PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) PUSKESMAS BURNEH
DAFTAR ISI
Bab I pendahuluan…………………………………………………1 pendahuluan…………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………….. Belakang…………………………………………………..1 1 B. Tujuan Pedoman………………………………………………… Pedoman………………………………………………… 2 C. Batasan Operasiol……………………………………………….. Operasiol……………………………………………….. 3 D. Landasan Hukum……………………………………………….. Hukum………………………………………………..4 4 Bab II Standart Ketenagaan………………………………………5 Ketenagaan………………………………………5
A. Kualifikasi SDM………………………………………………… SDM…………………………………………………5 5 B. Distribusi Ketenagaan…………………………………………… Ketenagaan……………………………………………5 5 C. Jadwal Kegiatan…………………………………………………. Kegiatan…………………………………………………. 7 Bab III Standart Fasilitas…………………………………………..8 Fasilitas…………………………………………..8
A. Denah Ruang…………………………………………………….. Ruang…………………………………………………….. B. Standart Fasilitas………………………………………………… Fasilitas…………………………………………………8 8 Bab IV Tatalaksana Pelayanan/Kegiatan…………………………10 Pelayanan/Kegiatan………………………… 10 Bab V Logistik……………………………………………………… Logistik………………………………………………………13 13 Bab VI Keselamatan Sasaran ……………………………………… ………………………………………14 14 Bab VII Keselamatan Kerja……………………………………… Kerja ………………………………………..16 ..16 Bab VIII Pengendalian Mutu ……………………………………...17 Bab IX Penutup……………………………………………………..18
UPTD PUSKESMAS BURNEH Jl.Kh.Munif No.28 Burneh Telp.(031)3099414 –
[email protected]
BURNEH
69171
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programme. Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak u ntuk menciptakan anak yang berkualitas. Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsabangsa (PBB) World Health Organiz ation (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan
bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri, M (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health). Upaya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilakukan lewat Tri Program UKS, yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkun gan sekolah sehat. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sisi mata uang. Keduanya tak terpisahkan, merupakan bagian dari Indikator Pembangunan Manusia (IPM) atau secara internasional disebut Human Development Index (HDI). Indikator ini memperlihatkan sebaik apa mutu sumber daya manusia di suatu Negara. Bahkan secara hukum kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan adalah hak anak dan wajib dipenuhi oleh masyarakat dan Negara. Jumlah peserta didik yang mencapai 60 juta menjadikan sekolah sebagai kekuatan kunci untuk memenuhi hak dan kebutuhan generasi muda Indonesia. UKS mempunyai daya ungkit yang tinggi untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. UKS dapat dimanfaatkan menjadi perpanjangan tangan bagi program gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pengobatan, promosi kesehatan dan berbagai upaya kesehatan lain.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.. Tujuan ini akan dicapai dengan cara : a. Pendataan sasaran b. Penjaringan kesehatan anak kelas I SD, SLTP, dan SLTA c. Pelatihan kader tiwisada. d. Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik di wilayah Kecamatan Burneh. Mencakup didalamnya :
-
Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
-
Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.
-
Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk terhadap kesehatan
C. Sasaran Pedoman
a. UKS. b. Guru UKS dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. c. Siswa/ siswi kelas 1 dari SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Burneh d. Siswa/ siswi kelas 7 dari SMP/MTs di wilayah kerja Puskesmas Burneh e. Siswa/ siswi SMA/SMK kelas 10 SMA/SMK/MA di wilayah kerja Puskesmas Burneh f. Siswa /siswi yang ditunjuk sebagai kader tiwisada di SD/MI di wila yah kerja Puskesmas Burneh
D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di Dalam Gedung 2. Kegiatan di Luar Gedung E. Batasan Operasional
1. Kegiatan di Dalam Gedung a. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil penjaringan kesehatan pada peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA di wilayah Puskesmas Burneh. b. Penyuluhan dan konseling kesehatan. 2. Kegiatan di Luar Gedung a. Penjaringan kesehatan peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA di wilayah Puskesmas Burneh. b. Pelatihan kader tiwisada. c. Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.
F. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 951/Menkes/SK/VI/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar di Puskesmas; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tanggal 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; 5. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Meteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga UKS
Berikut ini kualifikasi Tim UKS yang ada di Puskesmas Burneh: Kegiatan
Kualifikasi SDM
Pelayanan Usaha Kesehatan
Dokter
Sekolah
Dokter gigi
- Dalam gedung
Perawat
- Luar Gedung
Perawat Gigi
Realisasi
Telah dibentuk tim UKS Puskesmas Burneh. SK KEPALA PUSKESMAS BURNEH Nomor : TENTANG TIM PELAKSANAAN UKS PUSKESMAS BURNEH
Bidan Desa
B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah. Kegiatan
Petugas
Unit terkait
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
1. dr. Siti Samiyah
Kepala Puskesmas
- Dalam gedung
2. dr. Desiani Hariyatin
Poli Umum
3. drg. Sulistrianingsih
Poli Gigi
4. Yulis
UKP
Maghfiroh,Amd.Kep 5. Ika Wahyuningtiyas,Amd.Kep 6. Mila Ayu Febriana,Amd.Kep 7. Alif Prama Putra,Amd.Kep.Gi 8. Bibi Hanifa,Amd.KesGi - Luar gedung
1. dr. Siti Samiyah 2. dr. Desiani Hariyatin 3. Ika
UKM
Wahyuningtiyas,Amd.Kep 4. Hetty Junita 5. Asmawati,Amd.Kep 6. Mohammad Mohlis,A.Md.Kep 7. Alif Prama Putra,Amd.Kep.Gi 8. Bibi Hanifa,Amd.KesGi 9. Riski Supriyadi,S.Kep.Ns 10. Indra Adamsyah,S.Kep.Ns 11. Esa Rachmani Julita,Amd.Keb 12. Laily Mufarrohah,Amd.Keb 13. Rinawati Ningsih,Amd.Keb 14. Lilik Sulistiawati,Amd.Keb 15. Dwi Hapsari Oktavenia,Amd.Keb 16. Faustin Lutfian Dani,Amd.Keb 17. Ninik Nur Arifah 18. Sumarti,S.ST 19. Yuniawati 20. Dita Dwi Lestari,Amd.Keb 21. Emuy Mulyanah,Amd.Keb 22. Nur Farida,Amd.Keb 23. Winarti,S.ST
24. Eko Wahyuningsih,Amd.Keb 25. Yenita Iswahyuni 26. Sri Wulandani,Amd.Keb
C. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan UKS yang terbaik adalah pada tahun ajaran baru yaitu bulan Juli sampai dengan Oktober. No
Kegiatan yang dilaksanakan
Waktu Pelaksanaan
1.
Pelatihan kader tiwisada anak SD/MI
Maret
2.
Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SD/MI kelas 1
September, Oktober
3.
Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SMP/MTs kelas 7
Agustus, September
4.
Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SMA/SMK/MA kelas 10
Juli, Agustus
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan UKS Puskesmas Burneh memiliki penunjang yang harus dipenuhi : Kegiatan UKS
Dalam Gedung
Sarana Prasana
1. Alat : a. Meja b. Alat tulis c. UKS Kit d. Penlight e. Neerbeken f. Poster 2. Bahan habis pakai: a. Betadine b. Kapas c. Kasa d. Alkohol e. Handskun f. Masker g. Sabun tangan atau antiseptik
Luar Gedung
1. Alat : a. UKS Kit b. Alat tulis c. Penlight d. Neerbeken e. Poster 2. Bahan : a. Kasa b. Kapas c. Alkohol d. Betadine e. Handskun f. Masker g. Sabun tangan atau antiseptic
BAB IV TATA LAKSANA UKS
A. Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan UKS dilakukan di dalam gedung, antara lain : a. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil penjaringan kesehatan pada peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA/SMK/MA di wilayah Puskesmas Burneh. b. Penyuluhan dan konseling kesehatan. 2. Kegiatan UKS dilakukan di luar gedung, antara lain : a. Penjaringan kesehatan peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA di wilayah Puskesmas Burneh. b. Pelatihan kader tiwisada. c. Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan Ruangan b. Pelayanan dengan alur
Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tim UKS ke Puskesmas Burneh.
Pasien mendaftar diloket pendaftaran Puskesmas.
Pasien
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
sesuai
dengan
masalah
kesehatannya di poli umum, poli gigi oleh petugas medis atau para medis. c. Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi pasien. 2. Kegiatan di luar gedung
a. Persiapan Penjadwalan Kegiatan Penjadwalan kegiatan penyuluhan b. Pelaksanaan : - Penjaringan kesehatan peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA/SMK/MA di wilayah Puskesmas Burneh.
- Pelatihan kader tiwisada - Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.
B. Strategi / Metode
Untuk pemerataan jangkauan UKS dan adanya target kesehatan tahun 2020 yang harus dicapai maka diterapkan strategi pentahapan UKS sebagai berikut: 1. Target jangka pendek 2017 a. Penjaringan kelas 1 pada awal tahun ajaran tercapai 100% b. Prevalensi bebas karies pada sebanyak 50% c. Penyuluhan kesehatan 100% d. Kegiatan pelatihan kader tiwisada dilaksanakan dimana satu sekolah sebagai percontohan sekolah UKS. 2. Target jangka panjang 2020 a. Angka bebas karies ≥ 70%. b. Kegiatan pelatihan kader tiwisada disemua sekolah dasar.
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang mendukung kelancaran program, mencakup: -
Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan Puskesmas serta staf pelaksanaan teknis.
-
Perencanaan bersama menentukan SD dan MI sasaran operasional.
-
Pendekatan kepada para guru SD dan MI sebagai sasaran operasional, karena guru merupakan orang yang berpengaruh (key person) dalam proses merubah perilaku murid. Karena itu hubungan baik dengan para guru harus dibina terlebih dahulu oleh pelaksana teknis.
-
Penjelasan kepada orang tua murid/Komite Sekolah melalui Kepala Sekolah dan atau guru kelas.
2. Pelaksanaan Lapangan Pelaksanaan lapangan mencakup perangkat kegiatan yang dilaksanakan pada tingkat Puskesmas, yang terdiri atas: -
Pengumpulan data a. Jumlah SD/MI, SLTP/MTs dan SLTA b. Data tentang situasi pelaksanaan UKS
-
Intervensi perilaku a. Pemeriksaan kesehatan siswa b. Pelatihan kader tiwisada c. Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.
BAB V LOGISTIK
Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKS direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan. 1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain : 1. Alat : a. Meja b. Alat tulis c. UKS Kit d. Penlight e. Neerbeken f. Poster
2. Bahan : a. Betadine b. Kapas c. Kasa d. Alkohol e. Handskun f. Masker g. Sabun tangan/antiseptik
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi : 1. Alat : a. Neerbeken b. Alat tulis c. UKS Kit d. Penlight e. Poster
2. Bahan : a. Betadine b. Kapas c. Kasa d. Alkohol e. Handskun f. Masker g. Sabun tangan/antiseptik
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab UKS berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh penanggung jawab UKS berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (POA – Plan Of Action).
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain : 1.
Identifikasi Resiko. Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.
Analisis Resiko. Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3.
Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko. Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4.
Rencana Upaya Pencegahan. Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5.
Monitoring dan Evaluasi. Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan,
apakah
ada
kesenjangan
atau
ketidaksesuaian
pelaksanaan
dengan
perencanaan. Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1.
Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2.
Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3.
Ketepatan metoda yang digunakan.
4.
Tercapainya indikator.
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelaksanaan UKS ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan program UKS di Puskesmas Burneh, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan program UKS di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.
Penanggung Jawab UKS
Ika Wahyuningtiyas NIP. 19840330 201001 2 033