BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g Umumny Umumnyaa obat obat diberi diberikan kan dalam dalam beberap beberapaa bentuk bentuk sediaan sediaan misalny misalnyaa
tablet, tablet, kapsul kapsul,, suspen suspensi, si, eliksir eliksir,, suppos supposito itoria ria dan lain-lai lain-lain. n. Sediaa Sediaan n obat obat ini dibu dibuat at deng dengan an memp mempert ertim imba bang ngka kan n orga organ n tubu tubuh h yang akan akan dilew dilewat atiny inya. a. Misalnya; Misalnya; suppositor suppositoria ia dibuat dibuat untuk untuk dipakai dipakai sebagai sebagai sediaan obat yang melalui rectum, ataupun tablet yang dibuat sebagai sediaan obat yang di pakai secara oral oral.. Suat Suatu u bent bentuk uk sedi sediaan aan obat obat terd terdir irii dari dari baha bahan n obat obat dan dan baha bahann-ba baha han n pembantu yang tersusun dalam formula dan diikuti dengan petunjuk cara proses pembuatan. Kita tentunya mengharapkan agar sediaan obat yang beredar di pasaran dapat memberikan efek terapi yang kita inginkan dengan memberikan bahaya minimal. erlu diketahui untuk mendapat efek terapi yang di inginkan obat harus melewati melewati berbagai proses biofarmasetika biofarmasetika baik proses absorbsi, absorbsi, distribusi distribusi dan metabolisme! biotransformasi. "alam proses biofarmasetika dapat dibagi menjadi dua ada sediaan yang dapat melalui pelepasan pertama pada hati # first # first pass effect $ dan ada pula yang tidak. "ala "alam m pros proses es biof biofar arma mase seti tika ka ini ini yang ang perl perlu u dipe diperh rhat atik ikan an yakni akni bagaimana obat tersebut melalui beberapa organ tubuh kemudian akan membentuk %at terlarut hingga akhirnya dapat di absorbsi dan memberikan efek yang kita inginkan. &iofarmasetika sediaan obat melalui kulit, mata parenteral dan paru-p paru-paru aru harus harus memperh memperhatik atikan an tingka tingkatt penyer penyerapa apan n obat obat tersebu tersebutt yang yang didasar didasarkan kan pada pada basis basis obat obat dan harus harus memper memperhat hatika ikan n lepas lepas lambat lambat#art #artiny inyaa apabil apabilaa sediaan sediaan obat obat terseb tersebut ut diingi diinginka nkan n diserap diserap di usus usus tapi tapi akhirn akhirnya ya baru baru mencapai lambung obat tersebut sudah larut$. aru-paru merupakan organ 'ital yang sangan penting bagi kehidupan manusia. aru-paru mempunyai permukaan absorpsi potensial ()m *, permukaan yang lebih besar dari usus halus atau jalur nasal. Karena itu pemberian obat melalui paru-paru sangat efektif. +amun, pemberian obat melalui paru-paru harus memperhatikan beberapa faktor, misalnya ukuran partikel sediaan agar
1
sediaan obat dapat memberikan efek yang diinginkan. leh karena itu pada makalah ini membahas tentang biofarmasi obat yang diberikan melalui paru paru.
B. Rumusan Masalah . &agaimana anatomi dan fisiologi paru-paru *. embuluh darah apa saja yang melewati paru-paru /. 0pa saja faktor yang mempengaruhi proses biofarmasetik obat pada pemberian
melalui paru-paru 1. &agaimana e'aluasi biofarmasetik sediaan obat yang diberikan melalui paru paru C. Tujuan . Memahami anatomi dan fisiologi paru-paru. *. Mengetahui pembuluh darah yang melewati paru-paru. /. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses biofarmasetik obat pada
pemberian melalui paru-paru. 1. Mengetahui e'aluasi biofarmasetik sediaan obat yang diberikan melalui paru paru. D. Manfaat Manfaat bagi farmasis khususnya yaitu dapat mengetahui dan memahami hal-hal
yang berhubungan dengan biofarmasi obat yang diberikan melalui paru-paru.
BAB II TINJAUAN PUTA!A
A. Anat"m# $an %#s#"l"g# Paru&Paru '. Anat"m# Paru&(aru aru merupakan salah satu organ 'ital yang memiliki fungsi utama
sebagai alat respirasi dalam tubuh manusia, paru secara spesifik memiliki peran untuk terjadinya pertukaran oksigen # *$ dengan karbon dioksida #2 *$.
2
ertukaran ini terjadi pada al'eolus 3 al'eolus di paru melalui sistem kapiler. aru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. aru terbagi
menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. aru-paru kanan
mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. ada paru kanan lobus 3 lobusnya antara lain yakni lobus superior, lobus medius dan lobus inferior . Sementara pada paru kiri hanya terdapat lobus superior dan lobus inferior . +amun pada paru kiri terdapat satu bagian di lobus superior paru kiri yang analog dengan lobus medius paru kanan, yakni disebut sebagai lingula pulmonis. "i antara lobus 3 lobus paru kanan terdapat dua fissura, yakni fissura horizontalis dan fissura obliqua, sementara di antara lobus superior dan lobus inferior paru kiri terdapat fissura obliqua. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa sub bagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments. aru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum #Sherwood, *))$ aru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. leura terbagi menjadi pleura 'iseralis dan pleura pariental. leura 'iseralis yaitu selaput yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput
yang
menempel pada rongga dada. "iantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut ka'um pleura #4uyton, *))($. &ronkus atau cabang tenggorokan merupakan kelanjutan dari trakea. &ronkus berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampak paru3paru. &ronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 536 cincin, mempunyai / cabang. &ronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 73* cincin mempunyai * cabang. &ronkus bercabang3 cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus #bronkioli$. ada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru!gelembung hawa atau al'eoli #Syaifuddin, *))5$. arenkim paru3paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru3paru. arenkim itu mengandung berjuta3juta unit al'eolus. 0l'eoli merupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil, dan merupakan akhir
3
dari bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran * dan 2*. Seluruh dari unit al'eoli #%ona respirasi$ terdiri atas bronkhiolus respiratorius, duktus al'eolus, dan al'eolar sacs #kantong al'eolus$. 8ungsi utama dari unit al'eolus adalah pertukaran * dan 2* di antara kapiler pulmoner dan al'eoli.
4ambar 0natomi paru 3 paru ). %#s#"l"g# Paru&(aru 8ungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan
atmosfer. ertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat akti'itas dan metabolisme seseorang, tapi pernafasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon dioksida tersebut #9est, *))1$. Udara bergerak masuk dan keluar paru - paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan al'eolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, 'olume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat
akibat
kontraksi
beberapa
otot
yaitu
sternokleidomastoideus
mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga #rice,771$. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit #bronkhi dan
bronkiolus$ yang bercabang di kedua belah paru-paru utama
#trakhea$. ipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru #al'eoli$ yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. 0da lebih dari /)) juta
4
al'eoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis. :uang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan
yang dapat
menetralkan kecenderungan al'eoli untuk mengempis #Mc 0rdle, *))5$. ada waktu menarik nafas dalam, maka otot berkontraksi, tetapi pengeluaran pernafasan dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup dalam, penarikan nafas melalui isi rongga dada kembali memperbesar paru paru dan dinding badan bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup ke posisi semula. 0kti'itas bernafas merupakan dasar yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu bernafas dalam dan 'olume udara bertambah #Syaifuddin, *))$. nspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. nspirasi menaikkan 'olume intratoraks. Selama bernafas tenang, tekanan intrapleura kira-kira *,< mm=g
relatif lebih tinggi terhadap atmosfer. ada permulaan, inspirasi
menurun sampai -5mm=g dan paru-paru
ditarik
ke
posisi
yang
lebih
mengembang dan tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke dalam paru-paru. ada akhir inspirasi, recoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi dimana tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang. >ekanan dalam jalan pernafasan seimbang menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar dari paru-paru #Syaifuddin, *))$. Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. ada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan 'olume toraks berkurang. engurangan 'olume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi #rice, *))<$. roses setelah 'entilasi adalah difusi yaitu, perpindahan oksigen dari al'eol ke dalam pembuluh darah dan berlaku sebaliknya untuk karbondioksida. "ifusi dapat terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah. 0da beberapa faktor yang berpengaruh pada difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor sirkulasi.
5
Selanjutnya
adalah
proses
transportasi, yaitu perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan aliran darah #4uyton, *))($.
4ambar * 8isiologi paru 3 paru
B. Pem*uluh Darah +ang Mele,at# Paru&Paru
0rteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari 'entrikel kanan jantung ke paru-paru, cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkial, dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus. 0rteriol membelah-belah dan membentuk kapiler selanjutnya kapiler menyentuh dinding al'eoli atau gelembung udara. Kapiler halus hanya dapat memuat sedikit darah, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat baris tunggal. 0lirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam al'eoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan. Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah yang lebih besar dan akhirnya dua 'ena pulmonaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta. embuluh darah yang disebut sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan
6
dan menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. 2abang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam 'ena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam 'ena pulmonaris. Sisa darah itu diantarkan dari setiap paru-paru oleh 'ena bronkialis dan ada yang dapat mencapai 'ena ka'a superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
C. !arakter#st#k Paru&Paru
aru-paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis. "alam keadaan normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga paru-paru dengan mudah bergeser pada dinding dada. >ekanan pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer #4uyton, *))($. aru sendiri memiliki kemampuan recoil, yakni kemampuan untuk mengembang dan mengempis dengan sendirinya. ?lastisitas paru untuk mengembang dan mengempis ini disebabkan karena adanya surfactan yang dihasilkan oleh sel al'eolar
tipe
*. +amun selain itu mengembang dan
mengempisnya paru juga sangat dibantu oleh otot-otot dinding thoraks dan otot pernafasan lainnya, serta tekanan negatif yang teradapat di dalam ca'um pleura. ergerakan udara dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. nspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. 0gar proses 'entilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik
pada
otot
pernafasan dan elastisitas jaringan paru. tot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu @ $ tot
inspirasi
yang
terdiri
atas,
otot
interkostalis
eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma. *$ tot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis internus #0lsagaff dkk., *))<$.
D. %akt"r +ang Mem(engaruh# Pr"ses B#"farmaset#k -*at Pa$a Pem*er#an Melalu# Paru&Paru
7
aru-paru merupakan daerah absorpsi yang baik pada penggunaan sediaan gas atau kabut dari aerosol dengan pertikel yang sangat halus dari cairan atau padatan. 4as yang digunakan terutama adalah oksigen dan obat-obat enestetika umum yang biasa diberikan kepada pasien yang akan di operasi karena adanya daerah kapiler dan al'eoli paru-paru yang luas dapat mengabsorpsi obat dan member efek secara cepat. Ukuran partikel dapat menentukan kemampuaan penetrasinya ke dalam al'eoli paru-paru. Makin kecil ukuran partikel makin tinggi ukuran penetrasinya. enghantaran obat inhalasi juga dapat digunakan untuk efek obat lokal atau sistemik. aru-paru mempunyai permukaan absorpsi potensial ()m*, permukaan yang lebih besar dari usus halus atau jalur nasal. &ila suatu bahan dihirup, bahan terpapar dengan membran mulut atau hidung, faring, trachea, bronkhi, bronkhioli, kantong al'eolar dan al'eoli. aru-paru dan saluran udara terkait dirancang untuk menghilangkan bahan asing dari permukaan paru peripheral yang besar absorbsinya melalui pembersihan mokosilier. 0kan tetapi, jika senyawa seperti obat yang dibuat aerosol dapat mencapai daerah perifer paru-paru, absorpsi dapat sangat efisien #Shargel, dkk., *)*$. Ukuran partikel #tetesan$ dan kecepatan pemakaian mengendalikan jumlah senyawa yang terhirup menembus ruang jalur udara. Ukuran optimum untuk penembusan jalur udara yang lebih dalam dari partikel obat adalah / sampai
8
mempengaruhi depo. Keadaan anatomi sangat penting dalam pemahaman tentang depo partikel. "itinjau dari sudut fisiologi, perubahan irama pernapasan, kapasitas 'ital, 'olume aliran, atau adanya halangan bronkus merupakan parameter yang berpengaruh pada pembentukan depo. Cika peningkatan 'olume diserta i peningkatan irama pernapasan maka depo akan mengecil karena waktu dipersingkat. *$ 8aktor fisiko kimia partikel a. Ukuran partikel ada aerosol monodispersi, partikel dengan ukuran -< Am dapat menembus dan mengendap dalam al'eoli #dengan ruang maksimum untuk partikel kurang dari / Am$ partikel yang lebih kecil dari Am tidak akan mengendap dan keluar saat ekspirasi. b. Muatan partikel artikel
bermuatan
dengan
mobilitas
yang
tinggi
dan
menimbulkan muatan yang lemah pada partikel3partikel kecil #), Am atau lebih kecil$ atau muatan yang besar pada pada partikel yang besar # Am atau lebih$. artikel3partikel yang kecil yang tidak bermuatan jarang mengendap di permukaan hidung dan pharynD, namun bila partikel tersebut bermuatan, akan menyebabkan terjadinya depo pada lubang hidung. c. &obot jenis partikel Stabilitas sediaan aerosol berkaitan erat dengan pengaruh bobot jenis terhadap laju pengendapan. Suatu partikel dengan diameter ),
yang
sama
dengan laju pengendapan partikel berdiameter * Am dan bobot jenis g!cm. 0erosol untuk pengobatan umumnya memiliki bobot jenis *3/ gcm-/. Senyawa dengan bobot jenis antara dan ) gcm -/ memiliki kur'a depo yang sama jika ukuran partikelnya dinyatakan dalam unit kesetaraan bobot jenis d. &obot jenis gas pendorong Sediaan farmasi yang berbentuk semprot pada gas pendorongnya mempunyai bobot jenis yang tinggi. Semakin tinggi bobot jenisnya 9
maka semakin nyata pengaruh pembawa gas terhadap partikel yang tersuspensi, dan hal ini dapat mengakibatkan penetrasi yang jauh ke dalam saluran. artikel3partikel ini kemudian menjadi pusat kondensasi kelembapan sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya depo.
E. Ealuas# B#"farmaset#k e$#aan -*at +ang D#*er#kan Melalu# Paru&Paru
Sediaan obat yang diberikan melalui paru-paru diantaranya aerosol inhalasi. Menurut 8.ed.E, 0erosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung %at aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga pemakaian lokal pada hidung #aerosol nasal$, mulut #aerosol lingual$ atau paru-paru #aerosol inhalasi, ukuran partikelnya harus lebih kecil dari ) mm, sering disebut Finhaler dosis terukurF$. '. Perjalanan aer"s"l $alam tu*uh
"engan alat penyemprot, partikel-partikel aerosol akan menempuh jalur tertentu yang berbeda dengan jalur perjalanan %at aktif yang diberikan dengan cara lainnya dan jalur tersebut tergantung pada cara pemberian aerosol #partikel yang dihirup$. Gat aktif akan bergerak menuju tempat aksi #bersama dengan aliran udara yang dihirup$, dan ebraksi selama ada kontak #kadang sangat terbatas$ dan dengan dosis yang umumnya sangat kecil. leh sebab itulah penelitian sediaan aerosol terdiri atas * jenis yaitu penelitian pertama berkaitan dengan perjalanan partikel-partikel dari alat generator sampat tempat fiksasi di dalam saluran napas #dengan kemungkinan kembali ke lingkungan luar$, dan penelitian kedua meneliti transfer %at aktif yang terkandung dalam partikel aerosol sejak dari tempat depo sampai dikeluarkan dari tubuh. Keseluruhan proses tersebut dirangkum dalam diagram berikut ini yang dikutip dari 4ormann. Kolom pertama menunjukkan jalur utama yang dilewati partikel setelah penghirupan. >etapan K sampai K < menyatakn kecepatan dan jumlah partikel yang melewati permukaan atau kompartemen paru. >etapan K ( sampai K 7 lebih mencerminkan jalur perpindahan %at aktif yang terlarut daripada perpindahan partikel itu sendiri. >etapan K 5 menyatakan jumlah partikel
10
tersuspensi yang tidak tinggal dalam al'eoli dan dikeluarkan melalui hembusan udara ekspirasi. 0mplitude nilai ini tercermin pada tetapan bolak-balik K <, K 1, K /. Sedangkan jumlah partikel yang tertahan di saluran napas dinyatakan dalam tetapan depo K < p, K 1 p, dan K / p. Kolom kedua menggambarkan berbagai kemungkinan jalur perjalanan yang ditempuh oleh partikel aerosol. >etapan K * p sampai K 5 p menyatakan jumlah %at aktif yang mengendap di permukaan kompartemen tertentu. Kolom ketiga menyatakan keadaan %at aktif yang terkandung dalam partikel dan ini dinyatakan oleh tetapan K ".
Kolom pertama menunjukkan jalur utama yang dilewati partikel setelah K penghirupan !etapan 1 5 p komparteman ermukaan atau paru !etapan K 7 sampai K 9menyatakan terlarut 6 le"ih men#erminkan daripada perpindahan jalur perpindahan partikel itu $at sendiri akti% yang !etapan K menyatakan jumlah partikel melalui ekspirasi hem"usan udara nilai ini ter#ermin pada tetapan "olak'"alik K 4 3 )edangkan jumlah depa K (5p 4p dan K tetapan 3p y ang ditempuh oleh 2p 6p dampai aerosol K &mplitude !etapan K permukaan kompartemen $at akti% tertentu yang mengendap di partikel dan ini dinyatakan oleh * K
4ambar / roses perjalan partikel aerosol dalam tubuh erjalanan aerosol yang panjang tersebut dapat disingkat menjadi @ * / 1
>ransit atau penghirupan enangkapan atau depo enahanan atau pembersihan enyerapan
). Ealuas# keterse$#aan ha+at#
11
ada
aerosol
dengan
efek
sistemik,
dimungkinkan
untuk
memperkirakan akti'itas farmakologik atau terapetik, atau menentukan kadar obat dalam darah dan membandingkannya dengan kadar yang didapat dari cara pemberian intra'ena atau jika mungkin dengan cara pemberian lainnya. ada aerosol dengan efek setempat, sangat diperlukan untuk melaksanakan studi ketersediaan hayati relatif dengan membandingkan berbegai formulasi yang berbeda untuk memilih formula yang lebih setempat, efeknya lebih lama, lebih spesifik, lebih cepat sebagai fungsi dari ukuran partikel yang harus sehomogen mungkin. Sebelum melakukan penilaian yang tepat tentang ketersediaan hayati sediaan aerosol, perlu diketahui dengan pasti beberapa parameter %at aktif, yaitu @ a Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapeutik dari partikel aerosol yang b
halus. "aerah depo dan perannya untuk menghasilkan efek terapeutik yang sesuai
c
dan terukur. Haju penyerapan, metabolisme dan atau pembersihan untuk menghindari
d
efek sekunder. engaruh bahan tambahan dalam sediaan terhadap partikel. roses selanjutnya yang lebih penting adalah menyatakan efekti'itas
pengobatan aerosol. &dapun tahap + tahap e,aluasi "io%armasetik
yaitu a
>ahap pertama Iaitu pemilihan bagian saluran napas yang akan dicapai oleh %at aktif untuk memberikan aksi setempat atau untuk diserap dan selanjutnya menghasilkan efek sistemik. emilihan ini tergantung pada @
b
. Sifat pengobatan dari %at aktif *. "iameter partikel aerosol >ahap kedua Iaitu pemilihan alat untuk pembuatan sediaan aerosol sedemikian hingga diperoleh diameter partikel yang diinginkan. "alam hal ini, perlu dipertimbangkan resiko hidratasi partikel yang higroskopis dan depo prematur. emilihan alat harus dilengkapi dengan cara pemberian #tujuan bukal, nasal, masker wajah$ karena harus dihindari terjadinya depo yang tidak dikehendaki dalam saluran napas.
12
c
>ahap ketiga Iaitu penelitian in vivo pada hewan #anjing misalnya$ untuk meramalkan toksisitas dan reaksi samping yang mungkin terjadi setelah pemberian %at aktif dalam aerosol. ercobaan ini menggunakan pipa khusus ke berbagai tempat disaluran napas untuk mengamati adanya reaksi-reaksi tertentu termasuk reaksi sistemik atau setempat dan meneliti toksisitas dan penyerapan gas pendorong pada permukaan saluran misalnya dengan menge'aluasi kadar dalam darah.
d
>ahap keempat Iaitu e'aluasi pada subyek manusia. "alam hal ini keadaan pemberian dan penghirupan partikel harus tepat, serta penentuan ritme pernapasan. :itme pernapasan harus ditentukan sebagai fungsi dari aksi yang diharapkan. Cumlah obat yang diberikan harus selalu die'aluasi dengan seksama terutama bila %at aktif beraksi sangat kuat pada dosis kecil. 0khirnya, pengaruh formulasi dapat diperkirakan dengan membandingkan sediaan terhadap suatu larutan air dengan catatan %at aktif dapat larut dalam
e
air. >ahap kelima #tahap akhir$ Iaitu studi ketercampuran-obat dan stabilitas %at aktif dalam bentuk terpilih #larutan, serbuk, bentuk sediaan farmasi bertekanan dan lain-lain$.
13
BAB III PENUTUP
A. !es#m(ulan
aru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. aru terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. aru-paru mempunyai permukaan absorpsi potensial ()m*, permukaan yang lebih besar dari usus halus atau jalur nasal. embuluh darah yang melewati paru-paru diantaranya arteri pulmonalis, 'ena pulmonalis, arteri bronkialis dan 'ena bronkialis. 8aktor utama yang mempengaruhi proses biofarmasetik sediaan yang diberikan melalui paru paru yaitu ukuran partikel. Makin kecil ukuran partikel maka makin tinggi ukuran penetrasinya ke dalam al'eoli paru-paru. 0bsorpsi melalui paru-paru cocok untuk sediaan terutama %at dalam bentuk gas yaitu aerosol.
B. aran
aru-paru merupakan organ 'ital pada manusia. leh karena itu, seorang farmasis harus memahami bagaimana biofarmasi sediaan obat yang diberikan melalui paru-paru agar sediaan obat dapat memberikan efek yang diinginkan.
DA%TAR PUTA!A
14
"irjen M. 77<. Farmakope Indonesia Edisi IV . Cakarta @ "epartemen Kesehatan :. 4uyton 0. 2., =all C. ?. *)). Buku Aar Fisiologi !edokteran Edisi "#. Cakarta @ enerbit &uku Kedokteran ?42. earce, ?'elyn 2. *))7. Anatomi dan Fisiologi $ntuk %aramedic. Cakarta @ > 4ramedia rice, S.0., dan 9ilson, H.M. 771 & %atofisiologi' !onsep !linis %roses(proses %enyakit Edisi !eempat . Cakarta @ enerbit &uku Kedokteran ?42. Shargel, Heon, et al,. *)*. Biofarmasetika dan Farmakokinetika )erapan Edisi !elima& Surabaya @ 0irlangga Uni'ersity ress. Sherwood H. *)). Fisiologi *anusia dari +el ke +istem Edisi ke(. Cakarta @ enerbit &uku Kedokteran ?42.
15