BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous,osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas kualitas jaringan jaringan tulang, tulang, yang dapat menimbulkan menimbulkan kerapuhan kerapuhan tulang tulang (Tand (Tandra, ra, 2009. !enurut !enurut "#O pada $nternational $nternational %onsensus %onsensus &e'elopment &e'elopment %onferene, %onferene, di )oma, $tali, *992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa massa tulang tulang yang yang rendah rendah,, disert disertai ai peruba perubahan han mikro mikro arsitek arsitektur tur tulang tulang,, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang (+uryati, 200. Osteoporosis kini telah menjadi salah satu penyebab penderitaan dan aat pada kaum lanjut usia. ila tidak ditangani, osteoporosis dapat mengakibatkan patah tulang, aat tubuh, bahkan timbul komplikasi hingga terjadi kematian. )isiko patah tulang bertambah dengan meningkatnya usia. ada usia /0 tahun, satu dari tiga anita dan satu dari lima pria berisiko mengalami patah tulang panggul atau tulang belakang. +ementara, mulai usia 10 tahun kemungkinan mengal mengalami ami patah patah tulang tulang bagi bagi anita anita adalah adalah 03, 03, sedang sedangkan kan pada pada pria pria *43 (Tandra, 2009.
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah
*.2.* 5pa definisi osteoporosis6 *.2.2 agaimana epidemiologi osteoporosis6
1
*.2.4 agaimana etiologi osteoporosis6 *.2. agaimana klasifikasi osteoporosis6 *.2.1 agaimana menisfestasi klinik osteoporosis6 *.2. agaimana patofisiologi osteoporosis6 *.2.7 agaimana pemeriksaan penunjang6 *.2./ bagaimana penatalalaksanaan osteoporosis6
1.3 Tu Tujuan juan
*.4.* !engetahui definisi osteoporosis *.4.2 !engetaui epidemiologi osteoporosis *.4.4 !engetahui etiologi osteoporosis *.4. !engetahui klasifikasi osteoporosis *.4.1 !engetshui menifestasi klinik osteoporosis *.4. !engetahui patofisiologi osteporosis *.4.7 !engetahui pemeriksaan penunjang osteoporosis *.4./ !engetahui penatalaksanaan osteoporosis
2
*.2.4 agaimana etiologi osteoporosis6 *.2. agaimana klasifikasi osteoporosis6 *.2.1 agaimana menisfestasi klinik osteoporosis6 *.2. agaimana patofisiologi osteoporosis6 *.2.7 agaimana pemeriksaan penunjang6 *.2./ bagaimana penatalalaksanaan osteoporosis6
1.3 Tu Tujuan juan
*.4.* !engetahui definisi osteoporosis *.4.2 !engetaui epidemiologi osteoporosis *.4.4 !engetahui etiologi osteoporosis *.4. !engetahui klasifikasi osteoporosis *.4.1 !engetshui menifestasi klinik osteoporosis *.4. !engetahui patofisiologi osteporosis *.4.7 !engetahui pemeriksaan penunjang osteoporosis *.4./ !engetahui penatalaksanaan osteoporosis
2
BAB II. PEMBAHAAN 2.1 De!"n"s"
Osteoporosis Osteoporosis adalah kondisi kondisi berkurangn berkurangnya ya massa tulang tulang dan gangguan gangguan stru strukt ktur ur
tulan tulang g
(peru (peruba baha han n
mikr mikroa oarsi rsite tekt ktur ur
jarin jaringa gan n
tulan tulang g
sehi sehing ngga ga
menyebabkan tulang menjadi muah patah. (&u8ue and Troen, 200 dan #ughes, 200. +eara tidak langsung massa tulang yang memiliki sedikit lebih rendah dari orang normal. +ehingga untuk terjadinya patah tulang akan lebih rendah dibandingkan dengan osteoporosis. &ari kejadian osteopenia ini lama kelamaan akan menjadi akan menjadi osteoporosis. (%osman, 2009. Osteoporosis sering disebut juga dengan silent disease:, karena penyakit ini datang sera tiba-tiba, tidak memiliki gejala yang jelas dan tidak terdeteksi hingga hingga orang tersebut mengalami mengalami patah tulang. (;uhonni, (;uhonni,2009 2009. . 5kan tetapi, tetapi, menurut
3
dalam ;ational )esearh %ounil, *9/9 +edangkat tipe 2 biasanya terjadi diatas usia 70 tahun 2 kali lebih sering menyerang anita. enyebab terjadinya senile osteoporosis yaitu karena kekurangan kalsium dan kurangnya sel-sel perangsang pembentuk 'itamin &, dan terjadinya tulang peah dekat sendi lutut dan paha dekat sendi panggul. (
2.2 E#"$em"%l%g"
"anita lebih sering mengalami osteoporosis dan lebih ekstensif lebih dari pria karena masa punak masa tulang juga lebih rendah dan efek kehilangan estrogen selama menopause, anita 5frika=5merika memiliki masa tulang lebih besar dari pada anita kaukasia lebih tidak rentang terhadap osteoporosis. "anita kauk kaukas asia ia tida tidak k gemu gemuk k dan dan berk berker eran angk gkaa kei keill memp mempun uny yai resi resiko ko ting tinggi gi osteo steop poro orosis. sis. >ebih ebih sete seteng ngah ah dari dari sem semua an anita ita diat diatas as usia sia 1 tah tahun memperlihatkan bukti pada sinar ? adanya osteoporosis. $dentifikasi aal anita usia belasan dan deasa muda yang mempunyai resiko tinggi dan pendidikan untuk meningkatkan asupan kalsium, berpartisipasi dalam dalam latih latihan an pembe pembeban banan an berat berat bada badan n terat teratur ur,, dan dan meng mengub ubah ah gaya gaya hidu hidup p misalnya mengurang penggunaan afein, sigaret dan alohol akan menurunkan resiko menurunkan resiko menurunkan osteoporosis, fraktur tulang dan keaatan yang diakibatkan pada usia lanjut. re'al re'alens ensii osteop osteoporo orosis sis pada pada anita anita 71 tahun tahun adalah adalah 903. 903. )ata-ra )ata-rata ta ani anita ta usia usia 71 tela telah h kehi kehila lang ngan an 213 213 tula tulang ng kort kortik ikor orti tiro roid idny nyaa dan dan 03 03 trabek trabekuar uarny nyaa dengan dengan bertam bertambah bahnya nya usia usia popula populasi si ini isenden isendensi si fraktur fraktur *,4 jt pertahun, nyeri dan keaatan yang berkaitan dengan nyeri meningkat.( 5gung. 20*
4
2.3 Et"%l%g"
Osteoporosis (sekunder dan fraktur osteoporosis disebabkan oleh glukokortikoid yang mengganggu absorbs kalsium diusus dan peningkatan ekstraksi kalsium leat ginjal sehingga akan menyebabkan hipokalsemia, hiperparatiroidisme sekunder dan peningkatan kerja osteoklas. Terhadap osteoblas glukokortikoid akan menghambat kerjanya, sehingga formasi tulang menurun. &engan adanya peningkatan resorpsi tulang oleh osteoklas dan penurunan formasi tulang oleh osteoblas, maka akan terjadi osteoporosis yang progresif. (+udoyo 5ru, 200 @aktor-faktor resiko terjadinya osteoporosis adalah A (;urarif, 5.# B Cusuma, #.20*1 *. 2. 4. .
Dmur A sering terjadinya pada usia lanjut. )as A Culit putih mempunyai resiko paling tinggi. @aktor keturunan A ditemukan riayat keluarga dengan keropos tulang 5danya kerangka tubuh yang lemah dan skoliosis 'ertebra. Terutama terjadi pada anita umur 10-0 tahun dengan densitas tulang yang rendah dan di atas umur 70 tahun dengan !$ yang rendah. (!$ E !ody !ass
1. . 7. /.
$nde? yaitu berat badan dibagi kuadrat tinggi badan. 5kti'itas fisik yang kurang. Tidak pernah melahirkn. !enopause dini (menopause yang terjadi pada umur Tahun FiGi (kekurangan protein dan kalsium dalam masa kanak-kanak dan
remaja. 9. #ormonal yaitu kadar esterogen plasma yang kurang. *0. Obat misaknya kortikosteroid. **. Cerusakan tulang akibat kelelahan fisik. *2. Jenis kelamin A 4 kali lebih sering terjadi pada anita
5da 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu (5gus.20* A *. embentukan massa punak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.
5
!assa tulang meningkat seara konstan dan menapai punak sampai usia 0 tahun, pada anita lebih muda sekitar 40-41 tahun. "alaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui adangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik. @aktor pengatur formasi dan resorpsi tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang dan disebut oupling. roses oupling ini memungkinkan akti'itas formasi tulang sebanding dengan akti'itas resorpsi tulang. roses ini berlangsung *2 minggu pada orang muda dan *-20 minggu pada usia menengah atau lanjut. )emodelling rate adalah 2-*03 massa skelet per tahun. roses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep 5ti'ation H )esorption H @ormation (5)@. roses ini dipengaruhi oleh protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah membelah menjadi osteoblas akibat adanya akti'itas resorpsi oleh osteoklas. @aktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah faktor hormonal. roses remodelling
akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid,
hormon
pertumbuhan dan *,21 (O#2 'itamin &. +edang yang menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid. roses-proses yang mengganggu remodelling tulang inilah yang menyebabkan osteoporosi. 2. Fangguan pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat. Fangguan metabolisme kalsium dan fosfat dapat dapat terjadi karena kurangnya asupan kalsium, sedangkan menurut )&5 konsumsi kalsium untuk remaja deasa muda *200mg, deasa /00mg, anita pasa menopause *000 H *100mgmg, sdangkan pada lansia tidak terbatas alaupun seara normal pada lansia dibutuhkan 400-100mg. oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan ekskresi kalsium yang lebih epat dari ginjal ke urin, menyebabkan lemahnya penyerapan kalsium. +elain itu, ada pula faktor risiko yang dapat menetuskan timbulnya penyakit osteoporosis yaitu A *. &eterminan !assa Tulang a. @aktor genetik
6
erbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat
kepadatan
tulang. eberapa orang mempunyai tulang yang ukup besar dan yang lain keil. +ebagai ontoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat=berat
dari paia bangsa Caukasia. Jaii
seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama kulit #itam 5merika, relatif imun terhadap fraktur karena osteoporosis. b. @aktor mekanis eban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di
samping faktor
genetk. ertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang. &engan perkataan lain dapat disebutkan baha ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Cedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik eban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar. +ebagai ontoh adalah pemain tenis atau pengayuh beak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya terutama pada lengan atau tungkainyaI sebaliknya atrofi baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam aktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa. "alaupun demikian belum diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang di sampihg faktor genetik. . @aktor makanan dan hormon ada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang ukup (protein dan mineral, pertumbuhan tulang akan menapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. emberian makanan yang berlebih (misainya kalsium
di atas kebutuhan maksimal selama masa
pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan kemampuan genetiknya.
7
2. &eterminan penurunan !assa Tulang a. @aktor genetik @aktor genetik berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraktur. ada seseorang dengan tulang yang keil akan lebih mudahmendapat risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. +ampai saat ini tidak ada ukuran uni'ersal yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal. +etiap indi'idu mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya serta beban mekanis den besar badannya. 5pabila indi'idu dengan tulang yang besar, kemudian terjadi proses penurunan massa tulang (osteoporosis sehubungan dengan lanjutnya usia, maka indi'idu tersebut relatif masih mempunyai tulang tobih banyak dari pada indi'idu yang mempunyai tulang keil pada usia yang sama b. @aktor mekanis &i lain pihak, faktor mekanis mungkin merupakan faktor yang terpenting dalarn proses penurunan massa tulang shubungan dengan lanjutnya usia. "alaupun demikian telah terbukti baha ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi hormonal. ada umumnya akti'itas fisis akan menurundengan bertambahnya usiaI dan karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya usia. . Calsium @aktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya usia, terutama pada anita post menopause. Calsium, merupakan nutrisi yang sangat penting. "anita-anita pada masa pre menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak banyak, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan kalsiumnya baik dan absorbsinyajuga baik, menunjukkan keseimbangan kalsium positif. &ari keadaan ini jelas, baha pada anita masa menopause ada hubungan yang erat antara masukan kalsium dengan keseimbangan kalsium dalam tubuhnya. ada anita dalam masa
8
menopause keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang serta eksresi melalui urin yang bertambah. #asil akhir kekurangan=kehilangan estrogen pada masa menopause
adalah
pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif, sejumiah 21 mg kalsium sehari. d. rotein rotein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi penurunan massa tulang. !akanan yang kaya protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi kalsium. ada umumnya protein tidak dimakan seara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. 5pabila makanan tersebut mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. +ayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja. #asil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan akan mengakibatkan keenderunganuntuk terjadi keseimbangan kalsium yang negatif e. strogen. erkurangnya=hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. #al ini disebabkan oleh karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konser'asi kalsium di ginjal. f. )okok dan kopi !erokok dan minum kopi dalam jumlah banyak enderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. !ekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja. g. 5lkohol 5lkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan. $ndi'idu dengan alkoholisme mempunyai
keenderungan masukan
9
kalsium rendah, disertai dengan ekskresi leat urin yang meningkat. !ekanisme yang jelas belum diketahui dengan pasti.
2.& 'las"!"kas"
Clasifikasi osteoporosis A (hairuddin )asjad, 2007 *. Osteoporosis primer Osteoporosis primer terbagi menjadi 2 tipe,yaitu A - tipe * A tipe yang timbul pada anita pasa menopause - tipe 2 A terjadi pada orang lanjut usia baik pada pria maupun anita. 2. Osteoporosis sekunder &isebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosi'e (misalnya myeloma multiple, hipertiroidisme, hiperparatioridisme adan akibat obat-obatan yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid 4. Osteoporosis idiopatik Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan di temukan pada A -usia kanak-kanak (ju'enii -usia remaja (adolesen -anita pra-menopause -pria usia pertengahan. 2.( Man"!estas" 'l"n"k
Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan yaitu (;urarif, 5.# B Cusuma, #.20*1A *. !anifestasi umum Apenurunan tinggi badan, lordosis, ;yeri pada tulang, atau fraktur, biasanya pada 'ertebra, pinggul atau lengan bagian baah. 2. ;yeri tulangA terutama pada tulang belakang yang intensitas seranganya meningkt pada malam hari. 4. &eformitas tulang A dapat terjadi fraktur traumati pada 'ertebra dan menyebabkan kifosis anguler yang dapat menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis. . ;yeri fraktur akut dapat diatasi dalam 2 hingga 4 bulan. ;yeri fraktur kronis dimanifestasikan sebagai rasa nyeri yang dalam dan dekat dengan tempat patahan. 1. (tanda !%okey
didapatkan
protubernsia
abdomen,spasme
otot
para'ertebral dan kulit yang tipis.
10
2.) Pat%!"s"%l%g"
Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. !assa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. one remodelling terjadi seumur hidup dan menapai punaknya saat deasa (sekitar umur 40 tahun kemudian menurun sesuai pertambahan umur, kemudian terjadi keseimbangan antara akti'itas osteblastik dan osteoklastik (pembentukan dan resorpsi tulang. Ceseimbangan tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen, paratiroid dan kalsitriol. ada
pasa
menopause,
terjadi
penurunan
estrogen
yang
dapat
menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang, dan diduga berhubungan dengan peningkatan sitokin. )esorpsi tulang tersebut akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah dan menyebabkan penekanan terhadap hormon paratiroid. Cadar hormon paratiroid yang rendah sering dijumpai pada penderita osteoporosis, yang juga akan menurunkan kadar *,21 dehydro?y 'itamin & (kalsitriol, sehingga penyerapan kalsium jadi menurun. Telah banyak diketahui baha osteoporosis pasa menopause menunjukkan baha ada gangguan penyerapan kalsium serta rendahnya kadar *,21 &ehydro?y 'itamin & dalam dara h.(5gung.20* 2.* Pemer"ksaan Penunjang
emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah, (;urarif, 5.# B Cusuma, #.20*1A a. @oto )ontgen polos b. %T-+an Adapat mengukur densitas tulang seara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnosti dan terapi follo up . emeriksaan &K5 Adigunakan untuk mengukur densitas tulang dan menghitung derajat ostopenia (kehilangan tulang ringan-sedang atau osteoporosis (kehilangan tulang berat.
11
d. emeriksaan laboratorium *. Cadar %a, @osfatase alkali tidak menunjukkan kelainan yang nyata. 2. Cadar #T (pada pasa menopause kadar #T meningkat dan %t (terapi
ekstrogen merangsang pembentukan %t
4. Cadar *,21-(O#2-&4 absorbsi %a menurun . kskresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.
2.+ Penatalaksanaan
The national osteoporosis guideline group (;OFF telah memperbarui guideline 2009 pada hal penegakan diagnosis dan tatalaksana osteoporosis anita postmenopouse dan pria usia sekurang-kurangnya 10 Tahun di inggris. +ejak tahun 2009 telah terjadi banyak pembaharuan di lapangan terutama dalam tatalaksana osteoporosis
ranelate
digunakan
sebagai
terapi
pilihan
jika
aldronate
dikontraindikasikan atau tidak dapat di toleransi dengan baik oleh pasien.
12
. Carena harga yang mahal, maka rekombinan hormon parathyroid hanya diberikan kepada pasien dengan risiko sangat tinggi fraktur terutama pada 'ertebra. 1. "anita postmenopause dapat mendapatkan manfaat dari alitrol,etidronate, dan terapi hormone pengganti. . Terapi untuk pria dengan risiko tinggi terjadi fraktur harus dimulai dengan alendronate, risedronate, Goledronste, atau teriparatide. 7. agi anita post menpause, terapi yang diakui untuk penegahan dan pengobatan osteoporosis akibat glukokortiroid yaitu alendronate dan risedronate, sementara itu terapi pilihan yang diakui baik unntuk anita dan juga pria adalah teriparatide dan Goledronate. /. +uplemen kalsium dan 'itamin & seara luas direkomendasikan untuk para lansia dan sebagai terapi osteoporosis. 9. fek potensial pada kardio'asskular akibat pemberian suplemen kalsium masih kontro'esial, namun sangat baik jika asupan kalsium melalui makanan ditingkatkan dan menggunakan suplemen 'itamin & saja dari pada mengkonsumsi suplemen alium dan 'itamin & bersamaan. *0. enghentian mendadak bisphoponate dihibungkan dengan penurunan !& dan bone turn o'er setelah 2-4 tahun diterapi engan alendronate dan risedronate. **. Terapi bisphophonate dilanjutkan mesikipun tanpa e'aluasi lebih lanjut terutama pada pasien dengan risiko sangat tinggi terjadi fraktur, dimana re'ie terapi dan e'aluasi fungsi ginjal ukup dilakukan setiap 1 tahun sekali. *2. Jika biosphonate dihentikan, risiko fraktur die'aluasi ulang tiap kali setelah terjadinya fraktrur baru, atau setelah 2 tahun jika terjadi fraktur baru. *4. +etelah 4 tahun diterapi dengan Goledronaate, manfaat yang timbul pada !& akan tetap ada sampai dengan 4 tahun setelah terapi dihentikan. Cebanyakan pasien harus menghentikan pengobatan setelah terapi 4 tahun, dan dokter harus melakukan e'aluasi ulang akan kebutuhan untuk melanjutkan terapi dalam 4 tahun mendatang. *. asien dengan fraktur 'ertebra sebelumnya atau terapi aal osteoporosis tulang panggul dengan skor T !& kurang dari sama dengan -2,1 +& dapat mengalami penigkatan risiko fraktur 'ertebra jika Goledronate dihentikan.
13
BAB 3. PATH,A-
Dsia lanjut (menopause
&efisiensi 'it.& )esistensi 'it.&
-
enurunan reabsorbsi pada ginjal enurunan absorbsi kalsium di usus
!enurunnya ekskresi estrogen
!enurunnya akti'itas fisik
enurunan sekresi F# dan $F@-*
Fangguan fungsi osteoblast #ipokalsemia !eningkatnya T# (parathyroid hormon #iperparatiroidisme sekunder
!eningkatnya resorbsi tulang Osteoporosis 14
@raktur
Ham0atan m%0"l"tas De!"s"t #engetahuan Curang informasi!"s"k
N/er" akut tulang ergeseran frakmen
De!"s"t #eraatan Fangguan &eformitas fungsi$"r" Ans"etas
Fangguan keseimbangan, Res"k% atuh dan penurunan akti'itas
Res"k% e$era
BAB &. AUHAN 'EPERA,ATAN &.1 Pengkaj"an &.1.1 Anamnesa
a. $dentitas Clien +eperti nama, umur, jenis kelamin, agama, suku atau bangsa, bahasa, pendidikan, pekerjaan, status, dan tempat tinggal. b. Celuhan Dtama asien mengeluh ngilu di bagian esktremitas. . )iayat kesehatan engkajian merupakan peranan penting pada saat e'aluasi penderita osteoporosis. Terkadang
hal pertama yang dikleuhkan oleh
pasien mengarah pada diagnosis. @aktor lain yang diperhatikan antara lain umur, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan ahaya matahari, asupan kalsium, fosfor dan 'itamin &, latihan teratur dan bersifat bantalan berat. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien dalam jangka aktu lama harus diperhatikan, seperti kortikosteroid, hormon tiroid, anti kon'ulsan, 15
antasida yang mengandung aluminium, sodium florida, dan bifosfonat etidronat, alkohol dan kebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko terjadinya osteoporosis. enyakit lain yang harus ditanyakan juga kepada pasien terkait osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran erna hati, endokrin dan insufisiensi pankreas. )iayat menarhe dan menopause, penggunaan alat kontrasepsi juga harus diperhatikan. +elain itu danya beberapa penyakit tulang metabolik yang bersifat menurun dalam riayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan. d. engkajian psikososial Fambaran klinis penderita dengan osteoporosis adalah anita yang telah mengalami menopause dengan keluhan rasa nyeri punggung yang merupakan faktor predisposisi adanya multiple fraktur karena trauma. eraat perlu mengkaji konsep diri penderita terutama mengenai gambaran diri khususnya kepada penderita kifosis yang berat. Clien mungkin membatasi interaksi sosial sebab adanya perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, tidak mampu duduk di kursi dan lainlain. erubahan seksual bisa saja terjadi karena harga diri rendah atau ketidaknyamanan selama posisi interoitus. Osteoporosis dapat menyebabkan fraktur berulang, maka perlu dikaji perasaan emas dan takut pada pasien. e. ola akti'itas sehari-hari ola akti'itas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, mengisis aktu luang, rekreasi, berpakaian,makan, mandi, toilet. Olahraga dapat membentuk pribadi yang baik dan indi'idu akan merasa dirinya menjadi lebih baik. +elain itu juga dapat memperthankan tonus ototdan
16
gerakan sendi. ada usia lanjut perlu akti'itas yang adekuat untuk dapat mempertahankan fungsi tubuh.akti'itas tubuh memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan muskoloskeletal. eberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak persendian merupakan kemampuan gerak epat dan lanar menurun, stamina menurun dan kemampuan memanipulasi ketrampilan motorik halus pun menurun.
&.1.2 Pemer"ksaan !"s"k
a. +istem pernafasan ada penderita kifosis berat terjadi perubahan pernafasan, karena adanya penekanan pada fungsional paru. b. +istem kardio'askuler Tanda dan gejala kardio'askuler tidak memberikan bukti langsung atau mayakinkan mengenai perkembangan komplikasi imobilitas. #anya sedikit petunjuk diagnosa yang dapat diandalkan pada pembentukan trombosis. Tanda-tanda tromboflebitis antara lain eritmia, eema, nyeri tekan dan tanda homans positif. $ntoleransi ortostatik bisa menunjukkan suatu gerakan untuk berdiri tegak seperti gejala peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, puat,
tremor tangan, berkeringat,
kesulitan dalam mengikuti perintah dan sinkop. . +istem persyarafan
17
;yeri punggung yang disertai dengan pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus merupakan indikasi adnya fraktur satu atau lebih fraktur kompresi 'ertebral. d. +istem perkemihan ukti adanya perubahan-perubahan fungsi perkemihan termasuk tanda-tanda fisik berupa urin sedikit dengan frekuensi sering, distensi abdomen bagian baah, dan batas kandung kemih dapat diraba. Fejalagejala kesulitan miksi termasuk pernyataan ketidakmampuan untuk berekskresi dan tekanan atau nyeri pada abdomen di bagian baah. e. +istem penernaan Fangguan yang terjadi pada sistem penernaan adalah konstipasi termasuk rasa tidak nyaman pada abdomen bagian baah, rasa penuh, tekanan. engosongan rektum yang tidak sempurna, anoreksia, mual, gelisah, depresi mental, iritabilitas, kelemahan, da sakit kepala. emeriksaan fisik kadang menemukan adanya fraktur, kifosis 'ertebrata torakal atau penurunan tinggi menurun. !asalah mobilitas dan pernafasan dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot. Constipasi dapat terjadi akibat inaktifitas. f. +istem muskoloskeletal $nspeksi dan palpasi pada daerah olumna 'ertebratalis, psien dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dan penurunan tinggi badan. 5danya perubahan dalam gaya berjalan, deformitas tulang, nyeri spinal. >okasi fraktur yang sering terjadi adalah antara 'ertebrata thorakal / dan lumbal 4. $ndikator utama dari parahnya imobilitas pada sistem muskoloskeletal adlahpenurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot, rentang gerak sendi, dan kekuatan skeletal. engkajian fungsi seara periodikdapat digunakan untuk memantau perubahan dan keefektifan inter'ensi. 18
&.1.3 Pemer"ksaan #enunjang
a. )adiologi, yang menjadi khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun yang terlihat pada 'ertebrata spinalis. &inding depan orpus 'ertebrata biasanya merupakan lokalisasi yang paling berat. enipisan korteks dan hilangnya trabeulla trans'ersal adalah kelainan yang sering ditemui lemahnya orpus 'ertebrate menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nukleus pulposus ke dalam ruang inter'ertebratalis dan menyebabkan deformitas bikonkaf. b. %t-san, dengan alat ini dapat diukur densitas tulang seara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi follo up. Lertebral mineral diatas **0 mg=m4 dapat menimbulkan fraktur 'ertebrata atau penonjolan, sedangkan dibaah 1 mg=m4 hampir semua penderita mengalami fraktur. . @oto )ontgen polos d. emeriksaan &K5 Adigunakan untuk mengukur densitas tulang dan menghitung derajat ostopenia (kehilangan tulang ringan-sedang atau osteoporosis (kehilangan tulang berat. e. emeriksaan laboratorium •
Cadar %a, , dan alkali posphatase tidak menunjukkan kelainan yang
•
nyata. Cadar #T (pada post menopause kadar #T meningkat dan %t
• •
(terapi estrogen dapat merangsang pembentukan %t Cadar *,21-(O#2-&4 dan absorbsi %5 menurun. kskresi fosfat dan hydroksyproline terganggu sehingga kadarnya meningkat
&.1.& P%la #engkaj"an %r$%n
* ersepsi kesehatan=penanganan ersepsi klien tentang status kesehatan umum. Cetaatan pada praktik kesehatan pre'entif. 5pabila pasien sakit, pasien segera berobat ke rumah sakit=puskesmas. 2 ;utrisi-metabolik
19
ola masukan makanan dan airan, keseimbangan airan dan elektrolit, kemampuan umum untuk penyembuhan. $ntake makanan pasien sebelum sakit bisa menghabiskan * porsi makan, tetapi selama sakit intake makanan pasien berkurang begitu juga dengan intake airan. 4 liminasi ola fungsi pembuangan (usus, kandung kemih, kulit dan pers epsi klien. 5kti'itas=latihan ola latihan, akti'itas, bersenang-senang, rekreasi, dan kegiatan seharihari, faktor-faktor
yang mempengaruhi pola-pola indi'idu yang
diharapkan atau diinginkan.
1 Cognitif-perseptual Ceadekuatan alat sensori, seperti penglihatan, pendengaran, pengeapan, sentuhan, penghidu, persepsi nyeri, kemampuan fungsional kognitif. $stirahat-tidur ola tidur dan periode istirahat-relaksasi selama 2 jam sehari, dan juga kualitas dan kuantitas. 7 ersepsi diri=konsep diri +ikap indi'idu mengenai dirinya, persepsi terhadap kemampuan, itra tubuh, perasaan senang dan pola emosi. / eran-hubungan ersepsi pasien tentang peran yang utama dan tanggungjaab dalam situasi kehidupan sekarang. 9 +eksualitas=reproduksi Cepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan klien dengan seksualitas. Tahap dan pola reproduksi. *0 Coping=toleransi ola koping yang umum, toleransi stres, sistem pendukung, dan kemampuan yang dirasakan untuk mengendalikan dan menangani situasi. ** ;ilai-keyakinan ;ilai-nilai, tujuan, atau keyakinan yang mengarahkan pilihan atau keputusan. &.1.( Anal"sa $ata $an masalah &ata fokus &+A *.
!asalah ;yeri akut
tiologi ergeseram fragmen tulang
asien mengatakan nyeri
20
pada bagian tulang dan
akibat fraktur
persendian &OA *. Clien tampak meringis karena nyeri 2. +kala nyeri 1 (0-*0 4. T&A *40=90 mm#g . ;adiA 9 ?=menit 1. ))A 2?=menit . +uhuA 4 0% &+A
#ambatan mobilitas fisik
*. asien mengatakan nyeri
@ungsi ekstremitas dan penurunan kekuatan otot.
ketika berjalan 2. asien mengatakan lemas &OA *. asien mengalami penurunan tinggi badan &+A
&efisiensi pengetahuan
*. asien mengatakan kurang
Curangnya informasi proses osteoporosis dan program
mengerti tentang
terapi.
penyakitnya &OA *. asien terlihat gelisah 2. Clien=keluarga banyak bertanya &+A *. asien mengatakan emas dengan adanya perubahan
5nsietas
Curangnya informasi dan perubahan dalam status kesehatan.
status kesehatannya &OA *. "ajah pasien terlihat
21
gelisah &+A
)esiko jatuh
*. asien mengeluh
Fangguan keseimbangan, penurunan aktifitas, dan
kemampuan gerak epat
kekuatan otot.
menurun 2. asien mengatakan keseimbangan tubuhnya menurun &OA *. Tubuh pasien terlihat bungkuk &+A
&efisit peraatan diri
Fangguan fungsi ekstremitas.
*. asien mengatakan malas untuk mandi dan berdandan 2. asien merasa lemas &OA *. )ambut pasien terlihat kusam dan kotor 2. Cuku panjang dan tidak teraat &+A
)isiko edera
asien mengeluh kemampuan gerak epat menurun
Fangguan keseimbangan, penurunan akti'itas dan kekuatan otot.
&OA *. Tulang belakang terlihat bungkuk
&.2 D"agn%sa 'e#eraatan
&iagnosa yang munul akibat osteoporosis antara lainA *. ;yeri akut berhubungan dengan fraktur dan spasme otot.
22
2. #ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan fungsi ekstremitas dan penurunan kekuatan otot. 4. &efisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi proses osteoporosis dan program terapi. . 5nsietas berhubungan dengan kurangnya informasi dan perubahan dalam status kesehatan. 1. )esiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan, penurunan aktifitas, dan kekuatan otot. . &efisit peraatan diri berhubungan dengan gangguan fungsi ekstremitas. 7. )esiko edera berhubungan dengan dampak perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh. &.3 Inter4ens" 'e#eraatan 1. D"agn%sa 15 ;yeri akut berhubungan dengan fraktur dan spasme otot. Tujuan5 +etelah dilakukan peraatan selama 4?2 jam nyeri akut dapat
diatasi 'r"ter"a has"l5 !ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan • •
• •
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, menari bantuan !elaporkan baha nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri !ampu mengenali (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri !enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang $nter'ensi *. >akukan pengkajian nyeri seara
)asional *. pengkajian yang dilakukan seara
komprehensif termasuk lokasi,
komprehensif dapat
karakteristik, durasi, frekuensi,
mengidentifikasikan seara
kualitas, dan faktor presipitasi
mendetail dan menyeluruh mengenai
2. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, kebisingan 4. 5jarkan tekhnik nonfarmakologi (distraksi, guide imagery . erikan analgetik sesuai indikasi
keluhan pasien. 2. Fangguan lingkungan dan rangsangan dapat meningkatkan tekanan 'askuler serebral 4. !eningkatkan relaksasi dan dapat mengurangi nyeri . 5nalgetik dapat mengurangi nyeri
23
2. D"agn%sa 25 #ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
fungsi ekstremitas dan penurunan kekuatan otot. Tujuan5 +etelah dilakukan peraatan 4?2 jam, hambatan mobilitas fisik dapat diatasi 'r"ter"a has"l5 Clien dapat meningkatkan akti'itas fisik !engerti tujuan dari peningkatan mobilitas !em'erbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah !ampu memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi $nter'ensi *. eriksa 'ital sign sebelum=sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan. 2. Consultasikan dengan terapi fisik tentang renana ambulasi sesuai dengan kebutuhan pasien. 4. antu pasien untuk menggunakan alat
)asional *. !engetahui perubahan TTL pasien sebelum dan sesudah latihan, sebagai e'aluasi respon pasien setelah dilaku latihan. 2. Colaborasi dengan terapist akan lebi baik
bantu saat berjalan dan egah terjadinya
4. !embantu pasien sehingga memuda
edera . Caji kemampuan pasien dalam mobilisasi 1. >atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
pasien saat berjalan dan menegah
5&>s seara mandiri sesuai kemampuan . 5jarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan batuan jika diperlukan.
terjadinya edera . !engetahui kemampuan pasien dala mobilisasi 1. !elatih pasien dalam memenuhi kebutuhan 5&>s seara mandiri ses dengan kemampuannya . 5gar pasien tahu bagaimana teknik merubah posisi
24
3. D"agn%sa 35 &efisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi proses osteoporosis dan program terapi. Tujuan 5 setelah dilakuka peraatan *?2 jam, defisiensi pengetahun dapat diatasi 'r"ter"a has"l5 asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, • •
prognosis dan program pengobatan. asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
•
seara benar asien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan peraat=tim kesehatan lainnya. $nter'ensi
)asional
*. Jelaskan tentang proses penyakit dengan
*. asien mengetahui proses terjadinya
ara yang tepat 2. $dentifikasi kemungkinan penyebab
penyakit yang dialaminya 2. !engetahui kemungkinan penyebab
dengan ara yang tepat. 4. &iskusikan perubahan gaya hidup yang
terjadinya penyakit dengan tepat 4. !enegah terjadinya komplikasi di mas
mungkin diperlukan untuk menegah
yang akan datang
komplikasi di masa yang akan datang atau proses pengontrolan penyakit. . &iskusikan pilihan terapi atau penanganan 1. &ukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan pilihan kedua dengan ara yang tepat atau yang diindikasikan.
. &engan terapi yang tepat akan memperepat penyembuhan pasien. 1. !embantu pasien dalam mengeksplora atau mendapatkan pilihan kedua denga ara yang tepat atau yang diindikasikan.
&. D"agn%sa &5 5nsietas berhubungan dengan
kurangnya informasi dan
perubahan dalam status kesehatan. Tujuan5 setelah dilakukan peraatan *?2 jam, ansietas dapat diatasi 'r"ter"a has"l5 Clien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala emas • !engidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk • •
mengontrol emas TTL dalam batas normal
25
•
ostur tubuh, ekspresi ajah, bahasa tubuh, dan tingkat akti'itas menunjukkan berkurangnya keemasan $nter'ensi
)asional
*. Funakan pendekatan yang menenangkan
*. !engurangi keemasan pasien
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
2. asien mengetahui tujuan prosedur
dirasakan selama prosedur
yang dilakukan pasien
4. $ntruksikan pada pasien untuk
4. Teknik relaksasi dapat mengurangi
menggunakan teknik relaksasi
keemasan
. &engarkan dengan penuh perhatian . !eningkatkan keperayaan pasien 1. $dentifikasi tingkat keemasan
terhadap peraat
. antu pasien mengenal situasi yang
1. !engetahui tingkat keemasan
menimbulkan keemasan
pasien . !embantu pasien dalam mengenal situasi yang menimbulkan keemasan
(. D"agn%sa (5 )esiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan,
penurunan aktifitas, dan kekuatan otot. Tujuan5 +etelah dilakukan peraatan 4?2 jam resiko jatuh dapat diatasi 'r"ter"a has"l5 CeseimbanganA kemampuan untuk mempertahankan ekuilibrum • erilaku penegahan jatuhA tindakan indi'idu atau pemberi asuhan untuk • meminimalkan faktor resiko yang dapat memiu jatuh dilingkungan • •
indi'idu Tidak ada kejadian jatuh asien mampu memahami ara penegahan jatuh $nter'ensi *. $dentifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh dalam lingkungan tertentu 2. $dentifikasi perilaku dan faktor yang
)asional *. !engetahui kekurangan pengetahuan atau fisik pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh dalam lingkungan tertentu 2. &engan mengetahui perilaku dan faktor
26
mempengaruhi resiko jatuh
yang mempengaruhi resiko jatuh, kita dapat memberikan informasi kepada pasien sehingga kemungkinan kejadian munulnya gangguan dapat diegah 4. asien mengetahui bagaimana ara
4. 5jarkan pasien bagaimana jatuh untuk meminimalkan edera . !emberikan pengetahuan kepada anggota keluarga tentang faktor resiko yang
meminimalkan edera ketika jatuh . 5gar anggota keluarga lebih aspada dan menegah terjadinya jatuh
berkontribusi terhadap jatuh dan 1. !eminimalkan efek samping dari obat
bagaimana mereka dapat menurunkan
yang berkontribusi terhadap jatuh
resiko tersebut 1. erkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain untuk meminimalkan efek samping dari obat yang berkontribusi terhadap jatuh
). D"agn%sa )5 &efisit peraatan diri berhubungan dengan gangguan fungsi
ekstremitas. Tujuan5 setelah dilakukan peraatan 2?2 jam, defisit peraatan diri
dapat diatasi 'r"ter"a has"l5 Clien terbebas dari bau badan • !enyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan • •
5&>s &apat melakukan 5&>+ dengan bantuan
$nter'ensi *. !onitor kemampuan pasien untuk peraatan diri yang mandiri 2. !onitor kebutuhan pasien
)asional *. !engetahui kemampuan pasien dalam peraatan mandiri 2. !engetahui kebutuhan pasien
27
untuk alat-alat bantu untuk
untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian,
kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan 4. +ediakan bantuan sampai
berhias, toileting dan makan 4. !elatih pasien untuk bisa
pasien mampu seara utuh
melakukan self-are seara
untuk melakukan self-are . &orong pasien untuk melakukan akti'itas sehari-
utuh . asien menjadi lebih semangat dalam melakukan
hari yang normal sesuai
akti'itas sehari-hari seara
kemampuan yang dimiliki
normal 1. 5jarkan pasien=keluarga untuk mendorong
1. !elatih pasien=keluarga dapat meningkatkan
kemandirian, untuk
kemandirian
memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu melakukannya
*. D"agn%sa *A )esiko edera berhubungan dengan dampak perubahan
skeletal dan ketidakseimbangan tubuh. Tujuan5 edera tidak terjadi dengan riteria hasil klien tidak jatuh dan
tidak mengalami fraktur, klien dapat menghindari akti'itas yang mengakibatkan fraktur. 'r"ter"a has"l5
•
Clien terbebas dari idera Clien mampu menjelaskan
•
injury=idera Clien mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan=perilaku
•
ara=metode
untuk
menegah
personal. $nter'ensi *. %iptakan lingkungan yang bebas dari
)asional *. !eniptakan lingkungan yang aman
28
bahaya missal A tempatkan klien pada
mengurangi risiko terjadinya keelak
tempat tidur rendah, berikan penerangan yang ukup, tempatkan klien pada ruangan yang mudah untuk diobser'asi 2. 5jarkan pada klien untuk berhenti seara perlahan,tidak naik tangga dan
2. ergerakan yang epat akan memuda terjadinya fraktur kompresi 'ertebra p
klien osteoporosis. mengangkat beban berat 4. Obat-obatan seperti diureti, fenotiaGi 4. Obser'asi efek samping obat-obatan yang dapat menyebabkan pusing, mengant digunakan dan lemah yang merupakan predispos
. asang side rail tempat tidur
klien untuk jatuh. . Terhindar dari kemungkinan jatuh dar tempat tidur
&.& Im#lementas" $an E4aluas" 'e#eraatan Har"6
N%.
Tanggal
D7.
am
Im#lementas"
Har"6
am
E4aluas"
Tanggal
'e# .
+abtu, 01-0420*
*
07.0007.*0
*. !elakukan pengkajian nyeri seara komprehensif termasuk lokasi,
+abtu,
*.00-
01-04-
*..*1
20*
+A asien mengatakan nyeri sudah berkuran
karakteristik, durasi,
OA tingkat nyeri pasi
frekuensi, kualitas,
pada tingkat 4
dan faktor presipitasi
5A masalah teratasi
29
sebagian 2. !engontrol 07.*0-
lingkungan yang
A lanjutkan inter'en
07.*1
dapat mempengaruhi
nomor *,
nyeri seperti suhu ruangan, kebisingan 4. !engajarkan tekhnik nonfarmakologi 07.*107.40
07.4007.0
(distraksi, guide imagery
. !emberikan analgetik sesuai indikasi
+abtu, 01-04-
2.
07.00-
*. !emeriksa 'ital sign
+abtu,
*.00-
07.*0
sebelum=sesudah
01-04-
*.*1
latihan dan lihat
20*
20*
respon pasien saat latihan. 2. !engkonsultasikan
+A asien mengatakan nyeri sudah berkuran dari hari sebelumnya OA
dengan terapi fisik 07.*007.40
tentang renana
asien mengalami
ambulasi sesuai
penurunan tinggi ba
dengan kebutuhan pasien. 4. !embantu pasien untuk menggunakan 07.40-
alat bantu saat
07.1
berjalan dan egah
5A masalah teratasi sebagian A lanjutkan inter'en
terjadinya edera . !engkaji
30
kemampuan pasien dalam mobilisasi 07.1- 1. !elatih pasien dalam 07.11
pemenuhan kebutuhan 5&>s seara mandiri sesuai
07.110/.01
kemampuan . !engajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
!inggu, 0-04-
4.
0/.01-
batuan jika
0/.20
diperlukan.
07.0007.*1
20*
*. !enjelaskan tentang proses penyakit dengan ara yang
07.*107.21
+A pasien mengataka
0-04-
*.*1
sudah menegerti
20*
tentang penyakitnya OA pasien sudah tida
kemungkinan
banyak bertanya lagi
ara yang tepat. 4. !endiskusikan 07.41
*.00-
tepat 2. !engidentifikasi
penyebab dengan
07.21-
!inggu,
5A masalah teratasi A #entikan inter'en
perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk menegah komplikasi di masa yang akan datang atau proses pengontrolan penyakit. . !endiskusikan
31
07.4107.1
pilihan terapi atau penanganan 1. !endukung pasien untuk
07.107.11
mengeksplorasi atau mendapatkan pilihan kedua dengan ara yang tepat atau yang diindikasikan.
!inggu, 0-04-
.
07.00- *. !enggunakan 07.*0
20*
pendekatan yang menenangkan
!inggu,
*.00-
+A pasien mengataka
0-04-
*.*1
tidak emas lagi
20*
OA ajah pasien tena 5A masalah teratasi
07.*007.21
2. !enjelaskan semua
A hentikan inter'ens
prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
07.2107.41
4. !engintruksikan pada pasien untuk menggunakan teknik
07.4107.10
relaksasi . !endengarkan dengan penuh perhatian
07.100/.00
1. !engidentifikasi tingkat keemasan
32
0/.00- . !embantu pasien 0/.*1
mengenal situasi yang menimbulkan keemasan
+enin, 07-04-
1.
07.00- *. !engidentifikasi
+enin,
*.00-
+A pasien mengataka
07.*0
07-04-
*.21
keseimbangan tubuh
20*
defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh dalam lingkungan tertentu 2. !engidentifikasi
07.*007.20
perilaku dan faktor yang mempengaruhi
20*
menurun sehingga terasa sempoyongan OA pasien terlihat bungkuk 5A masalah tidak teratasi
resiko jatuh A >anjutkan inter'e 4. !engajarkan pasien 07.20-
bagaimana jatuh
07.41
untuk meminimalkan
nomor *-1
edera . !emberikan 07.41-
pengetahuan kepada
07.10
anggota keluarga tentang faktor resiko yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana mereka dapat menurunkan resiko tersebut 1. erkolaborasi dengan anggota tim kesehatan
07.100/.*0
lain untuk meminimalkan efek 33
samping dari obat yang berkontribusi .
terhadap jatuh 07.00- *. !onitor kemampuan
*.00-
+A pasien sudah mau
07.*0
*.*1
mandi
pasien untuk peraatan diri yang
07.*007.21
asien sudah tidak
mandiri 2. !onitor kebutuhan
lemas
pasien untuk alat-alat
OA rambut terlihat
bantu untuk
bersih dan kuku lebi
kebersihan diri,
teraat
berpakaian, berhias, 5A masalah teratasi
toileting dan makan 4. +ediakan bantuan
A hentikan inter'ens
sampai pasien mampu 07.21+enin,
07.41
07-04-
seara utuh untuk melakukan self-are . &orong pasien untuk melakukan akti'itas
20* 07.41-
sehari-hari yang
07.1
normal sesuai
+enin, 07-0420*
kemampuan yang dimiliki 1. 5jarkan pasien=keluarga untuk 07.10/.00
mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu melakukannya
34
7.
07.0007.*1
*. !eniptakan
*.00-
lingkungan yang
*.*1
bebas dari bahaya
+A asien sudah mampu menjelaskan
missal A tempatkan
ara=metode
klien pada tempat
penegahan edera
tidur rendah, berikan
OA
penerangan yang ukup, tempatkan
asien terlihat bungk
klien pada ruangan 5A
yang mudah untuk diobser'asi 2. !engajarkan pada
+enin, 07-04-
07.*1-
20*
07.1
klien untuk berhenti seara perlahan,tidak
+enin,
!asalah teratasi
07-04-
sebagian
20*
A
naik tangga dan mengangkat beban berat 4. !engobser'asi efek
>anjutkan inter'ensi nomor 4
samping obat-obatan 07.107.11
yang digunakan . !emasang side rail tempat tidur
07.110/.00
35
BAB (. PENUTUP (.1 'es"m#ulan
Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas atau matriks atau massa tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah. enyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis. +elain itu osteoporosis dapat disebabkan faktor genetik, mekanis, hormonal, makanan, protein, estrogen, rokok, kopi, alkohol dan kalsium juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis sebab anita-anita pada masa pre menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak banyak, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi
negatif, sedang mereka yang masukan
kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan kalsium positif. &iagnosa yang munul akibat osteoporosis diantaranya, ;yeri akut berhubungan dengan fraktur dan spasme otot, #ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan fungsi ekstremitas dan penurunan kekuatan otot, &efisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi proses osteoporosis dan program terapi, 5nsietas berhubungan dengan
kurangnya
informasi dan perubahan dalam status kesehatan, )esiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan, penurunan aktifitas, dan kekuatan otot, dan &efisit peraatan diri berhubungan dengan gangguan fungsi ekstremitas
36
(.2 aran
&engan adanya makalah ini peraat diharapkan mampu memberikan peraatan dan edukasi kepada pasien atau masyarakat sedini mungkin akan terjadinya osteoporosis, karena selain dari faktor genetik juga di sebabkan oleh aktor makan
sehingga dengan memberikan edukasi
pada masyarakat,
masyarakat mampu menegah dengan memulai hidup sehat, olah raga yang tertur guna melatih kekuatan otot dan tulang sehingga dapat menimalisir terjadinya osteooporosis.
37
&5@T5) D+T5C5 ordul.@,+te'en,.J.!BLan&er"eyde,J.5.F.*997. ilmukeperawatan(judul2). JakartaAF% %ompston,Juliet.2002. Bimbingan Dokter Pada Osteoporosis.JakartaA&ian )akyat. Junaidi,$skandar.2007.Osteoporosis.JakartaAFramedia. ;urarif, 5min #uda dan #ardhi Cusuma. 20*1. Aplikasi Asuhan Keperawatan: Berdasarkan Diagnosa edis dan !anda !i"#!o".edisi re'isi jilid *. JogjakartaA !ediation.
;urarif, 5min #uda dan #ardhi Cusuma. 20*1. Aplikasi Asuhan Keperawatan: Berdasarkan Diagnosa edis dan !anda !i"#!o".edisi re'isi jilid 2. JogjakartaA !ediation. ;urarif, 5min #uda dan #ardhi Cusuma. 20*1. Aplikasi Asuhan Keperawatan: Berdasarkan Diagnosa edis dan !anda !i"#!o".edisi re'isi jilid 4. JogjakartaA !ediation. +ain,ian.2009.osteoporosis.Mserial onlineN. httpsA==iansaing.files.ordpress.om=2009=0=4-askep-osteoporosis-212.do. &iakses 09 !aret 20* httpsA==id.ikipedia.org=iki=Osteoporosis ( diakses pada tanggal *0 maret 20* pukul */A40 httpsA==.sribd.om=do=7111140=5skepOsteoporosis (diakses pada !aret 20* pada pukul */.47 httpsA==ore.a.uk=donload=files=479=**74*0.pdf (diakses pada !aret 20* pada pukul */.0 Tandra, #ans. 2009. Osteoporosis !engenal, !engatasi, dan !enegah Tulang Ceropos. JakartaA Framedia ustaka Dtama. +uryati, 5, ;uraini, +. 200. @aktor +pesifik enyebab enyakit Osteoporosis ada +ekelompok Osteoporosis &i )+$J, 2001. Jurnal Cedokteran dan Cesehatan, Lol.2, ;o.2, Juli 200A*07-*2. )asjad %hairuddin, engantar $lmu edah Ortopedi, disi ketiga,
38
&u8ue, Fusta'o and Troen, ure ). $keletal Aging% dalam Buku &eriatri" !utrition 'he ealth Proesional*s anbook 'hird +dition. Jones and artlett ublishers. 200. +udoyo, 5ru ". dkk. 200. Buku Ajar ,lmu Pen-akit Dalam +disi , . JakartaA usat enerbitan &epartemen $lmu enyakit &alam @C D$.
39
ertanyaan A *. Osteoporosis mengalami determinan penurunan masa tulang dan terjadi kebanyakan pada lansia, pasien biasa mengeluh linu pada tulang. agaimana kita sebagai peraat bisa menyadarkan kepada para lansia akan hal tersebut6 JaabA Cita harus memberikan edukasi kepada masyarakat sedini mungkin akan terjadinya osteoporosis, karena selain faktor genetik juga disebabkan oleh faktor makanan sehingga dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, masyarakat diharapkan mampu menegah dengan memulai hidup sehat, olah raga teratur guna melatih kekuatan otot dan tulang sehingga dapat meminimalisir terjadinya osteoporosis. 2. 5pakah iri khas implementasi keperaatan pada pasien osteoporosis6 5pakah kita bisa mengembalikan kondisi tulang pasien menjadi baik kembali6 JaabA enanganan pada pasien osteoporosis yaitu dengan mengajarkan pasien untuk melakukan olah raga keil seperti jalan santai, senam lansia dan lain sebagainya. &engan begitu akan melatih kekuatan otot dan tulang sehingga dapat meminimalisir terjadinya osteoporosis yang lebih parah. Cita tidak dapat mengembalikan kondisi tulang pasien menjadi balik kembali, hal ini dikarenakan susunan tulang yang sudah rusak dan rapuh sehingga akan sulit untuk menjadi baik kembali apalagi pada lansia yang kita ketahui baha kartilago sudah tidak terbentuk. 4. agaimanakah perbedaan klasifikasi osteoporosis6 JaabA . 5pa hubungan merokok dengan osteoporosis6 JaabA !erokok dalam jumlah yang banyak enderung akan mengakibatkan penurunan tulang, apalagi disertai asupan kalsium yang rendah. !erokok 40