ANEKDOT DALAM DRAMA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia OLEH : KELOMPOK 4 1) Cynthia Devinta 2) Dita Juliyanti 3) Mufidah Hidayat 4) Rania Hendradwiputri Kelas : X IPA 2
DEPARTEMEN DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 65 JAKARTA
Jalan Raya Panjang Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan pemilik segala ilmu pengetahuan. Dengan izin, limpahan rahmat, dan kasih sayang-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Proses pembuatan makalah ini dari naskah sampai menjadi makalah yang sedang Anda baca, tidaklah singkat dan mudah. Banyak tahap dan pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, guru Bahasa Indonesia kami, teman-teman, dan berbagai media yang materi maupun gambarnya telah kami gunakan sebagai referensi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca.
Salam,
Penulis.
DAFTAR ISI
Latar Belakang ............................................... ..................................................................... ............................................ ............................ ...... 1
Perumusan Masalah .............................................. .................................................................... ............................................ ...................... 2
Tujuan Pembuatan Makalah ............................................ .................................................................. ................................. ........... 3
Pembahasan A. Pengertian Anekdot ............................................... ..................................................................... ...................................... ................ 4 B. Struktur Anekdot .............................................. .................................................................... ............................................ ...................... 5 C. Unsur-Unsur Anekdot ............................................. ................................................................... .................................... .............. 6 D. Contoh Anekdot ............................................ .................................................................... ............................................... ....................... 7 Daftar Pustaka ............................................ .................................................................. ............................................ ................................. ........... 8
LATAR BELAKANG
Terima kasih kami ucapkan kepada Bu Siti Zulaeha, guru Bahasa Indonesia kami, yang telah memberi kesempatan untuk membuat makalah. Beruntung, ada satu orang dalam kelompok kami (yang kami ketahui saja untuk sementara ini, mungkin masih ada lagi) yang sudah pernah membuat makalah ketika ia masih menduduki tingkat SMP, sehingga tidak ada hambatan yang berarti dalam pembuatan makalah ini. Awalnya memang sulit, karena informasi yang kami peroleh dari internet pun juga sangat terbatas, ditambah lagi kami harus berperang dengan waktu. Namun, jikalau sudah berusaha, hasil itulah yang terbaik. Sempat terduga nampaknya hanya sedikit yang dapat kami persembahkan dalam makalah ini, dan ternyata memang benar. Makalah ini i ni selesai dengan penuh kekurangan, namun kami harap ini sudah lebih dari cukup.
1
PERUMUSAN MASALAH
Pernahkah kita mendengar istilah anekdot? Apakah perbedaan anekdot dengan lelucon? Bagaimanakah sejarah anekdot sesungguhnya? Apa saja struktur-struktur yang harus ada ketika kita membuat anekdot? Apa saja unsur-unsur yang harus ada dalam anekdot? Dan, bagaimanakah contoh anekdot itu?
Mari kita bahas seluruh pertanyaan ini sesaat lagi.
2
TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Tujuan kami membuat makalah ini adalah – sesuai sesuai dengan yang tertera pada cover depan – untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Serta, melatih kemampuan kami dalam membuat makalah, juga memberikan berbagai informasi seputar anekdot yang kami telah ketahui dari berbagai sumber di internet.
3
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANEKDOT
Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah ad alah tidak hanya untuk membangkitkan tawa tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.
Kata anekdot dalam Yunani berasal dari Procopius of Caesarea, penulis biografi dari Justinian Justi nian I, yang membuat sebuah karya yang berjudul anekdota (artinya (artin ya memoar yang tak diterbitkan atau kisah rahasia) yaitu sebuah koleksi kejadian-
kejadian singkat dari kehidupan pribadi di istana Bizantin.
4
B. STRUKTUR ANEKDOT
1. Abstraksi, berupa isyarat akan apa yang akan diceritakan berupa kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan dicerita atau dipaparkan teks. 2. Orientasi, pendahuluan atau pembuka berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat. 3. Krisis, pemunculan masalah. 4. Reaksi, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah. 5. Koda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita.
5
C. UNSUR ANEKDOT
Berupa teks atau cerita
Teks anekdot dapat berupa cerita, drama,
atau puisi, tapi kebanyakan dari teks anekdot yang ada berupa cerita ata u teks.
Lucu
Anekdot
berarti cerita pendek jenaka. Kalau
tidak lucu, berarti bukan anekdot namanya.
Singkat
Anekdot harus dibuat sesingkat mungkin,
supaya langsung pada tujuan cerita – cerita – tidak tidak bertele-tele.
Terdapat sindiran
Di dalam anekdot harus terdapat unsur yang
menyindir seseorang, biasanya pejabat-pejabat.
Menarik
Jikalau anekdot tidak menarik, maka tidak
dapat menarik minat pembaca untuk menikmatinya.
Adanya partisipan
Selain tokoh utama, haruslah ada tokoh lain
yang merespon tokoh utama.
Nyata
Anekdot
yang memiliki unsur sindiran harus
berasal dari kenyataan yang sudah terjadi di masyarakat – atau pengalaman hidup seseorang.
Mengesankan
Anekdot yang dibuat harus mengesankan
para pembaca supaya pembaca menyukainya. Hendaknya memakai bahasa sehari-hari sehingga perasaan penulis langsung sampai kepada pembaca.
6
D. CONTOH ANEKDOT
Senin pagi di SD Budi Luhur Karang Tengah. Sudah menjadi rutinitas semua anggota keluarga SD Budi Luhur untuk melaksanakan upacara bendera pada hari ini. Seperti biasanya, tanpa ada yang berubah, selalu ada sesi menyanyikan lagu wajib nasional sebelum pembacaan do‟a. Dan kali ini, lagu yang kami nyanyikan adalah Garuda Pancasila. Aku
: “Garuda Pancasila, Pancasila, akulah pendukungmu! Patriot proklamasi, sedia
berkorban untukmu! Pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa! Pribadi bangsakuuu ... ayo maju, maju! Ayo maju, maju! Ayo maju, majuuu!” (sambil menggerakkan ke dua tangan seolah-olah berlari) Dan kali ini aku disuguhi sesuatu yang membuatku terperanjat kaget. Dan asal muasalnya dari teman yang berbaris di sebelahku – Brando Brando – julukannya sih, murid paling payah dan bodoh di kelasku. Semoga saja di kelas 6 ini dia sudah mulai serius ser ius belajar untuk menghadapi UN. Aku
: (menahan tawa) “Wahahahahaha! Kamu maju beneran?!”.
Brando
: (menoleh) “Iya. „kan disuruh maju?”.
Aku
: “Bukaaann ... maksudnya itu, Indonesia kita yang maju!”.
Brando
: (terbelalak) “Hah? Pulau kita maju?!”.
Aku
: (menepuk dahi) “Masya Allah!” (kemudian (ke mudian menggelengkan kepala)
“Bukaan ... peradabannya! Maksud lagu itu, Indonesia kita bisa menjadi negara nomor satu di dunia, jadi kita sebagai rakyat harus maju terus menjunjung ilmu, membela negara kita!”. Sebenarnya, sih, aku nggak yakin penjelasan ini bisa ditangkap anak sedangkal dia. Brando
: (terdiam sesaat) “... Nggak ngerti, ah!”.
Aku
: “Ya sudah, deh ... selamat berjuang.”.
Aku yakin ucapan itu penuh arti – selamat berjuang untuk menjunjung ilmu lebih banyak lagi karena kamu sudah jauh tertinggal dariku (jelaslah, terbodoh sama terpintar itu cermin, tahu!) – tahu!) – tapi tapi aku sekali lagi yakin, dia sama sekali tidak mengerti maksud ucapanku. 7
DAFTAR PUSTAKA
www.id.wikipedia.org www.metonomia.blogspot.com www.jayadiningratberbagiilmu.blogspot.com
8