KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan kuasa- Nya kami dapat menyelesaikan buku berjudul “ Budidaya Ikan Koan di Karamba” ini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Ir. H. Muhammad Arief, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Manajemen Akuakultur Tawar yang telah membimbing kami dalam penyusunan buku ini. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penyusunan buku ini yang tidak dapat kami sampaikan satu-persatu. Kami selaku penyusun sadar bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Masih banyak kekurangan yang terdapat pada buku ini. Oleh karena itu kami berharap kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan penyusunan karya tulis selanjutya. Penyusun berharap dengan adanya karya tulis ini dapat menjadi sarana bagi kita semua untuk membantu dalam pengetahuan tentang manajemen akuakultur tawar dan semoga karya tulis ini menjadi media pembelajaran yang bermanfaat serta membantu dalam penanganan permasalahan yang kami angkat dalam karya tulis ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Surabaya, 18 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
Bab I. Mengenal ikan koan si ikan kambing Air
1
A. Asal Usul dan Penyebaran ikan koan
2
B. Klasifikasi ikan koan
3
C. Morfologi Ikan Koan
4
D. Sifat Biologis ikan Koan
5
Bab II. Perencanaan dan persiapan
7
A. Kesiapan Modal
7
B. Pemilihan Lahan
8
C. Pertimbangan Sosial dan Ekonomis
14
D. Konstruksi Karamba
15
E. Konstruksi Fence
28
Bab III. Teknologi Budidaya
30
A. Pembenihan
30
B. Pendederan
34
C. Pembesaran
37
Bab IV. Hama dan Penyakit Ikan Koan
39
Bab V. Peluang Pasar dan Analisis Usaha
42
Bab VI. DAFTAR PUSTAKA
47
iii
DAFTAR GAMBAR
1. Morfologi Ikan Koan (Ctenopharyngodon idellus CV)
4
2.
Karamba Jaring Apung
16
3.
Karamba Jaring Apung Tampak Depan
17
4. Pelampung Drum Besi
22
5. Jenis Jangkar
24
iv
DAFTAR TABEL
1. Indikator Tingkat Kekeruhan Air
11
2. Standar Kualitas Air Bagi Ikan Koan
13
3. Jenis Pelampung dan Masa Lama pemakaian
22
4. Ukuran Mata Jaring yang Cocok Dengan Ikan Tertentu
24
5. Perhitungan Jumlah Mata Jaring yang Dipotong dalam Berbagai Ukuran Kantong Jaring dan Mata Jaring 6. Obat dan Bahan Kimia Yang Digunakan Pengobatan Penyakit Ikan
27 41
v
I Mengenal Ikan Koan Si Ikan Kambing Air
Ikan koan (Ctenopharyngodon idellus CV) adalah merupakan salah satu jenis ikan air tawar bernilai ekonomi penting di Indonesia. Ikan ini juga dikenal sebagai ikan herbivora pemakan rumput laut dan tanaman air sehingga ikan ini juga disebut ikan “ Ikan kambing Air” atau ikan Grasscrab yang suka makan rumput Ikan koan banyak di temukan di perairan sungai di Cina , Siberia dan Mancuna. Di Cina, ikan ini sering disebut dengan ikan hwan. Daerah penyebaran terutama di daerah beriklim sedang hingga dingin, tetapi berkembang dengan baik di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Rasa daging ikan koan tidak kalah lezat dengan ikan – ikan herbivora lainnya. Dagingnya berwarna putih, sangat kenyal dan tebal di seluruh bagian tubuh. Dengan tekstur tubuh seperti itu, tidak
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
1
heran di negara tropis ikan ini di sajikan dengan cara dipepes, dibakar maupun disup. A. Asal – usul dan Penyebaran Ikan Koan Indonesia mempunyai perairan air tawar yang luas dan pemanfaatannya belum optimal. Sektor perikanan masih didominasi oleh kegiatan perikanan tangkap yang produktifitasnya cenderung menurun. Budidaya ikan merupakan pilihan untuk meningkatkan produktivitas perairan sungai dan sekaligus membuka peluang usaha bagi petani – nelayan di perairan sungai. Ikan koan pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1915 melalui Aceh. Setelah itu ikan ini di datangkan langsung oleh Jawatan Perkanan Darat pada tahun 1949 di Bogor , Kemudian Indonesia mendatangkan kembali ikan koan dari Jepang pada tahun 1964 dan dari Taiwan pada tahun 1969 oleh Lembaga Penelitian Perikanan Darat (LPPD) untuk disebarluaskan ke Jawa Barat dan Yogyakarta. Semenjak itu, ikan koan berkembang biak dan menyebar di sebagian sentra budidaya perikanan air tawar di Indonesia.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
2
B. Klasifikasi Ikan Koan Menurut Saanin ( 1968 ) , Ikan koan ( Gambar 1 ) di klasifikasikan sebagai berikut Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata (Crania) Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophisy Subordo : Cyiprinoidea Familia : Cyprinidae Subfamilia : Cyprininae Genus : Ctenopharyngodon Species : Ctenopharyngodon idellus CV
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
3
Gambar 1 Morfologi ikan koan (Ctenopharyngodon idellus CV ) C. Morfologi Ikan Koan Ikan Koan memiliki panjang badan dari ujung kepala hingga ujung ekor sebesar empat kali tinggi badannya. Ikan koan memiliki bentuk tubuh stream line . Kulit luar ikan koan tertutupi sisik cycloid berukuran sedang dengan warna bagian punggung berwarna kelabu hijau, sedangkan warna bagian perut berwarna putih. Mulut ikan koan tidak memiliki sungut (barbae ) serta tidak memiliki gigi benar, namun dapat mencabik daun dan rumput cukup keras. Selain itu terdapat sepasang catok dan empat pasang tulang berbentuk sabit yang saling
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
4
berhadap hadapan pada kerongkongan ikan koan, fungsi sabit dan catok tersebut untuk menghancurkan makanan ( Respati,1998 ). Ikan koan memiliki bentuk sirip sederhana dan jari jari siripnya hampir semua merupakan jari jari sirip lemah. Ikan koan memiliki sirip ekor berbentuk homocercal. Jumlah sisik pada garis rusuk (linie literalis) berjumlah 42 buah. Panjang maksimum ikan koan mencapai 1,2 m – 2 m dengan berat maksimum ikan mencapai 20 – 30 kg (Mulia, 1975) D. Sifat Biologis Ikan Koan Ikan koan termasuk ikan liar herbivora penghuni lapisan permukaan perairan tawar terutama di sungai yang berarus dan danau yang kaya vegetasi air. Ikan koan juga dapat hidup disalinitas 7 ppt atau setara dengan kadar air payau. Ikan ini dapat hidup dan berkembangbiak di wilayah perairan beriklim dingin bahkan ikan ini juga dapat hidup di wilayah perairan dengan suhu maksimal 36o C. Makanan utama ikan koan berupa rerumputan air dan berbagai jenis tanaman air seperti Hydrilla sp, Eichhornia crassipes , Lemna sp, Salvina sp. Kemampuan ikan koan memakan tumbuhan air ini sudah banyak diteliti oleh para peneliti. Menurut Shofawie (1990) ikan koan
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
5
dengan berat 100 g dapat menghabiskan H. verticillata sebanyak 108,6 g selama 21 hari. Dengan begitu ikan koan mengalami pertambahan berat badan sebesar 6 g/ hari jika ikan koan hanya memakan H. verticillata. Menurut NAS (1976) makanan utama ikan koan ialah tumbuhan tenggelam tetapi juga memakan tumbuhan mengapung seperti Duckweeds. Ikan koan dapat menghabiskan enceng gondok (Eichhornia crassipes) mulai dari akar, daun, hingga terakhir pentiole (stolon) sehingga ikan koan dapat menghabiskan 1 Ha enceng gondok dengan 2000 ekor dengan berat badan 100 g / ekor. Menurut Hickling (1965) ikan koan memiliki usus 2 -3 kali lebih pendek dari panjang tubuhnya sehingga menyebabkan 50 % makanan tidak dapat dicerna sempurna. Dengan sistem pencernaan seperti itu ikan koan memilih memakan tumbuhan air dengan serat yang lembut. Ikan koan di Indonesia mempunyai musim bertelur pada bulan Oktober – April sedangkan puncaknya terjadi pada bulan November – Januari. Dengan musim telur yang cukup lama ikan koan memiliki kelemahan yaitu ikan koan tidak bisa memijah secara alamiah ( tanpa rangsangan ) sehingga dibutuhkan bantuan manusia untuk memijahkan ikan koan.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
6
II Perencanaan dan Persiapan Perencanaan dan persiapan yang matang merupakan kunci sukses usaha budidaya ikan koan. Usaha budidaya ini relatif mudah dilakukan, untuk mengoptimalkan hasil yang diperoleh, perlu perencanaan dan kesiapan yang matang. Mulai dari kesiapan modal, pemilihan lahan, proyeksi pasar, riset mengenai teknik pemeliharaan, hingga perlunya melakukan analisis usaha untuk memprediksi tingkat keuntungan yang bisa diperoleh dari usaha budidaya ikan koan. Berikut ini penjelasan mengenai hal hal yang harus diperhatikan atau dilakukan sebelum menjalani usaha budidaya ikan koan. A. Kesiapan Modal Kesiapan modal merupakan hal yang penting jika ingin melakukan usaha budidaya ikan koan. Besarnya modal yang harus disiapkan tergantung pada rencana kolam yang dibuat dan jumlah benih yang akan ditebarkan. Kedua hal tersebut yang dapat
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
7
mempengaruhi besarnya anggaran yang perlu dialokasikan untuk biaya produksi dan biaya operasional. Modal yang perlu disiapkan dapat diperkirakan dengan melakukan riset dan observasi seperti bertanya langsung kepada pelaku budidaya yang sudah berpengalaman maupun dengan membaca buku buku tentang budidaya ikan koan yang juga memuat analisis usaha. Modal dapat berasal dari keuangan pribadi maupun bisa dari pinjaman. Jika modal berasal dari pinjaman, kita perlu menghitung berapa lama bisa mengembalikan atau melunasi pinjaman tersebut. Selain itu, apakah bunga pinjaman cukup realitis sehingga keuntungan dari usaha budidaya tidak habis untuk melunasi utang. B. Pemilihan lahan Didalam budidaya ikan koan diperlukan lahan yang cukup untuk membangun kolam. Syarat dalam pemilihan lahan yang harus dipenuhi dalam seorang budidaya adalah lokasi, ketersediaan air, struktur tanah, tempat pembuangan limbah serta tingkat keamanan ditempat budidaya sehingga dalam
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
8
budidaya ikan tidak mengganggu keadaan sosial dengan warga yang tinggal sekitar lingkungan budidaya. Untuk budidaya ikan koan memerlukan kolam konvensional seperti kolam air mengalir dan air deras, sehingga dibutuhkan pembangunan yang harus dilakukan pada lokasi ideal, terutama kuantitas air (debit air) dan kualitas air. Selain itu, untuk membangun kolam, faktor tanah juga penting karena terkait dengan kemampuannya dalam menampung air. Jika kita mengembangkan sistem budidaya yang berbasis air ( water base aquaculture ), seperti budidaya ikan di karamba atau karamba jaring apung (KJA), yang ditempatkan di danau, waduk, atau sungai. Kuantitas dan kualitas air merupakan faktor utama dalam setiap pemilihan lokasi. Persyaratan lokasi budidaya di kolam dan Karamba : Sumber air Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur biasa atau pompa.Pembesaran ikan koan tidak memerlukan sumbe r air yang senantiasa mengalir sepanjang waktu, namun untuk pembenihan kondisi airnya harus bersih.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
9
Kualitas air Kualitas air menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Kualitas air meliputi sifat kimia air dan sifat fisika air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen (O2), karbondioksida (CO2), pH, dan zat-zat beracun dan kekeruhan air. Sedangkan sifat fisika air adalah sushu, kekeruhan dan warna. Ikan koan termasuk salah satu jenis ikan yang tahan terhadap kekurangan oksigen di dalam air dan apabila air kekurangan oksigen ikan koan dapat mengambil oksigen dari udara. Pada budidaya intensif kandungan oksigen yang diperlukan adalah minimal 4mg/liter air, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air. Alat yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida adalah water quality test kit atau alat pengukur kualitas air. Nilai pH yang normal bagi kehidupan ikan koan adalah 7, namun karena pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari akibat berlangsungnya fotosintesa maka derajat keasaman yang baik untuk ikan koan adalah antara 5-9. Zat beracun yang berbahaya pada kehidupan ikan koan adalah amoniak yang biasa muncul apabila fitoplankton banyak yang mati diikuti dengan
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
10
penurunan pH karena kandungan karbon dioksida meningkat. Batas konsentrasi kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan koan adalah antara 0,1-0,3 mg/liter air. Kekeruhan dapat memepengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Kekeruhan disebabkan karena berbagai partikel seperti lumpur, bahan organik, sampah atau plankton. Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh plankton. Alat yang sigunakan untuk mengukur kekeruhan air adalah sechi disk. Kategori kekeruhan air sebagai berikut :
Kedalaman Air (Cm) 1– 25
Kesimpulan
Air keruh, dapat di sebabkan oleh plankton apa partikel tanah 25 – 50 Optimal (plankton cukup) >50 Jernih (plankton sedikit) Tabel 1. indikator tingkat kekeruhan air.
Kuantitas air Debit air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ikan koan berbeda- beda untuk budidaya pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pengetahuan tentang debit air akan memberikan keuntungan karena dapat
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
11
mengoptimalkan penggunaan air. Ada 2 cara pengukuran debit air, yaitu secara langsung dengan meletakkan ember di pintu air yang masukdan secara tidak langsung pada saluran air yang masuk ke kompleks perkolaman. Tanah Tanah yang cocok untuk budidaya ikan koan adalah tanah liat atau lempung berpasir dan tidak poreus. Jenis tanah ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat dinding kolam atau pematang. Jenis tanah lain yang cocok dengan ikan koan adalah tanah terapan, tanah berfraksi kasar dan tanah berpasir.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
12
No Kriteria 1 Fisika Suhu Total padatan terlarut maksimum Kecerahan 2 Kimia pH Oksigen Terlarut Karbondioksida bebas Amoniak Nitrit Tembaga (Cu) Seng (Zn)
Nilai Batas 20 0 – 300 C 2000 mg/liter >45 cm
6-9 Maksimum 8 jam/hari, minimal 3 mg/l Maksimum 15 mg/l Maksimum 0,016 mg/l Maksimum 0,2 mg/l Maksimum 0,02 mg/l Maksimum 0,02 mg/l Mercuri (Hg) Maksimum 0,002 mg/l Timbal (Pb) Maksimum 0,3 mg/l Klorin bebas (Cl2) Maksimum 0,003 mg/l Fenol Maksimum 0,001 mg/l Sulfida Maksimum 0,002 mg/l Kadmium (Cd) Maksimum 0,01 mg/l Fluorida Maksimum 1,5 mg/l Arsenikum (As) Maksimum 1 mg/l Selenium (Se) Maksimum 0,05 mg/l Krom heksavalen (Cr + 6)Maksimum 0,05 mg/l Sianida (Cn) Maksimum 0,02 mg/l Minyak dan lemak Maksimum 1 mg/l
Tabel 2. Standar kualitas air bagi ikan koan
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
13
C. Pertimbangan Sosial dan Ekonomis Pengembangan budidaya ikan koan di kolam juga perlu adanya pertimbangan faktor sosial dan ekonomi di antaranya: 1. Lokasi yang dipilih untuk memelihara ikan koan bukanlah lokasi sengketa. Sebaiknya lokasi yang dipersengketakan tidak dipilih agar tidak terjadi kerugian baik kerugian formil maupun kerugian tidak formil. 2. Dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan koan sehingga memudahkan memperoleh induk atau benih. 3. Tersedia sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk memudahkan pengadaan alat, bahan, transportasi benih, hasil pasar, dan lain lain. 4. Adanya alat dan bahan di sekitar lokasi atau pengadaannya mudah. 5. Pasar cukup terbuka untuk menampung produksi, baik pasar lokal maupun pasar ekspor serta harga yang cukup memadai. 6. Lokasi cukup aman dari berrbagai gangguan, baik hewan – hewan liar maupun gangguan manusia
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
14
(pencurian) atau ada cara efektif untuk mengatasi gangguan tersebut. 7. Adanya sumber energi listrik untuk penerangan dan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan ikan dan para pekerjanya. 8. Adanya dukungan dari pihak – pihak terkait permodalan dan lain – lain. Untuk petani ikan kecil, dukungan juga dapat berupa penyuluhan teknis, pengolahan hasil dan pemasaran hasil. D. Konstruksi Keramba Karamba yang siap digunakan belum tersedia di pasaran, namun bahan – bahan pembuatan karamba cukup banyak tersedia di sekitar kita. Bahan – bahan yang diperlukan untuk pembuatan karamba terdiri dari balok kayu dan bambu. Balok kayu berfungsi sebagai rangka sedangkan bambu sebagai dinding dan penutup yang diikatkan dengan tali nilon pada rangka kayu. Bentuk karamba adalah kotak segi empat yang pada bagian bawahnya terbuka dengan ukuran panjang 4 meter, lebar 2 meter dan tinggi 1,5 meter. Penempatan karamba adalah 2/3 didalam air dan 1/3 diatas permukaan air.pada bagian tengah penutup karamba dibuat lubang terbuka berukuran 0,5 x 0,5 meter yang berfungsi sebagai tempat pemberian pakan dan pengontrolan ikan. Di bagian dalam karamba dimasukkan jaring yang diikat pada dinding karamba, sebagai wadah penampung ikan koan yang dipelihara. Ukuran mata
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
15
jaringnya lebih kecil dari ukuran benih ikan koan yang ditebar. Jaring ukuran sangat mudah didapatkan di pasaran. Karamba ditempatkan di pinggir sungai secara berkelompok dan setiap kelompok terdapat 20 – 40 karamba. Penempatan secara berpasangan dan diantara pasangan karamba ditempatkan bambu bulat yang berfungsi untuk tempatpengikat, sekaligus sebagai pelampung karamba. Di antara tiap karamba dibuat jalan penghubung dari papan kayu. Kedua ujung bambu tersebut di ikat yang ditancapkan kedasar sungai sebagai penahan agar keramba tidak terbawa arus air sungai. Untuk setiap kelompok, diatas bambu pelampung dibuat pondok ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 meter sebagai tempat berteduh bagi petugas yang jaga pada malam hari. Rangka pondok terbuat dari bambu dan kayu, lantai juga terbuat dari bambu dan untuk atap terbuat dari daun rumbia atau nipah.
Gambar 2 Karamba Jaring Apung
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
16
Gambar 3 Karamba jaring apung tampak depan Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi usaha budidaya ikan di karamba jaring terapung antara lain adalah : 1. Arus air. Arus air pada lokasi yang dipilih diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada arusnya agar tetap terjadi pergantian air dengan baik dan kandungan oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan tercukupi, selain itu dengan adanya arus maka dapat menghanyutkan sisasisa pakan dan kotoran ikan yang terjatuh di dasar perairan.Dengan tidak terlalu kuatnya arus juga berpengaruh terhadap keamanan jaring dari kerusakan sehingga masa pakai jaring lebih lama. Bila pada perairan yang akan dipilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi air tidak mengalir), disarankan agar unit budidaya atau jaring dapat diusahakan di perairan tersebut, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
17
dari 1% dari luas perairan. Pada kondisi perairan yang tidak mengalir, unit budidaya sebaiknya diletakkan ditengah perairan sejajar dengan garis pantai. 2. Tingkat kesuburan. Pada perairan umum dan waduk ditinjau dari tingkat kesuburannya dapat dikelompokkan menjadi perairan dengan tingkat kesuburan rendah (oligotropik), sedang (mesotropik) dan tinggi (eutropik). Jenis perairan yang sangat baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung dengan sistem intensif adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang. Jika perairan dengan tingkat kesuburan tinggi digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung maka hal ini sangat beresiko tinggi karena pada perairan eutropik kandungan oksigen terlarut pada malam hari sangat rendah dan berpengaruh buruk terhadap ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi. 3. Bebas dari pencemaran. Dalam dunia perikanan, yang dimaksud dengan pencemaran perairan adalah penambahan sesuatu berupa bahan atau energi kedalam perairan yang menyebabkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
18
air perairan tersebut. Bahan pencemar yang biasa masuk ke dalam suatu badan perairan pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai dan bahan pencemar yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai berupa persenyawaan logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis. Contoh bahan pencemar yang mudah terurai berupa limbah rumah tangga, bakteri, limbah panas atau limbah organik. Kedua jenis bahan pencemar tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab kedua adalah keadaan alam seperti : banjir atau gunung meletus. Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemar maka akan berpengaruh terhadap kehidupan ikan yang dipelihara didalam wadah budidaya ikan tersebut.
4. Kualitas air. Dalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai setiap perubahan (variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan produktivitas ikan yang dibudidayakan. Jadi perairan yang dipilih harus berkualitas air yang memenuhi persyaratan bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
19
yang akan dibudidayakan. Kualitas air meliputi sifat fisika, kimia dan biologi. Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi persyaratan teknis maupun sosial ekonomis maka harus dilakukan perencanaan selanjutnya. Perencanaan disesuaikan dengan data yang diperoleh pada waktu melakukan survey lokasi. Perencanaan tersebut dapat dibuat dengan membuat gambar dari konstruksi wadah budidaya yang akan dibuat. Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
a. Kerangka Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan bahan dilokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan tersebut. Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun. Sesudah 1,5-2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnovasi kembali. Jika akan memakai besi anti karat sebagai
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
20
kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun.Pada umumnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya dilokasi budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai garis tengah 5 – 7 cm dibagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk kerangka karena cepat lapuk. b. Pelampung Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung. Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
21
No. 1. 2. 3.
Jenis pelampung
Lama pemakaian(bulan)
Drum besi Styrofoam Fiberglass
12 – 15 36 – 75 50 – 75
Tabel 3 Jenis pelampung dan masa lama pemakaian Jika akan menggunakanpelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung berukuran 7 X 7 meter,dalam satu unit jaring terapung membutuhkan pelampung antara 33–35 buah.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4
Gambar 4 Pelampung drum Besi
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
22
c. Pengikat Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring. d. Jangkar Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/ tali jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm – 15mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/ kantong adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing- masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara 50–75kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
23
Gambar 5 Jenis Jangkar e. Jaring Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum,biasanya terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4 No. Ukuran mata Ukuran ikan jaring 1. 2. 3. 4.
0,5 cm 1,0 cm 2,5 cm > 2,5 cm
1 – 2 cm 5 – 10 cm 20 – 30 cm > 30 cm
Tabel 4 Ukuran mata jaring yang cocok dengan ikan tertentu. Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh dengan membeli jaring utuh.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
24
Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran berupa lembaran atau gulungan.Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat kantong jaring adalah membuat desain/rancangan kantong jaring yang akan dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang aka dipergunakan berkisar antara 2 X 2 m sampai dengan 10 X 10 m. Setelah ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan, misalnya akan dibuat kantong jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, langkah selanjutnya adalah memotong jaring.Untuk memotong jaring harus dilakukan dengan benar berdasarkan pada ukuran mata jaring dan tingkat perenggangannya saat terpasang diperairan. Menurut hasil penelitian, jaring dalam keadaan terpasang atau sudah berupa kantong jaring akan mengalami perenggangan atau mata jaring dalam keadaan tertarik/ terbuka (Hang In Ratio) dimana nilai H.I.N dalam membuat kantong jaring terapung adalah 30%. Ada dua cara untuk memotong jaring yaitu : 1. Menggunakan rumus 2. Melakukan perhitungan cara di lapangan Rumus H.I.N ialah sebagai berikut:
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
25
i 1. L = ----------1-S 2. d = D √ 2S – S
2
Keterangan : S : Hang In Ratio L : Panjang jaring sebelum Hang In atau dalam keadaan tertarik i : Panjang tali ris d : dalam kantong jaring (jumlah mata jaring dikalikan ukuran mata jaring dalam keadaan tertarik) D : dalam kantong jaring sesudah.
Untuk perhitungan di lapangan para petani ikan mengunakan acuan dalam memotong jaring yang digunakan sebagai kantong jaring apung. Dalam perhitungan ini petani dapat menghemat waktu secara tepat dan sesuai dengan perhitungan dengan rumus. Acuan tersebut dapat dilihat pada tabel 5
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
26
Ukuran kantong jaring (p X l X t) (meter)
Ukuran mata jaring (inch)
Ukuran kantong jaring (p X lX t) dalam jumlah mata jaring
2 X 2 X2
1 2
112 X 112 X 112 56 X 56 X 56
3X3X2
1 2
168 X 168 X 112 84 X 84 X 56
4X4X2
1 2
224 X 224 X 112 112 X 112 X 56
5X5X2
1 2
280 X 280 X 112 140 X 140 X 56
6X6X2
1 2
336 X 336 X 112 168 X 168 X 56
7X7X2
1 2
392 X 392 X 112 196 X 196 X 56
8X8X2
1 2
448 X 448 X 112 224 X 224 X 56
9X9X2
1 2
504 X 504 X 112 252 X 252 X 56
10 X 10 X 2
1 2
560 X 560 X 112 280 X 280 X 56
Tabel 5 perhitungan jumlah mata jaring yang dipotong dalam berbagai ukuran kantong jaring dan mata jaring
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
27
f. Konstruksi Fence Fence dalam bahasa inggris mempunyai arti pagar, jadi sistem fence ialah budidaya ikan koan dalam suatu tempat yang sekelilingnya dibatasi dengan pagar. Ukuran luas satu unit adalah lebar 5 meter, panjang 10 – 12 meter dan tinggi 5 meter. Konstruksi fence terdirir dari pagar keliling, pondok (rumah jaga) dan perahu. Sistem fence yang telah siap pakai belum ada di pasaran, sehingga harus dirancang dan dibuat sendiri kecuali anyaman bambu untuk pagar dan perahu. Bahan – bahan yang diperlukan untuk membuat pagar tersedia di sekitar kita yaitu : - Bambu bulat ukuran panjang 11 meter. - Bambu anyaman ukuran panjang 5 meter tinggi 3 – 4 meter dan ukuran panjang 5 meter tinggi 1,5 – 2 meter. - Kayu pelawan ukuran panjang 6 – 7 meter dan tali nilon ukuran 4 mm (tali nilon bisa diganti tali plastik atau trapping band). Fungsi dari bahan - bahan diatas ialah 1. Kayu palawan sebagai tiang yang ditancapkan ke dasar sungai dengan jarak antara 30 – 50 cm. 2. Bambu anyaman ukuran 5x3 meter untuk pagar bagian bawah (dalam air) 3. Bambu anyaman ukuran 5x2 meter sebagai pagar bagian atas yang diikat dengan nilon pada masing – masing tiang pancang Rancangan tinggi pagar harus memperhitungkan tinggi air pada musim hujan, untuk menghindari kemungkinan air di dalam fence melibibihi tinggi pagar. Apabila banjir, bambu anyaman bagian atas dapat ditambah lagi. Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
28
Untuk setiap unit fence, di atasnya dibuat pondok (rumah jaga) berukuran 1,5x 1,5 meter, tempat berlindung orang atau petugas pada waktu jaga di malam hari. Rangka pondok terbuat dari bambu dan kayu, lantai dan dindingnya terbuat dari bambu atau papan dan atap dari daun nipah atau rumbia. Selain pondok, dibuatkan jembatan dari bambu sebagai jalan penghubung untuk mengontrol atau memberi makan ikan. Setiap unit fence dilengkapi perahu terbuat dari kayu sebagai transportasi untuk orang dan memberi pakan.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
29
III Teknologi Budidaya Ikan koan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat di perairan beriklim tropis seperti Indonesia yang memiliki beriklim tropis. Berdasarkan penelitian dan jurnal yang diteliti oleh ahli perikanan Indonesia bahwa ikan koan dapat dipelihara lebih baik jika pada suhu air hangat (280 - 360 ). Penyebab cepatnya pertumbuhan ikan koan disebabkan karena adanya sistem metabolisme ikan koan yang menjadi lebih cepat pada suhu tersebut. Ikan koan sangat sulit hidup di perairan dengan oksigen terlarut yang rendah. Ini disebakan ikan koan memerlukan kandungan oksigen terlarut > 5ppm. Selain itu ikan koan tidak suka air tenang, sehingga hanya ikan tumbuh baik dikolam yang airnya mengalir. Serta ikan koan dapat hidup diperairan yang agak payau dengan kadar garam 7 0/00 A. Pembenihan Teknologi dan informasi budidaya ikan koan sekarang sudah dapat dikuasai dengan baik oleh para peternak ikan. Ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Oleh sebab itu, pembenihan masih mengutamakan pembenihan buatan (induceed breeding atau induceed spawning) yang menggunakan kelenjar hipofisa sebagai hormon perangsang. Pembenihan dimulai dengan persiapan kolam untuk memelihara induk ikan koan dengan ukuran 10 – 50 m2 dengan kedalaman air kolam pembenihan sekitar 1 meter. Ukuran induk yang dipijahkan baik jantan dan betina memiliki bobot tubuh masing masing 1 Kg. Selama pemeliharaan, indukan Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
30
ikan koan diberi pakan pelet sebanyak 3% dari total berat bobot badan perhari dengan frekuensi pemberian makan sebanyak 3 kali yaitu pagi, siang, dan malam hari. Namun pada saat sehari sebelum penyuntikan pemberian pkan pada ikan koan diberhentikan. Donor yang digunakan untuk hipofisasi adalah ikan mass dengan dosis 1:1 .penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu penyuntikan pertama dengan peenyuntiksn kedua empat jam.Dosis masing – masing penyuntikan 1:1 dan 1:1,5. Selaain itu, penyuntikan juga dapat dilakukan menggunakan hormon ovaprim dengan perlakuan dan dosis yang sama dengan penyuntikan kelenjar hipofisa ikan mas. Setelah penyuntikan, induk jantan dan betina ditempatkan bersama daalam satu happa berukuran 2 x 1 x 1 meter.Perbandingan jumlah induk jantan dan betina dalan happa adalah 2:1, yakni dua induk jantan satu induk betina. Pemijahan akan berlangsung dengan sendirinya di dalam happa 6-8 jam setelah penyuntikan. Telur yang sudah dibuahi sel sperma jantan akan mengendap di dasar happa. Setelah itu , telur diangkat dan dipindahkan ke dalaam baskom dan dimasukan ke dalam corong penetasan berdiameter 50 cm dan tinggi 30 cm. Telur ini akan menetas dalam waktu 48 jam kemudian. Pemeliharaan Induk Induk-induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,2 s/d 0,3 kg/m2. Selain diberi pakan tumbuhan air atau rumput-rumputan juga diberi pakan buatan berupa pellet sebanyak 1% dari berat total populasi dengan berat frekuensi pemberian sebanyak 2 kali per hari. Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
31
Induk ikan grass carp dapat dipijahkan setelah berumur 1 tahun dengan berat 2 - 2,5 kg. Tanda-tanda Induk matang gonad : Betina : Perut mulai bagian dada sampai ke arah pengeluaran menbesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin agak kemerahan dan agak menyembul keluar serta gerakan relatif lamban. Jantan : Dibandingkan dengan betina bentuk badan relatif lebih langsing, sirip dada bagian atas kasar dan bila perut diurut kearah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih (sperma). Pemijahan Cara pemijahan ikan grass garp dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Induced breeding Pemijahan secara ”Induced breeding” yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan donor atau menggunakan hormon LHRH-a atau ovaprim™. Induk betina disuntik 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 6 jam, apabila menggunakan kelenjar hipofisa 2 dosis tetapi apabila menggunakan ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan penyuntikan kedua 2/3 bagian. Induk jantan disuntik cukup sekali, menggunakan kelenjar hipofisa 1 dosis, bila menggunakan ovaprim 0,15 ml/kg dan dilakukan bersamaan dengan penyuntikan kedua pada induk betina. Kedua induk ikan setelah disuntik dimasukan ke dalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan hapa, setelah 6 jam dari penyuntikan pertama induki betina diperiksa kesiapan ovulasinya setiap 1 jam sekali, dengan cara diurut secara perlahan. Ikan yang akan memijah biasanya ditandai dengan saling kejar, Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
32
perut besar dan lunak, keluar cairan kuning dari lubang kelamin. Setelah tanda-tanda tersebut, induk jantan dan betina diangkat untuk dilakukan stripping (pengurutan) yaitu dengan mengurut bagian perut ke arah lubang kelamin. Telurnya ditampung dalam wadah/baki plastik dan pada saat bersamaan induk jantan distripping dan spermanya ditampung dalam wadah yang lain kemudian diencerkan dengan cairan fisiologis (NaCl 0,9 %) atau cairan Sodium Klorida. Sperma yang telah diencerkan dituangkan kedalam wadah telur secara perlahan-lahan serta diaduk dengan menggunakan bulu ayam. Tambahkan air bersih dan diaduk secara merata sehingga pembuahan berlangsung dengan baik. Untuk mencuci telur dari darah dan kotoran serta sisa sperma, tambahkan lagi air bersih kemudian airnya dibuang, lakukan beberapa kali sampai bersih, setelah bersih telur dipindahkan kedalam wadah yang lebih besar dan berisi air serta diberi aerasi, biarkan selama kurang lebih 1 jam sampai mengembang secara maksimal.
Induced spawning Pemijahan secara Induced spawning perlakuannya sama seperti pemijahan Induced breeding, hanya setelah induk jantan dan betina disuntik, dimasukan ke dalam bak pemijahan dan dibiarkan sampai terjadi pemijahan secara alami. Setelah memijah maka induk jantan dan betina dikeluarkan dari bak pemijahan dan telur yang sudah dibuahi ditampung dalam wadah yang berisi air serta diaerasi dan dibiarkan sampai mengembang secara maksimal. Penetasan Telur Penetasan dilakukan di dalam hapa corong berdiameter 40 cm dan tinggi 40 cm dengan mengalirkan air dari bawah untuk memutar air yang berisi telur agar tidak menumpuk. Padat penebaran telur Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
33
10.000 butir/corong. Telur akan menetas dalam waktu 20-24 jam pada suhu 29°C. Selain di dalam hapa corong penetasan dapat juga dilakukan di dalam akuarium (40 x 60 x 40) cm yang dilengkapi dengan aerasi. Padat tebar telur 5.000 butir/akuarium pada suhu 26 s/d 29°C, telur akan menetas dalam waktu 20-24 jam. Pemeliharaan Larva Setelah menetas larva di pelihara dalam corong yang sama , namun sebelumnya telur-telur yang tidak menetas di buang dahulu. Lama pemeliharaan dalam corong 4 hari. Apabila telur ditetaskan dalam akuarium , setelah menetas larva bisa dipelihara di akuarium yang sama namun sebelumnya telur yang tidak menetas dan ¾ bagian air di buang dahulu dan diisi air yang baru. Larva yang sudah berumur 4 hari bisa langsung di tebar di kolam pendederan, atau di beri pakan alami berupa nauplii Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva dalam akuarium selama 10 hari, air harus di ganti setiap hari sebanyak 2/3 bagian. B. Pendederan Pendederan dilakukan setelah larva berumur tiga hari (menjelang kuning telurnya habis ). Pendederan dilakaukan dengan terlebih dahulu mepersiapkan kolam pendederan berukuran 100-500 m2 yang telah diberi perlakuan berupa pengeringan, perbaikan pematang, dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan .Setelah diperbaiki,kolam dipupuk dengan 500 gram/m2 pupuk kandang berupa kotoran ayam kering.Setelah itu, kolam diisi air sedalam 40 cm dan dibiarakan sampai pakan alami berupa plankton Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
34
tumbuh di kolam terssebut, ditandai denganair kolan berwarna kehijauan. Penebaran larva dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah dan relatif stabil. Jika persediaan pakan alami kurang , berikan pakan tambahan berupa hancuran pelet atau dedak halus dengan dosis 3% dari bobot tubuh per hari .Pemberian pakan ini dilakukan tiga kali sehari .Setelah dipelihara selama 45 hari, larva akan menjadi gelondongan (fingerling) dan siap dipindahkan ke kolam pembesaran. Jika pendederan dilakukan di dalam fence dengan menggunakan jaring hapa yang berukaran halus atau yang biasa digunakan sebagai tempat penetasan telur pada pembenihan ikan mas. Keuntungan yang diperoleh jika penebaran benih dilakukan dalam jaring antara lain dapat menghindari serangan hama sehingga mortalitas rendah, mudah mengontrol dalam pemberian pakan, dan mudah memanen hasilnya. Ukuran mata jaring harus disesuaikan dengan ukuran benih ikan koan yang ditebarkan untuk menghindari lolosnya benih ikan koan dari dalam jaring. Ukuran mata jaring yang umum digunakan adalah 3x3,5x0,75 cm. Jaring harus bersih dan tidak sobek. Jaring dipasang di pinggir fence dan setiap sudut jaring diikatkan ke bambu atau kayu sebagi penahan sehingga posisi jaring tetap. Ketinggian air didalam jaring berkisar antara 50 – 75 cm. penebaran dilakukan dengan aklimatisasi, yaitu melakukan penyesuaian suhu air di wadah Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
35
pengangkutan terhadap suhu air di dalam jaring dengan cara menambahkan atau mencampurkan air di dalam wadah pengangkutan dengan air dalam jaring sedikit demi sedikit. Benih benih ikan koan yang ditebar dibiarkan keluar dengan sendirinya. Padat penebaran adalah antara 75 – 100 ekor/m2. Selama pendederan, sama seperti di kolam benih di beri dedak halus sebanyak 3% dari berat total ikan koan yang didederkan. Pemberian pakan diberikan tiga kali sehari. Lama pendederan sekitar satu bulan atau disesuaikan dengan kebutuhan atau ukuran untuk pembesaran. Menurut litelatur Mortalitas selama pendederan adalah sekitar 15% 20% dari total benih yang didederkan. Benih sudah dapat dilepskan ke tempat pembesaran setelah mencapai ukuran untuk pembesaran atau berumur satu bulan. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat ketiga sudut bagian bawah jaring secara perlahan – lahan. Benih akan terkumpul di sudut yang lain, kemudian benih ditangkap dengan menggunakan alat tangkap halus berupa scop net dan selanjutnya ditampung sementara ditempat penampungan atau langsung ditebar ke tempat pembesaran. Ada dua tahap dalam pendederan ikan koan yaitu: Pendederan Pertama Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kelamir. Kolam yang digunakan luasnya 500 s/d 1.000 m2. Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
36
Kolam kemudian dikapur dengan kapur tohor. Dosis pengapuran 50 s/d 100 gr/m2, caranya kapur tohor dilarutkan terlebih dahulu kemudian disebarkan secara merata keseluruh dasar kolam. Pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam. Dosis pemupukan 500 gr/m2, kemudian diisi air setinggi 40 cm.Setelah 4 hari benih grass carp sudah dapat ditebarkan, sebaik waktu penebaran pada pagi hari atau sore hari. Padat penebaran 100 s/d 200 ekor/m2. Pemeliharaan di kolam pendederan pertama selama 21 hari. Pakan tambahan di berikan setiap hari berupa pellet halus sebanyak 75 gr/1.000 ekor larva dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari.
Pendederan Kedua Persiapan kolam pada pendederan kedua dilakukan sama seperti pendederan pertama. Padat penebaran larva 50 s/d 100 ekor/m2. Larva setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 10 % dari biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari. Lama pemeliharaan pada pendederan kedua selama 28 hari.
C. Pembesaran Teknik pembesaran ikan koan tidak berbeda jauh dengan teknik pembesaran ikan mas. Sebagai masukan,media pemeliharaan yang digunakaan untuk pembesaran ikan koan sebaiknya berupa kolam tanah. Pasalnya , iakan ini terkenal sangat sensitif (sering kaget) ,
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
37
sehingga penggunaan kolam tanah dapat meminimalisasi terjadinya luka saat menabrak dinding kolam saat kaget. Ukuran kolam tanah yang digunaakan umumnya 500-1.000 m2 tergantung pada ketersediaan luas lahan. Karena ikan koan bersifat herbivora ,upayakan di dalam kolam terdapat tanaman air sebagai pakan alaminya. Selain itu, berikan juga pakan dari tanaman darat,seperti daun talas, daun pepaya, dan rumput-rumputan. Pakan tambahan ikan ini berupa pelet dengan kadar protein rendah yang diberikan tiga kali sehari dengan dosis 3% dari berat badan ikan yang dipelihara. Dalam waktu 3-4 bulan pemeliharaan, ikan koan sudah meencapai ukuran konssumsi(minimum 400 gram per ekor)dan dapat dipanen untuk dipasarkan. Perlu dicatatat , karena merupakan jenis ikan herbivora yang responsif,cepat lambatnya pertumbuhan koan sangat tergantung pada ketersediaan pakan berupa dedaunan atau tumbuhan – tumbuhan yang ada di dalam kolam.Padat penebaran juga harus memperhatikan keterkaitan antara jumlah ikan yang ditebar dengan daya tampung optimal dari tempat pembesaran. Sebagai pedoman, jumlah ikan yang akan ditebar dapat menggunakan rumus sebagai berikut : PPI = (BTP) : (BRP x BRT) PPI = Padat penebaran ikan (kg/m3) BTP = Berat total panen (kg/m3) BRP = Berat rata-rata produksi akhir (kg/ekor) BRT = Berat rata-rata penebaran (kg/ekor) Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
38
VI Hama dan Penyakit Ikan Koan Penyakit yang sering menyerang ikan koan terdiri dari dua golongan yaitu penyakit infeksi yang timbul karena gangguan organisme patogen dan penyakit non infeksi yang timbul karena organisme lain. Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular. Sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi. Penyakit parasit adalah penyakit seperti bintik putih (White Spot), yang terjadi akibat infeksi Ichtyophthirius multifilis yang biasanya menyerang benih berumur 1-6 minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik – bintik putih di lapisan lendir kulit, sirip dan lapisan insang dan berenangnya tidak normal. Penanggulangannya dengan menggunakan formalin yang mengandung Malachite Green Oxalate (FMGO) sebanyak 4 gram/liter air. Pencegahan pada ikan yang berukuran lebih besar adalah dengan perendaman selama 24 jam dalam FMGO dengan dosis 10 ml/m3 air seminggu sekali. Bakteri yang menyerang ikan koan adalah Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. serangan terjadi pada bagian perut,dada dan pangkal sirip disertai pendarahan. Gejalanya lendir ditubuh ikan berkurang dan tubuhnya terasa kasar saat diraba. Pencegahannya adalah dengan memusnahkan ikan yang mendapat serangan cukup parah agar tidak menulari ikan yang lain. Jika serangan belum parah dapat dilakukan pengobatan dengan cara perendaman menggunakan larutan Kalium permanganat (KMnO4) sebanyak 10 – 20 ppm selama 30 – 60 menit. Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
39
Cara pengobatan lain adalah perendaman dalam larutan Nitrofuran sebanyak 5-10 ppm selama 12 – 24 jam atau dalam larutan Oksitetrasiklin sebanyak 5 ppm selama 24 jam. Selain perendaman, pengobatan dapat dilakukan dengan mencampurkan obat – obatan kedalam makanan seperti Chloromycetin sebanyak 1-2 gram/kg makanan. Jamur dapat menyerang ikan koan karena adanya luka-luka dibadan ikan. Jamur yang sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan Saprolegnia sp. Ciri- ciri ikan koan yang terserang jamur adalah adanya luka di bagian tubuh terutama di tutup insang, sirip dan bagian punggung. Bagian – bagian tersebut ditumbuhi benang – benang halus seperti kapas berwarna putih hingga kecoklatan. Pencegahannya adalah dengan menjaga kualitas air sesuai dengan kebutuhan ikan dan menjaga agar tubuh ikan tidak terluka. Cara pengobatanya adalah dengan perendaman dalam larutan FMGO (formalin Malachite Green Oxalate) dengan dosis 2- 3 gram/m3 air selama 30 menit, diulang sampai tiga hari berturut turut.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
40
NO
JENIS PARASIT
METODA
BAHAN KIMIA/OBAT
1
Protozoa
Pengolesan
Formalin
Perendaman pada bak
NaCl, KMnO4
25 % 100 ppm
Perendaman pada kolam Pengolesan
Rivanol Formalin Formalin Rivanol NaCl KMnO4 NH4OH Formalin NH4Cl Malachite green Ekstrak biji teh Formalin
100 ppm 20 ppm 0,1 % 100 ppm 20 % 0,01 ppm 0,25 ppm 50 ppm 1-1,5%,15 ‘ 0,15 ppm
Tetrasiklin
1 kapsul tiap 10 Kg makanan
2
Cacing, crustacea tingkat rendah Perendaman dan jamur pada bak
Perendaman pada kolam
3
Aeromonas sp Perendaman dan pada kolam Pseudomonas Pemberian sp antibiotic pada makanan
Oxytetrac yclin
DOSIS 100 ppm
200 kg/ha 100 ppm
50 mg/kg Makanan selama 7 – 10 hari
Tabel 6 Obat dan bahan kimia yang digunakan pengobatan penyakit ikan Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
41
V Peluang Pasar dan Analisis Usaha Sebagaimana kelompok ikan kaper,koan memiliki peluang pasar yang sama baiknya. Peluang pasar yang paling menjanjikan adalah permintaan benih. Pasalnya,pemenuhan benih koan sepenuhnya baru dihasilkan oleh instansi pemerintahan, dalam hal ini balai benih ikan (BBI). Jadi boleh dikatakan belum ada unit pembenihan rakyat ( masyarakat ) yang dapat menyuplai kebutuhan benih. Bahkan, pada waktu-waktu sebelumnya,benih ikan ini masih di import dari beberapa negara, seperti Taiwan dan Thailand. Analisis Usaha Pembenihan Asumsi 1. Pembenihan dilakukan di bak dan kolam seluas 1.000 m2. Kolam menggunakan sitem sewa selama 1 periode 2. Pemeliharaan dari pemeliharaan induk hingga penetasan larva membutuhkan waktu selama 60 hari. 3. Selain kolam di butuhkan juga bak penetasan untuk tempat telur hingga menjadi larva. Namun,satu minggu kemudian larva sudah bisa dipindahkan ke dalam kolam. 4. Induk grasscrap yang digunakan hanya sepasang , yakni betina dengan berat 4,5 kg dan jantan seberat 3 kg, pemijahan dilakukan dengan sistem suntik menggunakan ovaprim. 5. Pakan yang diberikan untuk induk berupa pelet sebanyak 3% per hari dari berat total induk. Biaya tetap setiap kompoonen dihitung dengan cara sebagai berikut . biaya investasi setiap Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
42
komponen: Masa pakai (hari) x Periode usaha (hari). Contoh :biaya tetap bak pemetasan =(400.000 :365)x 60 hari =Rp .65.750.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
43
No 1.
2
3
4
Uraian Biaya Investasi Sewa kolam Induk Jantan Induk Betina Bak penesan Alat perikanan Biaya tetap Penyusutan induk jantan Penyusutan induk betina Penyusutan bak penetasan Alat –alat perikanan Biaya variabel Pembelian obat perangsang (ovarium) Pakan benih tepung Obat – obatan Tenaga kerja
Satuan
Harga satuan (Rp)
Total (Rp)
1.000 m2 3 kg 4,5 kg 1 unit 1 set
500.000 40.000 50.000 500.000 200.000 Total
500.000 120.000 225.000 500.000 200.000 1.545.000
2 tahun
150
8.000
2 tahum
275
15.000
1 tahun
1.200
78.000
1 tahun
450
32.000
Total
133.000
1 ampul
350.000
350.000
20 kg
10.000
200.000
1 set 60 hari
300.000 Total
300.000 800.000 1.650.000
150
5.250.000
Pendapatan / Produksi Total 35.000 ekor
Tabel 7 rincian analisis usaha pembenihan ikan koan
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
44
Analisis Biaya Manfaat a. Keuntungan Keuntungan
= produksi –(biaya tetap+Biaya variabel) = Rp 5.250.000 – Rp 1.783.000 = Rp 3.467.000
b. Pay Back Periode Pay back periode = Jumlah investasi / keuntungan x 1periode = Rp 1.545.000 / Rp 3.467.000x60hari = 27 hari c. Analis R/C Analisis R/C = Produksi / Biaya total Produksi = Rp 5.250.000 / Rp 1.783.000 = 2,9 Catatan Nilai R/C berarti usaha pembenihan ikan grass crap layak di jalankan daan menguntungkan. Dengan kata lain, dari penanaman modal ( biaya variabel dan biaya tetap ) sebesar Rp akan diperoleh hasil Rp 2,9 Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
45
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
46
VI Daftar Pustaka Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. Effendi.M.I. 1997. Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusatama.Yogyakarta. Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Tek nik Perikanan.Rineka Cipta. Jakarta Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai budidaya Laut Lampung. Lampung Sumantadinata, K.,1983. Pengembangbiakan Ikan ikan Peliharaan Indonesia. Sastra Hudaya. Wahyuni, W.W. ,2001.Pertumbuhan Ikan Koan (Ctenopharyngodon idella CV) Pada Karamba Jaring Apung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertainan Bogor. Bogor.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
47
Shofawie , A.T,1990. Studi Tentang Kemampuan Konsumsi Harian Ikan Koan (Ctenopharyngodon idella CV) Terhadap Ganggang (Hydrilla verticillata) . Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertainan Bogor. Bogor. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5534/Teknik-PembenihanIkan-Grass-Carp-Ctenopharyngodon-idella/?category_id=104 . Teknik Pembenihan Ikan Grass Carp (Ctenopharyngodon idella). Dilihat tanggal 12 Oktober 2013. http://juknisbudidayagrasscarp.blogspot.com/2009/04/pembesarangrass-carp.html Teknik Pemeliharaan Ikan Grass Carp
(Ctenopharyngodon idella). Dilihat tanggal 12 Oktober 2013.
Budidaya Ikan Koan di Kolam Terpal
48
Biodata Penulis Faisal setiawan adalah mahasiswa Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Ia masuk menjadi Ksatria Airlangga pada tahun 2012 melalui tes SNMPTN. Sebelum belajar di Universitas Airlangga, faisal bersekolah di SMA Negeri 13 surabaya pada tahun 2009 2012. Alasannya masuk ke Fakultas Perikanan dan Kelautan adalah tertarik untuk mempelajari dunia perikanan yang ada di Indonesia dan ingin mengeskploitasi sumber daya tersebut untuk meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia. Beliau sekarang aktif di perkumpulan mahasiswa perikanan KAKEMA di Universitas Airlangga dan sebagai pengajar Ekskul IT Community di SMAN 13 Surabaya. Buku ini adalah hasil karya pertama beliau dalam eksplorasi perikanan Indonesia dan pengetahuannya tentang perikanan . Diharapkan buku ini menjadi acuan dan bahan diskusi kedepannya dalam eksplorasi perikanan di Indonesia