Basal Metabolic Rate Basal Metabolic Rate merupakan kebutuhan kalori minimal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup pada saat kondisi tubuh sedang beristirahat
tanpa
melakukan
kegiatan
apa-apa.
Jumlah
tersebut
merupakan jumlah kalori yang dibakar jika kita tidur selama 24 jam. Saat beristirahat,
tubuh
tetap
melakukan
pembakaran
energi
untuk
kelangsungan hidup kita, seperti untuk bernafas, sirkulasi, pencernaan, menjaga temperatur tubuh, aktivitas otak dan lainnya. Untuk perhitungan BMR
biasa
digunakan
formula
Harris-Benedict,
yaitu
dengan
mempertimbangkan tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dan usia. Basal Metabolic Rate ( BMR ) adalah kebutuhan kalori minimum yang dibutuhkan seseorang hanya untuk sekedar mempertahankan hidup, dengan asumsi bahwa orang tersebut dalam keadaan istirahat total, tidak melakukan aktivitas sedikitpun. Jumlah energy yang dikeluarkan untuk aktivitas vital tubuh pada waktu istirahat. Energy tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh seperti denyut jantumg, bernafas, pemeliharaan tonus otot, pengaturan suhu tubuh, metabolism makanan, sekresi hormone, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain. Pengukuran metabolism basal dilakukan pada pagi hari dan baru banguntidur dan sebelum aktivitas. Kemudian di hitung selama tiga hari berturut-turut kemudian hasil dari ketiga tersebut di rata-rata.
Faktor-Faktor Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Metabolisme Basal 1. Genetik, Sebagian orang dilahirkan dengan tingkat metabolisme basal (BMR) tinggi, dan sebagian lagi BMRlebih rendah. Gender, laki – laki cenderung
– memiliki massa otot lebih besar daripada perempuan, sehingga BMR laki – laki lebih besar daripada perempuan.
2. Usia, BMR cendererung berkurang seiring dengan bertambahnya usia. BMR seseorang dapat turun sekitar 2% per decade. 3. Berat tubuh, semakin berat massa tubuh seseorang, BMRnya akan lebih tinggi. Body surface area atau Luas permukaan tubuh, ini berkaitan dengan tinggi dan berat seseorang. Sehingga orang yang lebih tinggi dan besar cenderung memiliki BMR yang lebih tinggi. 4. Pola makan dalam
keadaan
lapar
BMR
seseorang
bisa
turun
hingga
30%.
Suhu tubuh, setiap kenaikan suhu tubuh 0.5 C,BMR bisa meningkat hingga 7%. 5. Suhu Lingkungan, Suhu lingkungan juga berpengaruh pada tingkat BMR seseorang. Ini berkaitan dengan upaya penstabilan suhu tubuh. Semakin rendah suhu lingkungan, BMR akan cenderung lebih tinggi. 6. Hormon hormon yang mempengaruhi tingkat BMR adalah hormon tiroksin. Hormon tiroksin sebagai regulator BMR, yang mengatur kecepatan metabolisme tubuh. Semakin banyak homon tiroksin yang disekresikan, maka akan semakin tinggi BMRnya. 7. Status hormon tiroid Hormon tiroid meningkatkan konsumsi oksigen, sintesis protein, dan degradasi yang merupakan aktivitas termogenesis. Peningkatan BMR merupakan hal yang klasik pada hipertiroid, dan menurun pada penurunan kadar tiroid 8. Aktivitas saraf simpatis.
Pemberian agonis simpatis b juga meningkatkan BMR. Sistem saraf simpatis secara langsung melalui nervus vagus ke hati mengaktivasi pembentukan glukosa dari glikogen. Sehingga aktivitas saraf simpatis meningkatkan BMR. 9. Latihan Latihan membutuhkan kalori ekstra dari makanan. Jika s/ makanan lebih banyak mengandung energi, maka berat badan akan meningkat. Jika penggunaan energi lebih banyak dari yg tersedia dlm makanan, maka tubuh akan memakai simpanan lemak yang ada dan mungkin akan menurunkan berat badan.
Rumus Normal BMR yang sering digunakan adalah sebagai berikut : Laki-Laki
: BMR = 66 + (13,7 x berat kg) + (5 x tinggi cm) – (6,8 x
umur)
Perempuan : BMR = 655 + (9,6 x berat kg) + (1,8 x tinggi cm) – (4,7 x umur)
Rumus BMR pada pasien Hipertiroid BMR = 0,75(0,74 (S-D) + N) – 72 Keterangan : S= Sistole, D = Diastole, N= Nadi
Kasus Ny. Henidar usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan jantungnya berdebar-debar, selama 5 bulan terakhir pasien melaporkan kehilangan berat badan sebanyak 9 kg, tanpa disertai penurunan nafsu makan. Pasien juga mengeluh tidak tahan ketika harus bekerja di luar rumah dan mudah lelah setiap melakukan aktivitas sehingga tidak dapat bekerja berat. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh perawat, perawat
melaporkan adanya pembesaran pada kelenjar tiroid dan tremor dan tidak terdapat proptosis. Hasil EKG menunjukkan atrial fibrasi. Tandatanda vital: Tekanan darah 130/90mmHg, HR 100x/menit, suhu : 37,5 0C, RR: 22x/menit. Lalu perawat akan melakukan pemeriksaan fisik selama 3 hari berturut-turut dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tanggal
Pagi
Siang
24november2012 TD:130/100
TD:130/90
mmHg
mmHg
Nadi : 95x/menit
Nadi
Malam TD:140/110mmHg Nadi : 100x/menit :100
x/menit 25november2012 TD:130/95mmHg TD:130/80 Nadi : 98x/menit
TD:140/100mmHg
mmHg Nadi
Nadi : 105x/menit :
98x/menit 26november2012 TD:
TD:130/80
120/98mmHg
mmHg
Nadi : 90x/menit
Nadi 100x/menit
Analisa : Hari pertama : BMR = 0,75 {0,74 (130 –100) + 95} –72 = 0,75 {0,74 (30) + 95} – 72 = 0,75 (22,2 + 95) – 72 = 0,75 x 117,2 – 72 = 15,9 kkal
TD:130/100mmHg Nadi : 115x/menit :
Hari Kedua : BMR = 0,75 {0,74 (130 –95) + 98} – 72 = 0,75 {0,74 (35) + 98} – 72 = 0,75 (25,9 + 98) – 72 = 0,75 x 123,9 – 72 = 20,925 kkal
Hari Ketiga BMR = 0,75 {0,74 (120 –98) + 90} – 72 = 0,75 {0,74 (22) + 90} – 72 = 0,75 (16,28 + 90) – 72 = 0,75 x 106,2,8 – 72 = 7,71 kkal Rata – rata: (Jumlah hari pertama sampai hari ketiga) : 3 = (15,9 kkal + 20,925 kkal + 7,71 kkal) : 3 = 44,535 : 3 = 14,845 kkal