CONTOH KARYA ILMIAH PERMAINAN MEMBACA DAN MENULIS DI TAMAN KANAK-KANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan Pra sekolah yang terdapat di jalur-jalur pendidkan sekolah (PP No.27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan Pra sekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/ perilaku, keterampilan dan Intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar.
Pandangan ini mengingatkan bahwa TK merupakan lembaga pendidikan Pra Sekolastik atau Akademik dengan demikian, TK tidak mengemban tangggung jawab utama lembaga pendidikan sekolah dasar.
Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dan terlaksana dalam praktek kependidikan TK dan Sekolah Dasar di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab pengembangan kemampuan sekolastik (akademik) dari Sekolah Dasar ke Taman Kanak-Kanak terjadi dimana-mana, baik secara terang-terangan maupun terselubung. Banyak Sekolah Dasar (umumnya Swasta dan sebagian Negara) seringkali mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan menggunakan konsep akademik, terutama tes membaca dan menulis. lembaga pendidikan sekolah dasar seperti ini sering pula dianggap sebagai lembaga pendidikan "Berkualitas dan Bonafit".
Peristiwa pendidikan praktik pendidikan seperti itu mendorong lembaga pendidikan Tamak Kanak-Kanak maupun Orang Tua berlomba mengajarkan kemampuan akademik membaca dan meulis dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di Sekolah Dasar. Akibatnya, tidak jarang Taman Kanak-Kanak tidak lagi menjadi taman yang indah, tempat bermain dan berteman banyak tetapi beralih fungsi menjadi "Sekolah" TK dalam makna menyekolahkan secara dini pada anak-anak. Tanda tandanya terlihat pada pentargetan kemampuan akademik membaca dan menulis, proses belajar mengajar mengadopsi sekolaj dasar dan bentuk penugasan-penugasan pekerjaan rumah pada anak-anak.
Kondisi ini justru diperparah oleh desakan Orang tua agar anak-anak di TK diajarkan membaca dan menulis agar bisa memasukan anaknya ke sekolah dasar bonafit atau favorit.
Mengajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan Pra Sekolah atau Pra Akademik serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan TK sebagai sebuah taman bermain, sosialisasi dan pengembangan berbagai kemampuan seperti pengembangan kecerdasan emosi, motorik, disiplin/ tanggung jawa, konsep diri dan akhlak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek membaca dan menulis dapt disusun dan dikembangkan berbagai bentuk permainan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menimbulkan masalah yang dihadapi.
1. Bagaimana cara pendekatan permainan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak.
2. Metode apa saja dalam mengembangkan permainan membaca dan menulis.
3. bagaimana Pelaksana Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak.
C. Tujuan
Pengembangan membaca dan menulis melalui berbagai bentuk permainan di Taman Kanak-kanak bertujuan :
1. Mendeteksi/ melacak kemampuan awal membaca dan menulis awal.
2. Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berbagai hal melalui berbagau bentuk gambar dan permainan.
3. melatih kelenturan motorik halus agar melalui berbagai bentuk permainan oleh tangan dalam rangka mempersiapkan anak mampu membaca dan menulis.
D. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini tentang kemampuan-kemampuan yang diharapkan di capai dalam program kegiatan belajar yang relevan.
Berbagai kemampuan dalam program kegiatan belajar dapat disusun dan disekelompokan dalam permainan membaca dan menulis sebagai berikut :
1. Permainan Membaca
a. Kemampuan mendengar
b. Kemampuan melihat dan memahami
c. Kemampuan berbicara
d. Membaca gambar
2. Permainan Menulis
a. Persiapan menulis
b. Bentuk tulisan
c. Pengembangan materi, metode
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Bahasa dan Motorik Anak TK
Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang telah memiliki kemampuan berbahasa yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa ini tidak selalu didominasi oleh kemampuan membaca saja tetapi juga terdapat sub potensi lainnya yang memiliki peranan yang lebih besar seperti penguasaan kosakata, pemahaman (mendengar dan menyimak) dan kemampuan berkomunikasi.
Perkembangan kemampuan berbahasa anak ditandai oleh berbagai kemampuan sebagau berikut :
1. Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.
2. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata Tanya dan kata sambung.
3. Menunjukan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
4. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana.
5. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Perkembangan potensi tersebut muncul ditandai oleh berbagai gejala seperti senang bertanya dan memberikan informasi tentang berbagai hal, berbicara sendiri dengan atau tanpa menggunakan alat, mencoret-coret buku atau dinding dan menceritakan sesuatu yang fantastic. Gejala-gejala ini meruapakan pertanda munculnya kepermukaan berbagai jenis potensi tersembunyi menjadi potensi tampak.
Secara khusus, perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap Fantasi
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berfikir bahwa buku ini penting, melihat atau membolak balikan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.
2. Tahap Pembentukan Konsep Diri
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan
3. Tahap membaca gambar
Pada tahap ini anak sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat menggungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, sudah mengenal abjad.
4. Tahap pengenalan bacaan
Anak mulai menggunakan system isyarat secara bersama-sama, tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan sertra membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan.
5. Tahap membaca lancar
Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas.
Untuk memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai potensi keberbahasaan anak di atas makna permainan dan berbagai bentuk alatnya memegang peranan penting. Beberapa tahap perkembangan anak dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Tahap mencoret atau membuat goresan
Pada tahap ini anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat-alat tulisan. Mereka sedang memulai belajar tentang bahasa tertulis dan bagaimana mengerjakan tulisan tersebut.
2. Tahap pengulangan secara linear
Pada tahap ini anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal.
3. Tahap menulis secara random
Pada tahap ini anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakan itu semua agar dapat mengulang berbagai kata dan kalimat.
4. Tahap menulis tulisan nama
Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi.
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Dalam rangka mengembangkan potensi keberbahasaan tersebut maka beberapa prinsip berikut harus menjadi perhatian guru maupun orang tua.
Beberapa prinsip yang dimaksud adalah :
1. Pendidik lebih mengutamakan pengembangan penguasaan kosakata, kemampuan menyimak dan brkomunikasi sebelum permainan membaca diberikan.
2. Mendeteksi/melacak kemampuan awal anak dalam berbahasa. Prinsip ini dilakukan agar pendidik dapat memperhatikan perkembangan bahasa anak secara individual. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh kemampuan berbahasa anak serta mengelompokannya berdasarkan kemampuan yang relative sama.
3. Merencanakan kegiatan bermain dan alat permainan sederahana melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita atau menyampaikan cerita, membacakan cerita, dan bermain peran.
4. Mengkomunikasikan kegiatan kerberbahasaan anak pada orang tua termasuk kegiatan melalui permainan membaca permulaan.
5. Menentukan sarana permainan yang diambil dari lingkungan sekitar dan dikenal anak.
6. Menggunakan perpustakaan anak sebagai sarana yang dapat merangsang dan menumbuhkan minat baca anak.
7. Menata lingkungan kelas dengan berbgaia kosakata dan nama benda yang memungkinkan anak melihat dan berkomunikasi tentang benda-benda itu.
8. Menggunakan gambar-gambar sederhana yang dikenal anak untuk mengenalkan berbagai bentuk kata atau kalimat sederhana.
Dalam kaitan dengan kemampuan menulis, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
Prinsip penggunaan tanda atau symbol.
Guru hendaknya memberikan kesempatan yang banyak pada anak untuk latihan kelenturan motorik halus, misalnya memberikan kertas, papan tulis, crayon, pensil yang memungkinkan anak mencoret-coret atau menggambar sesuatu menurut keinginan anak.
Prinsip pengulangan .
Guru atau orang tua dapat mengulang berbagai symbol dan tulisan pada anak sehingga anak akan mengenal secara cermat antara gambar dan tulisannya. Termasuk memberi latihan berulang-ulang garis atau lengkungan yang kemudian dapat digabungkan sehingga berbentuk huruf atau tulisan.
Prinsip keluwesan.
Guru seharusnya memperkenalkan pertama kali pada anak mrnggunakan symbol atau tanda yang dekat dan dikenal anak. Anak biasanya akan berusahara terdorong untuk mempelajari berbagai tulisan dalam bentuk symbol-simbol.
Prinsip pengungkapan
Guru atau orang tua dapat memberikan kesempatan pada anak waktu mengungkapkan berbagai pengalamannya berkaitan dengan berbagai jenis tulisan yang telah dibuatnya.
Prinsip mencontoh.
Guru atau orang tua hendaknya sesering mungkin mengulang berbagai contoh tulisan atau kata dengan menggunakan konteks yang sama.
Prinsip penguatan
Guru memberikan penguatan berupa penghargaan atau pujian terhadap hasil tulisan anak (walaupun belum dalam bentuk tulisan yang sebenarnya).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Permainan Membaca
Dalam pengembangan membaca dan menulis di TK terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk permainan. Misalnya Montesson memperkenalkan permainan membaca di mulai dari unsure huruf dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap memperkenalkan huruf.
Decroly memperkenalkan membaca permainan pada anak di mulai dengan memperkenalkan kalimat dalam permainannya dan pilih kalimat perintah agar anak melakukan hal-hal yang ada dalam perintah.
Pendekatan Whole Linguistik dalam mengembangkan membaca permulaan dengan menggunakan seluruh kemampuan linguistic anak, yang menjadi sumber utama adalah lingkungan dan pengalaman anak, sehingga dapat mengembangkan pengembangan bahan, intelektual dan motorik anak.
B. Pendekatan Permainan Menulis
Dalam pengembangan menulis Montessori memiliki perhatian dan konsep yang lebih banyak, agar anak dapat menunjukan kelenturan tangan maka dapat dilatih mengisi lukisan dengan garis (mengarsir) dan menebalkan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan dengan pinsil hitan melainkan juga dengan pinsil berwarna misalnya spidol, crayon dll.
C. Metode Permainan Membaca dan Menulis
Berbagai metode pengajaran untuk permainan membaca dan menulis yang dipergunakan guru. Metode-metode yang dimaksud adalah :
1. Bercakap-cakap atau Tanya jawab
2 Demonstrasi (peragaan)
3. Bercerita
A. Membacakan cerita
B. Mengungkapkan cerita
C. Bercerita dengan gambar seri
D. Bercerita dengan papan flannel
E. Bercerita dengan sandiwara boneka
4. Bernyanyi
5. mengucapkan syair
6. Dramatisasi
7. Karyawisata
D. Pelaksanaan Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak
Strategi Pembelajaran Permainan Membaca dan Menulis
Dalam pelaksanaan permainan membca dan menulis peran lingkungan sangat menentukan strategi pembelajaran, antara lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Menciptakan suasana kondusif, cocok serta memotivasi minat baca tulis hitung anak.
b. Mengembangkan kemampuan anak.
c. Menciptakan ruangan di luar maupun di dalam kelas yang dapat menumbuhkan kreativitas, rasa aman dan kebebasan.
d. Meja kursi tidak memenuhi ruangan , sehingga masih cukup ruang gerak bagi anak.
e. Ruang gerak anak dapat dilakukan di lantai.
f. Rak-rak dapat diletakan sebagai penyekat ruangan.
g. Papan pajangan harus ada di ruangan. Pajangan yang dipasang dapat meningkatkan budaya baca, tulis, misalnya abjad dengan benda-benda, gambar yang dimulai huruf awal tertentu.
Identifikasi Kemampuan Permainan Membaca dan Menulis
Untuk melaksanakan permainan membaca dan menulis perlu mengidentifikasi kemampuan yang diharapkan dicapai dalan program kegiatan belajar TK yang relevan. Kemampuan-kemampuan tersebut di pilih dan di kelompokan agar memudahkan guru mengidentifikasi berbagai bentuk. Kemampuan perkembangan kemampuan membaca dan menulis sebagai berikut :
a. Permainan Membaca
Permainan membaca meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami,berbicara dan membaca gambar.
1) Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar merupakan kemampuan anak untuk dapat menghayati alam dan mendengar pendapat orang lain dengan indera pendengaran.
Contoh Permainan :
Nama Permainan
Apa yang kudengar ?
Kemampuan
- Menemukan kembali 2 sampai 4 urutan kata, angka.
- Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana.
Metode
Tanya jawab
Alat/ Bahan
Radio Tape, kaset, suara asli.
Langkah-langkah permainan :
ü Anak-anak disuruh memejamkan mata dan mendengarkan suara kaset.
ü Anak menyebutkan apa yang didengarnya di kaset, misalnya suara angin ribut, bebek, burung dan gemericik air.
ü Guru meminta anak lain untuk menyebutkan kembali apa yang telah di dengar secara berurutan, misalnya : suara angin ribut, bebek, burung dan gemericik air.
2) Kemampuan Melihat dan Memaham
Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk dapat menghayati dan memahami alam dengan indera penglihatan serta berkaitan dengan sesuatu dari peristiwa yang dilihatnya
Contoh permainan :
Nama Permainan
Ada apa di lingkunganku ?
Kemampuan
:enyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna bentuk atau menurut ciri-ciri sifat tertentu.
Metode
:
Tanya jawab
Alat/ Bahan
:
Alat peraga langsung
Langkah-langkah permainan :
ü Guru mengajak anak keliling
ü Anak melihat
ü Guru bertanya tentang apa yang dilihatnya
ü Anak menyebutkan nama-nama benda, binatang, tanaman yang ada disekitarnya/ lingkungannya
3) Kemampuan Berbicara (Berkomunikasi)
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan ini memberikan gambaran tentang kesanggupan anak menyusun berbagai kosa kata yang telah dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur.
Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Perjalananku
Kemampuan
:
- Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana, dan sebagainya.
- Bicara lancer kalimat sederhana.
Metode
Bercerita, bercakap-cakap
Alat/ Bahan
:
Alat-alat media kreasi, krayon, cat air, pensil.
Langkah-langkah permainan :
ü Guru meminta anak menceritakan pengalaman selama perjalanan dari rumah ke TK
ü Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pengalamannya.
ü Anak membuat gambar sesuai dengan yang di ceritakannya.
ü Guru menuliskan cerita di bawah gambar anak, apabila anak sudah siap dan mau berinspriasi menulis sendiri diperbolehkan.
4) Membaca Gambar
Kemampuan ini mengungkapkan kesanggupan anak membaca sesuatu dengan menggunakan gambar. Kemampuan ini sebagai tahap awal dalam membaca permulaan.
Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Ke sekolah
Kemampuan
:
- Bicara lancer dengan kalimat sederhana.
- Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri 4-6 gambar
- Menceritakan gambar yang telah disediakan.
Metode
:
Pemberian tugas, bercakap-cakap/Tanya jawab, bercerita
Alat/ Bahan
:
Gambar seni
Langkah-langkah permainan :
ü Guru membuat 4 bh gambar seri tentang kegiatan anak akan berangkat sekolah, terdiri dari :
Þ Gambar 1 : Anak bangun tidur
Þ Gambar 2 : Anak mandi
Þ Gambar 3 : Anak sarapan pagi
Þ Gambar 4 : Anak berangkat sekolah
ü Anak mengurutkan gambar seri
ü Anak menceritakan gambar yang sudah diurutkannya.
ü Anak dapat memperkirankan kejadian selanjutnya dari gambar seri tertentu.
b. Permainan Menulis
Permainan menulis meliputi persiapan menulis dan bentuk tulisan.
1) Persiapan menulis
Persiapan menulis adalah kegiatan/ kesanggupan yang melatih motorik anak.
2) Bentuk tulisan
a) Mencoret
b) Tulisan Horisontal
c) Menulis acak
d) menulis nama
Contoh permainan membaca-menulis di TK
Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Mencocokan benda sesuai dengan kartu bergambar
Kemampuan
:
Mencari, menunjuk sebanyak-banyaknya barang/benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran dan menurut cirri-ciri tertentu.
Metode
:
Pemberian tugas
Alat/ Bahan
:
Kartu kata yang bergambar, benda-benda asli
Langkah-langkah permainan :
ü Guru menyiapkan alat yang diperlukan dan diletakan berjajar
ü Benda-benda asli di letakan ± 5 m dari letak kartu
ü Anak berdiri mengamati kata/tulisan di kartu
ü Guru memberi aba-aba tertentu agar anak mengambil benda-benda tersebut untuk diletakan sesuai dengan kartu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Taman Kanak-kanak (TK) adalah tempat untuk belajar sambil bermain, jadi belajar pun lewat permainan. Dimana dunia anak itu bermain, dengan bermain anak-anak akan senang, ceria, dan bahagia. Namun semua itu tidak lagi, TK itu dirubah menjadi sekolah yang pelajarannya seperti di Sekolah Dasar. Orang tua menuntut guru untuk mengajarkan membaca dan menulis padahal tugas TK adalah mengenalkan berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai persiapan ke SD.
Untuk memenuhi kebutuhan itu dan masa peka pada aspek membaca dan menulis yang dapat dikembangkan melalui bentuk permainan, sehingga anak akan senang belajar membaca dan menulis, tidak berdasarkan paksaan karena bosan dan jenuh, tapi lewat permainan Insya Alloh anak akan menyenanginya dan berkembang secara optimal.
B. Saran
Kita sebagai guru Taman Kanak-kanak harus pandai menciptakan permainan. Materi permainan disusun dan dikembangkan berdasarkan kemampuan yang akan dicapai. Disamping pengembangan materi harus ditetapkan metode permainan yang cocok dengan kegiatan. Media dan sarana serta proses permainan menentukan keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hainstock, Elizabeth G. Metode Pengajaran Montessori untuk anak Prasekolah, PT Pustaka Delapratess :1999
2. hapidin, Pedoman Praktis Perencanaan, Evaluasi Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta : Ghiyants Alfiani Press, 1997
3. hapidin, Model-Model Pendidikan untuk anak usia dini, Jakarta : Ghiyants Alfiani Press, 1999
4. karta, Adriene, Membimbing Anak Belajar Membaca, Penelitian Arcan, Jakarta, 1997
5. Soejono, Ag. Aliran Baru dalam Pendidikan, Bandung : CV Ilmu
6. tampubolon, Prof Dr. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan membaca pada Anak, PT Angkasa Bandung
Karya Ilmiah Dalam Bahasa Indonesia
Rabu, 10 Juni 2015
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Oleh:
Neni
1.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensi sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupan di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimal kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia dini.
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sajak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk merangsang dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, dan mengembangkan segala potensi dan kreativitas anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Adapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan anak usia dini adalah: buku-buku cerita atau dogeng, papan flanel dan perlengkapannya, papan geometris, puzzle, balok.
Jadi dapatlah dikatakan bahwa PAUD tempat anak belajar bersosialisasi, menghadapi masalah berdikari, mandiri, percaya diri, dan sebagai modal utama anak untuk memasuki dunia yang lebih kompleks dan luas. Jadi dalam usha pembentukan karakter dan kepribadian yang sangat penting dan strategis.
2. Rumusan Masalah.
a. Apa yang pengertian pendidikan anak usia dini
b. Apa saja pendidikan anak usia dini menurut para ahli
c. Apa saja tujuan Pendidikan anak usia dini
d. Apa saja Sumber dan media pembelajaran pendidikan anak usia dini
3. Tujan Masalah
Agar pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini semakin luas dan kita dapat mengetahui bagaimana sistem pembelajaran di pendidikan anak usia dini.
4. Manfaat
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran yang bermanfaat bagi pembaca.
2. PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Di indonesia pengertian anak usia dini ditunjukan kepada anak usia 0-6 tahun Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan anak usia dini, hal tersebut bisa dilihat pada pasal 1 butir 14 yang menyatakan bahwa: pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Selanjutnya pada pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. PAUD pada jalur nonformal dapat berupa kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA).
Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age), namun sekaligus periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sampai usia 4 tahun tingkat kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50% pada usia 8 Tahun mencapai 80% tahun ke atas. Bredekamp dan Copple (1997) mengemukakan bahwa Pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai Delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan, intelektual, sosial, emosi, Bahasa, dan fisik anak.
B. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Para ahli
Dalam sejarah perekembang anak usia dini terdapat beberapa filsuf yang pemikirannya mendasari pendidikan anak usia dini hingga saat ini, secara ringkas filosofi para filsuf tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menurut Jonn loke (1632-1704)
Mengatakan bahwa anak lahir dalam keadaan seperti kertas putih sehingga lingkungan yang berpengaruh terhadap pembentukan dirinya lngkungan yang mengisi kertas kosong tersebut yang dinamakan pengalaman.
2. Menurut Jean Jaques Rousseau
Mengatakan bahwa yang berpengaruh terhadap perkembangan anak sendiri atau berkembangan secara alami. Pendidikan harus membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi anak antara satu dengan yang lainnya.
3. Menurut Friedrich Froebel (1782-1852)
Mengatakan sejak lahir dan menjalani masa kanak-kanak, seseorang harus menjalani hidup sesuai perkembangannya secara kodrati, seorang anak membawa sifat baik, sifat buruk anak muncul karena pendidikan yang salah.
4. Menurut Maria Montessori (1870-1952)
Mengatakan bahwa pendidikan dimulai sejak lahir. Bayi yang masih kecil perlu dikenalkan dengan orang-orang dan suara-suara, diajak bermain dan bercakap-cakap agar anak-anak dapat berkembang menjadi anak yang normal dan bahagia.
C. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan pendidikan anak usia dini (PAUD) secara umum adalah membangun landasan bagi berkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
1. Solehuddin (1997)
Mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitas pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.
2. Suyanto (2005)
Mengemukan bahwa tujuan PAUD adalah untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang sesuai falsafah suatu bangsa.
D. Sumber Dan Media Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
a. Sumber yang digunakan untuk media pembelajaran untuk PAUD adalah:
1. Buku-buku cerita atau dogeng dan papan Flanel dan perlengkapanya
2. Alat-alat peraga atau bahan main sebagai bahan belajar di sentra
3. Papan geometris, puzzle, dan blok serta alat-alat memasak
4. Papan tulis (white atau black bord) serta alat tulisnya
5. Tape Recorder dan VCD Player beserta kaset dan VCD cerita atau VCD lagu.
b. Standar Kompetensi Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini dalam pengembangan aspek-aspek pembelajarannya harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini sebagai:
a. Moral dan nilai-nilai agama
Secara umum, nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan adalah perilaku positif, kemandirian, displin, kejujuran dan perilaku lainnya.
b. Sosial dan Emosional
Anak didik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses sosialisasi.
c. Fisik atau motorik
Pendidik harus mampu merangsanh perkembangan fisik dan motorik sesuai dengan usia.
d. Bahasa
Anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai masa perkembangannya.
e. Kognitif dan seni
Merupakan dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar.
3.PENUTUP
A.Kesimpulan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah menjadi tanggung jawab bersama, orang tua, masyarakat dan pemerintah sebagai suatu dasar yang kokoh dalam pembentukan karakter dan keperbadian anak. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
Sebagaimana tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
B. SARAN
Dari uraian diatas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran antara lain:
a. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia dini harus dilakukan, karena berdasarkan data yang ada angka partisipasi masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah.
b. Kualifikasi pendidikan anak usia dini harus terus ditingkatkan baik kualifikasi akademisnya maupun dalam bentuk pelatihan dan penataran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hapidin, 2000. Model-model Pendidikan Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Ghiyats Alfiani
http://kurniawanrestupambudi.blogspot,com/2011/11/konsep-dasar-paud.html?m=1
Bredekamp dan Copple, 1997. Model-model Pendidikan Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Ghiyats Alfiani
Diposkan oleh Fkip Bahasa Unanti di 18.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Fkip Bahasa Unanti
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (15)
Juni (7)
SENI PERTUNJUKAN
PENDIDIKAN ANAK DISEKOLAH
MARKETING PROMOTION DAN COMMUNICATION
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENTINGNNYA BELAJAR MORFOLOGI FUNGSIPROSES PEMBUB...
DEFENISI, JENIS-JENIS, SKEMATIK DAN PRA MENULIS E...
makalah karya ilmiah_aliran Behaviorisme
April (8)
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.
ENDIDIKAN ANAK USI A DINI (PAUD)
MAHARANI DUKUH MAJASEM DESA MOJOAGUNG
KECAMATAN PLANTUNGAN KABUPATEN
KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KARYA TULIS
Disusun Oleh :
Nama : Islakhul Qonitah
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan penelitian para ahli pendidikan mengungkapkan bahwamasa usia dini merupakan rentang usia kritis yang disebut dengan masa keemasan (golden age). Pada usia ini anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Juli 2003 merupakan bukti komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini(PAUD). Pada Bab I pasal 1 butir 14 Undang Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kemudian dalam pasal 28 pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 itu menyebutkan secara tegasantara lain bahwa, pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui . jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal,atau bentuk lain yang sederajat; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal mencakup Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, atau bentuk lain yang sederajat; dan pendidikan anak usia dini jalur pendidikaninformal berupa pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang dan minat yang kua tuntuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan disekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minatkeilmuan anak usia dini. Melalui lingkungan dapat memperkaya wawasananak dalam proses pembelajaran. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadapindividu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan.Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupaperubahan tingkah laku. Dapat juga individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktoryang penting dalam proses pembelajaran.
Belajar akan lebih bermakna karenaanak berinteraksi langsung dengan lingkungan dan merangsang anak untuklebih banyak tahu hal yang ada di sekitarnya. . Tenaga kependidikan dalam pendidikan anak usia dini merupakan komponen yang sangat penting, karena perannya sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini. Pendidik maupun tenaga kependidikan PAUD harus memiliki kompetensi pribadi yang meliputi: beragama dan berbudi pekerti luhur; memiliki minat dan perhatian pada anak; sehat jasmani dan rohani; sabar dan menyenangkan; cukup cerdas; kreatif; memiliki komitmen tinggi; memahami perkembangan anak; cakap berkomunikasi dengan anak; dan berwawasan multi budaya. Di samping itu, pendidik atau tenaga kependidikan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam hal belajar mengajarnya.
A. Alasan pemilihan judul
Dalam pembuatan karya tulis ini, alas an pemilihan judul Penulis mengapa penulis mengambil judul PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KEC.PLANTUNGAN KAB.BATANG adalah karena alasan-alasan yang tersebut sebagai berikut :
1. Karena letak PAUD MAHARANI dekat dengan tempat tinggal Penulis sehingga Penulis lebih mudah dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan, selain itu juga menghemat biaya dan waktu.
2. Penulis ingin mengetahui perkembangan yang dicapai PAUD MAHARANI dari zaman berdirinya sampai sekarang karena Penulis merupakan anggota masyarakat dukuh Majasem Desa Mojoagung
3. Penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang peranan PAUD MAHARANI bagi setiap masyarakat dukuh Majasem Desa Mojoagung
B. Tujuan penulisan karya tulis
Sesuai dengan judul yang telah dibuat dan disetujui diatas, Penulis mempunyai beberapa tujuan dalam penulisan karya tulis ini, antara lain:
1. Memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) Wadhid Hasyim Tersono Batang.
2. Untuk menambah wawasan bagi penulis serta mengembangkan kemampuan dan kreativitas yang ada pada diri Penulis
3. Penulis dalam pengalaman langsung atau tidak langsung dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
4. Penulis ingin mengetahui secara jelas dan lebih akurat mengenai perkembangan dan peranan PAUD MAHARANI bagi dukuh majasem pada khususnya.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, agar Penulis tidak terlalu luas dalam membicarakan judul yang dikemukakan, Penulis perlu membatasi pengertian judul diatas, pembatasan masalah tersebut antara lain:
1. Proses kegiatan di PAUD MAHARANI dukuh Majasem desa Mojoagung Kec.Plantungan Kab.kendal
2. Masalah perkembangan dan peranan PAUD MAHARANI bagi mayarakat Dukuh Majasem Desa Mojoagung
D. Metode pengumpulan data
Dalam penyusunan karya tulis ini, Penulis mendapatkan data dengan beberapa cara, antara lain :
1. Metode wawancara atau Interview
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Penulis dengan cara mengadakan wawancara langsung kepada Narasumber
2. Metode pengamatan atau Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Penulis dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke sumber data.
E. sistematika penulisan karya tulis
Dalam penulisan karya tulis ini penulis telah menyusunya dengan sederhana dengan sistematika sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan yang meliputi alasan pemilihan Judul, Tujuan Penulisan karya tulis, Pembatasan Masalah, Metode pengumpulan data, dan Sistematika Penulisan karya Tulis
BAB II : Mengemukakan tentng Landasan Teori PAUD MAHARANI secara umum yang terdiri atas Riwayat singkat, Struktur Organisasi, Susuan Pengurus, serta Sarana dan Prasarana
BAB III : Menjelaskan tentang Proses kegiatan di PAUD MAHARANI , keadaan murid dan sumber dana serta peranan PAUDMAHARANI bagi masyarakat Dukuh Majasem
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Riwayat singkat
Pendidikan anak usia dini MAHARANI didirikan pada tanggal 8 Desember 2010 yang diprkarsai oleh PKK Dukuh Majasem yang bekerja sama dengan Pemerintah Dukuh Majasem.PAUD MAHARANI pada awalnya masih berada dirumah penduduk dan pada waktu itulah proses belajar mengajar dimulai, yaitu pada tahun ajaran tahun 2010/2011.
Setelah itu, proses belajar mengajar dipindahkan ke TK WIRA PERTIWI dukuh majasem desa Mojoagung. Karena letak TK WIRA PERTIWI jauh dari penduduk maka proses pembelajaran dipindah lagi ke rumah penduduk agar lebih dekat dengan rumah warga.
Dan sampai sekarang pun PAUD MAHARANI proses belajar mengajarnya masih dirumah warga.
Latar berdirinya PAUD maharani yaitu permintaan dari masyarakat agar didirikan Pendidikan Anak Usia Dini sepaya anak-anak merka bisa lebih kreatif dan lebih maju dan dapat menghasilkan anak yang mandiri. Karena anak-anak yang belajar di Pendiikan Anak usia dini jauh lebih mudah menerima pendidikan lanjutan tingkat Taman kanak-Kanak dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti pelajaran ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini.
Dalam hal ini, Pendidikan Anak Usia Dini beperan sangat penting bagi anak-anak pada khususnya dan warga masyarakat dukuh majasem pada umumnya.
B. Struktur Organisasi
Struktur Oraganisasi PAUD MAHARANI pada saat ini,yaitu tahun ajaran 2013/2014 adalah seperti bagan yang telah dirini sebagai berikut :
Penanggung jawab : Elis Prihatiningtyas, S.pd
Sekretaris : Ahmad Muhyi , Slamet,S.pd
Bendahara : Sunarsih,A.Ma , Satimah
Seksi Kurikulum : Nanik Herlina , Siti khotimah
Seksi Sar-Pras : Istiqomah , Endang.S
Pendidikan : Elis prihatiningtyas, S.pd , Siti Fauziah , Istiqomah dan Ratna Listiani
C. Susunan pengurus
Susunan pngurus di PAUD MAHARANI dukuh Majasem Desa Mojoagung, Kec.Plantungan Kab.kendal pada periode 2013/2014 sebagai berikut :
Pelindung : Ibu Kepala Desa Mojoagung
Ketua : Elis prihatiningtyas,S.pd
Kepala : Elis prihatiningtyas,S.pd
Sekretaris : Ahmad Muhyi, Slamet,S.pd
Bendahara : Sunarsih,A.Ma , Satimah
Pendidik : Elis Prihatiningtyas,S.Pd , Siti Fauziah , Istiqomah , Ratna Listiani
Dengan adanya susunan pengurus didalam sistem Kepengurusan PAUD MAHARANI ini, ditujukan supaya dalam melaksanakan system belajar mengajar bisa dapat berjalan dengan lancer. Terutama dalam bidang keuangan dan pembangunan-pembangunan yang akan dilakukan agar mempunyai system kepengurusan yang sudah dipilih dan diseakati oleh masyarakat (komite) pada umumnya dan para guru pada khususnya.
D. Sarana dan Prasarana
Seperti halnya sekolah-sekolah atau PAUD lainya, pasti tidak lepas dari sarana dan prasarana yang membantu dalam proses belajar mengajar, Karen tanpa sarana dan prasarana tersebut proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar.
BAB III
JUDUL
A. Proses kegiatan
Di dalam proses kegiatan belajar mengajar, selain keberadaan para murid, keberadaan sang guru juga sangat penting keberadaanya didalam proses belajar mengajar.Memang di dalam suatu sekolah, kualitas pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru, melainkan oleh mutu dari sarana dan prasarana serta factor-faktor eksternal lainya. Akan tetapi , pada akhirnya semua itu tergantung pada guru. Oleh karena itu, guru sangat terikat didalam rambu-rambu yang telah diterapkan secara nasional mengenai apa yang seharusnya dilakukan pengajar. Keadaan tenaga pengajarnya sudah cukup, karena sudah ada empat orang guru yaitu Elis prihatiningtyas,S.pd , Siti Fauziah, Istiqomah, dan Ratna Listiani.
Agar suatu sekolah mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas dankompeten dalam sistem belajar mengajar, agar dapat berjalan dengan lancar dan baik, maka di PAUD MAHARANI ini sudah ditentukan bahwa setiap guru diwajibkan mampu meguasai semua materi dan permainan yang ada di dalam proses belajar mengajar.
1. penerimaan murid baru
Penerimaan murid baru sudah merupakan rutinitas yang perlu bagi sekolahan yang dilaksanakan atau dilakukan pada awal tahun pelajaran. Dan biasanya dalam proses penerimaan murid baru tersebut, tiap-tiap sekolah sudah mempunyai criteria-kriteria dan persyaratan tertentu yang telah ditentukan oleh sekolah tersebut untuk menerima atau menolak alon murid baru. Di PAUD MAHARANI telah menetapkan beberapa criteria dan persyaratan untuk menerima murid-murid baru pada tahun ajaran 2012/2013. kriteria dan persyaratan tersebut antara lain :
1. umur kurang lebih 2-4 tahun
2. sehat jasmani dan rohani
3. foto kopi akta kelahiran
4. uang pendaftaran Rp 5000
Terlepas dari itu semua,proes penerimaan murid baru dapat juga dijadikan sebagai tolokukur kepercayaan masyarakat, karena semakin banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya disekolah tertentu, maka semakin besar kepercayaan terhadap sekolah tersebut. Begitu juga dengan PAUD MAHARANI, semakin banyak masyarakat dukuh majasem kepada PAUD MAHARANI dan begitu pula sebaliknya, apabila masyarakat dukuh Majasem yang menyekolakan puta-putrinya di PAUD MAHARANI sedikit, maka kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada PAUD MAHARANI untuk mendidik putra-pitrinya kurang. Namun dari kepercayaan itu, sekolah harus mengimbanginya baik dari para guru maupun pengurus sekolah tersebut. Agar masyarakat dan sekolah sama-sama mendapatkan keuntungan dan tidak ada salah satu yang dirugikan.
2. Perangkat sekolah
Seperti sekolah atau Pendidikan anakusia dini lainya, perangkat pengajar itu sangat penting pengaruhnya, karena sangat membantu guru atau pengajar untuk menerngkan sesuatu kepada siswa. Apalagi biasanya anak-anak yang masih seumuran anak PAUD itu belum mengerti apa-apa. Sehingga keberadaan perangkat pengajar sangat berarti sekali bagi guru dan para murid.
Perangkat pengajar yang ada di PAUD MAHARANI adalah seperti gambar-gambar binatang, tumbuhan, angka-angka dan huruf-huruf, puzzle, gambar pengenalan tempat-tempat ibadah, dan lain-lain.
3. system pengajaran
Dalam system pengajaran, antara PAUD satu dengan PAUD yang lain itu berbeda-beda. Secara umum, system pengajaran adalah cara yang diakukan oleh guru atau pengajar untuk mendidik murid-muridnya,sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik, dan dalamhal ini setiap pengajar dalam menggunakan system pengajaranya pasti tidak sama.
Didalam PAUD MAHARANI system pengajaran yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. kegiatan belajar mengajar (KBM)
Kegiatan belajar mengajar di PAUD MAHARANI dilaksanakan hanya hari rabu dan minggu pagi yang dilakukan dari jam 07.30-10.00, kadang tiga jam, kadang dua jam (tergantung kegiatan), dan pada waktu hari libur dikalender proses belajar mengajar masih dilaksanakan atau tidak diliburkan kecuali hari-hari yang sanagat penting misalnya hari raya idul adha dan hari raya idul fitri. Setiap harinya PAUD MAHARANI hanya diadakan satu kali istirahat, yaitu selama 30 menit. Dan untuk lebih jelasnya, penulis akan menuliskan rutinitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh PAUD MAHARANI, yaitu sebagai berikut:
- kegiatan awal : 30 menit
- kegiatan inti : 30 menit
- istirahat : 30 menit
- Kegiatan akhir : 30 menit
Di PAUD MAHARANI juga biasanya mengadakan makan bersama, yang dilakukan setiapdua minggu sekali, murid-murid hanya membawa nasi yang sudah disediakan dari rumah dan lauk pauknya biasanya disediakan oleh guru. Dan makan bersama itu biasanya dilakukan sehabis jalan-jalan atau olahraga.
b. Belajar menyanyi
Didalam setiap pengajaran, pengajar bersama engan murid-murid belajar bernyanyi. Biasanya lagu yang dinyanyikan adalah lagu yang bertema keriangan dan lagu-lagu wajib. Tetapi, selain itu murid-murid juga diajari belajar surat-surat pendek dan membaca doa'a-do'a. karena walaupun PAUD MAHARANI adalah sekolah umum, tetapi mayoritas murid-muridnya beragama islam.
c. Belajar mengenal,menulis, dan membaca huruf-huruf serta angka
dalam hal ini,murid-murid diperkenalkan satu-persatu dengan huruf-huruf dan angka, serta gambar gambar, dalam proses belajar mengajar siswa PAUD belum diajarkan menulis suatu kata-kata atau kalimat, hanya diajarkan menulis huruf dan mempertebal gambar serta mewarnai gambar. Sehingga pada saat mereka kelak memasuki tingkat sekolah yang lebih tinggi,mereka sudah paham sedikit demi sedikit.
d. Belajar keterampilan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak-anak cenderung lebih suka berkreasi dan berimajinasi dalam belajar dibandingkan menghafal ataumempelajari suatu hal yang sifatnya teoritis. Jadi PAUD MAHARANI juga melakukan system belajar keterampilan seperti belajar membuat perahu dari kertas, belajar mewarnai, menggambar, dan sebagainya agar pikiran anak tidak selalu jenuh setiap menerima pelajaran.
e. olahraga
Disetiap sekolahan yang berdiri, selain kegiatan belajar mengajar seperti yang telahh dituliskan oleh penulis diatas, yaitu belajar menyanyi, emnulis, membaca, dan keterampilan yang dilakukan diruangan yang bersifat teoritis. PAUD MAHARANI juga mengadakan kegiatan yang diluar ruangan, yaitu olahraga. Di PAUD MAHARANI ini, pelajaran olahraga biasanya dilakukan dua minggu sekali seperti senam dan merapikan barisan dan bernyanyi bersama.
B. keadaan murid dan sumber dana
1. keadaan murid
Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, ditiap-tiap sekolah harus mempunyai ketiga unsure dibawah ini, anatara lain:
-murid
-tenaga pengajar atau guru, dan
-pengurus
Dan ketiga unsur tersebut harus saling berhubungan satu sama lain. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Begitu juga dengan keadaan murid di PAUD MAHARANI, bila dilihat dari segi jumlahnya memang tidak stabil dari tahun ke tahun. Kadang-kadang jumlahnya banyak dan kadang-kadang jumlahnya sedikit. Menurut penuturan dari narasumber, jumlah murid di PAUD MAHARANI kurang lebih ada 30 anak. Sejak berdirinya yaitu tahun 2010 sampai sekarang jumlah murid yang telah diluluskan oleh PAUD MAHARANI adalah sejumlah 100 siswa lebih.
Keadaan murid di PAUD MAHARANI sangat baik, karena didalam proses belajar mengajar selalu megutamakan kualitas fasilitas dan mutu, sehingga murid-muridnya mudah untuk memahami dan mengetahuinya, maka merea akan segera menanyakan hal tersebut kepada guru. Mereka juga dididik untuk belajar bersama baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga mereka dapat melatih rasa kebersmaan dan kekompakan diantara satu murid dengan murid lainya. Serta melatig rasa solidaritas yang tinggi.
2. sumber dana
Dana pada dasarnya merupakan bagian yang penting dalam segala kegiatan,karena dana berperan sangat penting dalam menunjang semua jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh warga masyarakat. Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di PAUD MAHARANI ini, dana juga termasuk dalam bagian yang sangat penting. Adapun dana yang diperoleh di PAUD MAHARANI di dapat dari dua unsure yaitu dari siswa dan sumbangan, baik masyarakat maupun pemerintah. Dana dari pemerintah yaitu berupa dana-dana yang diberikan oleh pemerintah kepada PAUD-PAUD atau sekolah-sekolah.
Dari masyarakat dan perangkat desa juga ikut berperan serta dan memberikan bantuan kepada PAUD MAHARANI sehingga dapat ikut meningkatkan kemajuan dari PAUD MAHARANI.
Tetapi, walaupun begitu sebenarnya peranan siswa dan orang tua atau wali murid dalam pengadaan dana merupakan sumber yang paling utama, dana dari siswa itu antara lain:
a. Uang BP3]
Uang BP3 tersebut diperoleh dari bantuan orang tua siswa yang diberikan kepada sekolah secara rutin tiap bulan. Di PAUD MAHARANI ini, tiap tahunya pasti mengeluarkan majalah yang besar biayanya atau pembayaran yang telah digabungkan dengan uang BP3. dan pada tahun ajaran 2010/2011 uang BP3 yang harus dibayarkan oleh orang tua murid adalah Rp.6000. Tetapi, karena kebutuhan manusia selalu bertambah banyak dan meningkat serta bertambah mahal, jadi uang BP3 di PAUD MAHARANI biasanya berubah-ubah setiap tahunya dan biasanya bertambah mahal, begitu juga dengan harga majalahnya.
b. Biaya dan lain-lain
Seperti halnya sekolah-sekolah yang lain, disetiap siswa yang lulus atau naik ke jenjang yang lebih tinggi, PAUD MAHARANI juga mengadakan uang kenang-kenangan yang diberikan kepada siswa PAUD MAHARANI yang telah lulus. Biaya kenang-kenangan ini biasanya digunakan untuk membeli benda-benda yang diperkirakan bisa menambah kemajuan sekolah dan para murid di PAUD MAHARANI ini, sebagai kenang-kenangan dari para murid yang telah lulus. Dan diharapkan kenang-kenangan tersebut bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.Di PAUD MAHARANI ini, setiap satu tahun sekali juga diadakan acara pariwisata bersama. Sehingga dapat menambah wawasan anak-anak. Pariwisata yang diadakan oleh PAUD MAHARANI setiap tahunya pasti berubah atau berpindah tempat. Tetapi yang sering digunakan sebagai objek daerah tujuan adalah semarang.
C. Peranan paud maharani bagi masyarakat dukuh majasem
1. keberadaan PAUD secara umum
Keberadaan PAUD maharani mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat dukuh majasem desamojoagung, karena PAUD MAHARANI sebagai pencetak generasi penerus yang berkualitas, berguna bagi nusa,bangsa, serta agamanya. Dan itu semua dapat tercapai apabila ditunjang oleh seorang guru yang benar benar tulus dan sabar dalam memberi pengajaran dan penalaran kepada anak-anak didiknya, karena biasanya anak-anak kecil masih mempunyai sifat cengeng, bandel, dan rewel. Oleh karena itu, seorang guru PAUD harus orang-orang yang benar-benar memiliki sifat yang sabar. Sselain itu, setiap sekolahan juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk dapat menciptakan anak-anak yang berguna, yang mana anak itu dititipkan oleh orang tuanya kepada sekolahan. Begitu pula dengan PAUD MAHARANI mendapat kepercayaan sekaligus tanggung jawab dari masyarakat Dukuh Majasem yang mana tanggung jawab itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ditempat itulah para pengajar juga mengemban tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar anak-anak dengan sebaik-baiknya. Sedangkan tujuan dari mendidik dan mengajar anak-anak yang tingkatnya masih rendah itu adalah agar anak-anak tersebut mau bersopan santun terhadap Orang Tua, Guru dan teman-teman, serta menjadi anak yang pintar dan menjadi manusia yang disiplin.
2. Peranan masyarakat
Perkembangan-perkembangan yang telah dicapai oleh paud maharani dari awal sampai sekarang memang tidak lepas dari peranan masyarakat. Karena memang paudmaharani juga berdiri di tengah-tengah masyarakat desa yang masih asri. Untuk kemajuan paudmaharani selain guru dan para pengurus serta organisasi,masyarakat dukuh majasem juga ikut bereran mengurusi paud maharani, seperti mau menjaga kebersihan di lingkungan sekitar paud maharani dan apabila bermain pada saat diluar jam belajar atau liburan mereka mau menjaga dan tidak boleh merusak benda-benda dihalaman paud maharani.Tanpa masyarakat yang mau berperan serta dalam membangun paud maharani ini, mungkin tidak akan pernah berdiri paud maharani di dukuh majasem. Masyarakat dukuh majasem pada umumnya menyambut dengan gembira terhadap berdirinya paud maharani sehingga paud maharani mendapat tanggung jawab yang besar yang iberikan oleh masyarat, dan paud maharani harus menjalankanya dengan baik dan sungguh-sungguh.
3. Perkembangan yang dicapai
Sejak awal berdirinya PAUD MAHARANI, yaitu tahun 2010 sampai sekarang yaitu 2014 telah mengalami banyak perkembangan yang terjadi di PAUD MAHARANI diantaranya yaitu fasilitas-fasilitas Paud maharani yang sekarang sudah memadai karena yang telah lamanya PAUD MAHARANI didirikan.
D. Prospek
Tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Tap MPR/II/MPR/1988(GBHN) adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan memperdalam cinta terhadap tanah air serta mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan nasional. Sejalan dengan itu, dikembangkan iklim belajar mengajar yang sangat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri. Dengan demikian, pendidikan nasional akan mewujudkan manusia-manusia yang dpat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan tanah air Indonesia.
Maka,tepat sekali apabila dukuh majasem mendirikan system pra sekolah melalui pendidikan taman sekolah atau PAUD. Karena keberadaan PAUD MAHARANI telah diakui oleh masyarakat dukuh Majasem dan sudah dikenal. Hal ini membuktikan bahwa PAUD MAHARANI sudah mengalami beberapa perkembangan yang dicapai, sehingga dapat mendorong PAUD MAHARANI untuk tetap berdiri dan lebih meningkatkan kualitas belajar mengajarnya.
Dan diharapkan, PAUD MAHARANI untuk kedepanya akan selalu exist dalam segala hal.
BAB III
KESIMPULAN
Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.
DAFTAR PUSTAKA
M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda
Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda
Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama
Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
http://qeeasyifa.multiply.com/journal/item/61/MEMAHAMI_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI
http://www.tabloid-nakita.com/artikel2.php3?edisi=07327&rubrik=topas
http://eldiina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=29&Itemid=1
www.akhmadsudrajat.wordpress.com
Home
Pendidikan Islam
Pkn
biologi
Ekonomi
Seni
Pendidikan
Hukum
Ips
Manajemen
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Kesehatan
Sejarah
Sosiologi
Skripsi
Karya Ilmiah
Proposal
Contoh Surat
Kata Kata Cinta
Home » Makalah Paud » CONTOH MAKALAH PERAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
CONTOH MAKALAH PERAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan, sehingga banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Dalam Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga(masyarakat) dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkembangan anak yang merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem makro.
Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan orangtua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.
Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso, semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.
Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh pada kesulitan anak untuk tidur.
Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.
Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Kegiatan ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan orangtua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua?
2. Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat?
3. Bagaimana peran orang tua dan masyarakat di lembaga PAUD?
C. Tujuan
1. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan sebuah lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat
2. Memahami hubungan antara lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat
3. Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD dalam membina hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.
D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami hubungan dan tugas-tugas pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang tua wali murid serta masyarakat sekitarnya.
2. Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat dapat digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya di lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Orangtua Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya,
bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan kehidupannya.
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan seorang anak menuju kedewasaan dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor alam dan lingkungan, oleh karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti guru dan masyarakat untuk membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak tidak terhambat.
Orang tua dan guru juga perlu memahami arti kreativitas dan bagaimana penampilannya jika dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak dan mereka perlu memiliki keterampilan untuk membantu dan mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya, menyadari pentingnya kreativitas bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu menemukan kendali kreativitas pada anak dan membina mereka mengembangkan kesediaan dan keberanian untuk mewujudkan kreativitas mereka.
Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan anak karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan, perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi perkembangan anak-anak.
B. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Sungguh suatu hal yang ironis, betapa teknologi modern ternyata belum bisa membei manfaat atau efek positif pada anak-anak. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan dan pertumbuhan anak pada zaman sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh televise, dimana tidak ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal-hal yang baik untuk anak. Kita juga bisa membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan perkotaan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan. Dimana diperkotaan anak-anak usia dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan untuk anak usia dini. Melihat dari pekembangan anak yang memerlukan perhatian khusus oleh orangtua, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar PAUD dapat dicapai sebelum anak tersebut masuk ke sekolah dasar.
Masyarakat yang peduli dengan anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu membahu dalam mengembangkan kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarakat masih berada dalam jalur nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu generic.
Ada beberapa strategi masyarakat dalam mendirikan PAUD:
1. Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang program, melaksakannya dan mengawasinya.
2. Fleksibel yakni baik tempat waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling penting aman dan tidak mengganggu waktu tudur siang Anak.
3. Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, Majelis Ta'lim.
4. Yang Mudah , Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berart gedung yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasab mengungkapkan kemampuannya, didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ancaman/tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan Usianya.
Dalam penyelenggaraan sendiri PAUD nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya jika sudah ada keinginan dari masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk memulainya meskipun belum mendapat ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat kurikulum, maka bisa menggunakan kurikulum dengan menu generic. Sambil berjalan, penilik PLS/PAUD memantau, membina, dan mengarahkan sehingga mendapat ijin oprasional. Sehingga dalam jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan. PAUD sudah mendapat ijin dari Dinas Pendidikan.
Syarat mendapatkan ijin mendirikan PAUD (minimal):
1. Ada Yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara.
2. Ada anak yang akan dilayani.
3. Ada tenaga Pendidik.
4. Mempunyai tempat untuk menjalankan program pendidikan.
5. Ada Dana untuk kelangsungan PAUD.
6. Mempunyai program pembelajaran yang jelas.
7. Memiliki kurikulum yang jelas.
8. Didukung oleh masyarakat sekitar. Untuk Taman Pengasuhan Anak ditambah syarta tambahan yakni adanya pengasuh atau perawat yang bertanggung jawab dalam merawat anak termasuk kesehatan dan gizi.
C. Hubungan Lembaga Paud Dengan Orangtua dan Masyarakat
1. Hubungan Lembaga PAUD Dengan Orangtua Dalam Konteks Umum
Berkomunikasi dengan orangtua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik. Demikian juga dengan orangtua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini. Orangtua dan pendidik saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang individual anak. Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program – program dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut. Pendidik dapat menginformasikan dan berdiskusi tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan juga menggali informasi dari orangtua tentang berbagai hal mengenai anak tersebut.
Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah baik bagi pendidik maupun orangtua untuk menjalin komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak kendala baik dari pendidik maupun orangtua.
Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orangtua melalui papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home visit, dan pertemuan pendidik-orangtua.
a. Tujuan keterlibatan orangtua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:
1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orangtua dalam melaksanakan program lembaga.
3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing – masing anak.
4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
b. Strategi berkomunikasi antara pendidik(pengelola Lembaga PAUD) dan orangtua melalui:
1. Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.
a) Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi antara lain:
1) Pengumuman tentang jadwal pertemuan
2) Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik
3) hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua
4) foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua
5) foto-foto peserta didik
6) jadwal pembelajaran peserta didik
7) instruksi untuk volunteer
8) hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga
Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung
b) Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi:
1) Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik
2) Menyiapkan papan informasi
3) Menyiapkan bahan/materi
4) Memasang dan menempel materi yang disiapkan
5) Menghias papan informasi
c) Bahan-bahan pembuatan papan informasi
Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan. Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan, pihak orangtua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.
d) Kiat penggunaan papan informasi
1) Rubahlah paling sedikit beberapa selebaran secara berkala
2) Ingatlah bahwa setiap orang senang melihat photo dan nama mereka serta anak-anaknya
3) Pampanglah hasil karya anak
4) Minta orang tua untuk berkontribusi pada pemasangan maupun pengisian materi di papan informasi
5) Tempelkan ucapan terimakasih bagi orang tua yang telah membantu suatu kegiatan
6) Kerjakan papan informasi secara bersama-sama, setidaknya dua orang. Hal ini untuk memudahkan pekerjaan dan memberi kegembiraan.
2. Buku Profil Lembaga
Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi:
a) visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah ditetapkan.
b) program pembelajaran,
c) jadwal kegiatan,
d) daftar kelas,
e) daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta didik, usia/tempat tanggal lahir
f) daftar pendidik dan tenaga kependidikan, Berisi informasi tentang nama-nama pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah diikuti oleh pendidik, pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan infromasi-informasi lain yang mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan kependidikan
g) fasilitas yang dimiliki,
h) tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
Contoh Tata Tertib Orangtua
a) Berpakaian bebas dan sopan ketika mengantar anak
b) Tidak berada di dalam ruangan ketika proses pembelajaran berlangsung
c) Mengantar dan menunggu pada tempat yang telah disediakan
d) Aktif menjalin komunikasi dengan pendidik tentang perkembangan anak, melalui buku penghubung
e) Melengkapi administrasi sesuai waktu yang telah ditentukan
f) Mengikuti setiap kegiatan yang direncanakan lembaga bersama orang tua
g) Tidak merokok di dalam ruangan pembelajaran
h) Mengantar dan menjemput anak tepat waktu
3. Buku Komunikasi/Penghubung
Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Surat
Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua. Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orangtua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
5. Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orangtua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung ditahun tersebut.
a) Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran dimulai, yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain secara individual; pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing tentang program lembaga dan mendiskusikan harapan untuk anak mereka. Kedua, mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak, masalah kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan juga tentang bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga
b) Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu:
1) untuk berbagi informasi tentang perkembangan/kemajuan anak serta permasalahan yang dihadapi.
2) Mengetahui kondisi anak jika selama beberapa hari tidak masuk sekolah.
3) Mendorong orangtua untuk terlibat dalam kegiatan di lembaga.
4) Mendorong orangtua memberikan pengasuhan yang tepat untuk anak.
c) Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara baik. Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orangtua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui telepon, atau surat.
6. Pertemuan Orangtua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
Pertemuan pendidik dan orangtua merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadualkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.
a) Tujuan pertemuan orangtua-pendidik
Pertemuan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut.
1) penjelasan tentang program lembaga
2) diskusi tentang perkembangan anak
3) diskusi tentang cara mendidik anak, nutrisi, kesehatan, dan topik lain yang relevan dengan kebutuhan untuk pendidikan anak usia dini.
Masing-masing tujuan sebaiknya dilakukan dalam pertemuan yang berbeda sehingga kegiatan tersebut fokus dan waktu pertemuan tidak terlalu lama.
b) Strategi pelaksanaan
1) Persiapan
Identifikasi waktu luang orangtua. Hal ini dimaksudkan agar ketika pertemuan diadakan, orangtua dapat menghadirinya. Kirimkan form identifikasi untuk diisi orangtua yang memuat identitas serta kemungkinan waktu luang yang dimilikinya.
Menetapkan tujuan pertemuan berdasarkan identifikasi kebutuhan.
Menetapkan waktu pertemuan. Penetapan tujuan pertemuan dimaksudkan agar kegiatan dapat fokus sehingga dapat memanfaatkan waktu secara efektif. Sedangkan waktu pertemuan ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi waktu luang yang dimiliki orangtua.
Buat undangan untuk orangtua maksimal satu minggu sebelumnya dan konfirmasi kehadiran mereka dalam pertemuan sehari sebelumnya.
Rencanakan juga kegiatan pengasuhan untuk anak jika orangtua membawa anak-anak mereka.
Jika kegiatan membutuhkan narasumber selain pendidik, maka perlu membuat undangan untuk narasumber dan mengkonfirmasi kesanggupannya.
Mengirimkan undangan ke orangtua
menyiapkan bahan/materi pertemuan
menyiapkan konsumsi dan dokumentasi
2) Pelaksanaan
Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pertemuan orangtua-pendidik.
a) setting ruangan pertemuan
b) Mulai pertemuan tepat waktu
c) Pelaksanaan pertemuan dengan susunan acara sebagai berikut:
Pembukaan
Perkenalan
Menyampaikan tujuan pertemuan
Kegiatan inti :
penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.
Diskusi/tanya jawab
Penutup
d) ulangi tujuan pertemuan
e) buat kesimpulan hasil pertemuan
Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Kirimkan surat ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya dalam pertemuan.
7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal dan tidak memerlukan perencanaan khusus.
a) Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
b) Menggunakan telephon
c) Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
d) Melakukan kegiatan parenting.
Manfaat parenting adalah : pertama, terjalinnya mitra kerja lintas sektor, misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, Kedua, terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga, berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, Keempat terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing, Kelima, terciptanya hubungan antar keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan Keenam, terjalinnya mitra kerja antar sesama anggota parenting.
2. Hubungan Lembaga PAUD Dengan Masyarakat Dalam Konteks Umum
Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah :
a) Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b) Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
c) Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
d) Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
e) Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
f) Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan di era globalisasi dan desentralistik (otonomi daerah) menuntut team work yang solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat. Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi kunci sukses di dalamnya.
Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual, spritual dan sosial.
B. Saran
1. Untuk Lembaga
Pengelola pendidikan harus mengikutsertakan peran orang tua dan masyarakat untuk mencapai tujuan lembaga yang ingin dicapai.
2. Untuk Orang Tua
Memotivasi anak agar memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, agar ada rasa kebanggaan bagi orang tua sendiri, lembaga, ataupun masyarakat umumnya.
3. Untuk Masyarakat
Mendorong dan mendukung segala tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh lembaga, agar senantiasa beriringan dan tujuan pendidikan bisa dijalankan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. —–. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Makalah Paud " CONTOH MAKALAH PERANORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Share on Facebook Twitter Google+
Berita :
CONTOH MAKALAH PERAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
CONTOH MAKALAH PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN " PENGERTIAN DAN DASAR PEMIKIRAN SENI BERPOLITIK "PENGERTIAN DASAR HUKUM PILKADA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Pembukaan UUD 1945 telah tercantum bahwa tuju ...
PENDIDIKAN NILAI ANAK USIA DINI PENDIDIKAN NILAI ANAK USIA DINI POKOK BAHASAN 1. Pengertian Nilai dan Moral 2. ...
CONTOH MAKALAH PROGRAM KEGIATAN PENDIDIKAN TPA /KB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilaksanakan sebagai das ...
CONTOH MAKALAH PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI" CONTOH LEMBAR OBSERVASI HASIL AKTIVITAS ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang tunj ...
CONTOH MAKALAH PAUD 5 KUMPULAN DONGENG " KERA BODOH YANG TERTIPU KATA PENGANTAR Puji syukur hanya kepada Alloh SWT, dengan segala hidayah dan inayah-Nya penulis dapat ...
Newer Post Older Post Home
Posh Populer
Kumpulan Puisi Kehidupan Penuh Makna dan Harapan Terbaik 2016
Kumpulan Puisi Sahabat dan Persahabatan Sejati Terbaru 2016
Kumpulan Puisi Guru Menyentuh Hati Terbaru 2016
Kata Kata Mutiara Penuh Makna Terbaru 2016
Kata Kata Bijak Penuh Makna 2016
Kata Kata Cinta Romantis Untuk Kekasih Menyentuh Hati 2016
Kata Kata Romantis Buat Pacar Tersayang Terbaru 2016
Kumpulan Puisi Ibu Menyentuh Hati 2016
Kata Kata Galau Sedih Menyentuh Hati Terbaru 2016
Kata Kata Lucu Gokil Abis Terbaru 2016
Info Menarik
MAKALAH BAHASA INDONESIA PILIHAN KATA (DIKSI)
HARTA DAN KEPEMILIKAN (ILMU EKONOMI)
TEORI MEKANISME PASAR ISLAMI (ILMU EKONOMI)
Kumpulan Puisi Kehidupan Penuh Makna dan Harapan Terbaik 2016
PENGERTIAN SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT
Contoh Makalah Manajemen Pemasaran
PENGERTIAN BELAJAR " FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR.
Info Asik
Contoh Soal Psikotes Dan Jawaban Terbaru
Kumpulan Puisi Cinta Romantis Menyentuh Hati Terbaru Tahun 2016
Kumpulan Contoh Motto Lengkap
Contoh Surat Kuasa Yang Baik dan Benar
Contoh Cover Yang Baik dan Benar
Kumpulan Makalah
Artikel artikel islami Artikel Kesehatan Contoh format kesehatan Contoh Surat Informatika Karya Tulis Ilmiah Kata kata Cinta Makalah Makalah Asuransi Makalah Bahasa Indonesia Makalah Bahasa Inggris Makalah Biologi Makalah Ekonomi Makalah Fisika Makalah Hukum Makalah Ipa makalah kesehatan Makalah Kesehatan Kebidanan Makalah Kesehatan Keperawatan Makalah Kewirausahaan Makalah Kimia makalah komputer Makalah Komunikasi Makalah Manajemen Makalah Olah Raga Makalah Paud Makalah Pendididkan Makalah Pendididkan IPS Makalah Pendidikan agama islam Makalah Pkn Makalah Sejarah Makalah Seni Makalah Sosiologi Pemberitaun CPNS 2014 Pengetahuan PROPOSAL PUISI Sejarah Kesehatan Skripsi Sosial-Budaya · Surat Permohonan tips kesehatan
© www.gudangmakalah.Com " Privacy Policy " About Us
Latest News
Loading news...
About
Privacy Policy
Disclaimer
Contact
Contoh Makalah
Home
Maklah Kesehatan
HIV AIDS
Jantung
Organ Dalam
Makalah Pendidikan
Bahasa Indonesia
Sosiologi
Bahasa Inggris
Contoh Kata Pengantar
Contoh Penutup
Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
Home » Contoh Makalah » Contoh Makalah Pendidikan » Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini
Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini
Bang Sunu
Add Comment
Contoh Makalah, Contoh Makalah Pendidikan
pühapäev, 27. september 2015
Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini " Kali ini kami akan menampilkan contoh makalah bertema Pendidikan. Judul makalah tersebut yaitu tentang pentingnya pendidikan pada usia dini. Didalam makalah ini akan dijelaskan berbagai masalah pentingnya pendidikan di usia dini.
Nah, bagi kalian yang sedang membutuhkan makalah pendidikan ini, silahkan download saja makalahnya di bawah ini. Anda dapat menggunakannya sebagai referensi pembuatan makalah anda. Oke langsung saja simak makalahnya di bawah ini.
Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini
Pentingnya Pendidikan Pada Usia Dini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan.
Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak.
Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.
Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
B. Tujuan pembuatan makalah
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
- Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
- Melatih mahasiswa untuk dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
- Melatih mahasiswa dalam pengalaman langsung atau tidak langsung dalam
- Memberikan informasi kepada masyarakat tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai lahir sampai baligh (kalau perempuan ditandai menstruasi sedangkan laki-laki sudah mimpi sampai mengeluarkan air mani) adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14, pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
2. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
- Infant (0-1 tahun)
- Toddler (2-3 tahun)
- Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
- Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Hal-hal yang harus dipahami dalam Karakteristik Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
- Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak, agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
- Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
- Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
- Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. fisik dan psikologis ( hall & lindzey, 1993).
Adapun pentingnya pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sebagai berikut:
- PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan sangat fundamental.
- PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak.
- Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
- Merupakan Masa Golden Age (Usia Keemasan). Dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak.
- Cerminan diri untuk melihat keberhasilan anak dimasa mendatang. Anak yang mendapatkan layanan baik semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk mengembangkan hidup selanjutnya.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Komitmen Dunia seperti yang tertera dalam kutipan sebagai berikut:
- Komitmen Jomtien Thailand (1990) "Pendidikan untuk semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal."
- Deklarasi Dakkar (2000) "Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar."
- Deklarasi "A World Fit For Children" di New York (2002)(Penyediaan Pendidikan yang berkualitas)
B. Landasan Yuridis Tentang PAUD
Pembukaan UUD 1945 ; "Salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa."
Amandemen UUD 1945 pasal 28 C
"Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia."
UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
"Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta dan bakat."
UU No 20/2003 pasal 28
- Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
- Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
C. Perkembangan Anak
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain. Perkembangan anak sebagai perubahan psikologis menurut Kartini Kartono ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam fase tertentu.
Nana Syaodah Sukmadinata mengemukakan ada tiga pendekatan perkembangan individu, yaitu Pendekatan Pentahapan, diferensial dan isaptif. Khususnya pada pendekatan isaptif pada perkembangan anak mencakup perkembangan psikososial, perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, perkembangan moral dan perkembangan emosional.
Tahapan perkembangan psikososial anak menurut Erik Erikson dalam Malcolm Knowles adalah sebagai berikut:
Tahap kepercayaan dan ketidak percayaan (trust versus misstrust), yaitu tahap psikososial yang terjadi selama tahun pertama kehidupan. Pada tahap ini,bayi mengalami konflik anatara percaya dan tidak percaya. Rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekhawatiran akan masa depan.
Tahap otonomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus shame and doubt), yaitu tahap kedua perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan. Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau atonomi mereka dan menyadari kemauan mereka. Jika orangtua cenderung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi anak untuk menyelidiki lingkungannya, maka anak akan mengalami rasa malu dan ragu-ragu.
Tahap prakarsa dan rasa bersalah (initiatif versus guilt), yaitu tahap perkembangan psikososial ketiga yang berlangsung selama tahun pra sekolah. Pada tahap ini anak terlihat sangat aktif, suka berlari, berkelahi, memanjat-manjat, dan suka menantang lingkungannya. Dengan menggunakan bahasa, fantasi dan permainan khayalan, dia memperoleh perasaan harga diri. Bila orangtua berusaha memahami, menjawab pertanyaan anak, dan menerima keaktifan anak dalam bermain, maka anak akan belajar untuk mendekati apa yang diinginkan, dan perasaan inisiatif semakin kuat. Sebaliknya, bila orangtua kurang memahami, kurang sabar, suka memberi hukuman dan menganggap bahwa pengajuan pertanyaan, bermain dan kegiatan yang dilakukan anak tidak bermanfaat maka anak akan merasa bersalah dan menjadi enggan untuk mengambil inisiatif mendekati apa yang diinginkannya.
Tahap kerajinan dan rasa rendah diri (industry versus inferiority),yaitu perkembangan yang berada langsung kira-kira tahun sekolah dasar. Pada tahap ini, anak mulai memasuki dunia yang baru, yaitu sekolah dengan segala aturan dan tujuan. Anak mulai mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.perasaan anak akan timbul rendah diri apabila tidak bisa menguasai keterampilan yang diberikan disekolah.
Tahap identitas dan kekacauan identitas (identity versus identity confusion), yaitu perkembangan yang berlangsung selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini, anak dihadapkan pada pencarian jati diri. Ia mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah individu unik yang siap memasuki suatu peran yang berarti ditengah masyarakat baik peran yang bersifat menyesuaikan diri maupun memperbaharui. Apabila anak mengalami krisis dari masa anak kemasa remaja maka akan menimbulkan kekacauan identitas yang mengakibatkan perasaan anak yang hampa dan bimbang.
Tahap keintiman dan isolasi (intimacy versus isolation), yaitu perkembangan yang dialami pada masa dewasa. Pada masa ini adalah membentuk relasi intim dengan oranglain. Menurut erikson, keintiman tersebut biasanya menuntut perkembangan seksual yang mengarah pada hubungan seksual dengan lawan jenis yang dicintai. Bahaya dari tidak tercapainya selama tahap ini adalah isolasi, yakni kecenderungan menghindari berhubungan secara intim dengan oranglain kecuali dalam lingkup yang amat terbatas.
Tahap generativitas dan stagnasi (generativity versus stagnation), yaitu perkembangan yang dialami selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk, ide-ide, dan sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Apabila generativitas tidak diungkapkan dan lemah maka kepribadian akan mundul mengalami pemiskinan dan stagnasi.
Tahap integritas dan keputusasaan (integrity versus despair), yaitu perkembangan selama akhir masa dewasa. Integritas terjadi ketika seorang pada tahun-tahun terakhir kehidupannya menoleh kebelakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam hidupnya selama ini, menerima dan menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya, merasa aman dan tentram, serta menikmati hidup sebagai yang berharga dan layak. Akan tetapi, bagi orangtua yang dihantui perasaan bahwa hidupnya selama ini sama sekali tidak mempunyai makna ataupun memberikan kepuasan pada dirinya maka ia akan merasa putus asa.
Perkembangan Kognitif Anak Menurut PIAGET tahapan perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap yaitu sebagai berikut:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak.
Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa.
Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anak-anak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.
Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Pada umumnya dalam perkembangan Emosional seorang anak terdapat empat kunci utama emosi pada anak yaitu :
1. Perasaan marah
Perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa tidak nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang mengganggunya. Kemarahan pun akan dikeluarkan anak ketika merasa lelah atau dalam keadaan sakit. Begitu punketika kemauannya tidak diturutioleh orangtuanya, terkadang timbulrasa marah pada sianak.
2. Perasaan takut
Rasa takut ini di rasakan anak semenjak bayi. Ketika bayi merekatakut akan suara-suara yang gaduh atau rebut. Ketika menginjak masa anak-anak, perasaan takut mereka muncul apabila di sekelilingnya gelap. Mereka pu mulai berfantasi dengan adanya hantu, monster dan mahluk-mahluk yang menyeramkan lainnya.
3. Perasaan gembira
Perasaan gembira ini tentu saja muncul ketika anak merasa senang akan sesuatu. Contohnya ketika anakdiberi hadiaholeh orang tuanya, ketika anak juara dalam mengikuti suatu lomba, atau ketika anak dapat melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya. Banyak hal yang dapat membuat anak merasa gembira.
4. Rasa humor
Tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih banyak tertawa di bandingkan orang dewasa. Anak akan tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.
Keempat perasaan itu merupakan emosi negative dan positif. Perasaan marah dan ketakutan merupakan sikap emosi yang negative sedangkan perasaan gembira dan rasa lucu atau humor merupakan sikap emosi yang positif.
Menurut Kohlberg Perkembangan moral (moral development) berhubungan dengan peraturan-peraturan dan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
D. Peranan keluarga
Keluarga adalah institusi pertama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Disanalah pertama kali dasar-dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing bagaimana ia mengenal Penciptanya agar kelak ia hanya mengabdi kepada Sang Pencipta Allah SWT. Demikian pula dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak yang didapatkan dari sikap keseharian orangtua ketika bergaul dengan mereka. Bagaimana ia diajarkan untuk memilih kalimat-kalimat yang baik, sikap sopan santun, kasih sayang terhadap saudara dan orang lain. Mereka diajarkan untuk memilih cara yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih barang halal yang akan mereka gunakan. Kesimpulannya, potensi dasar untuk membentuk generasi berkualitas dipersiapkan oleh keluarga.
Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan. Anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa yang dikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.
Tidak heran kemudian apabila anak yang dibesarkan dalam situasi dan kondisi yang kurang membaik semasa masih dalam kandungan berpengaruh terhadap kecerdasan anak ketika lahir. Dengan demikian, pihak keluarga sejatinya banyak mengetahui perkembangan-perkembangan anak. Pada saat anak masih dalam kandungan, pihak orang tua harus lebih memperbanyak perkataan, perbuatan, dan tindakan-tindakan yang lebih edukatif.
Ketika anak itu sudah lahir, maka tantangan terberat adalah bagaimana orang tua dapat mengasihi dan menyayangi anak sesuai dengan dunianya. Poin yang kedua ini ketika anak-anak (usia bayi hingga dua tahun) mempunyai tahap perkembangan yang cukup potensial. Anak-anak mempunyai imajinasi dengan dunianya yang bisa membuahkan kreativitas dan produktivitas pada masa depannya. Tapi, pada fase-fase tertentu banyak orang tua tidak memberikan kebebasan untuk berekspresi, bermain, dan bertingkah laku sesuai dengan imajinasinya. Banyak orang tua yang terjebak pada pembuatan peraturan yang ketat. Ini memang tujuannya untuk kebaikan anak.
Pengekangan dan pengarahan menurut orang tua tidak baik untuk memompa kecerdasan dan kreativitas anak. Bahkan, malah berakibat sebaliknya, yakni anak-anak akan kehilangan dunianya sehingga daya kreativitas anak dipasung dan dipaksa masuk dalam dunia orang tua. Paradigma semacam inilah yang sejatinya diubah oleh pihak orang tua dalam proses pendidikan anak usia dini.
Menarik salah satu pernyataan seorang pujangga Lebanon, Kahlil Gibran (1883). "Anak kita bukanlah kita, pun bukan orang lain. Ia adalah ia. Dan hidup di zaman yang berbeda dengan kita. Karena itu, memerlukan sesuatu yang lain dengan yang kita butuhkan. Kita hanya boleh memberi rambu-rambu penentu jalan dan menemaninya ikut menyeberangi jalan. Kita bisa memberikan kasih sayang, tapi bukan pendirian. Dan sungguh pun mereka bersamamu, tapi bukan milikmu.
Pernyataan tersebut cukup tepat untuk mewakili siapa sebenarnya anak-anak kita dan bagaimana seharusnya kita berbuat yang terbaik untuknya. Untuk itu pernyataan di atas sejatinya dijadikan referensi dalam memandang anak-anak oleh keluarga, terutama orang tua, yang ingin menjadikan anaknya berkembang secara kreatif, dinamis, dan produktif.
Keluarga yang selama ini masih cenderung kaku dalam mendidik anaknya pada masa kecil sejatinya diubah pada pola yang lebih bebas. Anak adalah dunia bermain. Dunia anak adalah dunia di mana keliaran imajinasi terus mengalir deras.
Anak sudah mempunyai dunianya tersendiri yang beda dengan orang dewasa. Hanya dengan kebebasan bukan pengerangkengan anak-anak akan bisa memfungsikan keliaran dan kreativitasnya secara lebih produktif. Hanya dengan dunianya anak-anak akan mampu mengaktualisasikan segenap potensi yang ada dalam dirinya.
Oleh karena begitu besarnya peranan orang tua dalam perkembangan anak maka orang tua dituntut untuk dapat memahami pola-pola perkembangan anak sehingga mereka dapat mengarahkan anak sesuai dengan masa perkembangan anak tersebut. Selanjutnya orangtua berkewajiban untuk menciptakan situasi dan kondisi yang memadai untuk menunjang perkembangan anak-anaknya. Dengan tercapainya perkembangan anak kearah yang sempurna maka akan terciptanya keluarga yang sejahtera. Menurut Siregar dalm makalahnya 2 agustus 1996 pada seminar hari anak Indonesia di Bandung mengemukakan tentang keluarga sejahtera yaitu bahwa keluarga sejahtera selalu didambakan setiap individu. Tujuan utama dari keluarga sejahtera adalah keluarga hendaknya merupakan wadah pengembangan anak seoptimal mungkin, sehingga mereka berkembang menjadi pribadi dewasa yang penuh tanggung jawab dan matang dikemudian hari.
E. Menumbuhkan Kecerdasan Anak Usia Dini
Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Namun secara pasti berangsur-angsur anak akan terus belajar dengan lingkungannya yang baru dan dengan alat inderanya, baik itu melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan mapun pengecapan. Anak berkemungkinan besar untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Bahkan anak bisa meningkat pada taraf perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya sehingga ia mampu tampil sebagai pionir dalam mengendalikan alam sekitar. Hal ini karena anak memiliki potensi yang telah ada dalam dirinya.
Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak. Sebab jika potensi kecerdasannya tidak dibimbing dan diarahkan dengan rangsangan-rangsangan intelektual, maka walaupun dia memiliki bakat jenius aakan tidak ada artinya sama sekali. Sebaliknya jika seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata atau normal bila didukung lingkungan yang kondusif maka ia akan dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas diatas rata-rata atau superior. Hal ini berarti lingkungan memegang peranan penting bagi pendidikan anak selain bakat yang telah dimiliki oleh anak itu sendiri.
F. Karakteristik Belajar Anak
Menurut konsep PAUD yang sebenarnya, anak-anak seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai permainan. Dengan demikian, kebutuhannya akan rasa aman dan nyaman tetap terpenuhi. Kalaupun kepada siswa SD kelas awal ingin diajarkan konsep berhitung, contohnya, pilihlah sarana pembelajaran melalui nyanyian atau cara lain yang mudah dipahami dan menyenangkan.
Hanya saja, meski sama-sama melalui cara yang menyenangkan, tujuan pendidikan anak usia prasekolah berbeda dari pendidikan anak usia sekolah dasar awal. Kalau pendidikan bagi anak usia prasekolah bertujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, maka konsep pendidikan di awal sekolah dasar bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain tentu saja untuk mengembangkan berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan guna mengoptimalkan kecerdasannya.
Proses pembelajaran kepada anak harus sesuai dengan konsep pendidikan anak usia dini. Mengajarkan konsep membaca dan berhitung, contohnya, haruslah dengan cara yang menarik dan bisa dinikmati anak. Yang tidak kalah penting, selama proses belajar, jadikan anak sebagai pusatnya dan bukannya guru yang mendominasi kelas. Dalam pelaksanaannya, inilah yang disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Jadi bukannya "CBSA" yang kerap diplesetkan sebagai "Catat Buku Sampai Abis".
Sementara pendidikan usia dini yang diberikan dalam keluarga juga harus berpijak pada konsep PAUD. Artinya, pola asuh yang diterapkan orang tua hendaknya cukup memberi kebebasan kepada anak untuk mengembangkan aneka keterampilan dan kemandiriannya. Ingat, porsi waktu terbesar yang dimiliki anak adalah bersama keluarganya dan bukan di sekolah.
G. Program Pendidikan Bagi Anak Usia Dini
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1992 tentang pendidikan pra-sekolah, pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa "bentuk satuan pendidikan pra-sekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan Penitipan Anak serta bentuk lain yang diterapkan oleh Menteri.
Kelompok Bermain
Pendidikan dini bagi anak-anak usia pra-sekolah (3-6 tahun) merupakan hal yang penting, karena pada usia ini merupakan masa membentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan berfikir, kecerdasan, keterampilan serta kemandirian maupun kemampuan bersosialisasi. Pada dasarnya dunia anak adalah dunia fundamental dari perkembangan manusia menuju manusia dewasa yang sempurna. Disadari bahwa generasi merupakan generasi penerus yang perlu dibina sejak dini, karenanya pembinaan sejak dini merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Pembinaan anak usia pra-sekolah terutama peranan keluarga sangat menentukan.
Menurut Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1990 tentang pendidikan pra-sekolah, Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain, yang juga menyelenggarakan pendidikan pra-sekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
Selama tahun pra-sekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain semuanya menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya baik sendiri atau berkelompok mainan merupakan unsure yang penting dari aktivitas bermain anak. Bermain dengan teman-teman sebayanya, anak dirangsang dalam kemampuan mental seperti kecerdasan, kreativitas, kemampuan sosial yang sangat bermanfaat pada masa kini dan masa yang akan datang. Kegiatan bermain memiliki arti positif terhadap perkembangan sosial anak. Seperti yang dikemukakan oleh Zulkifli bahwa dengan berman mereka lebih banyak mengenal benda-benda yang berguna bagi perkembangan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dengan mengenal benda seperti mobil dapat mengembangkan rasa sosial anak dimana benda tersebut dapat membantu orang lain eprgi kesuatu tempat tertentu. Secara lebih jauh dapat dilihat dengan adanya perkembangan teknologi menunjukan makin menariknya teknis dan permainan elektronik bagi anak yang ditunjang oleh situasi dan kondisi dimana anak-anak sulit mendapat teman sebaya untuk bersosialisasi sehingga anak dapat menonton atau bermain sendiri tanpa memerlukan oranglain.
BAB III
KESIMPULAN
Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.
DAFTAR PUSTAKA
M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda
Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda
Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama
Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI
Nah, demikian tadi contoh makalah pendidikan yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat bagi anda yang sedang membutuhkannya.
Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini
inShare
You Might Like :
Contoh Makalah Bahasa Indonesia Yang Benar
Makalah Tentang Menjaga Kesehatan Jantung
Contoh Makalah Bola Basket Yang Benar
Contoh Makalah Yang Benar Tentang Narkoba
Contoh Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia
0 Response to "Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendidikan Di Usia Dini"
Uuem postitus Vanem postitus Avaleht
Entri Populer
Kumpulan Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 Mudah Dihafal
Kumpulan Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 Mudah Dihafal " Perpisahan adalah satu diantara peristiwa serta kondisi di mana orang akan berp...
Contoh Saran Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar
Contoh Saran Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar " Bagi Anda yang tidak ingin repot repot mengeditnya di ms. word, saya telah mrenuliskan c...
Contoh Kata Pengantar Makalah Bahasa Inggris Dan Artinya
Contoh Kata Pengantar Makalah Bahasa Inggris Dan Artinya " Oke pada kali ini saya kembali memposting sebuah artikel dengan tema kata pengan...
Kumpulan Contoh Pendahuluan Makalah Lengkap
Contoh Pendahuluan Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar " Bagi Anda yang tidak ingin repot repot mengeditnya di ms. word, saya telah mrenuli...
3 Contoh Penutup Makalah Yang Baik Dan Benar
Contoh Penutup Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar " Bagi Anda yang tidak ingin repot repot mengeditnya di ms. word, saya telah mrenuliskan...
Kumpulan Contoh Teks Negosiasi Pemecahan Konflik Lengkap
Kumpulan Contoh Teks Negosiasi Pemecahan Konflik Lengkap " Oke, pada kesempatan kali ini saya akan menulis sebuah artikel yang berisikan C...
Cara Membuat Makalah Yang Baik Dan Benar
Cara Membuat Makalah Yang Baik Dan Benar " Kalau kita seorang siswa ataupun mahasiswa di sebuah sekaolah ataupun di perguruan tinggi pasti...
Kumpulan Contoh Teks Prosedur Kompleks Yang Baik Dan Benar
Kumpulan Contoh Teks Prosedur Kompleks Yang Baik Dan Benar " Oke, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan beberapa contoh tek prose...
Kumpulan Contoh Pidato Perpisahan Kelas 9 Midah Dihafal
Kumpulan Contoh Pidato Perpisahan Kelas 9 Midah Dihafal " Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan beberapa kumpulan naskah pidato pe...
Kumpulan Contoh Paragraf Teks Eksposisi Dan Strukturnya
Pengertian, jenis dan Struktur dalam Teks Eksposisi Pengertian Teks Eksposisi Teks atau paragraf eksposisi merupakan sebah teks yang be...
Kategori
Cara Membuat Makalah
Ciri-ciri Masyarakat
Ciri-ciri Masyarakat Pendidikan
Contoh Kalimat Efektif
Contoh Kesimpulan
Contoh Makalah
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Kesehatan
Contoh Makalah Komputer Dan TIK
Contoh Makalah Olahraga
Contoh Makalah Pendidikan
Contoh Makalah Sosiologi
Contoh Paragraf Narasi
Contoh Pendahuluan Makalah
Contoh Penutup Makalah
Contoh Pidato
Contoh Proposal
Contoh Saran
Contoh Teks Anekdot
Contoh Teks Eksplanasi
Contoh Teks Prosedur Kompleks
Daftra Isi Makalah
Gerak Pada Tumbuhan
Kata Pengantar Bahasa Inggris
Kata Pengantar Makalah
Makalah Kewirausahaan
Makalah Lingkungan Hidup
Proposal Kegiatan
Teks Eksposisi
Teks Negoisasi
Blogiarhiiv
2016 (25)
2015 (34)
detsember (2)
november (4)
oktoober (6)
september (3)
Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendi...
8 Contoh Daftar Isi Makalah Lengkap
Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehid...
august (19)
2014 (1)
manfaat daun sirsak
Back to top!
Copyright 2013 Contoh Makalah - All Rights Reserved Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger