa Situasi ................................................... ...................................... 5 2.2.1
Struktur organisasi sub bagian tata usaha dan pengelolaan sumber daya
manusia. ................................................................................................................ 5 2.2.2
Pengendalian rekam medis .................................................. .................... 7
2.2.3
SIMPUS .............................................................................. .................... 7
2.2.4
Pengimplementasian Program SIMPUS ................................................. 8
2.2.5
Persyaratan Perangkat Keras ............................................... .................... 9
BAB III PEMBAHASAN .............................................. ............................................. 10 3.1
Prioritas Masalah ................................................ ............................................. 12 3.1.1
Urgency ................................................................................................. 13
3.1.2
Seriousness ............................................... ............................................. 13
3.1.3
Growth .................................................................................................. 13
v
3.1.4
Total table USG..................................................................................... 14
3.2
Urutan Prioritas Masalah ................................................................................. 14
3.3
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis: .......................................................................................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 18 4.1
Kesimpulan................................................. ..................................................... 18
4.2
Saran ................................................. ............................................................... 19
BAB V................................................. ........................................................................ 20 PENUTUP ................................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .............................................................. ................................... 21 LAMPIRAN ................................................. ............................................................... 22
vi
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Rekam rnedis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang idenntas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Di Puskesmas Bangetayu sudah terdapat SOP yang mengatur tentang Pengendalian rekam medis yang mengatur tentang pengedalian Rekam Medis Salah satu isi SOP rekam medis di Puskesmas Bangetayu tertulis bahwa rekam medis harus kembali 1 jam maksimal sebelum pelayanan berakhir tetapi dalam kenyataan rekam medis sering terlambat, jam pelayanan di puskesmas bangetayu dimulai dari jam 08.00 – 14.00 seharusnya semua rekam medis kembali pukul 13.00 tetapi ada beberapa rekam medis yang belum kembali pukul 13.00 sehingga bagian rekam medis dan bagian pelayanan jam kerjanya bertambah. Keterlambatan pengembalian rekam medis disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah proses penginputan simpus di Puskesmas Bangetayu. Kurangnya pegawai puskesmas juga merupakan salah satu faktor yang memeperlambat pengisian simpus sehingga rekam medis yang digunakan untuk mengisi simpus terlambat kembali. Tidak semua pegawai puskesmas mau melakukan penginputan simpus karena tidak ada aturan yang tertera untuk mewajibkan semua pegawai melakukan input simpus hanya pegawai tertentu
yang melakukan simpus terus menerus sehingga jika pegawai tersebut tidak di Puskesmas Bangetayu maka rekam medis akan terbengkalai karena simpus tidak segera diinput. Perangkat keras yang terbatas juga menghambat penginputan simpus sehingga rekam medis terlambat. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk membahas faktor yang membuat pengembalian rekam medis terlambat 1.2
Rumusan masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka diambil sebuah rumusan masalah “Faktor penyebab keterlambatan pengembalian rekam medis?” 1.3
Tujuan 1.3.1
Tujuan Umum
- Untuk mengetahui Faktor penyebab keterlambatan pengembalian rekam medis di puskesmas bangetayu 1.3.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui masalah penginputan SIMPUS b. Untuk mengetahui masalah tentang manajemen rekam medis di Puskesmas Bangetayu 1.4
Manfaat 1.4.1
Bagi Dokter Muda
a. Meningkatkan pengetahuan tentang SIMPUS b. Meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis
2
1.4.2
Bagi Puskesmas Bangetayu
a. Dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pelayanan di puskesmas Bangetayu b. Meningkatkan efisiensi SDM di puskesmas Bangetayu
3
BAB II ANALISA SITUASI 2.1
Cara pengamatan 2.1.1
Tempat Pengamatan
Lokasi pengamatan adalah Puskesmas Bangetayu Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui teknik in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas, bagian administrasi, dan penanggung jawab ruang rekam medis. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Informan yang dipilih adalah yang mengetahui permasalahan dengan jelas sehingga dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar (Notoatmojo, 2005). 2.1.2
Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada selama 14 saat jam kerja di Puskesmas Bangetayu Semarang Waktu pengamatan pada tanggal 9 Agustus 2017 s.d. 21 Agustus 2017.
4
2.2
Hasil Analisa Situasi 2.2.1
Struktur organisasi sub bagian tata usaha dan pengelolaan sumber daya manusia.
Pada Puskesmas Bangetayu, terdapat tim khusus yang menangani bagian tata usaha, dimana dibagi menjadi bagian pendaftaran dan bagian rekam medis, dan kepala puskesmas sebagai penanggung jawab. Struktur organisasi dan pembagian tugas untuk bagian tata usaha di Puskesmas Bangetayu sudah baik, setiap petugas memegang tanggung jawab sesuai tugas dan perannya masing-masing, mulai dari koordinator hingga pelaksana, semua sudah diatur dan terstruktur dengan baik dan hampir semua anggota di bagian tata usaha dapat melengkapi pekerjaan satu dengan yang lain sehingga untuk bagian tata usaha tidak ada masalah
5
PENGORGANISASIAN RUANG LOKET
KEPALA PUSKESMAS dr. SURYANTO SETYO PRIYADI
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA NURKHAYATI
KOORDINATOR PENDAFTARA
KOORDINATOR REKAM MEDIS
NUR HASANAH
M. ABU HASAN
PELAKSANA LOKET PENDAFTARAN
PELAKSANA PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. M. ABU HASAN
NUR HASANAH 2. NUR HASANAH
PELAKSANA CUSTOMER SERVICE
PELAKSANA DISTRIBUSI
M. ABU HASAN
M. ABU HASAN
Bagan 2.1 Struktur Pengorganisasian Ruang Loket
6
2.2.2
Pengendalian rekam medis
Untuk pengendalian rekam medis sudah terdapat SOP yang mengatur tentang rekam medis di Puskemas Bangetayu mulai dari kelengkapan identitas pasien, diagnosa pasien, riwayat pasien, dan terapi pasien. Pembuatan rekam medis juga disertai F amily F older dan SOP Pengendalian Rekam Medis dapat dilihat di Lampiran 1.3 2.2.3
SIMPUS
Program SIMPUS tidak dapat memberikan keluaran yang valid apabila tidak ada kedisiplinan dalam masukan data. Untuk itu, data-data yang ada harus diisikan dengan teratur dan teliti. Dalam satu puskesmas, sedapat mungkin minimal dua orang staff mengerti cara penggunaan dari SIMPUS, sehingga data akan tetap dapat diisikan apabila salah satu berhalangan hadir. Langkah-langkah implementasi di puskesmas, sdeapat mungkin merupakan satu kesatuan langkah yang melibatkn semua staf yang terkait, dari staf di bagian pendaftaran, staf bagian obat sampai staf untuk entry data. Hampir seluruh karyawan dapat di Puskesmas BangetAyu dapat melakukan SIMPUS tetapi hanya beberapa pegawai yang sering memasukan SIMPUS sehingga pegawai tersebut yang hampir selalu memasukan SIMPUS sehingga jika pegawai tersebut cuti, berhalangan hadir atau telat untuk menginput SIMPUS, selain hal tersebut tidak ada tat acara alur pengisiam SIMPUS juga memperlambat
7
kembalinya Rekam Medis ke Ruang Rekam Medis yang seharusnya Rekam Medis kembali maksimal 1 jam sebelum jam kerja berakhir dan sering menumpuk di POLI, berikut adalah jumlah keterlambatan rekam medis dari tanggal 9 agustus 2017 – 21 Agustus 2017 : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tanggal Jumlah pasien RM terlambat 9 Agustus 2017 140 30 10 Agustus 2017 101 11 11 Agustus 2017 81 8 12 Agustus 2017 111 15 14 Agustus 2017 131 22 15 Agustus 2017 110 20 16 Agustus 2017 118 15 18 Agustus 2017 138 25 19 Agustus 2017 107 22 21 Agustus 2017 140 38 Jumlah 1177 206 Tabel 2.0.1 Jumlah Keterlambatan pengembalian Rekam medis 2.2.4
Persen 21 % 10 % 9.8 % 13 % 16 % 18 % 13 % 18 % 20 % 27 % 17.5 %
Pengimplementasian Program SIMPUS
Ada 3 aspek dalam pengimplementasian program SIMPUS yang harus diterapkan : 1. Membentuk Team Informasi Puskesmas Di Puskesmas BangetAyu belum terdapat Team Khusus Informasi Puskesmas dan bagian ini dirangkap oleh Bagian Pengorganisasian Ruang Loket ini disebabkan kurangnya pegawai di Puskesmas Bangetayu. Proses ini juga terhambat jika beberapa pegawai ada program keluar.
8
2. Melakukan pendataan data dasar untuk wilayah kerja puskesmas Koding untuk data dasar di Puskesmas Bangetayu mulai dari data lokasi, data informasi, data desa, data petugas medis, data pekerjaan , data jenis pasien, dan beberapa data dasar lainnya sudah sesuai 3. Melakukan evaluasi alur data secara manual, bila perlu lakukan perubahan alur pemeriksaan pasien Di Puskesmas Bangetayu sudah terdapat evaluasi alur data secara manual dengan adanya buku yang digunakan untuk mecatat pelaporan secara manual. 2.2.5
Persyaratan Perangkat Keras
Untuk perangkat keras di Puskesmas Bangetayu spesifikasi sudah sesusai dengan rekomendasi untuk program SIMPUS tetapi terbatasnya perangkat keras tersebut membuat proses Input SIMPUS menjadi lama karena setiap bagian hanya ada 1 perangkat sehingga jika ingin memasukan SIMPUS harus 1 persatu sehingga jika ingin harus bergantian.
9
BAB III PEMBAHASAN
SIMPUS yang merupakan kewajiban yang harus dilakukan P USKESMAS baik secara elektronik maupun non elektronik. Kewajiban tersebut menghambat pengendalian rekam medis dikarenakan pengisian SIMPUS yang harus menggunakan rekam medis yang merupakan data yang valid untuk mengisi SIMPUS. Keterlambatan di pengembalian Rekam Medis di Puskesmas Bangetayu yang diakibatkan oleh kewajiban penginputan SIMPUS yang ada di PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 dikarenakan karena tidak ada peraturan yang mengatur tentang alur penginnputan SIMPUS yang ada Dipuskemas Banget ayu. Kekurangan akan Perangkat keras untuk input simpus juga merupakan masalah yang menyebabkan keterlambatan pengembalian rekam medis. Standar jumlah untuk Perangkat keras yang digunakan untuk input SIMPUS masih belum ada sehingga perkiraan biaya untuk penambahan alat juga sulit dilakukan karena Puskesmas Bangetayu dana operasional didapatkan dari negara sehingga laporan harus benar dan akurat Kekurangan pegawai dan tidak adanya tim khusus yang menangani SIMPUS merupakan salah satu faktor dari keterlambatan tersebut. Kekurang pegawai ini bisa diketahui dari jumlah pegawai Puskesmas BangetAyu yang belum sesuai dengan PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 setelah dihitung berdasakan berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah 10
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
NO
JENIS SDM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kepala Puskesmas Dokter Dokter Gigi Apoteker Perawat Bidan Perawat Gigi HS Analis Ahli Gizi AA Ka. Sub Bag. T.U. Epidemiologi Penyuluh Rekam Medis Pengemudi Administrasi Pet.Kebersihan Penjaga Malam Pramusaji Tukang Kebun Jumlah
SDM YANG ADA 1 4 1 1 6 6 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 4 0 0 0 0 32
KEBUTUHAN SDM MENURUT PUSKESMAS BANGET AYU 1 6 1 1 10 10 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 6 5 2 1 2 60
Tabel 3.1 Jumlah SDM yang ada di Puskesmas Bangetayu
11
3.1
Prioritas Masalah
Prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan kriteria sebagai berikut: Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan 3 Kelompok kriteria : 1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency) Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin mendesak untuk ditanggulangi. 2.
Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness) Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif berapa rupiah, orang dll.
3.
Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth) Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan. Semakin berang masalah, semakin diprioritaskan.
12
3.1.1
Urgency
No
Permasalahan
Nilai Skor U
3.1.2
1
Tidak ada aturan yang mengatur tentang SIMPUS
3
2
Kekurangan dari Perangkat Keras untuk SIMPUS
1
3
Kekurang tenaga ahli SIMPUS
2
Seriousness
No
Permasalahan
Nilai Skor U
3.1.3
1
Tidak ada aturan yang mengatur tentang SIMPUS
3
2
Kekurangan dari Perangkat Keras untuk SIMPUS
1
3
Kekurang tenaga ahli SIMPUS
2
Growth
No
Permasalahan
Nilai Skor U
1
Tidak ada aturan yang mengatur tentang SIMPUS
3
2
Kekurangan dari Perangkat Keras untuk SIMPUS
2
3
Kekurang tenaga ahli SIMPUS
1
13
3.1.4
Total table USG
No Permasalahan
U S G TOTAL
1
3
3
3
9
I
1
1
2
4
III
2
2
1
5
II
Tidak ada aturan yang
PRIORITAS
mengatur tentang SIMPUS 2
Kekurangan dari Perangkat Keras untuk SIMPUS
3
Kekurang tenaga ahli SIMPUS
3.2
Urutan Prioritas Masalah
1.
Tidak ada aturan yang mengatur tentang SIMPUS
2.
Kekurang tenaga ahli SIMPUS
3.
Kekurangan dari Perangkat Keras untuk SIMPUS
14
3.3
Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis:
MAN
METHODE
MONEY
Tenaga yang
Kurangnya
menginput SIMPUS
anggaran untuk
Belum ada peraturan
sangat kurang dan
penambahan
yang mengatur
tidak sebanding
pegawai dan
tentang SIMPUS
dengan kunjungan
perangkat keras
Input Simpus yang mengakibatkan keterlambatan pengembalian rekam medis
Kurangnya perangkat Keras untuk simpus
MACHINE
MATERIAL
15
MARKET
No
1
Kegiatan
Membuat SOP dan alur pengisian SIMPUS
Tujuan
Sasaran
Lokasi
Pelaksana
Agar Semua Puskesmas Kepala pengisian pegawai di Banget Ayu Puskesmas SIMPUS tidak Puskesmas menghambat Bangetayu pengembalian Rekam Medis
16
Waktu
Agustus 2017
Pendanaan
-
Metode
Musyawarah pembuatan SOP Rekam Medis
Tolak ukur proses
Tolak ukur hasil
Rekam Medis tidak akan terlambat masuk ke ruangan rekam medis lagi
Rekam medis kembali pada hari itu juga
2
Melakukan advokasi untuk menambah Perangkat Keras
Proses Input Rekam medis ke simpus yang lebih cepat
3
Melakukan Ada yang advokasi bertanggung untuk jawab menambah mengenai ketenagaan SIMPUS khusus sistem informasi
Kepala Puskesmas Puskesmas Bangetayu
Kepala Puskesmas
Agustus 2017
Kepala Puskesmas Puskesmas Bangetayu
Kepala Puskesmas
Agustus201 7
17
RAPBD
-Mengajukan Pendanaan ke Pemerintah Daerah
Setiap Meja periksa sudah tersedia perangkat keras sehingga simpus dapat langsung diinput saat pemeriksaa n
Tidak ada saling menunggu menggunaka n komputer
Mencari ketenagaan baik ASN maupun Non ASN
Ada petugas SIMPUS yang bisa berjalan menangani lebih baik SIMPUS dan tidak kapanpun memperlamb tanpa at rekam Halangan medis
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan
a) SIMPUS
di
Puskesmas
Bangetayu
sudah
memenuhi
syarat
PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 yaitu: (1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi Puskesmas. (2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan secara eletronik atau non elektronik. (3) Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup: a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya; b. survei lapangan; c. laporan lintas sektor terkait; dan d. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. b) Keterlambatan Pengembalian Rekam medis di Puskesmas Bangetayu dikarenakan ada 3 hal yaitu : a. Tidak ada peraturan yang mengatur tentang SIMPUS b. Kurangnya ketenagaan khusus untuk bertanggunjawab terhadapa sistem informasi Puskesmas c. Kurangnya Perangkat Keras sehingga memperlambat proses Input SIMPUS
18
4.2
Saran
a)
Mengadakan rapat untuk membahas aturan pelaksaan SIMPUS sehingga didapatkan SOP tentang SIMPUS.
b)
Membentuk Tim Khusus Sistem Informasi Puskesmas.
c)
Menambah Perangkat keras agar penginputan SIMPUS menjadi lebih cepat dan mempermudah pengolahan Rekam Medis sehingga akan menjadi Puskesmas Paperless
19
BAB V PENUTUP
Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang permasalahan SIMPUS di Puskesmas Bangetayu. Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena dokter juga berperan sebagai manajer. Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Bangetayu.
20
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Profil Puskesmas Bangetayu tahun 2017 Peraturan Menteri Kesehatan Republik 269/MENKES/PER/III2008 Tentang Rekam Medis Buku Pentunjuk Penggunaan Aplikasi Komputer SIMPUS
21
Indonesia
Nomor
LAMPIRAN Lampiran 1.1 RENCANA SOP SIMPUS
1.
Pengertian : SIMPUS adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.
2.
Tujuan : Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk proses
penginputan SIMPUS di Puskesmas Bangeayu 3.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Bangetayu Nomor XXX/XXXX Tanggal 26 Agustus 2016
4.
Referensi : PERMENKES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014
5. 6.
Alat dan Bahan 1.ATK 2. Komputer Prosedur
1.
Petugas pendaftaran mengisi SIMPUS sesuai dengan formulir rekam medis dengan lengkap, yaitu:
a) Nomer rekam medis (terdiri dari 8 digit) b) Nama pasien (Ejaan sesuai KTP KK). c)
Tempat & Tanggal lahir
22
d)
Alamat
e) Nomor NIK / Asuransi 2.
Petugas pendaftaran menulis tanggal berkunjung di kolom tanggal SIMPUS dan memberi kode cara bayar.
3.
Petugas poli mengisi SIMPUS hasil pemeriksaan yang tertera di Rekam Medis : a) Menginput diagnosa/hasil pemerisaan b) Menginput tindakan c) Memberikan nama terang petugas
4.
Petugas Farmasi menginput SIMPUS hasil pemeriksaan yang meliputi a) Menginput kode obat b) Menginput jumlah obat PENGISIAN SIMPUS
1. Semua pegawai Puskesmas wajib untuk bisa dan melaksanakan SIMPUS
2. Petugas yang berhak untuk menginput SIMPUS meliputi : a) Dokter b) Dokter Gigi
23
c) Perawat d) Bidan e) Bagian pendaftaran f) Bagian Farmasi 3. SIMPUS diisi setelah pemeriksaan dilakukan agar rekam medis dapat segera kembali. 4. Semua tindakan dan pelayanan yang diberikan kepada pasien dan tercatat dalam SIMPUS diberi tanggal, tanda tangan dan nama terang petugas kesehatan.
24
Lampiran 1.2 ALUR PENGISIAN SIMPUS
Pasien datang ke loket pendaftaran agar dibuatkan atau dicarikan rekam medis miliknya dan diinput
Rekam Medis kembali ke bagian pendaftaran
SIMPUS pertama kali diisi di bagian pendaftaran
Data masuk ke sistem dan siap untuk diisi di poli
Folder Rekam medis dikirim di poli untuk memudahkan pengisian
BP
GIGI
KIA
Pemeriksaan dilakukan dan
Resep diberikan ke pasien untuk di
SIMPUS diisi setelah pemeriksaan
serahkan ke bagian farmasi
Petugas Loket setiap 2 jam
Bagian farmasi menginput
mengecek ke BP, GIGI, dan KIA
SIMPUS terlebih dahulu sebelum
untuk mengambil rekam medis
Pasien pulang membawa obat
25
Lampiran 1.3 SOP PENGENDALIAN REKAM MEDIS
26
27
28
29
30