3aktu $ase akut terapi radiasi pelvik, jaringan-jaringan sekitarnya juga terlibat seperti intestines, kandung kemih, perineum dan kulit. 5$ek samping gastrointestinal secara akut termasuk diare, kejang abdominal, rasa tidak enak pada rektal dan perdarahan pada )4. 7iare biasanya dikontrol oleh loperamide atau atropin sul$ate. 2istouretritis bisa terjadi dan menyebabkan disuria, nokturia dan $rekuensi. 8ntispasmodik bisa mengurangi gejala ini. &emeriksaan urin harus dilakukan untuk mencegah in$eksi saluran kemih. Bila in$eksi saluran kemih didiagnosa, terapi harus dilakukan segera. Kebersihan kulit harus dijaga dan kulit harus diberi salep dengan pelembap bila terjadi eritema dan desJuamasi. 2Juele jangka panjang ( < C tahun setelah terapi# seperti / stenosis pada rektal dan vaginal, obstruksi usus kecil, malabsorpsi dan sistitis kronis. b. Komplikasi akibat tindakan bedah Komplikasi yang paling sering akibat bedah histerektomi secara radikal adalah dis$ungsi urin akibat denervasi partial otot detrusor. Komplikasi yang lain seperti vagina dipendekkan, $istula ureterovaginal, pendarahan, in$eksi, obstruksi usus, striktur dan $ibrosis intestinal atau kolon rektosigmoid, serta $istula kandung kemih dan rektovaginal.
7' Asuhan Ke$e!a%atan a. &engkajian &engkajian meliputi/ 4dentitas pasien dan penanggung jawab (nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, •
•
pendidikan, dll# Keluhan utama 9iwayat penyakit sekarang 9iwayat kesehatan masa lalu 9iwayat kesehatan keluarga 9iwayat psikososial &ola kebiasaan sehari-hari (pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola
•
istirahat dan tidur# &emeriksaan $isik (pemeriksaan kesadaran, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan head to
• • • • •
toe# &emeriksaan penunjang b. 7iagnosa dan 4ntervensi #yeri akut ujuan / 2etelah dilakukan intervensi keperawatan selama xC jam klien tidak mengalami nyeri Kriteria hasil / Klien melaporkan nyeri berkurang Klien mengatakan mampu mengontrol nyeri Klien mampu mengenali nyeri •
• • •
4F59'5F24 akukan
pengkajian
komprehensi$ durasi,
presipitasi :bservasi
nyeri
termasuk
$rekuensi,
9824:F8
lokasi
kualitas
reaksi
dan
nonverbal
secara nyeri,
Memudahkan menentukan inetrvensi selanjutnya
$aktor dari
ketidaknyamanan Kontrol tekanan darah klien
Mengidenti$ikasi adanya nyeri pada klien &erubahan
tekanan
darah
dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari Kontrol
lingkungan
mempengaruhi
nyeri
yang seperti
dapat
pemberian obat-obatan Mengurangi $aktor pencetus nyeri
suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan Kurangi $aktor presipitasi nyeri
8pabila
$aktor
pencetus
berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari
7ukungan
dan menemukan dukungan 8jarkan tentang teknik non $armakologi/
membantu klien mengatasi nyeri eknik non $armakologi yang benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres
akan membuat klien rileks dan nyaman
hangat=dingin ingkatkan istirahat
sehingga dapat mengurangi nyeri 4stirahat akan membuat klien merasa nyaman,
Kolaborasi/ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, seperti
dari
keluarga
sehingga
nyeri
dapat
dapat
berkurang &enggunaan agens-agens $armakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
$esiko In%eksi ujuan / 2etelah dilakukan intervensi keperawatan selama xC jam resiko in$eksi tidak menjadi aktual Kriteria hasil / Klien bebas dari tanda dan gejala in$eksi Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya in$eksi 1umlah leukosit dalam batas normal Klienmenunjukkan perilaku hidup sehat 2tatus imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal • • • • •
4F59'5F24
9824:F8
&antau tanda=gejala in$eksi (missal.suhu
Mengetahui tanda in$eksi secara dini
tubuh,
memungkinkan pencegahan terhadap
denyut
jantung,
pembuangan,
penampilan luka, sekresi, penampilan urin,
in$eksi
dan
mengurangi
keparahan
suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise#
in$eksi yg mungkin sudah terjadi
Kaji $aktor yg meningkatkan serangan
;aktor pemberat dapat mengakibatkan
in$eksi (missal.usia lanjut, tanggap imun
in$eksi berkembang leboh cepat
rendah, dan malnutrisi# &antau hasil laboratorium (7&, hitung
&erubahan
hasil
laboratorium
granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda,
mengidenti$ikasikan adanya in$eksi
protein serum, dan albumin# 8jarkan pasien teknik mencuci tangan yg
Guci
benar
mencegah transmisi organism
8jarkan kepada pasien dan keluarganya
&engetahuan
tanda=gejala in$eksi
in$eksi
dan kapan harus
tangan
dengan
tentang
memungkinkan
benar
tanda
dapat
gejala
pencegahan
melaporkannya ke pusat kesehatan
in$eksi lebih dini
Berikan terapi antibiotic bila diperlukan
Mencegah in$eksi
Ansietas ujuan / 2etelah dilakukan intervensi keperawatan selama xC jam kecemasan klien teratasi Kriteria hasil / ' klien dalam batas normal &ostur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan • •
• •
berkurangnya kecemasan Klien mampu mengidenti$ikasi dan mengungkapkan gejala cemas Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas 4F59'5F24
9824:F8
4denti$ikasi tingkat kecemasan
Membantu
Bantu
selanjutnya Mengidenti$ikasi
klien
mengenali
situasi
yang
menimbulkan kecemasan 7orong
klien
untuk
menentukan sumber
intervensi kecemasan
klien mengungkapkan
Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi
dan
7engarkan dengan penuh perhatian
kecemasan klien Membuat klien merasa tenang dan
emani
mengurangi kekhawatiran klien Memberikan keamanan pada klien dan
klien
untuk
memberikan
persepsi
keamanan dan mengurangi takut
mengurangi takut
1elaskan semua prosedur dan apa yang
Mengurangi
dirasakan selama prosedur
meningkatkan
akan
mengurangi
kecemasan
klien,
pemahaman
klien
mengenai prosedur tindakan yang akan ibatkan
keluarga untuk
klien 4nstruksikan
pada
mendampingi klien
menggunakan teknik relaksasi Kolaborasi/ Berikan obat anti cemas
untuk
dilakukan Keluarga dapat
member
dukungan
positi$ kepada klien 0ntuk mengurangi kecemasan yang dirasakan klien &emberian obat anti cemas sesuai dengan
kebutuhan
klien
mengurangi kecemasan klien
dapat
LAPORAN PENDAHULUAN CARCINOMA ENDOMETRIUM ,' Anat"mi 2isi"("i Ute!us 0terus merupakan organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang mirip buah pir terbalik yang terletak antara kandung kemih dan rectum pada pelvis wanita. 0kuran uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. 7indingnya terdiri atas otot-otot polos. 0kuran panjang uterus adalah +-+,A cm, lebar di atas A,A cm, tebal ,A cm, dan tebal dinding ,A cm. etak uterus dalam keadaan $isiologis adalah anteversio$leksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, begitu pula korpus uteri ke depan membentuk sudut dengan serviks uteri. &ada wanita yang belum melahirkan, berat uterus matang sekitar >!-C! gr sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan, berat uterusnya adalah +A-!! gr. uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat. 7erajat kepadatan tergantung dari beberapa $aktor, diantaranya uterus lebih banyak mengandung rongga selama $ase sekresi siklus menstruasi, lebih lunak selama masa hamil, dan lebih padat setelah menopause. iga $ungsi dari uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan, dan persalinan. 0terus ini sebenarnya terapung-apung di dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya, sehingga ter$iksasi dengan baik. igamentum yang mem$iksasi uterus adalah / a'
Liamentum ka!dina(e sinist!a dan dekst!a 8Ma9ken!"dt: yakni ligamentum yang terpenting, mencegah agar uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. 7i dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena
;'
dan arteri uterina. Liamentum sak!"
9'
dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan, ke arah os sacrum kiri dan kanan Liamentum !"tundum sinist!a dan dekst!a= yakni ligamentum yang menahan uterus ke dalam ante$leksi dan berjalan dari sudut $undus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kanan dan kiri. &ada kehamilan, terkadang terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat, dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. &ada persalinan juga teraba kencang dan terasa sakit bila dipegang.
d.
Liamentum (atum sinist!a dan dekst!a , yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. 2ebenarnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. 7i bagian dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistra dan dekstra#. 0ntuk mem$iksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya. Liamentum in#undi;u("<$e(>ikum= yakni ligamentum yang menahan tuba ;alopii berjalan dari arah in$undibulum ke
e'
dinding pelvis. 7i dalamnya ditemukan syara$, pembuluh lim$e, arteri dan vena ovarica. 7i samping ligamentum tersebut di atas ditemukan pada sudut kiri dan kanan belakang $undus uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang menahan ovarium. igamentum ovarii ini secara embriologis berasal dari gubernaculums, sama seperti halnya ligamentum rotundum.
PERDARAHAN UTERUS 'askularisasi uterus berasal dari arteri uterina sinistra dan dekstra yang terdiri dari ramus ascenden dan ramus descenden. &embuluh darah ini berasal dari a. iliaka interna ( a. hipogastrika# yang melalui dasar ligamentum latum, masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira ,A cm dari $orniks vagina. &embuluh darah lain yang memvaskularisasi uterus adalah a. ovarika sinistra et dextra. 4ni berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum in$undibulo-pelvikum mengikuti tuba ;alopii, beranastomosis dengan ramus asendens arteri uterina di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama-sama dengan arteri-arteri tersebut di atas terdapat venavena yang kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.
PEM/ULUH LIM2E UTERUS &embuluh lim$e yang berasal dari serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan inguinal dan selanjutnya ke daerah vasa iliaka. 7ari korpus uteri, pembuluh lim$e ini akan menuju daerah para-aorta atau para vertebra-dalam. Kelenjar-kelenjar lim$e penting artinya pada operasi karsinoma.
INERVASI UTERUS 4nervasi uterus terdiri dari sistem sara$ simpatik, tetapi sebagian juga terdiri dari sara$ parasimpatik dan serebrospinal. 2istem sara$ parasimpatik berada di dalam panggul sebelah kiri dan kanan os sacrum, berasal dari syara$ sacral , >, dan C, dan selanjutnya memasuki pleksus ;rankenhauser. 2ara$ simpatik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui bi$urcatio aorta dan promontorium terus ke bawah menuju pleksus ;rankenhauser. &leksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil dan terletak terutama pada dasar ligament sakro-uterina. 2erabut-serabut syara$ tersebut di atas memberi inervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatik dan parasimpatik mengandung unsur motorik dan sensorik. Kedua sistem bekerja antagonis, syara$ simpatik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan syara$ parasimpatik sebaliknya, mencegah kontraksi dan menimbulkan vasodilatasi.
2yara$ yang berasal dari torakal dan mengandung syara$ sensorik dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke serebrum. 2yara$ sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui syara$ sakral , >, dan C, sedangkan dari bagian bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.
/A3IAN UTERUS
Berdasarkan $ungsi dan anatomisnya, uterus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu / -
Fundus
Merupakan tonjolan bulat di bagian uterus proksimal, dimana merupakan tempat kedua tuba ;alopii masuk ke uterus. 7i dalam klinik penting untuk diketahui sampai dimana $undus uteri berada oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada $undus uteri. -
Korpus
Korpus merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. &ada kehamilan, bagian ini memiliki $ungsi utama sebagai tempat janin berkembang. 9ongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim#. -
Serviks 2erviks uteri terdiri atas pars vaginalis services uteri yang disebut portio dan pars
supravaginalis services uteri adalah bagian serviks yang berada di atas vagina. 2aluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang ,A cm. 2aluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks berbentuk sel-sel torak bersilia dan ber$ungsi sebagai reseptakulum seminis.
&intu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum, dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Kedua pintu ini penting dalam klinik, misalnya pada penilaian jalannya persalinan, abortus, dan sebagainya. 2ecara histologik, uterus terdiri atas endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri, otot-otot polos, dan lapisan serosa yakni peritoneum viseral.
Dinding uterus 7inding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan perimetrium.
a'
End"met!ium 2elaput yang melapisi permukaan dalam miometrium disebut endometrium.
5ndometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang berkelok-kelok. 5ndometrium melapisi seluruh kavum uteri dan memiliki arti penting dalam siklus haid seorang wanita dalam masa reproduksi (childbearing age#. 7alam masa haid, endometrium sebagian besar dilepaskan, kemudian tumbuh lagi dalam masa proli$erasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik
(kelenjar-kelenjar telah berkelok-kelok dan terisi dengan getah#. Masa-masa ini dapat diperiksa dengan mengadakan biopsi endometrium. apisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan di sebelah luar berbentuk longitudinal. 7i antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. apisan ini paling penting dalam persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir, otit akan berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang terbuka yang berada di tempat itu. 5ndometrium yang banyak mengandung pembuluh darah adalah suatu lapisan membrane mukosa yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan miometrium. 2elama menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang padat dan lapisan tengah yang berongga tanggal. 2egera setelah aliran menstruasi berkahir, tebal endometrium !,A mm. Mendekati akhir siklus endometrium, sesaat sebelum menstruasi mulai lagi, tebal endometrium menjadi A mm. 5ndometrium mempunyai > $ungsi penting yaitu sebagai / -
empat nidasi empat terjadinya proses haid &etunjuk gangguan $ungsional dari steroid seks &ada usia reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, endometrium mengalami
berbagai perubahan siklik yang berkaitan dengan aktivitas ovarium. 5ndometrium terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan basal dan lapisan $ungsional. # apisan ;ungsional 7ibawah pengaruh estrogen, lapisan $ungsional akan berplori$erasi dan di bawah pengaruh estrogen dan progesteron, lapisan itu akan mengalami sekresi. Bilamana terjadi $ertilisasi dan implantasi, maka dari lapisan ini akan beradaptasi untuk membentuk lingkungan optimum bagi embrio dengan terbentuknya desidua, dan bilamana tidak terdapat $ertilisasi, lapisan ini akan luruh dan terbentuk haid lagi. # apisan Basal apisan basal adalah lapisan yang berdekatan dengan endometrium dan letaknya di bawah lapisan $ungsional. apisan basal tidak luruh saat siklus menstrusi. apisan $ungsional berkembang dari lapisan basal. 8pabila kadar progesteron mencapai titik terendah, arteri yang menyuplai darah ke lapisan $ungsional akan berkonstriksi sehingga sel-sel dalam lapisan tersebut akan iskemik dan mati, kemudian terjadi menstruasi.
Berikut
ini
adalah
tabel
perubahan
endometrium
berdasarkan
$ase
menstruasinya.
7alam siklus haid dibedakan C $ase endometrium yaitu / ,'
2ase menst!uasi atau deskuamasi
&ada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. %anya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung C hari. 7engan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium dan lendir dari serviks. 7arah tidak membeku karena adanya $ermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan potongan mukosa. %anya kalau banyak darah keluar maka $ermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah haid. .' 2ase $"st menst!uasi atau stadium !eene!asi uka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel sel epitel kelenjar endometrium. &ada waktu ini tebal endometrium L !,A mm, stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung L C hari. 4' 2ase inte!menst!uum atau stadium $!"(i#e!asi 7alam $ase ini endometrium tumbuh menjadi setebal L >,A mm. ;ase ini berlangsung dari hari ke A sampai hari ke C dari siklus haid. ;ase proli$erasi dapat dibagi dalam > sub$ase yaitu/ a. ;ase proli$erasi dini ;ase proli$erasi dini berlangsung antara hari ke C sampai hari ke *. ;ase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas $ase proli$erasi sel sel kelenjar mengalami mitosis. 2ebagian sediaan masih menunjukkan suasana $ase menstruasi dimana
terlihat perubahan perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. 2troma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Fukleus sel stroma relati$ besar karena sitoplasma relati$ sedikit. b. ;ase proli$erasi akhir ;ase ini berlangsung pada hari ke sampai hari C. ;ase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. 4nti epitel kelenjar membentuk pseudostrati$ikasi. 2troma bertumbuh akti$ dan padat
*' 2ase $!amenst!uum atau stadium sek!esi ;ase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke C sampai ke ". &ada $ase ini endometrium kira kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. 7alam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. ;ase ini dibagi atas / 1.
;ase sekresi dini 7alam $ase ini endometrium lebih tipis daripada $ase sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya L C < A mm. &ada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu A /
a.
stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan lapisan miometrium. apisan ini tidak akti$, kecuali mitosis pada kelenjar.
b.
stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. 4ni disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di antaranya.
c.
stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. 2aluran saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.
. ;ase sekresi lanjut 5ndometrium dalam $ase ini tebalnya A < mm. 7alam $ase ini terdapat peningkatan dari $ase sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. ;ase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. 2itoplasma sel sel stroma bertambah. 2el stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan
Vasku(a!isasi End"met!ium saat Haid Gabang cabang arteri uterine berjalan terutama dalam stratum vaskulare endometrium. 7ari sini sejumlah arteri radialis berjalan langsung ke endometrium dan membentuk arteri spiralis. &embuluh pembuluh darah ini memelihara stratum $ungsional endometrium yang terdiri dari stratum kompaktum dan sebagian stratum spongiosum. 2tratum basale dipelihara oleh arteriola arteriola miometrium di dekatnya. Mulai dari $ase proli$erasi terus ke $ase sekresi pembuluh pembuluh darah berkembang dan menjadi lebih berkeluk keluk dan segera setelah mencapai permukaan, membentuk jaringan kapiler yang banyak. &ada miometrium kapiler kapiler mempunyai endotel yang tebal dan lumen yang kecil. 'ena vena yang berdinding tipis membentuk pleksus pada lapisan yang lebih dalam dari lamina propria mukosa dan membentuk jaringan anastomosis yang tidak teratur dengan sinusoid sinusoid pada semua lapisan. %ampir sepanjang siklus haid pembuluh pembuluh darah menyempit dan melebar secara ritmis, sehingga permukaan endometrium memucat dan berwarna merah karena penuh dengan darah, berganti ganti. Bila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum mengalami kemunduran yang menyebabkan kadar progesterone dan estrogen menurun.
&enurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan endometrium ke arah regresi, dan pada suatu saat lapisan $ungsionalis dari endometrium terlepas dari stratum basale yang di bawahnya. &eristiwa ini menyebabkan pembuluh pembuluh darah terputus, dan terjadilah pengeluaran darah yang disebut haid. ;' Mi"met!ium Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut otot polos yang membentang ke tiga arah (longitudinal, transversa, dan oblik#. Miometrium paling tebal di $undus, semakin menipis ke arah istmus, dan paling tipis di serviks. 2erabut longitudinal membentuk lapisan luar miometrium yang paling banyak ditemukan di $undus, sehingga lapisan ini cocok untuk mendorong bayi pada persalinan. &ada lapisan miometrium tengah yang tebal, terjadi kontraksi yang memicu kerja hemostatis. 2edangkan pada lapisan dalam, kerja s$ingter untuk mencegah regurgitasi darah menstruasi dari tuba $allopii selama menstruasi. Kerja s$ingter di sekitar ostium serviks interna membantu mepertahankan isi uterus selama hamil. Gedera pada s$ingter ini dapat memperlemah ostium interna dan menyebabkan ostium interna serviks inkompeten. Miometrium bekerja sebagau suatu kesatuan yang utuh. 2truktur miometrium yang memberi kekuatan dan elastisitas merupakan contoh adaptasi dari $ungsi/ -
0ntuk menjadi lebih tipis, tertarik ke atas, membuka serviks, dan mendorong
janin ke luar uterus, $undus harus berkontraksi dengan dorongan paling besar. -
Kontraksi serabut otot polos yang saling menjalin dan mengelilingi pembuluh
darah ini mengontrol kehilangan darah setelah aborsi atau persalinan. Karena kemampuannya untuk menutup (irigasi# pembuluh darah yang berada di antara serabut tersebut, maak serabut otot polos disebut sebagai ikatan hidup. 9' Pe!imet!ium &erimetrium adalah lapisan serosa yang merupakan bagian viseral dari peritoneum.
KIMIA DAN 2UN3SI HORMON STEROID OVARIUM Est!"en
5strogen adalah hormon steroid dengan ! atom G dibentuk terutama dari +ketosteroid androstendion. 5strogen alamiah yang terpenting adalah estradiol (5#, estron (5#, dan estriol (5>#. 2ecara biologis, estradiol adalah yang paling akti$. &erbandingan khasiat biologis dari ketiga homon tersebut 5/5/5> !/A/. 2elain di :varium, estrogen juga disintesis di adrenal, plasenta, testis, jaringan lemak dan susunan sara$ pusat. 5strogen yang dihasilkan oleh adrenal disebut estrogen residu. Metabolismenya terutama melalui esteri$ikasi ke glukoronida atau sul$ida, dan pengeluarannya melalui tinja. &ada organ sasaran seperti uterus,vagina, serviks, payudara, maupun hipo$isis, hipotalamus, estrogen diikat oleh reseptor yang terdapat di dalam sitoplasma dan diangkut ke inti sel. ;ungsi umum Khasiat biologis utama dari estrogen adalah sebagai perangsang sintesis 7F8 melalui 9F8 (messenger 9F8#, sehingga terjadi peningkatan sintesis protein. ;ungsi pada endometrium 5stradiol memicu proli$erasi endometrium dan memperkuat kontraksi otot uterus. P!"este!"n &rogesteron merupakan steroid dengan atom G dan terutama dibentuk di dalam $olikel dan plasenta. 2elain itu dapat berasal dari metabolisme pregnandiol, dan disebut progesteron residu, serta dibentuk pula di dalam adrenal. 7engan demikian tampak bahwa progesteron tidak hanya merupakan hormon dasar, melainkan juga sebagai hasil antara pada ogan-organ yang membentuk steroid. &enghancuran progesteron terjadi setelah pengubahan menjadi pregnandiol sebagai glukoronida atau sul$at. 2elama $ase $olikuler kadar progesteron plasma sekitar ng=ml, sedangkan pada $ase luteal !-! mg=ml ;ungsi 0mum &rogesteron mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan, sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. 2emua khasiat progesteron terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena estradiol mensintesis reseptor untuk progesteron. ;ungsi Khusus ndometrium erhadap endometrium, progesteron menyebabkan perubahan sekretorik. &erubahan ini mencapai puncaknya pada hari ke siklus haid normal. Bilamana progesteron terlalu lama mempengaruhi endometrium, maka akan terjadi degenerasi endometrium, sehingga tidak cocok lagi menerima nidasi. &iometrium
&rogesteron menurunkan tonus miometrium, sehingga kontraksi berjalan lambat. 7alam kehamilan khasiat ini berman$aat karena membuat uterus menjadi tenang .' De#inisi Ca!9in"ma End"met!ium Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari endometrium atau miometrium.
2ebagian
besarnya
merupakan
adenokarsinoma
(*!#.
Karsinoma
endometrium terutama adalah penyakit pada wanita pascamenopause, walaupun A kasus terdapat pada wanita yang berusia kurang dari A! tahun dan A kasus terdapat pada usia dibawah C! tahun. 0mur rata-rata penderita kanker endometrium adalah AA- tahun. 4nsidensi kanker endometrium pada wanita premenopause A kali lebih rendah daripada wanita yang telah mengalami menopause, 4nsidensi ini meningkat sesuai bertambahnya usia kemudian menetap setelah umur +! tahun.
2ebagian besar kanker endometrium adalah adenokarsinoma (+A #, yang berasal dari lapisan tunggal dari sel-sel epitel yang melapisi endometrium dan membentuk kelenjar endometrium. 8da banyak subtipe mikroskopis karsinoma endometrium, termasuk jenis common endometrioid, di mana sel kanker menyerupai gambaran endometrium normal, &apillary serous carcinoma yang agresi$ serta clear cell carcinoma.
4' K(asi#ikasi Ca!9in"ma End"met!ium Kanker endometrium adalah neoplasma yang mempunyai tipe dengan patogenesis berbeda pada masing-masing tipenya. ipe pertama adalah estrogen dependen dan tipe kedua estrogen independen. &erubahan genetik molekular yang terdapat pada karsinoma
endometrium tipe 4 dan tipe 44 berbeda dan mungkin dapat membantu dalam menjelaskan si$at-si$at klinisnya. Ti$e I Est!"en de$enden ipe 4 berhubungan dengan meningkatnya kadar estrogen dalam darah, yang umumnya -
menyerang wanita pre dan perimenoupause. &ada anamnesis didapatkan riwayat terpapar estrogen dan berasal dari atipikal endometrial hiperplasia. ipe ini berdi$erensiasi baik, minimal invasi$, sehingga mempunyai prognosis yang baik. &ada beberapa kasus mungkin didapatkan
diabetes, penyakit liver, hipertensi, obesitas, in$ertilitas, dan gangguan
menstruasi. &ada kenyataannya, lesi tipe 4 berpotensi dapat diecegah melalui pengenalan risiko pada pasien, diagnosis lesi prekursor (hiperplasia endometrium atipikal#, dan pengobatan yang sesuai. Ti$e II Est!"en Inde$enden ipe ini bisanya didapatkan pada wanita postmenopause, kurus, dan $ertil atau wanita dengan siklus hormonal yang normal. ipe 44 lebih agresi$ dan mempunyai prognosis lebih buruk daripada tipe 4. ipe 44 paling sering didapat pada wanita 8$ro-8merika. Nang termasuk kanker endometrium tipe 44 adalah/ •
high-grade endometrioid cancer,
•
uterine papillary serous carcinoma,
•
uterine clear cell carcinoma.
erdapat > lokasi dimana kanker endometrium sering terjadi yaitu $undus, tuba dan isthmus. %al ini berkaitan dengan pengaruh hormonal pada lapisan uterine di lokasi tersebut 6.
)ambaran histologik endometrioid adenocarcinoma yang merupakan kanker endometrium yang paling sering terjadi.
abel yang menunjukkan perbedaan kanker endometrium tipe 4 dan 44
.
*' Pen?e;a; Ca!9in"ma End"met!ium a. Menstruasi dini. b. Monopause yang terlambat. c. &enyakit ovarium polikistik (ovarium yang mengandung banyak kista#. d. umor $ungsi ovarium (kaya estrogen#. e. 8supan estrogen berkepanjangan. $. %ipertensi g. 7iabetes melitus h. Kegemukkan (jaringan lemak dapat mengubah beberapa hormon menjadi estrogen#. i. &ernah mengalami dis$ungsional pendarahan uterus. j. Kehamilan lebih dari A kali k. 4n$ertilitas=ketidaksuburan 5' Pat"#isi"("i Ca!9in"ma End"met!ium ;ibroblas )rowth ;actor 9eseptor (;);9# adalah reseptor tirosin kinase yang berperan dalam proses biologikal. Mutasi pada ;);9 telah dilaporkan pada !- dari kanker endometrium identik dengan penemuan yang didapatkan dari kelainan kranio$asial kongenital. 4nhibisi pada ;);9 diharapkan akan menjadi terapi masadepan bagi penderita kanker endometrium. Beberapa peneliti menduga terdapat dua peran ;);9 dalam mempengaruhi endometrium, yaitu dengan menghambat proli$erasi sel endometrium pada siklus menstruasi dan sebagai onkogen pada karsinoma endometrial. 2elain itu, kadar hormon sex estrogen yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan masa dan jumlah sel lapisan uterus jika tidak terdapat cukup progesteron, salah satu hormon sex yang penting pada wanita.
2iklus menstrual normal, rata-rata berlangsung " hari, terdapat $ase. &ada minggu pertama, estrogen adalah hormon seks yang dominan. 5strogen menyebabkan lapisan sel uterus bertumbuh dan bertambah jumlahnya. &ada C hari selanjutnya, hormon sex yang dominan adalah progesteron. &rogesteron menyebabkan kematangan sel sehingga lapisan uterus dapat menerima dan menutrisi ovum yang sudah di$ertilisasi. 8pabila tidak terdapat cukup progesteron, sel pada lapisan uterus (epitelium# akan bertumbuh dan bermultiplikasi semakin banyak. %al ini disebut hiperplasia simpleks. 8pabila situasi ini terus berlanjut, akan terbentuk kelenjar baru pada lapisan uterus. %al ini disebut hiperplasia kompleks. 8khirnya,
sel menjadi atipikal dan menunjukkan perilaku yang
menyimpang. Kadar estrogen yang tinggi tanpa diimbangi progesteron dapat ditemukan pada beberapa kondisi seperti / anovulasi dalam jangka waktu yang lama, mengkonsumsi estrogen dalam waktu lama, tumor penghasil estrogen, mal$ungsi tiroid, penyakit hepar. Kanker endometrium mungkin berasal di area minoris (misalnya, endometrium# atau multi$okal di$us. &ertumbuhan awal dari tumor
sebuah polip
dicirikan oleh pola
ekso$itik yang menyebar. &ertumbuhan tumor ditandai dengan kerapuhan dan perdarahan spontan, bahkan pada tahap awal. Kemudian pertumbuhan tumor ditandai oleh invasi miometrium dan pertumbuhan menuju leher rahim. 5mpat rute penyebaran terjadi di luar rahim/ . angsung &enyebaran adenokarsinoma endometrium biasanya lambat terutama pada yang di$$erensiasi baik. &enyebarannya ke arah permukaan kavum uteri dan endoserviks. 7ari kavum uteri menuju ke stroma endometrium ke miomterium ke ligamentum latum dan organ sekitarnya. 1ika telah mengenai endoserviks, penyebaran selanjutnya seperti pada adenokarsinoma serviks. . Melalui kelenjar lim$e &enyebarannya melalui kelenjar lim$e ovarium akan sampai ke para aorta dan melalui kelenjar lim$e uterus akan menuju ke kelenjar iliaka interna, eksterna dan iliaka komunis serta melalui kelenjar lim$e ligamentum rotundum akan sampai ke kelenjar lim$e inguinal dan $emoral. >. Melalui aliran darah Biasanya proses penyebarannya sangat lambat dan tempat metastasenya adalah paru, hati dan otak. C. 4ntraperitoneal atau melalui tuba.
Biasanya disertai pappilary serous carcinoma (0&2G#, serupa dengan penyebaran kanker ovarium. 6' Mani#estasi k(inis Ca!9in"ma End"met!ium Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan utama. )ejalanya bisa berupa/ • • •
• •
&erdarahan rahim yang abnormal 2iklus menstruasi yang abnormal &erdarahan diantara siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi# &erdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause &erdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas C!
tahun# Fyeri perut bagian bawah atau kram panggul Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause# Fyeri atau kesulitan dalam berkemih Fyeri ketika melakukan hubungan seksual. -' Ca!a mendeteksi 8sk!inin: Ca!9in"ma End"met!ium 2ebagian besar kanker endometrium terdiagnosis pada stadium dini. %al ini dikarenakan • • • •
wanita menopause cenderung memeriksakan dirinya ke dokter apabila terdapat perdarahan vaginal. 0ntuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan $isik termasuk melakukan pap smear dan pemeriksaan pelvik. &emeriksaan pelvik merupakan langkah awal pemerikasaan $isik pada kanker endometrium. &ada pemeriksaan pelvik, dokter memeriksa daerah sepanjang kandungan apakah terdapat lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jika diraba. 0ntuk daerah kandungan bagian atas dokter menggunakan alat spekulum. eknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin dilakukan oleh wanita untuk mengetahui kondisi vaginanya. Biopsi endometrial diperlukan untuk menegakkan diagnosis kanker endometrium. &ada pemeriksaan biopsi, akan diambil sebagian kecil dari lapisan uterus (endometrium# kemudian dilihat sediaan tersebut di mikroskop. Karena kanker endometrium dimulai di dalam uterus, kelainannya tidak selalu dapat dideteksi dengan pap smear. Karena itu, sampel dari jaringan endometrium harus diambil dan dilihat dengan mikroskop untuk dideteksi apakah terdapat sel kanker atau tidak. 2alah satu prosedur dibawah ini dapat dilakukan /
Biopsi endometrium / Mengambil sebagian kecil jaringan endometrium, dengan
-
memasukkan selang yang kecil dan $leksibel melalui serviks kedalam uterus. 2elang ini kemudian akan mengikis sebagian kecil jaringan endometrium sehingga kemudian didapatkan sampel jaringan. &atolog kemudian akan memeriksa sampel sel kanker di bawah mikroskop 7ilatasi dan kuretase / Garanya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian
-
hiperplasianya dikuret. %asil kuret lalau di &8-kan. Memasukkan kamera (endoskopi# kedalam rahim lewat vagina. 7ilakukan juga pengambilan sampel untuk di &8-kan. 2ampe jaringan endometrium yang didapatkan dari kuretase kemudian diperiksa di mikroskop.
)ambar diatas menunjukkan sebuah spekulum yang dimasukkan ke vagina untuk memudahkan melihat serviks. Kemudian kuret dimasukkan lewat serviks ke uterus untuk mengikis jaringan yang abnormal agar dapat diperiksa es tambahan untuk menegakkan diagnosis meliputi / -
02) transvaginal. ransvaginal ultrasound, adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam rahim dan ber$ungsi untuk mengetahui ketebalan dinding rahim. Ketebalan dinding yang terlihat abnormal akan dicek lanjutan dengan pap smear atau biopsi. &ada pemeriksaan 02) didapatkan tebal endometrium di atas A mm pada usia perimenopause. &emeriksaan 02) dilakukan untuk memperkuat dugaan adanya keganasan endometrium dimana terlihat adanya lesi hiperekoik di dalam kavum uteri=endometrium yang inhomogen bertepi rata dan berbatas tegas dengan ukuran ,* x C,+ x A,+ cm. &emeriksaan 02) transvaginal
diyakini
banyak
penelitian
sebagai
langkah
awal
pemeriksaan
kanker
endometrium, sebelum pemeriksaan-pemeriksaan yang invasi$ seperti biopsi endometrial, meskipun tingkat keakuratannnya yang lebih rendah, dimana angka %alse reading dari strip endometrial cukup tinggi. 2ebuah meta-analisis melaporkan tidak terdeteksinya kanker endometrium sebanyak C pada penggunaan 02) transvaginal saat melakukan pemeriksaan pada kasus perdarahan postmenopause, dengan angka $alse reading sebesar A!. 02) transvaginal dengan atau tanpa warna, digunakan sebagai tehnik skrining. erdapat hubungan yang sangat kuat dengan ketebalan endometrium dan kelainan pada endometrium. Ketebalan rata-rata terukur >,CL, mm pada wanita dengan endometrium atro$i, *,+L,A mm pada wanita dengan hiperplasia, dan ",L,mm pada wanita dengan kanker endometrium. &ada studi yang melibatkan ." wanita, pada C wanita yang menderita kanker endometrium dan wanita yang menderita hiperplasia, mempunyai tebal endometrium A mm. Metode non-invasi$ lainnya adalah sitologi namun akurasinya sangat -
rendah. &apanicolau est adalah metode skrining ginekologi, dicetuskan oleh )eorgias &apanicolau, untuk mendeteksi kanker rahim
yang disebabkan oleh human
papilomavirus.
&engambilan sampel endometrium, selanjutnya di periksa dengan mikroskop (&8#. Gara untuk mendapatkan sampel adalah dengan aspirasi sitologi dan biopsy hisap (suction biopsy # menggunakan suatu kanul khusus. 8lat yang digunakan adalah novak, serrated novak, kovorkian, explora (mylex#, pipelly (uniman#, probet. &ap smear tidak sensiti$ untuk mendiagnosa kanker endometrium. &ada pemeriksaan pap smear, A! dari penderita kanker endometrium menunjukkan hasil yang normal. 2el endometrium yang jinak terkadang ditemukan saat pemeriksaan pap smear pada wanita diatas C! tahun Bia sel ini ditemukan, maka resiko kanker pada wanita tersebut adalah >-A. &ada wanita premenopause, temuan ini kurang akurat, terutama bila hasil didapatkan saat penderita sedang haid. &ada penderita yang memakai terapi hormon, resiko keganasan berkurang (-#. 7' Pen9eahan Ca!9in"ma End"met!ium &emeriksaan 9utin
&ada awal menopause, wanita harus diberitahu mengenai resiko dan gejala awal kanker endometrium. Mereka harus didorong untung melaporkan apabila terdapat perdarahan vagina ataupun spotting ke dokter. 2creening terutama harus dilakukan jika mereka memiliki anggota keluarga yang didiagnosis dengan kanker endometrium, usus besar, atau kanker ovarium. &' Penata(aksanaan Ca!9in"ma End"met!ium ,' Pem;edahan Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim#. Kedua tuba $alopii dan ovarium juga diangkat ( salpingo-oo%orektomi bilateral # karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak akti$# yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. 1ika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. 1ika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. 1ika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim#, maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya.
.' Radi"te!a$i &ada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. erapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. &ada stadium 4, 44 atau 444 dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. 8ngka ketahanan hidup A tahun pada pasien kanker endometrium menurun !->! dibanding dengan pasien dengan operasi dan penyinaran. &enyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor# atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa#. 2tadium 4 dan 44 secara medis hanya diberi terapi penyinaran. &ada pasien dengan risiko rendah (stadium 48 grade atau # tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi. 9adiasi adjuvan diberikan kepada / •
&enderita stadium 4, jika berusia diatas ! tahun, grade 444 dan=atau invasi melebihi
•
setengah miometrium. &enderita stadium 448=44B, grade 4, 44, 444. &enderita dengan stadium 4448 atau lebih diberi terapi tersendiri (&rawirohardjo, !!#. 8da jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati kanker endometrium/
•
$adiasi eksternal / digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk mengarahkan sinar ke daerah tumor. &enyinaran biasanya dilakukan sebanyak A kali=minggu selama beberapa minggu dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. &ada radiasi
•
eksternal tidak ada 6at radioakti$ yang dimasukkan ke dalam tubuh. $adiasi internal (8;#/ digunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu 6at radioakti$, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama beberapa hari.
2elama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di rumah sakit. 4' Kem"te!a$i 8dalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain. 8.
B.
ujuan Kemoterapi Kemoterapi bertujuan untuk / (1) Membunuh sel-sel kanker. (2) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. (3) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama A tahun. 1enis kemoterapi/ # erapi adjuvan Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase. # erapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi. ># Kemoterapi primer 7igunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya. C# Kemoterapi induksi 7igunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya. A# Kemoterapi kombinasi Menggunakan atau lebih agen kemoterapi. G. Gara &emberian Kemoterapi (# &er oral Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian
peroral,
diantaranya chlorambucil dan etoposide ('&-#. (# 4ntra-muskulus &emberian ini relati$ lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut. Nang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain bleomicin dan methotreaxate. (># 4ntravena &emberian ini dapat diberikan secara bolus perlahan-lahan atau diberikan secara in$us (drip#. Gara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan. (C# 4ntra arteri &emberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak, antara lain, alat radiologi diagnostik, mesin, atau alat $ilter, serta memerlukan keterampilan tersendiri. (A# 4ntra peritoneal Gara ini juga jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter intraperitoneal# serta kelengkapan kamar operasi karena pemasangan perlu narkose. 7. Gara Kerja Kemoterapi 2uatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel yang lain akan mati. 2el yang abnormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol yang pada akhirnya akan terjadi suatu massa yang disebut tumor 2iklus sel secara sederhana dibagi menjadi A tahap/ . ;ase )!/ ;ase istirahat . ;ase )/ 2el siap membelah diri yang diperantarai oleh beberapa protein penting untuk bereproduksi. Berlangsung "->! jam >. ;ase 2/ 7F8 sel akan dicopy,"-! jam C. ;ase )/ 2intesa sel terus berlanjut,-! jam A. ;ase M/ sel dibagi menjadi sel baru,>!-! menit 2iklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi mempunyai target dan e$ek merusak bergantung pada siklus selnya. :bat kemoterapi akti$
pada saat sel bereproduksi, sehingga sel tumor yang akti$ merupakan target utama dari kemoterapi. Famun, e$ek samping obat kemoterapi yaitu dapat mempengaruhi sel yang sehat. 5. &ersiapan Kemoterapi 7arah tepi / %B, eukosit, hitung jenis, trobosit. ;ungsi hepar / bilirubin, 2):, 2)&, alkali $os$atase. ;ungsi ginjal / ureum, kreatinin, dan creatinine clearance test (bila serum •
•
•
kreatinin meningkat#. 8udiogram (terutama pada pemberian cis-platinum#. 5K) (terutama pemberian adriamycin, epirubicin#. ;. 2yarat &emberian Kemoterapi . 2yarat yang harus dipenuhi Keadaan umum cukup baik. &enderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui e$ek samping yang •
•
• •
• • • • •
akan terjadi. ;aal ginjal dan hati baik. 7iagnosis histopatologik. 1enis kanker diketahui cukup sensiti$ terhadap kemoterapi. 9iwayat pengobatan (radioterapi atau kemoterapi# sebelumnya. &emeriksaan laboratorium menunjukkan %b ? ! gr, leukosit ? A!!!=mm >,
trombosit ? A!.!!!=mm >. . 2yarat yang harus dipenuhi oleh pemberi pengobatan. Mempunyai pengetahuan kemoterapi dan menejemen kanker pada umumnya 2arana laboratorium yang lengkap. ). 5$ek samping / # &ada kulit. 8lopesia. Berbagai kelainan kulit lain. # )angguan di mukosa. 2tomatitis. 5nteritis yang menyebabkan diare. 2istitis hemoragik. &roktitis ># &ada saluran cerna. 8noreksia. Mual muntah. C# 7epresi sumsum tulang. &ansitopenia atau anemia. eukopenia. rombositopenia. A# Menurunnya imunitas. # )angguan organ. )angguan $aal hati. )angguan pada miokard. • •
;ibrosis paru. )injal. )angguan pada sara$. Feuropati. uli. etargi. &enurunan libido. idak ada ovulasi pada wanita.
+#
"# *#
Kem"te!a$i $ada Kanke! End"met!ium 8djuvan
8&
(7oxorubicin
A!-!
mg=m,
Gisplatinum ! mg=m dengan interval > minggu# Gis-platinum
Kemoradiasi
!-C!
mg=m
setiap
minggu (A- minggu# Oelloda A!!-!!!mg=hari (oral# )emcitabine >!!mg=m &aclitacel !-"! mg=m, setiap minggu (A- minggu# 7ocetaxel ! mg=msetiap minggu (A- minggu# &eran kemoterapi dalam pengobatan kanker endometrium sedang dalam penelitian clinical trial %ase II . Kemoterapi yang dipakai antara lain 7axorubicin, golongan platinum, $luorouracil, siklo$os$amid, i$os$amid, dan paclitaxel. %asil penelitia menunjukkan kanker endometrium pasca operasi yang diikuti kemoterapi kombinasi memiliki angka survival lebih tinggi.Berikut ini rekomendasi pemberian kemoterapi/ Karakteristik penderita umor stadium lanjut rekuren umor stadium
lanjut
atau
9ekomendasi Kemoterapi
atau
(cisplatin=doxorubicin=paclitaxel# %ormonal therapy (oral progestin
rekuren dengan reseptor positi$
atau magestrol asetat#
dan=atau grade atau umor stadium 444-4'8
:perasi diikuti kemoterapi
*' Te!a$i H"!m"na( erapi primer 2alah satu keunikan kanker endometrium adalah merespon terapi hormon. &rogestin digunakan sebagai terapi primer wanita yang mempunyai resiko tinggi operasi. Famun terapi ini jarang dilakukan. 4ni bisa saja merupakan satu-satunya pilihan terapi paliati$
dalam beberapa kasus. &ada kasus yang jarang lainnya, pada adenocarcinoma stadium yang sulit di operasi, intrauterine progestional dapat membantu. Famun terapi ini harus digunakan dengan hati-hati. erapi %ormonal 8djuvan 2ingle-agent progestin telah menunjukkan akti$itas pada penderita dengan stadium lanjut. amoxi$en memodulasi ekspresi dari progesteron reseptor dan meningkatkan e$ikasi progestin. amoksi$en dan progestin sebagai terapi adjuvan telah menunjukkan tingkat respon yang tinggi.
2ecara umum, toksisitas sangat rendah, kombinasi ini
paling sering digunakan untuk penyakit rekuren erapi &engganti 5strogen Karena dugaan kelebihan estrogen sebagai penyebab perkembangan kanker endometrium, ada kekhawatiran bahwa penggunaan estrogen pada wanita dengan kanker endometrium dapat meningkatkan resiko kekambuhan atau kematian. Famun, e$ek seperti itu belum ada penelitiannya. )og meneliti e$ek terapi pengganti estrogen secara acak pada > wanita yang telah menjalani operasi kanker stadium 4 dan 44 dengan memberikan estrogen atau plasebo.
%asilnya terdapat kekambuhan yang
rendah. Karena beresiko dan keamanannya belum terbukti, pasien harus diberi konseling hati-hati sebelum memulai rejimen estrogen pasca operasi. 5' Te!a$i ad@u>an &emakaian postoperati$ radiasi pada wanita dengan kanker endometrium stadium masih kontroversial karena rendahnya tingkat kekambuhan pada stadium dan datadata penelitian yang masih kurang. Beberapa penelitian mendukung pemberian postoperative external beam pelvic radiotherapy pada penderita stage 4G, dan grade 444. 2ebagian besar data retrospekti$, pengalaman institusim dan beberapa penelitian mendukung pemberian external beam pelvic radiation, vaginal brachytherapy pada penderita stadium 44. &ada stadium 444, tumor directed postoperative external beam radiation diindikasikan dengan atau tanpa kemoterapi. Kebanyakan terapi radiasi ditujukan spesi$ik pada penyakit pelvis namun dapat juga ditujukan ke area para aortic bila ada metastasis. Beberapa pasien dengan stadium 4' radioterapi bertujuan sebagai terapi kurati$. Famun pada penyakit stadium 4' B dimana metastasis intraperitoneal berada di luar jangkauan radiasi radioterapi, tidak disarankan untuk dilakukan radiasi di seluruh bagian abdomen. :leh sebab itu, pada stadium ini radioterapi dimaksudkan sebagai terapi paliati$ bukan kurati$.