BAB 3 FIX DESIMINASI AWAL.docx

BAB 3 TINJAUAN LAHAN 3.1

Profil/Gambaran Umum Rumah Sakit 3.1.1

Profil RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh

Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008, tanggal 15 April 2008, Pembentukan, Organisasi, Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang berlokasi di Jalan Brig. Jend. H. Hasan Basri No.1 Banjarmasin ini, berdiri diatas lahan seluas 87.675 m2.

RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, sebagai rumah sakit kelas B pendidikan, juga menyelenggarakan praktek belajar lapangan bagi b agi mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Maupun Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Poltekkes Banjarbaru, Akademi Keperawatan, Akdaemi Kebidanan Negri maupun Swasta.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 tahun 2008, tanggal 15 April 2008, tentang pembentukkan organisasi dan tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan seperti peningkatan, pencegahan. Pengobatan dan pemulihan di bidang kesehatan umum dan kesehatan lainnya dan sebagai Rumah Sakit rujukan Kota Banjarmasin Kabupaten Batola serta wilayah sekitarnya mengingat bahwa telah ditetapkan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat keputusan Nomor :: 372 / MENKES / IV / 2008, pada tanggal 15 April 2008. Adapun

visi rumah sakit : “Terwujudnya Pelayanan kesehatan Prima dan Unggul yang terintegrasi dengan Pendidikan dan Penelitian”, di wujudkan dengan pelayanan :

57

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.



















a. Menyediakan fasilitas terdepan yang terjagkau bagi masyarakat menengah kebawah. Renovasi yang ditargetkan dapat menampung pelayanan VIP dan diharapkan akan sedikit menggeser sekmen pasar yang tidak hanya berkutat dikelas menengah bawah, bawah , tetapi juga kelas menengah atas. b. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien melalui keramahan, pelayanan/kecepatan, serta kebersihan sarana dan prasana dilingkungan Rumah Sakit. Fungsi Rumah Sakit sesuai pada Peraturan Daerah Nomor : 035 Tahun 2009 adalah: a. Pelayanan Medis b. Pelayanan Penunjang Keperawatan c. Pelayanan Asuhan Keperawatan d. Pelayanan Rujukan e. Pelaksanaan Penelitian dan Pelatihan f. Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan g. Pengelolaan Urusan Ketatausahaan.

3.1.2

Visi, Misi, dan Motto RSUD Dr. H. Moch Anshari Saleh a. Visi

“Terwujudnya Pelayanan kesehatan Prima dan Ung gul yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian ” b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. pelang gan. 2) Menyelenggarakan pengembangan pusat rujukan pelayanan kesehatan dengan unggulan penyakit syaraf, penyakit infeksi di Provinsi Kalimantan Selatan . 3) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya. 4) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisiensi, efektif dan akuntabel.



















c. Motto “

3.1.3

Keselamatan Pasien Kami Utamakan”

Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang ada meliputi pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, rehabilitasi medik, farmasi dan gizi. Jenis pelayanan yang diselenggarakan adalah : 1)

Pelayanan Rawat Jalan

2)

Poliklinik Gigi dan Mulut

3)

Poliklinik Anak

4)

Poliklinik Penyakit Dalam

5)

Poliklinik Bedah Plastik

6)

Poliklinik Orthopedi

7)

Poliklinik Kebidanan

8)

Poliklinik Syaraf

9)

Poliklinik Kulit dan Kelamin

10) Poliklinik Paru 11) Poliklinik VCT 12) Poliklinik MCU 13) Poliklinik THT 14) Poliklinik THT 15) Poliklinik Mata 16) Poliklinik Gizi 17) Poliklinik Kaki Diabetik 18) Poliklinik Jantung 19) Poliklinik Fisiotherapi/Rehabilitasi Medik



















Tabel 3.1 Pelayanan Rawat Inap RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin No

Nama Gedung

Ruang Rawat Inap

Keterangan

1.

IRNA 1 Lt.2

EMERALD 3

VIP

2.

IRNA 2 Lt.1

NILAM 1

Rg. Anak

3.

IRNA 2 Lt.2

NILAM 2

Rg. Penyakit Dalam

4.

IRNA 2 Lt.3

NILAM 3

Rg. Penyakit Dalam

5.

IRNA 3 LT.1

ALEXANDRI 1

Rg. Nifas

6.

IRNA 3 LT.2

ALEXANDRI 2

Rg. Nifas

7.

IRNA 3 LT.3

ALEXANDRI 3

Rg. Saraf

8.

IRNA 3 LT.4

RUBY

Rg. Saraf Kelas 3

9.

IRNA BEDAH Lt.1

KUMALA 1

Rg. Bedah

10.

IRNA BEDAH Lt.2

KUMALA 2

Rg. Bedah

11.

IRNA BEDAH LT.3

KUMALA 3

Rg.Bedah

12.

IRNA BEDAH Lt.4

IBS

OK

13.

MUTIARA 1

VK

Rg. vk Bersalin

14.

MUTIARA 2

ICU

ICU / PICU

15.

MUTIARA 3

MERAH DELIMA

Rg. Bayi

16.

GEDUNG JIWA

YAKUT 1

17.

GEDUNG JIWA

YAKUT 2

18.

GEDUNG PARU

JAMRUD

3.1.4

Sejarah Singkat Ruang Nilam Lantai 2

Ruang Nilam lantai 2 adalah ruang khusus untuk pasien penyakit dalam mulai beroperasional sejak 26 november no vember 2004. Sesuai dengan d engan perencanaan p erencanaan strategis rumah sakit untuk meningkatkan saran dan prasarana rumah sakit yaitu dengan adanya pembangunan gedung baru untuk melayani kebutuhan pasien yang semakin banyak sehingga kebutuhan tempat tidur semakin meningkat..

Dengan adanya pembangunan gedung baru mengakibatkan letak gedung nilam menjadi lebih rendah dan berdampak ruang Nilam lantai 2 menjadi kebanjiran sehingga pada tanggal 14 Februari 2016 ruang Nilam lantai 2 di pindahkan kegedung k egedung IRNA 2 lantai 2 dengan jumlah bed 36 kapasitas tempat te mpat tidur 33 bed.



















Tabel 3.2 Kapasitas Tempat Tidur Ruang Nilam Lantai 2 No

Kamar

Jumlah Tempat Tidur

Keterangan

1

Kelas 1

10 bed

Ada 5 kamar, 1 kamar 2 bed

2

Kelas 2

8 bed


3

Kelas 3

16 bed


4

Isolasi

2 bed


Sumber : Data Primer Ruang Nilam Lantai 2 RSUD Dr. H. Moch Moch Ansari Saleh Saleh Banjarmasin April 2019

3.1.5

Visi, Misi, dan Motto Ruang Nilam a. Visi

“ Memberikan pelayanan keperawatan prima, efektif dan efisien” b. Misi

1) Memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai standar 2) Memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan 3) Menerapkan manajemen asuhan keperawatan professional (MAKP ) secara optimal. 4) Menciptakan dan membangun loyalitas perawat dalam bekerja. 5) Meningkatkan lingkungan kerja yang nyaman dan bersih. c. Tujuan

1) Tercapainya pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai standard dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien. 2) Tercapainya angka komplain minimal 3) Terlaksananya manajemen mutu dan keselamatan pasien dengan sumber daya yang berkualitas dengan meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan formal dan informal 4) Tercapainya kerjasama antar tim kesehatan 5) Tercapainya kepuasan kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. d. Motto

“C A R E” yang berarti : C : Cepat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan pasien



















A : Aktif, kreatif, dan Inisiatif dalam menjalankan tugas R : Role Model, Ramah dan Kooperatif dalam memberikan pelayanan E : Education dan Skill sebagai dasar pemberian layanan.





















STRUKTUR ORGANISASI RUANG NILAM LANTAI 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin DIREKTUR

Dr. dr. Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT, FICS

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

Dr. Yudi Riswandi Noora, M.Kes

KABID KEPERAWATAN

Hj.Jum’ah, S.Kep,.Ns,.M.Kep

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP H. Asmari, S.Kep.,Ners

KASI SDM & MUTU KEPERAWATAN

KASI SARANA KEPERAWATAN

Arbainsyah, S.Kep.,Ns.MM S.Kep.,Ns.MM

Muhammad Rusdi Andi, SKM,. MM

KEPALA RUANGAN Misrah, S.Kep.,Ners S.Kep.,Ners

TENAGA KEPERAWATAN

KATIM I Mahritta, S.Kep,.Ns

PERAWAT ASOSIATE 1. Ema Wartinah, A.Md.Kep 2. Mulyanto Dwi Saputra, AMK 3. Roslinah, S.Kep,.Ns 4. Sri Norhayati,S.Kep,.Ns Norhayati,S.Kep,.Ns 5. Nur Afiah Maysita, Maysita, AMK

KATIM II Nurhikmah, S.Kep S.Kep

1. 2. 3. 4. 5.

PERAWAT ASOSIATE Muthaharah, S.Kep,.Ns M. Pramadya Danu Falaah, AMK Sumiati, S.Kep Abob Habibi, S.Kep,.Ns Dwi Haryono W, AMK

KATIM III Siti Rusmiladiah, S.Kep,.Ns

PERAWAT ASOSIATE 1. Dwi Yan Noor Elfanie, AMK 2. Fatimatuzzahrah, S,Kep,.Ns 3. Rizky Nopiardi NR, S.Kep,.Ns S.Kep,.Ns 4. Nina Puspita Sari 5. Agustina, AMK 6. Irwan Yahya, AMK



















3.2

Input 3.2.1

Ketenagaan dan pasien ( M1-Man)

1) Ketenagaan Tenaga perawat di ruang Nilam lantai 2 berjumlah 22 orang, sudah termasuk kepala ruangan, Katim, dan Perawat pelaksana. Tabel 3.3 Ketenagaan Di Ruang Nilam lantai 2 No.

Jenis Tenaga

1.

Medis (dr. Spesialis penyakit dalam)

2.

Keperawatan

PNS

WKDS

Jumlah

3

1

4

TKK

a. Perawat Profesional (NERS)

5

5

10

b. Perawat Profesional Profesional (S.Kep) (S.Kep)

-

2

2

c. Perawat Mahir (DIII)

2

8

10

3.

Non Keperawatan (Administrasi)

-

1

1

4.

Non Medis (Prakarya)

-

1

1

5.

Cleaning service

-

1

1

10

18

29

Total

Sumber : Data primer April 2019

Tabel 3.4 Ketenagaan Berdasarkan Jenjang Karir di Ruang Nilam Lantai 2 No.

Jenis Tenaga Kerja

Jumlah

1.

Perawat Klinis 0

2

2.

Perawat Klinis I

9

3.

Perawat Klinis II

9

4..

Perawat Klinis III

2

5.

Perawat Klinis IV

-

Jumlah

Sumber : Data primer April 2019

22



















Tabel 3.5 Ketenagaan Berdasarkan Pelatihan yang Diikuti No

Jenis Pelatihan

Jumlah

1.

Pelatihan preceptor mentor keperawatan tahun 2017

4

2.

Pengelolaan rekam medis sesuai standar akreditasi

1

rumah sakit versi KARS tahun 2012 3.

Seminar dan workshop keperawatan patient safety

1

tahun 2017 4.

Workshop menuju Indonesia bebas tuberculosis

2

5.

Sosialisasi triage, identifikasi dan transfer pasien

5

tahun 2017 6.

Seminar

dan

workshop

keperawatan

Asuhan

2

keperawatan kepada pasien paliatif care 7.

Seminar

keperawatan

peran

manajemen

dan

8

perawat dalam pencegahan pengendalian infeksi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 8.

Seminar

keperawatan

improving

the

nurse

11

competency on stroke management 9.

Pelatihan kaki diabetes mellitus 2017

1

10.

Seminar keperawatan mejadi perawat handal dalam

1

manajemen ruangan 11.

Seminar

keperawatan

paradigma

baru

dalam

1

keperawatan untuk mengawal mutu pelayanan kesehatan 12.

Inhouse training penanggulangan bencana dan

4

evakuasi 13.

Hipnoterapi pada pasien paliatif care

3

14.

Seminar keperawatan trauma of spine nursing

1

15.

Pertemuan ilmiah tahunan daerah ikatan perawat

1

dialysis Indonesia kalteng 16.

Seminar keperawatan optimalisasi peran PPNI dalam kemandirian praktik keperawatan pada sarana pelayanan

1



















19.

Seminar manajemen terpadu penyakit hipertensi

1

20.

Seminar inovasi terapi komplementer dalam praktik

1

keperawatan prefosional 21.

Inhouse training penguatan penerapan konseling

1

dan tes HIV atas inisiasi petugas kesehatan 22.

Narasumber Pelatihan Pelatihan komunikasi efektif

1

23.

Pelatihan Komunikasi Efektif

1

24.

Pelatihan PMKP Maret 2019

22

25

Pelatihan PPI dasar 27 Agustus 2018

20

26

Inhouse training komunikasi efektif 16 s.d 20

21

Oktober 2018 27

Pelatihan Pelayanan Geriatric Terpadu, 16 April

1

2018 28

Inhouse training flebotomy, 29 Januari 2018

2

30

Pelatihan Preceptorship 14-15 September 2018

1

31

Seminar dan workshop aplikasi pencegahan dan

1

pengendalian infeksi dalam tatanan pelayanan kesehatan 10 Maret 2018 32

Inhouse training peningkatan kapasitas tatalaksana

1

HIV/AIDS 08 s.d 09 Agustus 2018

Sumber : Data sekunder ruang Nilam Lantai 2 April 2019

2) Klasifikasi Pasien Tabel 3.6 Jumlah Pasien yang Dirujuk bulan Desember 2018 sampai Februari 2019 No

Bulan

Jumlah

1.

Desember 2018

1

2.

Januari 2019

0

3.

Februari 2019

2 Total

3

Sumber: Data sekunder bulan Desember 2018 sampai Februari 2019



















Tabel. 3.7Jumlah Pasien yang Pulang APS bulan Desember 2018 sampai Februari 2019 No

Bulan

Jumlah

1.

Desember 2018

8

2.

Januari 2019

5

3.

Februari 2019

7 Total

20

Sumber: Data sekunder bulan Desember 2018 sampai Februari 2019

Tabel 3.8 Klasifikasi Kebutuhan Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas No

1.

Klasifikasi dan Kriteria

Minimal Care ( 1-2 jam )/ 24 jam 

Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minuman.

2.

3.



Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.



Observasi tanda vital setiap shift.



Pengobatan minimal, status psikologis stabil.



Persiapan prosedur pengobatan.

Intermediet Care ( 3-4 jam)/ 24 jam 

Dibantu dalam kebersihan diri, makan, dan minum, ambulasi.



Observasi tanda vital tiap 4 jam.



Pengobatan lebih dari 1 kali.



Pakai foley kateter.



Pasang infuse, intake out-put dicatat.



Pengobatan perlu prosedur.

Total Care ( 5-6 jam )/ 24 jam 

Dibantu segala sesuatunya.



Posisi diatur.



Observasi tanda vital tiap 2 jam.





















Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan Cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan dibagi 3 kategori yaitu : a. Perawatan Minimal

: 1-2 jam/24 jam

b. Perawatan Internediet/Partial

: 3-4 jam/24 jam

c. Perawatan Total

: 5-6 jam/24 jam

Klasifikasi Pasien Minimal

Parsial

Total

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

0,17

0,14

0,10

0,27

0,15

0,07

0,36

0,30

0,20

Tabel 3.9Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan Berdasarkan Tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Pada Tanggal 12 April 2019 Kebutuhan Tenaga Perawat Klasifikasi Klien

Jumlah

Pagi

Siang

Malam

Total

Pasien

Minimal/Self Care

1

1 x 0,17 = 0,17

1 x 0,14 = 0,14

1x 0,07 = 0,07

0,64

Partial Care

12

12 x 0,27 = 3,24

12 x 0,15 = 1,8

12x 0,10 = 1,2

6,24

Total Care

0

0 x 0,36 = 0

0 x 0,3 = 0

0x 0,20 = 0

0





















Tabel 3.10 Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan Berdasarkan Tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Pada Tanggal 13 April 2019 Kebutuhan Tenaga Perawat Klasifikasi Klien

Jumlah Pasien

Pagi

Siang

Malam

Total

1

1 x 0,17 =

1 x 0,14 =

1 x 0,07 =

0,38

0,17

0,14

0,07

Minimal/Self Care

Partial Care

8

8x 0,27 = 2,16

8x 0,15 = 1,2

8 x 0,10 = 0,8

4,16

Total Care

2

2 x 0,36 =

2 x 0,3 = 0,6

2 x 0,20 = 0,4

1,72

1,94

1,27

6,26

0,72 Total

11

3,05

Jumlah Kebutuhan perawat per hari adalah 6 orang

Sumber : Data Primer 13 April 2019 Jumlah

kebutuhan

pegawai

perawat

perhari

berdasarkan

tingkat

ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 12 dan 13 April 2019 adalah : a. Pagi 3,41 + 3,05 : 2 = 3,23 dibulatkan menjadi 3 orang perawat b. Siang sebanyak sebanyak 1,94 + 1,94 : 2 = 1,94 dibulatkan menjadi 2 orang perawat c. Malam sebanyak 1,27 + 1,27 : 2 = 1,27 dibulatkan menjadi 1 orang perawat





















Keterangan:

Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun, sedangkan 279 adalah hari kerja efektif dalam 1 tahun. Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas serhari di Ruang Perawatan Nilam lantai 2 adalah 6 orang + 2 orang lepas dinas + 1 kepala ruangan + 3 orang ketua tim = 12 orang/ hari

• Menurut Lokakarya PPNI Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut lokakarya PPNI dengan mengubah satuan harian dengan minggu, selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia. Rawat Inap : Bangsal A Medical

: 3,4 jam

Bangsal B Perawatan bedah

: 4 jam

Bangsal C Nifas

: 3 jam

Bangsal Bayi

: 2,5 jam

Bangsal E Anak

: 4 jam

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya PPNI : BOR = 75,28 %





















= =

1237,6  24,8424 1640

+ 25%

30.744.95424

+ 25%

1640

= 23,43 orang = 23 orang Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut lokakarya PPNI berjumlah 23 orang, dan untuk jumlah tenaga perawat di Ruang Nilam lantai 2 yang saat ini berjumlah 22 oran g.

Tabel 3.11 BOR di Ruang Perawatan Nilam lantai 2 Bulan Desember 2018 sampai Februari 2019 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin No.

Bulan / Tahun

BOR

1.

Desember 2018

69,99%

2.

Januari 2019

77,52%

3.

Februari 2019

78,35%

Rata-rata

75,28 %

Sumber : Data Sekunder April 2019

• Menurut Gillies Metode ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995. Metode ini berkembang karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa metode Gillies menghasilkan jumlah perawat yang terlalu kecil, sehingga





















255 = hari kerja efektif perawat/tahun = {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x} = 255 hari Jam kerja/hari = 6 jam, didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu): 7 hari Rawat Inap : Bangsal A Medical

: 3,4 jam

Bangsal B Perawatan bedah

: 4 jam

Bangsal C Nifas

: 3 jam

Bangsal Bayi

: 2,5 jam

Bangsal E Anak

: 4 jam

Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadwal kerja perawat dirumah sakit yang dihitung dari setiap empat hari kerja k erja efektif, dimana perawat mendapat libur satu hari setelah jadwal jaga malam. Uraiannya sebagai berikut hari pertama perawat masuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga malam dan hari keempat perawat mendapat libur satu hari. Jadi tenaga perawat yang di butuhkan di ruang Nilam lantai 2 yaitu: Tenaga Perawat = A x B x 365 hari























Tabel 3.12 Tenaga Kerja di Ruang Perawatan Nilam Lantai 2 RSUD Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2019 PNS/ No

Nama

NON Jabatan

Pendidikan

Pelatihan

PNS

1

Misrah, SST. S. PNS Kep,Ners

Kepala

S1 Keperawatan +

ruangan

Ners

• Pelatihan komunikasi efektif pelatihan komunikasi • Narasumber pelatihan efektif •

Pelatihan PMKP Maret 2019 Maret 2019

2

Nurhikmah, S. Kep

PNS Ketua TIM S1 Keperawatan 1

• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 • Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018

• Pelatihan pelayanan geriatri Terpadu, 16 april 2018

• Inhouse trainning flebotomy, 29 januari 2018























Kep,Ners

3

Ners

• Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 •

7

Ema Wartinah,

PNS

Staf

D3 Keperawatan


• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 • Inhouse trainning komunikasi

AMK

efektif 16 s.d 20 oktober 2018 •

8

Dwi Yan Noor

NON

Elfanie, AMK

PNS

Staf

D3 Keperawatan

•

Pelatihan PMKP Maret 2019 Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018

• Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 •

9

Risky noviardi, NON S. Kep,Ners

Staf

PNS

S1 Keperawatan + Ners


• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 • Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 •

10

Roslindah, S. Kep,Ns

NON PNS

Staf

S1 Keperawatan + Ners


• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 Inhouse trainning komunikasi























efektif 16 s.d 20 oktober 2018 •

16 Noor Farida,

NON

AMK

PNS

Staf

D3 Keperawatan


• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 • Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 •

17 Nur Afiah Maysita, AMK

NON

Staf

D3 Keperawatan


• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 • Inhouse trainning komunikasi

PNS

efektif 16 s.d 20 oktober 2018

• Inhouse trainning peningkatan kapasitas tata laksana HIVAIDS 08 s.d 9 agustus 2018 •

18

Agustina, AMK NON PNS

Staf

D3 Keperawatan


• Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 • Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018

• Inhouse trainning flebotomy, 29 januari 2018























3.2.2 Bangunan, Sarana, dan Prasarana ( M2-Ma M2-M ateri al)

3.2.1.1 Alat Mesin Sarana dan Prasarana Tabel 3.13 Standar Keperawatan Dan Kebidanan Di Ruang Rawat Inap Menurut DEPKES (2001) No

Nama Barang

Ratio Pasien : Alat

1

Tensi meter

2/ruangan

2

Stetoskop

2/ruangan

3

Timbangan BB/TB

1/ruangan

4

Irigator set

2/ruangan

5

Sterilisator

1/ruangan

6

Tabung oksigen + flow meter

2/ruangan

7

Slym Zuiger

2/ruangan

8

V C set

2/ruangan

9

Gunting verband

2/ruangan























Tabel 3.14 Alat Tenun Menurut DEPKES (2001) No

Nama Barang

Ratio Pasien : Alat

1

Gurita

1: 1 ½

2

Gordyn

1:2

3

Kimono/ baju besar

1:5

4

Sprei besat

1:5

5

Manset dewasa

1: ¼

6

Manset anak

1: 1/3

7

Mitela/ topi

1: 1/3

8

Penutup sprei

1:5

9

Piyama

1:5

10

Selimut wool

1:1

11

Selimut biasa

1:5

12

Selimut anak

1:6-8

13

Sprei kecil

1:6-8

14

Sarung bantal

1: 6

























35

Baju bayi

1:8

36

Duk

1: 1/3

37

Duk bolong

1: 1/3

Sumber: Data sekunder (Depkes 2001)

Tabel 3.15 Alat Rumah Tangga Menurut DEPKES (2001) No.

Nama Barang

1

Kursi roda

2

Komot

Ratio Pasien : Alat

2-3/ruangan 1/ruangan

























25

Gelas

1:2/ruangan

26

Tatakan dan tuutp gelas

1:2/ruangan

27

Sendok

1:2/ruangan

28

Garpu

1:2/ruangan

29

Kran air

1:1/ruangan

30

Baki

31

Tempat sampah pasien

32

Tempat sampah besar tertutup

5/ruangan 1:1/ruangan 4/ruangan

























19

White board

1/ ruangan

20

Perforator

1/ruangan

21

Steples

2/ ruangan

22

Pensil

5/ ruangan

23

Pensil merah biru

2/ ruangan

24

Spidol White board

6/ ruangan

Sumber: Data sekunder(Depkes 2001)

























dijalankan) 11

Trolley status/dressing

2005

2

1

1

12

Tabung oksigen kecil

2014

2

2

-

13

Tabung oksigen besar

8

8

-

14

Trolly Oksigen besar

2014

1

-

15

Trolly Oksigen kecil

2014

1

1

-

16

Suction pump

2018

1

-

-

17

Standart infus

2010(10)2014(22)

40

20

20 berkarat

18

Urinal

SSMeida

7

3

4 hilang

























6

Kursi + meja Dokter

2007

1

-

1

7

Lemari linen (kayu)

2010

2

2

-

9

Rak handuk aluminium

2006

2

2

-

10

Lemari obat

2015

3

3

-

11

Tempat sampah non

2015

7

7

-

2017

2

2

-

medis hijau besar injak 12

Tempat sampah medis kuning



























3

Bed px 3 crane + kasur

4

Meja pasien

5

AC Keset

Des 2015

Daikin 2014

6/6

6/6

-

36

38

2

6

6



























c. Plapon di wc kelas 3B dan 1C ada yang bocor d. Terlihat barang-barang pasien berantakan tidak ditempatkan pada



























3.2.1.3 Denah Ruangan



























3.2.1.4 Sarana Prasana



























perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Gosok punggung dan sela-sela jari 4

tangan kiri dengan tangan kanan dan

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

sebalikya Gosok kedua telapak tangan dan sela-

5

sela jari Gosok jari-jari kedua tangan dengan

6

posisi saling mengait Gosok ibu jari kiri berputar dalam

7

geggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya Gosok ujung jari-jari tangan kanan di

8

telapak tangan kiri dengan gerakan memutar dan sebaliknya

Sumber: Data primer 12 sampai 13 April 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang perawat yang dilakukan observasi dari 8 langkah-langkah

SPO tentang cuci tangan

menggunakan cairan berbasis alkohol terdapat 5 orang perawat (100 %) yang

melakukan keseluruhan langkah-langkah tindakan yang yang sesuai sesuai dengan SPO, tidak ada 0 orang perawat (0%) yang tidak melakukan langkah-langkah tindakan sesuai dengan SPO yang ada. Tabel 3.42 Hasil Kepatuhan Pelaksanaan SPO Menyiapkan Obat Suntik/Injeksi Dari Ampul/Vial No

Tindakan (sesuai SPO)

Persentasi Jumlah (orang)

%

1

Sesuai SPO

0

0

2

Tidak sesuai SPO

5

100

Sumber: Data primer 12 sampai 13 April 2019 Tabel 3.38 Hasil Observasi Pelaksanaan SPO Menyiapkan obat Suntik/Injeksi Dari Ampul/Vial Dilakukan No

Tindakan

Jumlah (orang)

Tidak Dilakukan %

Jumlah (orang)

%



















1

Cuci tangan

5

100

0

0

2

Siapkan medikasi

5

100

0

0

5

100

0

0

0

0

5

100

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

3

4

Sentil bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat menggunakan menggunakan jari Letakkan bantala n kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi leher ampul Patahkan leher ampul ke arah menjauhi

5

tangan anda, dengan menekan tanda bulat oada kepala ampul ampul Pegang ampul baik dengan posisi menjorok atau tegak. Masukkan jarum spuit ke dalam lubang ampul. Jangan biarkan ujung jarum atau batang spuit

6

menyentuh pinggiran ampul Catatan: Ampul dapat saja dipegang menjorok atau miring sepanjang bagian ujung jarum atau batang spuit spuit menyentuh pinggiran ampul

7

8

Lepaskan cap logam untuk memajan penutup karetnya Dengan kapas alkohol, usap permukaan penutup karet Lepaskan cap jarum, arik plunger ke

9

belakang untuk mengumpulkan sejumlah udara yang sama dengan volume medikasi yang akan diaspirasi Masukkan bagian ujung jarum dengan

10

bevel jarum mengarah keatas, keatas, menembus bagian tengah penutup karet

11

Keluarkan udara ke dalam vial, jangan biarkan plunger kembali ke atas Balikkan vial sambil tetap memegang vial dengan kuat pada tangan yang

12

dominan. Raih bagian ujung barrel dan plunger dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang dominan

13

Tahan bagian ujung jarum dibawah



















ketinggian cairan Memungkinkan tekanan udara untuk untuk 14

secara bertahap mengisi spuit dengan medikasi. Tarik kembali plunger jika

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

0

0

5

100

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

perlu Sentil bagian barrel dengan hati-hati 15

untuk melepaskan semua gelembung udara. Keluarkan semua udara yang terdapat di aats spuit ke dalam vial Manakala dosis yang sesuai sudah

16

terpenuhi, angkat jarum dari dalam vial dengan menarik ke belakang barrel spuit Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara, lepaskan jarum dari vial dengan menarik barrel ke

17

belakang, pegangspuit dengan jarum mengarah ke atas dan sentil-sentil untuk melepaskan gelembung. Tarik sedikit plunger dan dorong plunger ke atas untuk mengeluarkan cairan Berikan label pada vial jika masih

18

tersisa obat di dalamnya. Catat jumlah larutan dan konsentrasi obat

19

20 21

Bungkus jarum dengan capnya. Ganti jarum yang terdapat pada spuit Buang alat-alat yang basah di tempat yang telah disediakan Cuci tangan


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang perawat yang dilakukan observasi dari 21 langkah -langkah SPO tentang menyiapkan obat suntik/injeksi dari ampul/vial terdapat 5 orang perawat (100 %) yang tidak

melakukan langkah-langkah yang sesuai SPO yaitu pada langkah nomer 4 tentang meletakkan bantalan kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi leher ampul serta langkah SPO nomer 18 tentang memberi label pada vial jika jika



















masih tersisa obat di dalamnya dan mencatat jumlah larutan dan konsentrasi obat , tidak ada 0 orang perawat (0%) yang melakukan semua langkahlangkah sesuai dengan SPO yang ada.

Tabel 3.43 Hasil Hasil Kepatatuhan Pelaksanaan SPO Pemberian Obat dengan Bolus Intravena No

Tindakan (sesuai SPO)

Persentasi Jumlah (orang)

%

1

Sesuai SPO

0

0

2

Tidak sesuai SPO

5

100

Sumber: Data Primer 12 sampai 13 April 2019 Tabel 3.44 Hasil Observasi Pelaksanaan SPO Pemberian Obat dengan Bolus Intravena Dilakukan No

Tindakan

Jumlah (orang)

1

Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

Tidak Dilakukan %

Jumlah (orang)

%

5

100

0

0

2

Periksa order dokter

5

100

0

0

3

Jelaskan prosedur pada klien

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

4

5

Periksa dan identifikasi klien atau tanyakan nama pasien Siapkan obat dalam spuit dengan jarum ukuran kecil (25-26)

6

Kapas alkohol dengan antiseptik

5

100

0

0

7

Selang IV dengan port injeksi

5

100

0

0

1

20

4

80

5

100

0

0

5

100

0

0

0

0

5

100

5

100

0

0

8 9 10 11 12

Jam dengan jarum detik atau pembacaan digital Kartu dan formulir obat Tentukan apakah caira IV diinfuskan dengan kecepatan yang tepat Cuci tangan dan kenakan sarung tangan Pilih port penyuntikan pada selang sedekat mungkin pada tempat



















penusukan jarum 13

Bersihkan port penyuntikan dengan kapas alkohol

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

5

100

0

0

Hambatan aliran IV dengan menekuk 14

selang tepat diatas port suntikan. Tarik plunger dengan perlahan untuk mengaspirasi darah Suntikan jarum berdiameter kecil yang

15

mengandung obat yang telah disiapkan melalui bagian tengah port Setelah melihat adanya darah, suntikkan obat dengan perlahan dengan

16

beberapa menit, kecuali kecuali dalam kondisi darurat. Gunakan jam untuk menetapkan waktu pemberian

17

Setelah menyuntikkan obat, tarik spuit dan periksa kembali kecepatan infus Buang jarum yang tidak bertutup dan

18

masukkan spuit ke dalam wadah yang telah disediakan

19

20 21

Observasi klien dengan ketat terhadap reaksi yang merugikan Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Catat pemberian obat pada lembar obat


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang perawat yang dilakukan observasi dari 21 langkah-langkah

SPO tentang pemberian obat

dengan bolus intravena terdapat 5 orang perawat (100%) yang tidak melakukan

tindakan yang sesuai SPO yaitu pada langkah nomer 8 tentang penggunaan jam dengan d engan jarum detik atau pembacaan digital serta langkah SPO nomer 10 tentang menentukan apakah cairan IV diinfuskan dengan kecepatan yang tepat. Sedangkan 0 orang (0%) melakukan semua langkah tindakan yang yang sesuai SPO.





















Analisa Masalah No 1

Data

Masalah

a. Masih di temukan Singkatan yang tidak sesuai dengan

Adanya Penulisan

panduan penulisan singkatan yang di pergunakan di RSUD

singkatan yang tidak

Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin.

baku/tidak sesuai dengan

b. Hasil dokumentasi

rekam medik Pasien..

Singkatan yang tidak baku/tidak sesuai antara lain: TPM,2 Jpp,amp,Lpm,MDT,k/u,S.P.S,As Jpp,amp,Lpm,MDT,k/u,S.P.S,As Urat,Neb.BLPL,Mengobs,Amp,Tranfs.

2

Perawat sesudah kontak dengan pasien ada 6 orang (60%) dan

Belum optimalnya

sebelum melakukan tindakan tindakan aseptik 2 orang lainnya lainnya (20%) tidak

pelaksanaan cuci tangan

melakukan cuci tangan

five moment khususnya sesudah kontak dengan pasien dan sesudah sebelum melakukan tindakan aseptik

3

a.

Materi timbang terima sudah terfokus pada permasalahan

Kurang optimalnya

keperawatan, tapi perawat hanya melakukannya pada shift

pelaksanaan timbang terima terima

malam ke pagi dan shift pagi ke sore, sedangkan shift sore ke

di Ruang Nilam

malam menurut observasi selama 2 hari pengkajian hanya melakukan timbang terima di ruangan perawat saja tanpa validasi langsung ke pasien. b.

Perawat tidak memperkenalkan nama terlebih dahulu

c.

Perawat tidak menyebutkan siapa yang bertanggung jawab pada saat shift tersebut tersebut

d.

Timbang terima dilakukan tepat waktu, hanya saja ada beberapa perawat yang datang terlambat terlambat

4

a.

b.

Ronde keperawatan tidak rutin dilakukan di ruang Nilam

Belum optimalnya

lantai 2

pelaksanaan ronde

Ronde

Keperawatan

biasanya

dilakukan

mahasiswa yang praktek stage manajemen saja c.

Pelaksanaan ronde keperawatan belum terjadwal

3.6 Prioritas Masalah

apabila

ada

keperawatan di Ruang Nilam lantai 2



















-

Severity (S) :besarnya kerugian yang ditimbulkan.

-

Manageable (Mn) :bisa di pecahkan.

-

Nursing concern (Nc) :melibatkan perhatian dan p ertimbangan perawat.

-

Affordability (Af) :ketersediaan sumber daya.

Dengan rentang nilai 1 – 5 5 yaitu 5= sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup penting, 2 = kurang penting, 1 = sangat kurang penting.

Di mana yang menjadi prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/ skor paling besar. Skor akhir dirumuskan dengan cara c ara : M x Sx Mn x Nc x Af No. 1.

Masalah

M

S

Mn Nc

Af

Skor

Prioritas

5

5

4

5

4

5

10.000

4

3

5

4

5

5

4.800

3

3

5

5

5

3

3

4

3

2

Adanya Penulisan singkatan yang tidak baku/tidak sesuai dengan rekam medik.

2.

Belum optimalnya pelaksanaan five moment khususnya sebelum kontak dengan pasien dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien

3.

Kurang optimalnya timbang terima di Ruang Nilam

4

Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Nilam

4

3375

3

433

Prioritas Masalah : a. Adanya Penulisan singkatan yang tidak baku/tidak sesuai dengan rekam

medik.

b. Belum optimalnya pelaksanaan five moment khususnya sebelum kontak dengan

BAB 3 FIX DESIMINASI AWAL.docx

Recommend Documents