ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU P10001 NIFAS FISIOLOGI HARI KE-5 DI PONED PUSKESMAS JOGOROGO KEC.JOGOROGO.KAB.NGAWI Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan
Oleh : NUR ISROFIYAH P27824209061
KEMENKES REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN PROGSUS DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI 2010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu P10001 Nifas Hari Ke-5 Di Poned Puskesmas Jogorogo Kec.Jogorogo,Kab.Ngawi.
Disetujui Tanggal :
Juni 2010
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Praktek
ASTUTI SETIYANI SST.MMKes
TUTIK TUTI K PURWATI PURW ATI , Amd Keb Ke b
NIP.196810201988032001
NIP.196709131989032005
iii
KATA KATA PENGAN PE NGANT TAR
Puji Puji syuk syukur ur penu penuli liss panj panjat atka kan n keha kehadi dira ratt Alla Allah h SW SWT T yang yang tela telah h melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Asuh Asuhan an Kebi Kebida dana nan n pada pada Ibu Ibu P100 P10001 01 Nifa Nifass Fisi Fisiol olog ogii hari hari ke-5 ke-5 di Pone Poned d Puskesmas Jogorogo. Kec. Jogorogo,Kab. Ngawi. Dala Dalam m meny menyus usun un lapor laporan an ini ini penu penuli liss bany banyak ak mend mendap apat at bant bantua uan, n, bimbi bimbinga ngan n dan saran saran dari dari pembim pembimbin bing g prakte praktek k maupun maupun akadem akademik. ik. Untuk Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ibu Nani Nani Surtin Surtinah ah,, SST, SST, SSiT, SSiT, MPd selaku selaku ketua ketua Prog Program ram Studi Studi Kebidanan Magetan 2. Ibu Astuti Astuti Setiya Setiyani ni SST.MMKe SST.MMKes. s. selaku selaku pembim pembimbin bing g pendid pendidika ikan n Program Studi Kebidanan Magetan 3. Ibu Tutik Tutik Purwati, Purwati, Amd Amd Keb, Keb, selaku selaku pembim pembimbing bing praktek praktek 4. Sert Sertaa semu semuaa piha pihak k yang yang tela telah h memb memban antu tu dala dalam m meny menyel eles esai aika kan n laporan ini Penuli Penuliss menyad menyadari ari
dalam dalam penyusu penyusunan nan laporan laporan ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Ngawi, Juni 2010 Penulis
DAFTAR ISI
iv
Halaman Judul................................. Judul........................................................ .............................................. ............................................... ............................i ....i Lembar Persetujuan........................................................ Persetujuan..................................................................................... ............................. ............ii ............ ii Kata Pengantar........................................ Pengantar............................................................... .............................................. .........................................iii ..................iii Daftar Isi........................................... Isi.................................................................. ............................................................... ........................................ .......iv BAB I LANDASAN TEORI A. Pengertian........................................ Pengertian............................................................... .............................................. ......................................1 ...............1 B. Periode Nifas......................................... Nifas................................................................ .......................................................1 ................................1 C. Fisiologi Nifas.......................................... Nifas................................................................. ....................................................1 .............................1 D. Pengkajian Data............................................... Data................................................................................ ................................. ...........5 E. Analisa Data......................................... Data................................................................ ......................................................17 ...............................17 F. Perencanaan...................... Perencanaan............................................. .............................................. .............................................. ............................18 .....18 G. Pelaksanaan....................................... Pelaksanaan.............................................................. .........................................................22 ..................................22 H. Evaluasi..................................... Evaluasi............................................................ .............................................. ....................................... ...................22 ...22 BAB II TINJAUAN KASUS I. Pengkajian Pengkajian Data....... Data............ .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............. ................... ...................... .............24 ..24 II. Diagnosa Kebidanan...................................... Kebidanan.............................................................................. ........................................ ....32 III. Perencanaan...................... Perencanaan............................................. .............................................. .............................................. ............................32 .....32 IV. Pelaksanaan....................................... Pelaksanaan.............................................................. .........................................................35 ..................................35 V. Evaluasi..................................... Evaluasi............................................................ .............................................. ....................................... ...................44 ...44 DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
1. Masa Masa nifas adalah adalah masa pulihn pulihnya ya kembali kembali dari masa persal persalina inan n selesai selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama nifas yaitu 6-8 Minggu ( Rustam Moochtar, 1998 : 115 ). 2. Nifas Nifas adalah adalah puerpuri puerpurium um berlang berlangsun sung g selama 6 Minggu Minggu sampai sampai 48 hari hari meru merupa paka kan n wakt waktu u yang yang dipe diperl rluk ukan an untu untuk k puli pulihn hnya ya kemb kembal alii alat alat kandungan pada keadaan normal ( Manuaba, 1998 : 190 ). 3. Nifas Nifas adalah adalah masa masa sesuda sesudah h persal persalina inan n yang yang diperlu diperlukan kan untuk untuk pulihn pulihnya ya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu ( Sulaiman, 1995 : 315) 4. Nifas Nifas adalah adalah masa masa setelah setelah seor seorang ang ibu ibu melah melahirk irkan an bayi bayi diperg diperguna unakan kan untuk memulihkan kesehatannya ( Christina Jilid 111, 1993 : 1 ).
B.
Periode Nifas
1. Puerpe Puerperiu rium m Dini Dini / Early Early Puerpe Puerperiu rium m Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap bersih dan boleh bekerja ( setelah 40 hari ). 2. Puerp Puerperi erium um Inte Interm rmed edia iall Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggui. 3. Remo Remote te Puer Puerpe peri rium um Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila sela selama ma hami hamill atau atau waktu waktu pers persal alin inan an memp mempun unya yaii komp kompli lika kasi si (bis (bisaa berminggu-minggu, bulanan, bulanan, tahunan ). ( Mochtar, 1998 : 115).
C.
Fisiologi Nifas
Perubahan-perubahan yang normal terjadi pada masa nifas adalah : 1. Involusi Perubahan sebagai proses kembalinya alat kandungan dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum sebelum hamil.
1
a. Involusi Rahim Setelah bayi lahir, TFU ± 3 jari bawah pusat. Setelah 6 Minggu dicapai lagi ukuran normal. Involusi disebabkan oleh autolysis ( Sulaiman, 1983 : 315 ). TFU dan berat uterus menurut masa involusi : Involusi Bayi lahir
TFU Setinggi pusat
Berat Uterus 1000 gram
Uri Lahir
2 jari bawah pusat
750 gram
1 Minggu
Pertengahan
pusat 500 gram
Symphisis 2 Minggu
Tidak
teraba
atas 350 gram
symphisis 6 Minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 Minggu
Sebesar normal
30 gram ( Mochtar , 1998 : 115 ).
Involusi ini terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena cytoplasmanya yang berlebihan di buang (Sulaiman S, 1983 : 315). Involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing, sebagai buktinya kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi (Sulaiman S, 1983 : 315). Pelepasan placenta dari selaput janin dan dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dan stratum spongiosum yang tinggal menjadi nekrosis, sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot terpelihara dengan baik (Sulaiman S, 1983 : 316). Bagian yang nekrosis dikeluarkan dengan lochea, sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium yang baru. Epitel baru terjadi dengan proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantara kelenjar-kelenjar epitelisasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu 3 minggu (Sulaiman S, 1983 : 316). b. Involusi tempat Placenta
2
Bekas implantasi placenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm dan terakhir nifas 1-2 cm. Luka bekas placenta tidak meninggalkan parut waktu sembuh ( Sastrawinata , 1983 : 316 ). c.Perubahan pembuluh darah rahim Setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas (Sastrawinata, 1983 : 316). d. Cerviks Cerviks agak menganga, seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir. Setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari. Setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari ( Mochtar, 1998 : 116 ). e.Ligamen-ligamen Ligamen fasia dan diafragma pelvis berangsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor ( Mochtar, 1997 : 116 ). f. Dinding perut dan peritonium Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu (Sulaiman S, 1983 : 317). g. Saluran Kencing Sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya oedem kandung kemih yang terjadi selama persalinan. (Mochtar, 1998 : 117 ). Proses involusi terjadi karena adanya : Autolysis : Zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan urine (Sastrawinata, 1983 : 315).
3
Aktivitas otot-otot : Otot- otot uterus berkontraksi segera postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman-anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan (Wiknjosastro, 2006 : 238). Ischemia (Local anemia) : Yaitu kekurangan darah pada uterus, disebabkan akibat pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus di dalam masa hamil, sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembali ke ukuran semula (Ibrahim, 1993 : 12). 2. Lochea Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas a. Lochea Rubra ( Cruenta ) Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan. b. Lochea Sanguinolenta Berwarna merah, coklat kekuningan berisi darah dan lendir,hari 3-7 pasca persalinan. c. Lochea Serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari 7-14 pasca persalinan. d. Lochea Alba Cairan putih setelah 2 minggu. e. Lochea Purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f.
Locheaostasis Lochea tidak lancar keluar. ( Mochtar, 1998 : 116 ).
3. Laktasi Untuk menghadapi masa laktasi ( menyusukan ) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :
4
a. Proliferasi jaringan pada kelenjar – kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah b. Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu. c. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena – vena berdilatasi sehingga tampak jelas. d. Setelah persalinan, pengaruh estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul penraruh hormon laktogenik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang
air
susu.
Di
samping
itu
pengaruh
oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi ASI akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hypofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya. ( Mochtar, 1998 : 117 ).
A.
PENGKAJIAN
1.
Data Subyektif
a. Biodata 1. Nama Ditanyakan nama dengan tujuan agar dapat mengenal atau memanggil penderita agar tidak keliru dengan penderita – penderita lain ( Ibrahim, 1993 : 84 ). 2. Umur Dalam kurun Reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang
5
terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2006 : 23 ). 3. Pendidikan Pendidikan rendah atau tidak berpendidikan akan sulit menerima penjelasan
yang diberikan walaupun pada akhirnya insting
keibuan akan lebih berperan dalam perawatan bayinya. (Ibrahim, 1996 : 28). 4. Pekerjaan Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita nanti sesuai ( Ibrahim, 1993 : 85 ). 5. Perkawinan Ditanyakan kepada ibu itu berapa lama dan berapa kali kawin. Ini akan membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu itu ( Ibrahim, 1993 : 85 ). 6. Agama Agama ditanyakan berhubungan dengan perawatan penderita, misalnya dari agamanya tidak boleh makan daging hewan tertentu. Dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya pada agama katolik memanggil pastur dll ( Ibrahim, 1993 : 85 ). 7. Kebangsaan Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik yentang kelahiran ( Ibrahim, 1993 : 85). b. Keluhan Utama Alasan mencari pertolongan : merasa tidak nyaman setelah persalinan. Keluhan yang dirasakan : Kurangnya pengetahuan mengenai menyusui dan perawatan bayi ( Hamilton, 1995 : 286 ).
6
c. Riwayat Kesehatan 1. Anemia post partum akan menyebabkan :
Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan post partum
Memudahkan infeksi puerperium
Pengeluaran ASI berkurang
Terjadi dekompensasi kodis mendadak setelah persalinan
Anemia kala nifas
Mudah terjadi infeksi mammae ( Manuaba, 1998 : 32).
2. Kencing manis / diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, serta menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik karena ruptur perineum maupun luka episiotomi ( Wiknjosastro, 2006 : 521 ). 3. Setelah bayi dilahirkan, penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin ( Mochtar, 1998 : 140 ). 4. Penyakit TBC Ibu
dengan
tuberculosis
aktif
tidak
dibenarkan
untuk
memberikan ASI karena dapat menularkan pada bayi ( Manuaba, 1998 : 275 ). 5. Ibu dengan hepatitis dapat menularkan pada anaknya yang terjadi saat lahir melalui pencernaan menelan darah dari perlukaan jalan lahir, ASI, dan kontak langsung dengan sekret dari ibu ( Wiknjosastro, 2006 : 560 ). d. Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat genetic atau berkaitan dengan medis ( Varney, 2002 : 186 ) Apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal bersama ibu ada yang sakit, terutama penyakit yang sangat menular yang sangat kronis. Bila ada penyakit menular dapat lekas menular pada ibu dan bayi. Ditanyakan pula mungkin dari keluarga ibu atau suaminya ada
7
yang berpenyakit keturunan misalnya jiwa, diabetes, hemofili karena mungkin ada pengaruh keturunan terhadap janin ( Ibrahim, 1993 : 86 ). e. Riwayat Kebidanan 1)
Haid
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan ( Sulaiman, 1983 : 154 ). Lamanya siklus haid pada setiap wanita tidak sama, siklus haid yang normal adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju 2-3 hari atau mundur sampai 3 hari ( Pusdiknakes, 1993 : 18). 2)
Riwayat Kehamilan
Pda TM 1 sering ditemukan emesis ringan, fatigue, sering BAK. Pada TM II mengeluh sulit tidur,pegal di daerah panggul, rasategang sewaktu-waktu di perut,oedem kaki yang menghilang di pagi hari. TM III mengeluh nyeri pinggang, sering BAK, obstipasi,oedem tungkai da kram kaki. ANC di tempat pelayanan kesehatan minimal 4 kali ( Depkes RI, 1996 : 5 ). Atau biasanya juga 1 kali sebulan sampai bulan keenam. Dua kali sebulan dari bulan keenam sampaibulan kesembilan. Satu kali seminggu pada bulan terakhir ( Sastrawinata, 1983 : 168 ). Mulai pergerakan anak usia 20 minggu. TT diberikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu. Nasehat yang diberikan meliputi gizi pada ibu hamil, personal hygiene, aktifitas, perawatan payudara, tanda kehamilan resiko tinggipentingnya ANC dan imunisasi ( Wiknjosastro, 2002 : N 2.). Ibu mendapat terapi Fe 90 tablet, B6 30 tablet, B12 30 tablet dan Iodium 1 buah ( Depkes RI, 1994 : 46 ). 3)
Riwayat Persalinan
Kala I
: Untuk primi 11 jam, multi 7 jam. His pembukaan cervik sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm mulai kuat, teratur dan sakit
8
Kala II
: Untuk primi 2 jam , multi 1 jam, persalinan spontan dan BBL sehat dan normal
Kala III : Placenta lahir
spontan lengkap. Primi ½ jam , multi
¼ jam Kala IV : 2 jam post partum pendarahan tidak boleh lebih dari 500 cc (Mochtar, 1998 : 94). 4)
Riwayat nifas
Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperrti pendarahan post partum dan infeksi nifas. Maka diharapkan nifas saat ini juga tanpa penyakit. Ibu menyusui sampai usia anak 2 tahun. Terdapat pengeluaran lochea rubra sampai hari ketiga berwarna merah. Lochea
serosa
hari
keempat
sampai
kesembilan
warna
kecoklatan. Lochea alba hari kesepuluh sampai kelimabelas warna putih dan kekuningan. Ibu dengan riwayat pengeluaran lochea punulenta, lochea statika, infeksi intra uterin, rasa nyeri berlebih memerlukan pengawasan khusus. Dan ibu meneteki kurang dari 2 tahun. Adanya bendungan ASI sampai terjadi abses payudara harus dilakukan observasi yang tepat ( Manuaba, 1998 : 193 ). 5)
Riwayat KB
Konstrasepsi yang bisa digunakan oleh ibu pasca salin adalah suntikan, implant, AKDR, pil KB, untuk yang kontap syaratnya usia ibu harus > 35 tahun, jumlah anak >2, slain itu bisa menggunakan kondom,jelly atau tissue (Manuaba, 1998 : 439). e. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Ibu menyusui harus
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup
9
Minum sedikitnya 3 liter air setiap air ( anjurkan ibu
untuk minum setiap kali menyusui)
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit )agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya ( Saifuddin, 2006 : N25 ). 2) Personal hygiene
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air dari depan ke belakang, baru membersihkan daerah sekitar anus
Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva
setiap kali selesai BAK/BAB
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya
2x sehari
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabundan
air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi,
sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka ( Saifuddin, 2006 : N24-N25). Perawatan Payudara 1.
menjaga
payudara
tetap
bersih
dan
kering,terutama puting 2.
mengguakan BH yang menyokong payudara 3.
apabila puting susu lecet, oleskan ASI pada
sekitar puting setiap selesai menyusui 4.
jika lecet berat, istirahatkan 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok 5.
untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum
parasetamol 1 tablet tiap 4-6 jam
10
6.
jika payudara bergerak akibat bendungan ASI ,
lakukan :
•
pengompresan payudara dengan kain
basah dan hangat selama 5 menit
•
urut payudara dari arah pangkal ke
puting
•
keluarkan ASI sebagian sehingga puting
susu lebih lunak
•
susukn bayi tiap 2-3 jam . jika tidak
dapat mengisap seluruh ASI –nya, sisanya dikeluarkan dengan tangan
•
letakkan kain dingin pada payudara
setelah menyusui ( Saifuddin, 2002 : N27). 3) Istirahat
Anjurkan agar ibu istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga
secara perlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi tidur
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi a.
Memperlambat proses involusi
uterus dan memperbanyak pendarahan b.
Menyebabkan
depresi
dan
ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri (Saifuddin, 2002 : N25). 4) Eliminasi BAK : harus BAK dlam waktu 6 jam post partum, bila 8 jam post partum belum BAK, dirangsang dengan air mengalir, kompres hangat dan lain-lain. Bila tidak bisa dilakukan kateterisasi
11
BAB : jika pada hari ke-3 blum BAB, berikan laxansia dan diet tinggi serat (sayur-sayuran, buah-buahan) (Sastrawinata, 1983 : 325). 5) Sexual Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa nyeri ( Saifuddin, 2006 : N27).
6) Latihan 8 jam post partum ibu harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya pendarahan post partum. Setelah 8 jam boleh miring ke kiri ke kanan untuk mencegah trombosis lalu duduk,berjalan dan latihan-latihan senam ( Wiknjosastro, 2006 : 242). Senam Nifas Senam yang dilakukan pada masa nifas Tujuan :
Memulihkan kekendoran otot sesudah kehamilan dan
persalinan
Memperkuat
otot-otot
yang
mengendor
waktu
kehamilan
Memperlancar pengeluaran Lochea
Mempercepat involusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam senam nifas
Ibu nifas cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter
Ibu tidak mempunyai komplikasi ( Post SC, infeksi
puerpueralis )
Dimulai dari yang amat ringan, misal : menarik nafas
panjang, miring kiri dan miring kanan Beberapa gerakan dan fungsinya 1.
Untuk meratakan perut dan merampingkan
pinggul
12
Berbaring terlentang dengan kedua lutut
dibengkokkan. Tarik ke dalam otot-otot dinding perut dan pertahankan dengan penguat perut, angkat kepala dan bahu serta julurkan tangan ke arah kaki.
Merangkak dengan tangan dan lutut di
lantai. Tarik otot-otot perut agar masuk dan bengkokkan lutut kanan ke dagu, kemudian luruskan kebelakang sebelum menempatkannya ke bawah lagi.
Duduk di atas panggul kiri dengan
tungkai dibengkokkan ke kanan. Berlutut tegak lurus dan ubah sehingga anda duduk diatas panggul.
Berbaring terlentang dengan kedua lutut
dibengkokkan tnggi keatas, masukkan otot-otot dinding perut, serta julurkan tangan kanan melintang diatas dada serta menggapai kebawah kearah pergelangan kaki kiri.
Berbaring terlentang dangan tangan lurus
disamping tubuh, angkat tungkai kanan dan bawa kearah tangan kiri yang memuntir dari pinggang serta pertahankan lengan rata pada lantai.
Duduk pada lantai dengan punggung
lurus dan lengan dijulurkan ke depan, pertahankan perut ke dalam dan kemudian berjalan maju lalu mundur. 2.
Memperkuat dasar panggul
Berbaring terlentang diatas lantai dengan kaki diatas bangku. Tarik ke atas dasar panggul dan kemudian angkat bokong keatas sehingga badan membentuk garis lurus dari tumit ke bahu lalu turunkan perlahan-lahan. 3.
Membentuk payudara
Dengan duduk, berdiri atau berlutut pertahankan lengan horisontal
di
depan
dengan
masing-masing
tangan
mencekaplengan diatas, sisi yang lain tetap diatas siku, cekap
13
masing-masing lengan dengan kuat dan dorong lengan bersama-sama, pertahankan kemudian istirahat. 7) Riwayat ketergantungan Jamu untuk melancarkan peredaran darah juga untuk laktasi dan menguatkan badan ( Ibrahim, 1993 : 32 ). Kebiasaan merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik secara
langsung
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan bayi ( Manuaba, 1998 : 140 ). Merokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
di
dalam tubuh, termasuk pembuluh – pembuluh darah pada uterus sehingga menghambat proses involusi, sedangkan alkohol dan narkotik mempengaruhi kandungan ASI yang mempengaruhi langsung perkembangan psikologis bayi dan mengganggu proses bonding antara ibu dan bayi. 8) Sosial budaya Kebiasaan yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan :
Menghindari makanan berprotein, seperti ikan / telur
karena ibu menyusui perlu tambahan kalori sebesar 500 kalori/hari.
Penggunaan bebet perut segera pada masa nifas (2-4
jam pertama )
Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus
berkontraksi karena merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri
Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama
pada 1 jam pertama setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan batin ibu dan bayi untuk memulai menyusu ( Saifudin, 2002 : N29 ). 9) Keadaan psikososial spiritual Bonding terjadi saat ibu dan ayah menerima dan mengenali bayinya, senyum, memeluk, meneliti dan memberikan tanda positif tentang bayinya. Reaksi negatif seperti sedikit menggendong bayi,
14
menjadi apatis dan memberikan tanda tidak baik bagi bayinya. Bila orang tuia merasakan poisitif tentang bayinya seperti mereka lebih banyakmendapat ketrampilan dalam perawatan anak dan sedikit kemungkinan untuk memperlakukan anak dengan salah atau melalaikan bayinya disaat mendatang ( Hamilton, 1995 : 293 ). Menurut beberapa penelituan, menerima peran sebagai orang tua meliputi tahap ketergantungan ( Taking-In ) :
Tejadi pada hari ke-1 dan 2 post partum
Menurut Rubin ( 1961 ) saat tersebut adalah ‘fase
taking-in ‘ ( menerima yaitu waktu dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan )
Memfokuskan energi pada bayinya dan selalu
membicarakan pengalaman melahirkan berulang-ulang
Masa
ini
mempersulit
dan
mengurangi
ketrampilannya untuk berkonsultasi pada informasi baru, maka instruksi harus berkali-kali ( Hamilton, 1995 :294 ).
2.
Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum Kesadaran penderita dan keluhan yang terjadi setelah melahirkan (Manuaba, 1998 : 194 ). b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : pada beberapa kasus ditemukan keadaan
hypertensi post partum. Tetapi ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan tanpa pengobatan (Sarwono, 2006 : 241 ).
Nadi
:
Nadi
berkisar
umumnya
antara
60-8-
denyutan/menit. Segera setelah partus dapat terjadi brakhikardia. Bila terdapat takikardi sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vikum kardis pada penderita.
15
Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan suhu badan ( Wiknjosastro, 2006 : 214 ).
Suhu : Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2ºC.
Sesudah partus dapat naik 0.5ºC dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38ºC, sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari 38ºC mungkin ada infeksi ( Wiknjosastro, 2006 : 240 ).
Pernafasan : Keadaan pernafasan akan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya (Ibrahim, 1993 : 79).
c. Pemeriksaan Fisik
Mata : Observasi terutama konjungtiva apakah pucat ?
( Depkes RI,1994 ).
Muka : Setelah melahirkan, warna muka ibu akan kelihatan
pucat, disebabkan adanya perdarahan ( Christina, 1993 : 79 ).
Mulut : Observasi bibir dan rongga mulut. Apakah bibir
k.ering atau pucat ? Warna rongga mulut, sariawan dan bau mulut. Observasi lidah untuk mengetahui bentuk dan warnanya ( Depkes RI, 1994 : 21 ).
Gigi : Observasi gigi dan gusi, apakah ada karies, gigi
palsu, gigi yang hilang, infeksi gusi dan sariawan ( Depkes RI, 1994 : 21 ).
Dada : Pernafasan normal, irama teratur, tidak ada
wheezing yang merupakan asma, bunyi jantung normal.
Payudara : Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas
sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae ( Sastrawinata, 1983 : 318 ).
16
Abdomen : Setelah placenta lahir TFU ± 2 jari bawah pusat
( Sarwono, 2006 : 237 ). Kontraksi uterus baik artinya uterus menjadi keras, atau kontraksi lembek, uteris terasa lemah ( Ibrahim, 1993 : 80 ).
Kandung kemih : Dinding kandung kemih memperlihatkan
oedema dan hiperanemia, kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah ( Sastrawinata, 1983 : 318 ). Dalam waktu 6 jam harus bisa kencing, kalau sampai 8 jam PP belum dapat kencing / kencing belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateter, kandung kencing harus diusahakan tetap kosong ( Sastrawinata, 1983 : 326 ).
Genetalia : Luka-luka pada jalan lahir bila tidak ada infeksi
akan sembuh dalam 6-7 hari . Lochea Rubra ( cruenta ) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium ( Rustam Mochtar, 1998 : 116 ). Perineum ada luka episiotomi / ruptur harus bersih, tidak berwarna, tidak oedema dan jahitan harus tertaut dengan baik ( Hamilton, 1995 : 282 ).
Ekstremitas : Normal, tidak terdapat flegmasia alba dolens
yang merupakan salah satu bentuk infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis yang terinfeksi dan disertai pembentukan trombosit. Dapat menimbulkan gejala klinik : bengkak pada tungkai, berwarna putih, terasa sangat nyeri, tampak bendungan pembuluh darah, suhu tubuh meningkat ( Manuaba, 1998 : 316 ). d. Pemeriksaan penunjang e. Terapi yang didapat
B.
Pil zat besi 40 tablet
Vitamin A 200.000 unit ( Saifuddin, 2002 : N26).
ANALISA DATA / DIAGNOSA KONDISI
Diagnosa Kondisi :
17
Ibu post partum, P APIAH, jam / hari, jenis persalinan spontan, belakang kepala,anak hidup,jenis kelamin,laktasi bagaimana,involusa baik atau tidak, lochea yang keluar, kontraksi uterus, keadaan umum. Dangan masalah 1.
Resiko tinggi terhadap infeksi
2.
Resiko tinggi terhadap perdarahan ( Hamilton,
1995 : 282 ). 3.
Potensial
kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan diri dan bayi 4.
Potensial kurangnya pengetahuan ibu mengenai
menyusui, hubungan seksual, dan kontrasepsi 5.
Potensial pecahnya puting susu dan mastitis
sampai dengan kegiatan menyusui ( Hamilton, 1995 : 295 ).
C.
PERENCANAAN
Ibu post partum, P APIAH, jam / hari, jenis persalinan spontan, belakang kepala,anak hidup,jenis kelamin,laktasi bagaimana,involusa baik atau tidak, lochea yang keluar, kontraksi uterus, keadaan umum. Tujuan : masa nifas berjalan normal tanpa komplikasi bagi ibu dan bayi Kriteria : KU ibu baik T : 110/70 mmHg – 130/80 mmHg N : 60 x / menit – 80 x / menit S : 36 – 37,5 °C Rr : 16 – 24 x / menit Kontraksi uterus baik ( bundar dan keras ) Laktasi lancar Involusi menurun secara bertahap, lochea normal : perubahan warna sesuai tahapan hari-hari, pengeluaran lochea lancar, tidak berbau. KU bayi baik
18
Rr : 30 – 60 x / menit S : 36,5 – 37,5 ºC Warna kulit kemerahan ( Wiknjosastro, 2002 : N32 ). Intervensi : a. R/
Jelaskan pada ibu tentang fisiologi nifas Ibu dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan sekarang
b. R/
Observasi KU ibu dan TTV Jika ditemukan suhu tubuh tinggi merupakan tanda dari febris purpueralis
c.
Observasi keadaan proses involusi, TFU, kontraksi uterus
dan pengeluaran lochea R/
Bila ditemukan TFU tidak sesuai dengan hari setelah persalinan merupakan tanda sub involusi
d. R/
Ajarkan vulva hygiene yang benar Genetalia yang kotor dan pengeluaran lochea yang berbau busuk merupakan media kuman dan terjadinya infeksi
e. R/
Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini Tirah baring > 8 jam PP merupakan faktor terjadinya trombosis dan tromboemboli
f. R/
Anjurkan ibu makan dengan nutrisi bagus dan seimbang Lancar tidaknya ASI dan kesembuhan luka jahitan dapat dideteksi dengan gizi yang adekuat
g.
Pengawasan nyeri pada alat genetalia, perineum dan
mammae R/
Nyeri yang berlanjut merupakan tanda infeksi
h.
Ajarkan tentang perawatan payudara
R/
Puting lecet merupakan port de enter
( Pusdiknakes WHO,JHPIEGO.2001 ) Diagnosa Masalah 1.
Resiko tinggi terhadap infeksi
Tujuan : Ibu bebas dari infeksi Kriteria :
19
Tidak terjadi panas / demam Lochea normal, perubahan warna sesuai tahapan hari-hari TTV normal : T : 110/70 mmHg – 130/80 mmHg N : 60 x / menit – 80 x / menit S : 36 – 37,5 °C Rr : 16 – 24 x / menit Intervensi : a.
Observasi tekanan darah, suhu dan nadi
R/
Kenaikan suhu 38°C dalam 24 jam pertama dan terulang selama 2 hari menandakan infeksi
b.
Observasi kontraksi dan pengeluaran lochea
R/
TFU pada awal post partum ±2 cm dibawak pusat, bila meningkat 1-2 cm/ hari menandakan adanya sub involusi. Hal ini terjadi mungkin karena jaringan placenta tertinggal mengakibatkan infeksi
c.
Perhatikan jumlah urin dan lihat tanda-tanda infeksi saluran
kemih R/
Urine yang tetap meningkatkan resiko terhadap infeksi saluran kemih
d.
Ajarkan vulva hygiene yang benar
R/
Mencegah penyebaran infeksi
e.
Anjurkan ibu makan makanan tinggi protein, vitamin C dan zat
besi serta minum air ± 3 liter/hari R/
Meningkatkan daya tahan tubuh
( Pusdiknakes WHO,JHPIEGO.2001 )
2.
Resiko tinggi terhadap perdarahan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi Kriteria : KU ibu baik,tidak anemis,konjungtiva palpebrae merah muda Kontraksi uterus baik, perdarahan tidak lebih dari 500 cc
20
Intervensi a.
Observasi kontraksi uterus, keadaan kandung kemih
R/
Kandung kemih penuh mengganggu kontraksi uterus dan menyebabkan perubahan posisi dan relaksasi fundus
b.
Observasi intake dan output cairan
R/
Mencegah dehidrasi
( Pusdiknakes WHO,JHPIEGO.2001 ) 3.
Potensial kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan
bayinya Tujuan : Ibu dapat melakukan
perawatan diri dan bayinya secara
mandiri Kriteria : Ibu dapat melakukan teknik perawatan diri dan bayinya dengan benar Intervensi : a.Kaji lebih lanjut tentang pengetahuan ibu
mengenai perawatan
nifas dan bayi b.
Berikan penjelasan tentang perawatan nifas dan bayi
yang dapat dilakukan ibu dengan teknik yang benar c.
Lakukan demonstrasi sekaligus bersama ibu tentang
teknik perawatan nifas, bayi dan benarkan jika ibu melakukan kesalahan ( Pusdiknakes WHO.JHPIEGO.2001 ) 4.
Potensial kurangnya pengetahuan mengenai menyusui, hubungan
seksual dan kontrasepsi. Tujuan : Ibu dapat memahami penjelasan petugas Kriteria : Ibu dapat menjelaskan kembali secara singkat seperti yang dijelaskan petugas. Intervensi : a.
Jelaskan tentang manajemen laktasi yang benar
R/ Ketidaktahuan ibu tentang laktasi akan berpengaruh buruk terhadap ASI dan bayi b.
Jelaskan tentang KB yang tidak mempengaruhi laktasi
21
R/ Jelaskan hubungan seks setelah nifas c.
Jelaskan tentang KB yang tidak mempengaruhi laktasi
R/ KB yang tidak baik pada ibu kemungkinan berpengaruh terhadap proses laktasi.(Pusdiknakes WHO.JHPIEGO.2001) 5.
Potensial pecahnya puting susu dan mastitis sampai dengan
kegiatan menyusui Tujuan
: Tidak ada pecah puting dan mastitis
Kriteria
: Laktasi lancar Mamae tidak bengkak
Intervensi : a.
Jelaskan
dan
anjurkan
cara
perawatan payudara yang benar R/ Jika ibu memahami perawatan payudara yang benar, maka kelancaran proses laktasi terjamin. b.
Jelaskan
dan
anjurkan
cara
massage payudara yang benar R/ Kelancaran laktasi dideteksi melalui cara perawatan payudara c.
Jelaskan
tentang
manajemen
laktasi R/ Kepuasan bayi menyusui dan lancarnya pengeluaran ASI dapat diketahui dengan keadaan manajemen laktasi dari Ibu. (Wiknjosastro, 2006 : 259 – 280).
D.
PELAKSANAAN
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman. Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan kepada ibu nifas normal sesuai dengan rencana yang telah disusun berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah timbul.
22
Didalam tahap ini bidan melakukan observasi sesuai kriteria evaluasi yang di rencanakannya. Beberapa hal yang mendapat perhatian dalam tahap pelaksanaan adalah; -
Intervensi yang dilakukan harus berdasarkan
prosedur tetap yang lazim di lakukan. -
Pengamatan yang dilakukan secara cermat dan
tepat sesuai dengan kriteria dan evaluasi yang telah ditetapkan. -
Pengendalian keadaan pasien/ klien sehingga
secara berangsur-angsur mencapai kondisi yang diharapkan. (Pusdiknakes, 1994).
E.
EVALUASI
Pada langkah ini dilakukan evaluasi klasifikasi dari asuhan yang mudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah didefinisikan didalam masalah diagnosa/ masalah. Langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan dalam bentuk SOAP. S
: Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa
O : Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment. A : Assesment Menggambarkan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
P
1.
Diagnosa/ masalah
2.
Antisipasi diagnosa lain/ masalah potensial
: Plan
23
Menggambarkan
pendokmentasian
dari
berdasarkan assesment. (Pusdiknakes, 1994 ).
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN DATA 1. Data Subyektif
24
perencanaan
evaluasi
a. Biodata Nama
: Ny.I
Tn. E
Umur
: 25 tahun
30 th
Agama
: Islam
Islam
Suku/ Bangsa
: Jawa/ Indonesia
Jawa/ Indonesia
Pendidikan
: SMP
SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Penghasilan
:-
Rp.600.000,-/bln
Status marital
: Menikah
Menikah
Umur kawin
: 24 tahun
29 tahun
Lama/ berapa kali kawin
: 1 tahun/ 1 x
1 tahun/ 1 x
Alamat
: Dsn Pondok,Ds Macanan,Kec.Jogorogo
Tanggal/ jam pendataan
: 10 Juni 2010 pukul 13.00 WIB
Tempat pendataan
: Poned Puskesmas Jogorogo
Keluhan Utama Ibu mengatakan nyeri pada payudara dan belum bisa BAB. b. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti sesak nafas, jantung berdebar, batuk yang lama/ menahun, penyakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kuning dan penyakit dengan gejala mengeluarkan cairan dari kemaluan yang berbau dan membuat gatal. 2) Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit seperti sesak nafas, jantung berdebar, batuk yang lama/ menahun, penyakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kuning dan penyakit dengan gejala mengeluarkan cairan dari kemaluan yang berbau dan membuat gatal. Ibu mengatakan pernah sakit batuk pilek dan sembuh setelah dibelikan obat ditoko.
25
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dari keluarga ibu atau suami tidak ada yang pernah menderita penyakit menurun seperti penyakit jantung, sesak nafas, dan kencing manis dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti batuk yang lama/ menahun dan penyakit kuning. 4) Riwayat Kebidanan -
Haid Ibu mengatakan haid pertama kali pada usia 13 tahun, haid rutin setiap 28-30 hari, lamanya 5-7 hari. Pada hari pertama dan kedua ganti pembalut 3x sehari, hari ke 3 sampai selesai ganti pembalut 2x sehari. Pada hari pertama sampai ketiga darah keluar berwarna merah disertai sedikit gumpalan, pada hari keempat sampai selesai darah kaluar berwarna merah sedikitsedikit
kemudian
menjadi
kecoklatan.
Ibu
mengatakan
mengeluh pada hari pertama haid, dan mengalami keputihan selama + 2 hari, berwarna putih jernih dan tidak berbau. -
Riwayat kehamilan sekarang Sejak hamil muda ibu tidak memiliki keluhan seperti mual atau muntah yang menghilang pada kehamilan 4 bulan, hanya beberapa kali ibu merasa pusing tetapi segera sembuh setelah istirahat. Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya pada bidan, ibu periksa sebanyak 5 kali yaitu 1 kali pada kehamilan 4 bulan, 2 kali pada trimester II yaitu kehamilan 5 bulan dan kehamilan 6 bulan, 2 kali pada trimester III yaitu kehamilan 7 bulan dan kehamilan 9 bulan. Ibu mulai merasakan gerakan janin 4 bulan yang lalu. Pada saat periksa hamil ibu mendapat imunisasi TT 2 kali yaitu pada usia kehamilan 5 dan 6 bulan. Selain itu ibu juga mendapat vitamin antara lain vitamin B komplek, vitamin C, dan tablet Fe 90 tablet
diminum
semua,
penyuluhan
tentang
perawatan
payudara, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan melaksanakannya secara rutin di rumah.
26
-
Riwayat Persalinan Sekarang Ibu mengatakan sudah lega melahirkan anak pertama pada tanggal 06-06-2010, pukul 14.30 WIB, bayi laki-laki, lahir spontan dan langsung menangis. BB 3900 gram, PB 51 cm, tidak ada kelainan. Pukul 14.35 placenta lahir spontan, lengkap, perdarahan + 200 cc, pada perineum terdapat luka episotomi dan dijahit, setelah bayi lahir bayi dirawat bersama ibu.
-
Riwayat Nifas Sekarang Ibu mengatakan terasa nyeri pada daerah luka jahitan dan belum bisa BAB. Ibu mengatakan masih mengeluarkan cairan kekuningan dari kemaluan, tidak terlalu banyak, ibu sudah menyusui bayinya, namun sejak tadi jarang disusukan karena putting susu lecet membuatnya tidak nyaman. Ibu ingin memberi ASI saja sampai usia 6 bulan dan melanjutkannya sampai usia 2 tahun sesuai anjuran bidan.
-
KB Sebelumnya ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Setelah kelahiran anak pertama ini ibu berencana untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dan alat kontrasepsi yang ibu pilih adalah suntik karena dirasa paling mudah.
5) Pola Kebiasaan Sehari-hari -
Nutrisi Selama hamil : Ibu makan 3x sehari, porsi sedang habis, komposisi
nasi,
sayur
(wortel,
bayam,
kangkung dan ketela), lauk (tahu, tempe, telur, kadang ayam atau daging), kadang ditambah buah pisang, semangka, jeruk. Selama nifas : Makan 3 kali sehari, porsi sedang, habis, komposisi nasi, sayur (wortel,bayam ), lauk (tempe, tahu,kadang ayam atau daging) dan buah pisang, minum air putih + 4 gelas. -
Eliminasi
27
Selama hamil : Waktu hamil muda, kencing 5-6 x sehari, berkurang pada hamil 4 bulan, kemudian pada akhir kehamilan sering lagi 6-7 x sehari. BAB 1 kali sehari sampai usia kehamilan 8 bulan. Pada usia kehamilan 9 bulan BAB 2 – 3 x sehari tetapi sedikit-sedikit dan agak lembek. Selama nifas : Ibu sudah kencing 3 jam setelah melahirkan dan belum BAB sampai nifas hari ke-5. Pada hari ini ibu sudah kencing sekitar 3 kali. -
Aktifitas Selama hamil : Kegiatan
ibu
selama
hamil
melakukan
kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti memasak, menyapu dan mencuci. Selama nifas : Ibu sudah berjalan-jalan sekitar rumah. Istirahat/ Tidur Selama hamil : Tidur siang + 1 jam dan tidur malam mulai pukul 21.00 dan bangun pukul 04.30 WIB. Selama nifas : Setelah melahirkan ibu tidur + 1 jam, pada malam hari ibu tidur sebentar-sebentar karena sering terbangun saat bayinya menangis. -
Personal Hygiene Selama hamil : Ibu mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x, keramas 3 x seminggu, ganti baju 2 x sehari , ganti CD 2-3 x sehari. Membersihkan payudara setiap hari mulai usia kehamilan 7 bulan. Cebok setiap kali mandi dan selesai kencing atau BAB. Selama nifas : Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 x dan ganti pembalut 3 x dalam 1 hari. Setelah BAK, cebok dari arah depan ke belakang.
-
Riwayat Ketergantungan
28
Selama hamil : Ibu
dan
ketergantungan
suami
tidak
merokok,
mempunyai
minum-minuman
keras, minum obat bebas, dan minum jamu jamuan. Selama nifas : Ibu tidak memiliki
ketergantungan obat-
obatan apapun, ibu hanya minum obat dan vitamin yang diberikan bidan. 6) Latar Belakang Sosial Budaya Ibu tidak berpantang pada jenis makanan tertentu (seperti telur,daging dan ikan) . Tidak ada kebiasaan tidak keluar rumah sebelum 40 hari, ibu tidak membuang ASI yang keluar pertama kali,ibu tidak biasa pijat perut. 7) Keadaan Psikososial dan Spiritual Kehadiran bayi ini sangat diharapkan. Ibu dan keluarga sangat gembira dengan kelahiran anak dan cucu mereka. Sebagai umat Islam, dalam sholatnya ibu dan keluarga senantiasa memohon kesehatan dan keselamatan bagi ibu dan bayinya. 8) Kehidupan Seksual Selama 40 hari setelah persalinan ibu tidak akan melakuan hubungan dan berhubungan lagi setelah 40 hari. 2. Data Obyektif a. Keadaan Umum Kesadaran : Komposmentis b. Tanda-tanda vital T : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S
R : 18 x/menit
: 37,5 °C
c. Pemeriksaan antropometri TB : 155 cm BB : 45 kg d. Pemeriksaan fisik 1) Penampilan
29
Cara berjalan normal, bentuk tubuh normal. 2) Rambut/kulit kepala Rambut berwarna hitam, penyebaran merata, tidak rontok,tidak mudah dicabut, dan kulit kepala bersih 3) Muka Tidak oedem, terlihat bersih, tidak sembab, Mata Tidak ada oedem kelopak mata, conjumgtiva palpabera merah muda, sclera putih. 4) Hidung Bentuk simetris, tidakada kelainan fungsi, tidak ada secret. 5) Mulut/Gigi Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, dan tidak ada epulis. 6) Telinga Bentuk simetris, tidak ada kelainan fungsi, bersih tidak ada serumen. 7) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid,tidak ada bendungan vena jugularis. 8) Thorax/ payudara Pernapasan
normal,
pembesaran
payudara
simetris,
hiper
pigmentasi areola mammae, kelenjar montgomeri tampak jelas, papilla menonjol dan lentur,tampak lecet. ASI sudah keluar namun payudara teraba penuh karena sejak pagi jarang disusukan.
9) Abdomen TFU teraba di pertengahan antara symphisis, kontraksi uterus baik, uterus keras dan bundar, posisi uterus ditengah dan kandung kemih kosong.DDR :2/3,ada perabaan skibala pada palpasi abdomen kiri bawah.. 10) Genetalia
30
Ada luka episotomi dengan kondisi luka jahitan episotomi baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, lochea sanguinolenta, tidak oedema dan tidak ada varises. 11) Anus Tidak ada hemoroid, bersih Ekstremitas atas
:
Simetris, tidak oedema.
Ekstremitas bawah : Tidak oedema, tidak varises, simetris, tidak ada kelainan fungsi. e. Terapi yang didapat tanggal 06-06-2010 -
Amoxicillin 500gr 3 x 1
-
Asam mefenamat 3 x 1
-
Vitamin A
-
Fe 40 1 x 1
-
Yodium
f. Keadaan Bayi pada Hari Ke-5 KU bayi baik
Kesadaran : sadar/tenang
Warna kulit kemerahan
Gerak aktif
Menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik
Turgor baik
Tonus otot baik
Tali pusat bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
BB lahir : 3900 gram
BB waktu pemeriksaan : 3800 gram
Analisa Data Tanggal/Jam Diagnosa/ Masalah Data Dasar 10-06-2010 P10001, post partum hari S : - Ibu mengatakan sudah lega Pukul 13.00
ke 5, laktasi normal,
melahirkan anak pertamanya
involusi normal, lochea
dengan selamat, tanggal 06
31
normal, KU ibu dan bayi baik.
Juni 2010 pukul 14.30 WIB. - Ibu mengatakan belum BAB pada hari ke-5 post partum - Ibu
mengatakan
menyusui sejak
sudah
bayinya
tadi
namun
pagi
jarang
disusukan.karena
putting
susu lecet O : - Kontraksi keras
uterus
dan
teraba
bundar,
pertengahan
TFU
pusat
symphisis,
dan
lochea
sanguinolenta (warna kuning kecoklatan, bau khas) - Payudara
tegang
dan
membesar, ASI sudah keluar (+/+),tampak putting
susu
lecet. - KU bayi baik PB : 51 cm BB : 3800 gram Kesadaran : sadar/tenang, Warna
kulit
kemerahan,Gerak
aktif,
Menetek
kuat,
reflek
menghisap
dan
menelan
baik, Turgor baik, Tonus otot baik, Tali pusat bersih, tidak
ada
tanda
tanda
infeksi, BB lahir : 3900 gram,
BB
pemeriksaan : 3800 gr
32
waktu
10-06-2010
Bendungan ASI
S : Ibu mengatakan payudaranya terasa nyeri O : - Payudara ibu teraba tegang, penuh
dan
besar,
areola
dipencet keluar ASI.Tampak putting susu lecet. - Suhu tubuh Ibu 37,8 0C 10-06-2010
Konstipasi
S : Ibu mengatakan belum BAB selama 5 hari. BAK lancar 5-6 x sehari O : Palpasi abdomen kiri bawah ada perabaan skibala.
B. DIAGNOSA P10001, post partum hari ke 5, laktasi normal involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik, dengan masalah bendungan ASI dan belum BAB Prognosa : Baik
C. PERENCANAAN Tanggal/ jam
: 10-06-2010 pukul 13.30 wib.
Diagnosa/ Masalah : P10001, post partum hari ke 5, Laktasi normal, involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik. Tujuan dan Kriteria : Ibu dapat melewati masa nifas dengan lancar tanpa komplikasi. Kriteria -
: KU ibu baik
T : 110/70 – 140/90 mmHg N : 76 – 84 x/menit R : 16 – 24 x/menit S : 365 °C – 375 °C - ASI keluar lancar -
TFU turun 1 cm perhari, hingga hari ke 10 tidak teraba lagi
33
-
Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
-
Lochea lancar dan normal, perdarahan tidak lebih dari 500 cc
-
Lochea rubra hari ke 1-2
-
Lochea sanguinolenta hari ke 3-4
-
Lochea serosa hari ke 5-9
-
Lochea alba hari ke 10
-
Eliminasi lancar
-
Intervensi : 1. R/
Beri tahu hasil pemeriksaan pada ibu Ibu mengetahui keadaan dirinya dan lebih kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. R/ 3. R/ 4.
Beri penjelasan tentang fisiologi nifas. Ibu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas/ patologis nifas Deteksi dini adanya kelainan sehingga bisa segera ditangani Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas yang meliputi :
nutrisi, personal hiegiene, aktivitas, istirahat, perawatan payudara, senam nifas, perawatan bayi baru lahir. R/
Ibu bisa menjalankan aktivitas sehari-hari selama masa nifas dengan baik.
5.
Observasi TTV (Tensi, Nadi, Suhu, Pernapasan), eliminasi,
perdarahan kontraksi uterus, TFU dan laktasi dan lochea. R/ 6.
Deteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera ditangani Berikan terapi Fe 40 butir /1x1 hari,dan asam mefenamat 3x1 /hari
dan jelaskan cara meminumnya R/
Fe
mencegah
anemia
selama
post
partum,asam
mengurangi nyeri. 7. Lakukan kunjungan ulang 3 hari lagi ( 13-06-2010 )
Tanggal/ jam
: 10-06-2010 pukul 13.35 WIB.
Diagnosa/ Masalah : Bendungan ASI. Tujuan dan Kriteria : Ibu dapat menyusui dengan lancar.
34
mefenamat
Kriteria
: -
Rasa nyeri pada payudara berkurang.
-
Payudara tidak tegang,putting susu tidak lecet.
-
Ibu merasa nyaman.
-
Bayi bisa menyusu dengan lancar.
Intervensi : 1. Jelaskan pada ibu tentang pengertian bendungan ASI dan fisiologinya. R/
Ibu akan mengerti dengan masalahnya, sehingga tidak perlu cemas.
2. Jelaskan pada ibu tentang cara mengatasinya. R/
Ibu bisa mengurangi rasa nyeri pada payudara dan bisa menyusui dengan lancar.
3. Jelaskan pada ibu tentang manajemen laktasi R/
Teknik menyusui yang benar bisa membuat ibu dan bayi nyaman.
Tanggal/ jam
: 10-06-2010 pukul 13.40 WIB.
Diagnosa/ Masalah : Konstipasi Tujuan dan Kriteria : Ibu dapat BAB setelah post partum Kriteria
: -
Ibu bisa BAB tanpa rasa takut. Ibu merasa nyaman.
Intervensi : 1. Berikan penjelasan tentang eliminasi post partum yang normal. R/
Ibu mengerti bahwa ibu harus bisa BAK 6 jam post partum dan
BAB 3 hari post partum. 2. Anjurkan makan-makanan yang mengandung karbohidrat,protein dan tinggi serat R/
Mempermudah pengeluaran faeces,membantu metabolisme usus.
3. Anjurkan untuk minum ±8-10 gelas perhari dan air hangat. R/
Mencegah agar tidak terjadi pengerasan faeces.
4. Anjurkan ibu untuk mobilisasi umum R/
Memperlancar peredaran dan membantu peristaltic usus.
5.Berikan obat pencahar bila lebih dari 3 hari belum bisa BAB.
35
R/
Dengan pemberian
pencahar,akan membantu
meningkatkan
peristaltic usus dan melunakkan konsistensi faeces. D. PELAKSANAAN a. 10-06-2010 pukul 13.45 WIB Diagnosa/ Masalah : P10001, post partum hari ke 5, Laktasi normal, involusi normal, lochea normal, Ku ibu dan bayi baik Implementasi : 1. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu baik dan bayi sehat. 2. Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas meliputi: -
Laktasi
: Keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
-
Involusi
: Proses kembalinya alat-alat kandungan ke dalam semula seperti sebelum hamil karena fungsinya telah selesai yaitu memberikan tempat untuk janin dan memberikan nutrisi.
-
Lochea
: Pengeluaran cairan / sekret y ang berasal dari r ahim melalui jalan lahir
• Hari ke 1-2 PP berwarna merah segar • Hari ke 3-7 PP berwarna merah kekuningan • Hari ke 7-14 PP berwarna kekuningan • Lebih dari 14 hari berwarna putih. 3.
4.
Menjelaskan kepada ibu tentang patologis nifas, yaitu : -
Demam tinggi
-
Perdarahan berlebihan dari vagina
-
Penglihatan kabur
-
Pusing berlebihan
-
Infeksi luka jahitan perineum
Menjelaskan tentang kebutuhan dasar ibu nifas, meliputi :
• Nutrisi -
Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi dan
36
tambahan 500 kalori per hari, porsi 1-2 piring lebih banyak dari biasanya. -
Sebaiknya makanan yang mengandung cukup protein, cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan karena wanita masa nifas mengalami hemokonsentrasi.
-
Minum air putih 8-10 gelas /hari dan bila perlu ditambah susu.
•
Eliminasi Menganjurkan ibu untuk BAK dan BAB secara teratur dan menghindari menahannya bila ada rangsangan. Karena bila ditahan akan menghambat proses involusi rahim.
•
Personal Hygiene -
Menganjurkan ibu mandi 2x /hari, membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih dari depan ke belakang (dari vulva ke anus) setiap BAK dan BAB.
-
Menyarankan ibu mengganti pembalutnya tiap kali basah atau minimal 2x/hari.
-
Menyarankan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah vulva.
•
Istirahat / Tidur -
Menganjurkan
ibu
untuk
istirahat
cukup,
tidur
siang/beristirahat saat bayinya tidur untuk mencegah keletihan yang berlebihan. -
Menjelaskan kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
◊
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
◊
Memperlambat
proses
involusi
rahim
dan
memperbanyak perdarahan.
◊
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
•
Aktivitas
37
-
Menganjurkan ibu agar mobilisasi sesuai kemampuannya, tidak perlu tidur terlentang di tempat tidur.
-
Menganjurkan ibu agar melaksanakan senam nifas secara teratur untuk mengembalikan otot perut dan panggul kembali normal.
-
Menganjurkan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan mulai dari yang paling ringan dulu.
-
Menganjurkan ibu untuk senam nifas, seperti :
◊
Tidur terlentang, kedua tangan di atas perut, kedua lutut ditekuk, tarik nafas melalui hidung dengan mengembungkan perut, tiup nafas lewat mulut dengan mengempiskan perut ( 8x )
◊
Posisi sama dengan di atas, kencangkan otot perut, tarik nafas lewat hidung dengan mengangkat dada bagian bawah, tahan beberapa saat kemudian hembuskan nafas lewat mulut dengan keadaan perut kencang ( 8x ).
◊
Posisi duduk, kedua tungkai lurus dan terbuka, kedua lengan menyangga badan. - Gerakan pergelangan kaki ke depan dan kebelakang (8x) -
Memutar pergelangan kaki ke kanan 4x, kiri 4 x
- Memutar pergelangan kaki ke arah dalam, putar kembali ke luar (8x). -
◊
Buka dan tutup jari-jari kaki (8x)
Untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dengan latihan kegel (posisi tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk). Kencangkan otot-otot vulva dan vagina
sekencang-kencangnya
secara
bertahap.
Tahan beberapa saat kemudian lepaskan (12x). Atau dengan posisi satu lutut ditekuk dan lutut lain lurus.
38
Menekankan lutut yang lurus ke bed bersamaan dengan mengurutkan otot vulva dan vagina.
•
Hubungan seksual Menganjurkan ibu untuk mulai melakukan hubungan seksual setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan bila masa nifas telah selesai. Akan tetapi keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
•
Keluarga Berencana Menganjurkan ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang menurutnya cocok dan tidak mengganggu laktasi, yaitu : 1.
Metode sederhana : pantang berkala
2.
Metode efektif
φ . Pil Progestin (mini pil) Keuntungan
: Tidak
mempengaruhi
mengganggu kesuburan
ASI,
hubungan cepat
tidak seksual,
kembali,
dapat
dihentikan setiap saat. Kerugian
: Gangguan amenorhea),
pada
haid
(spotting,
peningkatan/penurunan
BB, timbul jerawat dan bulu/rambut di daerah muka. Kontraindikasi :Hamil / diduga hamil, perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas dan sering lupa minum pil.
φ
Implan Keuntungan
: Tidak
mengganggu
ASI,
tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mengganggu senggama, daya tahan tinggi, dapat digunakan ± 3 tahun. Kerugian
: Perdarahan
bercak,
hipermenorrhea,
serta amenorrhea. Kontraindikasi: Hamil di duga hamil, kanker payudara,
39
mioma
uteri,
gangguan
toleransi
glukosa, perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas.
φ
AKDR dengan progestin Keuntungan
: Proteksi
selama
berpengaruh segera
1
pada
kembali
tahun, ASI,
tidak
kesuburan
sesudah
AKDR
diangkat, mengurangi nyeri haid dan darah
haid,
tidak
mengganggu
senggama. Kerugian
: Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genetalia sebelum pemasangan AKDR, KET relatif tinggi, mahal, resiko terjadi penyakit radang panggul. Kontraindikasi:
Menderita
vaginitis,
salfingitis, endometritis, riwayat KET, kanker payudara.
φ
Suntikan Progestin Keuntungan
: Pencegahan kehamilan jangka panjang (DMPA 3 bulan, Depo Noristerat 2 bulan), tidak berpengaruh terhadap ASI, dapat digunakan perempuan lebih dari 35 tahun sampai pre menopause, membantu mencegah kanker rahim dan KET.
Kerugian
: Siklus
haid
memanjang/memendek,
perdarahan banyak/sedikit, perdarahan bercak,
tidak
haid
sama
sekali,
kekeringan pada vagina, menurunkan libido dan timbul jerawat. Kontraindikasi: Kanker payudara, DM,
40
perdarahan
pervaginam tanpa sebab yang jelas, hamil/diduga hamil. 3.
Metode mantap
φ
Tubektomi Keuntungan
: Tidak
ada
efek
samping
jangka
panjang, tidak mengganggu senggama, tidak
mengganggu
produksi
ASi,
mengurangi resiko kanker payudara, menggunakan
teknik
pembedahan
sederhana. Kerugian
: Permanen, rekanalisasi tidak menjamin pulihnya kesuburan, tidak melindungi terhadap PMS, resiko KET
Kontraindikasi: Infeksi trombosis
panggul vena
akut, dalam,
anemia, perdarahan
pervaginam tanpa sebab yang jelas, kanker ginekologik.
φ
Vasektomi Keuntungan
: Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu produksi hormon pria.
Keuntungan
: Tidak melindungi terhadap PMS
Kontraindikasi: PMS, anemia berat, verikokel besar, parut skrotum Setelah diberi penjelasan, ibu masih ingin merundingkan rencana KB dengan suami Mengajarkan pada ibu cara merawat payudara :
•
Menempelkan kapas yang telah diolesi minyak sayur/baby oil pada puting selama 10 menit kemudian membersihkan puting dengan kapas tersebut.
•
Kedua telapak tangan diolesi baby oil/minyak sayur. Melakukan pengurutan buah dada kanan dengan tangan kanan dan buah dada kiri sengan tangan kiri. Pengurutan dari
41
tengah berputar ke samping kemudian ke bawah berulang (10-15 menit).
•
Pengurutan bagian samping dada ke puting (15-20x)
•
Pengetokan buku-buku jari dengan cepat dan teratur.
•
Selanjutnya penyiraman : - Penyiraman payudara dengan air hangat ± 10x kemudian dengan cepat diganti dengan air dingin ± 10x. - Penyiraman terakhir dengan air hangat diteruskan dengan mandi biasa.
• Perawatan bayi dan imunisasi - Kebersihan bayi, yaitu dengan memandikan bayi tiap pagi, dan sore, tetapi mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi sehingga mempermudah tidur. Saat memandikan sambil dibersihkan dengan air hangat dan waslap pada bagian genetalia. Begitu juga setelah bayi BAB dan BAK kemudian mengganti popoknya. - Perawatan tali pusat yaitu puntung tali pusat dibungkus dengan kasa kering tanpa alkohol dan ramuan-ramuan tradisional lainnya. - Tanda-tanda bayi sakit a Tidak bisa menetek/menyusu b. Tidak bisa minum/malas minum c. Selalu memuntahkan semuanya d. Kejang e. Tidak sadar -
Pemanfaatan posyandu untuk memantau kembang balita, diantaranya berupa :
Pengukuran BB, TB, LK
Pengobatan sederhana
Pemberian vitamin A
Imunisasi
42
Imunisasi penting untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit, misalnya : Tuberculosis, campak, polio, dan sebagainya. Jenis-jenis imunisasi 1)
Hepatitis B
(mencegah penyakit hepatitis B)
2)
Polio
(mencegah penyakit polio)
3)
Campak
(mencegah penyakit campak)
4)
BCG
(mencegah tuberculosis)
5)
DPT
(mencegah difteri, pertusis dan tetanus)
6)
MMR
(mencegah gondongan dan campak)
7)
HIB
(mencegah influenza tipe B)
Jadwal Imunisasi No
Umur
Jenis Imunisasi
1.
0-7 hari
Hepatitis B1
2.
1
BCG
3.
2
Hepatitis B2, DPT 1, Polio 1
4.
3
Hepatitis B3, DPT 2, Polio 2
5.
4
DPT 3, Polio 3
6.
9
Campak, Polio 4
5. Mengobservasi TTV meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan, laktasi, involusi uteri yang meliputi TFU dan kontraksi uterus , lochea (bau, warna, jumlah), dan luka jahitan perineum (adakah tanda-tanda infeksi). 6.
Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai anjuran bidan.
7.
Melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi (13-06-2010)
b. Tanggal/ jam : 10-06-2010 pukul 13.50 WIB. Diagnosa/ Masalah : Bendungan ASI. Implementasi
:
43
1. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menyusui sehingga ibu termotivasi untuk menyusui bayinya secara teratur. 2. Menjelaskan pada ibu bahwa bendungan ASI karena pengeluaran ASI tidak lancar disebabkan ibu takut meneteki karena putting susu lecet,sehingga, payudara terasa penuh, tegang dan nyeri. 3. Menjelaskan pada ibu tentang cara mengatasinya -
Susukan bayi tanpa jadwal, sesuai kebutuhan tiap 2 jam sekali
-
Keluarkan ASI dengan tangan bila ASI melebihi kebutuhan
bayi. -
Untuk mengurangi sakit kompres dengan air hangat
-
Jangan memakai BH yang terlalu ketat
-
Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal
payudara -
Kompres air hangat sebelum menyusui
-
Kompres air dingin setelah menyusui
-
Menghindarkan bahan seperti sabun,alcohol,krim dll,dalam
pencucian putting susu. -
Sehabis menyusui tidak perlu dibersihkan,cukup diangin-
anginkan karena sisa ASI anti infeksi dan pelembut. 4. Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar. -
Cuci tangan sebelum menyusui
-
Posisi ibu dan bayi nyaman selama menyusui
-
Peluk bayi
dan letakkan kepala bayi
pada sikut ibu
keseluruahan tubuh bayi menghadap ke ibu, dagu bayi menyentuh payudara -
Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi termasuk puting susu ibu -
Pada waktu menyusui tekan bagian atas payudara dengan jari
agar bayi dapat bernafas dengan bebas -
Usahakan kaki ibu tidak menggantung
-
Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian
44
-
Pandang mata bayi, gunakan kapas yang dicelup ke air hangat
untuk membersihkan mulut bayi dan sendawakan bayi. 5. Menganjurkan pada ibu untuk -
Minum yang banyak (8-10 gelas/hari)
-
Istirahat yang cukup (6-8 jam / hari)
-
Banyak
mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung
kalori,protein,vitamin dan mineral (gizi seimbang )
c. Tanggal/ jam :
10-06-2010 pukul 13.55 WIB.
Diagnosa/ Masalah : Konstipasi Implementasi : 1. Memberikan penjelasan tentang eliminasi post partum yang normal. 2. Menganjurkan
pada
karbohidrat,protein
ibu
dan
makan-makanan
tinggi
serat
serta
yang
mengandung
buah-buahan
untuk
memperlancar proses BAB. 3.
Menganjurkan ibu untuk minum air ±8-10 gelas perhari dan air hangat,untuk mencegah terjadinya faeces keras.
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi umum 5.
Memberikan obat pencahar bila lebih dari 3 hari belum BAB (dulcolax 5mg 2 tablet sehari)
E. EVALUASI 1. Tanggal/ jam : 10-06-2010 pukul 17.00 WIB Diagnosa Masalah : P10001, post partum hari ke 5, Laktasi normal, involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik. S : -Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan yang diberikan mengenai:
•
Kebersihan diri terutama genitalia
•
Kebutuhan istirahat
•
Manfaat mobilisasi dini
•
Pentingnya pemberian ASI eksklusif
•
Perawatan payudara
•
Pentingnya menjaga ketenangan jiwa dan emosi
•
Informasi tentang KB dan waktu yang tepat bersengga
45
Dan ibu mengatakan akan melaksanakannya. - Ibu mengatakan akan merundingkan metode KB apa yang akan dipakai dengan suaminya. O: - KU ibu baik T : 110/70 N : 80 x/menit Rr : 20 x/menit S : 36 °C - KU bayi baik PB : 51 cm BB : 3800gram Kesadaran : sadar/tenang, Warna kulit kemerahan,Gerak aktif, Menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik, Turgor baik, Tonus otot baik, Tali pusat bersih, tidak ada tanda tanda infeksi, BB lahir : 3900 gram, BB waktu pemeriksaan : 3800 gram - Involusi baik TFU pertengahan pusat dengan symphisis Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar Lochea sanguinolenta (warna kuning kecoklatan, bau khas) -
Kolostrum sudah keluar
-
Ibu dapat menjelaskan kembali penyuluhan/ anjuran yang
diberikan -
Ibu dapat melakukan perawatan payudara dengan baik
-
Ibu sudah melakukan mobilisasi
-
Ibu siap dikunjungi 3 hari lagi (13-06-2010)
A: P10001, post partum hari ke 5, Laktasi Normal, involusi Normal, lochea Normal, KU ibu dan bayi baik. Pengetahuan ibu tentang nifas bertambah P : Kaji Ulang pengetahuan ibu tentang nifas fisiologis/patologis, dan kebutuhan dasar pada ibu nifas.
2. Masalah I
Tanggal :10-06-2010, pukul17.00WIB
S : - Ibu mengatakan payudara sudah tidak terlalu tegang.
46
- Ibu mengatakan nyeri pada payudara sudah berkurang. O: - Pada perabaan payudara sudah tidak telalu tegang,putting susu sudah tidak tampak lecet. - ASI keluar lancar, suhu tubuh :36 °C A: Bendungan ASI berkurang, pengetahuan ibu tentang perawatan payudara bertambah P : - Kaji Ulang pengetahuan ibu tentang perawatan payudara - Anjurkan untuk melaksanakannya secara teratur
3. Masalah II
Tanggal 10-06-2010 pukul17.00 WIB
S : - Ibu mengatakan sudah BAB tapi masih sedikit,1x pada sore hari dan tidak takut lagi. O: - Ibu tampak tenang,kelihatan lebih segar dan nyaman.
A: -Gangguan eliminasi (BAB) sudah bisa diatasi,ibu bisa BAB P : - Menganjurkan pada ibu untuk selalu melaksanakan anjuran dari petugas. -Makan-makanan yang mengandung karbohidrat,protein dan berserat tinggi serta buah-buahan. -Minum 8-10 gelas perhari dan air hangat.
Tanda Tangan
(NUR ISROFIYAH)
DAFTAR PUSTAKA
47