BAB II MANAJEMEN MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
2.1.Tinjauan Umum
Manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang seni
memimpin
organisasi
yang
terdiri
atas
kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Tujuan manajemen yaitu mendapatkan metode atau cara teknis yang baik dengan sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan, dan keselamatan kerja secara kompeherensif. Proyek dapat didefinisikan sebagai gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan. Dari semua uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja. Proses dalam manajemen sifatnya umum dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan / bidang yang membutuhkan pengelolaan yang sistematis, terarah serta mempunyai sasaran yang jelas. Organisasi adalah gabungan dari beberapa orang atau beberapa badan hukum dengan pembagian kerja yang jelas, yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, dimana masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab dan hak-hak yang jelas dengan suatu metode pengendalian kualitas total ( total quality control ). ). Fungsi dari organisasi teersebut yakni membantu dalam memberikan cara dan langkah supaya semua terlibat didalamnya dapat bekerja
secara efektif dan efisien. Dengan kata lain organisasi harus mampu mengarahkan, mensejajarkan serta memadukan sistem-sistem kerja secara sinergis dan positif sehingga tercapai suatu suasana kerja yang saling mendukung dalam satu tim kerja. Pada proyek ini kontraktor yang dipilih adalah PT. PP Precast,Tbk dan yang bertugas sebagai pengawas adalah CV. Trimitra Konsulindo. Dengan organisasi yang baik tersebut, maka akan didapatkan sistem koordinasi yang dapat membantu kelancaran, sehingga tujuan proyek dapat tercapai. Misalnya adalah hubungan antar unsur organisasi proyek meliputi hubungan antara owner dengan konsultan perencana, hubungan antara kontraktor dengan pemilik proyek, hubungan antara konsultan perencana dengan kontraktor, hubungan antara kontraktor dengan konsultan MK serta hubungan antara kontraktor dengan sub kontraktor. Dengan adanya hubungan kontrak maupun koordinasi antar unsur organisasi proyek tersebut, maka proyek dapat berjalan dengan lancar mulai dari perencanaan, perancangan, pengadaan/pelelangan hingga pelaksanaan proyek. proyek. Agar didapat efektifitas dan efisiensi kerja unsur-unsur organisasi yang baik, maka diperlukan manajemen proyek yang baik. Sehingga kita dapat merencanakan dan mengendalikan proyek dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga serah terima kepada pemilik proyek. proyek. Manajemen Proyek Konstruksi adalah suatu cara / metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tahapan proyek konstruksi yang meliputi meliputi : 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan
dan
sasaran
termasuk
menyiapkan
segala
sumber
daya
untuk
pencapaiannya. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan. Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, penjadwalan, anggaran, dan mutu yang meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Pengidentifikasi proyek, yaitu mempelajari secara cermat jenis, maksud, dan tujuan dari proyek terkait, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemilik proyek. b. Survey pendahuluan, yaitu survey atau tinjuan yang dilakukan langsung ke lapangan yang berfungsi untuk mengetahui kondisi lapangan apakah sesuai untuk didirikan bangunan yang diinginkan tersebut. c. Feasibility study, yaitu study kelayakan yang menitikberatkan pada aspek teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Peninjauan tersebut bertujuan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dari bangunan tersebut. Hasil analitis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan mendirikan proyek. Pengertian layak dalam study ini adalah proyek yang akan dibangun dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit. 2. Tahap Perancangan (design) Tahap perancangan merupakan tahap dimana dilakukan pendesainan terhadap bangunan yang akan dibuat. Tahap perancangan terdiri dari : a. Perancangan awal memuat gambar ide dari bangunan yang akan dibuat. Gambar ide tersebut meliputi gambar situasi, denah, dan potongan, serta estimasi cost secara global. b. Pengembangan
rancangan
merupakan
tahap
pengembangan
dari
perancangan awal yang lebih mendetail, mencakup :
Standart gambar yang digunakan.
Perhitungan detail (struktural maupun non struktural)
Gambar akhir dengan hasil rancangan secara detail (arsitektur, struktur, dan MEP).
Spesifikasi teknis seperti material yang digunakan.
Estimasi cost secara terperinci.
c. Desain Akhir dan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan, merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan, yang mencakup :
Gambar-gambar detail.
RKS (Rencana Kerja dan Syarat)
Bill of Quantity
Rincian perhitungan volume
RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Dokumen administrasi kontrak proyek
3. Tahap Pengadaan / Pelelangan ( procurement ) Tahap pengadaan merupakan tahapan untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. Pada proyek pembangunan Amartha View Apartment, cara pemilihan penyedia barang / jasa yang digunakan yaitu metode pemilihan penyedia barang / jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang / pekerjaan konstruksi / jasa lainnya yang memenuhi syarat. 4. Tahap Pelaksanaan (construction) Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya waktu, dan mutu yang telah disepakati. Pada tahap ini setelah kontrak ditandatangani, Surat Perintah Kerja keluar dan pekerjaan dapat dilaksanakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan konstruksi selesai, maka kontraktor pelaksana dapat melakukan : 1. Pemeriksaan/testing terhadap bangunan sipil tersebut. Misalnya untuk gedung, maka dilakukan testing terhadap kelistrikan, saluran air, dan lain sebagainya. 2. Serah terima pertama kepada owner ( Provisional Hand Over ) 3. Masa pemeliharaan 4. Serah terima kedua kepada owner ( Final Hand Over ) Dengan adanya manajemen proyek yang baik, maka diharapkan setiap pekerjaan didalam proyek (contohnya : bekisting, penulangan, pengecoran) dapat berjalan dengan lancar. Sehingga, secara keseluruhan proyek pun akan berjalan dengan lancar dan produk yang dihasilkan juga akan maksimal dan sesuai dengan
yang diharapkan. Apabila fungsi-fungsi manajemen diatas dilaksanakan dengan baik, maka diharapkan tercapai sasaran akhir berupa : tepat mutu (quality), tepat waktu (time), tepat biaya (cost ) dan penerapan K3L dalam pelaksanaannya. 2.2.
Unsur-Unsur Organisasi Proyek
Unsur-unsur yang terlibat dalam proyek pembangunan Caspian Tower Grand Sungkono Lagoon, terdiri dari : 1. Pemilik Proyek (Owner ) : PT PP Property, Tbk 2. Konsultan Perencana : BGA Cosulting Engginers, PT DP Architech. 3. Konsultan MK: Trimitra Konsulindo 4. Kontraktor : PT PP Precast, Tbk 5. Sub Kontraktor ( PT Pakubumi, PT Freyssinet Total Technology)
OWNER
PT. PP PROPERTI, Tbk
KONSULTAN PERENCANA
PT. BGA CONSULTING (STRUKTUR) ENGINEERS PT PT. DP ARCHITECT (ARSITEKTUR)
Keterangan :
KONTRAKTOR
KONSULTAN MK
PT. PP PRECAST, Tbk
CV. TRIMITRA KONSULINDO
SUB KONTRAKTOR
: Hubungan Kontrak PT. PAKUBUMI
: Hubungan Koordinasi
PT. FREYSSINET
Bagan 2.1 Bagan Hubungan Koordinasi dan Kontrak antar Unsur – Unsur Pelaksana Proyek
2.2.1. Pemilik Proyek (Owner )
Pemilik proyek atau owner adalah pihak yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa serta membayarkan biaya pekerjaan tersebut. Pemilik proyek ini menerima jasa dari konsultan
sebagai
perencana dan pengawas proyek serta kontraktor sebagai pelaksana proyek di lapangan, untuk dapat menghasilkan hasil akhir berupa bangunan yang diinginkan. Pemilik proyek pada pembangunan Tower Caspian ini adalah PT. PP Properti, Tbk. PT. PP Properti, Tbk ini mempunyai hak sebagai berikut : 1. Memilih konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor serta pelaksana melalui proses pelelangan yang telah dilakukan. 2. Menentukan persyaratan administrasi sesuai dokumen kontrak. 3. Berhak memberikan rancangan atau ide mengenai desai atau rencana yang akan dibuat konsultan perencana, serta mengganti desain yang dibuat oleh konsultan. 4. Mengganti desain rancangan yang telah dibuat oleh konsultan perencana. 5. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor pelaksana. 6. Berhak memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak. Misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS. 7. Berhak memberikan sanksi terhadap unsur-unsur proyek yang tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang telah diatur dalam perjanjian kontrak sebelumnya. Sedangkan kewajiban owner adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan. 2. Menyediakan dana untuk proyek tersebut dari awal pelaksanaan sampai proyek tersebut selesai, termasuk pembayaran bagi konsultan dan kontraktor. 3. Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor) untuk kelancaran pekerjaan di lapangan. 4. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan. 5. Menandatangani dan mengesahkan semua dokumen proyek, seperti surat perintah kerja, surat perjanjian dengan kontraktor serta dokumen pembayaran. 6. Mengkoordinir konsultan perencana untuk membuat gambar desain yang sesuai dengan permintaan, lengkap dan terkoordinasi antar bidang baik untuk kebutuhan tender maupun kebutuhan pelaksanaan. 7. Menerima dan megesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya tekah sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki.
2.2.2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan berbadan hukum / badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan
pekerjaan
bangunan.
Konsultan
perencana
pada
Proyek
Pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon ini adalah PT. DP Architect meliputi Arsitektur, PT. BGA Consulting Engineersmeliputi Struktur. Konsultan perencana mempunyai hak sebagai berikut : 1. Menerima pembayaran atas pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan pihak owner. 2. Berhak mengganti/merevisi perencanaan sehingga dapat mengubah gambar pelaksanaan dengan persetujuan owner .
Sedangkan kewajiban konsultan perencana adalah sebagai berikut : 1. Membuat sketsa, perhitungan, dan gagasan yang memberikan gambaran pekerjaan, meliputi : bentuk bangunan, rencana pelaksanaan, dan lainlainnya berdasarkan permintaan atau petunjuk pengguna jasanya. 2. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan rencana anggaran biaya (RAB). 3. Membuat kurva s rencana dan bar chart yang kemudian digunakan sebagai acuan penjadwalan pekerjaan bagi pelaksana. 4. Sebagai tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan dibidang arsitektural, struktur. 5. Memberikan penjelasan kepada kontraktor / quantity surveyor / quality control apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas berkaitan dengan gambar rencana dan RKS. 2.2.3
Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan. Oleh karena itu, konsultan ini disebut juga Konsultan Pengawas. Dalam proyek ini sebagai konsultan pengawas adalah CV. Trimitra Konsulindo Konsultan Manajemen Konstruksi memiliki hak sebagai berikut : 1. Mendapat imbalan jasa dari owner sesuai dengan kontrak yang berlaku. 2. Menolak pekerjaan dari kontraktor yang tidak sesuai dengan spesifikasi pada shop
drawing ,
ijin
pelaksanaan,
persetujuan
material,
dan
memerintahkan kontraktor untuk mengadakan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang dari perencanaan. 3. Mengusulkan kepada pemilik proyek untuk menghentikan sementara proyek atau mengganti kontraktor yang ditunjuk, karena kontraktor tersebut tidak memenuhi perjanjian kontrak yang telah disetujui.
4. Konsultan MK dapat mengadakan perubahan atas bentuk, kualitas atau kuantitas pekerjaan ataupun bagian dari pekerjaan atas persetujuan owner dan konsultan perencana. Sedangkan kewajiban konsultan manajemen konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Mengesahkan / menolak laporan harian pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor. 2. Memberikan instruksi atau koreksi kepada kontraktor apabila terjadi halhal yang menyimpang dari standar perencanaan. 3. Membantu dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dan permasalahan di lapangan. 4. Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan, petunjuk dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi dan meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakan. 5. Memberikan teguran dan peringatan kepada pelaksana konstruksi apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis. 6. Mempersiapkan, mengawasi, dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada Pemilik Proyek (owner ) dalam bentuk progress mingguan dan laporan bulanan. 2.2.4
Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah badan yang ditunjuk oleh owner (dapat melalui penunjukkan langsung atau melalui tender) sebagai pelaksana proyek. Pihak inilah yang akan menerjemahkan proses perencanaan yang disiapkan oleh para konsultan ke dalam wujud yang sebenarnya. Dalam prosesnya pihak kontraktor akan berhubungan dengan para konsultan untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan. Pada Proyek Pembangunan Amartha View Apartment Semarang ini yang ditunjuk sebagai kontraktor adalah PT. PP Precast, Tbk. Hak yang dimiliki kontraktor adalah sebagai berikut :
1. Mendapat pembayaran sesuai dengan termin pembayaran yang telah disepakati setelah syarat progress pekerjaan tercapai. 2. Dapat berkonsultasi dengan konsultan perencana maupun pengawas apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas mengenai gambar rencana. 3. Berhak memilih sub-kontraktor dengan tetap berkonsultasi dengan owner dan konsultan MK. 4. Dapat meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Sedangkan kewajiban kontraktor adalah : 1. Melaksanakan
pekerjaan
konstruksi
sesuai
dengan
peraturan
dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian. 2. Melakukan pekerjaan dengan baik dan memperhatikan pengendalian terhadap mutu, waktu, dan biaya, serta K3L. 3. Memberikan laporan kemajuan proyek ( progress) yang meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat anatar lain : pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang dicapai, jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah bahan yang digunakan, keadaan cuaca, dan lain-lain. Laporan tersebut perlu terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari konsultan MK sebelum diserahkan kepada pihak owner . 4. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang mengacu pada spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan. 5. Membuat as built drawing , yaitu gambar pelaksanaan yang telah dilakukan di lapangan.
2.2.5
Sub Kontraktor
Sub Kontraktor adalah perusahaan yang ditunjuk kontraktoruntuk menjadi bagian dari kontraktor yang khusus menangani pengadaan material, tenaga kerja, untuk pekerjaan tertentu dalam proyek yang telah diatur oleh pelaksana utama (main contractor ). Pada Pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon hingga saat ini hanya menggunakan satu sub kontraktor, yaitu : 1. PT INDOPORA sebagai subkontraktor untuk pekerjaan Borepile dan Soldierpile 2. PT. Freyssinet Total Technology sebagai subkontraktor untuk pekerjaan Ground Anchore. Sebagai sub kontraktor mempunyai hak sebagai berikut : 1. Mendapat pembayaran atas jasa pekerjaan yang telah diselesaikan dari kontraktor. 2. Dapat berkoordinasi dengan kontraktor dan konsultan pegawas apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi. Sedangkan kewajiban sub kontraktor, yaitu : 1. Menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan oleh kontraktor dengan baik. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi material, spesifikasi harga yang telah disepakati.
2.3.
Hubungan Antar Pelaksana Proyek
Antar unsur-unsur pelaksana proyek harus berkoordinasi dengan baik karena dengan adanya kerjasamadiantara unsur-unsur tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pihak yang terlibat tersebut bekerja sama sesuai dengan tugas, kewenangan, dan haknya masing-masing
sehingga pelaksanaan sutu proyek dapat berjalan dengan lancar dan apabila ada hambatan dapat diatasi dengan baik. 1. Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Pemilik Proyek :
Ikatan berdasarkan hubungan kontrak.
Konsultan memberikan layanan konsultasi, dimana produk yang dihasilkan berupa gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat.
Pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh Konsultan.
2. Hubungan antara Kontraktor dengan Pemilik Proyek :
Ikatan berdasarkan hubungan kontrak.
Kontraktor memberikan layanan jasa profesional dimana produk yang dihasilkan berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat.
Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi kepada kontraktor pelaksana.
Pemilik proyek (owner ) memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana.
3. Hubungan kerja antara Konsultan Perencana dengan Kontraktor :
Ikatan berdasarkan hubungan koordinasi.
Konsultan perencana memberikan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat.
Kontraktor merealisasikan menjadi sebuah bangunan sesuai dengan perencanaan dari konsultan perencana.
Kontraktor dapat berkoordinasi dengan konsultan perencana apabila terdapat masalah pada gambar rencana ataupun perencanaan lainnya.
4. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan MK :
Ikatan berdasarkan hubungan koordinasi.
Konsultan MK mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor.
Kontaktor dapat mengkonsultasikan masalah-masalah yang timbul di lapangan dengan Konsultan MK.
Konsultan MK mempunyai wewenang untuk memberikan pengendalian teknis kepada kontraktor pelaksana agar mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
5. Hubungan antara owner dengan sub kontraktor :
Ikatan berdasarkan kontrak kerja dengan owner.
Sub kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja.
Sub kontraktor dapat berkoordinasi dengan owner dan konsultan pengawas di lapangan.
2.4.
Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
Struktur suatu organisasi proyek juga merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan suatu proyek dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara pengelolaan kegiatan yang memiliki tujuan tertentu. Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan kemampun dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu, serta dengan kualitas tinggi. Seluruh bagian dalam organisasi proyek adalah satu kesatuan secara utuh yang apabila salah satu tidak bekerja dengan baik maka dapat mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan proyek. Struktur Organisasi PT PP Property, Tbk yang sebagai Owner Proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon Surabaya adalah sebagai berikut :
Penjelasan Tentang Struktur Organsasi 1) Project Manager
Tugas project manager (1) Melaksanakan tugas-tugas pengarahan dan dan pendayagunaan serta pengawasanatas semua personil proyek dalam bidang pelaksanaan (2) Secara organisatoris bertanggung jawab kepada direksi secara dapertemental menjalin koordinasi sebaik-baiknya dengan bagian-bagian yang lain. (3) Melaksanakan kewajiban-kewajiban perusahaan sesuai perjanjian dengan pemilik proyek (4) Melaksanakan
sesuai
dengan
rencana
kerja
yang
ekonomis
dan
menguntungkan perusahaan dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan
Adapun staff di bawah project manager adalah : 1.1. Quantity Surveyor Quantity Surveyor merupakan orang yang bertanggung jawab untuk menghitung volume material yang dibutuhkan untuk masing-masing pekerjaan. Selain itu, QS bertugas untuk membuat laporan progress mingguan yang akan diperiksa oleh MK dan diserahkan kepada PM sebagai tindakan monitoring. 1.2. Site E ngineer Ar chitechture Site Engineer Architechture adalah orang yang membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja teknis dari proses design menjadi gambar kerja terjemahan sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti orang lain dan mudah dalam proses pembentukan obyek gambar tersebut. Site Engineer Architechture pada suatu proyek konstruksi gedung mempunyai beberapa tugas, antara lain :
Membuat gambar pelaksanaan atau gambar shop drawing .
Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan.
Menjelaskan maksud gambar kepada pelaksana lapangan / surveyor.
Membuat gambar pekerjaan yang telah terlaksana atau as built drawing .
Memonitoring gambar yang telah masuk dan keluar.
1.3. SH E Officer SHE mempunyai fungsi utama, yaitu terselenggaranya tugas perencanaan dan pengendalian Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) lingkup pekerjaan proyek.
SHE memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
Terumuskannya sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di seluruh
pelaksanaan
pekerjaan
proyek
beserta
upaya
penegakkan/pelaksanaannya bagi seluruh organ proyek.
Terlaksananya tertib administrasi berkaitan dengan penerapan K3.
Terselenggaranya evaluasi K3 secara berkala.
Membuat ijin pelaksanaan proyek ke Koramil, Polsek, Polres, Denpaker, Rumah Sakit, dan lingkungan sekitar.
Menyiapkan peraturan safety, spanduk, papan peringatan, kotak obat, sarana safety, serta Alat Pelindung Diri (APD).
Melaksanakan kegiatan safety morning di pagi hari guna memberikan pengarahan serta motivasi bagi seluruh pekerja.
1.4. Site E ngineerME Site EngginerMechanical Electical mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai pekerjaan finishing pada unit apartment yaitu meliputi masalah-masalah mechanical electricity (kelistrikan) pada pelaksanaan proyek di lapangan. 1.5. QC Officer Quality Control memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
Terselenggaranya perumusan instruksi kerja dan rencana mutu di lingkungan proyek.
Terumusnya rencana pengawasan dan pengujian :
Menetapkan titik-titik kendali mutu dalam proses pelaksanaan peekerjaan proyek.
Merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada titiktitik tersebut.
Merumuskan kriteria kendali mutu.
Merumuskan sistem pendokumentasian atau sistem informasi.
Merumuskan alat kendali mutu pada setiap titik kendali mutu tersebut.
Terlaksananya pengawasan dan pengujian, serta pemeliharaan alatalatnya.
Memeriksa kualitas material pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Memeriksa kualitas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
Tersusunnya
rekomendasi
upaya
peningkatan
mutu,
serta
mengkoordinasikan upaya-upaya peningkatan mutu di proyek.
Terselenggaranya Audit Internal di proyek.
Terumuskannya sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di seluruh pelaksanaan pekerjaan proyek, beserta upaya penegakkan atau pelaksanaannya bagi seluruh organ proyek.
1.6. Surveyor Surveyor secara
umum
berhubungan
dengan
pengukuran
bangunan. Tugas ini bisa dikatakan sebagai kunci pembuka dalam pelaksanaan proyek karena aplikasi gambar rencana ke dunia nyata akan sangat tergantung pada keahlian surveyor dalam menerjemahkan bentuk dan ukuran gambar kedalam pelaksanaan konstruksi bangunan. Adapun tugas surveyor pada proyek pembangunan gedung, yaitu :
Marking atau menentukan as kolom serta menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan untuk pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk diaplikasikan di lapangan.
Menentukan elevasi kedalaman galian tanah.
Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan pelat lantai dan balok.
Mengecek ketegangan kolom dengan waterpass dan beng ukur yang diberi bandul.
Marking posisi arsitektur seperti pemasangan pasangan dinding, pemasangan keramik, penentuan lokasi titik lampu, dan sebagainya.
Membuat atau mengukur penurunan gedung dalam kurun waktu tertentu, untuk mengetahui apakah bangunan gedung telah berada pada kondisi aman.
2) F inence Manager
Tugas Finence Manager (1) Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasikeuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu. (2) Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. (3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kasperusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasionalperusahaan dan kesehatan kondisi keuangan. (4) Merencanakan
dan
anggaranperusahaan,
dan
mengkoordinasikan mengontrol
penyusunan
penggunaan
anggaran
tersebut untukmemastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalammenunjang kegiatan operasional perusahaan. (5) Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem danprosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannyauntuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalandengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan. (6) Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuanganuntuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinanperusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhaninvestasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
(7) Merencanakan
dan
seluruhperusahaan
untuk
mengkonsolidasikan memastikan
efisiensi
perpajakan biaya
dan
kepatuhan terhadap peraturan perpajakan 3) Legal Affair
Tugas Legal Affair (1) Mensupport dan mengelolah dokumen perusahaan khususnya yang berhubungan dengan perjanjian kerjasama maupun legal contract. (2) Mereview legal contract, perjanjian kerjasama dan dokumen legal lain yang berhubungan dengan project perusahaan dimana ditempatkan (3) Membuat surat permintaan, penawaran dan negosiasi harga (4) Mengelola administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah dilakukan. (5) Melakukan tugas clerical secara umum termasuk, tetapi tidak terbatas pada fotocopy, faks, surat menyurat dan filling dokumen. (6) Menguasai pembuatan dan review surat perjanjian beserta monitoring validitasnya. 4) Marketing Manager
Tugas Marketing Manager (1) Bertanggung jawab terhadap Manager Umum (2) Menetapkan tujuan dan sasaran jalannya operasional perusahaan dan strategi penjualan kepada konsumen. (3) Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi penjualan terhadap konsumen atau pelanggan. (4) Menganalisis laporan yang dibuat oleh bawahannya. (5) Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan perusahaan. (6) Memberikan pelayanan yang prima kepada setiap konsumen atau pelanggan. (7) Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi
(8) Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.
2.5.
Laporan Prestasi Kerja
Laporan prestasi kerja yang terdapat di proyek pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon Surabaya adalah sebagai berikut : 1. Laporan Harian
Laporan harian berfungsi untuk melaporkan pekerjaan apa saja yang telah dilaksanakan per hari. Laporan harian ditanda-tangani oleh pihak kontraktor dan MK. Laporan harian berisi hal-hal sebagai berikut :
Jumlah tenaga kerja ahli dan lapangan.
Pekerjaan yang dilaksanakan pada hari ini (struktur, arsitek, dan MEP) beserta volume pekerjaannya.
Jumlah alat dan material yang digunakan.
Kondisi cuaca.
Catatan / instruksi supervisor (perubahan desain, penambahan desain, dll).
2. Proses Mingguan
Progress mingguan merupakan akumulasi dari laporan harian yang dihitung dalam bentuk bobot dan prestasi kerja (%). Progress mingguan ini ditanda-tangani oleh MK (team leader ) dan kontraktor ( Project Manager ). Progress mingguan berisi hal-hal sebagai berikut :
Bobot masing-masing pekerjaan (struktur, arsitektur, MEP).
Prestasi pekerjaan (%) masing-masing pekerjaan per minggu.
Deviasi pekerjaan yang dialami proyek per minggu yaitu selisih antara bobot rencana dengan bobot aktual.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan akumulasi dari laporan mingguan. Laporan bulanan ini ditanda-tangani oleh MK (team leader ) dan kontraktor ( Project Manager / Deputy Project Manager ) yang kemudian diserahkan kepada owner . Laporan bulanan diserahkan setiap awal bulan. Laporan bulanan berisi hal-hal sebagai berikut :
Laporan progress.
Kurva S.
Laporan ijin pelaksanaan (Struktur dan MEP).
Laporan cuaca.
Hasil tes material.
Dokumentasi.
Shop drawing yang telah disetujui oleh MK.
Approval material dari Sub Kontraktor ke MK (sesuai dengan RKS)
2.6.
SISTEM KONTRAK
Sistem kontrak yang digunakan dalam suatu proyek dapat dilihat di dokumen kontrak. Dokumen kontrak berisi perjanjian dan peraturan yang disepakati bersama dengan kontraktor terpilih pemenang tender yang memenuhi syarat administrasi. Pada Proyek Pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon Surabaya ini kontraktor yang terpilih adalah PT PP (Persero) Tbk. Dalam dokumen kontrak dijelaskan bahwa PT.PP Property Tbk, sebagai pemilik proyek sepakat untuk memberikan pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan di proyek yang dilakukan oleh kontraktor terpilih sebesar Rp. 148.254.700.000. Sistem pembayaran pada Proyek Pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon adalah sebagai berikut: 1. 2.
10% uang muka dari total nilai kontrak. Progress Monthly Payment (dilakukan berdasarkan pekerjaan setiap bulannya).
prestasi
Sistem jaminan, denda keterlambatan, dan masa pemeliharaan pada Proyek Pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon Surabaya adalah sebagai berikut: 1.
Sistem jaminan PPN).
: 5% dari nilai kontrak (termasuk
2.
Denda Keterlambatan batas.
: 1% dari nilai kontrak per hari, tanpa
3.
Masa pemeliharaan
: 6 (enam) bulan.