BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan kehidupan,, terletak terletak dalam lingkaran lingkaran bertulang bertulang berfungsi berfungsi untuk untuk member member perlindung perlindungan an maksimal maksimal dan sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Penyakit mata dapat dibagi menjadi 4 yaitu, infeksi mata, iritasi mata, mata memar dan glaucoma. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi infeksi karena secret mata mengandung mengandung enzim lisozim yang menyebabkan menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeleminasi organism dari mata. Obat mata dikenal terdiri terdiri atas beberapa bentuk bentuk sediaan dan mempuny mempunyai ai mekanisme mekanisme kerja tertentu. Obat mata dibuat khusus. Salah satu sediaan mata adalah obat tetes mata. Obat tetes mata ini merupakan obat yang berupa larutan atau suspensi steril yang digunakan secara local pada mata. Karena mata merupakan organ yang paling peka dari manusia maka pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengaet, sterilisasi dan kemasan yang tepat. !al"hal yang berkaitan dengan syarat tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini. Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat khusus dan kompleks, meneri menerima ma dan mengiri mengirimk mkan an data data ke kortek kortekss serebra serebral. l. Seluru Seluruh h lobus lobus otak, otak, lobus lobus oksipital, oksipital, ditujukan khusus khusus untuk menerjemahka menerjemahkan n citra #isual. $ebih lanjut lanjut lagi, ada tujuh saraf otak %SO& memiliki hubungan dengan mata' untuk penglihatan %SO ((&) gerakan mata %SO (((, (*, dan *(&' reaksi pupil %SO (((&) pengangkatan kelopak mata %SO %SO (((& (((&)) dan penut enutu upan pan kelo kelopa pak k mata mata %SO %SO *((&. ((&. !ubu !ubung ngan an bata batang ng otak tak memungkinkan koordinasi gerakan mata. +ola mata dan struktur yang berhubungan dilindungi dan dilingkupi dalam tulang berongga bulat dinamakan orbita. +ola mata yang menempati bagian kecil dari orbita, dilind dilindung ungii dan dialasi dialasi oleh oleh lemak lemak yang yang terlet terletak ak dibelak dibelakang ang bola bola mata. mata. Saraf Saraf dan pembuluh darah yang mensuplai nutrisi dan mentransmisi impuls ke otak juga berada dalam orbita. Melekat di bagian luar bola mata adalah otot yang terorganisasi baik,
1
dipersarafi oleh SO (((. (*, dan *(. Otot ekstraokuler tersebut bekerja bersama untuk mengkoordinasikan gerakan mata.
1.2 Tujuan
Pemb Pembua uata tan n makal makalah ah ini ini bert bertuj ujua uan n untu untuk k mena menamb mbah ah aa aasan san pemb pembaca aca terhadap fisiologis suatu sediaan mata.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi an !i"iologi #ata
2.1.1 De$ini"i
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. ang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian *isual.
2.1.2 Struktur an !ung"i
Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.
3
Mata memiliki struktur sebagai berikut' a. Sklera %bagian putih mata&, merupakan lapisan luar mata yang berarna putih dan relatif kuat. b. Konjungti#a, selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera. c. Kornea, struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. d. Pupil, daerah hitam di tengah"tengah iris. e. (ris, jaringan berarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa) berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil. f. $ensa, struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor a-ueus dan #itreus) berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina. g. etina, lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata) berfungsi mengirimkan pesan #isuil melalui saraf optikus ke otak. h. Saraf optikus, kumpulan jutaan serat saraf yang membaa pesan #isuil dari retina ke otak. i. !umor a-ueus, cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea %mengisi segmen anterior mata&, serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea) dihasilkan oleh prosesus siliaris. j. !umor #itreus, gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina %mengisi segmen posterior mata&.
/ahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. (ris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. 0ika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak) jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. 1kuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris. 4
$ensa terdapat di belakang iris. 2engan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. 0ika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. 0ika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan
dengan
pertambahan
usia,
lensa
menjadi
kurang
lentur,
kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia. etina mengandung saraf"saraf cahaya dan pembuluh darah. +agian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. +anyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran #isuil yang tajam. etina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibaa ke otak. Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlaanan pada kiasma optikus %suatu daerah yang berada tepat di baah otak bagian depan&. Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.
+ola mata terbagi menjadi 3 bagian, masing"masing terisi oleh cairan' . Segmen anterior ' mulai dari kornea sampai lensa. 3. Segmen posterior ' mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina. Segmen anterior berisi humor a-ueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor #itreus. /airan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 3 bagian' a.
+ilik anterior ' mulai dari kornea sampai iris
b.
+ilik posterior ' mulai dari iris sampai lensa. 2alam keadaan normal, humor a-ueus dihasilkan di bilik posterior, lalu
meleati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris. 5
Fungsi Otot, Saraf, dan Pembuluh Darah pada mata : •
+eberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.
•
5ulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
•
Saraf optikus membaa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
•
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
•
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.
•
6rteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,sedangkan darah dari mata dibaa oleh #ena oftalmika dan #ena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang. Struktur Pelindung Mata :
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, #irus, jamur dan bahan"bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk. a.
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot"otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
b.
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. 5anpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. +agian dalam kelopak mata adalah selaput tipis %konjungti#a& yang juga membungkus permukaan mata. 6
c.
+ulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier %penghalang&. Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
d.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.
e.
6ir mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 3 duktus lakrimalis) setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan baah, di dekat hidung. 6ir mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel"partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. 2.2
Pem%erian &%at #ata
Obat yang biasa digunakan oleh klien adalah tetes mata dan salep. Meliputi preparat yang dapat dibeli bebas, misalnya air mata buatan dan #asokonstriktor % Mis. *isine dan Murine &. 7amun banyak klien menerima resep obat 8 obatan oftalmikunutk kondisi mata seperti 9laukoma dan untuk terapi setelah suatu prosedur, misalnya :kstaksi katarak. Presentase besar klien yang menerima obat mata ialah klien lanjut usia. Masalah yang berhubungan dengan usia, termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan, dan kesulitan dalam memegang atau menggunakan botol obat. Mempengaruhi kemudahan lansia mengunakan obat mata secara mandiri. Peraat memberi penjelasan pada klien dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata. % donnelly.;<= &. Menganjurkan untuk memperlihatkan klien setiap langkah prosedur pemberian tetes mata untuk meningkatkan kepatuhan klien. Prinsip berikut dapat diikuti saat akan memberikan obat mata. .
Kornea mata banyak disuplai serabut saraf nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, peraat menghindari memasukkan bentuk obat mata apapun secar langsung ke kornea.
7
3.
esiko penularan infeksi dari suatu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Peraat menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata tube salep.
>.
Peraat menggunakan Obat hanya untuk mata 5erinfeksi.
+erikut ini adalah cara atau prosedur tindakan yang bisa digunakan peraat dalam memberikan obat pada mata '
2.' !i"iologi &%at #ata
Mata merupakan organ yang paling peka dari manusia. Oleh karena itu sediaan obat mata mensyaratkan kualitas yang lebih tajam. 5etes mata harus efektif dan tersatukan secara fisiologis %bebas rasa nyeri, tidak merangsang& dan steril. 1ntuk membuat sediaan yang tersatukan, maka faktor"faktor berikut hendaknya diperhatikan a.
Steril atau miskin kuman Pemakaian tetes mata yang terkontaminasi mikroorganisme dapat terjadi rangsangan berat yang dapat menyebabkan hilangnya daya penglihatan atau tetap terlukanya mata sehingga sebaiknya dilakukan sterilisasi akhir %sterilisasi uap& atau menyaring larutan dengan filter pembebas bakteri.
b. Kejernihan %bebas atau miskin bahan melayang& Persyaratan ini dimaksudkan untuk menghindari rangsangan akibat bahan padat. Sebagai material penyaring digunakan leburan gelas, misalnya 0enaer ?ritten dengan ukuran pori 9 > 8 9 @. c.
Pengaetan 2engan pengecualian sediaan yang digunakan pada mata luka atau untuk tujuan pembedahan, dan dapat dibuat sebagai obat bertakaran tunggal, maka obat tetes mata harus diaetkan. Pengaet yang sering digunakan adalah thiomersal %A.AA3B&, garam fenil merkuri %A,AA3B&, garam alkonium dan garam benzalkonium %A,AA3"A,AB&, dalam kombinasinya dengan natrium edetat
%A,B&,
klorheksidin
%A,AA@"A,AB&,
klorbutanol
%A,@B&,
dan
benzilalkohol %A,@"B&. d.
5onisitas
8
Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak dapat menyebabkan keluarnya air mata, yang dapat mencuci keluar bahan obatnya. 1ntuk membuat larutan mendekati isotonis, dapat digunakan medium isotonis atau sedikit hipotonis, umumnya digunakan natrium"klorida %A,="A,;B& atau asam borat %,@",;B& steril.
e.
Pendaparan Mirip seperti darah. /airan mata menunjukan kapasitas dapar tertentu. ang sedikit lebih rendah oleh karena system yang terdapat pada darah seperti asam karbonat, plasma, protein amfoter dan fosfat primer 8 sekunder, juga dimilikinya kecuali system 8 hemoglobin 8 oksi hemoglobin. !arga p!nya juga
seperti
darah
=,4 akan tetapi
hilangnya karbondioksida dapat
meningkatkannya smapai harga p! < 8 ;. pada pemakain tetes biasa yang nyari tanpa rasa nyeri adalah larutan dengan harga p! =,> 8 ;,=. daerah p! dari @,@ 8 ,4 masih dapat diterima. 5etes mata didapar atas dasar beberapa alasan yang sangat berbeda. Misalnya untuk memperbaiki daya tahan %penisilina&, untuk mengoptimasikan kerja %misalnya oksitetrasiklin& atau untuk mencapai kelarutan yang memuaskan %misalnya kloromfenikol&. Pengaturan larutan pada kondisi isohidri %p! C =,4& adalah sangat berguna untuk mencapai rasa bebas nyeri yang sempurna, meskipun hal ini sangat sulit direalisasikan. Oleh karena kelarutan dan stabilitas bahan obat dan sebagian bahan pembantu juga kerja optimum disamping aspek fisiologis %tersatukan& turut berpengaruh. 6spek"aspek tersebut sangat jarang dalam kondisi optimal pada harga p! fisiologis. !arga p! yang tepat yang dimiliki larutan, merupakan harga kompromis antara faktor"faktor yang telah disebutkan tadi. !arga itu disebut sebagai harga euhidris misalnya garam alkaloida yang umumnya dipakai sebagai tetes mata memiliki stabilitas maksimal dalam daerah p! 3 8 4, yang jelas sangat tidak fisiologis. !al yang sama terjadi pada anestetikal lokal untuk terapi mata %stabilitas maksimumnya pada harga p! 3,> "@,4&. ang terakhir ini dengan menaiknya harga ph juga menunjukan peningkatan efektifitas atas dasar membaiknya penetrasi pada kornea. 2engan mempertimbangkan keseimbangan fisiologisnya, larutan ini dieuhidritkan sampai pada harga p! @,
9
@ 8 D,@. Penyeimbangan p! pada umumnya dilakukan dengan larutan dapar isotonis. $arutan dapar berikut digunakan secara internasional' " 2apar natrium asetat 8 asam borat, kapasitas daparnya tinggi dalam daerah asam. " 2apar fospat, kapasitas daparnya tinggi dalam daerah alkalis. 0ika harga p! yang ditetapkan atas dasar stabilitas berada diluar daerah yang dapat diterima secara fisiologis, diajibkan untuk menambahkan dapar dan melakukan pengaturan p! melalui penambahan asam atau basa. $arutan yang dibuat seperti itu praktis tidak menunjukan kapasitas dapar sehingga oleh cairan air mata lebih mudah diseimbangkan pada harga fisiologis dari pada larutan yang didapar. 6ntara isotonis dan euhidri terdapat kaitan yang terbatas dalam hal tersatukannya secara fisiologis. akni jika satu larutan mendekati kondisi isotonis, meskipun tidak berada pada harga p! yang cocok masih dapat tersatukan tanpa rasa nyeri. f. *iskositas dan akti#itas permukaan 5etes mata dalam air mempunyai kerugian, oleh karena mereka dapat ditekan keluar dari saluran konjunkti#al oleh gerakan pelupuk mata. Oleh karena itu aktu kontaknya pada mata menurun. Melalui peningkatan #iskositas dapat dicapai distribusi bahan aktif yang lebih baik didalam cairan dan aktu kontak yang lebih panjang. $agi pula sediaan tersebut memiliki sifat lunak dan licin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Oleh Karena itu sediaan ini sering dipakai pada pengobatan keratokonjunktifitis. Sebagai peningkat #iskositas digunakan metal selulosa dan poli#inilpiroridon %P*P&. 2.( Jeni" Pen)akit an Seiaan &%at #ata
Obat Tetes Mata Anti Glaukoma 9laukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian"bagian retina dibelakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan"jaringan penerima cahaya %retina& dengan bagian dari otak yang memproses informasi pengelihatan. Salah satu obat yang dapat digunakan sebagai anti glaukoma adalah obat adrenergik 10
seperti epinefrin %A,3@ 8 3B&, fenilefrin %3,@ " AB&, dan lain"lain. Obat"obat adrenergik ini tidak menimbulkan siklopegia. :pinefrin, dengan dosis yang lebih kecil dari fenilefrin, efektif digunakan sebagai obat glaukoma. :pinefrin digunakan untuk mengurangi tekanan intraokuler pada penderita glaukoma sudut lebar berdasarkan efek #asokonstriksi lokal yang menyebabkan pembentukan cairan mata berkurang.
Sediaan Pencuci Mata Kolirium atau cairan pencuci mata adalah sediaan berupa larutan steril jernih, bebas jasad renik, isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. 2apat ditambahkan zat dapar dan zat pengaet %?ormularium 7asional :disi ((, !al >A&. Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih, masukkan dalam adah, tutup dan sterilkan. 6lat dan adah yang digunakan dalam pembuatan kolirium harus bersih dan steril. Kolirium memiliki nilai isotonis yang eki#alen dengan natrium klorida A,; B. +atas toleransi terendah setara dengan natrium klorida A,D B dan batas tertinggi setara dengan natrium kolrida 3,A B tanpa gangguan yang nyata. 7ilai p! air mata normal lebih kurang =,4. ange p! untuk larutan mata yang masih di perbolehkan adalah 4,@ 8 ;. % ?( (*, !al > &. 7ilai p! air mata normal E =,4. ange p! untuk larutan mata yang masih diperbolehkan adalah 4,@ 8 ;,A %?( (* hal. >&. Persyaratan bagi obat cuci mata adalah ' . 7ilai isotonisitas /airan mata isotonik dengan darah dan mempunyai nilai isotonisitas sesuai larutan 7atrium Klorida A,; B. 3. Pendaparan 6ir mata normal memiliki p! kurang lebih =,4 oleh karena itu sistem dapar harus dipilih sedekat mungkin dengan p! fisiologis. >. Steril 1ntuk zat aktif tahan panas, sterilisasi akhir dengan autoklaf. 0ika memungkinkan, penyaringan membran. 4. Pengaet 1ntuk cuci mata takaran ganda @. Persyaratan lain adalah jernih %?armakope (ndonesia :d (*, hal.>& Pencuci Mata Untuk Mata Merah Bengkak
11
Mata merah,bengkak dan berair dapat disebabkan karena terinfeksi jamur atau bakteri,atau bisa juga disebabkan karena adanya luka didalam mata sehingga mata teriritasi dan menimbulkan mata merah,bengkak dan berair. $arutan pencuci mata 6sam borat ini berkhasiat sebagai fungistatik dan bakteriostatik sehingga dapat mengobati mata merah, berair dan bengkak. Pencuci Mata Anti Fungi Mata yang terinfeksi oleh jamur atau bakteri bisa menyebabkan mata menjadi merah, bengkak dan berair. !al ini dapat diatasi dengan larutan pencuci mata dengan asam borat sebagai zat aktif. 2imana asam borat berkhasiat sebagai fungistatik dan bakteriostatik lemah serta natrium borat sebagai pendapar juga bisa sebagai antibakteri sehingga dapat mengobati iritasi pada mata. Obat Tetes Mata sebagai Miotika %Pilokarpin !/l& Pilokarpin !/l dibuat sedian tetes mata karena berfungsi sebagai miotik untuk pengobatan glaucoma. Sediaan tetes mata merupakan sediaan dosis ganda sehingga diperlukan bahan pengaet seperti +enzalkonium klorida. Pilokarpin merupakan obat kolinergik golongan alkaloid tumbuhan, yang bekerja pada efektor muskarinik dan sedikit memperlihatkan sedikit efek nikotinik sehingga dapat merangsang kerja kelenjar air mata dan dapat menimbulkan miosis dengan larutan A,@ " >B. Obat tetes mata dengan zat aktif Pilokarpin berkhasiat menyembuhkan glaukoma dan mata kering. 2osis Pilokarpin yang paling umum digunakan untuk sediaan tetes mata adalah 8 4B %2( !al. 3D
tetes
mata
dengan
zat
aktif
5etrahydrozolin
!/l
berkhasiat
menyembuhkan secara simtomatis edema konjungti#a, hyperemia sekunder yang disebabkan alergi mata, iritasi ringan dan konjungti#itis katarak. :fek penyembuhan termasuk iritasi terbakar, iritasi mata, rasa gatal, rasa sakit dan mata berair yang 12
berlebihan. 2osis 5etrahydrozolin !/l paling umum digunakan untuk sediaan tetes mata adalah A,A@B%2( hal 3=A4&.
Obat Tetes Mata !"ine#rin Hl :pinefrin !/$ secara topikal digunakan untuk mengurangi tekanan intraokuler penderita glaukoma sudut lebar berdasarkan efek #asokonstriksi lokal yang menyebabkan pembentukan cairan mata berkurang. Obat Tetes Mata $al dan %l Sediaan ini berkhasiat untuk menjaga isotonisitas dan karekteristik sel. Obat Tetes Mata "olimiksin B sul#at Polimiksin + sulfat aktif terhadap berbagai kuman negatif terutama Ps.aeruginosa . obat ini bekerja dengan mengganggu fungsi pengaturan osmosis oleh membran sitoplasma kuman. 0arang terjadi resisten pada antibiotik ini . Obat Tetes Mata Timolol Maleat Sediaan tetes mata yang mengandung timolol maleat dibuat untuk digunakan pada pengobatan penyakit glaucoma dan ocular hipertensi. 9laucoma adalah peningkatan tekanan intraoculer akibat produksi cairan yang berlebihan. +iasanya sediaan yang dibuat diinginkan menyerupai atau meniru fungsi dari air mata, sehingga dibuat senyaman mungkin untuk mata.
Obat Tetes Mata Poli&inil Alkohol Sediaan tetes mata yang mengandung poli#inil alkohol ini dibuat untuk digunakan pada mata yang kering sehingga membutuhkan lubrikasi. Obat Tetes Untuk Mata %ering %7a/l&
13
2itambah pengental %P*6& untuk meningkatkan #iskositas dan berguna untuk memperpanjang durasi kontak di mata. 0ika hanya 7a/l, 7a/l mudah keluar sehingga aktu kontak di mata hanya sebentar. Karena ditambah P*6 dan benzalkonium klorida maka konsentrasi 7a/l harus diturunkan agar diperoleh sediaan mata yang isotonis
BAB III PE#BAHASAN
14
'.1 Penga*lika"ian Jurnal Interna"ional
15
16
F$ampiran
17
'.1 Terjema+an
/orneal sensiti#ity after topical bromfenac sodium eye"drop instillation
Tujuan , 1ntuk mnge#aluasi keamanan bromfenac natrium tetes mata dari sisi
seniti#itas kornea mata dan sekresi air mata selama jangka aktu bulan. #etoe , Studi klinis single"blind paralel prospektif yang di lakuan pada 3A mata dari
A relaan yang sehat tanpa riayat penyakit alergi mata atau mata kering , memakai lensa kotak atau operasi mata. elaan diminta untuk memakai natrium bromfenac atau obat tete mata di etiap mata 3 kali sehari selama 3< hari. Sensiti#itas kornea di uji menggunakan /hocet"+ornet ethesiometer kemudian di e#aluasi sebelum dan seudah pemakaian obat berangsur"angsur pada hari ke =, 4 , dan 3<. Saat pengobatan akan dilakukan , sekresi air mata juga di e#aluasi dengan uji Schirmer sebelum pemakaian obat dan setelah hari ke 3<. Ha"il , tidak ada perbedaan yang signifikan dalam rata"rata sensiti#itas kornea dan
tingkat sekresi air mata pada hasil pengamatan antara kelompok yang diberikan perlakuan +romfenac. Ke"im*ulan , !asil ini menunjukan baha obat tetes mata 7atrium +romfenac aman
yang dapat diliat dari uji sensiti#itas kornea dan sekresi air mata dengan kondisi mata yang normal . :#aluasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakan 7atrium
+romfenac aman dalam kondisi patologis , eperti gangguan inflamasi dan kasus pasca operasi Kata Kun-i, 7atrium +romfenac, kornea, sensiti#itas, air mata, Obat anti inflamasi
Pena+uluan
+eberapa studi telah menunjukkan baha pengobatan dengan obat anti 18
inflamantory %7S6(2& yang efektif untuk mengendalikan gangguan peradangan mata pada permukaan "> yaitu dengan langsung mengurangi biosintesis prostaglandin dan secara tidak langsung mengurani produksi leukotrien. 4 7S6(2 mengurangi hiper reakti#itas sel 8 sel inflamasi, seperti sel mast dan sel limfosit selama repitalisasi setelah peradangan keratocongjuti#al, dan meyebabkan penekanan fibroblast dan sel endotel #ascular. @, D 7atrium +romfenac dikembangkan sebelum 7S6(2, ditemukan di 6merika Serikat pada tahun ;;=, lebih kuat dari pada indomestain, senyaa alangesik perifer yang memiliki anti inflamasi, antipiretik, dan menghambat sintesis prostaglandin. 2ilaporkan baha hanya A,B obat tetes mata natrium bromfenac yang efektif untuk alergi conjuti#itas. Meski telah dikatakan baha natrium bromfenac memiliki potensi kuat dalam menghambat prostaglandin diantara 7S6(2 lainnya dan perannya dalam pengobatan gangguan alergi ocular belum diteliti dalam studi eGperimental atau klinis. 7amun, beberapa kasus pengobatan mata perforasi kornea menggunakan natrium bromfenac telah dilakukan dengan penurunan signifikan dari sensiti#itas kornea ini telah dilaporkan dalam beberapa studi 3, > tidak ada penilitian yang dilakukan sejauh ini mengamati keamanan jangka menengah dari penggunaan natrium bromfenac sebagai obat tetes mata pada manusia. 5ujuan penelitian ini adalah menge#aluasi keamanan bromfenac secara berangsur angsur pada sukarelaan yang sehat dengan referensi khusus sensiti#itas kornea dan sekrei lakrimal.
Ba+an an #etoe
Sukarelaan Kami mempelajari 3A mata dari A relaan yang sehat %tujuh laki"laki dan tiga perempuan&. Subyek yang memiliki riayat mata seperti alergi mata, mata kering, memakai kontak lensa dan operasi mata dikeluarkan dari penilitan ini. 2an terhadap pasien dengan infeksi konjgti#itas dan mereka yang mengkonsumsi obat sistemik karena cenderung mempengaruhi gejala ocular selama program studi ini. 1mr berkisar >"44 tahun dengan rata 8 rata >= tahun.
an-angan Penelitian
Peserta diminta untuk memakai natrium bromfenac ata air mata buatan pada ssetiap mata dua kali sehari pada jam < pagi dan jam < malam selama 3< hari. 7atrim bromfenac mengandng benzilklorida alkonium sebagai pengaet, dan kami 19
menggnakan santear air mata batan yang lembut, yang merpakan tetes mata bebas pengaet. Sekresi air mata juga juga die#aluasi dengan uji mata Schrimer sebelum dan pada hari ke 3<. Pada penilaian klinis , keparahan gejala dan pemeriksaan oftalmologi. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 3AA=, ketika musim alergi konjungti#itas jarang terjadi di jepang. Penelitian ini berpegang pada prinsip 8 prinsip deklarasi !elsiski untuk penelitian yang melibatkan subyek manusia. 2an informasi tertulis didapat dari semua peserta.
Anali"i" Statitik
5es non parametrik digunakan untuk membandingkan nilai nilai yang di uji antara kedua perlakuan pada aal pengobatan dan aktu yang lainnya, dengan menggunakan
mann"hitney 1"test, semua tes dua kali , dengan signifikansi di
tetapkan pada tingkat A,A@. Ha"il Sensiti#itas Kornea
7ilai ensiti#itas kornea untuk bromfenac pada titik aal, >A menit , minggu , 3 minggu , 4 minggu setelah entry yang di bandingkan dengan isi kontrol lebih rendah.7amun tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik %gambar & antara bromfenac dengan kontrol sisi..
?ungsi Sekresi 6ir Mata ?ungsi sekresi air mata di e#aluasi menggunakan uji mata Schrimer sebelum dan sesudah 3< hari , di tunjukan pada gambar 3. Sedikit peningkatan terjadi pada kedua isi , namun tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan antara sisi yang menerima bromfenac dan air mata buatan . dan ada perubahan aktu pada kedua kelompok yang diamati.
E$ek Sam*ing
Secara klinis tidak ada efek samping yang penting. 5ermasuk kontak blepharitis , gangguan epitel kornea , atau komplikasi sistemik kation, seperti hepatitis , yang di amati pada setiap peserta selama periode penelitian
20
Pem%a+a"an
Kapsul natrium bromfenac di ajukan untuk administrasi obat dan makanan 6merika Serikat sebagai pengelolaan jangka pendek nyeri akt pada tahun ;;4, dan telah disetjui dan dirilis pada bulan juli ;;= untuk indikasi nyeri akut ini. 7amun penggnaan jangka panjang dari bromfenac diinduksi dari beberapa kasus yang parah seperti hepatotoGicicy atau hepatitis fulmanin yang fatal. +erdasarkan laporan kasus ini, kapsul natrium bromfenac ditarik dari penjualan oleh produsen pada tahun ;;<. Sebaliknya, tidak ada kasus tentang efek samping fatal yang dilaporkan kornea yang mencair karena penggunaan natrium bromfenac secara bernagsur"angsur. ?actor penting dalam kasus" kasus ini adalah riayat sebelumnya operasi mata atau penyakit kornea, seperti keratopati bulosa bakteri ulkus kornea, atau sindrom ste#ens"jhonson. Kami telah melaporakan baha penggunaan jangka panjang natrium bromfenac tetes mata lebih dari tahun pada pasien dengan kerato#ernal konjungati#itas tidak menimbulakn efek samping lokal atau sistemik dan efektif untuk mengendalikan keratokonjungti#itas #ernal.D di penelitian ini, ditegaskan baha obat tetes natrium bromfenac tidak menimbulkan fek samping pada kornea %sehubungan dengan sensai kornea dan sekresi air mata&, terutama di mata dengan kondisi normal . natrium bromfenac relatif lebih rendah efek samping nya daripada obat tetes mata 7S6(2 lainnya seperti diklofenak. Mengingat efek samping yang sebelumnnya, terutama pada mereka yang sudah memiliki gangguan pada permukaan mata. 2okter harus berhati hati dalam pengamatan jangka panjang pasien dengan penggunaan kronis
BAB I/ KESI#PULAN
Pengaplikasian dalam 0urnal ini bertujuan untuk menge#alasi keamanan tetes mata bromfenac natrium terhadap sensiti#itas kornea dan sekresi air mata selama kurun aktu bulan. Pada penelitian ini menggunakan metode studi klinis parallel single 8 bling prospektif terhadap A pasang mata sukarelaan sehat tanpa riayat penyakit alergi mata atau sistemik, mata kering, pengguna kontak lens, atau pasien 21
operasi mata. Setiap sukarelaan diminta untuk meneteskan natrium bromfenac pada setiap mata dua kali sehari selama 3< hari, sensiti#itas cochet 8 bonnet esthesiometer die#aluasi pada hari ke =, 4, dan 3< setelah memulai pengobatan. Sekresi air mata die#aluasi menggunakan uji schemer mata sebelum dan sesudah 3< hari. 2ari hasil penelitian tidak ditemukan perbedaan signifikan terhadap sensiti#itas kornea dan tingkat sekresi air mata setelah diamati. !al itu menunjukkan baha sediaan tetes mata bromfenac natrium aman terhadap sensiti#itas kornea dan tingkat sekresi air mata. :#aluasi lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah bromenac aman terhadap pasien gangguan inflamasi dan pasien pasca operasi. Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas"berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut"serabut ner#us optikus, mengalihkan rangsangan ini
ke pusat penglihatan pada otak, untuk
ditafsirkan. Sediaan untuk mata harus efektif dan tersatukan secara fisiologis %bebas rasa nyeri, tidak merangsang& dan steril. 1ntuk membuat sediaan yang tersatukan, maka faktor"faktor berikut hendaknya diperhatikan ' . 3. >. 4. @. D.
Steril atau miskin kuman Kejernihan %bebas atau miskin bahan melayang& Pengaetan 5onisitas Pendaparan *iskositas dan akti#itas permukaan
DA!TA PUSTAKA
0. 2e#issaguet and 0M. 6iache. ;;>. Farmasetika ' Bio#armasi !disi %edua.0akarta' 6irlangga 1ni# Press.
(lyas S. (lmu Penyakit Mata, +alai Penerbit ?K1(, 0akarta, 3AA;. h'"3
adjiman 5, dkk. (lmu Penyakit Mata, Penerbit 6irlangga, Surabaya, ;<4. h)"<
22
http'HHhelensonitahabibie.blogspot.comH3A3HA@Hfarmasi"normal"A"false"false" false.html % A>'4A PM, 3 7o#ember 3A4& http'HHrepository.usu.ac.idHbitstreamH3>4@D=<;H><=AH@H/hapterB3A(.pdf % A>'4A PM, 3 7o#ember 3A4&
23