BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Kanker paru (Karsinoma Bronkogenik) merupakan penyebab utama kematian diantara
pria dan wanita di Amerika utara. Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru ialah karsinoma epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak terdeferensiasi), dan adnokarsinoma. Diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang bahan-bahan karsikogenik merupakan factor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan perana pedisposisi huungan keluarga, suku bangsa, ras, serta status imunilogi. Bahan inhalasi karsinigenik yang merupakan factor resiko besar untuk terjadinya kanker paru adalah rokok. Di Eropa dan AS, kanker paru merupakan keganasan yang paling sering di jumpai pada laki-laki,sedangkan pada wanita kanker paru menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker us us besar. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tah un 1974-1978 kanker ka nker paru menduduki urutan kelima dari seluruh kasus kanker kanker yang dirawat, bahkan pada penderita pria, kanker paru menduduki urutan kedua setelah kanker hati. Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk menentukan suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, mengint erpretasi respon manusia terhadap terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio, psiko, social dan spiritual. 2. Tuju Tujuan an Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: a. Tuju Tujuan an Umu Umum Memberi
b.
gambaran asuhan keperawatan yang diberikan pa da klien ien dengan denga n kanker paru.
Tujuan Tuju an Khusus Khusus Mengidentifikasi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang diberikan pada klien dengan karsinoma paru.
1
3.
Metode Penu Penulis lisan Metode
penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriftif melalui
study pustaka, literatul yang dikembangkan oleh kelompok dengan pendekatan studi kasus.
4.
Sistematika Penu Penulis lisan
Bab I
: Pendahuluan Meliputi
Bab II
Latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan
: Tinjauan teoritis A. Pengertian B. Anatomi C. Etiologi D. Patofisiologi E.
Manifestasi
klinis
F. Pemeriksaan penunjang G. Penatalaksanaan medis H. Komplikasi I.
Dampak terhadap tibuh dari kanker paru-paru
J.
Konsep teori asuhan k eperawatan pada kank er paru-paru paru-paru
K. Diaknosa keperawatan yang mungkintimbul L. Tindakan yang perlu dilaksanakan Bab III
: Kesimpulan
Lampiran Daftar Kepustakaan
2
BAB II TINJAUAN TEORIT EORITIS
A. Pengertian Kanker paru adalah masa abnormal dari sel-sel epithelium saluran pernafasan yang mengalami proliferasi (Price Sylvia,Patofisiologi). Kanker paru (karsinoma bronk ogenik) merupakan tu mor ganas paru-paru paru-paru primer dari saluran nafas (Hood Alsagaff,kanker paru dan terapi paliatif,hal 64)
B. Anatomi paruparu-par paru u (Pu (Pulmonu lmonum) Peru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa=alveoli). Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ketengah rongga dada/cavum mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 : 1. Pleura visceral (selaput dada pembngkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus selaput paru-paru. 2. Pleura visceral yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (cavu m) yang disebut cavum plura. Paru-paru dibagi menjadi dua buah yaitu kiri dan kanan. Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus : 1. Sebelah atas disebut lobus posterior, terdiri dari 3 segmen 2. Sebelah tengah disebut lobus medialis, terdiri dari 2 segmen 3. Sebelah bawah disebut lob us inferior, terdiri terdiri dari 5 segmen
3
Paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus : 1. Sebelah atas disebut lobus superior,terdiri dari 4 segmen 2. Sebelah bawah disebut lob us posterior,terdiri dari 4 segmen Paru-paru dibagi menjadi 3 bagian yaitu : a.
Chylus, yaitu bagian untuk masuk dan keluarnya arteridan vena pulmonalis,tempat masuknya bronkus, tempat masukny kelenjar dan saluran limpa.
b. Apex, yaitu bagian yang tertinggi dari paru-paru c.
Basis yaitu bagian yang t erbawah dari paru-paru paru-paru
Paru-paru kanan kedudukannya lebih gemuk dan lebih pendek sehingga paru-paru kiri lebih kecil dan kurus karena sisi medianya terdesak oleh jantung.
C.
Etiologi Etiologi dari kanker paru masih belum diketahui, tetapi ada tiga faktor yang tampaknya bertanggung jawab dalam terjadinya peningkatan insiden penyakit ini: merokok, bahan industri, dan polusi udara. Klasifikasi : Klasifikasi kanker paru (WHO) : 1. Karsinoma Epidermoid (Skuamosa) 2. Adenokarsinoma 3. Smeel cell/ oat cell 4. Large cell Karsinoma
4
D. Patifis Patifisiologi Faktor predis predispos posisi
Ca
Les Lesi central
Obstru truk si (su (sum mbatan) ulceras lcerasi (lu (luka)
Compliance
presi Supres
paru paru
bag
Kompres Kompresi dan infiltras infiltra si
dis distal Oes Oesefagus efagus
Hipok semia
Hipok sia
Les Lesi perifer
Terdiagnos erdiagnosa oleh medis medis
K urangnya pengetahu pengetahuan akan penyakit yang diderita
Menembus pleu pleura
cavu cavum
Ef usi usi pleu ple ura
Ak umulas lasi sekret Dis Disfagia
Pengis Pengisian kapiler
paruparu-par paru u
Timbulnya (kecemas (kecemasan)
Dis Dispne pneu u
Inefektif Pola Nafas Nafas
Anorexia
Clubing
finger Ggn Nutris trisi Dis Dispne pneu u
GGN PER TUKARAN GAS
Inefektif ersihan bers jalan jalan nafas nafas
INT INTOLERANSI AK TIVIT IVITAS GGN POLA TIDUR
5
ans ansietas ietas
Ggn Ras Rasa nyeri
Nyaman
5.
Manifes anifestas tasi
Klinis Klinis
Secara umum dapat dibagi menjadi : a.
Gangguan pada saluran nafas menimbulkan gejala batuk, dipsnea ringan, dan stredor lokal.
b. Nyeri c.
Anoreksia, lelah dan berkurangnya berat badan
d. Gejala penyebaran intratoraks atau ekstratoraks
6.
e.
Penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinim
f.
Disfagia
Pemerik saan Penu Penun jang jang a.
Sinar X : menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasinya.
b. Pemeriksaan sitologi (Sputum, bilasan bronkus, dan cairan pleura) : mengkaji ada atau tidaknya. c.
Bronkoskopi memungkinkan visualisasi (Besarnya karsinoma sel skuamosa)
d. Biopsi e.
7.
ST Scan tulang,ST Scan otak, ST Scan hati, Limpa Limpa : untuk untu k mendeteksi metastasis.
Penatalak sanaan Medis edis
Sasaran penatalaksanaan adalah untuk memberikan penyembuhan, jika memungkinkan. Pengobatan tergantung pada tipe sel, tahap penyakit, dan status fisiologi (terutama status jantung dan paru) pasien. Secara umum, pengobatan dapat mencakup pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, dan imunoterapi yang digunakan secara terpisah atau dalam kombinasi. kombinasi. -
Pembedahan.
Reaksi bedah adalah metoda yang lebih dipilih untuk pasien dengan tumor setempat tanpa adanya penyebaran metastatic dan mereka yang fungsi jantung paru yang baik. Tiga tipe reaksi paru mungkin dilakuakan: lobektomi (satu lobus paru di angkat), lobektomi sleeve (lobus yang mengalami kanker di angkat dan segmen bronkus besar direseksi), dan pneumonektomi pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru). Reseksi bedah yang menghasilkan penyembuhan sempurna sangat jarang terjadi. (biasanya, pembedahan untuk kanker sel kecil paru tidak disarankan karena tipe kanker ini berkembang dengan cepat serta cepat bermetastasis dan sngat halus). Sayangnya pada banyak pasien dengan kanker bronkogenik, lesi kanker tidak dapat diopersi pada waktu didiagnosa. Operasi yang lazim untuk tumor paru yang kecil yang tampaknya dapat di sembuhkan adalah labektomi (pengangkatan lobus paru). 6
Keseluruhan paru dapat diangkat (pneumonektomi) dalam kombinasi dengan prosedur bedah lainnya, seperti reseksi yang mencakup nodus limfe mediastinal. Sebelum pembedahan status jantung paru pa sien harus ditentukan. Terapi radiasi. Terapi radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam presenyasi yang kesil. Terapi radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang tidak dapat direseksi tetapi responsive terhadap radiasi. Tumor sel kecil dan efidermoid biasanya sensitive terhadap radiasi. Radiasi daapat juga digunakan untuk mengurangi ukuran tumor yang tidak dapat dioperasi menjadi dapat dioperasi atau radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk menghilangkan tekanan tumor pada struktur vital. Terapi radiasi dapat mengendalikan metastasis medulla spinalis dan kompresi vena kava superior. Juga radiasi otak profilaktik digunakan padda pasien tertentu untuk mengatasi metastasis mikroskopik ke otak. Radiasi dapat membantu menghilangkan batuk, nyeri dada, dispnoe, hemoptitis, dan nyeri tulang dan hepar. Hilangnnya gejala-gejala dapat berlangsung dari bebrapa minggu sampai beberapa bulan dan penting dalam meningkatkan kualitas hidup yang masih tersisa. -
Terapi radiasi ra diasi..
Terapi radiasi biasanya adalah toksik bagi jaringan normal di dalam bidang radiasi. Komplikasi radiasi termasuk esofagitis,pneumonitis,dan radiasi fibrosis paru,yang dapat merusak kapasitas ventilasi dan difusi serta secara signifikan mengurangi ketersediaan paru. Radiasai juga dapat mempengaruhi jantung. Status nutrisi dan tampilan psikologis pasien dipantau sepanjang pengobatan,sejalan dengan tanda ± tanda anemia dan infeksi. -
Kemoterapi.
Digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor,untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastatis luas,dan untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kombinasi dua atau lebih pengobatan mungkin lebih menguntungkan disbanding pemberian dosis tunggal. Sejumlah besar pengobatan bekerja terhadap kanker paru. Berbagai agens pengkelat,platinum analogus,mitomisin C,vinka alkaloid dan etoposid (V-16) digunakan. Pilihan agens tergantung pada pertumbuhan sel tumor dan fase spesifik siklus sel yang dipengaruhi obat. Agens ini toksik dan mempunyai batas keamanan yang sempit. Kemoterapi memberikan peredaan, terutama nyeri,tetapi kemoterapi tidak menyembuhkan dan jarang dapat memperpanjang hidup. Kemoterapi bermanfaat dalam mengurangi gejala ± gejal tekanan dari kanker paru dan dalam mengobati metastatis otak,medulla spinalis dan p ericardium. -
Potensi komplikasi
Berbagai komplikasi dapat terjadi dalam penatalaksanaan kanker paru. Reseksi bedah dapat mengakibatkan gagal napas,terutama ketika system jantung paru terganggu 7
sebelum pembedahan dilakukan. Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan fungsi jantung paru. Fibrosis paru,perikarditis,mielitis,dan kor pulmonal adalah sebagian dari komplikasi yang diketahui. Kemoterapi,terutama dalam kombinasi dengan terapi radiasia,dapat menyebabkan pneumonitis. Toksisitas paru dan leukemia adalah efek samping dari kemoterapi. Perawat menjelaskan pasien dan keluarganya tentang potensialk efek samping dari rencana pengobatan spesifik dan strategi untuk mengatasinya.penatalaksanaan gejala akan membantu pasien menghadapi tindakan terapeutik.
8.
Komplikas Komplikasi Komplikasi pada penyakit kanker paru meliputi : 1. Hiperkalsemia : Peningkatan kadar kalsium dalam darah 2. Efusi Pleura : Adanya cairan dalam rongga da da 3. Pneumonia : Adanya udara / gas dalam rongga dada 4.
Metastese
Otak : Penyebaran kanker pa da cel-cel cel-cel otak
5. Kompresi Medula Spinalis : Penekanan pada medula spinalis
9.
Dampak T Dampak Terhadap Tubuh Dari Kanker Paru Par u Dampak dari tubuh pada k anker paru akan mengakib atkan batuk-batuk. batuk-batuk. Batuk ini merupakan gejala umum yang seringkali diabaikan oleh pasien atau dianggap sebagai akibat dari merokok, dan selain itu akan mengakibatkan haemoptises, nyeri dada dan anoreksia yang menyebabkan berkurangnya berat badan.
Pengka j Pengka jian ian Data Das Da sar 1. Riwayat atau adanya faktor resiko: -
Perokok berat dan kronis baik cigarete maupun cerutu (faktor resiko mayor)
-
Terpajan terhadap lingkungan karsinogen (polusi udara, arsenik, debu logam, asap kimia, debu radio aktif, dan asbestos)
-
Penyakit paru kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan jaringan parut dan fibrosis pada jaringan paru
2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian sistem pernapasan (apendiks A) dan survey umum (apendiks F) dapat menyebabkan tanda dan gejala berikut, tergantung pada lokasi tumor : -
Batuk menetap (disebabkan karena sekresi cairan yang berlebihan
-
mengi (akibat penyempitan cabang-cabang bronkus oleh tumor 8
-
Dispnea disebabkan oleh penyempitan jalan nafas dan sekresi cairan yang berlebihan
-
Hemoptisis (disebabkan oleh erosi kapiler di jalan nafas)
-
Peningkatan volume sputum dengan bau tak sedap (disebabkan oleh akumulasi sel yang nekrosis di belakang bagian yang obstruksi oleh tumor)
-
Infeksi saluran pernafasan yang berulang (retensi sel yang berada di belakang bagian yang obstruksi merupakan predisposisi pasien terhadap terhadap infeksi)
-
Nyeri dada tumpul yang dapat menyebar ke bahu dan punggung (seperti pembesaran tumor yang menyebabkan penekanan di bagian pleural)
-
Effusi pleural (terjadi bila tumor mengganggu dinding paru)
-
Parau (disebabkan oleh tekanan t ekanan tumor terhadap sarang laring berkembang)
-
Disfagia (akibat tekanan tumor pada esophagus)
-
Edema daerah muka, leher, dan lengan (dapat terjadi bila tumor menyumbat aliran darah di vena kava superior, kondisi yang disebut sebagai sindrom vena kava superior)
3. Pemeriksaan diagnostic: -
Foto dada menunjukkan sisi lesi Analisis sputum untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker. Tiga specimen yang diambil saat bangun pagi biasanya ditemukan untuk tes ini. Sel tumor yang terlepas ke sekresi bronchial dapat dibatukkan bersamaan dengan sputum. Tes ini biasanya dilaksanakan untuk lesi yang mengakibatkan dinding bronchial.
-
Scan tomografi computer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan ukuran tumor.
-
Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sampel untuk biopsy dan mengumpulkan hapusan bronchial tumor yang terjadi di cabang bronkus.
-
Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan radiologi menunjukka n lesi di paru-paru perifer.
-
Radionuklide s can terhadap organ-organ lain menentukan luasn ya metastase metastase (otak, hepar, tulang dan limfa)
-
Mediatinoskopi
menentukan apakah tumor telah metastase ke nodus limfe mediastium.
4. Kaji respons emosional pasien dan tanda-tanda bermakna lain untuk mendiagnostis dan rencana tindakan)
Diagnos Diagnosa Keperawatan : Res Re siko Tinggi Ans Ansietas ietas
9
Berhubungan dengan factor : Kurang pengetahuan tentang penyakit, pemeriksaan diagnostis, Berhu rencana tindakan, dan prognosa : k etakutan terhadap k ematian dini : mengantisipasi efek-efek kanker dan efek merugikan dari tindakan. Batas Batasan Karakteris Karakteristik : tik : Meminta informasi : menyatakan kurang pemahaman: menyatakan perasaan gugup, takut, atau cemas: ekspresi wajah tegang Has Hasil Pas Pasien (kolaboratif): mendemonstrasikan ansietas berkurang Kriteria Evalu Evaluasi : Melaporkan perasaan cemas atau gugup berkurang : ekspresi wajah rileks: menyatakan pemahan tentang penyakit, rencana tindakan, dan pemeriksaan diagnostic.
INTERVENSI RASIONAL Mengetahui apa yang diharapkan dari tindakan 1. Berikan informasi tentang : a. Sifat penyakit. Jelaskan jumlah darah di medis dapat membantu kepatuhan pasien dan sputum tidak terlalu mengindikasikan membantu menurunkan ansietas yang beratnya penyakit. berhubungan dengan tindakan medis. b. Tindakan yang diprogramkan, meliputi kemungkinan efek samping dan bagaimana meminimalkannya. Jelaskan bahwa meskipun efek samping sementara sering terjadi pada kemoterapi dan radioterapi, seperti tindakan yang digunakan untuk memperkecil tumor dan mengontrol gejala seperti hemoptisis, dispnea, nyeri dada, dan batuk. c. Pemeriksaan diagnostic, meliputi: Tujuan Gambaran singkat Persiapan sebelum pemeriksaan Perawatan setelah pemeriksaaan Nyeri dapat menyebabkan ansietas , yang akan 2. Pertahankan control nyeri yang efektif meningkatkan rasa nyeri. 3. Ikut sertakan orang-orang yang berarti bagi Sistem pendukung yang kuat penting dalam pasien dalam setiap tahap penyuluhan membantu individu secara efektif mengatasi kesehatan dan dorong dukungan mereka masalah dengan penyakit kronis atau penyakit terhadap pasien. terminal.
Diagnos Diagnosa Keperawatan : NYERI Berhu Berh ubungan Dengan Faktor : Karsinoma paru Batas Batasan Karakteris Karakteristik : Menyatakan n yeri, raut muka menyeringai, perilaku berhati-hati berhati-hati (nafas dalam, posisi statis), perilaku mengalihkan (mena ngis, gelisah, merintih) Has Hasil Pas Pasien (kola boratif): mendemonstrasikan bebesa dan nyeri
10
Kriteria Evalu Evaluasi: menyatakan nyeri telah hilang , ekpresi wajah rileks, pengembangan paru penuh, peningkatan tingkat efektivitas. INTERVENSI 1. Berikan analgesic prn dan evaluasi keefektifannya. Konsul dokter jika analgesic yang diberikan tidak efektif untuk mengontrol nyeri.
RASIONAL Rasa nyaman merupakan prioritas dalam memberikan perawatan kepada pasien dengan kanker. Control rasa nyeri seringkali memerlukan pengunaan narkotik dosis tinggi. Pasien yang mengalami adiksi bukan merupakan bahasan dalam penatalaksanaan nyeri pada pasien dengan kanker. Pasien dapat mengembangkan toleransi fisik terhadap analgesic, memerlukan dosis yang lebih tinggi tetapi tidak berarti mereka menjadi adiksi. Metastase ke tulang menyebabkan nyeri yang 2. Untuk meminimalkan nyeri tulang: Membalik dengan hati-hati dan beri hebat. Pada banyak pasien, bahkan hanya sentuhan ringan dapat menimbulkan rasa nyeri. dukungan Hindari menarik ektermitas Berikan matras yang lembut Ubah posisi setiap dua jam 3. Untuk meminimalkan nyeri dada Nafas dalam dan batuk kuat meregangkan pleuritik: membrane plura dan menimbulkan nyeri dada Instruksikan pasien untuk menahan pleuritik. Nikotin dari produk tembakau dapat dada dengan kedua tangannya atau mengakibatkan konstriksi bronchial dan menurunkan gerakan silia yang melapisi dengan bantal saat batuk Dorong pasien untuk berhenti saluran pernafasan bagian bawah. Udara yang lembab membantu mengencerkan sekresi paru. merokok Berikan humidifier (pelembab Anti batuk menekan pusat batuk di otak. udara) sesuai dengan pesanan Berikan obat antitusif bila diresepkan.
Diagnos Diagnosa Keperawatan : Kerus Kerusakan akan Pertu Pertukaran Gas Gas Berhu Berh ubungan Dengan Faktor : kanker paru Batas Batasan Karakteris Karakteristik : Hemoptoe, mengi, batuk menetap, AGD abnormal, ronki/rales, warna kulit abu-abu atau sianosis, dispnea, ortopnea, penggu naan otot-otot otot-otot asesori untuk b ernafas. Has Hasil Pas Pasien (kola boratif) : mendemonstrasikan perbaikan oksigenasi Kriteria Evalu Evaluasi : AGD dalam batas normal, warna kulit normal, frekuensi nafas 12-24/menit, bunyi paru b ersih, tidak ada hemoptoe, tida k menggunakan otot-otot otot-otot asesori untuk b ernafas. INTERVENSI 1. Pantau : -
Status pernafasan (Apendiks A) tiap 8 jam Hasil pemeriksaan fungsi paru-paru
RASIONAL Untuk mengidentifikasi indikasi perkembangan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
11
dan AGD. 2. Ketika terjadi episode dispnea : Berikan oksigen lembap tambahan Implementasikan tindakan untuk menurunkan tingkat ansietas Membantu pasien agar merasa dalam keadaan terkontrol Melakukan pendekatan dengan tenang dan penuh percaya diri . temani pasien dan intruksikan untuk bernafas perlahan dan dalam. Pertahankan posisi tegak
Pemberian oksigen tambahan membantu menurunkan upaya untuk bernafas dengan meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia di jaringan . Perasaan tercekik seringkali muncul, ketika terjadi periode dispnea. Hal tersebut dapat mencetuskan ansietas dan ansietas dapat diturunkan jika pasien masih merasa terkontrol dan beriteraksi dengan member perawatan yang tenang serta meyakinkan. Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh dengan menurunkan tekanan abdomen pada diafragma. 3. Konsul dokter untuk rujukan ke bagian terapi Ahli terapi pernafasan adalah specialis dalam pernafasan untuk tindakannebulizer atau pemeriksaan fungsi paru dan modalitas terapi. terapi. pernafasan tekanan positif intermitten (PTPI) bila kongesti paru menetap 4. Siapkan pasien untuk torasentesis jika Torasentesis dilakukan oleh dokter. Torasentesis dipesankan, sesuai dengan kebijakan dan meliputi memasukkan jarum dengan diameter prosedur pelayanan yang ada. besar ke ruang pleura, untuk mengeluarkan kelebihan cairan di rongga pleura, sehingga memungkinkan pengembangan paru lebih baik. 5. Siapkan pasien untuk bedah paru sesuai Pneumonektomi atau lobektomi dapat dilakukan pesanan. untuk melokalisasi kanker seperti stadium satu dan dua. Bedah reseksi tidak digunakan untuk kanker stadium III dan IV atau karsinoma sel kecil (sel oat) karena metastase luas telah terjadi pada saat diagnose ditegakkan 6. Jika mobilitas terganggu, implementasikan Pasien dengan kanker mempunyai daya tahan tindakan untuk mencegah komplikasi tubuh yang rendah karena terapi modalitas imobilitas. (kemoterapi, terapi terapi radiasi, radiasi, dan operasi radikal.) Infeksi nosokomial dapat meluas melalui petugas kesehatan 7. Ikuti kewaspadaan umum, seperti cuci tangan, menggunakan sarung tangan jika kontak dengan darah atau cairan tubuh ketika memberikan perawatan terhadap pasien, hindari menempatkan pasien dalam ruangan yang sama dengan pasien infeksi. Batasi pemberi peralatan yang mengalami infeksi saluran pernafasan bagian atas dari kontak dengan pasien. 8. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2-3 Untuk membantu mengencerkan sekresi paruliter perhari, kecuali jika ada kontraindikasi. paru dan memudahkan pasien untuk batuk dan mengeluarkan secret tersebut. 9. Beritahu dokter jika gejala-gejala distress Hal tersebut merupakan tanda berkembangnya pernafasan menetap atau memburuk infeksi saluran pernafasan atau bertambah luasnya jaringan paru yang terkena.
Diagnos Diagnosa Keperawatan : Intolerans Intoleran si 12
p ertukaran gas sekunder terhadap kanker kank er paru. Berhu Berh ubungan Dengan factor : kerusakan pertukaran Batas Batasan Karakteris Karakteri stik : Dispnea, takipnea, mengeluh lelah dan lemah dengan aktivitas minimal. Has Hasil Pas Pasien : mendemonstrasikan toleransi terhadap aktivitas fisik dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kriteria evalu evaluasi : tidak ada keluhan lelah dan lemas saat melakukan AKS, tidak ada dispnea dan takipnea saat melakukan AKS. INTERVENSI 1. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas sehari-hari. Berikan bantuan dalam pelaksanaan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan . ajarkan pasien bagaimana menghadapi aktivitas untuk mnghindari kelelahan. Berikan periode istirahat tanpa gangguan diantara aktivitas. 2. Berikan lingkungan yang hangat, tenang, bebas dari rasa nyeri, selama periode istirahat. 3. Bantu pasien dalam mengidentifikasi aktifitas menyenangkan yang menggunakan penggunaan energy minimal yang dapat dimasukkan ke dalam pola hidup (membaca, menulis, permainan, kerajinan tangan) jelaskan bahwa kunci menikmati aktivitas tanpa menjadi sangat lelah adalah periode istirahat yang sering selama aktivitas
RASIONAL Melakukan aktivitas dapat membantu membantu daya tahan. Belajar bagaimana meningkatkan rasa terkontrol dan mandiri dengan kondisi kronisdak ketidakmampuan membantu meningkatkan harga diri. Istirahat memungkinkan tubuh memperbaiki energy yang digunakan selama aktivitas.
Untuk meningkatkan istirahat.
Berlanjutnya menikmati hidup s eluas-luasnya eluas-luasnya seperti yang diterima individu membantu meringankan koping
Diagnos Diagnosa Keperawatan : Ganggu Gangg uan Pola Tidu idur Berhu Berh ubungan Dengan Faktor : Batuk menetap dan nyeri tulang atau pleuritik ketidakmampuan untuk tidur Batas Batasan Karakteris Karakteri stik : Batuk menetap selama waktu tidur, kelu han ketidakmampuan karena batuk ataunyeri menetap. Kriteria Evalu Evaluasi : Melaporkan perasaan dapat istirahat, sedikit keluhan insomnia. INTERVENSI 1. Jika ada pengobatan untuk paru-paru aturlah pemberian obat tersebut untuk diberikan sebelum waktu tidur. Brikan obat antitusif yang diprogramkan.
2. Pastikan ventilasi ruangan baik. Atur pengadaan humidifier udara jika diperlukan. Anjurkan penggunaan oksigen selama tidur jika diperlukan.
RASIONAL Selama tidur, nafas dalam periodic, yang mengembangkan alveoli, tidak terjadi sebagaimana saat bangun dan bergerak akibatnya sekresi terakumulasi di paru-paru. Pengobatan khusus paru dapat membantu memudahkan pengeluaran sekresi dari paru. Antitusif menekan pusat control batuk di otak. Udara segar yang selalu bergerak membantu mengontrol debu dan bakteri. Kelembapan antara 30% dan 60% mencegah kekeringan mukosa. Oksigen tambahan memberikan tambahan suplai
13
3. Pertahankan ruangan bebas dari bahan iritasi seperti asap, serbuk bunga, dan pengharum ruangan. 4. Pertahankan suhu ruangan yang yang nyaman 5. Berikan analgetik yang diresepkan sebelum waktu tidur. 6. Pada waktu tidur, ijinkan pasien mandi dengan pancuran air hangat atau mandi biasa, kemudian berikan backrub untuk meningkatkan relaksasi. 7. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman, biasanya dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur sekitar 30o 8. Konsul dokter jika tindakan diatas tidak efektif dalam menurunkan insomnia.
oksigen ke jaringan tubuh. Iritan ini dapat mencetuskan batuk
Suhu ruangan yang yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mencetuskan batuk Untuk mengontrol nyeri dan meningkatkan tidur. Posisi ini meningkatkan ekspansi paru .
Sedative atau tranquilizer mungkin diperlukan namun obat-obat tersebut harus digunakan dengan kewaspadaan, karena dapat menekan control pernafasan hipoksemia.
Diagnos Diagnosa Keperawatan : Res Re siko Tinggi Kerus Kerusakan akan Mana jemen jemen Pemeliharaan R umah BERHUBUNGAN DENGAN FAK T FAK TOR : Kurang pengetahuan tentang perawatan diri di rumah, kurang system pendukung yang adekuat, ketidakcukupan financial. BAT BATASAN KARAK TERISTIK : Menyatakan kurang pemahaman, meminta bantuan dalam biaya pengobatan, menyatakan kebutuhan dalam beberapa aspek AKS karena kekurangan sumber keluarga. keluarga. HASIL PASIEN (KOLABORAT (KOLABORATIF) : paru di rumah
Mendemonstrasikan
cara untuk memaksimalkan kesehatan
KRIT KRITERIA EVALUASI : menyatakan cara untuk memperbaiki oksigenasi, menyatakan pemahaman tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis, menyatakan pemahaman resep obat-obatan -obatan untuk digunakan di rumah, melakukan latihan paru dengan benar, mengidentifikasi sumber komunitas yang memberikan pelayanan pendukung. INTERVENSI pasien atau orang terdekat telah mempunyai tulisan tentang : Perjanjian untuk perawatan lanjut Instruksi-instruksi untuk perawatan diri di rumah No telpon dokter untuk dihubungi bila ada timbul masalah Obat-obatan yang perlu dilanjutkan di rumah meliputi nama, dosis, tujuan, jadwal, dan efek samping yang dapat dilaporkan. 2. Instruksikan pasien untuk : Mencari pertolongan medis bila ada 1.
Yakinkan
RASIONAL Instruksi verbal sangat mudah terlupakan
Penyuluhan kesehatan untuk pulang membantu memperbaiki kepatuhan pasien. Pasien dengan 14
hemoptisis, nyeri meningkat, demam, kanker memiliki system kekebalan yang lemah batuk menetap, dispnea meningkat, dan rentan terhadap infeksi. atau nafas pendek saat istirahat Minum obat sesuai yang diresepkan dan hubungi dokter jika terjadi reaksi yang merugikan. Hindari kelelahan yang berlebihan dan lakukan istirahat dengan sering sepanjang hari. Berhenti merokok jika mampu mampu berhenti merokok secara mandiri, ikutilah program berhenti merokok. Hindari pasien dari infeksi saluran pernafasan atas dan area yang dipenuhi banyak orang, khususnya selama musim flu, kenakan masker jika tidak memungkinkan untuk menghindari situasi tersebut Dapatkan vaksin flu tiap tahun Hindari pemajanan denga n zat-zat zat-zat iritan (parfum yang berat atau bu nga bungaan) Bersihkan alat-alat untuk perawatan pernafasan setiap setelah menggunakannya. 3. Evaluasi pengertian pasien tentang Evaluasi sangat penting dalam menentukan instruksi-instruksi perawatan di rumah. apakah pasien atau keluarganya mengerti tentang Dorong pasien untuk bertanya. informasi yang telah disampaikan. Kegagalan Klarifikasi Klarifikasi jika ada sala h pengertian. dalam memahami informasi yang telah diberikan, Izinkan pasien mendemionstrasikan merupakan penyebab utama ketidakpatuhan . latihan paru yang dianjurkan oleh ahli terapi paru. 4. Evaluasi kebutuhan pasien akan bantuan Tergantung pada fasilitas, unit ini bertanggung perawatan di rumah dan dukungan jawab untuk membuat pengaturan perawatan financial sesuai program ahli terapi. lanjut sesuai kebutuhan pasien. Hal ini meliputi Lakukan rujukan kepelayanan social atau organisasi komunitas dan pelayanan untuk ke unit pelayanan pasien pulang jika menjamin pasien mempunyai bantuan medis diperlukan bantuan perawatan di rumah tertentu, pelayanan pendukung, dan bantuan atau peralatan perawatan paru, seperti financial yang diperlukan untuk pemeliharaan oksigenasi. Jamin peralatan telah diri di rumah. dikirimkan ke ruimah pasien sebelum pasien tiba di rumah.
Diagnos Diagnosa Keperawatan Keperawatan : K urangnya kebutuhan Nu Nuttris ttrisi Ganggu Gangguan nu nutris trisi berh erhu ubungan dengan anorek sia Kriteria evalu evaluasi:
Penambahan berat badan progres progresif ke arah tuju tujuan an
Peningkatan napsu napsu makan/masu makan/masukan kan diit
15
INT INTERVENSI
RASIONAL
y
Pantau masukan makanan setiap hari
y
Mengidentifikasi
y
Identifikasi pasien yang mengalami
y
Mual/muntah
mual/muntah yang diantisipasi
kekuatan/ defisiensi nutrisi
psikogenik sebelum
kemoterapi mulai secara umum tidak berespons terhadap obat anti emetik y
y
Kolaborasi : berikan obat-obatan sesuai
Kebanyakan anti emetik bekerja untuk mempengaruhi stimulasi pusat muntah sejati sejati
indikasi. Fenotiazin, mis : Proklorperazin
dan kemoreseptor mentriger agen zona juga
(compazine), tietilperazin (Torecan), anti
bertindak secara perifer untuk menghambat
dopaminergik mis ; metoklorpiamid
peristaltik balik.
(regian), dll.
16
Lampiran
17
BAB III PENUT PENUTUP
Kes Kesimpu impulan : Kanker paru adalah masa abnormal dari sel-sel epitelium saluran pernafasan yang mengalami proliferasi. Kanker paru merupakan tumor ga nas paru-paru paru-paru primer dari saluran napas. Kanker paru diakibatkan oleh asap rokok, bahan industri dan polusi udara. Oleh karena itu pada pasien yang mengalami penyakit kanker paru-paru dapat menyebabkan gangguan saluran napas seperti batuk, hemoptisis dan dispnea ringan. Sehingga sebagai perawat mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasi en dengan p enyakit kanker paru-paru. paru-paru.
18
DAFT DAFTAR PUSTAKA y
Price, Sylvia, A. Wilson dan Lorraine
M,
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,
Edisi IV, Buku II, EGC, Jakarta, 199 5. y
Doenges, Marilynn E, dk k, Rencana Asuhan K eperawatan, eperawatan, Edisi III, EGC, Jakarta, 200 0.
y
BAC, Syaifudin, H, Drs, Anatomi Fisiologi, Edisi II, EGC, Jakarta, 1997.
y
y
Netina, Sandra
M,
Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta, 2002.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., Buku Ajar Keperawatan Brunner & Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2002.
Medikal
Bedah
y y
DNSC, Nurachmah Nurachmah Elly, Dra, dkk, Buku Saku Prosedur K MB, EGC, Jakarta, Jakarta, 2000. 200 0.
y
Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 1994.
19