Cara membedakan tipe emulsi
Pengenceran = Dilutiont Test Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya
Pewarnaan = dye Solubility test zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi apabila zat tersebut larut kedalam f ase
eksternal dari emulsi tersebut. amaranth, adalah pewarna yang larut air, maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a. Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak, maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe a/m.
Creaming Test memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan
sehingga tidak tersebar kedalam emulsi
Conductivity test Fase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik. Elektroda dicelupkan, jika lampu
indikator nyala berarti fase eksternalnya air.
Cara penentuan tipe emulsi : (Lachman, Hal 190-191)
1. Uji Kobal Klorida (CoCl) Basahi kertas saring dengan larutan kobal klorida dan biarkan kering. Untuk emulsi minyak dalam air akan terjadi perubahan dari biru ke merah muda. Uji ini tidak dapat dipakai pada emulsi yang tidak stabil atau adanya elektrolit. elektrolit. ( Lachman dysp, 201) 2. Uji Konduktivitas Emulsi diuji terhadap penghantaran listrik. Emulsi M/A dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan emulsi A/M tidak dapat menghantarkan arus listrik. Uji ini dapat memberikan hasil palsu pada emulsi M/A non ionik 3. Uji Pengenceran Hanya dapat digunakan untuk menguji emulsi cair saja. (Lachman dysp hal 201). Emulsi M/A dapat diencerkan dengan pelarut aqueous (dapat terlarut dalam pelarut aqueous), sedangkan emulsi A/M tidak dapat diencerkan dengan pelarut aqueous. Pengujian ini harus dilakukan dengan hati-hati karena inversi fasa dapat terjadi. 4. Uji Arah Creaming
Uji ini dapat dilakukan apabila densiti dari fasa air dan fasa minyak telah diketahui. Emulsi A/M akan terjadi creaming pada arah ke bawah (karena biasanya minyak mempunyai densitas yang lebih rendah dari air). Emulsi M/A akan terjadi creaming pada arah ke atas. 5. Uji Pewarnaan Emulsi M/A : jika dicampur dengan pewarna larut air (mis. Amaranth) lalu dilihat di bawah mikroskop, maka akan fasa kontinunya (f asa pendispersinya) akan terlihat berwarna. Emulsi A/M : jika dicampur dengan pewarna larut minyak (mis. Sudan III) lalu dilihat di bawah mikroskop, maka fasa kontinu/fasa pendispersinya akan terlihat berwarna. Pengujian ini dapat memberikan hasil palsu jika terdapat emulgator ionik. (+ Lachman dysp, hal 201)
6. Uji Kertas Saring M/A : akan menyebar dengan cepat ketika setitik emulsi M/A diletakkan dalam kertas saring. Sebaiknya tidak digunakan untuk cream yang terlalu kental . 7. Uji Fluoresensi Setitik sample emulsi yang akan diuji dipaparkan pada sinar UV dan dilihat di bawah mikroskop. Karena kebanyakan minyak berfluoresensi di bawah lampu UV, maka emulsi A/M menunjukkan fluoresensi pada fase kontinunya dan emulsi M/A berfluoresensi hanya pada globulnya saja.
7. Cara Menentukan Tipe Emulsi a.
th
RPS 18 : 299
1) Uji pengenceran.
Metode ini tergantung pada kenyataan bahwa suatu emulsi M/A dapat diencerkan dengan air dan emulsi A/M dengan minyak. Saat minyak ditambahkan, tidak akan bercampur ke dalam emulsi dan dan akan nampak nyata pemisahannya. Tes ini secara benar dibuktikan bila penambahan air atau minyak diamati secara mikroskop. 2) Uji Konduktivitas.
Emulsi dimana fase kontinyu adalah cair dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi dimana fase kontinyunya adalah minyak. Berdasarkan ketika sepasang elektrode dihubungkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik, dimasukkan dalam emulsi M/A, lampu akan menyala karena menghantarkan arus untuk kedua elektrode. Jika lampu tidak menyala, diasumsikan bahwa sistem A/M. 3) Uji Kelarutan Warna
Bahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak. Jadi ketika pengujian mikroskopik menunjukkan bahwa zat warna larut air telah ditarik untuk fase kontinyu, uji ini diulangi menggunakan sejumlah kecil pewarna larut minyak, pewarnaan fase kontinyu menunjukkan tipe A/M. b.
DOM : 509
Beberapa metode tersedia untuk menentukan tipe emulsi. Beberapa metode paling umum meliputi pengenceran tetesan, kelarutan cat, pembentukan creaming, konduktivitas listrik, dan tes fluoresensi. 1) Tes Pengenceran Tetesan
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa emulsi bercampur dengan luar akibatnya, jika air ditambahkan ke dalam emulsi M/A, air akan terdispersi cepat dalam emulsi. Jika minyak ditambahkan tidak akan terdispersi tanpa pengadukan yang kuat. Begitu pula dengan emulsi A/M. 2) Uji kelarutan cat
Uji ini berdasarkan prinsip bahwa dispersi cat secara seragam melalui emulsi jika cat larut dalam fase luar. Amaran, cat larut air secara cepat mewarnai emulsi M/A tapi tidak mewarnai emulsi tipe A/M. Sudan III, cat larut minyak dengan cepat mewarnai emulsi A/M, tidak tipe M/A.
3) Uji Arah Creaming
Creaming adalah fenomena antara 2 emulsi yang terpisah dari cairan aslinya dimana salah satunya mengapung pada permukaan lainnya. Konsentrasi fase terdispersi adalah lebih tinggi dalam emulsi yang terpisah. Jika berat jenis relatif tinggi dari kedua fase diketahui, maka arah creaming dari fase terdispersi menunjukkan adanya tipe emulsi M/A. jika cream emulsi menuju ke bawah berarti emulsi A/M. hal ini berdasarkan asumsi bahwa mimyak kurang padat daripada air. 4) Uji Hantaran Listrik
Uji hantaran listrik berdasarkan pada prinsip bahwa air menghantarkan arus listrik sedangkan minyak tidak. Jika elektrode ditempatkan pada emulsi menghantarkan artus listrik, maka emulsi M/A. jika sistem tidak menghantarkan arus listrik, maka emulsi adalah A/M. 5) Tes Fluoresensi
Banyak minyak jika dipaparkan pada sinar UV berfluoresensi, jika tetesan emulsi dibentangkan dalam lampu fluoresensi di bawah mikroskop dan semuanya berfluoresensi, menunjukkan emulsi A/M. Tapi jika emulsi M/A, fluoresensinya berbintik-bintik. c.
Lachman : 508
Uji
Pengamatan
Uji
Emulsi
pengenceran
diencerksan
Uji warna
hanya dengan
Keterangan
dapat
Hanya
berguna
fase untuk
emulsi
luar
cair
Zat warna padat yang larut
Bisa gagal jika
dalam air hanya mewarnai ada emulsi M/A dan sebaliknya. Pengamatan
mikroskopis
emulgator
non ionik
Biasanya membantu
COCl2/kertas
Kertas
saring
dengan
Fluoresensi
saring
dijenuhkan
COCl 2
Bisa gagal jika
dan emulsi
tidak
dikeringkan (biru) berubah
stabil atau pecah
menjadi merah muda bila
dengan
emulsi M/A ditambahkan
elektrolit
Karena
minyak Tidak
berfluoresensi dibawah sinar UV,
emulsi
adanya
selalu
dapat diterapkan
M/A
menunjukkan pola titik-titik sedang
emulsi
A/M
seluruhnya berfluoresens
Daya hantar
Aliran
listrik
dihantarkan Gagal
oleh emulsi M/A, karena adanya zat-zat ionik dalam air
dalam
emulsi non ionic