Makalah Asuhan Keperawatan Maternitas pada Klien dengan Kista Ovarium
Disusun Oleh:
Alfi Lailla H. (1302086)
Andini Banowati (1302087)
Dwi Rahmawati (1302094)
D3 KEPERAWATAN 2C
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah Asuhan Keperawatan Maternitas ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam beserta seluruh keluarga dan para
shahabatnya. Dan semoga kita semua mendapat syafa'at beliau di Yaumul
Qiyamah nanti. Aamiin.
Penulisan makalah ini dengan judul "Makalah Asuhan Keperawatan
Matenitas pada Klien dengan Kista Ovarium". Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Keperawatan Maternitas sekaligus
sebagai bahan pustaka tambahan untuk dijadikan referensi para pembaca.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kerja keras
dan usaha, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih
kami ucapkan kepada Ibu Sri Sat Titi Hamranani, S. Kep., Ns., M. Kep.
selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah
mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan oleh kami demi perbaikan makalah selanjutnya.
Klaten, ... Februari 2015
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.......................................................................
.......................................1
B. Tujuan Penulisan
.......................................................................
....................................1
BAB II KONSEP DASAR
A. Pengertian
.......................................................................
..............................................2
B. Etiologi
.......................................................................
..................................................2
C. Tanda dan Gejala
.......................................................................
...................................3
D. Klasifikasi/ Stadium
.......................................................................
...............................4
E.
Patofisiologi...........................................................
........................................................4
F. Penatalaksanaan: Medis dan Prinsip Keperawatan
.......................................................5
G. Pathways
.......................................................................
.................................................6
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Data Fokus
.......................................................................
..............................................7
B. Diagnosa Keperawatan
.......................................................................
...........................9
C. Perencanaan
.......................................................................
..........................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................
...........................................17
B. Saran
.......................................................................
.....................................................17
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................
................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang
banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang
bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang
jinak. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor
ganas atau kanker. Perjalanan penyakit yang sillent killer atau secara diam
diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah
terserang kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker
ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium
maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan
pemeriksaan yang lebih lengkap. Sehingga dengan ini pencegahan terjadinya
keganasan dapat dilakukan.
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas tahun
2010, kasus penyakit tumor terdapat 7.345 kasus terdiri dari tumor jinak
4.678 (68%) kasus dan tumor ganas 2.667 (42%) kasus, kasus terbanyak
ditemukan di Kota Semarang (Dinkes Jateng, 2010).
Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.
Tergantung dari mana kista itu berasal. Untuk lebih lanjutnya akan penulis
bahas pada BAB II Konsep Dasar.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Kista Ovarium
2. Mengetahui etiologi Kista Ovarium
3. Mengetahui tanda dan gejala Kista Ovarium
4. Mengetahui klasifikasi/ stadium Kista Ovarium
5. Mengetahui patofisiologi Kista Ovarium
6. Mengetahui penatalaksanaan baik medis maupun berdasarkan prinsip
keperawatan
7. Mengetahui pathway dari Kista Ovarium
8. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada klien Kista
Ovarium
9. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan klien
Kista Ovarium berdasarkan prioritas masalah
10. Dapat menentukan perencanaan pada klien Kista Ovarium
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air,
dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding
tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam
selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
B. Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista
ovarium,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.
Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang
tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat
dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan
terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada
beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan
carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian
besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada
pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi
oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini
disebut dengan Kista Dermoid.
C. Tanda dan Gejala
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya
sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak
bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-
gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan
kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
D. Klasifikasi/ Stadium
1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon
esterogen dan progresterone diantaranya adalah:
a. Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari
permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks.
b. Kista fungsional
1) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi
ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan
folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada
wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi
progesterone setelah ovulasi.
3) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG
terdapat pada mola hidatidosa.
4) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH
yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma
a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum
yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam
kista.
b. Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti,
mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen
mengalahkan elemen yang lain.
c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan
ovarium (Germinal ovarium).
d. Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada
hubungannya dengan endometroid.
e. Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses
patogenesis
E. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur
1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,
HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam
terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH
dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor
ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ
sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
F. Penatalaksanaan: Medik dan Prinsip Keperawatan
a. Medis
Pengobatan kista ovari yang besar biasanya adalah pengangkatan
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan
tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat,
kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
b. Prinsip Keperawatan
Pada prinsipnya yang harus dilakukan perawat adalah tindakan
keperawatan seperti melakukan asuhan keperawatan yang holistik dan
sesuai dengan prioritas masalah klien. Untuk kasus seperti ini, yang
dilakukan perawat adalah melakukan pengamatan terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada klien.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intra abdomen yang diakibatkan
oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi
abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian
gurita abdomen yang ketat.
G. Pathway
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Data Fokus
1. Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit: biasanya klien merasa
nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen,
menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang: Keluhan yang dirasakan klien
adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan
pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual
dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu: Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga: Kista ovarium bukan penyakit
menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan: Kawin/tidak kawin ini tidak memberi
pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan: Dengan kehamilan dan
persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
f. Riwayat menstruasi: Klien dengan kista ovarium kadang-kadang
terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
4. Pemeriksaan Fisik: Dilakukan mulai dari kepala sampai
ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera: ikterik/tidak
2) Konjungtiva: anemis/tidak
3) Mata: simetris/tidak
c. Leher
1) Pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
e. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
5. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan
berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
6. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
7. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara
pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
8. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
1) Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi
1) Untuk mengetahui letak batas kista.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Preoperasi
a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c. PK: perdarahan
2. Post operasi
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
c. Defisit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)
"NO "DIANGOSA "TUJUAN (NOC) "INTERVENSI (NIC) "
" "KEPERAWATAN " " "
"1. "Nyeri akut b.d agen"Setelah dilakukan asuhan "Pain Management "
" "injuri biologi "keperawatan selama 3x24 jam"§ Lakukan pengkajian "
" " "diharapkan nyeri pasien "nyeri secara komprehensif "
" " "berkurang "termasuk lokasi, "
" " "NOC : "karakteristik, durasi, "
" " "v Pain Level, "frekuensi, kualitas dan "
" " "v Pain control, "faktor presipitasi "
" " "v Comfort level "§ Observasi reaksi "
" " "Kriteria Hasil : "nonverbal dari "
" " "v Mampu mengontrol nyeri "ketidaknyamanan "
" " "(tahu penyebab nyeri, mampu"§ Gunakan teknik "
" " "menggunakan tehnik "komunikasi terapeutik "
" " "nonfarmakologi untuk "untuk mengetahui "
" " "mengurangi nyeri, mencari "pengalaman nyeri pasien "
" " "bantuan) "§ Kaji kultur yang "
" " "v Melaporkan bahwa nyeri "mempengaruhi respon nyeri "
" " "berkurang dengan "§ Evaluasi pengalaman "
" " "menggunakan manajemen nyeri"nyeri masa lampau "
" " "v Mampu mengenali nyeri "§ Evaluasi bersama pasien"
" " "(skala, intensitas, "dan tim kesehatan lain "
" " "frekuensi dan tanda nyeri) "tentang ketidakefektifan "
" " "v Menyatakan rasa nyaman "kontrol nyeri masa lampau "
" " "setelah nyeri berkurang "§ Bantu pasien dan "
" " "v Tanda vital dalam "keluarga untuk mencari dan"
" " "rentang normal "menemukan dukungan "
" " " "§ Kontrol lingkungan yang"
" " " "dapat mempengaruhi nyeri "
" " " "seperti suhu ruangan, "
" " " "pencahayaan dan kebisingan"
" " " "§ Kurangi faktor "
" " " "presipitasi nyeri "
" " " "§ Pilih dan lakukan "
" " " "penanganan nyeri "
" " " "(farmakologi, non "
" " " "farmakologi dan inter "
" " " "personal) "
" " " "§ Kaji tipe dan sumber "
" " " "nyeri untuk menentukan "
" " " "intervensi "
" " " "§ Ajarkan tentang teknik "
" " " "non farmakologi "
" " " "§ Berikan analgetik untuk"
" " " "mengurangi nyeri "
" " " "§ Evaluasi keefektifan "
" " " "kontrol nyeri "
" " " "§ Tingkatkan istirahat "
" " " "§ Kolaborasikan dengan "
" " " "dokter jika ada keluhan "
" " " "dan tindakan nyeri tidak "
" " " "berhasil "
"2. "Kecemasan bd "Setelah dilakukan asuhan "NIC : "
" "diagnosis dan "keperawatan selama 3x 24 "Anxiety Reduction "
" "pembedahan "jam diharapakan cemasi "(penurunan kecemasan) "
" " "terkontrol "· Gunakan "
" " "NOC : "pendekatan yang "
" " "v Anxiety control "menenangkan "
" " "v Coping "· Nyatakan dengan "
" " "Kriteria Hasil : "jelas harapan terhadap "
" " "v Klien mampu "pelaku pasien "
" " "mengidentifikasi dan "· Jelaskan semua "
" " "mengungkapkan gejala cemas "prosedur dan apa yang "
" " "v Mengidentifikasi, "dirasakan selama prosedur "
" " "mengungkapkan dan "· Temani pasien "
" " "menunjukkan tehnik untuk "untuk memberikan keamanan "
" " "mengontol cemas "dan mengurangi takut "
" " "v Vital sign dalam batas "· Berikan "
" " "normal "informasi faktual mengenai"
" " "v Postur tubuh, ekspresi "diagnosis, tindakan "
" " "wajah, bahasa tubuh dan "prognosis "
" " "tingkat aktivitas "· Dorong keluarga "
" " "menunjukkan berkurangnya "untuk menemani anak "
" " "kecemasan "· Lakukan back / "
" " " "neck rub "
" " " "· Dengarkan dengan"
" " " "penuh perhatian "
" " " "· Identifikasi "
" " " "tingkat kecemasan "
" " " "· Bantu pasien "
" " " "mengenal situasi yang "
" " " "menimbulkan kecemasan "
" " " "· Dorong pasien "
" " " "untuk mengungkapkan "
" " " "perasaan, ketakutan, "
" " " "persepsi "
" " " "· Instruksikan "
" " " "pasien menggunakan teknik "
" " " "relaksasi "
" " " "· Barikan obat "
" " " "untuk mengurangi kecemasan"
"3. "PK: Perdarahan "Setelah dilakukan asuhan "· Monitor "
" " "keperawatan selama 3x24 jam"tanda-tanda perdarahan "
" " "diharapakan pasien "gastrointestinal "
" " "menunjukkan perdarahan "· Awasi petheciae,"
" " "dapat diminimalkan "ekimosis, perdarahan dari "
" " " "suatu tempat "
" " " "· Monitor vital "
" " " "sign "
" " " "· Catat perubahan "
" " " "mental "
" " " "· Hindari aspirin "
" " " "· Awasi HB dan "
" " " "factor pembekuan "
" " " "· Berikan vitamin "
" " " "tambahan dan pelunan feses"
Post Operasi
"NO "DIANGOSA "TUJUAN (NOC) "INTERVENSI (NIC) "
" "KEPERAWATAN " " "
"1. "Nyeri akut b.d "Setelah dilakukan "Pain Management "
" "agen injuri "asuhan keperawatan "§ Lakukan pengkajian "
" "fisik "selama 3x24 jam "nyeri secara komprehensif "
" " "diharapkan nyeri "termasuk lokasi, "
" " "pasien berkurang "karakteristik, durasi, "
" " "NOC : "frekuensi, kualitas dan "
" " "v Pain Level, "faktor presipitasi "
" " "v Pain control, "§ Observasi reaksi "
" " "v Comfort level "nonverbal dari "
" " "Kriteria Hasil : "ketidaknyamanan "
" " "v Mampu mengontrol "§ Gunakan teknik "
" " "nyeri (tahu penyebab "komunikasi terapeutik "
" " "nyeri, mampu "untuk mengetahui "
" " "menggunakan tehnik "pengalaman nyeri pasien "
" " "nonfarmakologi untuk "§ Kaji kultur yang "
" " "mengurangi nyeri, "mempengaruhi respon nyeri "
" " "mencari bantuan) "§ Evaluasi pengalaman "
" " "v Melaporkan bahwa "nyeri masa lampau "
" " "nyeri berkurang "§ Evaluasi bersama pasien"
" " "dengan menggunakan "dan tim kesehatan lain "
" " "manajemen nyeri "tentang ketidakefektifan "
" " "v Mampu mengenali "kontrol nyeri masa lampau "
" " "nyeri (skala, "§ Bantu pasien dan "
" " "intensitas, frekuensi"keluarga untuk mencari dan"
" " "dan tanda nyeri) "menemukan dukungan "
" " "v Menyatakan rasa "§ Kontrol lingkungan yang"
" " "nyaman setelah nyeri "dapat mempengaruhi nyeri "
" " "berkurang "seperti suhu ruangan, "
" " "v Tanda vital dalam "pencahayaan dan kebisingan"
" " "rentang normal "§ Kurangi faktor "
" " " "presipitasi nyeri "
" " " "§ Pilih dan lakukan "
" " " "penanganan nyeri "
" " " "(farmakologi, non "
" " " "farmakologi dan inter "
" " " "personal) "
" " " "§ Kaji tipe dan sumber "
" " " "nyeri untuk menentukan "
" " " "intervensi "
" " " "§ Ajarkan tentang teknik "
" " " "non farmakologi "
" " " "§ Berikan analgetik untuk"
" " " "mengurangi nyeri "
" " " "§ Evaluasi keefektifan "
" " " "kontrol nyeri "
" " " "§ Tingkatkan istirahat "
" " " "§ Kolaborasikan dengan "
" " " "dokter jika ada keluhan "
" " " "dan tindakan nyeri tidak "
" " " "berhasil "
"2. "Resiko infeksi "Setelah dilakukan "Infection Control (Kontrol"
" "b.d penurunan "asuhan keperawatan "infeksi) "
" "pertahanan "selama 3x 24 jam "· Bersihkan "
" "primer "diharapakan infeksi "lingkungan setelah dipakai"
" " "terkontrol "pasien lain "
" " "NOC : "· Pertahankan "
" " "v Immune Status "teknik isolasi "
" " "v Knowledge : "· Batasi "
" " "Infection control "pengunjung bila perlu "
" " "v Risk control "· Instruksikan "
" " "Kriteria Hasil : "pada pengunjung untuk "
" " "v Klien bebas dari "mencuci tangan saat "
" " "tanda dan gejala "berkunjung dan setelah "
" " "infeksi "berkunjung meninggalkan "
" " "v Mendeskripsikan "pasien "
" " "proses penularan "· Gunakan sabun "
" " "penyakit, factor yang"antimikrobia untuk cuci "
" " "mempengaruhi "tangan "
" " "penularan serta "· Cuci tangan "
" " "penatalaksanaannya, "setiap sebelum dan sesudah"
" " "v Menunjukkan "tindakan kperawtan "
" " "kemampuan untuk "· Gunakan baju, "
" " "mencegah timbulnya "sarung tangan sebagai alat"
" " "infeksi "pelindung "
" " "v Jumlah leukosit "· Pertahankan "
" " "dalam batas normal "lingkungan aseptik selama "
" " "v Menunjukkan "pemasangan alat "
" " "perilaku hidup sehat "· Ganti letak IV "
" " " "perifer dan line central "
" " " "dan dressing sesuai dengan"
" " " "petunjuk umum "
" " " "· Gunakan kateter "
" " " "intermiten untuk "
" " " "menurunkan infeksi kandung"
" " " "kencing "
" " " "· Tingktkan intake"
" " " "nutrisi "
" " " "· Berikan terapi "
" " " "antibiotik bila perlu "
" " " " "
" " " "Infection Protection "
" " " "(proteksi terhadap "
" " " "infeksi) "
" " " "· Monitor tanda "
" " " "dan gejala infeksi "
" " " "sistemik dan lokal "
" " " "· Monitor hitung "
" " " "granulosit, WBC "
" " " "· Monitor "
" " " "kerentanan terhadap "
" " " "infeksi "
" " " "· Batasi "
" " " "pengunjung "
" " " "· Saring "
" " " "pengunjung terhadap "
" " " "penyakit menular "
" " " "· Partahankan "
" " " "teknik aspesis pada pasien"
" " " "yang beresiko "
" " " "· Pertahankan "
" " " "teknik isolasi k/p "
" " " "· Berikan "
" " " "perawatan kuliat pada area"
" " " "epidema "
" " " "· Inspeksi kulit "
" " " "dan membran mukosa "
" " " "terhadap kemerahan, panas,"
" " " "drainase "
" " " "· Ispeksi kondisi "
" " " "luka / insisi bedah "
" " " "· Dorong masukkan "
" " " "nutrisi yang cukup "
" " " "· Dorong masukan "
" " " "cairan "
" " " "· Dorong istirahat"
" " " "· Instruksikan "
" " " "pasien untuk minum "
" " " "antibiotik sesuai resep "
" " " "· Ajarkan pasien "
" " " "dan keluarga tanda dan "
" " " "gejala infeksi "
" " " "· Ajarkan cara "
" " " "menghindari infeksi "
" " " "· Laporkan "
" " " "kecurigaan infeksi "
" " " "· Laporkan kultur "
" " " "positif "
"3. "Defisit "Setelah dilakukan "Personal hyegene managemen"
" "perawatan diri "asuhan keperawatan "· Kaji "
" "b.d imobilitas "selama 3x24 jam "keterbatasan pasien dalam "
" "(nyeri "diharapakan pasien "perawatan diri "
" "pembedahan) "menunjukkan "· Berikan "
" " "kebersihan diri "kenyamanan pada pasien "
" " "NOC : "dengan membersihkan tubuh "
" " "v Kowlwdge : disease"pasien "
" " "process "(oral,tubuh,genital) "
" " "v Kowledge : health "· Ajarkan kepada "
" " "Behavior "pasien pentingnya menjaga "
" " "Kriteria Hasil : "kebersihan diri "
" " "v Pasien bebas dari "· Ajarkan kepada "
" " "bau "keluarga pasien dalam "
" " "v Pasien tampak "menjaga kebersihan pasien "
" " "menunjukkan " "
" " "kebersihan " "
" " "v Pasien nyaman " "
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum
diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006).
Kasus kista ovari terdapat manifestasi klinis yang jelas yaitu adanya
nyeri pada saat haid di abdomen suprapubic dengan pemeriksaan penunjang lab
yaitu USG untuk memastikan diagnosa kista ovari. Pemeriksaan dini lebih
baik dilakukan apabila ada manifestasi klinis lain.
B. Saran
1. Untuk pasien kista ovari perlu adanya bantuan keluarga dalam
melakukan aktivitas pasca operasi.
2. Untuk pasien kista ovari dianjurkan miring kiri untuk menghindari
muntah dan aspirasi.
3. Untuk pasien kista ovari sebaiknya mengkonsumsi nutrisi tinggi
protein untuk mempercepat penyembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta : EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women's Health Care. Seventh edit.
Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapus.
Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC).
United States of America: Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
-----------------------
C. Perencanaan
Pre Operasi