BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Pekarangan Menurut arti katanya, pekarangan berasal ari kata “karang” yang berarti halaman rumah. Soemarwoto (1975) yang melihat pekarangan sebagai suatu ekosistem, berhasil memberikan definisi yang lebih lengkap dengan mengatakan bahwa Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasannya, ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai mempunyai hubungan pemilikan dan/atau fungsional dengan rumah yang bersangkutan. Hubungan fungsional yang dimaksudkan di sini adalah meliputi hubungan sosial budaya, hubungan ekonomi, serta hubungan biofisika. 2.2. Fungsi Pekarangan Pekarangan mempunyai fungsi ganda yang merupakan integrasi antara fungsi alam hutan dengan fungsi kebutuhan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Fungsi ganda menurut Odum (1975) adalah: 1. Hidrologi Fungsi hidrologi dapat dilihat dari sedikitnya erosi yang umumnya terjadi di pekarangan. Hal ini disebabkan oleh keadaan pekarangan yang datar, tajuk tanaman yang berlapis, lapisan serasah dan proses daur ulang. 2. Pencagaran Sumberdaya Gen Fungsi pencagaran sumberdaya gen terwujud dengan adanya banyak jenis yang ditanam dipekarangan. 3. Efek Iklim Mikro Udara disekitar pekarangan akan lebih dingin, sejuk dan segar dibandingkan daerah tanpa pekarangan. Hal ini menunjukan bahwa pekarangan memiliki efek iklim mikro. 4. Fungsi Sosial
Pekarangan merupakan simbol status. Rumah yang memiliki pekarangan dianggap memiliki status yang tinggi. 5. Produksi Pekarangan sering ditanami oleh tanaman sayuran dan buah-buahan yang memiliki nilai subsisten dan komersil. 6. Estetika 2.3. Klasifikasi Pekarangan Secara garis besar area atau daerah taman pekarangan pada umumnya dapat dibagi menjadi: 1. Daerah umum ( public area). Taman yang kita buat dimaksudkan pada area ini selain dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah kita. 2. Daerah kesibukan ( service area). Taman yag kita buat pada area ini adalah untuk kesibukan penghuni rumah, misalnya tempat mencuci pakaian, mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman obatobatan. Begitu pula tempat anak-anak bermain. Biasanya daerah ini diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama, jadi masakannya tidak menjadi hangus. Begitupula tempat anak-anak bermain diletakkan didaerah ini, dengan maksud ibu atau pembantu rumah tangga atau penghuni rumah yang lainnya sambil bekerja, setiap saat dapat mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Apalagi tiba-tiba ada anggota keluarga memerlukan tanaman obat-obatan, terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan aman mengambilnya. 3. Daerah pribadi ( private area). Daerah ini kita buat taman yang khusus untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobbinya tempat “bertukang”, melakukan penelitian yang paling hemat, aman, setiap saat dapat diamati. Daerah pribadi ini biasanya disediakan disamping rumah.
4. Daerah famili ( family area). Daerah ini dapat dibuat taman untuk kepentingan keluarga, atau tempat berolah raga, atau tempat keluarga berkumpul, camping dan lainnya. Jangan lupa memikirkan tempat anakanak dikala remaja bersantai. Taman untuk keluarga ini diberi tempat yang strategis dipekarangan bila pekarangannya luas (Irwan, 2008). 2.4. Keuntungan Pekarangan Produktif Berbagai keuntungan diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan menjadi produktif secara konseptual adalah sebagai berikut: 1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah. 2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan
yang
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
(suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik. 3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan indah. 4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga. 5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan lainnya. 6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita.
7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup (Irwan, 2008; Ginting, 2010). 2.5. Perencanaan Pemanfaatan Pekarangan Berikut panduan perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan: 1. Persiapan Media Tanam Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea) secara berimbang (Andhika, 2009). Untuk lahan sempit penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan. 2. Menentukan Jenis Tanaman Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman
kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya. Jenis sayuran yang akan ditanam harus ditentukan sejak awal agar hasil panen yang diperoleh akan memuaskan. Jenis tanaman yang dapat ditanam dipekarangan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Beberapa Jenis Sayuran yang Dapat Ditanam Di Pekarangan Jenis sayuran Sayuran Daun
Sayuran buah
Sayuran Bunga
Sayuran Umbi dan Batang
Nama Lokal
Nama Latin
Bayam
Amaranthus sp.
Beluntas
Pluchea indica
Kangkung
Ipomea aquatica
Katuk
Sauropus androgynus
Kemangi
Ocimus sanctum
Kol
Brassica oleraceae
Mangkokan
Nothopanax Sp.
Melinjo
Gnetum gnemon
Pepaya
Carica papaya
Sawi
Brassica juncea
Seledri
Apium graveolens
Bawang daun
Allium ascolonicum
Bawang kucai
Allium porrum
Leunca
Salanum nigrum
Tipe Tanaman Herba menahun/ semusim Perdu tegak Semak menjalar Perdu tegak Perdu tegak Herba Perdu Pohon Pohon Herba Herba Herba merumpun Herba merumpun Perdu
Buncis
Phaseolus vulgaris
Merambat
Cabe Besar
Capsicum annum
Herba tegak
Cabe Rawit
Capsicum frustenscens
Herba tegak
Gambas
Luffa acutangula
Merambat
Kacang Panjang
Vigna sinensis
Merambat
Kacang kapri
Pisum sativum
Perdu
Labu siam
Sechium edule
Merambat
Leunca
Salanum nigrum
Perdu
Pare
Momordica charantia
Merambat
Terung
Salnum melongena
Perdu
Tomat
Solanum lycopersicum
Perdu merambat
Mentimun
Cucumis sativus
Merambat
Kembang kol
Brassica oleraceae
Herba
Pepaya
Carica papaya
Pohon
Talas
Colocasia escilenta
Herba
Wortel
Daucus carota
Sumber: Trubus, 2009 3. Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buahbuahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga (Andhika, 2009) . 4. Pemeliharaan Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumputrumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya
dikeringkan
lalu
dikubur
ke
dalam
tanah
karena
dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos. Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam (Andhika, 2009). Tetapi umumnya tanaman sayur disiram 1-2 kali per hari untuk tanaman sayur dalam pot.
Pemupukan bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara tambahan pada tanaman. Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan bersifat organik, misalnya pupuk organik cair , kompos dan pupuk kandang (Supriati, dkk., 2008). Pengendalian hama penyakit lebih mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman sayur ini. Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan penyakit melalui akar jarang terjadi karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang dihasilkan dari pekarangan lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran organik (Prapanca, 2005). 5. Pemanenan Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 – 40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari. Namun berbeda denga bayam cabut dan kangkung darat dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada dipanen umur 2 – 3 bulan. Kacang-kacangan dipanen dengan melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat dipanen umur 45 – 50 hari setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3 – 5 bulan setelah tanam. Tanaman yang tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus dipanen dalam waktu yang lama (Redaksi Trubus, 2009). Umur panen dari berbagai sayur dapat dilihat ppada tabel 2. Tabel 2. Umur Panen pada Berbagai Jenis Sayur Jenis Sayur
Umur Panen (bulan)
Tomat
2
Cabe
4
Terong
4
Bayam
1-1.5
Kangkung
3
Mentimun
2
Labu siam
3
Pare
2,5
Wortel
3
Seledri
2-3
Brokoli
1,5-5
Kol
3-4
Sawi
2
Pakchoi
2,5
Petsai
2,5
Selada
2
Bawang Daun
2,5
Kacang Panjang
2-2,5
Kacang buncis
2,5
Kacang kapri
3-4 Sumber: Supriati dkk, 2008
DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto, O.1975. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Odum, E. 1979. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Irwan, Z.D. 2008. Klasifikasi Pekarangan . http://pewartakabarindonesia.blogspot.com. Diakses 15Mei 2012. Ginting, M. 2010. Eksplorasi Pemanfaatan Pekarangan secara Konseptual Sebagai Konsep Program Gerakan Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar .
http://musgin.wordpress.com/2010/03/27/pemanfaatan-pekarangan/ . Diakses 16 Mei 2012. Andhika, J.2009. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Secara Optimal . http://kulinet.com/baca/pemanfaatan-lahan-pekarangan-secara-optimal/691/ . Diakses 16 Mei 2012. Trubus. 2009. Bertanam Sayuran di Lahan Sempit . Jakarta: Penebar Swadaya. Trubus. 2009. Bertanam Sayur dalam Pot . Jakarta: Penebar Swadaya. Supriati, Y., Y. Yulia dan I. Nurlela, 2008. Taman Sayur + 19 Desain Menarik . Jakarta: Penebar Swadaya.
Prapanca. 2005. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Jakarta: Penebar Swadaya.