Lp Dan Askep BPH

LAPORAN PENDAHULUAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

Disusun Oleh: SUMANTRI NIM: 09:030

PROGRAM STUDI S-1KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG – PROBOLINGGO 2013

1

The world's largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.









1. ANATOMI

Kele Kelenj njar ar pros prosta tatt terl terlet etak ak tepa tepatt di bawa bawah h lehe leherr kand kandun ung g kemi kemih. h. Kele Kelenj njar ar ini ini mengel mengelilin ilingi gi uretra uretra dan dipoto dipotong ng melint melintang ang oleh oleh duktus duktus ejakul ejakulato atoriu rius, s, yang yang merupa merupakan kan kelanjutan dari vas deferen. Kelenjar ini berbentuk seperti buah kenari. Normal beratnya kelenjar prostat kira-kira 20 gram dengan ukuran rata-rata: panjang 3.4 cm, lebar 4.4 cm, tebal 2.6 cm. Pada bagian bagian anterior anterior difiksasi difiksasi oleh ligamentum ligamentum pubroprosta pubroprostatikum tikum dan sebelah sebelah infer inferio iorr oleh oleh diaf diafrag ragma ma urog urogen enita ital. l. Pada Pada pros prosta tatt bagi bagian an poste posteri rior or beru berumu muar araa dukt duktus us ejakul ejakulator atoris is yang yang berjal berjalan an miring miring dan berakh berakhir ir pada pada verumo verumonta ntarum rum pada pada dasar dasar uretra uretra prostatika tepat proksimal dan sfingter uretra eksterna. Secara embriologis terdiri dari 5 lobus: lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus lobus posterior 1 buah, dan lobus lateral 2 buah. Sedangkan Sedangkan menurut menurut klassifikasi Lowsley; Lowsley; prostat terdiri dari lima lobus: anterior, posterior, medial, lateral kanan dan lateral kiri. Seda Sedang ngka kan n menu menuru rutt Mc Neal, Neal, pros prosta tatt diba dibagi gi atas atas : zona zona perif perifer er,, zona zona sentr sentral al,, zona zona transisional, segmen anterior dan zona spingter preprostat. Prostat normal terdiri dari 50 lobulus kelenjar. Duktus kelenjar-kelenjar prostat ini lebih kurang 20 buah, secara terpisah bermuara pada uretra prostatika, dibagian lateral verumontanum, kelenjar-kelenjar ini dilapisi oleh leh sela selap pis epit epitel el tora torak k dan bagia agian n basal sal terd terdap apat at selsel-se sell kuboi uboid d (Nasar,1985; Tanango,1995). Selama Selama perkem perkemban bangan gannya nya lobus lobus medius medius,, lobus lobus anteri anterior or dan lobus lobus posteri posterior or akan akan menjadi saru disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut disebut kelenjar kelenjar prostat. prostat. Pada potongan potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari : a. Kap Kapsul sul ana anato tom mis Sebaga Sebagaii jaring jaringan an ikat ikat yang yang mengan mengandun dung g otot otot polos polos yang yang membun membungku gkuss kelenj kelenjar ar prostat. b. Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler c. Jaringan Jaringan kelenjar kelenjar yang terbagi terbagi atas tiga kelompok kelompok bagian bagian : 1) Bagian Bagian luar disebu disebutt glandu glandula la princi principal palis is atau atau kelenj kelenjar ar prostat prostat sebenarn sebenarnya ya yang menghasilkan bahan baku sekret. 2) Bagian Bagian tengah tengah disebu disebutt kelenj kelenjar ar submuk submukosa osa lapisan lapisan ini disebu disebutt juga juga sebaga sebagaii









3) Di seki sekita tarr uret uretra ra diseb disebut ut periurethral gland atau atau glan glandu dula la muko mukosa sa yang yang meru merupa paka kan n bagi bagian an terk terkeci ecil. l. Bagi Bagian an ini ini serin serinng ng memb membesa esarr atau atau meng mengal alam amii hipertrofi pada usia lanjut. Pada BPH, kapsul pada prostat terdiri dari tiga lapis : a. Kap Kapsul sul ana anato tom mis b. Kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya (outer zone) zone) sehingga terbentuk kapsul c. Kapsul Kapsul yang terbe terbentu ntuk k dari dari jaringan jaringan fibromu fibromusku skuler ler antara antara bagian bagian dalam (inner ( inner zone) zone) dan bagian luar (outer ( outer zone) zone) dari kelenjar prostat. BPH sering sering terjadi terjadi pada pada lobus lobus lateral lateralis is dan lobus lobus mediali medialiss karena karena mengan mengandun dung g banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu suatu kegana keganasan san prostat prostat.. Sedang Sedangkan kan lobus lobus anterio anteriorr kurang kurang mengal mengalami ami hiperp hiperplasi lasi karena karena sedikit mengandung jaringan kelenjar. Vaskularisasi kelenjar prostat yang utama berasal dari a. vesikalis inferior (cabang dari a. iliaca interna), a. hemoroidalis media (cabang dari a. mesenterium inferior), dan a. pudenda interna (cabang dari a. iliaca interna). Cabang-cabang dari arteri tersebut masuk lewat basis prostat di Vesico Prostatic Prostatic Junction Junction.. Penyebaran Penyebaran arteri di dalam prostat dibagi menjadi 2 kelompok , yaitu: a. Kelo Kelomp mpok ok arter arterii uret uretra, ra, menem menembu buss kaps kapsul ul di post postero ero lateral lateral dari vesico prostatic prostatic junction dan dan memb memberi eri perd perdara araha han n pada pada lehe leherr buli buli-b -bul ulii dan dan kelo kelomp mpok ok kele kelenj njar ar periuretral. b. Kelompok arteri kapsul, menembus sebelah lateral dan memberi beberapa cabang yang memvaskularisasi kelenjar bagian perifer (kelompok kelenjar parauretral).6

Aliran limfe dari kelenjar prostat membentuk plexus di peri prostat yang kemudian bersatu untuk membentuk beberapa pembuluh utama, yang menuju ke kelenjar limfe iliaca intern internaa , iliaca iliaca ekstern eksterna, a, obtura obturator toria ia dan sakral. sakral. Persara Persarafan fan kelenj kelenjar ar prostat prostat sama sama dengan dengan persarafan kandung kemih bagian inferior yaitu fleksus saraf simpatis dan parasimpatis. Sekresi Sekresi dan motor yang mensarafi prostat berasal dari plexus simpatikus simpatikus dari Hipogastricu Hipogastricuss dan medula sakral III-IV dari plexus sakralis.









Gbr: kelenjar prostat dan BPH Darah vena prostat prostat dialirkan dialirkan kedalam fleksus fleksus vena periprostatika periprostatika yang berhubungan berhubungan dengan vena dorsalis penis, kemudian dialirkan ke vena iliaka interna yang juga berhubungan dengan dengan pleksu pleksuss vena vena presak presakral. ral. Oleh Oleh karena karena struktu strukturr inilah inilah sering sering dijump dijumpai ai metasta metastase se karsinoma prostat secara hematogen ke tulang pelvis dan vertebra lumbalis. Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada orang dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba. Pertambahan unsur kelenjar mengha menghasilk silkan an warna warna kuning kuning kemerah kemerahan, an, konsi konsisit sitensi ensi lunak lunak dan berbat berbatas as jelas jelas dengan dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti susu. Apabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan berwarna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. jelas . Tonjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang









2. FISIOLOGI

Kelenj Kelenjar ar prosta prostatt dikeli dikelilin lingi gi oleh oleh otot otot polos polos yang yang berkon berkontra traksi ksi selama selama ejakul ejakulasi, asi, meng mengel elua uark rkan an lebih lebih kura kurang ng 0,5 0,5 ml caira cairan n pros prostat tat tetap tetapii fung fungsi si past pastii cair cairan an ini ini belu belum m diketahui, paling tidak sebagai medium pembawa sperma. Prostat adalah organ yang bergantung kepada pengaruh endokrin, dapat dianggap imbangannya (counterpart) dengan payudara pada wanita. Kelenjar prostat dibawah pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan pemberian Stilbestrol. Jadi prostat dipengaruhi oleh oleh hormon hormon androg androgen, en, ternya ternyata ta bagian bagian yang yang sensiti sensitive ve terhada terhadap p androg androgen en adalah adalah bagian bagian perifer, sedangkan yang sensitive terhadap estrogen adalah bagian tengah. Karena itu pada orang tua bagian tengahlah tengahlah yang mengalami mengalami hiperplasia, hiperplasia, oleh karena sekresi androgen androgen yang berkurang sedangkan estrogen bertambah secara relatif ataupun absolut (Blandy,1983; Ganong, 1983; Burkit 1988). Fungsi Prostat adalah menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm yang fungsinya fungsinya hampir sama dengan dengan kelenjar kelenjar prostat. prostat. Kelenjar ini menghasilkan menghasilkan sekresi yang penyalurannya dari testis secara kimiawi dan fisiologis sesuai kebutuhan spermatozoa. Sewakt Sewaktu u perang perangsan sangan gan seksua seksual, l, prostat prostat mengel mengeluar uarkan kan cairan cairan encer encer seperti seperti susu susu yang yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. Cairan ini menambah volume cairan vesikula seminalis dan sperma. Cairan prostat bersifal basa (alkalis). Sewaktu mengendap di cairan vagina wanita, bersama dengan ejakulat yang lain, cairan ini dibutuhkan karena motilitas sperma akan berkurang dalam lingkungan dengan pH rendah.

3. PENGERTIAN

A.

Hipe Hiperp rpla lasi siaa pros prosta tatt jina jinak k (BP (BPH) ada adala lah h pen penyaki yakitt yan yang dise diseb babka abkan n oleh oleh pen penua uaan an.. Price&Wilson (2005)

B.

Hipe Hiperp rpla lasi siaa pro prost stat at jina jinak k ada adala lah h pem pembe besa sara ran n kel kelen enja jarr pro prost stat at nonk nonkan anke ker, r, (Cor (Corwi win, n, 2000)

C.

BPH ada adalah sua suatu kead keadaaan di dimana prost rostaat men mengalami pembesar saran mem memanjang keatas keatas kedalam kedalam kandun kandung g kemih kemih dan menyum menyumbat bat aliran aliran urin urin dengan dengan cara menutu menutupi pi orifisium uretra. (Smeltzer dan Bare, 2002)









4. INSIDEN

Di Indo Indone nesia sia BPH BPH meru merupa paka kan n urut urutan an kedu keduaa setel setelah ah batu batu salur saluran an kemi kemih h dan dan diperkirakan ditemukan pada 50% pria berusia diatas 50 tahun dengan angka harapan hidup rata-rata di Indonesia yang sudah mencapai 65 tahun dan diperkirakan bahwa lebih kurang 5% pria Indonesia sudah berumur 60 tahun atau lebih. Kalau dihitung dari seluruh penduduk Indone Indonesia sia yang yang berjum berjumlah lah 200 juta lebih, lebih, kira-k kira-kira ira 100 juta terdiri terdiri dari dari pria, pria, dan yang berumur 60 tahun atau lebih kira-kira 5 juta, sehingga diperkirakan ada 2,5 juta laki-laki Indonesia yang menderita BPH. Dengan demikian, akan banyak pula kasus di rumah sakit yang pada umumnya berindikasi pembedahan.

5. ETIOLOGI

Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang diduga timbulnya Benigne Prostat Hyperplasia antara lain : A. Teori Teori Dehidro Dehidrotest testost ostero eron n (DHT) Testos Testostero teron n yang yang dihasil dihasilkan kan oleh oleh sel leydig leydig pada pada testis testis (90%) (90%) dan sebagi sebagian an dari dari kelenjar adrenal (10%) masuk dalam peredaran darah dan 98% akan terikat oleh globulin globulin menjadi sex hormon hormon binding binding globulin (SHBG). Sedang hanya 2% dalam keadaan testosteron bebas. Testosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam “target cell” yaitu sel prostat melewati membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma, di dalam alam sel, sel, test testo oster steron on dire diredu duks ksii oleh leh enzi enzim m 5 alph alphaa red reducta uctase se menj menjad adii 5 dehidr dehidrote otesto stoste steron ron yang yang kemudi kemudian an bertem bertemu u dengan dengan resepto reseptorr sitopl sitoplasma asma menjad menjadii “hormone receptor complex”. Kemudian hormone receptor complex ini mengalami transfo transforma rmasi si resepto reseptor, r, menjad menjadii nuclear nuclear recepto receptorr yang yang masuk masuk kedalam kedalam inti inti yang yang kemudian melekat pada kromatin dan menyebabkan transkripsi m-RNA. RNA ini akan menyebabk menyebabkan an sintese protein protein menyebabk menyebabkan an terjadinya terjadinya pertumbuhan pertumbuhan kelenjar prostat. B. Teor Teorii Horm Hormon onal al Dengan Dengan mening meningkat katnya nya usia usia pada pada pria pria terjadi terjadi pening peningkat katan an hormon hormon Estrog Estrogen en dan penurunan testosteron sedangkan estradiol tetap. yang dapat menyebabkan terjadinya hyperplasia stroma.











Terd Terdap apat at empa empatt pept peptic ic grow growth th fact factor or yait yaitu: u: basi basicc trans transfo form rmin ing g grow growth th facto factor, r, transforming growth factor β1, transforming growth factor β2, dan epidermal growth facto factor. r. Peni Pening ngka kata tan n epid epider erma mall gorw gorwth th fakt faktor or atau atau fibr fibrob obla lass gorw gorwth th fakt faktor or dan dan penurunan transforming gorwth faktor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel. epitel. Peranan Peranan dari growth factor ini sebagai sebagai pemacu pemacu pertumbuh pertumbuhan an stroma kelenjar prostat. D. Teori peningk peningkatan atan lama hidup hidup sel-sel prostat prostat karena berkurang berkurangnya nya sel yang mati. mati. Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat. E. Teori Teori Sel Sel Stem (stem (stem cell hypo hypothe thesis) sis) Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada dalam keadaan keseimbangan “steady state”, antara pertumbuhan sel dan sel yang mati, keseimbanga keseimbangan n ini disebabkan adanya kadar testosteron testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproliferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proliferasi lebih cepat. Terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi atau atau prol prolif ifer erasi asi sel strom stromaa dan dan sel epit epitel el kele kelenj njar ar peri periur uret etral ral pros prosta tatt menj menjad adii berlebihan (Poernomo, 2000, hal hal 74-75).

6. KLASIFIKASI

A. Stad Stadiu ium mI Ada obstruktif tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis. B. Stad Stadiu ium m II Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluark mengeluarkan an urine walaupun tidak sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada rasa ridak enak BAK atau disuria









Kelenjar prostat adalah salah satu organ genetalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli, dan membungkus uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20 gram. Menurut Mc Neal (1976) yang dikutip dan bukunya Purnomo (2000), membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara lain zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona fibromuskuler anterior dan periuretra (Purnomo, 2000). Sjam Sjamsu suhi hida daja jatt (200 (2005) 5),, meny menyeb ebut utka kan n bahw bahwaa pada pada usia usia lanj lanjut ut akan akan terja terjadi di peru peruba baha han n keseimbangan testosteron estrogen karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi tertosteron menjadi estrogen pada jaringan adipose di perifer. Purnomo (2000) menjelaskan bahwa pertumbuhan kelenjar ini sangat tergantung pada hormon tertosteron, yang di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah menjadi dehidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim alfa reduktase. Dehidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu mRNA RNA di dala dalam m sel-s sel-sel el kele kelenj njar ar pros prosta tatt untu untuk k mens mensin inte tesis sis prot protein ein sehin sehingg ggaa terj terjad adii pertumbuhan kelenjar prostat. Oleh karena pembesaran prostat terjadi perlahan, maka efek terjadinya perubahan pada traktus traktus urinar urinarius ius juga juga terjadi terjadi perlah perlahan-l an-laha ahan. n. Peruba Perubahan han patofi patofisio siolog logii yang yang diseba disebabka bkan n pembesaran prostat sebenarnya disebabkan oleh kombinasi resistensi uretra daerah prostat, tonus trigonum dan leher vesika dan kekuatan kontraksi detrusor. Secara garis besar, detrusor dipersarafi oleh sistem parasimpatis, sedang trigonum, leher vesika dan prostat oleh sistem simpatis. simpatis. Pada tahap awal setelah terjadinya terjadinya pembesaran prostat akan terjadi resistensi yang bertambah pada leher vesika dan daerah prostat. Kemudian detrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi lebih kuat dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut trahekulasi (buli-buli balok). Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat aetrisor . Tonjolan mukosa yang kecil dinamakan sakula sedangkan yang besar disebut divertikel . Fase penebalan detrusor ini disebut Fase kompensasi otot dinding kandung kemih. Apabila









Karena produksi urin terus terjadi, maka satu saat vesiko urinaria tidak mampu lagi menamp menampung ung urin, urin, sehingg sehinggaa tekana tekanan n intrav intravesi esikel kel lebih lebih tinggi tinggi dari dari tekana tekanan n sfingte sfingterr dan obstruksi obstruksi sehingga sehingga terjadi terjadi inkontinen inkontinensia sia paradox paradox (overflow (overflow incontinen incontinence) ce).. Retens Retensii kronik kronik menyebabkan refluks vesiko ureter dan dilatasi. ureter dan ginjal, maka ginjal akan rusak dan terjadi gagal ginjal. Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengak mengakibat ibatkan kan pender penderita ita harus harus mengej mengejan an pada pada miksi miksi yang yang menyeb menyebabk abkan an pening peningkat katan an tekana tekanan n intraab intraabdom domen en yang yang akan akan menimb menimbulk ulkan an hernia hernia dan hemoro hemoroid. id. Stasis Stasis urin urin dalam dalam vesi vesiko ko urin urinar aria ia akan akan memb memben entu tuk k batu batu enda endapa pan n yang yang mena menamb mbal. al. Kelu Keluha han n irita iritasi si dan dan hematu hematuria. ria. Selain Selain itu, itu, stasis stasis urin urin dalam dalam vesika vesika urinar urinaria ia menjad menjadika ikan n media media pertum pertumbuh buhan an mikroorgan mikroorganisme, isme, yang dapat menyebabkan menyebabkan sistitis sistitis dan bila terjadi refluks refluks menyebabk menyebabkan an pyelonefritis (Sjamsuhidajat, 2005)

8. MANIFESTASI KLINIS

Gejala Gejala klinis klinis yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh Benign Benignee Prosta Prostatt Hyperp Hyperplasi lasiaa disebu disebutt sebaga sebagaii Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu : A. Geja Gejala la Obstr Obstruk ukti tiff yai yaitu tu : a)

Hesitansi Hesitansi yaitu yaitu memulai memulai kencing kencing yang yang lama lama dan dan seringka seringkali li disertai disertai dengan dengan mengejan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan waktu beberapa lama lama mening meningkat katkan kan tekana tekanan n intrav intravesi esikal kal guna guna mengat mengatasi asi adanya adanya tekana tekanan n dalam dalam uretra prostatika.

b)

Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan tekanan intra vesika sampai berakhirnya miksi.

c)

Termin Terminal al dribli dribling ng yaitu yaitu mene menetesn tesnya ya urine urine pada pada akhir akhir kencin kencing. g.

d)

Pancar Pancaran an lemah : kelemaha kelemahan n kekuatan kekuatan dan kalibe kaliberr pancar pancaran an destruss destrussor or memerlu memerlukan kan









Menurut Menurut Doenges Doenges (1999), (1999), pemeriksaan pemeriksaan penunjang yang mesti dilakukan dilakukan pada pasien dengan BPH adalah : A.

Laboratorium a) Sedimen Ur Urin Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran kemih.

b) Kultur Urin Menc Mencar arii jenis jenis kuma kuman n yang yang meny menyeb ebab abka kan n infek infeksi si atau atau sekal sekalig igus us mene menent ntuk ukan an sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan. B. Pencitraan a) Foto Foto polo poloss abdo abdome men n Mencari Mencari kemungkina kemungkinan n adanya adanya batu saluran kemih atau kalkulosa kalkulosa prostat prostat dan kadang menunjukan bayangan buii-buli yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari retensi urin. b) IVP ( Intra Intra Vena Pielografi) Pielografi) Meng Menget etah ahui ui kemu kemung ngki kina nan n kelai kelaina nan n ginj ginjal al atau atau uret ureter er beru berupa pa hidr hidrou oure rete terr atau atau hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar prostat, penyakit pada buli-buli. c) Ultr Ultras ason onog ogra rafi fi (trans abdominal dan abdominal dan trans rektal ) Untuk mengetahui, pembesaran prostat, volume buli-buli atau mengukur sisa urin dan keadaan patologi lainnya seperti difertikel, tumor. d) Systo stocopy Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra parsprostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam rektum.

10. PENATALAKSANAAN

A. Non Farmakologi









dan tidak diperbolehkan minuman alkohol agar tidak sering miksi. Setiap 3 bulan lakukan kontrol keluhan (sistem skor), sisa kencing dan pemeriksaan colok dubur.

B.

Farmakologi a) Pemberian Pemberian obat obat Golongan Golongan Supres Supressor sor Androgen Androgen/anti /anti androg androgen en : 1) Inhi Inhibi bito torr 5 alfa alfa reduk redukta tase se Obat yang dipakai adalah finasterid (proskar) dengan dosis 1x5 mg/hari. Obat golong golongan an ini dapat dapat mengha menghamba mbatt pemben pembentuk tukan an dehidr dehidrote otesto stoster steron on sehing sehingga ga prostat yang membesar dapat mengecil. Namun obat ini bekerja lebih lambat daripada golongan alpha blocker dan manfaatnya hanya jelas pada prostat yang sangat besar. Salah satu efek samping obat ini adalah melemahkan libido dan ginekomastia. b) Pemberian obat Golongan Alfa Bloker/obat penurun tekanan diuretra-prostatika : Prazosin, Alfulosin, Doxazonsin, Terazosin Dasar pengobatan ini adalah mengusahakan agar tonus otot polos di dalam prostat dan leher vesica berkurang berkurang dengan menghambat menghambat rangsangan rangsangan alpha adrenergik. adrenergik. Seperti diketahui di dalam otot polos prostat dan leher vesica banyak terdapat reseptor alpha adrenergik. adrenergik. Obat-obatan yang sering digunakan digunakan prazosin, prazosin, terazosin, terazosin, doksazosin, doksazosin, dan alfuzosin. Obat penghambat alpha adrenergik yang lebih selektif terhadap otot polos prostat yaitu α1a (tamsulosin), sehingga efek sistemik yang sistemik yang tak diinginkan dari pemakai obat ini dapat dikurangi. Dosis dimulai 1 mg/hari sedangkan dosis tamzulosin 0,2-0,4 mg/hari. Penggunaan antagonis alpha 1 adrenergik untuk mengurangi obstruksi pada vesica tanpa merusak kontraktilitas detrusor. Obat-obatan golongan ini memberikan perbaikan laju pancaran urine, menurunkan











a) TURP (Trans Uretral Resection Prostatectomy) Yaitu pengangkatan sebagian atau keseluruhan kelenjar prostat melalui sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan malalui uretra. b) Prostatektomi Suprapubis Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi yang dibuat pada kandung kemih. c) Pros Prosta tate tekt ktom omii retrop retropub ubis is Yaitu Yaitu pengan pengangka gkatan tan kelenj kelenjar ar prosta prostatt melalu melaluii insisi insisi pada pada abdome abdomen n bagian bagian bawah bawah melalui fosa prostat anterior tanpa memasuki kandung kemih. d) Pros Prosta tate tekt ktom omii Peri Perito tone neal al Yaitu pengangkatan kelenjar prostat radikal melalui sebuah insisi diantara skrotum dan rektum. e) Prostat Prostatekt ektomi omi retrop retropubi ubiss radi radikal kal Yaitu Yaitu pengan pengangka gkatan tan kelenj kelenjar ar prostat prostat termas termasuk uk kapsul kapsula, a, vesiku vesikula la semina seminalis lis dan jaringan yang berdekatan melalui sebuah insisi pada abdomen bagian bawah, uretra dianastomosiskan ke leher kandung kemih pada kanker prostat. Kontra Kontraind indika ikasi si adalah adalah:: Infak Infak miokar miokard d akut(IM akut(IMA), A), dan cerebro cerebro vascule vasculer r acid(CVA), acid(CVA), dekompensa dekompensasi si cordis, cordis, dalam keadaan keadaan koma,diab koma,diabetes etes millitus, millitus, malnutrisi malnutrisi berat, tekanan darah sistol 200-260 mmHg









KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengka Pengkajia jian n pada pada pasien pasien BPH dilaku dilakukan kan dengan dengan pendek pendekatan atan proses proses kepera keperawat watan. an. Menurut Doenges (1999) fokus pengkajian pasien dengan BPH adalah sebagai berikut : a.

Sirkulasi Pada kasus BPH sering dijumpai adanya gangguan sirkulasi; pada kasus preoperasi dapat dijumpai adanya peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh karena efek pembesaran ginjal. Penurunan tekanan darah; peningkatan nadi sering dijumpai pada. kasus postoperasi BPH yang terjadi karena kekurangan volume cairan.

b.

Integritas Ego Pasien dengan kasus penyakit BPH seringkali terganggu integritas egonya karena memikirkan bagaimana akan menghadapi pengobatan yang dapat dilihat dari tandatanda seperti kegelisahan, kacau mental, perubahan perilaku.









sehingga terjadi gejala: anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, tindakan yang yang perl perlu u dika dikaji ji adal adalah ah awasi awasi masu masuka kan n dan dan peng pengel elua uaran ran baik baik caira cairan n maup maupun un nutrisinya.

e.

Nyeri dan kenyamanan Menuru Menurutt hierark hierarkii Maslow, Maslow, kebutu kebutuhan han rasa nyaman nyaman adalah adalah kebutu kebutuhan han dasar dasar yang yang utama. Karena menghindari nyeri merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada pasien postoperasi biasanya ditemukan adanya nyeri suprapubik, pinggul tajam dan kuat, nyeri punggung bawah.

f.

Keselamatan/ keamanan Pada kasus operasi terutama pada kasus penyakit BPH faktor keselamatan tidak luput dari pengkajian perawat karena hal ini sangat penting untuk menghindari segala jenis tuntutan akibat kelalaian paramedik, tindakan yang perlu dilakukan adalah kaji adanya tanda-tanda tanda-tanda infeksi saluran saluran perkemihan perkemihan seperti seperti adanya adanya demam (pada preoperasi), preoperasi), sedang pada postoperasi perlu adanya inspeksi balutan dan juga adanya tanda-tanda infeksi baik pada luka bedah maupun pada saluran perkemihannya.

g.

Seksualitas Pada pasien BPH baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya, takut inkontinensia/menetes









c. Penis dan dan uretra uretra untuk mendet mendeteksi eksi kemungkin kemungkinan an stenose stenose meatus, meatus, striktur striktur uretra, batu batu uretra, karsinoma maupun fimosis. d. Pemeriksaan Pemeriksaan skrotum skrotum untuk untuk menent menentukan ukan adanya adanya epididimi epididimitis tis e. Rectal Rectal touch / pemerik pemeriksaan saan colok colok dubur dubur bertujua bertujuan n untuk untuk menentuk menentukan an konsisten konsistensi si sistim persarafan unit vesiko uretra dan besarnya prostat. Dengan rectal toucher dapat diketahui derajat dari BPH, yaitu : a)

Derajat I = beratnya ± 20 gram.

b)

Derajat II = beratnya antara 20 – 40 gram.

c)

Derajat III = berat ratnya > 40 gram. Pemeriksaan fisik diagnostik yang paling penting untuk BPH adalah colok

dubur (digital rectal examination). Pada pemeriksaan ini akan dijumpai pembesaran prostat teraba simetris dengan konsistensi kenyal, Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus sfingter ani, reflek bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan: a) Konsistensi Konsistensi prostat prostat (pada (pada hiperp hiperplasia lasia prostat prostat konsisten konsistensinya sinya kenyal kenyal)) b) Adakah asimetris c) Adak Adakah ah nod nodul ul pad padaa pros prosta tatt









seperti batu di fossa navikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis, condiloma di daerah meatus.

2.

Diag Diagno nosa sa kepe kepera rawa wata tan n

A. Preoperasi

1)

Reten etensi si uri urin ne berh berhub ubun unga gan n den deng gan tek tekan anan an ure uretr tral al tin ting ggi kar karen enaa kele kelema mah han detrusor (dekompensasi otot detrusor).

2)

Nyer Nyerii aku akut berh berhu ubung bungan an den deng gan age agen n cide cidera ra ( iri irita tasi si kan kand dung ung kem kemih ih,, spam spame, e, sesuai dengan prosedur bedah atau tekanan dari balon kandung kemih).

3)

Resi Resiko ko infe infeks ksii ber berhu hubu bung ngan an deng dengan an peni pening ngka kara ran n pap papar aran an ling lingku kung ngan an terh terhad adap ap patogen (pemasangan kateter).

4)

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan dilakukannya tindakan operasi.

B. Pascaoperasi

1)

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pasca obstruksi dengan diuresis dari drainase cepat kandung kemih yang terlalu distensi secara kronis.

2)

Nyeri

akut

berhubungan

dengan

agen

cidera

biologi











3) Inte Interv rven ensi: si: a. Observa rvasi TT TTV Rasional: dengan dilakukan observasi TTV keadaan pasien terpantau. b. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan. Rasiona Rasional: l: Memini Meminimal malkan kan retensi retensi urina urina disten distensi si berleb berlebiha ihan n pada pada kandun kandung g kemih c. Obse Observ rvas asii alir aliran an urin urinaa perh perhat atia ian n ukur ukuran an dan dan keku kekuat atan an panc pancar aran an urin urin.. Rasional: Untuk mengevaluasi obstruksi dan pilihan intervensi d. Awasi dan catat waktu waktu serta jumlah jumlah setiap setiap kali kali berkemi berkemih. h. Rasional: Rasional: Retensi Retensi urine meningkatkan meningkatkan tekanan tekanan dalam saluran perkemihan perkemihan yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal e. Berikan Berikan cairan cairan sampai sampai 3000 ml sehari sehari dalam toleransi toleransi jantung jantung.. Rasiona Rasional: l: Pening Peningkat katkan kan aliran aliran cairan cairan mening meningkat katkan kan perfus perfusii ginjal ginjal serta serta









Rasional: sebagai acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya. c. Ajarka Ajarkan n teknik teknik relaksa relaksasi si dan dan dist distrak raksi. si. Rasi Rasion onal al:: deng dengan an tekn teknis is nafa nafass dala dalam m pasi pasien en lebi lebih h nyam nyaman an dan dan dapa dapatt menurunkan nyeri yang diderita oleh pasien. d. Berika Berikan n lingk lingkun ungan gan yang yang tena tenang. ng. Rasional: lingkungan yang tenang dapat mengurangi stressor pada pasien dan dapat membuat pasien lebih rileks dan menurunkan nyeri. e. Kolabo Kolaborasi rasi pembe pemberian rian obat obat analges analgesik ik sesuai sesuai indiksi indiksi.. Rasional: obat analgesik dapt memblok siklus nyeri dan menurunkan nyeri pasien. C. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif: alat selama pembedahan,









e. Observ Observasi asi urine: urine: warna, warna, juml jumlah, ah, bau. bau. Rasional: Mengidentifikasi adanya infeksi. f. Kolabo Kolaborasi rasi dengan dengan dokter dokter untuk untuk memberi memberi obat antibi antibioti otic. c. Rasional Rasional:: Untuk Untuk mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L. J., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Keperawatan , Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester, EGC, Jakarta. Corwin, E. J., 2000, Buku 2000, Buku Saku Pathofisiologi, Pathofisiologi, Editor Endah P., EGC, Jakarta. Doenges, M. E., Moorhous, M. F., & Geissler, A. C., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan:









Lp Dan Askep BPH

Recommend Documents