BAB II LANDASAN TEORI
A. Harga a. Peng Penger erti tian an Har Harga ga Harga dalam ekonomi termasuk salah satu unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan menghasilkan pendapatan. pendapatan. Harga dimaksudkan untuk mengkomunikasikan mengkomunikasikan posisi nilai produk yang dibuat produsen. Besar kecilnya volume penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan tergantung kepada harga yang ditetapkan perusahaan terhadap produknya.1 Harga dalam bahasa ingris dikenal dengan price, sedangkan dalam bahasa arab berasal dari kata tsaman atau si’ru yakni nilai sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka (an-taradin) pema pemaka kaia ian n kata kata tsa tsaman man lebih umum darip daripada ada qima qimah h yang menunjukan harga ril yang telah disepakati. Sedangkan merupakan nilai si’ru adalah harga yang ditetapkan utuk barang dagangan. Harga merupakan yang diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa juga berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, semakin tinggi nilai tukar dari barang atau jasa tersebut. isalnya harga suatu s uatu barang, se!a rumah, biaya bia ya kuliah, jasa dokter termasuk ke dalam kategori harga. Semua itu merupakan nilai yang harus dibayarkan atas benda atau apa yang telah dilakukan. dilakukan." Harga didefinisikan didefinisikan sebagai sebagai nisbah pertukaran pertukaran barang dengan uang. #alam #alam masyarak masyarakat at modern, modern, nilai nilai harga harga barang barang tidakla tidaklah h dinisbah dinisbahkan kan kepada kepada barang barang sejeni sejeniss tetapi tetapi dinis dinisbah bahkan kan kepada kepada uang. uang. isal isalny nyaa 1 kg beras beras dinila dinilaii dengan dengan 1 $o%alinda, Ekonomi Islam, (&akarta' $aja!ali ers, "1*), hlm. 1+* 2 bid., 18
19
$p+. $p+. , ,, ,-. -. #alam #alam ekono ekonoii slam slam,, harga harga dite ditentu ntukan kan oleh oleh kesei keseimb mbang angan an permintaan dan pena!aran. #alam ekonomi bebas, interaksi permintaan dan pena!aranlah yang menentukan harga. eningkatan permintaan terhadap suatu komo komodi diti ti cend cender erun ung g
mena menaik ikka kan n
harg hargaa
dan dan
mend mendor oron ong g
prod produs usen en untu untuk k
memproduksi barang-barang lebih banyak. asalah kenaikan harga timbul karena ketidakseimbangan ketidakseimbangan antara permintaan permintaan dan pena!aran. pena!aran. etidaksesuaian etidaksesuaian itu terjadi karena adanya persaingan yang tidak sempurna di pasar ./ Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan pelayanan yang menyertainya yang dikemukakan oleh Stanton dalam 0ngiopora.* enurut Basu S!astha pengertian harga adalah sebagai berikut' Harga adalah jumlah uang uang (ditam (ditamba bah h beber beberapa apa barang barang kalau kalau mu mungk ngkin in)) yang yang dibutu dibutuhka hkan n untuk untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.+ #ari kedua definisi tentang harga tersebut di atas, dapat disimpulkan bah!a harga adalah nilai suatu bararag atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut pelayanannya. 2eori harga harga atau atau price theory adalah teori yang menjelaskan bagaimana harga barang di pasar terbentuk. ada dasarnya harga suatu barang ditentukan oleh besarnya permintaan dan pena!aran atas barang tersebut, sedangkan permintaan dan dan pena! pena!ar aran an atas atas suatu suatu barang barang dite ditentu ntukan kan oleh oleh banya banyak k fakto faktorr. ekua ekuata tan n 3 bid., hlm. 1++ 4 Stanton 3iliam, &. Prinsip Pemasaran, 4disi edua, (&akarta' 2. 5rafindo, 1666) hlm. 17* (8ogyakarta' B94, 166:), hlm. "* 5 Basu S!asta, Manajemen Penjualan, 4disi etiga, (8ogyakarta'
20
permintaan dan pena!aran membentuk harga biasanya digambarkan dalam bentuk kurva, sebagai berikut' 5ambar .1 urva keseimbangan harga Harga ()
Supply 4
ᴇ
#emand ¨ah barang (;) ;
ᴇ
Sumber' $o%alinda, Ekonomi Islam, (&akarta' $aja!ali ers, "1*) 5aris # merupakan garis demand (permintaan) yang mengambarkan jumlah permintaan akan suatu barang pada berbagai tingkat harga. Sedangkan garis S supply (pena!aran) yang mengambarkan jumlah pena!aran suatu barang pada
berbagai tingkat harga tertentu. 2itik 4 merupakan titik pertemuan antara permintaan dan pena!aran, di titik inilah terbentuk titik keseimbangan harga pasar.<
S!asta menjelaskan tingkat naik turunnya harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ' 1.
eadaan erekonomian
6 $o%alinda, loc. =it.
21
eadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. ".
ermintaan dan pena!aran ermintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. ena!aran yaitu suatu jumlah yang dita!arkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.
/.
4lastisitas permintaan 9aktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
*. ersaingan Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. +. Biaya Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. <. 2ujuan perusahaan 2ujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah ' -
>aba maksimum
-
?olume penjualan tertentu
-
enguasaan pasar
-
embalinya modal yang tertanam dalam jangka !aktu tertentu.
7. enga!asan pemerintah
22
enga!asan pemerintah dapat di!ujudkan dalam bentuk' penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.7 b. Pengertian Penetapan Harga Dalam Pandangan Islam #alam konsep konvensional penetapan harga menjadi sangat penting untuk
diperhatikan untuk mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang dita!arkan. #alam ekonomi konvensional umumnya produsen menetapkan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan.: #alam pandangan slam menurut $achman Syafei, harga terjadi pada akad, yakni sesuatu yang direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang atau sama dengan nilai barang lainnya. Biasanya harga dijadikan penukaran barang yang diridhai oleh kedua pihak yang akad.6 #alam konsep slam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yakni kekuatan permintaan dan pena!aran. ertemuan dalam permintaan dan pena!aran tersebut haruslah terjadi rela sama rela, dalam artian tidak ada pihak yang terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tertentu.1 #ari pengertian di atas dapat dijelaskan bah!a harga merupakan sesuatu kesepakatan mengenai jual beli barang@jasa dimana kesepakatan tersebut diridhai oleh kedua belah pihak. Harga tersebut haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang@jasa yang dita!arkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli. #alam konsep slam menurut bnu 2aimiyah yang dikutip oleh 8usuf ;ardha!i ' penentuan harga mempunyai dua pihak ' ada yang boleh ada yang 7 Basu S!asta, Manajemen Pemasaran Modern, 4disi etiga, (8ogyakarta' >iberty, "1), hlm. "*< 8 asmir, Kewirausahaan, (jakarta' $aja!ali ers, "11), hlm. 161 9 $achmat syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung' ustaka Setia, "), hlm. :7 10 0di!arman 0. arim, Ekonomi Mikro Islam, (&akarta' 2. $aja 5rafindo ersada, "1), hlm. 1+"
23
haram. 2as,ir yang %alim itulah yang diharamkan dan yang adil yang diperbolehkan.11 Selanjutnya ;ardha!i menyatakan bah!a jika penentuan harga dilakukan dengan memaksa penjual menerima harga yang tidak mereka ridhai, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh agama. Aamun, jika penentuan harga itu menimbulkan suatu keadilah bagi seluruh masyarakat, seperti menetapkan undang-undang untuk tidak menjual di atas harga resmi, maka hal ini diperbolehkan dan !ajib diterapkan.1" Harga dalam teori ekonomi slam, tidak berbeda jauh dengan ekonomi konvensional, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan pena!aran. eseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli bersikap saling merelakan.
erelaan
ini
ditentukan
oleh
penjual
dan
pembeli
dalam
mempertahankan kepentingannya atas barang tersebut. enurut bnu 2haimiyah, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan pena!aran. Aaik dan turunnya harga bisa ditentukan oleh kekurangan produksi atau penurunnan impor barang yang dibutuhkan. Bila permintaan naik dan pena!aran turun harga-harga akan naik. Bila persediaan barang meningkat, permintaan terhadap barang menurun, harga-harga akan turun.1/ #ari penjelasan diatas dapat disimpulkann bah!a harga ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan pena!aran. ertemuan dalam permintaan dan pena!aran tersebut haruslah terjadi rela sama rela, dalam artian tidak ada pihak yang terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tertentu guna
11 8usuf ;ardha!i, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (&akarta' 5ema nsani, 1667) hlm. "+7 12 bid., hlm "+7 13 $o%alinda, p. =it., hlm. 1<
24
mendapatkan ridha dari 0llah S32, seperti terungkap dari sebuah hadis $asullullah Sa!. 8ang di ri!ayatkan oleh 0nas Bin ali, bah!a suatu ketika terjadi kenaikan harga barang di kota madinah, beberapa sahabat menghadap Aabi Sa!, untuk mengadukan masalah itu dan meminta beliau agar mematok harga-harga barang di pasaran. $asullullah menja!ab, Csesungguhnya 0llah menetapkan harga, yang menahan, dan melepaskan, dan mengatur re%eki. 0ku mengharapkan agar saat berjumpa dengan 0llah dalam keadaan tidak ada seorangpun di antara kalian yang menggugatkan karena ke%aliman dalam ji!a dan hartaD. eskipun demikian dalam kasus lain dimana ada ketidak kadilan dan unsur penipuan terjadi dalam aktivitas bisnis masyarakat, $asullullah sa! tetap melakukan campur tangan dalam hal ini turut mengendalikan dan mengontrol harga, menyeimbangkan permintaan dan pena!aran dengan tujuan keadilan penjualan maupun pembeli.1* #ari penjelasan diatas dapat disimpulkan bah!a $asulullah tidak mampu untuk mematok harga yang ada di pasar dan sesungguhnya 0llah yang pantas dalam menetapkan harga. arena dalam menentukan harga tersebut terdapat akan ke%aliman dalam ji!a dan harta apabila dilamnya apa pihak yang dirugikan baik pada penjual ataupun pembeli.
B. Kemiskinan a. Pengertian Kemiskinan
Secara etimologis, kemiskinan berasal dari kata DmiskinD yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. #epartemen Sosial dan Biro usat Statistik, mendefinisikan kemiskinan dari perspektif kebutuhan dasar. emiskinan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal 14 4uis 0malia, Keadilan istri!uti" dalam Ekonomi Islam (&akarta' 2. $aja 5rafindo ersada, "6), hlm. 16
25
untuk hidup layak. >ebih lanjut Aurhadi menyebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di ba!ah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non-makanan
yang disebut garis kemiskinan
( po#ertyline$ atau batas kemiskinan ( po#ertytresshold$. 5aris kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan secara ".1 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya.1+ emiskinan dapat dilihat sebagai keadaan masyarakat dengan tingkat ekonominya lemah, dan ditambah dengan kebijakan pemerintah yang umumnya diarahkan memecahkan masalah jangka pendek. Sehingga kebijakan tersebut belum berhasil memecahkan kelompok ekonomi rakyat ba!ah. #i samping itu juga pengaruh keadaan luar negeri, antara lain dari segi pendanaan. #engan demikian kemiskinan merupakan kondisi masyarakat yang tidak@belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil pembangunan. emiskinan dapat disebabkan karena sifat alamiah@cultural, yaitu masalah yang muncul di masyarakat bertalian dengan faktor produksi, produktivitas dan perkembangan masyarakat itu sendiri. 1<
15 Aurhadi, Men%em!an%kan &aminan 'osial Men%entaskan Kemiskinan, =etakan ertama, (8ogyakarta' edia 3acana, "7), hlm. 1/ 16 #rs. Subandi, Ekonomi Pem!an%unan, (Bandung' 0>90B420, "1*), hlm. 77
26
endekatan kontemporer melihat bah!a penyebab kemiskinan bisa dilihat dari tiga teori berikut ini. (enneth, "/). Pertama, teori yang menekankan pada nilai-nilai. ereka miskin karena mereka bodoh, malas, tidak ulet, tidak mempunyai prestasi, dan fatalistik. Kedua, teori yang menekankan pada organisasi ekonomi masyarakat. 2eori ini menganggap orang itu miskin karena kurangnya peluang dan kesempatan untuk memperbaiki hidup mereka. Keti%a, teori yang menekankan pada pembagian kekuasaan dalam struktur sosial dan tatanan masyarakat.17 b. Aspek-Aspek Kemiskinan asalah kemiskinan, meliputi / aspek, yaitu penyebab pokok kemiskinan,
ukuran kemiskinan, dan indikator kemiskinan yang akan dibahas berikut ini. 1. enyebab okok emiskinan Sebenarnya para pembuat kebijakan pembangunan di negara sedang berkembang mengharapkkan bah!a sumber daya yang ada di negara tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Aamun, tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, ditambah lagi dengan ciri dan kodisi masyarakat yang sangat beragam maka kebijaksanaan nasional umumnya diarahkan untuk memecahkan permasalahan jangka pendek dan masih kurang dapat mengatasi permasalahan kelompok ekonomi tinngkat ba!ah.1: Sedangkan
menurut 0ndre 5under 9rank salah satu penyebab
kemiskinan adalah pola hubungan ekonomi-politik antar bangsa yang timpang, yang selanjutnya dikenal sebagai 2eori etergantungan (ependence (heory). 17 Aurul Huda dkk, Ekonomi Pem!an%unan Islam, (&akarta' $4A0#04#0 5$E, "1+), hlm. 1 18 Hendrin Hariati Sa!itri, C Ekonomi Pem!an%unan ), (&akarta' Eniversitas 2erbuka, "7), hlm. *.<
27
ola hubungan antara negara berkembang dan negara maju berada dalam posisi yang timpang dimana negara-negara berkembang berada pada posisi tergantung pada negara-negara maju, dan hal ini memba!a akibat yang tidak menguntungkan bagi kepentingan negara berkembang.16 emudian
scar
>e!is
menambahkan
bah!a
faktor
penyebab
kemiskinan adalah faktor kebudayaan. emiskinan dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai dan kebudayaan yang dianut oleh kaum miskin itu sendiri. enurutnya, kaum miskin tidak dapat terintegrasi ke dalam masyarakat luas, bersifat apatis, dan cenderung menyerah pada nasib. #i samping itu, tingkat pendidikan mereka relatif rendah, tidak memiliki etos kerja, tidak memiliki daya juang, dan juga tidak mempunyai kemampuan untuk memikirkan masa depan." ". Ekuran emiskinan #imensi kemiskinan sangat luas sehingga sangat sulit untuk mengukurnya. Aamun, pada umumnya para pakar menggunakan ukuran kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. emiskinan absolut adalah konsep yang dikaitkan dengan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang dapat hidup layak. 0tau dapat dikatakan bah!a tingkat hidup seseorang tidak memungkinkan untuk bisa memenuhi keperluan-keperluannya yang mendasar sehingga kesehatan fisik maupun mental terganggu. #ari semua kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan, yang paling pokok untuk dipenuhi adalah pangan."1 19 Aurhadi, p. =it., hlm. "< 20 bid., hlm "7 21 Hendrin Hariati Sa!itri, p. =it., hlm. *.7
28
emiskinan relatif, adalah orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar namun masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya, maka orang tersebut masih dianggap miskin. enurut iller dalam 0rsyad, hal ini terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, daripada lingkungan orang yang bersangakutan."" /. ndikator kemiskinan 0da bermacam-macam indikator kemiskinan di ndonesia, seperti konsumsi beras per kapita per tahun, tingkat pendapatan, tingkat kecukupan gi%i, kebutuhan fisik minimum, dan tingkat kesejahteraan. a. 2ingkat onsumsi Beras Sayogyo menggunakan indikator ini dengan melihat tingkat konsumsi beras per kapita per tahun. Secara lebih rinci sayogyo membagi indikator kemiskinan tersebut menjadi / kelompok.
Ao. 1. ". /.
ategori
2abel . ndikator emiskinan onsumsi Beras erdesaan erkotaan 1: kg "7 kg "* kg /< kg /" kg *: kg
elarat Sangat iskin iskin Sumber' Hendrin Hariati Sa!itri, C Ekonomi Pem!an%unan ), (&akarta' Eniversitas 2erbukka, "7), hlm. *.+
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bah!a kategori penduduk dikatakan miskin apabila jumlah konsumsi beras per kapita per tahun di perdesaan kurang dari /" kg dan di perkotaan kurang dari ": kg, kategori penduduk dikatakan sangat miskin apabila jumlah konsumsi beras per kapita per tahun di perdesaan kurang dari "* kg dan di perkotaan kurang dari /< kg, sedangkan kategori
22 #rs. Subandi, C Ekonomi Pem!an%unanD, (Bandung' 0lfabeta, "1*), hlm. :
29
penduduk dikatakan melarat apabila jumlah konsumsi beras per kapita per tahun di perdesaan kurang dari 1: kg dan di perkotaan kurang dari "7 kg. Ekuran garis kemiskinan yang digunakan oleh Biro usat Statistik (BS) berdasarkan pendekatan kemiskinan absolut, dengan mengacu pada definisi kemiskinan oleh Sayogyo. #iukur dengan menghitung jumlah penduduk yang memiliki pendapatan per kapita yang tidak mencukupi untuk mengkonsumsi barang dan jasa yang nilainya ekuivalen dengan " kg beras per kapita per bulan untuk daerah pedesaan, dan / kg beras untuk daerah perkotaan. Standar kecukupan pangan dihitung setara ".1 kilo kalori per kapita per hari ditambah dengan pengeluaran untuk kebutuhan non makanan (perumahan, berbagai barang dan jasa, pakaian). b. 2ingkat endapatan ndikator ini digunakan oleh Badan usat Statistik (BS), yang melihat besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita per tahun untuk memenuhi kebutuhan minimumnya. c. 2ingkat esejahteraan enurut publikasi *nited Nation (16<1) indikator kesejahteraan ini dilihat dari 6 komponen, yaitu kesehatan, konsumsi makanan dan gi%i, pendidikan kesempatan kerja, perumahan, jaminan sosial, sandang, rekreasi dan kebebasan. Aamun, yang sering digunakan hanya empat komponen, yaitu kesehatan, konsumsi gi%i, perumahan dan pendidikan, sedangkan indikator yang lainnya sulit diukur dan sulit dibandingkan antardaerah atau antar!aktu."/ . !akt"r Pen#ebab Kemiskinan dan Keterbelakangan Seara $m%m faktor-faktor yang memnyebabkan terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan, antara lain sebagai berikut' 23 Hendrin Hariati Sa!itri, op. cit., hlm. *.:
30
1. emiskinan secara umum. Secara umum negara berkembang digolongkkan ke dalam kelompok negara miskin dengan pendapatan perkapitanya sangat rendah,
pada umumnya
sebesar
F/
bahkan
kurang dan
jurang
kesenjangannya sangat lebar. endapatan per kapita yang rendah ini mengambarkan standar hidup masyarakatnya rendah. ondisi ini juga menggambarkan bah!a makanan merupakan konsumsi utama mereka. Sekitar 7+G dari pendapatannya digunakan untuk belanja makanan dengan standar gi%i yang tergolong rendah. ". ata pencaharian utama di sektor pertanian. >ebih dari dua per tiga penduduk dunia ketiga tinggal di pedesaan dan mata pencaharian utamanya adalah disektor pertanian. enurut .> &hingan, apabila sebagian besar penduduk mata pencahariannya terpusat di sektor pertanian maka pertanda negara terebut miskin. 0lasannya karena terjadi kegiatan yang produktif. =ara bertani dilakukan dengan cara tradisional dengan metode produksi yang sudah tertinggal. Selain itu rata-rata kepemilikan tanah luasnya kecil, bahkan banyak yang hanya menjadi buruh tani tanpa memiliki lahan pertanian. /. 0danya perekonomian dualistis+ Hampir semua negara berkembang berada pada kondisi ekonomi dualistis, yaitu di satu pihak sudah berorientasi pada perekonomian pasar yang berpusat di kota, sedangkan di lain pihak masih subsisten dan berpusat di pedesaan. *. urangnya pengelolaan sumber daya alam secara eisien. 0rtinya sumber daya yang ada di negara berkembang kurang dapat dimanfaatkan secara efisien. +. ertumbuhan penduduk yang cepat. ada umumnya negara berkembang mempunyai kesamaan ciri yang utama, yaitu pertambahan penduduk yang cepat dan tingkat kematian yang cenderung menurun. <. 2ingginya angka pengangguran. engangguran yang terjadi di negara berkembang umumnya adalah pengangguran nyata dan pengangguran tersembunyi.
31
7. onndisi ekonomi yang terbelakang. eterbelakangan ekonomi dicirikan dengan kondisi dengan efisiensi tenaga kerja yang rendah, berbagai faktor tenaga kerja bersifat statis, terbatasnya spesialisasi dalam jenis pekerjaan dan perdagangan, kebodohan, serta struktur nilai yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi. :. urangnya inisiatif untuk berusaha. e!iras!astaan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 6. 0danya kelangkaan alat modal. Entuk membangun suatu industri yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi diperlukan modal yang sangat besar. 1. $endahnya tingkat penguasaan teknologi. Salah satu faktor dyang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dikuasainya teknologi yang menunjang. 11. rientasi ekspor barang primer. #ilakukannya perdagangan luar negeri yang menguntungkan diharapkan dapat menambah pendapatan negara."* d. &enis Kemiskinan 'en%r%t Pandangan Islam 1. emiskinan ateri
emiskinan materi adalah keadaan manusia yang berada pada taraf membutuhkan, tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga perlu dibantu oleh orang lain. enurut 9uad 0bd al BaIiy kebutuhan dasar bagi penyandang kemiskinan yang banyak disebut di dalam 0l-;uran adalah kebutuhan pangan. ni dapat dilihat dari pemakaian kosakata ini, maka sembilan diantaranya disebutkan dalam konteks perintah memberikan makan kepada orang miskin. ebutuhan manusia akan pangan merupakan salah satu kebutuhan jasmani yang bersifat pokok. 0rtinya, untuk menjaga kelangsungan hidup
24 bid., hlm. *."*
32
manusia, kebutuhan akan pangan harus dipenuhi. &ika diabaikan, manusia akan mengalami kesusahan, dan bahkan mungkin mengalami kematian. ". emiskinan &i!a emiskinan ji!a (rohani) adalah sifat ji!a yang buruk dan tercermin dalam bentuk sikap negatif, seperti rendah diri atau kehinaan, kehilangan gairah atau pesimis, dan perasaan tidak puas dengan apa yang diperolehnya. &enis kemiskinan ini erat kaitannya dengan apa yang dinamakan kemiskinan moral. emiskinan ji!a mencakup pula apa yang diistilahkan dengan kemiskinan relatif. emiskinan relatif
lebih
mengacu pada pertimbangan psikologis masyarakat, yakni
ketidaksamaan perolehan yang di dapat oleh masing-masing individu. Seseorang yang mendapat lebih sedikit akan merasa miskin bila membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki lebih banyak. emiskinan relatif senantiasa ada, termasuk di negara-negara yang sudah maju. /. emiskinan #alam 0rti husus emiskinan dalam arti khusus adalah kemiskinan manusia terhadap enciptanya. andangan ini terkait dengan dimensi spiritual yang ada pada diri manusia. 0kan tetapi, tidak semua orang menyadari atau menunjukkan kepedulian terhadap hal ini. enurut sjirn Aoerdin berpendapat bah!a ada tiga jenis kemiskinan, yaitu kemiskinan materi, kemiskinan sosial, dan kemiskinan spiritual. etiganya mungkin tidak mempunyai sangkut-pautnya antara satu dengan yang lain.
33
5angguan terhadap keseimbangan antara ketiga alam manusia yaitu materi, sosial, dan spiritual adalah sebab utama kemiskinan (dalam arti luas)."+
(. Pengertian Perilak% K"ns%msi 'as#arakat a. Pengertian K"ns%msi
1. #efinisi onsumsi dan 2eori onsumsi dalam 4konomi onvensional stilah konsumsi berasal dari bahasa latin yaitu consumer yang artinya menghabiskan atau mengerogoti. emudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris menjadi consumption yaitu menghabiskan atau mengurangi atau kegiatan yang ditujukan untuk menghabiskan atauengurangi nilai guna barang atau jasa yang dilakukan sekaligus atau bertahap untuk memenuhi kebutuhan."< Sedangkan konsumsi dalam kamus lengkap bahasa ndonesia konsumsi adalah pemakaian barang produksi (bahan, makanan, pakaian, dan sebagainya) barang yang langsung memenuhi kebutuhan hidup kita."7 a. #efinisi konsumsi berdasarkan nilai guna, yaitu' 1) epuasan seseorang dalam mengkonsumsi dinamakan utility atau nilai guna, kalau kepuasan terhadap suatu benda semakin tinggi maka semakin tinggi pula nilai gunanya. Sebaliknya bila kepuasan terhadap suatu benda semakin rendah maka semakin rendah pula nilai gunannya.": 25 bid., hlm. *+-+" 26 27 2im ustaka hoeniJ, C Kamus esar ahasa Indonesia, (&akarta' penerbit 2 edia ustaka hoeniJ, "6), hal.*:1 28 $o%alina, Ekonomi Islam, (&akarta' enerbit 2 $aja5rafindo ersada, "1*), hal. 67
34
") Sukirno menjelaskan tentang teori nilai guna sebagai berikut, di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang di peroleh dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. alau kepuasan itu tinggi maka tinggilah nilai guna utilitinya."6 /) #i dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-barang dinamakan nilai guna atau utiliti. alau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggi nilai gunanya
atau utilitinya./ b. #efinisi konsumsi berdasarkan pencapaian tingkat kepuasan, yaitu' 1) #i dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia!i. onsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. 0tau dengan kata lain produksi merupakan alat bagi konsumsi./1 ") onsumsi juga diartikan setiap penggunaan atau pemakaian setiap barang barang dan jasa-jasa yang secara langsung dapat memuaskan kebutuhan seseorang. /) #alam percakapan sehari-hari, istilah konsumsi selalu di hubungkan dengan kegiatan makan dan minum. Sebenarnya konsumsi bukan sekedar makan dan minum, tetapi merupakan setiap penggunaan atau pemakaian barang jasa yang secara langsung dapat memuaskan kebutuhan manusia. c. #efinisi konsumsi berdasarkan peranannya, yaitu' )$ maupun Aegara. onsumsi adalah bagian akhir dari kegiatan ekonomi, setelah produksi dan distribusi, karena barang dan jasa yang diproduksi 29 #eky 0n!ar, Ekonomi Mikro Islam, (alembang' Aoer 9ikri ffet, "1/), hal. 1*/ 30 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, (&akarta' enerbit 2 $aja5rafindo ersada, "11), hal.1+* 31 Suherman $osyidi, Pen%antar (eori Ekonomi, (&akarta' enerbit 2 $aja 5rafindo ersada, "1"), hal.1
35
hanya untuk di konsumsi. onsumsi berarti mengambil manfaat atau menggunakan barang-barang jadi dari hasil produksi. egiatan konsumsi pada dasarnya adalah kegiatan penyeimbang dari kegiatan produksi, artinya kegiatan produksi tidak akan mengandung arti apa-apa bagi kehidupan ekonomi manusia bila tidak dibarangi dengan kegiatan konsumsi./" .$ onsumsi merupakan bagian akhir dari suatu proses perekonomian yaitu setelah produksi dan distribusi. Berarti peran konsumsi sangat penting dalam perekonomian karena kalau tidak ada konsumsi, maka produksi dan distribusi tidak menmpuyai nilai guna apa-apa atau tidak ada manfaatnya. #alam percakapan sehari-hari, istilah konsumsi selalu di hubungkan dengan kegiatan makan dan minum. Sebenarnya konsumsi bukan sekedar makan dan minum, tetapi merupakan setiap penggunaan atau pemakaian barang jasa yang secara langsung dapat memuaskan kebutuhan manusia.
b. Pengertian Perilak% K"ns%msi
enurut bahasa undang-undang, perilaku konsumsi adalah setiap pelaku atau pemakaian atau penggunaan barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain.// Sedangkan menurut simamora sendiri perilaku konsumsi yaitu'/* 32 #aja%uli dan &ana!ari, /em!a%a Perekonomian *mat , (&akarta' enerbit 2 $aja5rafindo ersada, "1"), hal.16 33 urna!angsi dan racoyo, 0spek #asar 4konomi ikro, (&aklarta' enerbit 5rasindo, "<), hal. 1+ 34 Bilson Simamora, anduan $iset erilaku onsumen, (&akarta' enerbit 2 5ramedia ustaka Etama, ":), hal."
36
1. erilaku konsumsi mayoritas perilaku individu dan rumah tangga ". erilaku konsumsi menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta
tindakan
dalam
memperoleh,
memakai,
mengkonsumsi
dan
mengahbiskan produk. /. engetahui perilaku konsumsi meliputi perilaku yang dapat diamatai seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. erilaku
konsumsi adalah mendeskripsikn tentang bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatan antara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. rilaku konsumsi diartikan juga sebagai tindakan seseorang dalam mengalokasikan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhhan dan keinginan dalam menjaga kelangsungan hidup meraka. rilaku konsumsi pada hakikatnya adalah tindakan mengeluarkan sesuatu dalam rangka pemenuhan kebutuhan. 0da beberapa karakteristik perilaku konsumsi, anatara lain ' 1. onsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatas oleh sifat kehalalan dan keharaman yang telah digariskan oleh syarat baik halal atau haram cara memperolehnya maumpun menurut %atnya. ecualai dalam situasi darurat yang mengancam keselamatan nya!a, asalkan tidak berlebihan sepertinya saja.(apriyantono, "/' "/) ". onsumsi yang rasional senantiasa membelanjakan pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan jasmani maupun rohaninya. =ara seperti ini dapat mangantarkannya pada keseimbangan hidup yang memang menuntut keseimbangan kerja dari seluruh potensi
37
yang ada, mengigat, terdapat sisi lain di luar ekonomi yang juga butuh untuk berkembang./+ /. enjaga keseimbangan konsumsi dengan bergerak antara ambang batas ba!ah dam ambang batas dari ruang gerak konsumsi yang diperbolehkan dalam ekonomi slam.(heotoro,"7. /+) *. rilakukonsumsi seorang muslim hendaknya mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk %akat, infak, dan shadaIoh sebagai bentuk amal sholeh
yang
bertujuan
dengan
pembelanjaan
dijalan
0llah.
(hoetoro,"7."<) 5. emperhatikan prioritas konsumsi antara dharuriyat , hajiyat dan tahsiniyat+ C haruriyahD adalah komiditas yang mampu memenuhi
kebutuhan
paling
mendasar
konsumen
muslim,
yaitu
menjaga
keberlangsungan agama, ji!a, keturunan, hak kepemilikan kekayaan, serta akal pikiran, sedangkan komoditas yang dapat menghilangkan kesulitan dan juga relatif berbeda antar satu orang dengan lainnya, seperti luasnya tempat tinggal, baiknya kendaraan dan sebagainya. Sedangkan Cthasiniyat D adalah komodatif perlengkap yang dalam penggunaannya tidak boleh melebihi dua prioritas konsumsi di atas./<
35 Syahatan dan husein, ekonomi rumah tangga muslim, (Jakarta: ener!it "e#a $nsani ress, 1998%. &al 51 36 'laiddin kt, Ilmu fqh dan ushul fqh, (Jakarta: pener!it ). *a+a ra-nd prata#a, 2004%. &al. 122