BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA KENDARI 2.1.
GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di dataran Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari.Terdapat satu pulau pada wilayah Kota Kendari yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km 2 atau 0,70 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendarii terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari. Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak dibagian selatan garis katulistiwa berada diantara 30 54` 30``-40 3`11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122 0 23`-1220 39` Bujur Timur. Sepintas tentang posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki batas-batas : Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sebelah Timur : Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan dan Laut Banda Sebelah Selatan : Kecamatan Konda dan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan Selatan Sebelah Barat : Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe Selatan
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut, Kecamatan mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30 meter diatas permukaan laut. Selanjutnya wilayak Kecamatan Abeli dan Kendari Barat berada pada ketinggian 3meter di atas permukaan laut.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari adalah sebagai berikut : 1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu Lanau tersebat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum. 2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir pantai Teluk Kendari dan disekitar sungai-sungai yang mengalir di Kota Kendari. 3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara. 4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan poros antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga. 5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan Kalkarenit Lempung, tersebar di arah tenggara Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya. 6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan Tondonggeu. 7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian barat Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto. Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998, maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu Endoaquents, Fluaquents, Epiaquepts, Endoaquaquepts, Haplustepts, Haplustalfs, Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya didominasi oleh pasir. Adapun dari segi geologisnya, Kota Kendari secara makro terdiri dari beberapa sistem lahan dan litologi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Dari potensi air permukaan sebanyak 7.153.660,80 M3 tersebut, dapat dimanfaatkan untuk domestik sebesar 1.784.177,95 m3, Pertanian sebesar 1.463.539,12 m3, Jumlah pemakaian untuk domestik dan Pertanian sebesar 3.247.717,07 m3 dan sisa cadangan air permukaan sebesar 3.905.942,93 m3 2)
Air Tanah Dangkal dan Air Tanah Dalam Air tanah dangkal berasal dari air hujan yang turun, sedangkan air tanah dalam berasal dari air hujan dan air terperangkap (tawar atau payau).
Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari bersumber dari Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga-Nanga, yang merupakan potensi yang besar untuk kebutuhan penduduk seharihari. Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan mata air dari Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat Daya di pegunungan Watu Re arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Adapun anak-anak sungai Wanggu antara lain : 1. Sungai Konda 8. Sungai Ambololi 2. Sungai Lapulu 9. Sungai Lambusa 3. Sungai Numanggere 10. Sungai Amohalo 4. Sungai Lamomea 11. Sungai Lepo-Lepo 5. Sungai Pinesala 12. Sungai Ea 6. Sungai Alulua 13. Sungai kecil lainnya 7. Sungai Pambula Sungai lain yang berasal dari Pegunungan Nanga-Nanga diantaranya adalah Sungai Anggoeya, Sungai Kambu dan Sungai Lepo-Lepo. Sedangkan sungai-sungai lain yang berasal dari pegunungan Nipa-nipa antara lain : 1. Sungai Kadia
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun 1994 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air 1993 – 1994), mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas air. Selain itu, hampir pada semua bagian kota terjadi pendangkalan saluran dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari daerah hulu. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan Teluk Kendari. Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri dari : baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara Kecamatan Mandonga; Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 – 10 meter dan potensi aquifer sedang ( 3 – 5 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan, Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Kendari, sedangkan di Kecamatan Mandonga mulai dari sisi timur atau kelurahan Korumba hingga ke arah selatan Kelurahan Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai dari Kelurahan Kadia ke arah selatan hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di Kecamatan Poasia menyebar ke sebelah utara sebelum Teluk Kendari. Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari : Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-tempatnya (< 1 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan dengan penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan Nipa-Nipa, serta di sebelah barat Kecamatan Mandonga dan Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian timur wilayah pesisir; Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 – 3 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi hampir seluruh wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa. Administrasi Pembagian wilayah administrasi Kota Kendari berikut luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Peta 2.1 Peta Administrasi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Tabel. 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun KECAMATAN
Kec. Mandonga Kec. Poasia Kec. Kendari Kec. Baruga Kec. Abeli Kec.Kendari Barat Kec. Wua-Wua Kec. Puuwatu Kec. Kadia Kec. Kambu
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KK (Asumsi 1 KK = 4 Jiwa)
TINGKAT PERTUMBUHAN
TAHUN (Jiwa)
TAHUN (KK)
TAHUN (%)
2010*
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
36.163
37.648
37.927
38.206
38.485
38.763
9.041
9.412
9.482
9.551
9.621
9.691
4,11
0,74
0.74
0.73
0.72
0.72
24.977
25.774
27.048
28.321
29.594
30.867
6.244
6.444
6.762
7.080
7.399
7.717
3.19
4.94
4.71
4.50
4.30
4.13
25.557
26.627
26.801
26.975
27.149
27.323
6.389
6.657
6.700
6.744
6.787
6.831
4.19
0.65
0.65
0.65
0.64
0.64
19.368
19.899
21.295
22.691
24.087
25.482
4.842
4.975
5.324
5.673
6.022
6.371
2.74
7.01
6.55
6.15
5.79
5.48
22.438
23.312
23.719
24.125
24.532
24.939
5.610
5.828
5.930
6.031
6.133
6.235
3.90
1.74
1.71
1.69
1.66
1.63
42.928
44.690
45.094
45.497
45.901
46.304
10.732
11.173
11.273
11.374
11.475
11.576
4.1 0
0.90
0.90
0.89
0.88
0.87
24.407
25.218
26.254
27.291
28.327
29.363
6.102
6.304
6.564
6.823
7.082
7.341
3.32
4.11
3.95
3.80
3.66
3.53
27.749
28.695
29.817
30.940
32.062
33.184
6.937
7.174
7.454
7.735
8.015
8.296
3.41
3.91
3.76
3.63
3.50
3.38
39.244
40.459
42.811
45.163
47.515
49.867
9.811
10.115
10.703
11.291
11.879
12.467
3.09
5.81
5.49
5.21
4.95
4.72
27.135
27.964
29.536
31.108
32.681
34.253
6.784
6.991
7.384
7.777
8.170
8.563
3.06
5.62
5.32
5.05
4.81
4.59
Sumber :Hasil Pengolahan Data *) Kota Kendari dalam angka 2011 , BPS
2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH Dalam Menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, Pemerintah Kota Kendari menggunakan beberapa sumber pembiayaan yaitu : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti : penerimaan pajak daerah,retribusi daerah, bagian laba dari
2015
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Jumlah Pendapatan B
447,551,019,418.14
516,574,515,420.02
553,214,086,631.78
627,780,460,629.17
776,631,930,573.17
207.076.773.248
251.172.991.485
303.519.183.828
352.464.946.511
442.134.037.860,20
178.530.985.183
194.021.553.523
203.683.624.716
249.612.048.139
325.176.394.152,97
Jumlah Belanja
385.607.758.431
445.194.545.008
507.202.808.544
602.076.994.650
767.310.432.013,17
Surplus/Defisit Anggaran
61,943,260,987.14
Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
1 2
71,379,970,412.02
46,011,278,087.78
25,703,465,979.17
9,321,498,560.00
Sumber : DPPKD
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2009-2011) Kota Kendari merupakan daerah rawan genangan air khusunya diwaktu musim hujan akibat : - Berkurangnya daerah resapan air - Kapasitas saluran tidak sesuai dengan debit air yang terjadi - Meningkatnya permukaan air laut Pemerintah Kota Kendari terus berupaya secara maksimal untuk mengatasi permasalahan di atas agar kebutuhan masyarakat akan sanitasi dapat terpenuhi. Berikut alokasi anggaran yang diberikan pemerintah dalam mengatasi masalah sanitasi di Kota Kendari.
Tabel 2.5 : Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir No
Subsektor/SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Tabel 2.6 : Data mengenai ruang fiskal kabupaten/kota 5 tahun terakhir Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah Tahun (IRFD) 2007
0,9032 (Kategori Sedang)
2008
0,5826 (Kategori Sedang)
2009
0,7616 (Kategori Sedang)
2010
0,6759 (Kategori Sedang)
2011
0,4193 (Kategori Rendah)
Sumber : www.djpk.depkeu.go.id
Tujuan kebijakan ekonomi daerah adalah mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh, sehat dan keadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarkat, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat perekonomiannya yang tercermin melalui pendapatan regional yang dihasilkan wilayah tersebut. Melalui data pendapatan regional Kota Kendari yang secara berkala dihitung dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, inflasi serta gambaran struktur perekonomian Kota Kendari. Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan yang cukup mengembirakan. Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 angka pertumbuahan ekonomi Kota Kendari selalu selalu diatas tujuh persen. Demikian juga dengan perdapatan per kapita dan upah minimum regional (UMR) masyarakat kota kendari yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Kawasan industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer Pulau Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur. d. Pengembangan Kota Lama Kota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan dan dijaga dari kemungkinan tergradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, Kota lama tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara. e. Kawasan Terminal Kawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan aksesibilitas kawasan terminal akan menjadi pilihan potensial bagi pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota. Untuk melihat Potensi Pengembangan Wilayah menurut Peta Rencana Pola Pemanfaatan Kota Kendari 2009 -2029 yang dibuat oleh Pemerintah Kota Kendari terdapat 28 Zonasi kegiatan, sedangkan yang termasuk kedalam kawasan budi daya sebanyak 20 zonasi yaitu; hutan produksi terbatas, industri, industri dan pergudangan, pariwisata, pertahanan dan keamanan, komersial, campuran, pemerintahan, pendidikan tinggi, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, pemukiman, fasilitas pelayanan, pelabuhan, industri tidak mengganggu, terminal, rumah sakit, kepentingan pariwisata dan nelayan dan kepentingan pelabuhan. Peta 2.2 : Rencana Pusat Layanan Kota Kendari
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan jalan lokal atau jalan permukiman. Selain itu digambarkan pula rencana jalan lingkar Kota Kendari. Peta 2.3 : Peta Rencana Pola Ruang Kota Kendari
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Jumlah Sarana Pendidikan Kecamatan Wua-Wua Kec. Puuwatu Kec. Kadia Kec. Kambu
Umum SD
SLTP
SMA
SMK
MI
Agama MTs
10
2
2
-
-
-
-
10
3
3
3
-
2
2
6
3
-
-
-
-
-
MA
Sumber : Profil Sosia Budaya, 2009
Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6,75 % dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 211.943,- Per Kapita Per Bulan. Dengan kata lain, untuk tidak di kategorikan miskin seseorang harus memiliki pengeluaran untuk makanan dan non makanan paling sedikit sebesar Rp. Rp. 255.955,- Per Bulan. Seiring dengan meningkatnya standar garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kota Kendari pada tahun 2010 meningkat menjadi 8,02 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,88 %. Tabel 2.9 : Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Kec. Mandonga
389
Kec. Poasia
325
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
Kecamatan
Jumlah Rumah (Unit)
Kec. Abeli
4.639
Kec. Kendari Barat
9.956
Kec. Wua-Wua
6.136
Kec. Puuwatu
6.335
Kec. Kadia
7.486
Kec. Kambu
4.896
Sumber : Data Base RP4D Kota Kendari, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI Gambaran Umum
2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Struktur kelembagaan Pemerintah Kota Kendari dapat dilihat pada gambar struktur dibawah ini:
Sumber : BagianOrtala Setda Kota Kendari, 2011
POKJA SANITASI KOTA KENDARI
II - 13