ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBINEMIA HIPERBILIRUBINEMIA APLIKASI NANDA, NOC, NIC 2. 3 Hiperbillirubinemia 2. 3. 1 Pengertian Hiperbillirubunemi Hiperbillirubunemia a Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai normal bilirubin serum. Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998). Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada sklera mata, kulit, membran mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988). Hiperbilirubin
adalah
peningkatan
kadar
bilirubin
serum
(hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002). Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. (Markum, 1991:314). Hiperlirubin adalah akumulasi berlebihan dari bilirubin didalam darah (Wong, hal 432). Peningkatan kadar serum bilirubin disebabkan oleh deposisi pigmen bilirubin yang terjadi waktu pemecahan sel darah merah. Phototerapi merupakan terapi untuk hiperbilirubin. Tranfusi tukar dilakukan pada keadaan masa gestasi yang kurang dan keadaan bayi secara umum. Hiperbilirubinemia adalah keadaan meningginya kadar bilirubin didalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. (Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, p 197). Jadi, hiperbillirubinemia adalah akumulasi berlebihan dari bilirubin didalam darah / jaringan ekstravaskuler karena deposisi pigmen bilirubin atau kelainan bawaan dengan manifestasi manifestasi umum jaundice.
2. 3. 2 Etiologi Etiologi dari hiperbillirubinemia adalah : -
Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
-
Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
-
Gangguan konjugasi bilirubin.
-
Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah. Disebut juga ikterus hemolitik . Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup.
-
Gangguan transportasi bilirubin dalam hati akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
-
Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma siphilis.
2. 3. 3 Patofisiologi Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia. (Markum, 1991)
2. 3. 4 Manifestasi klinis Tanda dan gejala dari hiperbillirubinemia adalah :
Kulit berwarna kuning hingg jingga
Pasien tampak lemah
Nafsu makan berkurang
Reflek hisap kurang
Urine pekat
Perut buncit
Pembesaran lien dan hati
Gangguan neurologik
Feses seperti dempul
Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.
Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.
Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.
2. 3. 5 Pemeriksaan diagnostik
a)
Pemeriksaan Bilirubin Serum Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4
hari setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis. Pada bayi prematur, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis. b)
Pemeriksaan Radiologi Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan
diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma. c)
Ultrasonografi Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatik dengan ekstra
hepatik. d)
Biopsi hati Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar
seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatik dengan intra hepatik. Selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma. e)
Peritoneoskopi Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi
untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini. f)
Laparatomi Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi
untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini
2. 3. 6 Penatalaksanaan a)
Tindakan Umum
Menyusui bayi dengan ASI
Terapi sinar matahari
Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil
Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir.
b)
Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
Tindakan Khusus
Mempercepat proses konjugasi dan mempermudah ekskresi. Misalnya, dengan pemberian phenorbarbital / luminal. Pengobatan dengan cara ini tidak begitu efektif karena dapat menyebabkan gangguan metabolik
dan
pernafasan
baik
pada
ibu
ataupun
bayi,
serta
membutuhkan waktu 48 jam baru terjadi penurunan bilirubin yang berarti. Mungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu kira-kira 2 hari sebelum melahirkan.
Memberikan substrat yang kurang untuk transportasi atau konjugasi. Contohnya : pemberian albumin, karena akan mempercepat keluarnya bilirubin dari ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin lebih mudah dikeluarkan dengan transfusi tukar untuk mengikat bilirubin yang bebas. Albumin dapat diganti dengan plasma dosis 15 – 20 ml/kgbb. Pemberian glukosa perlu untuk kojugasi hepar sebagai sumber energi.
Melakukan dekompensasi bilirubin dengan fototerapi Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari sinar yang ditimbulkan dan dikhawatirkan akan merusak retina. Terapi ini juga digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat, salah satunya menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto. Terapi sinar diberikan jika kadar bilirubin darah indirek lebih dari 10 mg %. Terapi sinar menimbulkan dekomposisi bilirubin dari suatu senyawa tetrapirol yang sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol yang mudah larut dalam air dan dikeluarkan melalui urin, tinja, sehingga
kadar bilirubin menurun. Selain itu pada terapi sinar ditemukan pula peninggian konsentrasi bilirubin indirek dalam cairan empedu duodenum dan menyebabkan bertambahnya pengeluaran cairan empedu kedalam usus sehingga peristaltik usus meningkat dan bilirubin akan keluar bersama feses. Pelaksanaan Terapi Sinar :
1.
Baringkan bayi telanjang, hanya genitalia yang ditutup (maksimal 500 jam) agar sinar dapat merata ke seluruh tubuh.
2.
Kedua mata ditutup dengan penutup yang tidak tembus cahaya. Dapat dengan kain kasa yang dilipat lipat dan dibalut. Sebelumnya katupkan dahulu kelopak matanya (untuk mencegah kerusakan retin).
3.
Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah, telentang, tengkurap, setiap 6 jam bila mungkin, agar sinar merata.
4.
Pertahankan suhu bayi agar selalu 36,5 0-370C, dam observasi suhu tiap 4-6 jam sekali. Jika terjadi kenaikan suhu, matikan sebentar lampunya dan bayi diberikan banyak minum. Setelah 1 jam kontrol kembali suhunya. Jika tetap hubungi dokter.
5.
Perhatikan asupan cairan agar tidak terjadi dehidrasi dan meningkatkan suhu tubuh bayi.
6.
Pada waktu memberi bayi minum, dikeluarkan, dipangku, penutup mata dibuka. Perhatikan apakah terjadi iritasi atau tidak.
7.
Kadar bilirubin diperiksa setiap 8 jam setelah pemberian terapi 24 jam
8.
Bila kadar bilirubin telah turun menjadi 7,5 mg % atau kurang, terapi dihentikan walaupun belum 100 jam.
9.
Jika setelah terapi selama 100 jam bilirubin tetap tinggi / kadar bilirubin dalam serum terus naik, coba lihat kembali apakah lampu belum melebihi 500 jam digunakan. Selanjutnya hubungi dokter. Mungkin perlu transfusi tukar.
10. Pada kasus ikterus karena hemolisis, kadar Hb diperiksa tiap hari.
Komplikasi Terapi Sinar :
1.
Terjadi dehidrasi karena pengaruh sinar lampu dan mengakibatkan peningkatan insesible water loss .
2.
Frekuensi defekasi meningkat sebagai akibat meningkatnya bilirubin indirek dalam cairan empedu dan meningkatkan peristaltik usus.
3.
Timbul kelainan kulit sementara pada daerah yang terkena sinar (berupa kulit kemerahan) tetapi akan hilang jika terapi selesai.
4.
Gangguan retina jika mata tidak ditutup.
5.
Kenaikan suhu akibat sinar lampu. Jika hal ini terjadi sebagian sinar lampu dimatikan terapi diteruskan. Jika suhu naik terus lampu semua dimatikan sementara, bayi dikompres dingin, dan berikan ektra minum.
6.
Komplikasi pada gonad yang menurut dugaan dapat menimbulkan kelainan (kemandulan) tetaapi belum ada bukti.
Transfusi Tukar Indikasi untuk melakukan transfusi tukar adalah : a.
kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mg %
b. kenaikan kadar bilirubin indirek cepat, yaitu 0,3 – 1 mg % / jam c.
anemia berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung
d. bayi dengan kadar hemoglobin tali pusat kurang 14 mg % dan uji coomb’s positif. Tujuan transfusi tukar adalah mengganti eritrosit yang dapat menjadi hemolisis, membuang natibodi yang menyebabkan hemolisis, menurunkan kadar bilirubin indirek, dan memperbaiki anemia. c)
Tindak Lanjut Tindak lanjut terhadap semua bayi yang menderita hiperbilirubin dengan
evaluasi berkala terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pendengaran serta fisioterapi dengan rehabilitasi terhadap gejala sisa.
2. 3. 7 Komplikasi Komplikasi dari hiperbillirubinemia ini, yaitu :
Retardasi mental-kerusakan neurologis
Gangguan pendengaran dan penglihatan
Kematian.
Kernikterus.
2. 3. 8 WOC Hiperbillirubinemi
2. 2
Asuhan Keperawatan Hiperbilirubin
A. Pengkajian
1) Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Reflek hisap pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi bayi mengalami penurunan. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh ), sclera mata kuning (kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan feses. 2) Riwayat Keperawatan a. Riwayat Kehamilan Kurangnya antenatal care yang baik. Penggunaan obat – obat yang meningkatkan ikterus, contoh : salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat mempercepat proses konjungasi sebelum ibu partus. b. Riwayat Persalinan Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan atau Data Obyektifkter. Lahir prematur / kurang bulan, riwayat trauma persalinan, hipoxin dan aspixin. c. Riwayat Post Natal Adanya kelainan darah tapi kadar bilirubin meningkat kulit bayi tampak kuning. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Seperti ketidak cocokan darah ibu dan anak Polycythenia, gangguan saluran cerna dan hati ( hepatitis ). Terdapat gangguan hemolisis darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau golongan darah A,B,O). Infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan, ibu menderita DM
e. Riwayat Pikososial Kurangnya kasih sayang karena perpisahan, perubahan peran orang tua
f. Pengetahuan Keluarga Penyebab bayi yang ikterus. perawatan pengobatan dan pemahan ortu 3) Kebutuhan Sehari-hari a. Nutrisi Pada umumnya bayi malas minum (reflek menghisap dan menelan lemah) sehingga BB bayi mengalami penurunan. Riwayat pelambatan / makanan oral buruk, lebih mungkin disusui dari pada menyusu botol. Palpasi abdomen dapat menunjukan pembesaran limpa, hepar b. Eliminasi Biasanya bayi mengalami diare, urin mengalami perubahan warna gelap dan tinja berwarna pucat. Bising usus hipoaktif, pasase mekonium mungkin lambat, feses mungkin lunak / coklat kehijauan selama pengeluaran bilirubin, urine gelap pekat, hitam kecoklatan ( sindrom bayi bronze ) c. Istirahat Bayi tampak cengeng dan mudah terbangun, letargi, malas d. Aktifitas Bayi biasanya mengalami penurunan aktivitas, letargi, hipototonus dan mudah terusik. e. Personal hygiene Kebutuhan personal hygiene bayi oleh keluarga terutama ibu
4) Pemeriksaan fisik Keadaan umum lemah, Ttv tidak stabil terutama suhu tubuh (hipo/hipertemi). Reflek hisap pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi bayi mengalami penurunan. Kulit
tampak kuning dan mengelupas ( skin resh ) bronze bayi syndrome, sclera mara kuning (kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan feses. a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam normal(120160 dpm)
Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan paten ductus arteriosus (PDA)
Pucat, menandakan anemia
b. Pernafasan
Mungkin
dangkal,
tidak
teratur,
pernafasan
diagfragmatik
intermittten atau periodik(40-60 x/i)
Pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal, atau substernal,atau derajat sianosis mungkin ada
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi menanda sindrom disters pernafasan (RDS)
c. Neorosensori
Sutura tengkorang dan fontanel tampak melebar, penonjolan fontanel karena ketidak adekuatan pertumbuhan tulang mungkin terlihat
Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung, hidung pendek mencuat, bibir atas, dagu maju
Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ektremitas bawah dan atas dan keterbatasan gerak
Pelebaran tampilan mata
Sefalohematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua tulang parietal yang berhubungan dengan trauma kelahiran / kelahiran ekstraksi vakum. Edema umum, hepatosplenomegali, kehilangan refleks moro mungkin terlihat
d. Makanan/cairan
Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan lingkar kepala
Kulit kering, pecah-pecah, dan terkelupas dan tidak adanya jaringan subkutan
Penurunan masa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan paha Ketidak
seimbangan
metabolik
dengan
hipokglikemi
atau
hipokalsemia e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan
Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar tali pusat dengan warna kehijauan
Menangis mungkin lemah
f. Seksualitas
Labio minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan klitoris menonjol
Testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak pada scrotum
5) Pemeriksaan Laboratorium a. Test comb pada tali pusat bayi baru lahir Hasil positif test comb indirek menandakan adanya anti bodi Rhpositif, Anti-A atau Anti-B dalam darah ibu. Hasil positif dari test comb direk menandakan adanya sesitifitas ( Rh-positif, Anti-A, Anti-B )sel darah merah dari neonates b. Golongan darah bayi dan ibu Mengidentifikasi inkompatibilitas ABO
c. Bilirubin total Kadar direk ( terkonjugasi ) bermakna jika melebihi 1,0 – 1,5 mg/dl, yang mungkin dihubungkan dengan sepsis. Kadar indirek ( tidak terkonjugasi ) tidak boleh melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam, atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup bulan atau 15 mg/dl pada bayi preterm ( tergantung pada berat badan) d. Protein serum total Kadar kurang dari 3,0 gr/dl menandakan penurunan kapasitas ikatan, terutama pada bayi preterm e. Hitung darah lengkap Hb mungkin rendah ( <14 dl="" gr="" hemolisis="" ht="" karena="" meningkat="" mungkin="">65% ) pada polisitemia, penurunan ( <45 anemia="" berlebihan="" dan="" dengan="" hemolisis="" span=""> B.
Diagnosa Keperawatan
a) Resti cedera b/d efek samping tindakan fototerapi, komplikasi transfuse tukar, peningkatan bilirubin sekunder dari pemecahan sel darah merah dan gangguan eksresi bilirubin. b) Resiko kurangnya volume cairan b/d tidak adekuatnya intake cairan, fototerapi, diare. c) Resiko gangguan integritas kulit b/d fototerapi
C. NANDA, NOC, NIC
Dx.
NANDA
1
Resti cedera b.d efek samping tindakan transfuse
fototerapi, tukar,
NOCs
Status Neurologis
Kontrol Risiko
Deteksi Risiko
komplikasi peningkatan
bilirubin sekunder dari pemecahan sel darah merah dan gangguan eksresi bilirubin.
Manajem
Ciptak
Identif
Pinda
Kontrol Gejala
pasien
Pindah pasien
Sediak
Sediak
Posisi
Kuran
Sesu kebutu
Atur p
Batasi
Bawa dari ru
Surveilan
Pantau s
Pantau t
Kolab monito
Kolabo monito diperlu
Pantau t sesuai.
Pantau p
Pantau mendu
Lakuka resiko t
Pantau t dan ele
2
Resiko kurangnya volume cairan
a. Keseimbangan cairan
b/d tidak adekuatnya intake cairan, b. Status nutrisi: intake makanan dan cairan fototerapi, diare.
Pantau p
Pantau s
Pantau a
Pantau f
Pantau p
Manajem
Timban
c. Kontrol risiko
Pertaha
d. Hidrasi
Monitor
e. Termoregulasi : neonatus
membr
Monitor PAP
Monit (pening
Monitor
Monito (seperti
Monitor
Kaji lok
Distribu
Berikan
Berikan
Berikan
Berikan
Nasogas
Pemanta
Kaji ten dan pol
Kaji ke cairan diafore
Pantau b
Pantau n
Pantau o
Pantau d
Pantau
Pantau p
Pantau
Pantau
Pantau pengin
Pantau t
Pertahan
Catat ad
Beri age urin
Lakukan
Beri cair
Batasi in
Pemanta
Monit pernafa
Catat ad
Pertaha
Mon hipoter
Monitor
Monitor
Monitor
Monitor
Identifi tanda v
3
Resiko gangguan integritas kulit b/d fototerapi
a. Integritas Jaringan : Membran Kulit dan Mukosa b. Penyembuhan Luka : Tujuan Primer c. Penyembuhan Luka : Tujuan Sekunder
Monitor
Monitor
Manajem
Timbang
Beri cair
Promosi
Beri s mengu selama
Pasang i
Pertahan
Pantau t
Pantau t
Restribu
Kaji kekura
Beri sup
Pantau muntah
Lakukan
Pengawas
Hindari
Bersi diperlu
Gunaka
Taburka
Jaga keb
Gunaka
Gunaka
Dokume
Inspeksi kerusa
Pengatur
Posisika adekua
Posisika fowler)
Tempatk
Gunaka
Tempatk
Posisi ke
Diposting oleh Rizki Kurniadi Hari Juni 21, 2016 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar: Posting Komentar
Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Posting Komentar (Atom)
PROFIL SAYA
Rizki Kurniadi Lihat profil lengkapku
Entri Populer
MACAM-MACAM SUARA NAFAS ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FEBRIS ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA An. R DI MELATI 2 INSKA RSUP DR. SARDJITO DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA DALAM 9 POLA KEBUTUHAN KESEHATAN DASAR MANUSIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SR DENGAN POST PARTUM DI RUANG DDS RSUP DR SARDJITO JOGJAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA DENGAN NANDA, NOC, NIC
ASUHAN KEPERAWATAN POST OP SECTIO CAESARIA TERHADAP NY. S DI POLI KEBIDANAN RSU BANYUMAS JAWA TENGAH APLIKASI NANDA, NOC, NIC ASUHAN KEPERAWATAN STROKE DENGAN NANDA, NOC, NIC MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI PENDENGARAN MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
Arsip Blog
►
18 (18) o
►
Februari (18) ► 10 Feb (1) ► 08 Feb (17)
►
17 (208) ► Februari (49) o ► 16 Feb (2) ► 15 Feb (14) ► 01 Feb (33) o ► Januari (159) ► 31 Jan (11) ► 30 Jan (20) ► 29 Jan (23) ► 26 Jan (26) ► 25 Jan (79)
▼
16 (432) ► Agustus (24) o ► 08 Agu (14) ► 02 Agu (10) ► Juli (204) o ► 31 Jul (4) ► 27 Jul (10) ► 22 Jul (18) ► 21 Jul (8) ► 20 Jul (38) ► 19 Jul (5) ► 18 Jul (16) ► 17 Jul (46) ► 16 Jul (9) ► 15 Jul (6) ► 14 Jul (9) ► 13 Jul (10) ► 12 Jul (16) ► 11 Jul (9)
o
▼
Juni (204) ► 24 Jun (16) ► 23 Jun (11) ► 22 Jun (23) ▼ 21 Jun (25) ASUHAN KEPERAWATAN NANDA : KONSTIPASI DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA KERUSAKAN PERTUKARAN GA... DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA GANGGUAN ELIMINASI URIN... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA DIARE ASUHAN KEPERAWATAN NANDA RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN ... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA RESIKO KETIDAKSTABILAN KA... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN ... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN ... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA RESIKO KEKURANGAN VOLUME ... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA KETIDAKEFEKTIFAN POLA MEN... ASUHAN KEPERAWATAN NANDA KETIDAKSEIMBANGAN NUTRIS... DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA KETIDAKSEIMBANGAN NUTRI... DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA KELEBIHAN VOLUME CAIRAN... DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA KEKURANGAN VOLUME CAIRA... DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA GANGGUAN MENELAN ASUHAN KEPERAWATAN NANDA DOMAIN PROMOSI KESEHATAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGUE HEMORAGI... KONSEP DASAR KEPERAWATAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN NEONATUS BBLR APLIKA... MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BERA... TINJAUAN KASUS KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN BERAT ... IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN BERAT BAD... ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBINEMIA APLIKASI NAN...
ASUHAN KEPERAWATAN SGN (SINDROM GAWAT NAFAS) / RDS... ASUHAN KEPERAWATAN BBLR (NANDA, NOC, NIC) 20 Jun (4) 19 Jun (6) 18 Jun (16) 13 Jun (9) 12 Jun (35) 10 Jun (43) 08 Jun (10) 07 Jun (6)
►
►
►
►
►
►
►
►
►
12 (1422) ► Desember (76) o ► 18 Des (2) ► 15 Des (7) ► 14 Des (9) ► 13 Des (23) ► 09 Des (25) ► 06 Des (10) o ► November (51) ► 23 Nov (1) ► 22 Nov (12) ► 20 Nov (34) ► 19 Nov (4) o ► Oktober (50) ► 20 Okt (10) ► 18 Okt (3) ► 08 Okt (17) ► 06 Okt (4) ► 05 Okt (10) ► 04 Okt (3) ► 02 Okt (3) ► September (6) o ► 23 Sep (1) ► 19 Sep (5) o ► Juni (23) ► 19 Jun (6) ► 11 Jun (13) ► 09 Jun (4) ► Mei (91) o ► 31 Mei (3) ► 29 Mei (17) ► 28 Mei (7) ► 26 Mei (16) ► 23 Mei (2) ► 22 Mei (3) ► 21 Mei (35)
19 Mei (1) ► 18 Mei (2) ► 14 Mei (4) ► 03 Mei (1) April (39) ► 28 Apr (2) ► 13 Apr (6) ► 07 Apr (1) ► 06 Apr (8) ► 03 Apr (8) ► 01 Apr (14) Maret (673) ► 31 Mar (6) ► 30 Mar (29) ► 29 Mar (2) ► 28 Mar (13) ► 27 Mar (9) ► 26 Mar (63) ► 24 Mar (20) ► 22 Mar (6) ► 21 Mar (9) ► 20 Mar (51) ► 19 Mar (20) ► 18 Mar (16) ► 17 Mar (7) ► 16 Mar (32) ► 15 Mar (12) ► 14 Mar (44) ► 11 Mar (9) ► 10 Mar (17) ► 09 Mar (7) ► 08 Mar (65) ► 07 Mar (76) ► 06 Mar (26) ► 03 Mar (38) ► 02 Mar (59) ► 01 Mar (37) Februari (380) ► 29 Feb (35) ► 28 Feb (1) ► 27 Feb (93) ► 26 Feb (21) ► 25 Feb (30) ► 24 Feb (15) ► 21 Feb (16) ► 20 Feb (45) ► 17 Feb (15) ► 16 Feb (11)
o
►
o
►
o
►
►
15 Feb (51) ► 12 Feb (26) ► 11 Feb (21) Januari (33) ► 30 Jan (5) ► 28 Jan (25) ► 27 Jan (3)
o
►
►
►
11 (62) o
►
Desember (62) ► 17 Des (42) ► 16 Des (17) ► 15 Des (3)
free backlinks creator for your blog or site
Rank & Link
Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.