Anekdot Sindiran
Ada yang tertinggal pada Pilpres yang sudah diumumkan KPU 22 Juli kemarin, ialah anakedot politik. Mungkin ini tidak penting bagi perkembangan politik negeri. Tapi bagi rakyat, menjadi hiburan tersendiri di tengah hiruk pikuk yang melelahkan. Misalnya ketika orang secara bergurau mengatakan, Jerman juara Piala unia, tapi belum tentu, kita masih menanti menanti perhitubgan realcount, nanti tanggal 22 Juli oleh KPU. ***
Kalimat itu tersebar beberapa saat setelah Jerman menjadi juara unia saat mengalahkan Argentian dalam !inal Piala unia 2"#$ di %rasil. Kalimat itu tentu sebuah parodi dan anekdot dari kondisi Pilpres yang sedang dan sudah berlangsung di tanah air. Anda sudah tahu maksudnya. Kemudian tersebar ke seluruh pelosok mulut rakyat &ndon esia, baik melalui 'M' maupun jejaring sosial (acebook atau T)itter T)itter,, yang pasti kalimat diatas menjadi anekdot yang berkembang pesa. Anekdot dan Parodi kalimat politik memang menjadi salah hiburan bagi rakyat. 'etelah suara mereka dititipkanle)at paku yang ada di TP'. *al sama pernah terjadi di Pilkada Ja)a %arat, dimana pasangan calon c alon +ubernur-agub +ubernur-agub &rianto Tatang Tatang diplesetkan singkatannya menjadi /antangsemacam )adah nasi0, ede 1usu!3eks 1usu!3eks 3aksmana menjadi elman, Ahmad *erya)an edy Mi4)ar jadi *erder dan 5nengTeten jadi 6engtet 7keluarterlihat0. Maka jadilah sebuah kalimat dan berubah menjadi semacam anekdot yang tersebar dengan rapih dan tak tahu dari mana sumbernya menjadi 8Ma)a /A6TA6+ naik 93MA6, diudag *9/9/, bujurna 696+T9T: yang artinya Memba)a )adah nasi naik delman dikejar he)an pantatnya nampak telihat. Anekdot adalah sebuah cerita singkat yang lucu yang di dalamnya ada kisah nyata namun diplesetkan, karena sebuah anekdot akan tercipta dengan sendirinya di masyarakat untuk menggambarkan peristi)a lucu. Anekdot, Kelakar, lelucon, guyonan atau sejenisnya memang selalu melibatkan orangorang yang sebenarnya ada. %oleh jadi sebuah anekdot tercipta dengan sendirinya tanpa harus ber!ikir panjang, sebuah obrolan di )arung kopi bisa berkembang menjadi anekdot, kemudian bahasanya dimodi!ikasi agar lebih seger dan gerr;. 'ebuah anekdot tercipta biasanya karena orang jenuh dengan keseriusan, menginginkan suasana yang lebih !resh, meskipun terkadang anekdot an ekdot juga perlu menjadi kajian secara psikilogis maupun sosiologis, karena ternyata dalam anekdot itu meskipun ada unsur ta)a dan lucu tapi banyak juga berisi sindiran. Mari simak anekdot diba)ah ini< Ada seorang )arga negara yang menda!tarkan diri ke KPU untuk menjadi calon bupati, semua berkas peryaratan sudah terpenuhi. 'etelah dilakukan =eri!ikasi, petugas KPU bertanya pada calon bupati tersebut 8Pak, mohon maa! Pak, ternyata ija4ah '# %apak palsu:. Mendengar itu calon bupati menja)ab 8'aya tahu kok itu ijasah palsu:. 8Kalau %apak tahu, kenapa menda!tar pake ijasah palsu untuk menda!tar jadi bupati>:, Tanya Tanya petugas KPU. an dengan tenang ia menja)ab 8Kalau ija4ah saya ini asli, saya tidak akan mencalonkan diri jadi bupati, tapi saya akan mencalonkan jadi gubernur:.
'ekali lagi, anekdot memang bukan lelucon )alaupun rasanya memang itu lelucon, ia lebih mendekati sebuah sindiran nyinyir, kelakar rakyat. Mungkin semacam kegelisahan masyarakat atas peristi)a social maupun politik yang membelit pikiran, membuat imajinasi berkembang serta mendadak pintar dalam menciptakan istilah dan cerita unik. Tahun #?@ lalu ada sebuah buku anekdot politik berjudul 8Mati Keta)a Bara /usia:, buku ini laris manis karena berisi cerita lucu dengan tokoh yang sangat dikenal, seperti Kennedy 7Presiden Amerika0 dan 3eoni= %re4ne= 7/usia0. 'aya kutip sedikit isi buku itu < kennedy 7Amerika0 menghadap Tuhan dan memohon< 8Tuhan, berapa lama lagikah baru rakyatku berbahagia>: 83ima puluh tahun lagi,: kata Tuhan. Kennedy menangis, dan berlalu. Bharles e +aulle 7Perancis0 menghadap Tuhan dan memohon, 8Tuhan, berapa lama lagikah baru rakyatku berbahagia>: 8'eratus tahun lagi,: ja)ab Tuhan. e +aulle menangis, dan berlalu. Krusche= 7/usia0 menghadap Tuhan dan memohon, 8Tuhan, berapa lama lagikah baru rakyatku berbahagia>: Tuhan menangis, dan berlalu C.. i &ndonesia anekdot sindiran semacam ini juga beredar dengan cepat, seperti misalnya pada Permilu 2""? lalu, ketika enny JA dari 3'& baru saja melakukan sur=ei calon presiden 2""?. *asilnya dikirim ke '%1, JK dan Mega. Ketiga calon presiden tersebut marah. Untuk 'ur=ey '%1 disebutkan
semua pega)ai negeri boleh begadang asal ada artinya. an ternyata pencalonan dirinya hanya ingin merebut A6& dari '%1. Jika ditelusuri saya yakin kalimat itu tidak diketahui darimana asalnya, tibatiba surprise;. Mungkinkah itu sebuah sindiran halus, kritik yang soleh, atau kemarahan yang manis>, sepanjang anekdot itu tidak menjurus 'A/A, sa ya pikir inilah kondisi rasional rakyat &ndonesia. Ketimbang rakyat bunuh diri karena bingung dalam menentukan pemimpin mereka, maka anekdot itu menjadi penting, semacam pil mujarab untuk menyembuhkan sesaat rasa sakit rakyat yang kerap dibohongi. Kini kita telah memiliki Presiden baru, Joko)i. 'elama rakyat membutuhkan hiburan teks, anekdot masih akan tetap ada. 6ah;