ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN BAYI DENGAN RESPIRATORY DISTRESS DISTRES S SYNDROM APLIKASI NANDA, NOC, NIC
A. Definisi Respiratory Distress Syndrome atau RDS adalah suatu keadaan dimana bayi mengalami kegawatan pernafasan yang diakibatkan kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-paru (Nelson, 2!
". Etiologi #urang$tidak adanya surfaktan dalam paru-paru %nsur utama surfaktan surfaktan adalah dipalmitil dipalmitilfosf fosfatidil atidilkolin kolin (lesitin!, (lesitin!, fosfatidil fosfatidilglise gliserol, rol, apoprotein apoprotein (protein surfaktan & ps A, ", ', D! dan kholesterol. aktor predisposisi ) *. "ayi dari ibu diabetes 2. +ersalinan sebelum umur kehamilan minggu . #ehamilan multianin /. +ersalinan S' 0. +ersalinan 1epat . Asfiksia . Stress dingin 3. Riwayat bayi sebelumnya terkena RDS
'. Ptofisiologi 4idak 4idak adanya surfaktan berperan dalam kegagalan kegagalan mengembangkan mengembangkan kapasitas residu fungsional (un1tional Residual 'apasity! dan ke1enderungan paru-paru terkena atelektasis serta mempuny mempunyai ai korelas korelasii dengan dengan teganga tegangan n permukaa permukaan n al5eol al5eolar ar yang yang tinggi tinggi.. Sintes Sintesis is surfakt surfaktan an sebagian bergantung pada p6, suhu dan perfusi normal. Sintesis dapat ditekan uga dalam
keadaan asfiksia, hipoksemia, hipotensi maupun eas akibat kadar oksigen yang turun pada al5eolar. Definisi sintesis atau pelepasan surfaktan bersama dengan unit saluran pernafasana dan dinding dada yang lemah, menghasilkan atelektasis, mengakibatkan adanya perfusi pada al5eolus tetapi tidak ada 5entilasi dan menyebaban hipoksia.
D. Mnifestsi !linis 7enurut 7artin, *888 manifestasi klinis antara lain ) *. #esulitan dalam memulai respirasi normal 2.
Dengkingan (grunting! pada saat ekspirasi, diamati pada saat bayi tidak dalam keadaan menangis (disebabkan oleh penutupan glotis! merupakan tanda$indikasi awal penyakit, berkurangnya dengkingan mungkin merupakan tanda pertama perbaikan.
. Refraksi sternum dan interkosta /. Nafas 1uping hidung 0. Sianosis pada udara kamar . Respiarasi 1epat atau kadang lambat ika sakit parah . Auskultasi9 udara yang masuk berkurang 3. :dema ekstremitas 8.
+ada foto rontgen ditemukan retikulogranular, gambaran bulat-bulat ke1il dengan 1orakan bronkogram udara.
Kelinn"!elinn fisiologis#
*.
Daya kembang paru-paru berkurang hingga men1apai seperlima sampai sepersepuluh nilai normal.
2. Daerah paru-paru yang tidak mengalami perfusi luas men1apai 0-; . Aliran darah kapiler pulmonal kurang /.
:. Ko$%li!si 7enurut Nelson, 2 komplikasi yang dapat teradi adalah ) *. A1idosis, baik respiratorik atau metabolik 2. Displasia bron1hopulmonal . Apnoe /.
7erupakan penyabab kematian utama ""= dengan angka ; dari semua kematian neonatus oleh RDS atau komplikasinya.
. Pentl!snn +erawatan suportif awal bayi terutama penanganan hipoksia, hipotermia, sangat mengurangi tingkat keparahan RDS ) *. "ayi ditempatkan didalam inkubator dengan suhu didalamnya dipertahankan 0- '. 2. #alori dan 1airan diberikan glukosa * ; dengan ke1epatan 0-0 ml$kg$2/ am . >ksugen yang hangat dan dilembabkan dengan kadar yang 1ukup /.
"ayi dengan RDS yang berat dan apnoe memerlukan bantuan 5entilasi mekanis (p6 arteri ?,29 p'>2 mm6g atau lebih9 p>2 darah arteri 0 mm6g atau kurang pada kadar >2 * ;!
0. +emasukan surfaktan eksogen kedalam endotrakea bayi dan 5entilasi mekanis untuk pengobatan (res1ue terapi! dapat memperbaiki ketahanan hidup dan mengurangi in1idens kebo1oran udara paru (Sur5anta adalah surfaktan eksogen yang dpersiapkan dari paru sapi yang di1in1ang halus dengan ekstra lipid ditambahkan fosfatidilkolin, asam palmitat dan trigliserida9 sedangkan eksosurf adalah surfaktan sintesis yang mengandung dipalmitiodilfosfatidilkolin, heksadekanol dan tiloksapol!
Tin&!n 'tin&!n %en(eg) *$*$
%saha pokok penanganan penyakit ini harus selalu dipusatkan pada usaha pen1egahan. Seumlah besar penelitian menunukkan tingginya insiden kelainan tanpa alasan setelah
persalinan sesar yang tidak disertai dokumentasi memadai maturitas pulmonal berdasarkan tes 1airan amnion. 7emperpanang umur kehamilan dengan tirah baring dan atau obat-obat yang menghambat persalinan prematur (misal agen tokolitik! dan induksi surfaktan pulmonal dengan 1ara pemberian steroid melalui ibu, memainkan peran penting untuk mengurangi insiden penyakit ini.
Sedangkan menurut 7artin, *888 perawatan pendukung bayi dengan RDS adalah ) *. 4enaga
+erawat terlatih (rasio *)* atau *)2! dan alat pemantau
Dokter terlatih tersedia
2. +engawasan suhu dengan teliti untuk mempertahankan bayi pada suhu netral . 7onitoring tanda 5ital )
+engukuran p6, +a '> 2, +a > 2 dan 6'> tiap / am
+ertahnkan +a >2 sebesar 0-3 mm6g, kontinu optimal
+antau tekanan darah
%sahakan memeprrtahankan p6
"atasi pemberian Na 6'> sebesar 3 me@$kg$hari
/. 4erapi surfaktan (membutuhkan pipa endotrakeal! 0.
lukosa B< sebesar ml$kg pada hari pertama, 3-* ml$kg pada hari kedua dengan penentuan berat badan bagi bayi-bayi ke1il untuk menghitung ika 62> dibutuhkan lebih banyak.
. +emberian >2 diawasi, dihangatkan dan dilembabkan mengguanakan kap (hood! . 4erus menerus memantau pernafasan, frekuensi denyut antung dan suhu 3. +engukuran kadar gula darah dan hematokrit sering dilakukan (Na, #, 'l tiap *2-2/ am! 8.
=akukan tranfusi ika hematokrit sentral awal ? / atau ika hematokrit ? / selama fase akut penyakit.
*. 'atat semua hasil pengamatan dalam satu formulir **. =akukan kultur darah dan mengurangi prosedur rutin sepereti pengisapan, pemegangan dan auskultasi.
. As*)n Ke%e+tn *. +engkaian ) *! Bdentitas ) lengkap, termasuk orang tua ba yi 2! Riwayat kesehatan ) a.
#eluahan utama, terutama sistem pernafasan ) 1yanosis, grunting , RR, 1uping hidung
b. Riwayat kesehatan ) terutama umur kehamilan dan proses persalinan ! +emeriksaan isik ) a.
#eadaan umum ) kesadaran, 5ital sign
b. +emeriksaan persistem ) terutama pada sistem yang terlibat langsung
Sistem pernafasan ) kesulitan dalam respirasi normal. Refraksi strenum dan interkosta, nafas 1uping hidung, 1yanosis pada udara kamar, grunting, respirasi 1epat atau lambat
Sistem kardio5askulaer ) takikardia, nadi lemah$1epat, akral dingin$hangat, 1yanosis perifer
Sistem gastrointestinal ) muntah, kembung, peristaltik menurun$meningkat
Sistem perkemihan ) keluaran urine, warna
-. Dignose !e%e+tn
*!
+ola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis (defisiensi surfaktan dan ketidakstabilan al5eolar!
2! 6ipotermia berhubungan dengan berada di lingkungan yang dingin ! #erusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-al5eolar /! Resiko infeksi
Ren(n Ke%e+tn N o *
Dignose
T*/*n
Inte+0ensi
Ke%e+tn #erusakan Setelah dilakukan asuhan Monito+ Res%i+si 255736 # pertukaran gas b.d keperawatan selama 0C *. 7onitor rata-rata irama, kedalaman dan usaha untuk perubahan mem- 2/ am, pertukaran gas bernafas. bran kapiler-al5eoli pasien menadi efektif, 2. 'atat gerakan dada, lihat kesimetrisan, penggunaan dengan kriteria ) otot bantu dan retraksi dinding dada. . 7onitor suara nafas, saturasi oksigen, sianosis Btsn !+!te+isti! # Stt*s Res%i+si /.# 7onitor kelemahan otot diafragma 0. 'atat onset, karakteristik dan durasi batuk - 4akikardia 1entilsi 234356 # . 'atat hasil foto rontgen 6iperkapnea +asien menunukkan Britabilitas peningkatan 5entilasai Dispnea dan oksigenasi ade@uat Te+%i O!sigen 255-36 # Sianosis berdasarkan nilai AD *. #elola humidifikasi oksigen sesuai peralatan
6ipoksemia sesuai parameter normel 2. 6iperkarbia pasien . Abnormal frek, 7enunukkan fungsi /. irama, kedalaman paru yang normal dan nafas bebas dari tanda-tanda Nafas 1uping hidung distres pernafasan *. 2. . /.
0.
*. 2.
2
+ola nafas tidak efektif b.d imaturitas (defisiensi surfaktan dan ketidak-stabilan al5eolar!. Btsn !+!te+isti! # "ernafas mengguna-kan otot pernafasan tambahan Dispnea Nafas pendek +ernafasan rata-rata ? 20 atau kali permenit
Siapkan peralatan oksigenasi #elola >2 sesuai indikasi 7onitor terapi >2 dan obser5asi tanda kera1unan >2 Mn/e$en 8ln Nfs 259436 # "ersihkan saluran nafas dan pastikan airway paten 7onitor perilaku dan status mental pasien, kelemahan , agitasi dan konfusi +osisikan klien dgn ele5asi tempat tidur "ila klien mengalami unilateral penyakit paru, berikan posisi semi fowlers dengan posisi lateral **0 deraat $ sesuai tole-ransi 7onitor efek sedasi dan analgetik pada pola nafas klien Mn/e$en As$ Bs 29:936 # #elola pemeriksaan laboratorium 7onitor nilai AD dan saturasi oksigen batas normal
dalam
Setelah dilakukan Mn/e$en 8ln Nfs 259436 # tindakan keperawatan *. "ebaskan alan nafas dengan posisi leher ektensi selama E..C 2/ am ika memungkinkan. diharapkan pola nafas 2. +osisikan klien untuk memaksimalkan 5entilasi dan efektif denga kriteria mengurangi dispnea hasil ) . Auskultasi suara nafas /. 7onitor respirasi dan status oksigen Stt*s Res%i+si # 1entilsi 234356 #
*. +ernapasan pasien 2. F$menit. +engembangan simetris. Brama
dada . /.
pernapasan 0. .
teratur
4idak ada retraksi dada saat bernapas Bnspirasi dalam tidak ditemukan Saat bernapas tidak memakai
otot
napas
tambahan "ernapas mudah 4idak ada suara napas tambahan
Monito+ Res%i+si 255736 # 7onitoring ke1epatan, irama, kedalaman dan upaya nafas. 7onitor pergerakan, kesimetrisan dada, retraksi dada dan alat bantu pernafasan 7onitor adanya 1uping hidung 7onitor pola nafas ) bradipnea, takipnea, hiper5entilasi, respirasi kusmaul, apnea 7onitor adanya lelemahan otot diafragma Auskultasi suara nafas, 1atat area penurunan dan ketidak adanya 5entilasi dan bunyi nafas
6ipotermia berada lingkungan dingin
b.d di yang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan *. selama E..C 2/ am hipotermia tidak teradi dengan kriteria ) 2.
Btsn !+!te+isti! # Te+$o+eg*lsi . +enurunan suhu tuNeont*s 23;396 # buh di bawah rentang normal Suhu aCila - ' /. 0. +u1at RR ) - F$menit 7enggigil #ulit dingin Garna kulit merah muda Dasar kuku sianosis 4idak ada distress +pengisian kapiler lambat respirasi ˚
4idak menggigil "ayi tidak gelisah "ayi tidak letargi
Pengo<tn Hi%ote+$i 25;336 # +indahkan bayi dari lingkungan yang dingin ke dalam lingkungan $ tempat yang hangat (didalam inkubator atau lampu sorot! Segera ganti pakaian bayi yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan kering, berikan selimut. 7onitor geala dari hopotermia ) fatigue, lemah, apatis, perubahan warna kulit 7onitor status pernafasan 7onitor intake dan output