ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS BPH DI RSUD BADUNG TANGGAL APRIL 2018 I.
PENGKAJIAN 1. Identitas a. Identitas Pasien Nama
: Tn.E
Umur
: 60 Th
Agama
: Hindu
Jenis Kelamin
: Laki – Laki Laki
Status
: Sudah Menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pemahat patung
Suku Bangsa
: Bali , Indonesia
Alamat
: Denpasar
Tanggal Masuk
: 1 april 2018
Tanggal Pengkajian : 2 april 2018 No. Register
: 12345
Diagnosa Medis
: BPH
b. Identitas Penanggung Jawab Nama
: NY.H
Umur
: 60 Th
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Denpasar
2. Status kesehatan a. Status kesehatan saat ini 1. Keluhan utama Saat MRS : Pasien mengeluh terdapat tidak bisa kencing Saat ini Pasien mengeluh terdapat tidak bisa kencing 2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini Pasien datang ke Poli Urologi RSUD Badung pukul 10.00WIB dengan keluhan susah pipis sejak 1 minggu yang lalu, tetapi pasien tidak mau memeriksakan diri karena merasa baikbaik saja, pasien pipis lancar dengan selang kateter. Pasien sudah membawa hasil pemeriksaan USG dan BNO. Setelah dipemeriksaan oleh Dokter urologi. Dokter menyarankan untuk rawat inap untuk persiapan operasi jam 09.00 WIB. Hasil pemeriksaan vital sign yaitu TD: 120/80 mmHg, N: 85 x/m, RR: 20x/m dan S: 36,5 oC. 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya Sebelum masuk Rumah Sakit NY. H hanya meminum air hangat dan istirahat, tidak mengomsumsi obat apapun. Saat masuk Rumah Sakit di UGD pasien diberikan infus RL:NaCl =20 tpm .Dan saat dirawat di Ruangan bedah sampai saat pengkajian Tn.E belum mendapatkan terapi apapun karena sesampainya di Ruangan bedah Tn.E hanya mendapat terapi infus Intravena. Jadi terapi di Ruangan bedah dapat diberikan jika terapi Infus IVnya telah habis.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu 1. Penyakit yang pernah dialami Tn. E
mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami gejala atau
penyakit seperti ini. 2. Pernah dirawat Tn. E mengatakan sudah pernah dirawat di rumah sakit. Dengan keluhan nyeri saat pipis setelah dikasih obat sembuh.
3. Alergi Tn. E mengatakan bahwa beliau tidak memiliki alergi apapun baik dengan makanan ataupun dengan obat-obatan tertentu. 4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) Tn. E memiliki kebiasaan mengkomsumsi kopi jika sebelum melakukan aktifitas ataupun pekerjaan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga Tn. E menyatakan bahwa di dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang dialami pasien saat ini. d. Diagnosa Medis dan therapy Diagnosa Medis
: BPH
Therapy : NAMA OBAT
DOSIS
RUTE
INDIKASI
Catarolak
2x4 mg
IV
Infus RL:NACL
20 tpm
IV
Hidrasi
Ceftriaxone
2x1 gr
IV
-
-
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Sebelum sakit NY. H mengatakan bahwa beliau tidak mengatahui tentang penyakit yang dideritanya, cara untuk mengatasinya ataupun pencegahanya. Dan apabilan tidak diatasi beliaupun tidak mengetahui dampak apa yang biasa ditimbulkan. Karena ini merupakan kejadian kali pertama yang terjadi pada keluarganya. Saat sakit beliau mengatakan bahwa sudah mulai memahami tentang penyakitnya, gejala, penyebab, dan tatacara pencegahannya . seperti yang diuangkapan NY. H bahwa jika telah sembuh dari penyakit yang didertitanya saat ini, beliau akan lebih mengatur pola kegiatannya agar tidak sampai mengalami kelelahan fisik.
b.
Pola Nutrisi-Metabolik Sebelum sakit Sebelum sakit NY. H mengatakan berat badannya sebelumnya 56 kg dan tinggi badan 165 cm dengan IMT (indek masa tubuh) 20, 6. Ny. H mengatakan sebelumya tidak pernah melakukan pemeriksaan laboratorium terkait dengan status nutrisinya. Keadaanya saat sebelum sakit dapat melakukan aktifitas sebagaimana mestinya seperti berolahraga dan beerja. Sebelum sakit Ny. H tidak pernah menjalani atau mengikuti program diet tertentu. Di lingkungan rumahnya sangat nyaman karena idak begitu dekat dengan jalan raya dan masih asri karena merupakan wilayah pertanian dan agro wisata. Biasa mengomsumsi makanan pokok lengkap dengan lauk 2-3x sehari, yaitu nasi dan lauk pauk (terkadang ayam , tahu, tempe , atau telur) dan mengomsumsi sayur-sayuran ( baik yang rebus ataupun tumisan). Dan sebelum sakit NY. H biasa meminum air sekitar 6 gelas sehari, jika cuaca sedang panas akan diselingi dengan meminum – minuman dingin seperti jus ataupun es buah. Saat sakit Tn. E mengatakan tidak ada masalah dengan makanan dan pasien biasa
mengomsumsi
makanan
yang disediakan
rumah
sakit.
Pasien
mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan. c. Pola Eliminasi a) BAB Sebelum sakit
:
Sebelum sakit Tn. E tidak memiliki ganguan pada pola BABnya, beliau BAB 1 hari sekali yaitu dengan warna kekuningan , konsistensinya lembek , tidak adanya lender ataupun darah. Tn. E juga mengatakan tidak ada rasa nyeri saat BAB ataupun saat mengedan. Saat sakit
:
Saat sakit Tn. E pun tidak mengalami gangguan pada pola BABnya , beliau biasa BAB 1x sehari dengan warna kekuningan, konsistensinya lembek, tidak adanya lender ataupun darah. Tn. E mengatakan juga tidak ada rasa nyeri baik saat BAB ataupun mengedan. b) BAK
Sebelum sakit
:
Sebelum sakit Tn.E BAK 5x sehari dengan jumlah 750 cc perhari dengan warna kuning jernih ,tidak adanya lendir atau darah . NY. H juga mengatakan tidak adanya nyeri saat BAK. Saat sakit
:
Saat sakit Tn E BAK 2x sehari dengan jumlah 200 cc perhari dengan warna kuning jernih, tidak adanya lender atau darah.
Tn. E juga
mengatakan nyeri saat BAK dan terpasang selang DC no 16.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan Perawatan
0
1
2
3
4
diri 0 : Makan dan Minum
Mandi m
aToileting
n Berpakaian d i
Berpindah r
i, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
1) Latihan Sebelum sakit Sebelum sakit Tn.E mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam dalam melakukan aktifitasnya, beliau dapat melakukan aktifitasnya seperti biasa secara mandiri tanpa perlu dibantu oleh orang lain ataupun alat. Baik untuk makan dan minum, mandi , toileting , berpakaian ataupun berpindah.
Bahkan dapat bekerja seperti biasa sebagai pemahat patung sesuai dengan profesinya secara mandiri dan tanpa perlu dibantu oleh orang lain. Saat sakit Saat sakit Tn.E mengatakan bahwa sekarang beliau sulit melakukan aktifitas , tidak seperti biasanya. Tn.E sekarang hanya bisa berbaring dan melakukan mobilisasi sebatas di tempat tidur, bahkan ke kamar mandi pun dibantu oleh keluarganya. e. Pola kognitif dan Persepsi Tn. E mengatakan bahwa beliau sama sekali tidak mengetahui tentang penyakitnya, baik penyebabnya, tanda gejala ataupun pencegahannya. Dikarenakan hal ini baru pertama terjadi dikalangan keluarganya. Sebelum sakit beliau dapat menggunakan seluruh panca indranya dengan baik , tidak ada masalah dalam ke 5 panca indranya. Saat sakit NY. H mengatakan bahwa beliau apapun yang masuk ke dalam mulutnya terasa hambar dan tubuhnya tampak selalu berkeringat . f.
Pola Persepsi-Konsep diri Tn.E mengatakan bahwa beliau baik sebelum sakit maupun saat sakit , beliau merupakan bukan pribadi yang terlalu memperhatikan penampilanya , beliau hanya menggunakan apa yang menurut beliau nyaman saat dipakai. Tapi jika saat pergi untuk menghadiri undangan taupun kepura beliau biasa menggunakan pakaian yang rapi yang dilengkapi dengan mengguakan parfurm. NY. H mengatakan agar terkesan lebih rapi , berwibawa dan tidak malu saat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
g. Pola Tidur dan Istirahat Sebelum sakit : Tn. E mengatakan tidurnya selalu nyenyak lama tidur malam ±7-8 jam, Tn. E mengatakan susahuntuk tidur siang. Saat sakit : klien mengatakan saat malam hari tidur kurang nyenyak karena merasa tidak nyaman dengan terpasang selang cateter. h. Pola Peran-Hubungan Sebelum sakit Tn.E mengatakan bahwa beliau tidak pernah memiliki masalah pada pola peranan hubungannya, baik dengan keluarga maupun masyarakat dilingkungan sekitarnya.
Saat sakit Tn.E mengatakan bahwa beliau pun tidak memiliki masalah pola peranan hubungan , baik dengan keluarga , kerabat atau teman yang menjenguknya , bahkan beliau tampak dengan mudah bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada disekitarnya tempat kamarnya dirawat. i.
Pola Seksual-Reproduksi Sebelum sakit
:
Tn.E mengatakan bahwa beliau sudah tidak lagi melakukan hubungan seksual dengan sang istri sudah sejak 10 tahun lalu, dikarenakan usia dan sudah memiliki 3 keturanan yang sudah cukup dewasa umurnya. Yaitu anak pertama perempuan berusia 25 th, sang adik ke dua laki-laki usia 23 th dan sang bungsu laki-laki usia 20 th. Saat sakit
:
Tn.E mengatakan bahwa beliau tidak memungkinkan
melakukan
hubungan seksual dikarenakan kondisinya saat ini dan sudah usianya, dan j uga dikarenaka sudah tidak pernah lagi melakukan hubungan seksual sejak 10 th terakhir. Tn.E juga mengatakan bahwa hal itu merupakan bukan sesuatu yang harus dilakukan karena usia yang sudah cukup tua, ditambah dengan kondsi saat ini, sang istri masih setia dan sabar menemani dan membantunya sudah hal cukup untuknya. j.
Pola Toleransi Stress-Koping Tn.E mengatakan bahwa sejak beliau dirawat di RSUD Badung ini dengan keluhan ini , beliau tidak mengalami masalah , meskipun nyeri saat kencing Tn. E berusaha agar mengendalikannya dan bias berinteraksi denngan keluarga , kerabat , teman yang menjnguk bahkan dengan lingkungan disekitar kamarnya dengan baik. NY. H juga mengatakan bahwa beliau memang sedari dulu buka tipe pribadi yang suka diam tapi tidak pemarah. Jadi meski merasa tidak nyaman dengan terpasang selang cateter beliau tetap menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan sekitarnya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan Tn.E mengatakan bahwa sebelum sakit beliau biasa sembahyang 1x sehari yaitu pada sore hari , langsung di merajan ( tepat suci agama hindu) sembari mengahaturkan sesaji. Tetapi dikarenakan saat ini sedang sakit Tn. E mengatakan bahwa beliau cukup bersembahyang di atas tempat tidur saja tapi
tetap 1x sehari yaitu sore hari. Ini membuktikan bahwa beliau adalah tipe pribadi yang religius dan berbakti pada keyakinann yang dianutnya.
4. Pengkajian Fisik Keadaan umum : lemah Tingkat kesadaran : komposmetis/ apatis / somnolen / sopor/koma GCS
: verbal: 4.Psikomotor: 5 Mata : 6
TD: 120/80 mmHg, N: 85 x/m, RR: 20x/m dan S: 36,5 0C. Pemeriksaan Head To Toe : a. Kepala : Bentuk meshocepal, rambut hitam mulai beruban, bergelombang, tekstur tipis, kering, kulit kepala tampak bersih b. Mata : Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik,tidak terdapat gangguan penglihatan, tidak ada nyeri tekan, pupil isokor c. Hidung : Tidak ada polip, lubang hidung tampak agak kotor, fisiologi bernafas normal, tidak nyeri tekan. d.
Mulut dan Gigi : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, dan tidak ada gigi goyang.
e. Dada : Paru- paru : I: Pergerakan dada simetris. RR 20x/ menit. P: Tidak ada nyeri tekan. P: Bunyi sonor. A: vesikuler, tidak terdengar ronkhi. Jantung : I: Dada simetris P: Tidak nyeri tekan. P: Bunyi pekak A: Bunyi regular S1>S2 f. Abdomen : I: Perut tampak simetris A: bising usus 12x/menit
P: tidak ada nyeri tekan di 4 kuadran abdomen P: tympani g. Integument : Tidak terdapat lesi, turgor kulit kering, teraba hangat. h. Genitalia : Nyeri saat berkemih P: nyeri ketika beraktivitas, Q: seperti ditusuk-tusuk, R:dibagian genetalia dan kandung kemih, S: 5 , T:hilang timbul. terpasang DC ukuran 16, warna urin kuning keruh Pemeriksaan penujang 1. BNO Hasil urolithiasis 2. USG prostat Hipertropi prostat Tidak terlihat batu diprostat mau pun diintra buli 3. EKG Hasil normal sinus rhythm
Analisa data Data
Etiologi
DS : -
Masalah
Agen injuri fisik (spasme Pasien
mengatakan
Nyeri akut
kandung kemih )
merasa kurang nyaman karena
Terpasang
selang pipis. -
Pasien juga mengatakan
Hormon esterogen dan progesterone tidak seimbang
nyeri post operasi, P:
nyeri
ketika
Prostat membesar
beraktivitas, Q:
seperti
ditusuktusuk,
Penyempitan lumen ureter
R: dibagian genetalia
prostatika
dan kandung kemih, S: 5 , T: hilang timbul.
Penekanan serabut saraf
DO : -
Pasien tampak meringis
Nyeri
menahan nyeri -
Tangan pasien tampak memegangi area nyeri
-
Genitalia
tampak
terpasang DC no 16 DS : -
Sumbatan pengeluaran pada Pasien
mengatakan
kandung kemih
merasa tidak nyaman terpasang kateter -
Pasien
mengatakan
Prostat membesar
Gangguan eleminasi urine
buang air kecil sedikit – sedikit tapi sering - pasien mengetluh nyeri
Pemasangan folley cateter
saat berkemih Obstruksi oleh jendolan
DO : -
klien terpasang kateter
- jumlah
keluaran
urin
saat dikaji : 200
darah post op
Gangguan elemenasi urine
cc
dengan
karakteristik
kuning
keruh -
distensi kandung kemih
DS : -
Penyempihan lumen ureter Pasien
mengatakan
prostatika
kesulitan dalam buang air kecil -
Pasien
mengatakan
Menghambat airan uria
sering berkemih -
Pasien mengatakan saat berkemih
sedikit
– Retensi urine
sedikit DO : -
Pasien
Nampak
meringis -
Tidak
ada
haluaran
urine -
Adanya
sensasi
kandung kemih penuh
Retensi Urine
-
tindakan operasi
Resiko infeksi
terputusnya continuitas jaringan
adanya jalan untuk muasi bakteri melalui luka operasi dan drainase
Resiko infeksi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (spasme kandung kemih) ditandai dengan Pasien mengatakan merasa kurang nyaman karena Terpasang selang pipis , nyeri post operasi 2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan sumbatan saluran pengeluaran kemih ditandai dengan Pasien mengatakan buang air kecil sedikit – sedikit tapi sering , distensi kandung kemih 3. Retensi urine berhubungan dengan Sumbatan obstruksi kandung kemihdi tandai dengan Pasien mengatakan kesulitan dalam buang air kecil sering berkemih
4. Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan serta refluks vesiko ureter
No 1
Diagnosa Keperawatan Nyeri akutberhubung an dengan agen injuri fisik (spasme kandung kemih).
Tujuan Dan Kriteria Hasil Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama
3x24
jam
diharapkan nyeri klien berkurang/hilang
Intervensi
Rasional
1. Observasi reaksi nonverbal 1. Respon nonverbal dan ketidaknyamanan 2. Kaji
skala
nyeri
membantu dengan
PQRST 3. Gunakan teknik komunikasi
dengan Kriteria hasil :
terapeutik untuk mengetahui
1. Skala nyeri 0-3
pengalaman nyeri pasien
2. Wajah klien tidak meringis 3.
4. Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi
Mampu
5. Kolaborasi dalam pemberian
mengontrol nyeri (
obat analgetik
derajat nyeri dan perubahannya 2. skala nyeri dapat mempermudah dalam menentukan intervensi selanjutnya 3. Menurunkan rasa
tahu benyebab
takut yang dapat
nyeri ,mampu
meningkatkan
menggunakan
relaksasi
tehnik
kenyamanan
nonfarmakologi
4.
mengevaluasi
4. Teknik
atau
relaksasi
untuk mengurangi
dan distraksi yang
nyeri)
diajarkan
Menyatakan rasa
klien,
nyaman setelah
membantu
nyeri berkurang
mengurangi
kepada dapat dalam
persepsi
klien
terhadap
nyeri
yang dideritanya 5. Menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan
2
Retensi urine berhubungan dengan Sumbatan obstruksi kandung kemih
Setelahdiberikan
1. Monitor intake dan output
asuhan
keperawatan
2. Monitor membrane
selama
3x24
diharapkan
jam retensi
1. Melihat keseimbangan
mukosa ,turgor kulit ,dan
antara pemasukan
respon haus
dan pengeluaran
urine pasien teratasi dengan kriteria hasil : 1. Kandung kemih kosong
secara
penuh
3. Dorong masukan cairan
sampai 3000 ml sehari,
terjadinya resiko
dalam toleransi jantung,
kekurangan
bila di indikasikan
volume cairan
4. Anjurkan pasien/ keluarga
2. Tidak
ada
residu
>100-
2. Memantau
akibat drainase
untuk mecatat urin output
cepat kandung
sesuai kebutuhan
kemih yang terlalu
200 cc
distensi secara
3. Intake
cairan
dalam
rentang
kronis dan terjadi ketidakseimbangan
normal
Elektrolit(
4. Bebas dari ISK 5. Tidak
disfungsi ginjal)
ada
3. Peningkatan aliran
spasme bladder 6. Balance
cairan
cairan
mempertahankan
seimbang
perfusi ginjal dan membersihan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri 4. Retensi urine meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan atas, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
3
Gangguan
Setelah
diberikan 1. Observasi pengeluaran urine
eliminasi
asuhan
keperawatan 2. Observasi
tingkat
distensi
keseimbangan
urineberhubun
selama
3x24
kemih
dengan
cairan
jam
kandung
1. Monitor
gan dengan
diharapkan
sumbatan
Kriteria hasil :
saluran
dengan
palpasi dan perkusi 3. Masukkan
1. Kandung kemih
pengeluaran
kosong
kemih
penuh
secara
2. Untuk
kateter
kemih
yang sesuai 4. Anjurkan
adanya pasien/keluarga
untuk merekam input dan
2. Tidak
ada
residu
>100-
200 cc
5.
cairan
dalam
rentang
normal
kandung kemih 3. Untuk melancarkan
Kolaborasi dengan keluarga
BAK
yang
cukup
mengosongkan
4. Untuk
data
untuk
cadangan perawat
kandung
5. Untuk mencegah
kemih setiap 10 menit
4. Babas dari ISK 5. Tidak
distensi
output urin
untuk menyediakan waktu
3. Intake
mengetahui
adanya
distensi
kandung kemih
ada
spasme bladder 6. Balance
cairan
seimbang 4
Resiko
Setelah
diberikan
infeksiberhubu
asuhan
keperawatan
ngan dengan
selama
3x24
destruksi
diharapkan
jaringan serta
bebas dari tanda dan
terhadap kemerahan
refluks vesiko
gejala infeksi dengan
,pesan,drainase
ureter.
Kriteria hasil :
jam Klien
terhadap infeksi 2. Kaji Insfeksi kulit dan membrane mukosa
3. Ajarkan cara
1. Mendeskripsika n
1. Monitor kerentanan
proses
penularan
menghindari infeksi 4. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik
1. Untuk mengetahui apakah penyebab sampai klien bisa resiko infeksi 2. Untuk mengetahui adanya infeksi dan membrane mukosa 3. Mengajarkan cara menghindari infeksi dapat
penyakit, faktor
mengurangi
yang
terjadinya infeksi
mempengaruhi
4. Menurunkan resiko
penularan serta
infeksi dan dapat
penatalaksanaan
meningkatkan
2. Menunjukkan
kenyamanan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 3. Jumlah leukosit dalam
batas
normal 4. Menunjukkan perilaku sehat
hidup