ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (ATRESIA
TRIKUSPIDALIS)
OLEH :
SGD 7
ANGGOTA :
I.A HERNA KUSUMA WULANDARI (0802105004)
NI PUTU EVA JULI WIDIANTARI (0802105019)
NI MADE MEILAN PURNAMASARI B.W (0802105025)
WAYAN WIRA ADNYANA (0802105037)
NI NYOMAN PRADNYA PARAMITHA DEWI (0802105038)
NI WAYAN IKA WINDARI (0802105042)
SISKA ARISTIA HANDAYANI (0802105057)
PUTU ARISTIANA SHANTI (0802105067)
I KADEK ARTAWAN (0802105070)
LUH GD MELIA PUSPITASARI (0802105073)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2009
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ATRESIA TRIKUSPIDALIS
A. Konsep Teori Atresia Trikuspidalis
1. Pengertian
Atresia trikuspidalis merupakan suatu kelainan yang mendasari
berkembangnya penyakit Anomali Ebstein. Atresia trikuspidalis disebabkan
oleh kelainan katup trikuspidalis dan terbentuknya ventrikel kanan
teratrialisasi dan terjadi pembesaran atrium kanan.
2. Etiologi/penyebab
Kelainan ini terutama disebabkan oleh perlekatan katup septal
dan posterior ke dinding miokardium ventrikel kanan atau septum
interventrikularis kanan kearah apeks jantung. Daun katup anterior
dapat ditemukan melebar, mengkerut, menebal, ataupun atretik. Hanya
katup posterior dan septal yang salah tempat melekat. Dua daun katup
ini mengalami displasia dan ukurannya bervariasi. Daun katup anterior
tidak salah melekat tetapi sebagian besar melebar (Sail Like) dan
berupa jaringan fibrosa. Karena katup posterior dan septal salah
melekat, volume atrium kanan bertambah, dan ventrikel terbagi menjadi
dua. Bagian ventrikel yang berada di atas perlekatan katup abnormal
disebut ventrikel teratrialisasi, sedangkan sisanya disebut ventrikel
fungsional (trabekular atau outlet portions).
3. Epidemiologi
Anomali Ebstein merupakan kasus yang sangat jarang ditemukan,
diduga 0,3 % sampai 1% dari seluruh kasus kelainan jantung congenital.
Di Amerika didapatkan kejadian ini 1 : 210.000 kali otopsi pasien
dengan dugaan kelainan jantung congenital. Angka kejadian wanita
sebanding dengan pria, biasanya sporadik, tetapi pernah dilaporkan
terjadi satu hubungan kekerabatan. Pda umumnya terdapat 40% sampai 60%
pasien meninggal pada setahun awal kehidupan.
4. Manifestasi klinis/tanda dan gejala
Menurut pandangan Dr. Wilhelm Ebstein pada tahun 1864, Atresia
trikuspidalis memiliki gejala seperti, sianosis, letargi, dispnea,
takikardia, palpitasi, malar rash, flushing, dan bising jantung
patologis. Atresia trikuspidalis biasanya ditemukan pada neonatos.
Secara umum, neonatos ini menderita sianosis berat yang nyata sebagai
tanda utama, bising ataupun takikardia supraventrikular kurang dapat
diamati karena frekuensi denyut jantung yang relatif cepat pada masa
anak-anak. Setelah masa anak-anak, pasien dapat sianotik ataupun
asianotik, tergantung keparahan penyakit. Polisitemia yang sering
muncul memberi penampakan flushing atau malar rash pada sebagian
penderita. Wajah ataupun bagian wajah yang lain seperti pipi, dagu,
akan terlihat kemerahan. Bentuk dada yang asimetri juga dapat
ditemukan, umumnya berupa penonjolan (prominensia) dada kiri.
Dari pemeriksaan fisik selain gejala-gejala di atas dapat ditemukan
tanda-tanda yang mengarah pada Atresia trikuspidalis. Auskultasi dapat
menemukan berbagai macam suara patologis dan amat bervariasi
tergantung status pernapasan dan tingkat keparahan. Suara jantung
terdengar lunak (soft) atau jauh, dengan bising yang dapat berupa
sistolik, holosistolik, dan presistolik. Split terdengar pada S1
maupun S2. Split pada S1 terdengar dengan rentang jarak yang lebar
(wide) disebabkan oleh adanya pembesaran atrium kanan dan kesulitan
penutupan katup triskupidal, penutupan katup mitral mendahului
penutupan katup trikuspidal. Split pada S2 terdengar persisten dan
lebar (wide), diduga karena adanya RBBB. Suara pengisian jantung (S3)
dan suara pengisian ventrikel/kontraksi awal miokardium (S4) sering
juga ditemukan. Terjadi klik pada awal sistolik (proto-sistolik), yang
mungkin menjadi pertanda pembukaan katup interior trikuspidal yang
stenosis ataupun yang abnormal. Bising juga terjadi karena adanya
regurgitasi sebagian darah ventrikel kanan menuju atrium kanan, dan
malformasi katup trikuspidalis itu sendiri. Bising holosistolik dapat
ditemukan pada linea parasternalis kiri sebagai tanda regurgitasi.
Semua bising bervariasi menurut status respirasi.
5. Patofisiologi :
Malformasi
Atresia trikuspidalis
Surgical Therapi Defek (regurgitasi ) sistem
peredaran darah kecil
Preoperative Postoperative Kerja jantung meningkat
Efek orangtua Terdapatnya luka operasi Wall stress meningkat
Prognosa Resiko Resiko Hypofungsi jtng Cell stretch
penyakit infeksi perdarahan secara efektif
Kurang informasi Hipertrofi Kelelahan
Ansietas Cardiac disfunction
Intoleransi aktivitas
Hipoksemia Asidosis metabolik
Gangguan pertukaran Gangguan keseimbangan
gas tidak efektif cairan, elektrolit
6. Pemeriksaan diagnostik :
Pada pemeriksaan rontgen dapat ditemukan gambaran khas akibat
pembesaran atrium kanan, pada EKG terdapat penurunan voltase komplek
QRS, gelombang P tinggi, pemanjangan interval P-R, sumbu QRS devíasi ke
kanan. Tekanan pada arteria pulmonalis seringkali normal dan pada tahap
lanjut dapat Turín. Pada pemeriksaan dengan angiokardiografi selektif
didapatkan regurgitasi trikuspidalis pada proyeksi antero-posterior
(AP), gambaran katup anterior trikuspidal yang lebar (sail like), dan
dilatasi atrium kanan. Didapatkan gambaran tigalobus (trilobe) pada
struktur kanan jantung yang disebabkan oleh perbedaan kontras yang
terjadi antara atrium kanan, ventrikel teratrialisasi, dan ventrikel
fungsional.
7. Penatalaksanaan:
Terapi PGE 1 (0,05 mcg/kg/min ) dilengkapi dengan terapi IV
berkelanjutan.
8. Prognosis :
Prognosis pada kasus ringan adalah baik, dengan kemungkinan
pasien dapat hidup normal cukup besar diperkirakan sampai dengan
50 tahun
Pada kasus yang berat prognosis dapat menjadi sangat buruk,
terutama bila timbul komplikasi yang semakin memperburuk penyakit.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Identitas :
- Nama :
- Jenis kelamin :
- Umur :
- Alamat :
2) Riwayat Keluarga
b. Data Keperawatan
1) Keluhan utama saat MRS dan sekarang : sesak napas
2) Riwayat penyakit : pasien sering mengeluh sesak napas, pasien
cepat lelah saat melakukan aktivitas, muka terlihat pucat.
3) Data bio-psiko-sosial
a) Oksigen
b) Nutrisi
c) Eliminasi
d) Aktivitas : Pasien tidak nyaman melakukan aktivitas dan cepat
lelah.
e) Istirahat/tidur
f) Peran dan hubungan
g) Konsep diri
h) Reproduksi/seksual
i) Pertahanan diri
j) Pengetahuan : Tingkat pendidikan yang ditempuh pasien dan
keluarganya hanya sampai tingkat SMP dan tidak cukup
informasi tentang penyakit yang diderita klien.
k) Spiritual : Pasien dan keluarganya menganggap bahwa penyakit
merupakan cobaan dari Tuhan.
4) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Pemeriksaan rongga dada
- Sesak napas
- Pucat
- Kuku kebiruan
- Lemah
Palpasi
- Kuku, CTR (Capiller Time Refill) = normalnya kurang dari 2
detik
- Denyut nadi
Perkusi
- Perkusi batas jantung untuk mengetahui ada tidaknya
pembengkakan
Auskultasi
- Bunyi jantung (mur-mur)------ S1S2 Reguler tunggal
(normal)----- S1S2S3S4 murmur
5) Pemeriksaan penunjang :
1. EKG
- Puncak P ada 2
- Interval P-R lebih panjang
2. Rontgen
- Pembesaran atrium kanan
3. Ekokardiography
- Pembesaran atrium kanan
- Malfomasi tricuspid
- Penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan
6) Pemeriksaan diagnostic :
Pada pemeriksaan Rontgen dapat ditemukan gambaran khas akibat
pembesaran atrium kanan, pada EKG terdapat penurunan voltase
komplek QRS, gelombang P tinggi, pemanjangan interval P-R, sumbu
QRS devíasi ke kanan.
Diagnose keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas tidak efektif berhubungan dengan
hipoksemia ditandai dengan sesak napas dan bunyi napas ronchi
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
hipoksemia ditandai dengan adanya edema.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
kecepatan jantung melebihi normal, ketidaknyaman beraktivitas.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan
pasien dan keluarganya tampak takut akan penyakit yang diderita
pasien.
Intervensi dari diagnosa utama.
"Tgl/waktu"No Dx"Tujuan "Intervensi "Rasional "
"Senin,6 "1 "Setelah diberikan "- Berikan "- Meningkatkan "
"April " "asuhan keperawatan"oksigen tambahan"konsentrasi oksigen "
"2009.pkl " "selama 1x 24 jam "sesuai indikasi."alveolar, yang dapat"
"08.30 " "diharapkan " "memperbaiki/menurunk"
" " "pertukaran gas " "an hipoksemia "
" " "menjadi efektif " "jeringan. "
" " " "- Auskultasi " "
" " " "bunyi napas "Menyatakan adanya "
" " " " "kongesti "
" " " " "paru/pengumpulan "
" " " " "sekret menunjukkan "
" " " " "kebutuhan untuk "
" " " "Anjurkan pasien "intervenís lanjut. "
" " " "pada posisi semi" "
" " " "fowler "- Mempermudah "
" " " " "pernapasan dan "
" "2 " "Pantau pemasukan"mengurangi sesak "
" " "Setelah diberikan "dan pengeluaran "napas. "
" " "asuhan keperawatan"cairan, catat " "
" " "selama 1x 24 jam "keseimbangan "Penting pada "
" " "diharapkan cairan "cairan, timbang "pengkajian jantung "
" " "dan elektrolit "berat badan tiap"dan fungís ginjal "
" " "dalam tubuh "hari. "dan keefektifan "
" " "seimbang. " "terapi diuretik. "
" " " " "Keseimbangan cairan "
" " " " "positif berlanjut "
" " " " "dan berat badan "
" " " "Auskultasi bunyi"meningkat "
" " " "napas dan "menunjukkan makin "
" " " "jantung "buruknya gagal "
" " " " "jantung. "
" " " " " "
" " " " "Tambahan bunyi napas"
" " " "Pantau TD "dapat menunjukkan "
" " " " "timbulnya edema pada"
" " " " "paru. "
" " " " " "
" " " " "Hipertensi umum "
" " " " "sebagai akibat "
" " " " "gangguan katup. "
" " " "Evaluasi derajat"Namun peninggian TD "
" " " "edema "diatas normal dapat "
" " " " "menunjukkan "
" " " " "kelebihan cairan. "
" " " " " "
" " " " "-Terjadinya/teratasi"
" " " "- Berikan "nya gejala "
" " " "batasan diet "menunjukkan status "
" "3. " "natrium sesuai "keseimbangan cairan "
" " " "indikasi. "dan keefektifan "
" " "Setelah diberikan " "terapi. "
" " "asuhan keperawatan"Kaji toleransi " "
" " "selama 1x 24 jam "pasien terhadap "Menurunkan retensi "
" " "diharapkan pasien "aktivitas "cairan. "
" " "dapat melakukan "menggunakan " "
" " "aktivitas "parameter " "
" " "seharí-hari "berikut : "Parameter "
" " " "frekuensi nadi "menunjukkan respon "
" " " "20 permenit di "fisiologis pasien "
" " " "atas frekuensi "terhadap stres "
" " " "istirahat, catat"aktivitas dan "
" " " "peningkatan TD, "indikator derajat "
" " " "dispnea, "pengaruh kelebiohan "
" " " "kelemahan. "kerja jantung. "
" " " " " "
" " " "- Kaki kesiapan " "
" " " "untuk " "
" " " "meningkatkan " "
" " " "aktivitas. " "
" " " " " "
" " " " "Stabilitas "
" " " " "fisiologis pada saat"
" " " "Berikan bantuan "istirahat Sangat "
" " " "sesuai kebutuhan"penting untuk "
" " " " "memajukan tingkat "
" " " " "aktivitas "
" " " "Dorong pasien "individual. "
" "4. " "untuk " "
" " " "berpartisipasi "Teknik penghematan "
" " " "dalam memilih "energi menurunkan "
" " "Setelah diberikan "periode "penggunaan energi. "
" " "asuhan keperawatan"aktivitas. " "
" " "selama 1x 24 jam " "Seperti jadwal "
" " "diharapkan pasien "Pantau respon "meningkatkan "
" " "tidak cemas akan "fisik "toleransi terhadap "
" " "penyakitnya. " "kemajuan aktivitas "
" " " " "dan mencegah "
" " " " "kelemahan. "
" " " "- Anjurkan " "
" " " "pasien melakukan"- Membantu "
" " " "teknik relaksasi"menentukan derajat "
" " " "seperti napas "cemas sesuai status "
" " " "dalam. "jantung "
" " " " " "
" " " " "- Membeerikan arti "
" " " " "penghilangan respon "
" " " "- Menjelaskan "ansietas, "
" " " "tentang penyakit"meningkatkan "
" " " "yang diderita "relaksasi "
" " " "pasien dan "meningkatkan doping."
" " " "dampak yang " "
" " " "mungkin "- Pasien dan "
" " " "ditimbulkan "keluarga mengetahui "
" " " " "tentang penyakit "
" " " "- Anjurkan "yang diderita pasien"
" " " "pasien dan " "
" " " "keluarga untuk " "
" " " "mendekatkan diri"- Dapat memberikan "
" " " "pada Tuhan "ketenangan jiwa dan "
" " " " "pikiran. "
" " " " " "
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah paling akhir di dalam menetapkan asuhan
keperawatan. Keberhasilan suatu tindakan keperawatan dapat dilihat dari
hasil evaluasi dimana tindakan yang telah diberikan perlu dilanjutkan atau
perlu statu tindakan baru.
"Tgl/waktu"Dx "Evaluasi "Paraf "
"Selasa, 7"1 "Pasien tidak sesak napas dan tidak ada "Perawat "
"April " "bunyi napas. " "
"2009. pkl"2 "Pasien tidak ada edema. "Perawat "
"08.30 "3 "Pasien tampak tidak lemah "Perawat "
" " "Kecepatan jantung 80 x/mnt " "
" " "Pasien bebas melakukan aktivitas " "
" " "TD : 120/80 mmHg " "
" "4 "Pasien dan keluarganya tampak tenang dan "Perawat "
" " "tidak takut akan penyakit yang diderita " "
" " "pasien. " "
Daftar Pustaka
1. Arthur G. Jr. J.Timothy B. McNamara DG. The Science and Practice of
Pediatric Cardiology. Lea & Febiger