BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng Trauma abdomen adalah kerusakan organ abdomen (lambung, usus halus,
pankreas, kolon, hepar, limpa, ginjal) yang disebabkan oleh trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan; atau trauma tumpul akibat kecelakaan, pukulan langsung atau jatuh. Trauma abdomen merupakan salah satu dampak terbesar dari kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Cedera pada trauma abdomen dapat terjadi akibat tenaga dari luar berupa benturan, perlambatan (deselerasi), dan kompresi. Akibat cedera ini dapat berupa memar, luka jaringan lunak, cedera muskuloskeletal, kerusakan organ dan ruptur pada berbagai organ. Ruptur adalah robek, atau pecahnya suatu suatu jarin jaringan gan secara secara paksa paksa yang yang dapat dapat terja terjadi di akibat akibat rudapa rudapaksa ksa tumpul tumpul maupun tajam Rongga Rongga abdomen abdomen memuat memuat baik organ-org organ-organ an yang padat padat maupun maupun yang berongga. Trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan adanya organ-organ yang tidak mempunyai kelenturan (noncompliant organ) seperti hati, hati, limp limpa, a, pankr pankreas eas,, ginja ginjal, l, atau atau pembul pembuluh uh darah darah dapat dapat menim menimbul bulkan kan kehilang kehilangan an darah darah substansi substansional onal ke dalam dalam rongga rongga peritone peritoneum. um. alah alah satu penyebab tingginya angka kematian pada pasien trauma tumpul abdomen adalah perdarahan pada organ hepar yang umumnya disebabkan oleh karena kecelakaan lalu lintas. ebanyak !"# kasus trauma hepar merupakan trauma tumpul tumpul,, sedan sedangk gkan an lebih lebih dari dari $%# merup merupaka akan n traum traumaa taja tajam m akiba akibatt luka luka tusukan tusukan atau tembaka tembakan. n. &eskipun &eskipun persenta persentase se trauma trauma tumpul tumpul hepar hepar lebih lebih sedikit, namun kerusakan hepar bertanggung ja'ab lebih dari "%# kematian akibat akibat trauma tumpul tumpul abdomen abdomen.. epar epar adalah organ organ terbesar terbesar pada rongga rongga abdomen yang letaknya terlindung dengan baik, namun organ tersebut sering menga mengalam lamii ceder cederaa selai selain n organ organ lien. lien. Cede Cedera ra organ organ hepar hepar pali paling ng utam utamaa disebabkan karena ukurannya, lokasinya dan kapsulnya yang tipis *lisson capsul capsulee . Ceder Cederaa organ organ hepar hepar umum umumnya nya cedera cedera akiba akibatt traum traumaa tump tumpul. ul. ( Carmen,et al., !%+ )
1
ena enanga nganan nan traum traumaa hepar hepar dala dalam m % tahun tahun tera terakhi khirr tela telah h meng mengala alami mi banyak perkembangan seiring dengan banyaknya penelitian dan literatur dalam penanganan trauma hepar. alah satu studi retrospectie yang pernah dilakukan oleh Carmen pada tahun +//!-!%%0 di kota 1arcelona ,panyol pada +2 pasien dengan diagnosis trauma hepar, 0$ pasien adalah konserati3 ($2#) sedangkan "4 pasien dilakukan tindakan operasi ( !4# ). enanganan pasien konserati3 dengan trauma hepar harus memenuhi kriteria yaitu hemodinamik stabil dan pasien respons dengan pemberian cairan resusitasi, pemberian tran3usi darah tidak tida k melebihi dari !- kantong, tidak adanya adan ya tandatanda akut abdomen pada pemeriksaan 3isik, tidak didapatkan cedera organ abdomen pada pemeriksaan radiologi ( 5* ataupun CT can Abdomen). ( 1ernardo,et al.,!%+% ). alah satu metode yang digunakan dalam mendiagnosis trauma abdomen adalah 5* abdomen. &etode ini dapat digunakan pada pasien de'asa dan anakanak. emeriksaan 6ocused Abdominal 5ltrasound 3or Trauma (6AT) dapat mendeteksi adanya caairan bebas pada rongga intraperitoneal intraperitoneal dalam hal ini darah dengan sensitiitas 4# menjadi //# pada de'asa. ( 6enande7, 8, et al., !%%/ ). edangkan pada pasien anak sensiti3itas mulai "4# menjadi /# dan spesi3isitas $/# menjadi /$# ( oudack, &, et al., !%+% ). 9ika dala dalam m peme pemeri riks ksaa aan n 6AT AT dite ditemu muka kan n cair cairan an beba bebass maka maka akan akan sege segera ra dilakukan laparatomi eksplorasi. ada hakekatnya, pengenalan, penilaian cepat, dan tatalaksana a'al yang baik pada trauma tumpu abdomen sangat
diperlukan
karena hal ini
menentukan menentukan outcome dan tatalaksana tatalaksana lanjutan terbaik yang dapatdilakukan dapatdilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi atau kematian yang tidak diharapkan.
B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah 1erdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dibahas
dalam makalah ini sebagai berikut. +. 1agaim 1agaimanak anakah ah peger pegertia tian n ruptur rupturee hepar hepar:: !. Apa saja klasi3i klasi3ikasi kasi rupture rupture hepar: hepar: . 1agaim 1agaimanak anakah ah etiolog etiologii ruptu rupture re hepar: hepar: 2. Apa saja saja tanda tanda dan gejala gejala mani3 mani3esta estasi si klinis klinis rupture rupture hepar: hepar: ". 1agaim 1agaimanak anakah ah pato3i pato3isiol siologi ogi ruptu rupture re hepar hepar:: 4. Apa saja saja peme pemeriks riksaa aa diagnos diagnostic tic ruptu rupture re hepar: hepar: $. 1agaim 1agaimanak anakah ah penatal penatalaksa aksanaan naan medis medis rupture rupture hepar hepar::
2
ena enanga nganan nan traum traumaa hepar hepar dala dalam m % tahun tahun tera terakhi khirr tela telah h meng mengala alami mi banyak perkembangan seiring dengan banyaknya penelitian dan literatur dalam penanganan trauma hepar. alah satu studi retrospectie yang pernah dilakukan oleh Carmen pada tahun +//!-!%%0 di kota 1arcelona ,panyol pada +2 pasien dengan diagnosis trauma hepar, 0$ pasien adalah konserati3 ($2#) sedangkan "4 pasien dilakukan tindakan operasi ( !4# ). enanganan pasien konserati3 dengan trauma hepar harus memenuhi kriteria yaitu hemodinamik stabil dan pasien respons dengan pemberian cairan resusitasi, pemberian tran3usi darah tidak tida k melebihi dari !- kantong, tidak adanya adan ya tandatanda akut abdomen pada pemeriksaan 3isik, tidak didapatkan cedera organ abdomen pada pemeriksaan radiologi ( 5* ataupun CT can Abdomen). ( 1ernardo,et al.,!%+% ). alah satu metode yang digunakan dalam mendiagnosis trauma abdomen adalah 5* abdomen. &etode ini dapat digunakan pada pasien de'asa dan anakanak. emeriksaan 6ocused Abdominal 5ltrasound 3or Trauma (6AT) dapat mendeteksi adanya caairan bebas pada rongga intraperitoneal intraperitoneal dalam hal ini darah dengan sensitiitas 4# menjadi //# pada de'asa. ( 6enande7, 8, et al., !%%/ ). edangkan pada pasien anak sensiti3itas mulai "4# menjadi /# dan spesi3isitas $/# menjadi /$# ( oudack, &, et al., !%+% ). 9ika dala dalam m peme pemeri riks ksaa aan n 6AT AT dite ditemu muka kan n cair cairan an beba bebass maka maka akan akan sege segera ra dilakukan laparatomi eksplorasi. ada hakekatnya, pengenalan, penilaian cepat, dan tatalaksana a'al yang baik pada trauma tumpu abdomen sangat
diperlukan
karena hal ini
menentukan menentukan outcome dan tatalaksana tatalaksana lanjutan terbaik yang dapatdilakukan dapatdilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi atau kematian yang tidak diharapkan.
B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah 1erdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dibahas
dalam makalah ini sebagai berikut. +. 1agaim 1agaimanak anakah ah peger pegertia tian n ruptur rupturee hepar hepar:: !. Apa saja klasi3i klasi3ikasi kasi rupture rupture hepar: hepar: . 1agaim 1agaimanak anakah ah etiolog etiologii ruptu rupture re hepar: hepar: 2. Apa saja saja tanda tanda dan gejala gejala mani3 mani3esta estasi si klinis klinis rupture rupture hepar: hepar: ". 1agaim 1agaimanak anakah ah pato3i pato3isiol siologi ogi ruptu rupture re hepar hepar:: 4. Apa saja saja peme pemeriks riksaa aa diagnos diagnostic tic ruptu rupture re hepar: hepar: $. 1agaim 1agaimanak anakah ah penatal penatalaksa aksanaan naan medis medis rupture rupture hepar hepar::
2
0. Apa aja aja yang yang menjad menjadii komplik komplikasi asi ruptur rupturee hepar: hepar: /. 1agaimanakah 1agaimanakah konsep dasar asuhan kepera'atan kepera'atan pada pada pasien rupture hepar: C. Tuju ujuan an Penul Penulisa isan n 1erdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka dapat
diketahui tujuan penulisan sebagai berikut. +. 5ntuk 5ntuk mengeta mengetahui hui apa yang yang dimaksu dimaksud d dengan dengan rupture rupture hepar hepar !. 5ntuk 5ntuk menget mengetahui ahui klasi3ik klasi3ikasi asi ruptu rupture re hepar hepar . 5ntuk 5ntuk menge mengetahu tahuii etiolo etiologi gi ruptur rupturee hepar hepar 2. 5ntuk mengetahui mengetahui tanda tanda dan gejala mani3estasi mani3estasi klinis klinis rupture hepar ". 5ntuk 5ntuk memah memahami ami pato3 pato3isio isiologi logi rupture rupture hepa hepar r 4. 5ntuk 5ntuk mengeta mengetahui hui pemerik pemeriksaan saan diagno diagnostic stic ruptur rupturee hepar $. 5ntuk 5ntuk memaham memahamii penatalak penatalaksana sanaan an medis medis rupture rupture hepar hepar 0. 5ntuk 5ntuk mengeta mengetahui hui apa saja saja yang menjad menjadii komplikasi komplikasi ruptur rupturee hepar /. 5ntuk 5ntuk memaham memahamii konsep dasar dasar asuhan asuhan kepera' kepera'atan atan pada pada pasien pasien rupture hepar D. Manfaat Penulisan
1erdasarkan tujuan diatas, maka penulisan makalah ini diharapkan dapat berman3aat, sebagai berikut< +. &an3 &an3aa aatt 5mum 5mum &emberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya 'a'asan dan pengetahuan tentang tent ang materi.
!. &an3 &an3aa aatt =hus =husus us a. 1agi pemba embacca &akalah ini diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam memahami materi yang di sajikan. elain itu pembaca makalah ini diharapkan mampu menerima semua materi yang disampaikan. b. 1agi penulis >apat memperluas kaidah-kaidah pengetahuan serta sumber ajar yang berguna dalam proses pembelajaran khususnya pada materi asuhan kepera'atan ga'at darurat
3
BAB II PEMBAHAAN
A. !"NEP DAAR PEN#A!IT $. ANAT"MI DAN %I"L"&I HEPAR epar merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh
struktur sekitarnya, hepar memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di ba'ah kubah kanan dia3ragma dan sebagian kubah kiri, bagian ba'ah hepar berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas dan usus. 1erat rata-rata hepar sekitar +."%% gr atau !# berat badan orang de'asa normal. etiap lobus hepar terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut lobulus yang merupakan unit mikroskopis dan 3ungsional organ. ikap lobulus merupakan bagan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng
4
sel hepar berbentuk kubus tersusun radial mengelilingi ena sentralis yang mengalirkan darah dari lobulus. epar manusia memiliki maksimal +%%.%%% lobulus. >iantara lempengan sel hepar terdapat kapiler ? kapiler yang disebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang ena porta dan arteria hepatika. ejumlah "%# dari semua makro3ag dalam hepar adalah sel =up33er, sehingga hepar merupakan salah satu organ penting dalam pertahanan mela'an in3asi bakteri dan agen toksit. epar mempunyai dua lobus utama yaitu lobus kanan yang dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh 3isura segmentalis kanan dan lobus kiri yang dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum 3alsi3ormis.
*ambar + < Anatomi epar epar memiliki dua sumber suplai darah, saluran cerna dan limpa melalui ena porta hepatika dan dari aorta melalui arteri hepatika. ekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteri dan dua pertiganya adalah ena dari ena porta. @olume total darah yang mele'ati hepar setiap menitnya adalah +."%% ml dan dialirkan melalui ena hepatika kanan dan kiri, yang selanjutnya bermuara pada ena kaa in3erior. @ena porta bersi3at unik karena terletak di antara dua daerah kapiler yang satu terletak dalam hepar dan lainnya dalam saluran cerna. Cabang-cabang terhalus arteria hepatika juga mengalirkan darahnya ke dalam sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatika dan darah ena dari ena porta.
5
*ambar ! < @askularisasi epar L"!AI
epar merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh, menempati hampir seluruh regio hypochondrica detra, sebagian besar epigastrium dan seringkali meluas sampai ke regio hypochondrica sinistra sejauh linea mammilaria. 1entuknya seperti suatu pyramid bersisi tiga dengan basis menunjuk ke kanan sedangkan apeks (puncak) nya ke kiri. ada laki ? laki de'asa beratnya +2%% ? +4%% gram, perempuan +!%% ? +2%% gram.ukuran melintang (transersal) !% ? !!," cm, ertikal +" ? +$," cm sedangkan ukuran dorsoentral yang paling besar adalah +% - +!," cm.
PERMU!AAN HEPAR
+. 6acies diaphragmatica (3acies superior) hepar, ialah permukaan hepar yang menghadap ke diaphragma, dibedakan atas empat bagian, yaitu pars < a. Anterior (pars entralis) b. uperior c. osterior d. >etra >i sisi kanan, pars anterior dipisahkan oleh diaphragma dari costae dan cartilage costae @B-, sedangkan di sisi kiri dari costae dan cartilago costae @BB-@BBB. eluruhnya tertutup oleh peritoneum, kecuali disepanjang perlekatannya dengan ligamentum 3alci3orme hepatis.
6
1agian dari pars superior dekat jantung mempunyai cekungan yang dinamakan impresio (3ossa) cardiaca. >i sebelah kanan, pars posterior lebar dan tumpul sedangkan di sebelah kiri tajam. Agak ke kanan bagian tengah terdapat sulcus enae caae (ditempati oleh ena caa in3erior). =ira ? kira !- cm ke sebelah kiri ena caa in3erior terdapat 3issura ligamenta ensosi (ditempati oleh ligamentum enosum arantii). >iantara keduanya terdapat lobus caudatus. >i sebelah kanan ena caa in3erior terdapat suatu daerah berbentuk segitiga yang dinamakan impressio suprarenalis. >i sebelah kiri 3issura ligamenti enosi terdapat sulcus oesophagealis yang ditempati oleh antrum cardiacum oesophagei. ada pars dorsalis 3acies diaphragmaticae terdapat suatu bagian yang tidak tertutup oleh peritoneum dan melekat pada diaphragma melalui jaringan ikat longgar. 1agian tersebut dinamakan area nuda hepatis (bare area o3 the lier) yang dibatasi oleh partes superior et in3erior ligamenti coronaria hepatis. ars detra bersatu dengan ketiga bagian lainnya dari 3acies diaphragmatica.
!. 6acies isceralis (3ascia in3erior) hepar Cekung dan menghadap ke dorsokaudal kiri, ditandai oleh adanya alur dan bekas alat yang berhubungan dengan hepar. 6acies isceralis tertutup peritoneum kecuali di tempat esica 3ellea. Alur ? alur memberikan gambaran seperti huru3 D dan dibentuk oleh < a. 6ossae sagitalis detra et sinistra (kaki huru3 D) b. orta hepatis (bagian yang melintang) 6ossa sagitalis sinistra (3isura longitudinalis) memisahkan lobus detra dan lobus sinistra hepatis. orta hepatis memotong tegak lurus dan membaginya menjadi dua bagian, yaitu 3issura ligamenti teretis dan 3ossa duktus enosus. 6isura ligamenti teretis merupakan bagian entral, ditempati oleh ligamentum teres hepatis (embriologi berasal dari @. umbilikalis) dan terdapat diantara lobus Euadratus dan lobus sinister hepatis. 6ossa ductus enosus terdapat dibagian dorsal diantara lobus caudatus an lobus sinistra hepar. >itempati oleh ligamentum enosum arantii (embriologik berasal dari ductus enosus arantii).
7
6ossa sagitalis detra dibagi oleh porta hepatis menjadi dua bagian, yaitu 3ossa esia 3ellea (dibagian entral, ditempati oleh esika 3ellea) dan 3ossa ena caa in3erior (di bagian dorsal ditempati oleh en caa in3erior). orta hepatis (3issura transersa) panjangnya kira ? kira " cm, memisahkan lobus Euadratus disebelah entral serta lobus caudatus dan proc. caudatus di dorsal. orta hepatis ditempati oleh< a. @ena porta b. Arteri hepatica c. >uctus choledochus d. Ferus hepaticus e. >uctus lymphaticus @ena porta, arteri hepatica dan ductus choledochus terbungkus oleh ligamentum hepato-duodenale. 1iasanya hepar dianggap mempunyai dua lobi, yaitu lobus detra dan lobus sinistra hepar. '. DE%INII Ruptur adalah robek atau putusnya otot yang diakibatan karena trauma dimana dapat terjadi pada perut otot atau pada sambungan musculotendineus. ecara umum rupture bisa terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. ecara langsung bisa terjadi karena adanya benturan benda keras yang menyebabkan robekan pada otot. ecara tidak langsung, bisa terjadi karena penarikan otot yang melampaui batas maksimal kemampuan otot untuk memanjang. epar merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh, yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di ba'ah dia3ragma. epar menempati hampir seluruh regio hypochondrica detra, sebagian besar epigastrium dan seringkali meluas sampai ke regio hypochondrica sinistra sejauh linea mammilaria. Ruptur hepar adalah r obek atau putusnya otot pada hepar yang diakibatan karena trauma dimana dapat terjadi pada perut otot atau pada sambungan musculotendineus yang bisa terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. (. !LAI%I!AI a. Trauma epar menurut penyebabnya, dibagi atas < +) Trauma Tembus < yaitu dengan penetrasi kedalam rongga perut,
dapat disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak.
8
!)
Trauma Tumpul < yaitu tanpa penetrasi kedalam rongga perut,
dapat disebabkan oleh ledakan, benturan atau pukulan b. Cidera ada epar etelah limpa, hepar adalah organ abdomen yang paling umum mengalami cidera, baik trauma tumpul penetrasi dapat menyebabkan cidera. Trauma hepatik dapat menyebabkan kehilangan banyak darah kedalam peritoneum. Trauma hepar lebih banyak disebakan oleh trauma tumpul. asien dengan trauma tumpul adalah suatu tantangan karena adanya potensi cidera tersembunyi yang mungkin sulit dideteksi. Bnsiden komplikasi berkaitan dengan trauma yang penanganannya terlambat lebih besar dari insiden yang berhubungan dengan cidera tusuk ). ETI"L"&I Adanya trauma hepar tumpul yang biasa disebabkan karena
kecelakaan motor, jatuh atau pukulan. >engan adanya kompresi yang berat hepar dapat tertekan terhadap tulang belakang. >an trauma hepar tumpul lebh bahaya dibandingkan dengan trauma hepar tembus karena trauma tupul sulit terdeteksi edangkan Trauma epar tembus biasanya disebabkan oleh benda tajam seperti pisau tembakan sehingga menimbulkan adanya kerusakan dan lubang pada epar =ecelakaan atau trauma yang terjadi pada hepar, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. ada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul lainnya. Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. elain luka tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen. *. MANI%ETAI !LINI &ani3estasi klinis rupture hepar a. yok, b. Britasi peritoneum dan
9
c. Fyeri pada epigastrium kanan.
Adanya tanda-tanda syok hipoolemik yaitu a. ipotensi, takikardi, b. enurunan jumlah urine, c. Tekanan ena sentral yang rendah, dan d. Adanya distensi abdomen memberikan gambaran suatu trauma hepar. +. PAT"%II"L"&I ukulan langsung, misalnya kena pinggir ba'ah stir mobil atau pintu
yang masuk (intruded) pada tabrakan kendaraan bermotor, dapat mengakibatkan cedera tekanan atau tindasan pada isi abdomen. =ekuatan ini merusak bentuk organ padat atau berongga dan dapat mengakibatkan ruptur, khususnya pada organ yang menggembung (misalnya uterus yang hamil), dengan perdarahan sekunder dan peritonitis. hearing injuries pada organ isi abdomen merupakan bentuk trauma yang dapat terjadi bila suatu alat penahan (seperti sabuk pengaman jenis lap belt atau komponen sabuk bahu)dipakai dengan cara yang salah. enderita yang cedera dalam tabrakan kendaraan bermotor juga dapat menderita cedera deceleration karena gerakan yang berbeda dari bagian badan yang bergerak dan yang tidak bergerak, pada hati dan limpa yang sering terjadi (organ bergerak) ditempat jaringan pendukung (struktur tetap) pada tabrakan tersebut. ada penderita yang dilakukan laparatomi oleh karena trauma tumpul (blunt injury), organ yang paling sering cedera, adalah limpa (2% ? ""#), hati (" ? 2"#) dan hematoma retroperitoneum (+"#). epar merupakan organ intraabdomen yang paling sering terkena trauma setelah limpa. erlukaan pada hati dapat bersi3at super3icial dan ringan, tetapi dapat pula bersi3at laserasi yang berat, yang menimbulkan kerusakan pada sistem saluran empedu intrahepatic. erlukaan dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau luka tembus dinding perut yang mungkin berupa trauma tajam. &ekanisme yang menimbulkan kerusakan hepar pada trauma tumpul adalah e3ek kompresi dan deselerasi. Trauma tajam dapat disebabkan oleh tusukan benda tajam atau oleh peluru 1erat ringan kerusakan akibat trauma pada hepar bergantung pada jenis trauma, penyebab, kekuatan, dan arah datangnya trauma. 8ebih dari "%# trauma berat hepar disertai trauma organ intraabdomen lain.
10
&ortalitas berbanding lurus dengan jumlah organ lain yang terkena. Gang paling sering kena cedera bersama dengan hepar adalah organ intratoraks, yaitu jantung, paru, atau dia3ragma, disusul berurutan oleh lambung, usus halus, ginjal, usus besar, limpa, pankreas, dan pembuluh darah besar erlukaan parenkim hati yang super3icial dan dalam kadang sulit dibedakan. =omplikasi yang dapat terjadi akibat trauma hepar adalah perdarahan, in3eksi, kebocoran empedu, dan hemobilia.
,. PATH-A# aksaan <
1enda tajam <
9atuh, benda tumpul, kompresi, dll
isau, peluru, ledakan, dll
*aya predisposisi trauma H elastisitas I iskositas tubuh
=etahanan jaringan tidak mampu mengkompensasi
11
Trauma Abdomen
Trauma Tajam
Trauma Tumpul
=ompresi organ abdomen =erusakan organ abdomen
erdarahan intra Abdomen
epar eningkatan TBA eningkatan jumlah sel darah putih
Cidera pada hepar
&endesak organ intra abdomen N1eri akut Risik2 Infeksi
Resik2 Per/arahan
Ham0atan M20ilitas %isik
&enekan reseptor nyeri di abdomen
N1eri akut
!eti/akseim0angan Nutrisi !urang /ari !e0utuhan Tu0uh
Rasa eneg di perut
&endesak lambung
8ambung distres
J produksi Cl
(umber < &ansjoer, !%%$) . PEMERI!AAN DIA&N"TI!
&eskipun dapat diduga sebelum operasi, trauma hepar lebih sering baru diketahui s e' ak tu
l ap a r o t o mi
e k s p l o r as i.
> ap at
juga
d i k e t a h u i m e l a l u i p e m e r i k s a a n C T scan. = ec ur ig aa n d ib ua t be rd as ar ka n lo ka si tr au ma da n te rd ap at ny a 3r ak tu r ig a ka na n ba 'a h, pneumotoraks,
kontusio
paru,
syok - en i ng ka haemoragik, ta n T BA
serta
ditemukannya darah dan empedu padalaase peritoneal positi3 untuk darah dan empedu.
12
C a ra d i ag n o st i k t e rb a ik a d al a h b e rd a sa r ka n p e ni l ai a n kl in is ya ng di tu nj an g de ng an pemeriksaan berulang. 8aparotomi dapat menemukan perdarahan yang tidak diketahui sebelumnya. Apabila terjadi hemobilia, terdapat trias, yaitu tanda perdarahan s a l u r a n ce r n a b a g ia n a ta s , i k t er us , d a n n y e ri p e r u t k a n a n at as , ya ng ditemuk an setelah ri'ayat trauma abdomen, setelah operasi, atau tindakan manipulasi saluran empedu beberapa jam sampai be be ra pa
ming gu
seb el um ny a.
Tanda
pe rd ar ah an
be ru pa
hem ate mes is ata u melena sering didahului nyeri. erdarahan ke dalam saluran empedu nyarinya berlainan dengan perdarahan di jalan cerna a. emeriksaan 8aboratorium 1anyaknya perdarahan akibat trauma pada hepar akan diikuti dengan penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit. >itemukan leukositosis lebih dari +".%%%ul, biasanya setelah ruptur hepar akibat trauma tumpul. =adar en7im hati yang meningkat dalam serum darah menunjukkan bah'a terdapat cidera pada hepar, meskipun juga dapat disebabkan oleh suatu perlemakan hati ataupun penyakit-penyakit hepar lainnya. eningkatan serum bilirubin jarang, dapat ditemukan pada hari ke- sampai hari ke-2 setelah trauma. b. emeriksaan Rontgen emeriksaaan rontgen serikal lateral, toraks anteroposterior (A), dan pelis adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita dengan multitrauma. -ray toraks berguna untuk ealuasi trauma tumpul abdomen karena beberapa alasan. ertama, dapat mengidenti3ikasi adanya 3raktur iga ba'ah. 1ila hal tersebut ditemukan, tingkat kecurigaan terjadinya cedera abdominal terutama cedera hepar dan lien meningkat dan perlu dilakukan ealuasi lebih lanjut dengan CT scan abdomen-pelis. =edua, dapat membantu diagnosis cedera dia3ragma. ada keadaan ini, -ray toraks pertama kali adalah abnormal pada 0"# kasus dan diagnostik pada !$# kasus. =etiga, dapat menemukan adanya pneumoperitoneum yang terjadi akibat per3orasi hollow viscus. ama dengan 3raktur iga ba'ah, 3raktur pelis yang ditemukan pada -ray pelis dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera intra-
13
abdominal sehingga ealuasi lebih lanjut perlu dilakukan dengan CT scan abdomen-pelis. c. >iagnostik eritoneal 8aage (>8) >iagnostik peritoneal laage merupakan tes cepat dan akurat yang digunakan untuk mengidenti3ikasi cedera intra-abdomen setelah trauma tumpul pada pasien hipotensi atau tidak responsi3 tanpa indikasi yang jelas untuk eksplorasi abdomen. =erugiannya adalah bersi3at inasi3, risiko komplikasi dibandingkan tindakan diagnostik non-inasi3, tidak dapat mendeteksi cedera yang signi3ikan (ruptur dia3ragma, hematom retroperitoneal, pankreas, renal, duodenal, dan esica urinaria), angka laparotomi non-terapetik yang tinggi, dan spesi3itas yang rendah. >apat juga didapatkan positi3 palsu bila sumber perdarahan adalah imbibisi dari hematom retroperitoneal atau dinding abdomen. emeriksaan ini harus dilakukan oleh tim bedah yang mera'at penderita dengan hemodinamik abnormal dan menderita multitrauma, teristime'a kalau terdapat situasi sebagai berikut <
erubahan sensorium ? cedera kepala, intoksikasi alkohol, penggunaan obat terlarang.
erubahan perasaan ? cedera jaringan sara3 tulang belakang.
Cedera pada struktur berdekatan ? tulang iga ba'ah, panggul, tulang belakang dari pinggang ba'ah (lumbar spine).
emeriksaan 3isik yang meragukan.
Antisipasi kehilangan kontak panjang dengan pasien
d. 5ltrasound diagnostik (5*) 5* telah sering digunakan dalam beberapa tahun terakhir di Amerika erikat untuk ealuasi pasien dengan trauma tumpul abdomen. Tujuan ealuasi 5* untuk mencari cairan intraperitoneal bebas. al ini dapat dilakukan secepatnya, dan ini sama akuratnya dengan
diagnostik
peritoneal
laage
untuk
mendeteksi
hemoperitoneum. 5* juga dapat mengealuasi hati dan limpa meskipun tujuan 5* adalah untuk mencari cairan bebas di intrapreitoneal. &esin portabel dapat digunakan di ruangan resusitasi
14
atau di ga'at darurat pada pasien dengan hemodinamik stabil tanpa menunda tindakan resusitasi pada pasien tersebut. =euntungan lain dari 5* daripada diagnostik peritoneal laage adalah 5* merupakan tindakan yang non-inasi3. Tidak diperlukan adanya tindakan lebih lanjut setelah 5* dinyatakan negati3 pada pasien yang stabil. asil CT dari abdomen biasanya sama dengan 5* bila hasilnya positi3 pada pasien yang stabil. =euntungan dan kerugian dari 5* perut terdapat dalam =otak !%-2. ensitiitas berkisar dari 0"# sampai //#, dan spesi3isitas dari /$# sampai +%%#. enggunaan 5* untuk ealuasi trauma tembus abdomen dilaporkan terbatas. 1aru-baru ini, sebuah studi prospekti3 dilakukan untuk mengealuasi kegunaan 5* sebagai tes skrining pada trauma tembus dan pada trauma tumpul. enelitian ini melibatkan luka tusuk serta luka tembak. ensitiitas 5* keseluruhan adalah 24# dan spesi3isitas adalah /2#. tudi ini menunjukkan bah'a 5* pada trauma tembus tidak dapat diandalkan seperti pada trauma tumpul. 9ika 5* positi3, pasien harus dioperasi. 9ika negati3, pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan. e. Computed Tomography Abdomen (CT can Abdomen) emeriksaan CT-scan tetap merupakan pemeriksaan pilihan pada pasien dengan trauma tumpul abdomen dan sering dianjurkan sebagai sarana diagnostik utama. CT-scan bersi3at sensiti3 dan spesi3ik pada pasien yang dicurigai suatu trauma tumpul hepar dengan keadaan hemodinamik penanganan
yang standar
stabil. pasien
enanganan trauma
non
tumpul
operati3
menjadi
abdomen
dengan
hemodinamik stabil. emeriksaan CT-scan akurat dalam menentukan lokasi dan luas trauma hepar, menilai derajat hemoperitoneum, memperlihatkan organ intraabdomen lain yang mungkin ikut cedera, identi3ikasi komplikasi yang terjadi setelah trauma hepar yang memerlukan penanganan segera terutama pada pasien dengan trauma hepar berat, dan digunakan untuk monitor kesembuhan. enggunaan CT-scan terbukti sangat berman3aat dalam diagnosis dan penentuan penanganan trauma hepar.
>engan CT-scan menurunkan jumlah
15
laparatomi pada $%# pasien atau menyebabkan pergeseran dari penanganan rutin bedah menjadi penanganan non operasti3 dari kasus trauma hepar. 3. PENATALA!ANAAN MEDI a. enatalaksanaan Fon-Kperati3 &erupakan pilihan pertama
pada
penderita
dengan
hemodinamik stabil. Angka keberhasilan yang tinggi tidak tergantung pada
derajat
keparahan
berdasarkan
CT
scan,
atau
derajat
hemoperitoneum yang terjadi. =euntungan dari penatalaksanaan nonoperati3 adalah menghindari terjadinya laparotomi non-terapetik beserta
komplikasinya,
mengurangi
kebutuhan
trans3usi,
dan
komplikasi intra-abdominal yang lebih sedikit. CT abdomen merupakan studi yang paling sensiti3 dan spesi3ik dalam mengidenti3ikasi dan menentukan derajat kerusakan hepar dan lien. Adanya kontras yang bebas atau perdarahan yang sedang berlangsung merupakan indikasi untuk angiogra3i dan embolisasi. enatalaksanaan non-operati3 meliputi obserasi tanda ital, pemeriksaan 3isik, dan nilai laboratorium yang dilakukan secara serial. 1ila salah satu memburuk, maka hal tersebut merupakan indikasi untuk interensi pembedahan b. enatalaksanaan Kperati3 Tatalaksananya meliputi tiga upaya dasar, yaitu mengatasi perdarahan, mencegah in3eksidengan debrideman jaringan hati yang aaskuler dan penyaliran, serta rekonstruksi saluran empedu. enghentian untuk sementara 'aktu dilakukan dengan cara pen ek an an ma nu al lan gs ung d a e r a h y a n g b e r d a r a h d e n g a n t am po n,
a ta u
d en ga n
d ae ra h
3oramen
k le m
'inslo'.
as ku le r
a tr au ma ti k
enutupan
di
ligamentum
hepatoduodenale di dinding 3oramen 'inslo' dengan jari atau klem askuler, yang disebut perasat ringle menyebabkan a. hepatika dan . porta tertutup sama sekali. 9aringan hati dapat menahan keadaan iskemia sampai 4% menit apabila dilakukan oklusi itu. Laktu tersebut
umumnya
cukup
untuk
melakukan
resusitasi
dan
menghentikan perdarahan secara de3initie
16
5paya kedua adalah mencegah atau mengatasi in3eksi dengan memasang penyalir ektern karena penyebab in3eksi adalah kebocoran empedu dan jaringan nekrotik. =adang di pasang penyalir T ke dalam duktus
koledokus
dengan
tujuan
dekompresi
dan
mencegah pembuntuan akibat edema. 5paya ketiga adalah rekonstruksi saluran empedu. =arena kerusakan empedu yang besar tidak mungkin sembuh spontan maka tempat kebocoran harus dicar dan dilakukan rekonstruksi. $4. !"MPLI!AI ebagian besar pasien dengan trauma hepar berat mempunyai
komplikasi, khususnya jika tindakan operasi dilakukan. =omplikasi signi3ikan setelah trauma hati termasuk adalah +) perdarahan post operati3, !) koagulopati, ) 3istula bilier, 2) hemobilia, dan ") pembentukan abses. erdarahan post operasi terjadi sebanyak M +%# pasien. al ini terjadi mungkin karena hemostasis yang tidak adekuat, koagulopati post operati3 atau karena keduanya. 9ika pasien tidak dalam keadaan hipotermi, koagulopati atau asidosis, maka tindakan eksplorasi ulang haruslah dilaksanakan. embuluh darah yang tampak mengalami perdarahan harus secara langsung di isualisasi dan ligasi, meskipun kerusakan lebih luas diperlukan untuk eksplorasi yang adekuat.
17
B. !"NEP DAAR AUHAN !EPERA-ATAN $. PEN&!A5IAN >alam pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan prinsip ?
prinsip enanggulangan enderita *a'at >arurat yang mempunyai skala prioritas A (Air'ay), 1 (1reathing), C (Circulation). al ini dikarenakan trauma abdomen harus dianggap sebagai dari multi trauma dan dalam pengkajiannya tidak terpaku pada abdomennya saja. a. Anamnesa b. 1iodata < 1iasanya bisa menimpa siapa saja baik laki-laki maupun perempuan. c. =eluhan 5tama < 1iasanya mengeluh nyeri hebat. d. Ri'ayat penyakit sekarang (Trauma) +) enyebab dari traumanya dikarenakan benda tumpul atau peluru. !) =alau penyebabnya jatuh, ketinggiannya berapa dan bagaimana posisinya saat jatuh. ) =apan kejadianya dan jam berapa kejadiannya. 2) 1erapa berat keluhan yang dirasakan bila nyeri, bagaimana si3atnya pada kuadran mana yang dirasakan paling nyeri atau sakit sekali e. Ri'ayat enyakit yang lalu +) =emungkinan pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama !) Apakah pasien menderita penyakit asthma atau diabetesmellitus dan gangguan 3aal hemostasis. 3. Ri'ayat psikososial spiritual +) ersepsi pasien terhadap musibah yang dialami. !) Apakah musibah tersebut mengganggu emosi dan mental. ) Adakah kemungkinan percobaan bunuh diri (tentamen-suicide). g. emeriksaan 6isik +) istem ernapasan (1+ N 1reathing) a) ada inspeksi bagian 3rek'ensinya, iramanya dan adakah jejas pada dada serta jalan napasnya. b) ada palpasi simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernapasan tertinggal. c) ada perkusi adalah suara hipersonor dan pekak. d) ada auskultasi adakah suara abnormal, 'hee7ing dan ronchi. !) istem =ardioaskuler (1! N blood)
18
a) ada inspeksi adakah perdarahan akti3 atau pasi3 yang keluar dari daerah abdominal dan adakah anemis. b) ada palpasi bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral dan bagaimana suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung paradoks. ) istem Feurologis (1 N 1rain) a) ada inspeksi adakah gelisah atau tidak gelisah dan adakah jejas di kepala. b) ada palpasi adakah kelumpuhan atau lateralisasi pada anggota gerak c) 1agaimana tingkat kesadaran yang dialami dengan menggunakan *lasgo' Coma cale (*C) 2) istem *atrointestinal (12 N bo'el) a) ada inspeksi < Adakah jejas dan luka atau adanya organ yang luar. Adakah distensi abdomen kemungkinan adanya
perdarahan dalam caum abdomen Adakah pernapasan perut yang tertinggal atau tidak. Apakah kalau batuk terdapat nyeri dan pada Euadran
berapa, kemungkinan adanya abdomen iritasi. b) ada palpasi < Adakah spasme de3ance mascular dan abdomen. Adakah nyeri tekan dan pada Euadran berapa. =alau ada ulnus sebatas mana kedalamannya. c) ada perkusi < Adakah nyeri ketok dan pada Euadran mana. =emungkinan?kemungkinan adanya cairanudara bebas
dalam caum abdomen. d) ada Auskultasi < =emungkinan adanya peningkatan atau penurunan dari bising usus atau menghilang. e) ada rectal toucher < =emungkinan adanya darah lendir pada sarung tangan. Adanya ketegangan tonus otot lesi pada otot rectum. ") istem 5rologi (1" N bladder) a) ada inspeksi adakah jejas pada daerah rongga pelis dan
adakah distensi pada daerah esica urinaria serta bagaimana produksi urine dan 'arnanya. b) ada palpasi adakah nyeri tekan daerah esica urinaria dan adanya distensi. c) ada perkusi adakah nyeri ketok pada daerah esica urinaria. 4) istem Tulang dan Ktot (14 N 1one)
19
a) ada inspeksi adakah jejas dan kelaian bentuk etremitas terutama daerah pelis. b) ada palpasi adakah ketidakstabilan pada tulang pinggul atau pelis. '. DIA&N"A !EPERA-ATAN a. Fyeri Akut b. =etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh c. ambatan mobilitas 3isik d. Risiko erdarahan e. Risiko Bn3eksi
(. INTER6ENI !EPERA-ATAN N2 $.
Diagn2sa !e7era8atan N1eri Akut
Tujuan /an !riteria Hasil N"C : a. Pain le9el 0. Pain ;2ntr2l ;. C2mf2rt le9el
etelah
dilakukan
NIC : Pain Management + 8akukan pengkajian nyeri secara
tindakan
kepera'atan selama ... ... .... diharapkan
masalah
kepera'atan
dapat
teratasi
dengan =riteria asil : +. &u mengontrol nyeri (tahu
penyebab
mampu teknik
Inter9ensi
nyer,
menggunakan non3armakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) !. &elaporkan bah'a nyeri
komprehensi3
termasuk
karakteristik,
3urasi,
lokasi,
3rekuensi,
kualitas dan 3aktor presipitasi ! Kbserasi reaksi nonerbal dari ketidaknyamanan *uakan teknik terapeutik
untuk
komunikasi mengetahui
pengalaman nyeri pasien 2 Oaluasi pengalaman nyeri masa lampau " Oaluasi bersama pasien dengan tim
kesehatan
lain
tentang
ketidake3eki3an kontrol nyeri masa
dengan
lampau 4 =ontrol lingkungan yang dapat
menggunakan manajemen
mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri
rungan,
berkurang
pencahayaan
20
dan
. &u mengenali nyeri (skala, intensitas, 3rekuensi dan tanda nyeri) 2. &enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang ". Tanda ital dalam rentang normal 4. Tidak gangguan tidur
mengalami
kebisingan $ =urangi 3aktor presipitasi nyeri 0 ilih dan lakukan penanganan nyeri
(3armakologi,
non
3armakologi dan inter personal) / =aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan interensi +% Ajarkan tentang teknik 3armakologi relaksasi,
<
napas
non dalam,
distraksi,
kompres
hangatdingin ++ 1erikan analgetik
utnuk
mengurangi nyeri +! Oaluasi kee3ekti3an kontrol nyeri + Tingkatkan istirahat +2 =olaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil +" &onitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesi; A/ministrati2n + Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat ! Cek instruksi doketr tentang jenis obat, dosis, dan 3rekuensi Cek ri'ayat alergi 2 ilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika pemberian lebih dari satu " Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri 4 Tentukan analgesik pilhan, rute pemberian dan dosis optimal $ ilih rute pemberian secara B@, B& untuk
pengobatan nyeri
secara
teratur 0 &onitor ital sign sebelum dan
21
sesudah
pemberian
pertama kali / 1erikan analgesik
analgesik
tepat
'aktu
terutama saat nyeri hebat '.
!eti/akseim0a ngan
N"C
NIC
a. Nutriti2nal status:
Nutriti2n Management + =aji adanya alergi makanan ! =olaborasi dengan ahli gi7i untuk
Nutrisi !urang /ari !e0utuhan Tu0uh
0. Nutriti2nal status : f22/ an/ flui/ intake
menentukan jumlah kalori dan
;. Nutri2nal status: nutrient
nutrisi yang dibutuhkan pasien Anjurkan pasien untuk
2
meningkatkan intake 6e Anjurkan pasien
intake /. -eight ;2ntr2l
etelah
dilakukan
kepera'atan selama ... ... .... diharapkan
masalah
kepera'atan
meningkatkan
tindakan
dapat
" 4
protein
itamin C 1erikan substansi gula Gakinkan diet yang
dan
dimakan
mengandung tinggi serat untuk
teratasi
dengan =riteria hasil< +. Adanya peningkatan berat
untuk
$
mencegah konstipasi 1erikan makanan yang terpilih (sudah
badan sesuai dengan tujuan !. 1erat badan ideal sesuai
dikonsultasikan
dengan
dengan tinggi badan . &u mengidenti3ikasi
0
ahli gi7i) Ajarkan
kebutuhan nutrisi 2. Tidak ada tanda-tanda
/
membuat catatan makanan harian &onitor jumlah nutrisi dan
malnutrisi ". &enunjukkan 3ungsi
peningkatan
pengecapan
menelan 4. Tidak terjadi
dari
pasien
kandungan kalori +% 1erikan in3ormasi
berat badan yang berarti
tentang
kebutuhan nutrisi ++ =aji kemampuan pasien untuk mendapatkan
penurunan
bagaimana
nutrisi
yang
dibutuhkan Nutriti2n M2nit2ring + 11 pasien dalam batas normal ! &onitor adanya penurunan berat badan &onitor tipe dan jumlah aktiitas 2
yang biasa dilakukan &onitor interaksi anak atau orang
22
"
tua selama makan &onitor lingkungan
4
makan 9ad'alkan
$
tindakan tidak selama jam makan &onitor kulit kering dan
selama
pengobatan
perubahan pigmentasi 0 &onitor turgor kulit / &onitor kekeringan,
dan
rambut
kusam, dan mudah patah +% &onitor mual dan muntah ++ &onitor kadar albumin,
total
protein, b, dan kadar t +! &onitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtia + &onitor kalori dan intake kalori +2 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papilla
lidah
dan
caitas oral (.
Ham0atan M20ilitas %isik
N"C: NIC a. 52int m29ement : a;ti9e E8s secara mandiri kemampuan berpindah sesuai kemampuan
23
$
>amping dan bantu pasien saat mobilisasi
2
&emperagakan penggunaan alat bantu untuk
bantu
penuhi
0
kebutuhan A>8s pasien 1erikan alat bantu jika pasien
/
memerlukan Ajarkan psien
mobilisasi
('alker)
dan
merubah
posisi
bagaimana dan
berikan
bantuan jika diperlukan ).
Risik2 Per/arahan
etelah
dilakukan
tindakan NIC Blee/ing Pre;auti2ns kepera'atan selama .... jam + &onitor dengan ketat resiko diharapkan perdarahan tidak terjadinya perdarahan pada pasien terjadi dengan kriteria < ! Catat nilai hemoglobin dan FKC <
hematokrit sebelum dan setelah
Bl22/ L2ss e9erit1
pasien kehilangan darah sesuai
+
Tidak
terjadi
kehilangan darah yang
!
Tidak terjadi hematuria
Tidak ada darah yang terlihat keluar dari anus Tidak
Tidak
2
terjadi
0
(T), terjadi
artial
Time
Thromboplastin
(TT),
3ibrinogen,
degradasi 3ibrin split products,
Tidak terjadi distensi
dan trombosit hitung dengan cara yang tepat &onitor
tanda-tanda
perdarahan agina
ortostatik,
termasuk
Tidak
darah ertahankan agar pasien tetap
Tidak
perdarahan
terjadi
"
terjadi paska
pembedahan /
3or 3rank or accult blood) &onitor komponen koagulasi darah (termasuk rotrombin time
abdomen $
gejala
jelas maupun yang tersembunyi
hematemesis 4
dan
semua sekresi darah yang terlihat
hemoptysis "
tanda
perdarahan menetap (contoh < cek
terlihat
2
indikasi &onitor
Tidak terjadi penurunan
4
tirah
baring
perdarahan akti3 $ 1erikan
jika
ital tekanan
terjadi
produk-produk
tekanan darah sistol (M
24
/% mmg)
penggantian
darah
(misalnya,
+% Tidak terjadi penurunan
trombosit dan lasma 1eku egar
tekanan darah diastolic 0
(66)) denga cara yang tepat 8indungi pasien dari trauma yang
/
dapat menyebabkan perdarahan indarkan pemberian injeksi (B@,
(M $% mmg) ++ Tidak
terjadi
peningkatan nadi
denyut
apical
(H
+%%menit) +! uhu tubuh dalam batas normal
(4,"PC
?
$,"PC) + =ulit
dan
membrane
mukosa tidak pucat +2 asien tidak cemas +" Tidak terjadi penurunan kognisi
B& atau ubkutan) dengan cara yang tepat +% Bnstruksikan pasien-pasien yang masih bisa berjalan untuk selalu menggunakan sepatu ++ *unakan sikat gigi yang berbulu lembut untuk pera'atan rongga mulut +! *unakan
alat
hemoglobin (gb) +$ Tidak terjadi penurunan hematokrit (ct)
inasie,
tindakan-tindakan jika
Beha9i2r
Re;2mmen/e/ Treatment
+
&embuat da3tar semua obat-obatan dosis
dan
dengan 3rekuensi
pemberian !
&emperoleh obat yang dibutuhkan
&engin3ormasikan pro3essional kesehatan mengenai semua obat
tidak
dapat
dihindari, monitor dengan ketat tanda-tanda perdarahan +2 8akukan prosedur bersamaan
u0missi9e
elektrik
daripada menggunakan silet + 1eritahu pasien untuk pencegahan
+4 Tidak terjadi penurunan
cukur
dengan
inasie pemberian
trans3use trombosit (TC) atau plasma segar beku (66), jika dibutuhkan +" indari mengangkat benda berat +4 1erikan obat-obatan (misalnya, antasida) jika diperlukan +$ Bnstruksikan pasien menghindari
konsumsi
untuk aspirin
atau obat-obatan antikoagulan +0 Bnstruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan
kaya itamin = +/ Cegah konstipasi
yang
(misalnya,
25
2
yang sudah dikonsumsi
memotiasi untuk meningkatkan
&engonsumsi
semua
asupan cairan dan mengonsumsi
interal
pelunak 3eses) jika diperlukan !% Bnstruksikan pasien dan keluarga
obat
sesuai
yang ditentukan "
&inum
obat
untuk
sesuai
perdarahan
dosis 4
&emodi3ikasi
Toleransi
Qterhadap
makanan yang lembek !
Fa3su makan baik
6rekuensi 1A1 dalam
3eses
normal
(kuning kecoklatan) "
=onsistensi
4
balutan,
jika
"
yang terkena dengan tepat &onitor jumlah dan
4
kehilangan darah &onitor ukuran
$
hematoma, jika ada erhatikan kadar
dan
si3at
karakter
hemoglobin
normal (de'asa < " ?
kehilangan darah &onitor kecenderungan
Larna cairan lambung
9umlah
residu
cairan
batas normal (+% ml) cairan
dalam (+,"-,")
batas
dalam
hemodinamik,
jika
tersedia
(misalnya, tekanan ena sentral
ketika aspirasi dalam
p
0
tekanan darah serta parameter
tidak merah
/
pada
hematokrit sebelum dan sesudah
+" menit)
0
secara ketat 1eri penekanan langsung atau
1ising usus dalam batas
"menit, anak < " ?
$
lapor
2
3eses
lembek
(misalnya,
sesuai 1eri kompres es pada daerah
+ hari) Larna
mengambil
kepada pera'at ) Blee/ing Re/u;ti2n + Bdenti3ikasi penyebab perdarahan ! &onitor pasien akan perdarahan
penekanan
batas normal (minimal
2
dan
perdarahan
&astr2intestinal %un;ti2n
tanda-tanda
tindakan yang tepat jika terjadi
dosis
sesuai instruksi
+
memonitor
lambung normal
dan kapiler paru artery 'edge pressure) / &onitor status cairan, termasuk asupan (output) +% &onitor termasuk
(intake)
dan
tinjauan 'aktu
haluaran koagulasi,
prothrombin
26
+% erum albumin (.0% ? ".+% gd8)
(rothrombin Time T), 'aktu thromboplastin
++ ematokrit dalam batas
3ibrinogen,
2% ? 20 #, Lanita
produk
+! *lukosa darah dalam batas
normal
(puasa<
""-++% mgdl, ! jam <
""-++"
mgdl,
se'aktu< $%-++" mgdl)
(artial
Thrombioplastin Time TT),
normal ( ria de'asa
de'asa $ ? 2 # )
parsial
degradasi
split,
6ibrin
dan
jumlah
trombosit dengan tepat ++ &onitor penentu dari jaringan pelepasan aK!,
oksigen aK!,
(misalnya, dan
kadar
hemoglobin dan cardiac output), jika tersedia +! &onitor 3ungsi neurologis + eriksa perdarahan dari selaput lendir,
memar
setelah
trauma
minimal, mengalir dari tempat tusukan, dan adanya peteki +2 &onitor tanda dan gejala perdarahan
peristen
(yaitu
<
periksa semua sekresi darah yang tampak
ataupun
yang
tersembunyi okultisme) +" Atur ketersediaan produk-produk darah untuk trans3use, jika perlu +4 ertahankan kepatenan akses B@ +$ 1eri produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma beku segar), dengan tepat +0 8akukan hematest semua kotoran dan amati darah pada emesis, dhak, tinja, urin, drainase F*, dan drainase luka, dengan tepat +/ 8akukan tindakan pencegahan yang
tepat
dalam
menangani
produk darah atau sekresi yang berdarah !% Oaluasi respon psikologis pasien
27
terhadap
perdarahan
persepsinya
pada
dan
peristi'a
(perdarahan) !+ Bnstruksikan pasien dan keluarga akan tanda-tanda perdarahan dan tindakan
yang
memberitahu
tepat pera'at),
(yaitu, bila
perdarahan lebih lanjut terjadi !! Bnstruksikan pasien akan pembatasan aktiitas ! Bnstruksikan pasien dan keluarga mengenai
tingkat
keparahan
kehilangan darah dan tindakantindakan
yang
dilakukan Me/i;ati2n Management + Tentukan obat
tepat
apa
untuk
yang
diperlukan, dan kelola menurut !
resep dan atau protocol >iskusikan masalah keuangan yang berkaitan dengan regimen
obat Tentukan untuk
2
kemampuan
mengobati
diri
dengan cara yang tepat &onitor e3ekti3itas
pasien sendiri cara
pemeberian obat yang sesuai " &onitor pasien mengenai e3ek 4
terapeutik obat &onitor tanda
$ 0
toksisitas obat &onitor e3ek samping obat &onitor leel serum darah
dan
gejala
(misalnya, elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang sesuai *
Resik2 Infeksi
N"C
NIC
28
a. Imumune status 0. !n28le/ge:
Infe;ti2n C2ntr2l =C2ntr2l infeksi> - 1ersihkan lingkungan setelah infe;ti2n
;2ntr2l ;. Risk ;2ntr2l
etelah
dilakukan
tindakan
kepera'atan selama ... ... .... diharapkan
masalah
kepera'atan
dapat
teratasi
dengan =riteria hasil< +. =lien bebas dari tanda dan gejala in3eksi !. &endeskripsikan
proses
penularan penyakit , 3aktor yang
memengaruhi
penularan
serta
penatalaksanaannya . &enunjukkn kemampuan untuk
mencegahtimbunya
in3eksi 2. 9umlah leukosit dalam batas normal ". &enunjukkan hidup sehat
perilaku
dipakai p lain - ertahankan teknik isolasi - 1atasi pengunjung bila perlu - Bnstruksikan pada pengunjung untuk
mencuci
tangan
saat
berkunjung dan setelah berkunjun meninggalkan p - *unakan sabun antimikroba untuk cuci tangan - Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kolaborati3 - *unakan baju,sarung tangan sebagai alat pelindung - ertahankan lingkungan
aseptik
selama pemasangan alat - *anti letak B@ peri3er dan line central dan dressing sesuai dg petunjuk - *unakan kateter intermiten utk menurunkan
in3eksi
kandung
kemih - Tingkatkan intake nutrisi - 1erikan terapi antibiotik bila perlu in3ection
protection
(proteksi
terhadap in3eksi) - &onitor tanda dan gejala in3eksi sistemik dan lokal - &onitor hitung granulosit, L1C - &onitor kerentanan terhadap in3eksi - ertahankan teknik aseptik pd p yg beresiko - ertahankan teknik isolasi kp - 1erikan pera'atan kulit pada area epidema - Bnspeksi
kulit
dan
membran
mukosa terhadap kemerahan, panas
29
-
dan drainase Bnspeksi kondisi lukainsisi bedah >orong masukan nutrisi yg cukup >orong masukan cairan >orong istirahat Bnstruksikan p utk minum
antibiotik sesuai resep - Ajarkan p dan keluarga tanda dan gejala in3eksi - Ajarkan cara menghindari in3eksi - 8aporkan kecurigaan in3eksi - 8aporkan kultur positi3 ). Im7lementasi !e7era8atan
elaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari rangkaian dan penentuan diagnosa kepera'atan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
*. E9aluasi
Oaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan kepera'atan. ada tahap ini kita melakukan penilaian akhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan kriteria hasil yang sebelumnya telah dibuat.
30
BAB III PENUTUP
A. !esim7ulan Ruptur hepar adalah r obek atau putusnya otot pada hepar yang diakibatan
karena trauma tumpul pada abdomen yang terjadi pada perut otot atau pada sambungan musculotendineus yang bisa terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. ecara langsung bisa terjadi karena adanya benturan benda keras yang menyebabkan robekan pada otot. ecara tidak langsung, bisa terjadi karena penarikan otot yang melampaui batas maksimal kemampuan otot untuk memanjang. Adanya trauma hepar tumpul yang biasa disebabkan karena kecelakaan motor, jatuh atau pukulan. >engan adanya kompresi yang berat hepar dapat tertekan terhadap tulang belakang. >an trauma hepar tumpul lebih berbahaya dibandingkan dengan trauma hepar tembus karena trauma tupul sulit terdeteksi. Tanda dan gejala dari rupture hepar meliputi syok, Britasi peritoneum dan nyeri pada epigastrium kanan. Ruptur hepar dapat diketahui dengan melakukan pereriksaan medis seperti pemeriksaan laboratorium,
31