Laporan Kasus
BRONKOPNEUMONIA Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Kese hatan Anak RSMH Palembang
Oleh: Dyaz Desimorianiga 00!!"#$#%0&'
Pembimbing: dr( Su)andi* Sp(A
DEPARTEMEN DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUP D!MOHAMMAD HOESIN PALEMBAN" #$%&
HALAMAN PEN"ESAHAN
+aporan Kasus ,opik BRONKOPNEUMONIA -leh Dyaz Dyaz Desi Desimo mori rian anig igaa 00! 0!!" !"#$ #$#% #%0& 0&' ' Pembimbing dr( Su)andi* Sp(A ,elah elah diterim diterimaa dan disetu disetujui jui sebaga sebagaii salah salah satu syarat syarat dalam dalam mengik mengikuti uti Kepa Kepani nite tera raan an Klin Klinik ik Seni Senior or di Depa Depart rtem emen en Ilmu Ilmu Keseh Kesehata atan n Anak nak .aku .akult ltas as Kedokteran /niesitas Sri)ijaya 1 Rumah Sakit /mum Daerah Rabain periode 2 Maret 3 #$ Mei "0#%(
Muara 4nim* Maret "0#% "0#% Pembimbing*
dr( Su)andi* Sp(A
HALAMAN PEN"ESAHAN
+aporan Kasus ,opik BRONKOPNEUMONIA -leh Dyaz Dyaz Desi Desimo mori rian anig igaa 00! 0!!" !"#$ #$#% #%0& 0&' ' Pembimbing dr( Su)andi* Sp(A ,elah elah diterim diterimaa dan disetu disetujui jui sebaga sebagaii salah salah satu syarat syarat dalam dalam mengik mengikuti uti Kepa Kepani nite tera raan an Klin Klinik ik Seni Senior or di Depa Depart rtem emen en Ilmu Ilmu Keseh Kesehata atan n Anak nak .aku .akult ltas as Kedokteran /niesitas Sri)ijaya 1 Rumah Sakit /mum Daerah Rabain periode 2 Maret 3 #$ Mei "0#%(
Muara 4nim* Maret "0#% "0#% Pembimbing*
dr( Su)andi* Sp(A
KATA PEN"ANTAR Segala puji syukur kepada Allah s)t* karena atas berkat dan rahmat56ya seh sehing ingga
penu enulis lis
dap dapat
meny menyel eles esai aika kan n
lapo lapora ran n
kasu kasuss
deng engan
top topik
78ronkopn 78ronkopneumon eumonia9( ia9( Di kesempatan kesempatan ini penulis penulis juga mengu:apkan mengu:apkan terima kasih yang sebesar5besarnya kepada dr( Su)andi* Sp(A selaku Sp(A selaku pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini( +aporan kasus ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu Kesehatan Anak .K /6SRI5RS/D Rabain Muara 4nim( Penulis Penulis juga mengu:apkan mengu:apkan terima kasih kepada teman5teman* teman5teman* dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini* sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan oleh penulis( Penulis menyadari bah)a dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan( -leh karena itu* segala saran dan kritik yang bersi;at membangun sangat penulis harapkan( Demikianlah penulisan laporan ini* semoga berman;aat* amin(
Muara 4nim* 4nim* April "0#%
Penulis
BAB I STATUS PASIEN I( ID46,I.IKASI a( 6ama
< Mi:hael
b( /mur
< # tahun
:( =enis Kelamin
< +aki5laki
d( 6ama Ayah
< M( Iz)an
e( 6ama Ibu
< Susi +a)ati
;(
< Indonesia
8angsa
g( Alamat
< Dsn( # Desa 8etong
h( Dikirim -leh
< I>D
i(
< #'505"0#%
MRS ,anggal
II( A6AM64SIS ,anggal Diberikan -leh
< #'505"0#% < Ibu pasien
A( RI?A@A, P46@AKI, S4KARA6> Keluhan /tama < Sesak napas Keluhan ,ambahan < Demam Ri)ayat Perjalanan Penyakit < ' hari SMRS* pasien mengalami demam tidak terlalu tinggi* terus menerus( Pasien juga mengalami batuk BC berdahak* batuk terus5menerus tidak dipengaruhi )aktu ataupun :ua:a * batuk panjang tidak diakhiri suara whoop, pilekBC* sesakB5* nyeri tenggorokanB5* mualB5* muntahB5( # hari SMRS* batuk semakin berat* sesakBC* sesak baru pertamakali dialami* sesak tidak dipengaruhi aktiitas* :ua:a dan posisi* nyeri tenggorokan B5( DemamBC* pilekBC* mualB5* muntahB5* 8A8 dan 8AK tidak ada kelainan* anak menjadi re)el dan na;su makan menurun( 8( RI?A@A, S484+/M MAS/K R/MAH SAKI, #( Ri)ayat Kehamilan dan Kelahiran Masa kehamilan < '! minggu Partus < Spontan* peraginam* langsung menangis ,anggal < 0$ Mei "0#$ 88 < '000 gram P8 < & :m
"( Ri)ayat Makanan ASI Susu 8otol 8ubur 6asi 6asi biasa
< Sejak lahir hingga sekarang < Sejak usia 2 bulan sekarang < Sejak usia & bulan hingga # tahun 2 bulan < Sejak usia # tahun 2 bulan hingga sekarang
E( RI?A@A, IM/6ISASI /mur 8E> DP, #
# bulan 5
Hepatitis 8 # Hib # Polio # Eampak
5 # bulan 5 5
Imunisasi Dasar /mu r DP, " 5 Hepatitis 8 " 5 Hib " Polio "
5 5
/mur DP, ' Hepatitis 8 ' Hib ' Polio ' Polio
5 5 5 5 5
D( RI?A@A, P46@AKI, @A6> P4R6AH DID4RI,A Ri)ayat mendapat penyakit asma disangkal( 4( RI?A@A, P46@AKI, DA+AM K4+/AR>A Ri)ayat penyakit pneumonia dalam keluarga disangkal − Ri)ayat penyakit pertusis dalam keluarga disangkal − Ri)ayat penyakit ,8 dalam keluarga disangkal − III( P4M4RIKSAA6 .ISIK Kesan /mum Kesadaran
< <
,ampak sakit sedang Eompos mentis
,anda Fital
<
Status
<
Kepala
<
6 < #G1mnt* isi :ukup* kuat angkat* reguler RR < 20 G1menit S < '!*$E Sp-" < &2 Btanpa oksigen kanul 88< '*" kg 881/< 5" J z s:ore J 0 B normal P8< $0 :m P81/< 5" J z s:ore J 0 Bnormal 881P8< 5" Jz s:ore J 0 Bnormal Kesan< >izi 8aik 6ormo:ephalI Blingkar kepala '2 :m* rambut hitam(
Mata
<
Konjungtia tidak anemis* sklera tidak ikterik* pupil
,elinga
<
isokor "mm1"mm 8entuk normal* simetris
Hidung
<
8entuk normal* pernapasan :uping hidung BC* bekas
Antropometri
sekret mengering BC* sedikit( Mulut
<
Mukosa bibir lembab* ;aring tidak hiperemis
+eher
<
Simetris* tidak ada deiasi trakhea* tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Dada
<
Pulmo< I< Dinding dada simetris statis dan dinamis* retraksi suprasternal BC retraksi inter:ostal BC P< Stem ;remitus kanan kiri P< Sonor di kedua lapang paru A
Abdomen
<
nyaring* )heezing 515 Eor< I< ,idak tampak i:tus :ordis P< Iktus :ordis tidak teraba P< Dalam batas normal A< 8= I dan II reguler* >allop B5* Murmur B5 I< Datar* pembengkakan B5 P< Dinding perut supel* turgor kulit baik* hepar dan lien tidak teraba* turgor baik P< ,impani A< 8ising usus BC normal
Alat Kelamin
<
Dalam batas normal
4kstremitas
<
4dema B5* sianosis B5* :apillary re;ill J" detik* akral hangat BC
IF( S,A,/S 64/R-+->IK/S .ungsi motorik >erakan Kekuatan ,onus Klonus Re;leks ;isiologis Re;leks patologis >ejala rangsang menigeal .ungsi motorik 6eri :raniales
+engan
+engan
Kanan Kiri Akti; Akti; $ $ 4utoni 4utoni 5 5 ,idak ada kelainan ,idak ada kelainan ,idak ada kelainan Dalam batas normal Dalam batas normal
Kaki kanan Akti; $ 4utoni 5
Kaki kiri Akti; $ 4utoni 5
Re;leks primiti;
8abinsky BC* palmar grasp BC* plantar grasp BC
F( P4M4RIKSAA6 P46/6=A6> Pemeriksaan laboratorium Pemei'())n l)b*)+*i,m
H)(il
R,-,')n
S)+,)n
g1d+
HEMATOLO"I Hemoglobin 4ritrosit +eukosit
#'*$ *'% %./0
#0*%5#%*# '*%$5*&$ 2*05#%*$
#0 21mm' #0'1mm'
Hemotokrit
#
'!5$"
,rombosit
2$
"#%5&%
#0 '1L+
0 0 $" 0 !
05# #52 $05%0 "050 "5!
%$#
J$
mg1+
!*& #"&
!*5#0*! #'$5#$$
mg1d+ m41+
Kalium BK
*'
'5%
m41+
Klorida BEl
#0
&25#02
mmol1+
Hitung jenis leukosit 8aso;il 4osino;il 6eutro;il +im;osit Monosit IMUNOSEROLO"I ERP kuantitati; ELEKTROLIT Kalsium BEa 6atrium B6a
Pemeriksaan +ES Pemeriksaan +ES
Hasil
Satuan
Folume
0*$ ml
m+
?arna
Kekuningan
Rujukan
Makroskopis
Kejernihan 8au 8erat jenis
=ernih ,idak 8erbau #*0"$
,ransudat< 4ksudat< Kuning s1d merah ,ransudat< jernih 4ksudat< keruh ,ransudat< ,idak berbau 4ksudat< 8erbau busuk ,ransudat< J#*0#2 4ksudat< N#*0#2
8ekuan pH
6egati;
,ransudat< 6egati; 4ksudat< Positi; ,ransudat< %*5%*2 4ksudat< J%*'
!*0
Mikroskopis =umlah leukosit Hitung =enis
2*0
Sel1Ll
,ransudat< J$00 4ksudat< N$00
5
PM6 sel
#%
M6 sel
!'
,ransudat< +ebih banyak 4ksudat< +ebih sedikit ,ransudat< +ebih banyak 4ksudat< +ebih sedikit
Kimia 6onne
6egati;
Pandy
Positi;
Protein
2"*'
mg1d+
$"
/1+
>lukosa
&2*0
mg1d+
,ransudat< J"00 4ksudat< N"00 05%0
Klorida
#0$
m41+
&!5#0%
+DH
Pemeriksaan Rontgen
"050
FI( R4S/M4 Alea Kis)a* perempuan # bulan masuk rumah sakit dengan keluhan sesak na;as* terjadi terus menerus tidak dipengaruhi :ua:a atau posisi* sesak baru pertama kali dialami( Demam BC tinggi terus menerus* 8atuk BC tidak diakhiri suara )hoop* bertambah berat sampai mulut anak ber)arna biru dan diikuti kejang di i>D( Kejang "G selama " menit* jarak antar kejang kira5kira ' menit intraiktal* interiktal dan posti:tal pasien sadar( Ri)ayat menderita penyakit yang sama sebelumnya disangkal( Pasien baru pertama kali MRS* sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini( Dari ri)ayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma* bronkopneumonia ataupun ,8(
FII( DA.,AR MASA+AH # Sesak napas " 8atuk ' Demam Kejang
FIII( DIA>6-SIS 8A6DI6> # 8ronkopneumoni " 8ronkiolitis ' Pertusis
IO( DIA>6-SIS K4R=A 8ronkopneumoni C probable pertusis O( ,A,A+AKSA6A A( Pemeriksaan Anjuran ,es PER untuk 8( pertusis − S)ab tenggorokan − 8( 6on5;armakologis Pemasangan nasal kanul # lpm E( .armakologis IF.D D$ 6S gtt OF G1menit − Inj Ampisilin G #00 mg IF kali pemberian − Inj >entamisin "$ mg IF −
Para:etamol '0 mg i drop Diazepam # mg Bsetiap kejang
− −
D( Diet ASI ad libitum 4( 4dukasi -
8ila menyusui* posisi anak harus setengah duduk* tidak boleh sambil ibu berbaring atau anak berbaring
-
8ila anak bertambah sesak BRR N $0G1menit maka semntara anak dipuasakn telebih dahulu dan dipasang 6>,
-
8ila anak demam* beri minum ASI yang :ukup* dan beri obat penurun panas
OI( PR->6-SIS Quo ad itam < dubia ad bonam Quo ad ;un:tionam < dubia ad bonam Quo ad sanationam < dubia ad bonam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
#!%! De1ini(i
Pneumonia merupakan in;eksi yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri* irus* jamur dan benda5benda asing( 8ronkopneumonia dide;inisikan sebagai peradangan akut dari parenkim paru pada bagian distal bronkiolus terminalis dan meliputi bronkiolus respiratorius* duktus aleolaris* sakus aleolaris* dan aleoli(#
#!#
E2i3emi*l*gi
Pneumonia hingga saat ini masih ter:atat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di 6egara berkembang( Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia diba)ah lima tahun Bbalita( Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia* lebih kurang dua juta anak balita* meninggal setiap tahun akibat pneumonia* sebagian besar terjadi di A;rika dan Asia ,enggara( Menurut surey kesehatan nasional BSK6 "00#* "%*2 angka kematian bayi dan ""*! kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit system respiratori* terutama pneumonia( "1 Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir '0 pada anak5anak di ba)ah umur $ tahun dengan resiko kematian yang tinggi* sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka #' dari seluruh penyakit in;eksi pada anak di ba)ah umur " tahun Insiden pneumonia pada anak $ tahun di negara maju adalah "5 kasus1#00 anak1tahun* sedangkan dinegara berkembang #05"0 kasus1#00 anak1tahun( Pneumonia menyebabkan lebih dari $ juta kematian pertahun pada anak balita di negara berkembang("
#!4! E+i*l*gi
/sia pasien merupakan peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak* terutama dalam spe:trum etiologi* gambaran klinis dan strategi pengobatan( 4tiologi pneumonia pada neonatus dan bayi ke:il meliputi
Streptococcus grup B dan bakteri gram negati; seperti E.colli, pseudomonas sp, atau Klebsiella sp( Pada bayi yang lebih besar dan balita pneumoni sering disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, H. influenzae* Stretococcus grup A* S. aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja* selain bakteri tersebut* sering juga ditemukan in;eksi Mycoplasma pneumoniae " Penyebab utama irus adalah
Respiratory Syn:ytial Firus BRSF yang
men:akup #$50 kasus diikuti irus in;luenza A dan 8* parain;luenza* human metapneumoirus dan adenoirus( 6air* et al "0#0 melaporkan estimasi insidens global pneumonia RSF anak5balita adalah ''(! juta episode baru di seluruh dunia dengan '( juta episode pneumonia berat yang perlu ra)at5inap( Diperkirakan tahun "00$ terjadi kematian 22(000 5#&&(000 anak balita karena pneumonia RSF* && di antaranya terjadi di negara berkembang( Data di atas mempertegas kembali peran RSF sebagai etiologi potensial dan signi;ikan pada pneumonia anak5balita baik sebagai penyebab tunggal maupun bersama dengan in;eksi lain( " Da;tar etiologi pneumonia pada anak sesuai dengan usia yang bersumber dari data di 6egara maju dapat dilihat di tabel(
,abel #( 4tiologi pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara maju(
U(i) +ahir 5 "0 hari
E+i*l*gi 5)ng (eing B)'+ei E.colli Streptococcus grup B #isteria monocytogenes
' miggu 3 ' bulan
B)'+ei $lamydia trachomatis Streptococcus pneumoniae Vi,( Adenoirus 'nfluenza (arainfluenza ),*,+ B)'+ei $lamydia pneumonia Mycoplasma pneumoniae Streptococcus pneumoniae Vi,( Adenoirus inoirus 'nfluenza (arainfluenza B)'+ei $lamydia pneumonia Mycoplasma pneumoniae Streptococcus pneumoniae
bulan 3 $ tahun
tahun 3 remaja
E+i*l*gi 5)ng -))ng 8akteri Ba!teri anaerob Streptococcus grup " Haemophillus influenza Streptococcus pneumonie Firus $M% HM% 8akteri Bordetella pertusis Haemophillus influenza tipe B Mora&ella catharalis Staphylococcus aureus Firus $M% 8akteri Haemophillus influenza tipe B Mora&ella catharalis Staphylococcus aureus 6eisseria meningitides Firus %arisela -oster
8akteri Haemophillus influenza #egionella sp Staphylococcus aureus Firus Adenoirus EpsteinBarr inoirus %arisela zoster 'nfluenza / (arainfluenza
#!0! Kl)(i1i')(i ?H- merekomendasikan penggunaan peningkatan ;rekuensi napas dan
retraksi subkosta untuk mengklasi;ikasikan pneumonia di negara berkembang( 6amun demikian* kriteria tersebut mempunyai sensitiitas yang buruk untuk anak malnutrisi dan sering oerlapping dengan gejala malaria( Klasi;ikasi pneumonia berdasarkan ?H- dijelaskan pada tabel berikut<
"
,abel "( Klasi;ikasi beratnya pneumonia berdasarkan ?H-(" Klasi;ikasi
Anak usia J " bulan
Anak usia " bulan 3 $ tahun
Pneumonia Sangat 8erat
•
Pneumonia 8erat
Kesadaran turun* letargis ,idak mau menetek 1 minum Kejang Demam atau hipotermia 8radipnea atau pernapasan ireguler
Kesadaran turun* letargis ,idak mau minum Kejang Sianosis Malnutrisi
•
•
•
•
•
•
•
•
6apas :epat Retraksi yang berat
•
Retraksi BC Masih dapat minum Sianosis B5
•
•
•
• •
Pneumonia Ringan
,akipnea Retraksi B5
•
•
Sedangkan dalam
M,8S1IMEI* derajat keparahan dalam diagnosa
pneumonia dapat dibagi menjadi pneumonia berat yang harus dira)at inap dan pneumonia ringan yang bisa ra)at jalan( ,abel '( Hubungan antara diagnosisi klinis dan Klasi;ikasi5Pneumonia BM,8S( ' Di)gn*(i( Klini( Pneumonia berat Bra)at inap< tanpa gejala hipoksemia dengan gejala hipoksemia dengan komplikasi Pneumonia ringan Bra)at jalan In;eksi respiratorik akut atas
Kl)(i1i')(i 6MTBS7
Penyakit sangat berat BPneumonia berat Pneumonia 8atuk< bukan pneumonis
#!8! P)+*gene(i( #*
Dalam keadaan
sehat pada paru tidak akan terjadi
pertumbuhan
mikroorganisme* keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru( ,erdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh* sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya in;eksi penyakit( Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran na;as dan paru dapat melalui berbagai :ara* antara lain< %! Inhalasi langsung dari udara #! Aspirasi dari bahan5bahan yang ada di naso;aring dan oro;aring( 4! Perluasan langsung dari tempat5tempat lain( 0! Penyebaran se:ara hematogen(
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius sangat e;isien untuk men:egah in;eksi yang terdiri dari< #( Susunan anatomis rongga hidung( "( =aringan lim;oid di naso;aring( '( 8ulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan ( $( 2( %( !(
sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut( Re;leks batuk( Re;leks epiglotis yang men:egah terjadinya aspirasi sekret yang terin;eksi( Drainase sistem lim;atis dan ;ungsi menyaring kelenjar lim;e regional( .agositosis aksi lim;osit dan respon imunohumoral terutama dari Ig A( Sekresi enzim 3 enzim dari sel5sel yang melapisi trakeo5bronkial yang bekerja sebagai antimikroba yang non spesi;ik( 8ila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
na;as sampai ke aleoli yang menyebabkan radang pada dinding aleoli dan jaringan sekitarnya( Setelah itu mikroorganisme tiba di aleoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium* yaitu< a( Stadium I B 3 #" jam pertama1kongesti Disebut hiperemia* menga:u pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terin;eksi( Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat in;eksi( Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator5mediator peradangan dari sel5 sel mast setelah pengakti;an sel imun dan :edera jaringan( Mediator5mediator tersebut men:akup histamin dan prostaglandin( Degranulasi sel mast juga mengakti;kan jalur komplemen( Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru( Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan aleolus( Penimbunan :airan di antara kapiler dan aleolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin( b( Stadium II B! jam berikutnya Disebut hepatisasi merah* terjadi se)aktu aleolus terisi oleh sel darah merah* eksudat dan ;ibrin yang dihasilkan oleh penjamu Bhost sebagai bagian dari
reaksi peradangan( +obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit* eritrosit dan :airan* sehingga )arna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar* pada stadium ini udara aleoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak* stadium ini berlangsung sangat singkat* yaitu selama ! jam(
:( Stadium III B' 3 ! hari Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi se)aktu sel5sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terin;eksi( Pada saat ini endapan ;ibrin terakumulasi di seluruh daerah yang :edera dan terjadi ;agositosis sisa5sisa sel( Pada stadium ini eritrosit di aleoli mulai diresorbsi* lobus masih tetap padat karena berisi ;ibrin dan leukosit* )arna merah menjadi pu:at kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti( d( Stadium IF B% 3 ## hari Disebut juga stadium resolusi yang terjadi se)aktu respon imun dan peradangan mereda* sisa5sisa sel ;ibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makro;ag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula(
>ambar #( Pato;isiologi
#!9! P)+*1i(i*l*gi
>ambar "( Algoritma Pato;isiologi bronkhopneomonia #!&! "e-)l) Klini( Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan
hingga sedang* sehingga dapat berobat jalan saja( Hanya sebagian ke:il yang berat* mengan:am kehidupan* dan mungkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan pera)atan dirumah sakit( 8eberapa ;aktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas anatomik dan imunologik* mikroorganisme penyebab yang luas* gejala klinis yang kadang5 kadang tidak khas terutama pada bayi* dan ;aktor patogenesis( Disamping itu* kelompok usia pada anak merupakan ;aktor penting yang menyebabkan karakteristik penyakit berbeda5beda* sehingga perlu dipertimbangkan dalam tatalaksana pneumonia( >ambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat ringannya in;eksi* tetapi se:ara umum adalah sebagai berikut<
>ejala in;eksi umum* yaitu< demam* sakit kepala* gelisah* malaise* penurunan
-
na;su makan* keluhan gastrointestinal seperti< mual* muntah atau diare kadang5kadang ditemukan gejala in;eksi ekstrapulmoner( >ejala gangguan respiratori* yaitu< batuk* sesak napas* retraksi dada* takipnea*
-
napas :uping hidung* merintih* dan sianosis(
#!.! Pemei'())n Fi(i'
Dalam pemeriksaan ;isik penderita pneumonia ditemukan hal5hal sebagai berikut< -
Pada na;as terdapat retraksi otot epigastrik* interkostal* suprasternal* dan pernapasan :uping hidung(
-
-
Pada palpasi ditemukan okal ;remitus yang simetris( Konsolidasi yang ke:il pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran ;remitus selama jalan napas masih terbuka* namun bila terjadi perluasan in;eksi paru Bkolaps paru1atelektasis maka transmisi energi ibrasi akan berkurang( Pada perkusi tidak terdapat kelainan dan pada auskultasi ditemukan crac!les sedang nyaring( $rac!les adalah bunyi non musikal* tidak kontinyu* interupsi pendek dan berulang dengan spektrum ;rekuensi antara "005"000 Hz( 8isa bernada tinggi ataupun rendah Btergantung tinggi rendahnya ;rekuensi yang mendominasi* keras atau lemah Btergantung dari amplitudo osilasi jarang atau banyak Btergantung jumlah crac!les indiidual halus atau kasar Btergantung
dari
mekanisme
terjadinya(
$rac!les
dihasilkan
oleh
gelembung5gelembung udara yang melalui sekret jalan napas1jalan napas ke:il yang tiba5tiba terbuka( #!! Pemei'())n Pen,n-)ng Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit(
Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni iral dan bakterial( In;eksi irus leukosit normal atau meningkat Btidak melebihi "0(0001mm " dengan lim;osit predominan dan bakteri leukosit meningkat #$(0005
0(000 1mm " dengan neutro;il yang predominan( Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta peningkatan +4D(Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia* pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik( Isolasi mikroorganisme dari paru* :airan pleura atau darah bersi;at inasi; sehingga tidak rutin dilakukan ( Pemeriksaan radiologi .oto rontgen toraks pada pneumonia ringan tidak rutin dilakukan* hanya direkomendasikan pada pneumonia berat yang dira)at( Kelainan ;oto rontgen toraks pada pneumonia tidak selalu berhubungan dengan gambaran klinis( /mumnya pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis pneumonia hanyalah pemeriksaan posisi AP( +yn:h dkk mendapatkan bah)a tambahan posisi lateral pada ;oto rontgen toraks tidak meningkatkan sensitiitas dan spesi;isitas penegakkan diagnosis(
>ambar '( Rontgen in;iltrat aleoler di lobus kanan ba)ah e:( S pneumoniae 2 Se:ara umum gambaran ;oto toraks terdiri dari< - In;iltrat interstisial* ditandai dengan peningkatan :orakan
-
bronkoaskular* peribronchial cuffing dan hiperaerasi In;iltrat aleolar* merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu lobus disebut dengan pneumonia lobaris atau terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya :ukup besar* berbentuk s;eris* berbatas yang tidak terlalu tegas dan menyerupai lesi tumor paru disebut sebagai round pneumonia
-
8ronkopneumonia ditandai dengan gambaran di;us merata pada kedua paru berupa ber:ak5ber:ak in;iltrat yang dapat meluas hingga daerah peri;er paru disertai dengan peningkatan :orakan peribronkial( >ambaran ;oto rontgen toraks dapat membantu mengarahkan
ke:enderungan etiologi( Penebalan peribronkial* in;iltrat interstitial merata dan hiperin;lasi :enderung terlihat pada pneumonia irus( In;iltrat aleolar berupa
konsolidasi
segmen atau
lobar* bronkopneumonia dan
air
bronchogram sangat mungkin disebabkan oleh bakteri( E5Rea:tie Protein BERP Se:ara klinis ERP digunakan
sebagai
alat diagnostik untuk
membedakan antara ;aktor in;eksi dan nonin;eksi* in;eksi irus dan bakteri* atau in;eksi bakteri super;isialis dan pro;unda( Kadar ERP biasanya lebih rendah pada in;eksi irus dan in;eksi bakteri super;isialis daripada in;eksi bakteri pro;unda( ERP kadang digunakan untuk ealuasi respons terhadap terapi antibiotik( Pemeriksaan Mikrobiologis Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan ke:uali pada pneumonia berat yang dira)at di rumah sakit( /ntuk pemeriksaan mikrobiologik* spesimen dapat berasal dari usap tenggorok* sekret naso;aring* bilasan bronkus* darah* pungsi pleura* atau aspirasi paru
#!%$! Di)gn*(i( •
Pneumonia Ringan Disamping batuk atau kesulitan bernapas* hanya terdapat napas :epat saja( Dan dipastikan anak tidak memiliki tanda tanda pneumonia berat( Kriteria napas :epat<
- pada anak umur " bulan 3 ## bulan< N $0 kali1menit - pada anak umur # tahun 3 $ tahun< N 0 kali1menit •
Pneumonia 8erat
,erdapat batuk dan1atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut<
-
Kepala terangguk 3 angguk
-
Pernapasan :uping hidung
-
,arikan dinding dada bagian ba)ah ke dalam
-
.oto rontgen dada menunjukan gambaran pneumonia Bin;ilrat luas* konsolidasi* dll
Selain itu dapat ditemukan pula hal berikut ini<
- 6apas :epat< o
Anak umur J " bulan< N 20 kali 1menit
o
Anak umur " 3 ## bulan< N $0 kali1menit
o
Anak umur # 3 $ tahun< N 0 kali1menit
o
Anak umur N $ tahun< N '0 kali1menit
- Suara merintih Bgrunting pada bayi muda - Pada auskultasi terdengar< o
$rac!les Bronki
o
Suara pernapasan menurun
o
Suara pernapasan bronkial
Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai<
-
,idak dapat menyusu atau minum1makan* atau memuntahkan semuanya
-
Kejang* letargis atau tidak sadar
-
Sianosis
-
Distres pernapasan berat
#!%%! Di)gn*(i( B)n3ing
,abel $( Diagnosis banding anak yang datang dengan keluhan batuk dan atau kesulitan berna;as
Di)gn*(i( B*n'i*li+i(
T,be;,l*(i( 6TB7
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5
A(m)
5 5
"e-)l) 'lini( 5)ng 3i+em,')n episode pertama )heezing pada anak umur J " tahun hiperin;lasi dinding dada ekspirasi memanjang gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai kurang atau tidak ada respon dengan bronkodilator
ri)ayat kontak positi; dengan pasien ,8 de)asa uji tuber:ulin positi; BT#0 mm* pada keadaan imunosupresi T $ mm pertumbuhan buruk1kurus atau berat badan menurun demam BT " minggu tanpa sebab yang jelas batuk kronis BT ' minggu pembengkakan kelenjar lim;e leher* aksila* inguinal yang spesi;ik( Pembengkakan tulang1sendi punggung* panggul* lutut* ;alang( ri)ayat )heezing berulang* kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilek hiperin;lasi dinding dada ekspirasi memanjang berespon baik terhadap bronkodilator
#!%#! Pen)+)l)'()n))n Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dira)at inap( Indikasi
pera)atan terutama berdasarkan berat5ringannya penyakit* misalnya toksis* distres pernapasan* tidak mau makan1minum* atau ada penyakit dasar yang lain* komplikasi* dan terutama mempertimbangkan usia pasien( 6eonatus dan bayi ke:il dengan kemungkinan klinis pneumonia harus dira)at inap( ,abel 2( Kriteria ra)at inap pneumonia B)5i Saturasi oksigen J &"* sianosis .rekuensi napas N 20 kali1menit Distres pernapasan* apnea intermiten* atau grunting ,idak mau minum1menetek Keluarga tidak bisa mera)at di rumah
An)' Saturasi oksigen J&"* sianosis .rekuensi napas N $0 kali1menit Distres pernapasan
0runting ,erdapat tanda dehidrasi Keluarga tidak bisa mera)at di rumah
Dasar tatalaksana pneumonia ra)at inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai* serta tindakan suporti;( Pengobatan suporti; meliputi pemberian
:airan
intraena*
terapi
oksigen*
koreksi
terhadap
gangguan
keseimbangan asam basa* elektrolit* dan gula darah( /ntuk nyeri dan demam dapat diberikan analgetik1antipiretik( Penyakit penyerta harus ditanggulangi dengan adekuat(
Penggunaan antibiotik yang tepat merupakan kun:i utama keberhasilan pengobatan( ,erapi antibiotik harus segera diberikan pada anak dengan pneumonia yang diduga disebabkan oleh bakteri( Identi;ikasi dini mikroorganisme penyebab tidak dapt dilakukan karena tidak tersedianya uji mikrobiologis :epat( -leh karena itu* dipilih berdasarkan pengalaman empiris yakni didasrkan pada kemungkinan etiologi penyebab dengan mempertimbangkan usia dan keadaan klinis pasien serta epidemiologis( Pneumonia ra)at jalan
•
Pada pneumonia ra)at jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama se:ara oral* misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol( Pada pneumonia ringan berobat jalan* dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan e;ekti;itas yang men:apai
&0(
Dosis
,MP1kg881kali
"
kali
yang
digunakan
sehari
selama
adalah '
Kotrimoksazol
hari
atau
Bmg
Amoksisilin
B"$mg1kg881kali " kali sehari selama ' hari( /ntuk pasien HIF diberikan selama $ hari( Anjurkan Ibu untuk memberi makan anak( 6asihati Ibu untuk kontrol ulang anaknya setelah " hari ke RS* atau lebih :epat jika keadaan anak memburuk* tidak bisa minum atau menyusu( Ketika anak kembali< 5=ika pernapasannya membaik Bmelambat* demam berkurang* na;su makan membaik* lanjutkan pengobatan sampai seluruhnya ' hari 5=ika ;rekuensi pernapasan* demam* dan na;su makan tidak ada perubahan* ganti ke antibiotik ke lini kedua dan nasihati ibu untuk kembali lagi( 5=ika ada tanda pneumonia berat* ra)at anak di rumah sakit dan tangani sesuai pedoman di ba)ah ini(
Pneumonia ra)at inap
•
8eri ampisilin1amoksisilin B"$5$0 mg1kg881kali IF atau IM setiap 2 jam* harus dipantau " jam selama %" jam pertama( 8ila anak memberikan respons yang baik maka diberikan selama $ hari( Selanjutnya terapi dilanjutkan
di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral B#$mg1kg881kali diberikan ' kali sehari untuk $ hari berikutnya( 8ila keadaan klinis memburuk sebelum ! jam atau terdapat keadaan yang berat Btidak dapat menyusu atau minum1makan* ata memuntahkan semuanya* kejang* letargis atau tidak sadar* sianosis* distress pernapasan berat maka ditambahkan kloram;enikol B"$ mg1kg881kali IM atau IF setiap ! jam( 8ila pasien datang dengan keadaan klinis berat* segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampisilin5kloram;enikol atau ampisilin5gentamisin( Sebagai alternati;* beri se;triakson B!05#00 mg1kg88 IM atau IF sekali sehari( Apabila diduga pneumonia sta;ilokokal* ganti antibiotik dengan gentamisin B%*$ mg1kg88 IM sekali sehari dan kloksasiklin B$0 mg1kg88 IM atau IF setiap 2 jam atau klindamisin B#$ mg1kg881hari5' kali pemberian( 8ila keadaan anak membaik* lanjutkan klosasiklin Batau diklosasiklin se:ara oral kali sehari sampai se:ara keseluruhan men:apai ' minggu* atau klindamisin se:ara oral selama " minggu( ,atalaksana /mum
•
Pasien dengan saturasi oksigen J &" pada saat bernapas dengan udara kamar* harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal* head bo&* atau sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen N&" 5
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang* diberikan :airan intraena dan dilakukan balans :airan ketat
5
.isioterapi dada tidak berman;aat dan tidak direkomendasikan untuk anak dengan pneumonia
5
Anitipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyaman pasien BPara:etamol #05#$ mg1kg881kali
5
6ebulisasi dengan U" agonis dan1atau 6aEl dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance
5
Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobserasi setidaknya setiap jam sekali* termasuk pemerikaan saturasi oksigen
6utrisi
•
-Pada anak dengan distres pernapasan berat* pemberian makanan per oral* harus dihindari( Makanan dapat diberikan le)at nasogastric tube B6>, atau
intraena( ,etapi harus diingat bah)a pemasangan 6>, dapat menekan pernapasan* khusunya pada bayi1anak dengan ukuran lubang hidung ke:il( =ika memang dibutuhkan sebaiknya menggunakan yang terke:il(
-
Perlu dilakukan pemantauan balans :airan agar anak tidak mengalami oerhidrasi karena pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik
Kriteria pulang<
•
5
>ejala dan tanda pneumonia menghilang 5 Asupan peroral adekuat 5 Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah Bperoral 5 Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan ren:ana kontrol dan kondisi rumah memungkinkan untuk pera)atan lanjutan dirumah( #!%4! K*m2li')(i Komplikasi dari pneumonia adalah< Atelektasis adalah pengembangan paru5paru yang tidak sempurna atau kolaps •
•
paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau re;leks batuk hilang( 4mpiema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga
pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura( Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang( • In;eksi sitemik • 5 4ndokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial( 5 Meningitis yaitu in;eksi yang menyerang selaput otak(
#!%0! P*gn*(i( Sembuh total* mortalitas kurang dari # * mortalitas bisa lebih tinggi
didapatkan pada anak5anak dengan keadaan malnutrisi energi5protein dan datang terlambat untuk pengobatan( Interaksi sinergis antara malnutrisi dan in;eksi sudah lama diketahui( In;eksi berat dapat memperburuk keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya zat5zat gizi esensial tubuh( Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negati; pada daya tahan tubuh terhadap in;eksi( Kedua5duanya bekerja sinergis* maka malnutrisi bersama5sama dengan in;eksi memberi dampak negati; yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh ;aktor in;eksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri(
#!%8! Pen;eg)h)n
Pneumonia dapat di:egah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati se:ara dini penyakit5penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini( Selain itu hal5hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita terhadap berbagai penyakit saluran na;as seperti :ara hidup sehat* makan makanan bergizi dan teratur* menjaga kebersihan* beristirahat yang :ukup* rajin berolahraga* dan lainnya( Melakukan aksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terin;eksi antara lain( Faksinasi pneumokokus Dapat diberikan pada umur "**2* #"5#$ bulan( Pada umur #%5#" bulan
•
diberikan " kali dengan interal " bulan pada usia N # tahun di berikan # kali* namun keduanya perlu dosis ulangan # kali pada usia #" bulan atau minimal " bulan setelah dosis terakhir( Pada anak umur di atas " tahun PEF diberikan :ukup # kali(
BAB III ANALISIS MASALAH Alea Kis)a* perempuan # bulan masuk rumah sakit dengan keluhan sesak na;as* terjadi terus menerus tidak dipengaruhi :ua:a atau posisi* sesak baru pertama kali dialami( Demam BC tinggi terus menerus* 8atuk BC tidak diakhiri suara )hoop* bertambah berat sampai mulut anak ber)arna biru dan diikuti kejang di i>D( Kejang "G selama " menit* jarak antar kejang kira5kira ' menit intraiktal* interiktal dan posti:tal pasien sadar( Muntah B5* 8A8 :air B5* anak menjadi re)el dan na;su makan menurun( Ri)ayat menderita penyakit yang sama sebelumnya disangkal( Pasien baru pertama kali MRS* sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini( Dari ri)ayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma* bronkopneumonia ataupun ,8( Pada kasus ini pasien didiagnosis dengan bronkopneumonia karena pada pasien didapatkan gambaran klinis pneumonia pada anak yang bergantung pada berat ringannya in;eksi* tetapi se:ara umum tampak gejala in;eksi pada anak* yaitu didapatkan pada pasien anak ini peningkatan suhu* gelisah( >ejala gangguan respiratori juga terjadi pada pasien anak ini* seperti batuk* pilek* sesak napas( Pada pemeriksaan ;isik didapatkan takipnea* retraksi dinding dada sub:ostal dan inter:ostal* serta pada auskultasi ditemukan suara ronkhi basah halus nyaring( Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan ERP kuantitati;* ini merupakan salah satu marker yang menunjukkan adanya in;eksi( Selain itu pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan kesan bronkopneumonia( Dari anamnesis* pemeriksaan ;isik dan pemeriksaan penunjang dapat didiagnosis pasien ini menderita bronkopneumonia( Pada saat di I>D pasien batuk dan kemudian diikuti dengan bibir menjadi biru dan terjadi kejang( .rekuensi kejang "G selama " menit* jarak antar kejang kira5kira ' menit intraiktal* interiktal dan posti:tal pasien sadar( Kejang pada pasien ini kemungkinan disebabkan terjadi akibat hipoksia yang terjadi karena batuk yang semakin berat( Diagnosis banding kejang akibat kejang demam dapat disingkirkan melalui pemeriksaan :airan serebrospinal yang normal dan pada pemeriksaan neurologi tidak dijumpai adanya kelainan( 8atuk panjang pada
pasien ini dapat didiagnosis nbanding dengan penyakit pertusis( /ntuk itu diperlukan pemeriksaan lanjutan yaitu tes PER 8( pertusis dan s)ab tenggorokan( Penatalaksanaan pada pasien ini antara lain yaitu terapi oksigen* pemberian :airan sesuai kebutuhan* dan jika terjadi kejang dapat diberikan diazepam # mg Bsetiap kejang( /ntuk terapi antibiotik* diberikan berdasarkan umur* keadaan umum penderita dan etiologi penyakit yang di ealuasi setiap !5%" jam( +ama pemberian antibiotik diberikan tergantung pada kemajuan klinis penderita* ealuasi hasil pemeriksaan penunjang Bdarah dan ;oto thoraks dan jenis kuman penyebab* pada umumnya membutuhkan )aktu #05# hari* ke:uali untuk kuman staphylo:o::us dapat diberikan selam 2 minggu( Atasi penyakit penyerta yang lain jika ada( Diberikan sesuai protokol terapi pneumonia pada pasien 05" bulan yakni diberikan
kombinasi
antibiotik
Ampisilin5gentami:in(
Ampisilin
B$05#00
mg1kg88 diberikan kali sehari >entamisin B$5% mg1kg88 diberikan #5" kali sehari( =ika terdapat demam* maka diberikan para:etamol dengan dosis #05#$ mg1kg881kali( =ika dalam ' hari tidak terdapat perbaikan* maka diberikan kloram;enikol dengan dosis $05#00 mg1kg881hari dibagi dalam '5 kali pemberian( Atau dengan menggunakan lini kedua yaitu :e;triaGone dengan dosis $05#00 mg1kg881hari dibagi dalam #5" kali dosis pemberian( Prognosis pada bronkopneumonia ini adalah sembuh total* mortali tas kurang dari #* mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak5anak dengan keadaan malnutrisi energi5protein dan datang terlambat untuk pengobatan( Interaksi sinergis antara malnutrisi dan in;eksi sudah lama diketahui( In;eksi berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya zat5zat gizi esensial tubuh( Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negati; pada daya tahan tubuh terhadap in;eksi( Kedua5duanya bekerja sinergis* maka malnutrisi bersama5sama dengan in;eksi memberi dampak negati; yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh ;aktor in;eksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri( Penyakit bronkopneumonia dapat di:egah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati se:ara dini penyakit5penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya pneumonia ini( Selain itu hal5hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita terhadap berbagai penyakit
saluran na;as seperti :ara hidup sehat* makan makanan bergizi dan teratur* menjaga kebersihan *beristirahat yang :ukup* rajin berolahraga* dll( Melakukan aksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terin;eksi(